• Tidak ada hasil yang ditemukan

NASKAH PUBLIKASI PENGEMBANGAN TANGGUNG JAWAB MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS PADA ANAK KELOMPOK B TK PERTIWI WANGLU TRUCUK KLATEN TAHUN 2012/2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "NASKAH PUBLIKASI PENGEMBANGAN TANGGUNG JAWAB MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS PADA ANAK KELOMPOK B TK PERTIWI WANGLU TRUCUK KLATEN TAHUN 2012/2013"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

1

NASKAH PUBLIKASI

PENGEMBANGAN TANGGUNG JAWAB MELALUI

METODE PEMBERIAN TUGAS PADA ANAK KELOMPOK B

TK PERTIWI WANGLU TRUCUK KLATEN

TAHUN 2012/2013

Disusun Oleh : TUGIYEM NIM : A53B090203

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(2)
(3)
(4)

1

ABSTRAK

PENGEMBANGAN TANGGUNG JAWAB MELALUI

METODE PEMBERIAN TUGAS PADA ANAK KELOMPOK B TK

PERTIWI WANGLU TRUCUK KLATEN

TAHUN 2012/2013

Tugiyem. A53B090203. Jurusan Pendidikan Anak Usia Dini, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta. 2013

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan tanggung jawab anak kelompok B di TK Pertiwi Wanglu Trucuk Klaten Tahun 2012/2013 dengan

menggunakan metode pemberian tugas. Penelitian dilakukan dengan

menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan dalam dua siklus, dan setiap siklus terdiri dari tiga kali pertemuan. Subyek penelitian adalah guru dan anak kelompok B di TK Pertiwi Wanglu Tahun 2012/2013 yang berjumlah 20 anak, terdiri dari 13 putra dan 7 putri. Indikator dalam penelitian ini adalah : bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan, membersihkan dan merapikan peralatan, menggunakan bahan – bahan dengan cara yang benar, dan menjaga barang milik orang lain dan umum. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dokumentasi dan catatan lapangan. Analisis data dilakukan dengan beberapa tahapan, antara lain : menjumlahkan skor yang dicapai anak pada setiap butir amatan, membuat tabulasi skor observasi, menghitung prosentase perkembangan, dan membandingkan hasil prosentase pencapaian setiap anak dengan prosentase keberhasilan yang telah ditentukan. Hasil dari penelitian ini adalah : Prasiklus 25% (5 anak), Siklus I 55% (11 anak) dan Siklus II 80 % (16 anak). Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa metode pemberian tugas dapat mengembangkan tanggung jawab anak kelompok B di TK Pertiwi Wanglu Tahun 2012/2013.

(5)

2

Pendahuluan

Pendidikan anak usia dini ( PAUD ) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang sekolah dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani termasuk pembentukan karakter agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan pada jalur formal, non formal dan informal (Martuti, 2009).

Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang memiliki fungsi utama mengembangkan semua aspek perkembangan anak, meliputi perkembangan kognitif, bahasa, fisik (motorik kasar dan halus), sosial dan emosional (Martuti, 2009 : 46). Selain mengembangkan semua aspek perkembangan anak, Pendidikan Anak Usia Dini juga memiliki peran penting dalam pembentukan karakter dan kepribadian anak yang sesuai dengan nilai – nilai dasar berbangsa dan bernegara.

Pendidikan karakter adalah upaya penanaman nilai – nilai karakter bangsa kepada anak didik yang meliputi pengetahuan, kesadaran atau kemauan dan tindakan untuk melaksanakan nilai – nilai kebaikan dan kebajikan, kepada Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama lingkungan maupun kebangsaan agar menjadi manusia yang berakhlak (Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini, 2011:4). Dalam pelaksanaannya pendidikan nasional karakter bangsa dipadukan dengan lima bidang pengembangan yang diajarkan di sekolah. Anak – anak yang berkarakter baik mempunyai kematangan emosi dan spiritual tinggi, dapat mengelola stressnya dengan lebih baik, yang akhirnya dapat meningkatkan kesehatan fisiknya.

Permasalahan yang dihadapi di TK Pertiwi Wanglu yaitu banyaknya anak yang tidak mau membereskan mainan dan peralatan yang sudah digunakan. Biasanya anak – anak hanya meninggalkan begitu saja setelah bermain tanpa mau merapikannya sendiri, kalau guru meminta untuk merapikan kembali cuma bisa menjawab kalau malas bu guru. Ada juga beberapa anak yang tidak mau

(6)

3

menyelesaikan kegiatan yang diberikan oleh guru. Berdasarkan pengamatan sementara yang dilakukan oleh guru, dari 20 anak hanya ada 5 anak yang mau membereskan mainan yang sudah digunakan.

