• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Promotion, Physical Evidence, Price, dan Proccess Terhadap Minat Pembelian Berulang Siswa Kelas X SMAN (Suatu Studi pada Siswa Bimbel Kelas X SMAN di Ganesha Operation Kota Bandung) Anang Bambang Pujianto NPM. 138020167 Program Magister Manajemen

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Pengaruh Promotion, Physical Evidence, Price, dan Proccess Terhadap Minat Pembelian Berulang Siswa Kelas X SMAN (Suatu Studi pada Siswa Bimbel Kelas X SMAN di Ganesha Operation Kota Bandung) Anang Bambang Pujianto NPM. 138020167 Program Magister Manajemen"

Copied!
80
0
0

Teks penuh

(1)

Pengaruh Promotion, Physical Evidence, Price, dan Proccess

Terhadap Minat Pembelian Berulang Siswa Kelas X SMAN

(Suatu Studi pada Siswa Bimbel Kelas X SMAN di Ganesha Operation Kota Bandung)

Anang Bambang Pujianto NPM. 138020167

Program Magister Manajemen Pascasarjana Universitas Pasundan Konsentrasi Manajemen Pemasaran

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh bauran pemasaran (promosi, bukti fisik, harga, dan proses) terhadap keputusan siswa kelas X SMA melakukan pembelian berulang di Ganesha Operation Kota Bandung. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam pengembangan ilmu manajemen khususnya di bidang pemasaran. Bagi Ganesha Operation maupun praktisi, diharapkan hasil penlitian ini dapat memberikan informasi yang berguna tentang pentingnya peran bauran pemasaran (promosi, bukti fisik, harga, dan proses) dalam upaya meningkatkan pembelian berulang siswa kelas X SMA.

Penelitian dilakukan di instansi Ganesha Operation Kota Bandung. Metode penelitiannya menggunakan metode survey dengan pendekatan penelitian deskriptif dan verifikatif. Sedangkan tipe penelitiannya berupa descriptive survey

dan explanatory survey. Untuk menguji hipotesis penelitian digunakan metode statistik analisis jalur (path analysis).

(2)

Kata kunci: bauran pemasaran, keputusan pembelian

ABSTRACT

This study aimed to get empirical evidence about the influence of marketing mix (promotion, physical evidence, pricing, and process) against the decision of the 10th grade high school students make repeat purchases at Ganesha Operation Bandung. The results are expected to contribute in the development of management science, especially in the field of marketing. For Ganesha Operation and practitioners, the expected results of this penlitian can provide useful information about the importance of the role of the marketing mix (promotion, physical evidence, pricing, and process) in order to increase repeat purchases Grade 10 high school students.

The study was conducted in Bandung Ganesha Operation agencies. The research method used survey method with descriptive and verification approaches. While the type of research in the form descriptive survey and explanatory survey. To test the hypothesis of the study used methods STATISTICA path analysis (path analysis).

The test results of the research found that the marketing mix (promotion, physical evidence, pricing, and process) significantly affects the decision of 10th grade high school students make repeat purchases at Ganesha Operation Bandung with direct influence value of 65.86%. The influence of the marketing mix of the highest repeat purchase decisions affecting students is the promotion of the value of the direct effect of 27.2% and the lowest owned marketing mix price with the value of the direct effect of 9.3%.

(3)

I. PENDAHULUAN

Dewasa ini perkembangan bisnis pendidikan khususnya bimbingan belajar tumbuh sangat pesat di Indonesia, para pelaku bimbingan belajar bersaing secara ketat dalam menawarkan berbagai pilihan jasa bimbingan belajar. Hal tersebut diiringi dengan tuntutan konsumen yang semakin meningkat akan layanan yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Karena itulah konsumen dalam memilih bimbel akan memilih bimbel yang sesuai dan dapat memenuhi apa yang mereka butuhkan.