Penyebab rendahnya sikap tanggung jawab anak kelompok B di TK Pertiwi Wanglu adalah karena guru lebih mengembangkan kemampuan anak dalam bidang membaca, menulis dan berhitung, sedangkan pengembangan sosial emosional dan kemandirian kurang mendapat perhatian. Hal ini juga karena pengaruh dari orangtua anak yang menginginkan anaknya pandai membaca, menulis dan berhitung agar nantinya setelah lulus dari TK bisa memasukkan anaknya ke SD favorit.

Untuk mengatasi permasalahan ini guru harus menggunakan metode yang menarik. Salah satu metode pengajaran yang bisa digunakan untuk meningkatkan tanggung jawab anak adalah dengan metode pemberian tugas, karena metode pamberian tugas mempunyai kelebihan yaitu : memberi kesempatan kepada anak untuk belajar lebih banyak, memupuk rasa tanggung jawab, memperkuat motivasi belajar, membangun hubungan yang erat dengan orang tua, dan mengembangkan keberanian berinisiatif.

Dengan latar belakang diatas, peneliti terdorong untuk melakukan penelitian tentang “Pengembangan Tanggung Jawab Melalui Metode Pemberian Tugas pada Anak Kelompok B TK Pertiwi Wanglu Trucuk Klaten Tahun 2012/2013”.

Metode Penelitian

Penelitian dilaksanakan di TK Pertiwi Wanglu Trucuk Klaten. Adapun alasan peneliti karena peneliti mengajar di TK Pertiwi Wanglu sehingga mengetahui kondisi tanggung jawab yang masih kurang bahkan sangat kurang. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari 2013 - April tahun 2013. Rincian kegiatan penelitian sebagai berikut : penyusunan proposal, pelaksanaan penelitian, perencanaan penelitian, pelaksanaan Siklus I, pelaksanaan Siklus II, dan penyusunan laporan. Adapun subjek penelitian tindakan ini adalah guru dan anak kelompok B TK Pertiwi Wanglu Tahun 2012/2013 berjumlah 20 anak, yang

(7)

4

terdiri dari 13 laki-laki dan 7 perempuan. Objek penelitian adalah metode pemberian tugas dalam upaya mengembangkan tanggung jawab anak.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan Penelitian Tindakan Kelas untuk mengembangkan tanggung jawab anak kelompok B di TK Pertiwi Wanglu Trucuk Klaten Tahun 2012/2013. Penelitian Tindakan Kelas bukan sekedar mengajar seperti biasanya tetapi harus mengandung satu pengertian, bahwa, tindakan yang dilakukan berdasarkan atas upaya meningkatkan hasil, yaitu lebih baik dari sebelumnya. Penelitian Tindakan Kelas itu sendiri dapat didefinisikan sebagai suatu upaya untuk meningkatkan pendidikan dengan melakukan perubahan ke arah perbaikan terhadap hasil pendidikan dan pembelajaran.

Menurut Nizar, dkk (2008:44) Penelitian Tindakan Kelas merupakan proses yang mengevaluasi proses kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan secara sistimatik dan menggunakan teknik-teknik yang relevan. Adapun kegunaan Penelitian Tindakan Kelas adalah untuk memecahkan masalah yang teridentifikasi, meningkatkan tingkat efektifitas dalam proses pembelajaran, prinsip kemitraan, dan meningkatkan profesionalisme guru. Prosedur penelitian PTK difokuskan pada kegiatan pokok yaitu:

1. Perencanaan (planning)

Dalam tahap ini peneliti menjelaskan apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Peneliti menentukan titik atau fokus peristiwa yang perlu mendapatkan perhatian khusus untuk diamati, kemudian membuat instrumen pengamatan untuk membantu peneliti merekam fakta yang terjadi selama tindakan berlangsung.

2. Pelaksanaan (acting)

Pada tahap ini merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan yang telah dibuat. Tindakan harus dilaksanakan dengan baik dan tampak wajar. 3. Pengamatan (observing)

Pada tahap ini peneliti melakukan pengamatan dan mencatat semua hal yang diperlukan dan terjadi selama tindakan berlangsung. Kegiatan pengamatan ini bertujuan untuk memperoleh data kuantitatif dan data kualitatif.

(8)

5

Pada tahap ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan berdasarkan data yang terkumpul, kemudian dilakukan evaluasi guna menyempurnakan tindakan berikutnya. Refleksi dalam PTK mencakup analisis, sintesis dan penilaian terhadap hasil pengamatan atas tindakan yang dilakukan.

Prosedur Penelitian Kelas ini adalah sebagai berikut: 1. Pra Siklus

Pada tahap pra siklus peneliti melakukan pengamatan sikap tanggung jawab terhadap anak kelompok B di TK Pertiwi Wanglu Tahun Ajaran 2012/2013. Pengamatan dilakukan untuk mengetahui kondisi awal anak sebelum dilakukan perbaikan dengan menggunakan metode pemberian tugas.

2. Siklus I

Langkah – langkah yang dilakukan pada siklus I adalah sebagai berikut : a. Perencanaan tindakan

Langkah persiapan pada tahap perencanaan untuk pembelajaran dalam mengembangkan kemampuan tanggung jawab anak menggunakan metode pemberian tugas :

1) Mempersiapkan alat peraga dan media yang digunakan. 2) Mempersiapkan waktu pelaksanaan

Waktu untuk melaksanakan kegiatan ini direncanakan selama ± 35 menit dengan perincian waktu pelaksanaan:

a) 5 menit untuk mempersiapkan alat peraga yang digunakan. b) 15 menit untuk menerangkan kegiatan yang akan dilaksanakan

dan pemberian tugas.

c) 15 menit untuk melaksanakan tugas yang diberikan.

3) Membuat rencana pembelajaran dan mempersiapkan instrumen. Rencana pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini berupa Rencana Bidang Pengembangan (RBP). Sedangkan instrumen merupakan alat yang digunakan untuk mencatat atau mendapatkan data yang diperlukan.

(9)

6

Tindakan dilaksanakan berdasarkan perencanaan yang telah dibuat, bersifat fleksibel dan dapat diubah sesuai dengan kondisi yang ada sebagai usaha ke arah perbaikan. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan secara kolaboratif antara guru sebagai peneliti dan teman sejawat. Pada saat pelaksanaan, peneliti dibantu teman sejawat untuk mengamati proses pembelajaran dan melakukan observasi terhadap anak.

c. Pengamatan / observasi

Pada tahap ini dilakukan pengumpulan data dan informasi untuk mengetahui sampai sejauh mana efektifitas tindakan yang telah dilaksanakan. Dengan bantuan teman sejawat, peneliti melakukan pencatatan mengenai data – data yang dibutuhkan seperti mengisi lembar pengamatan dan melakukan pencatatan anekdot.

d. Refleksi

Setelah kegiatan pelaksanaan tindakan dan hasil observasi dikumpulkan untuk dianalisis kelemahan serta kekurangan yang terjadi. Hasil analisis dalam pelaksanaan pembelajaran yang dibantu teman sejawat sebagai pengamat digunakan untuk menentukan tindak lanjut sebagai upaya untuk mencapai tujuan.

3. Siklus II

Pada Siklus II, tahap pelaksaannya sama seperti Siklus I, tetapi sebelumnya dilakukan perencanaan ulang berdasarkan hasil pada Siklus I sehingga kelemahan dan kekurangan yang ada pada Siklus I dapat diperbaiki pada Siklus II ini.

Data yang diperoleh dalam penelitian ini di dapat dari beberapa sumber, antara lain : Informan atau narasumber yang dapat dipercaya kebenaran informasinya, yaitu anak da guru Taman Kanak – kanak Pertiwi Wanglu dan dokumen – dokumen yang terdiri dari caatatan lapangan, Rencana Bidang Pengembangan (RBP), lembar observasi, penilaian perkembangan anak dan absen.

Metode pengumpulan data adalah suatu kegiatan untuk memperoleh data yang dibutuhkan dan dapat diolah menjadi suatu data yang dapat sajian sesuai

(10)

7

dengan masalah yang dihadapi dalam penelitian ini. Data yang diambil dalam penelitian ini adalah tentang pengembangan tanggung jawab melalui metode pemberian tugas. Metode penelitian data pada penelitian sebagai berikut:

1. Metode Observasi

Observasi adalah merupakan pengamatan dan mencatat semua hal yang diperlukan dan terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung Arikunto (2007:78). Pengumpulan data ini dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan format observasi/pengamatan secara cermat untuk mendapatkan gambaran secara langsung kegiatan belajar siswa. Observasi yang dilakukan meliputi keaktifan berdialog, keaktifan dalam bekerja sama dalam pembelajaran kemampuan berbahasa.