Dari beberapa pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan yang ditujukan kepada individu atau kelompok siswa agar yang bersangkutan dapat mengenali dirinya sendiri, baik kemampuan yang dimilikinya maupun kelemahannya agar selanjutnya dapat mengambil keputusan dan dapat bertanggung jawab dalam menentukan jalan hidupnya atau memecahkan sendiri kesulitan yang dihadapi serta dapat memahami lingkungannya secara tepat sehingga dapat memperoleh kebahagiaan hidupnya.

Kebijakan pemerintah tentang pendidikan yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah (PP) no.32 tahun 2013 tentang Standar Nasional Pendidikan pada BAB XIA Kurikulum, tentang pemberlakukan penerapan kurikulum 2013 kepada peserta didik dimana guru tidak lagi menjadi pusat pembelajaran tetapi sudah bergeser siswa yang menjadi pusat pembelajaran (Student Center). Dengan penerapan kurikulum yang baru ini siswa ditunut untuk membangun pengetahuannya secara mandiri, hal inilah yang menyebabkan siswa khususnya kelas X mengalami kesulitan dalam belajar sehingga perlu pendampingan.

(4)

hingga 5 harus bagus. Artinya bagi siswa yang ingin melanjutkan pendidikan ke PTN melalui jalur undangan (SNMPTN) nilai rapor siswa tersebut harus bagus dari kelas X SMA.

Berdasarkan landasan yuridis, Undang-Undang (UU) RI No.20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pada pasal 26 ayat 5 menyatakan bahwa “Kursus dan pelatihan diselenggarakan bagi masyarakat yang memerlukan bekal pengetahuan, keterampilan, kecakapan hidup, dan sikap untuk mengembangkan diri, mengembangkan profesi, bekerja, usaha mandiri, dan/atau melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi” serta di tengah-tengah persaingan yang tajam dalam industri bimbingan belajar, pada tanggal 2 Mei 1984 Ganesha Operation didirikan di Kota Bandung. Seiring dengan perjalanan waktu, berkat keuletan dan konsistensinya dalam menjaga kualitas, kini Ganesha Operation telah tumbuh bagai remaja tambun dengan 772 outlet yang tersebar di 271 kota besar se Indonesia. Latar belakang pendirian lembaga ini adalah adanya mata rantai yang terputus dari link informasi Sekolah Menegah Atas (SMA) dengan dunia Perguruan Tinggi Negeri (PTN). Posisi inilah yang diisi oleh Ganesha Operation untuk berfungsi sebagai jembatan dunia SMA terhadap dunia PTN mengenai informasi jurusan PTN (prospek dan tingkat persaingannya), pemberian materi pelajaran yang sesuai dengan ruang lingkup bahan uji seleksi penerimaan mahasiswa baru dan pemberian metode-metode inovatif dan kreatif menyelesaikan soal-soal tes masuk PTN sehingga membantu para siswa lulusan SMA memenuhi keinginan mereka memasuki PTN.

Kehadiran Ganesha Operation menjadi oasis bagi siswa yang haus akan pendidikan khususnya siswa yang ingin meraih impiannya mendapatkan nilai tinggi dalam pelajaran, mendapatkan rangking di kelas, masuk SMP/SMA/PTN favorit sesuai dengan harapan siswa. Sesuai dengan moto Ganesha Operation “We Help You Make Your Dreams Come True”, Ganesha Operation akan memposisikan sebagai kitra belajar bagi siswa untuk meraih impiannya.

(5)

metodologi pengajaran, sedangkan faktor pelengkap adalah teknologi dan informasi. Kualitas pengajar Ganesha Operation tampak dari prestasi dan karyanya, sukses dalam studi dan mampu mengarang buku-buku pelajaran berkualitas terbaik. Relevansi materi pelajaran di Ganesha Operation memang sangat akurat sesuai program yang diambil siswa. Staf kami memberikan perhatian sangat besar untuk ini. Kami bangga bahwa Ganesha Operation adalah satu-satunya Bimbingan Belajar yang selalu memperhatikan event publikasi buku-buku terbaru di dunia pada International Book Fair setiap tahun. Karena itulah Ganesha Operation berhasil memperoleh buku-buku istimewa seperti Text Book

referensi pembuatan soal-soal SPMB. Sedangkan tentang metodologi pengajaran, Ganesha Operation telah berhasil memberikan daya tarik tersendiri dengan penemuan-penemuan khusus berupa rumus-rumus sakti yang dapat menyelesaikan soal secara kilat dan akurat dengan motto The King of the Fastest Solution. Banyak yang mencontoh metoda ini tapi mereka tetap tertinggal di belakang karena kami adalah penemunya.

(6)

Perilaku konsumen tidak bisa dipisahkan dari keterlibatan konsumen dalam mengevaluasi produk yang akan dibeli, terkadang konsumen meluangkan waktunya untuk mencari tahu informasi mengenai suatu produk agar konsumen mendapatkan produk yang sesuai dengan keinginan dan memuaskan, sehingga perlu mencari tahu keterlibatan konsumen dalam membeli produk bimbel. Selain keterlibatan konsumen, konsumen juga mengevaluasi merek-merek yang akan dibeli serta membanding-bandingkan antar merek berdasarkan persepsi masing-masing konsumen, perlu mencari tahu perbedaan antar program bimbel menurut konsumen di Kota Bandung. Hal inilah yang membuat tipe perilaku konsumen yang satu dengan yang lain itu berbeda-beda.

Strategi pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan pada dasarnya berfokus pada upaya untuk memberikan informasi kepada para konsumen

(Customer awareness) yang pada akhirnya akan menciptakan kengininan customer untuk membeli. Jika sistem penyampaian jasa kurang sesuai dengan kebutuhan pelanggan (Customer Need) maka perusahaan tersebut akan ditinggalkan pelanggannya dan memilih perusahaan lain. Akan tetapi jika sistem penyampaian jasa yang dilakukan suatu perusahaan sesuai dengan harapan pelanggan maka kepuasan pelanggan akan tercapai.

Pelanggan yang memperoleh apa yang diinginkan akan memunculkan

WoM yang positif tentang perusahaan dan ini adalah asset yang paling berharga bagi perusahaan dalam meningkatkan profitabilitas. Sebaliknya jika pelanggan merasa tidak puas karena tidak mendapatkan apa yang dibutuhkan, merupakan suatu kondisi yang terjadi karena adanya kegagalan dalam menyampaikan jasa

(service delivery) yang kemudian menimbulkan gap antara jasa yang diterima

(perceived service) dengan jasa yang diharapkan (expected service) (Zeithaml, 2001:46).

Tingkat pembelian pelanggan sangat dipengaruhi oleh kemampuan suatu perusahaan dalam melakukan sistem penyampaian jasa (service delivery system),

melalui upaya penyempurnaan dengan melakukan perbaikan (improvement)

(7)

Kenyataan yang ada adalah bahwa raihan siswa kelas X SMAN di Kota Bandung tidak seperti yang diharapkan manajemen Ganesha Operation, bahkan raihan jumlah siswa kelas X SMAN dibeberapa sekolah mengalami penurunan. Berdasarkan kondisi di atas, kemungkinan yang muncul atas rendahnya minat bimbel siswa kls X SMAN yang mengikuti bimbel adalah kegiatan promosi yang monoton dan berulang sehingga menimbulkan kebosanan pada siswa serta apriori negatif. Oleh karena itu perlu dirancang sistem promosi yang inovatif dan kreatif serta periodik untuk dapat disampaikan ke siswa, sehngga siswa merasa enjoy saat Ganesha Operation berpromosi. Disamping itu perlu dikembangkan pula sistem promosi yang komunikatif dengan tampilan media promosi yang menarik.