2. Wawancara

Wawancara adalah proses Tanya jawab secara langsung antara pewancara dengan informan (pemberi informasi) guna memperoleh informasi yang lebih terperinci sesuai dengan tujuan penelitian Arifin (2011:170). Wawancara ini dilakukan guru dan peneliti setelah guru melakukan kegiatan pembelajaran yang dimaksudkan untuk memperoleh informasi tentang berbagai yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran kemampuan berbahasa dengan metode bermain peran. Wawancara ini juga dilakukan antara peneliti dengan anak didik hal ini juga dilakukan setelah pembelajaran selesai, untuk mengetahui sejauh mana penguasaan kemampuan dapat diserap oleh anak.

3. Metode Dokumentasi

Dokumentasi adalah instrument berbentuk surat-surat, catatan harian, cendera mata, laporan, foto dan sebagainya. Dokumen ini untuk mengetahui hal-hal yang pernah terjadi di waktu silam. Peneliti menggunakan dokumen ini untuk memperoleh data sekolah dan nama siswa.

Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan untuk mencatat data yang diperlukan yaitu :

(11)

8

tentang catatan hasil pelaksanaan kegiatan. Prosedur penyusunan dan pengisian lembar observasi:

a. Menentukan indikator yang akan digunakan untuk mengetahui peningkatan kemampuan berbahasa lisan anak.

b. Melakukan pencatatan hasil observasi dengan memberi tanda () pada kolom dengan ketentuan sebagai berikut :

**** = sangat berkembang

*** = berkembang sesuai harapan ** = berkembang

* = mulai berkembang

c. Membuat lembar observasi yang digunakan untuk mencatat hasil pengamatan setiap melakukan tindakan. Adapun lembar observasi ini terdiri dari nama siswa, kelompok/semester, indikator.

d. Melakukan pencatatan hasil observasi dengan memberi tanda cheklist (√) pada kolom.

2. Lembar observasi penerapan metode pemberian tugas. Prosedur penyusunan dan pengisiannya sebagai berikut :

a. Menentukan komponen kegiatan pembelajaran yang akan diamati, yakni saat pendahuluan, inti dan penutup.

b. Menjabarkan setiap komponen ke dalam aspek-aspek kegiatan yang dilakukan guru saat melakukan pembelajaran.

c. Melakukan pencatatan hasil observasi dengan memberi tanda checklist (√) pada kolom “Y” jika aspek itu dilakukan oleh guru, dan kolom “T” jika aspek tersebut tidak dilakukan oleh guru pada saat pembelajaran. Penelitian memanfaatkan sudut pandang guru, sudut pandang siswa dari sudut pandang peneliti. Guru dapat menjelaskan tentang maksud dan tujuan pembelajaran, siswa menjelaskan tentang tindakan dan respon mereka terhadap guru. Dengan membandingkan hasil pengamatan dan peneliti, guru dan anak, peneliti dapat menganalisis hasil data yang diperoleh. Dan hasil perbandingan tersebut, peneliti dapat menguji kebenaran dan data yang diperoleh dan mungkin berubah berdasarkan data yang lain yang baru dan lebih lengkap. Untuk

(12)

9

pengecekan keabsahan data dalam penelitian ini akan digunakan teknik triangulasi. Menurut Arifin (2011 : 164) “triangulasi adalah penggunaan berbagai metode dan sumber daya dalam pengumpulan data untuk menganalisis suatu fenomena yang saling berkaitan dari perspektif yang berbeda”.

Analisis data merupakan teknik yang digunakan untuk menganalisis data hasil penelitian untuk membuktikan yang telah dirumuskan. Pada PTK ini digunakan analisis berdasarkan hasil observasi kegiatan pembelajaran digunakan untuk melakukan refleksi, agar peneliti dapat menentukan tindakan yang akan diambil pada siklus berikutnya. Analisis data terhadap anak dilakukan beberapa tahap sebagai berikut:

1. Menjumlahkan skor yang dicapai anak.

2. Membuat tabulasi skor observasi yang terdiri dari nomor, nama anak, butir amatan, jumlah skor dan prosentase.

3. Menghitung prosentase pengembangan tangung jawab anak dengan penerapan metode pemberian tugas, dengan cara sebagai berikut:

a. Prosentase pencapaian pengembangan

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑎𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑑𝑖𝑐𝑎𝑝𝑎𝑖 𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑎𝑛𝑎𝑘

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 × 100% b. Skor maksimum = skor maksimum butir amatan x jumlah butir amatan c. Skor maksimum = 4 x 9 = 36

d. Hasil prosentase diisikan pada tabel tabulasi pada kolom (%)

4. Membandingkan hasil prosentase pencapaian pada setiap anak dengan prosentase keberhasilan setiap siklus yang telah ditentukan peneliti. Peneliti pada setiap siklus akan berhasil jika anak sudah mencapai presentase yang telah di tentukan peneliti pada setiap siklusnya.

Keberhasilan penelitian ini akan tercermin dengan adanya peningkatan tanggung jawab anak melalui metode pemberian tugas sebesar 75%, sesuai dengan indikator pengembangan tanggung jawab yaitu:

1. Bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan, dengan butir amatan : a. Mampu menyelesaikan tugas sendiri tanpa bantuan.

(13)

10

2. Membersihkan dan merapikan peralatan, dengan butir amatan : a. Mengembalikan peralatan setelah digunakan.

b. Dapat mengembalikan peralatan pada tempatnya. c. Dapat merapikan peralatan yang digunakan.

3. Menggunakan bahan – bahan dengan cara yang benar, dengan butir amatan : a. Mampu menggunakan bahan – bahan sesuai kebutuhan.

b. Mampu menggunakan bahan – bahan sesuai petunjuk guru. 4. Menjaga barang milik orang lain dan umum, dengan butir amatan :

a. Tidak merusak mainan / peralatan.

b. Tidak merebut mainan/peralatan yang digunakan temannya.

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti melakukan pengamatan sementara (prasiklus) untuk mengetahui seberapa besar tanggung jawab anak kelompok B di TK Pertiwi Wanglu Tahun 2012/2013. Berdasarkan hasil pengamatan sementara yang dilakukan peneliti, didapat dari 20 anak hanya ada 5 anak yang mau mengerjakan tugas secara mandiri dan membereskan peralatan yang digunakan, ini berarti hanya ada 25% anak yang mempunyai tanggung jawab seperti yang diharapkan.

Hasil dari perhitungan nilai pada siklus I ini adalah 45% (9 anak) yang sudah mencapai target yang diharapkan pada pertemuan I, 45% (9 anak) pada pertemuan II, dan 55% (11 anak) pada pertemuan III. Sedangkan rata – rata perkembangan tanggung jawab anak satu kelas adalah sebesar 63,47% pada Pertemuan I, 68,61% pada pertemuan II, dan 71,53% pada pertemuan III. Untuk Siklus II peneliti akan mencoba untuk menggunakan metode pemberian tugas karena dari hasil Siklus I terlihat anak mulai jenuh dengan pemberian tugas mandiri.

Hasil dari Siklus II didapat 65% (13 anak) yang sudah mencapai target pada pertemuan pertama, 80% (16 anak) pada pertemuan kedua dan ketiga. Rata – rata perkembangan tanggung jawab anak satu kelas adalah 75,83% pada pertemuan pertama, 79,44% pada pertemuan kedua, dan 80,83% pada pertemuan ketiga.

(14)

11

Hasil pada Siklus II di dapat anak yang sudah mencapai target sebesar 80% maka penelitian ini sudah selesai karena sudah mencapai target yang diharapkan yaitu sebesar 75%. Dalam penelitian ini pemberian tugas secara kelompok lebih efektif dalam mengambangkan tanggung jawab anak.

Berdasarkan hasil pelaksanaan dari Siklus I dan Siklus II dapat dikatakan bahwa metode pemberian tugas dapat mengembangkan tanggung jawab anak kelompok B di TK Pertiwi Wanglu Tahun 2012/2013. Menurut Muslim (http://novrizalbinmuslim.wordpress.com) salah satu metode pemberian tugas adalah dapat membina tanggung jawab dan disiplin anak, hal ini sejalan dengan penelitian ini bahwa metode pemberian tugas dapat mengembangkan tanggung jawab anak kelompok B di TK Pertiwi Wanglu Tahun 2012/2013.

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di TK Pertiwi Wanglu Tahun 2012/2013 dengan menggunakan siklus, yang setiap siklus terdiri dari tiga kali pertemuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan tanggung jawab anak kelompok B di TK Pertiwi Wanglu Tahun 2012/2013 dengan menggunakan metode pemberian tugas. Dari hasil penelitian yang didapat, dapat disimpulkan : 1. Metode pemberian tugas dapat mengembangkan tanggung jawab anak

kelompok B di TK Pertiwi Wanglu Tahun 2012/2013, dan hipotesis yang dirumuskan telah terbukti kebenarannya.