Penyebab kurangnya minat siswa mengikuti bimbel di kelas X SMAN dimungkinkan masalah harga atau biaya, mengingat siswa yang baru masuk kelas X SMAN pada umumnya orang tua telah banyak mengeluarkan biaya, sehingga gairah orang tua untuk mendaftarkan anaknya untuk mengikuti bimbel sangat kecil. Untuk itu perlu dirancang edukasi kepada customer service Ganesha Operation tentang penjelasan biaya dibandingkan dengan benefit yang akan diterima oleh siswa, serta perlu perancangan biaya khusus bagi siswa kelas X SMAN diawal untuk membangun kepercayaan serta menarik lebih awal siswa untuk mendaftar.

Penyebab lain yang memungkinkan rendahnya minat siswa kelas X SMAN untuk mendaftar bimbel disebabkan luput dari perhatian manajemen karena jumlahnya yang relatif kecil jika dibandingkan dengan kelas-kelas akhir. Oleh sebab itu perlu dibentuk semacam wali kelas untuk dapat mengakomodir kebutuhan siswa, sehingga siswa merasa diperhatikan dan tidak lagi dinomor duakan.

(8)

Pihak manajemen perusahaan sudah selayaknya melakukan tindakan-tindakan edukasi pasar secara terus menerus dan berkelanjutan dalam upaya memperbesar market share khususnya pelanggan kelas X SMAN. Hal ini diyakini karena akan menimbulkan dampak yang luar biasa khususnya untuk meyakinkan pelanggan terhadap produk/jasa yang ditawarkan.

Ganesha Operation Bandung merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang jasa bimbingan belajar. Untuk dapat memelihara siswanya, perusahaan telah melakukan reorientasi atas strategi dan konsep-konsep pemasaran yang dilakukan dimana orientasi tersebut mengacu pada marketing triangle, yaitu: (1) Internal Marketing, melalui pendidikan dan pelatihan kepada para karyawannya untuk dapat memberikan pelayanan sesuai dengan service operation concept yang telah disusun, (2) External Marketing, melalui program promosi, service marketing mix untuk menciptakan keterkaitan siswa dan perusahaan, dan (3) Interactive Marketing, melalui pelayanan yang dapat memuaskan siswa bimbel.

Berdasarkan latar belakang penelitian tersebut di atas, maka perlu kiranya dilakukan penelitian mengenai. “Pengaruh Promotion, Physical Evidence, Price, dan Proccess Terhadap Minat Pembelian Berulang Siswa Kelas X SMAN (Suatu Studi Pada Siswa Bimbel Kelas X SMAN di Ganesha Operation Kota Bandung)”.

1.2 Identifikasi Masalah

Pasar bimbel khususnya kelas X SMAN merupakan pasar yang potensial, karena diharapkan dengan menguasai pasar kelas X SMAN maka diharapkan peluang mendapatkan siswa kelas XI dan XII semakin mudah karena pasar telah teredukasi.

(9)

Hal ini tentu sangat berdampak bagi lembaga bimbingan belajar Ganesha Operation karena dengan kecilnya siswa kelas X SMAN yang mengikuti bimbel, maka kecil peluang lembaga bimbel GO untuk dapat memperbesar volume market share serta membangun loyality program.

1.3 Rumusan Masalah

Permasalahan yang muncul bila penyampai jasa yang dilakukan oleh pengelola kurang memenuhi harapan pelanggan sehingga nilai jasa yang diterima pelanggan pun menjadi rendah akibatnya mereka tidak puas dan mengurangi pembelian pada perusahaan. Jika hal ini terjadi, maka merupakan awal dari berkurangnya loyalitas pelanggan. Menghadapi hal ini perusahaan dituntut untuk selalu memahami perkembangan keinginan dan harapan pelanggan sehingga loyalitas pelanggan dapat ditingkatkan kembali melalui peningkatan dalam penyampaian jasa yang dilakukan oleh perusahaan kepada para pelanggan.

Berdasarkan latar belakang penelitian dan identifikasi masalah yang telah dipaparkan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pendapat/tanggapan siswa GO kelas X SMAN tentang promosi (promotion) bimbel Ganesha Operation.

2. Bagaimana pendapat/tanggapan siswa GO kelas X SMAN tentang bukti fisik (Phisical Evidence) bimbel Ganesha Operation.

3. Bagaimana pendapat/tanggapan siswa GO kelas X SMAN tentang biaya (price) bimbel Ganesha Operation.

4. Bagaimana pendapat/tanggapan siswa GO kelas X SMAN tentang proses (proccess) bimbel Ganesha Operation

5. Bagaimana pendapat/tanggapan siswa GO kelas X SMAN tentang keputusan pembelian berulang bimbel Ganesha Operation

(10)

7. Seberapa besar pengaruh bukti fisik (Physical Evidenc)e terhadap keputusan siswa GO kelas X SMAN untuk melakukan pembelian berulang.

8. Seberapa besar pengaruh harga (price) terhadap keputusan siswa GO kelas X SMAN untuk melakukan pembelian berulang.

9. Seberapa besar pengaruh proses (proccess) terhadap keputusan siswa GO kelas X SMAN untuk melakukan pembelian berulang.

10. Seberapa besar pengaruh promosi (promotion), bukti fisik (physical evidence), biaya (price), dan proses (proccess) terhadap keputusan siswa GO kelas X SMAN untuk melakukan pembelian berulang secara simultan.

1.4 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah, tujuan penelitian adalah untuk mengukur, mengkaji, dan mengetahui:

1. Perspektif siswa GO kelas X SMAN tentang promosi (promotion) bimbel Ganesha Operation.

2. Perspektif siswa kelas X SMAN tentang bukti fisik (Phisical Evidence)

bimbel Ganesha Operation.

3. Perspektif siswa GO kelas X SMAN tentang biaya (price) bimbel Ganesha Operation.

4. Perspektif siswa GO kelas X SMAN tentang biaya proses (proccess) bimbel Ganesha Operation.

5. Perspektif siswa GO kelas X SMAN tentang keputusan pembelian bimbel Ganesha Operation

6. Besar pengaruh Promosi (Promotion) terhadap keputusan siswa GO kelas X SMAN untuk melakukan pembelian berulang.

7. Besar pengaruh bukti fisik (Physical Evidence) terhadap keputusan siswa GO kelas X SMAN untuk melakukan pembelian berulang.

8. Besar pengaruh biaya (Price) terhadap keputusan siswa GO kelas X SMAN untuk melakukan pembelian berulang.

(11)

10. Besar pengaruh promosi (promotion), bukti fisik (physical evidence), biaya (price), dan proses (proccess) terhadap keputusan siswa GO kelas X SMAN untuk melakukan pembelian berulang secara simultan.

1.5 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian diharapkan dapat mempunyai manfaat baik secara praktis maupun teoritis, yaitu:

1.5.1 Manfaat Teoritis

1. Menambah khasanah keilmuan bidang marketing penelitian bagi Program Studi Magister Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Pasundan Bandung.

2. Menambah dan memperluas pengetahuan bagi peneliti dalam bidang pemasaran khususnya mengenai strategi promotion, physical evidence, price, proccess, dan perilaku konsumen yang berkaitan dengan pengambilan keputusan pembelian.

3. Sebagai referensi dan pengembangan keilmuan bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian yang sama dimasa yang akan datang.

1.5.2 Manfaat Praktis

1. Sebagai solusi pemecahan masalah bagi Lembaga Bimbingan Belajar Ganesha Operation dalam menentukan kebijakan

2. Sebagai solusi pemecahan masalah bagi Lembaga Bimbingan Belajar Ganesha Operation dalam mengembangan strategi pemasaran

(12)

II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN

HIPOTESIS

2.1 Kajian Pustaka

Untuk mencapai tujuan penelitian yang telah disebutkan pada bab sebelumnya, hal pertama yang dilakukan adalah melakukan kajian pustaka. Kajian pustaka yang dilakukan bersumber pada buku teks, jurnal, tesis, dan hasil penelitian lain yang telah ada. Pada bab ini menampilkan penjelasan mengenai kata kunci penelitian, yaitu bauran pemasaran (marketing mix) dan perilaku konsumen (consumer behaviour). Hasil kajian pustaka ini akan dijadikan dasar dalam menetapkan variabel penelitian.