2. Penggunaan metode pemberian tugas dapat mengembangkan tanggung jawab anak, hal ini dibuktikan dengan peningkatan dari 25% pada prasiklus, meningkat menjadi 55% pada Siklus I, dan menjadi 80% pada Siklus II. 3. Siklus II mengalami peningkatan yang cukup signifikan karena kekurangan

(15)

12

DAFTAR PUSTAKA

Administrstor. Tips Mendidik Anak Rasa Tanggung Jawab untuk Bekal Kehidupannya Kelak. http://bidanku.com. Diakses tanggal 22 Januari 2013 Arifin, Zainal, 2011. Penelitian Pendidikan. Bandung : Remaja Rodakarya. Arikunto, Suharsini. 2007. Penelitian Tindakan Kelas.Jakarta: Bumi Aksara Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini. 2011. Pedoman Pendidikan

Karakter pada Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta : Kementrian Pendidikan Nasional

Gunarti, Winda, Lilis Suryani dan Azizah Muis. 2008. Metode Pengembangan Perilaku dan Kemampuan Dasar Anak Usia Dini. Jakarta : Universitas Terbuka

Kemdikbud. 2011. 18 Nilai Pendidikan Karakter Bangsa Sebagai Salah Satu Antisipasi Tawuran Pelajar. www.menkokesra.go.id. Diakses tanggal 22 Januari 2013

Martuti. 2009. Mendirikan dan Mengelola Paud. Yogyakarta : Kreasi Wacana Moeslichatoen. 2004. Metode Pengajaran di Taman Kanak – kanak. Jakarta :

Rineka Cipta

Mulyasa, E. 2011. Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : Remaja Rosdakarya

Mundilarto, Rustam. 2004. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Depdiknas

Muslim, Novrizal.2012. Metode Pemberian Tugas.

http://novrizalbinmuslim.worldpress.com. diakses tanggal 22 Januari 2012 Nizar, dkk. 2008. Classroom Action Research. Rahayasa.

(16)

13

Nugraha, Ali dan Yeni Rachmawati. 2008. Metode Pengembangan Sosial Emosional. Jakarta : Universitas Terbuka

Purwanti, Ni Wayan Sri. 2011. Implementasi Metode Pemberian Tugas Kelompok untuk Meningkatkan Sikap Mandiri pada TK Kumala Sari III Denpasar. http://undiksa.ac.id. Diakses tanggal 22 Januari 2013

Sudarmono, Teguh. 2011. Manusia dan Arti Tanggung Jawab. http://sosialdasar.blogspot.com. Diakses tanggal 22 Januari 2013

Triana, Eni. 2012. Penerapan Metode Pemberian Tugas untuk Meningkatkan Kemampuan Seni Menggambar Anak Kelompok A di TK Aba I Gondang Legi Beji Pasuruhan. http://library.um.ac.id. Diakses tanggal 24 Januari 2013

Referensi

Dokumen terkait

Siklus I, dalam kegiatan siklus ini yaitu memperbaiki permasalahan yang muncul dalam pembelajaran dengan menerapkan penggunaan media puzzle pada pembelajaran

berkepribadian, dan bertanggung jawab saja, namun perlu juga dilandasai dengan pengertian nilai, norma, moral, etika, dan pandangan hidup dari suatu warga Negara itu

yang dilakukan Kaimuddin (2000) tentang kajian dampak perubahan iklim dan tataguna lahan terhadap keseimbangan air, Sakuntaladewi (2010), yang meneiliti dampak

Pengendalian gulma untuk tanaman kelapa sawit yang berumur lebih dari dua tahun dilakukan secara kimia dengan 4 kali rotasi dalam 1 tahun.. Pengendalian gulma

Multi Global Agrindo (MGA) cenderung menggunakan segmentasi geografis, karena produk benih hortikultura yang dihasilkan cocok ditanam pada daerah-daerah tertentu

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Muhammadiyah Surakarta Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non- exclusive Royalti-Free Right) atas

Pendapatan Petani Kecil (proyek P4-K) dengan menggunakan. pendekatan pendapatan

Hasil penelitian menunjukkan: (1) CSR perusahaan telah mempunyai konsep keberadaan planet, people dan profit yang sudah terpadu (2) Perusahaan telah membentuk satu