Penelitian mengenai bauran pemasaran dan keputusan pembelian kebanyakan dilakukan untuk mengetahui sampai sejauh mana kemampuan atau kinerja bauran pemasaran dalam mempengaruhi keputusan pembelian konsument.

.

Pengertian Manajemen

(13)

Bahasa Prancis lalu mengadopsi kata ini dari bahasa Inggris menjadi ménagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur. Mary Parker Follet, misalnya, mendefinisikan manajemen sebagai seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini berarti bahwa seorang manajer bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi. Ricky W. Griffin mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran (goals) secara efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal.Istilah manajemen, terjemahannya dalam bahasa Indonesia hingga saat ini belum ada keseragaman.

Selanjutnya, bila kita mempelajari literatur manajemen, maka akan ditemukan bahwa istilah manajemen mengandung tiga pengertian yaitu :

1. Manajemen sebagai suatu proses,

2. Manajemen sebagai kolektivitas orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen,

3. Manajemen sebagai suatu seni (Art) dan sebagai suatu ilmu pengetahuan (Science)

Menurut pengertian yang pertama, yakni manajemen sebagai suatu proses, berbeda-beda definisi yang diberikan oleh para ahli. Untuk memperlihatkan tata warna definisi manajemen menurut pengertian yang pertama itu, dikemukakan tiga buah definisi. Dalam Encylopedia of the Social Sience dikatakan bahwa manajemen adalah suatu proses dengan mana pelaksanaan suatu tujuan tertentu diselenggarakan dan diawasi.

Pengertian yang lain tentang manajemen adalah Suatu keadaan terdiri dari proses yang ditunjukkan oleh garis (line) mengarah kepada proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian, yang mana keempat proses tersebut saling mempunyai fungsi masing-masing untuk mencapai suatu tujuan organisasi.

(14)

masyarakat yaitu fungsi perencanaan (planning), fungsi pengorganisasian (organizing), fungsi pengarahan (directing) dan fungsi pengendalian (controlling). Untuk fungsi pengorganisasian terdapat pula fungsi staffing (pembentukan staf). Para manajer dalam organisasi perusahaan bisnis diharapkan mampu menguasai semua fungsi manajemen yang ada untuk mendapatkan hasil manajemen yang maksimal.

Di bawah ini akan dijelaskan arti definisi atau pengertian masing-masing fungsi manajemen - POLC :

1. Fungsi Perencanaan / Planning

Fungsi perencanaan adalah suatu kegiatan membuat tujuan perusahaan dan diikuti dengan membuat berbagai rencana untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan tersebut.

1. Fungsi Pengorganisasian / Organizing

Fungsi perngorganisasian adalah suatu kegiatan pengaturan pada sumber daya manusia dan sumberdaya fisik lain yang dimiliki perusahaan untuk menjalankan rencana yang telah ditetapkan serta menggapai tujuan perusahaan.

2. Fungsi Pengarahan / Directing / Leading / Actuating

Fungsi pengarahan adalah suatu fungsi kepemimpinan manajer untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi kerja secara maksimal serta menciptakan lingkungan kerja yang sehat, dinamis, dan lain sebagainya.

3. Fungsi Pengendalian / Controling

Fungsi pengendalian adalah suatu aktivitas menilai kinerja berdasarkan standar yang telah dibuat untuk kemudian dibuat perubahan atau perbaikan jika diperlukan.

Pengertian Pemasaran

(15)

pengertian abstrak pemasaran diartikan sebagai suatu kegiatan, proses atau sistem keseluruhan. Definisi pemasaran menurut para ahli antara lain:

Menurut Kotler dan Amstrong (2008, p6) pemasaran adalah proses dimana perusahaan menciptakan nilai bagi pelanggan dan membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan dengan tujuan untuk menangkap nilai dari pelanggan sebagai imbalannya.

Menurut Kotler (2005, p10) pemasaran adalah suatu proses sosial yang dengan proses itu individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan pihak lain.

Berdasarkan definisi-definisi pemasaran di atas dapat di tarik suatu kesimpulan bahwa pemasaran adalah segala usaha atau aktifitas dalam menyampaikan barang atau jasa para produsen kepada para konsumen, dimana kegiatan tersebut bertujuan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan dalam cara tertentu yang disebut pertukaran.

Pemasaran bertujuan memberikan kepuasan terhadap keinginan dan kebutuhan konsumen, atau berorientasi pada konsumen (consumer oriented). Hal ini secara azasi berbeda dengan falsafah bisnis terdahulu yang berorientasi pada produk (product concept) dan penjualan (sales concept) atau keuangan (financial concept). Konsep pemasaran mengajarkan bahwa kegiatan pemasaran harus dimulai dengan usaha mengenal dan merumuskan keinginan dan kebutuhan dari konsumennya (Swastha dan Handoko, 1997).

Bauran Pemasaran

Menurut Kotler dan Armstrong (2008, p58) bauran pemasaran (marketing mix) adalah kumpulan alat pemasaran taktis terkendali yang dipadukan perusahaan untuk menghasilkan respon yang diinginkannya di pasar sasaran.

(16)

Menurut Umar (2005, p31-36) terdapat empat (4) variabel utama dalam bauran pemasaran yang dikenal dengan 4p yaitu:

1. Product (produk)

Produk adalah suatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkanperhatian, untuk dibeli, digunakan, atau dikonsumsi yang dapat memenuhi suatu keinginan atau kebutuhan. Faktor-faktor yang terkandung dalam suatu produk adalah mutu, penampilan, gaya, merek, pengemasan, ukuran, jenis dan jaminan.

2. Price (harga)

Sejumlah uang yang dibebankan untuk mendapatkan produk atau jasa. Dalam menentukan harga diperlukan faktor-faktor yang mempengaruhi baik langsung maupun tidak langsung. Contoh dari faktor langsung adalah harga bahan baku, biaya pemasaran dan faktor lainnya. Sedangkan contoh dari faktor tidak langsung adalah harga pokok sejenis yang dijual pesaing, pengaruh harga terhadap hubungan antara produk substitusi, serta potongan untuk penyalur dan konsumen. 3. Place (distribusi)

Saluran distribusi yaitu sekelompok organisasi yang saling tergantung dalam keterlibatan mereka pada proses yang memungkinkan suatu produk atau jasa tersedia bagi pengguna atau konsumsi oleh konsumen atau pengguna industrial.

4. Promotion (promosi)

Promosi merupakan bagian dari keseluruhan aktivitas perusahaan yang menangani tentang komunikasi dan menawarkan produknya kepada target pasar.

Konsep bauran pemasaran diatas merupakan konsep bauran pemasaran pada perusahaan yang menawarkan produk (barang). Namun untuk perusahaan jasa, dibutuhkan 3P lain yaitu People, Physical Evidence, dan Process (Kotler 2005, p435). Berikut ini adalah penjelasan mengenai 3P diatas:

1. People (orang / sumber daya manusia)

(17)

kepuasan pelanggan. Perusahaan harus dapat memberikan orang-orang terbaiknya dalam hal kompetensi, attitude, respon, dan inisiatif untuk melayani pelanggan. 2. Physical Evidence (bukti fisik)

Perusahaan jasa butuh untuk membuktikan kualitas jasa yang diberikan dengan bukti fisik atau presentasi, mengingat jasa adalah produk yang tidak tampak (intangible).

3. Process (proses)

Proses berkaitan dengan bagaimana kita menyampaikan jasa tersebut. Perusahaan jasa dapat memilih untuk menyediakan jasa dalam bentuk proses yang berbeda sehingga menimbulkan kesan tersendiri pada konsumen, mulai dari menerima pesan hingga menngantarkan pesan yang diminta.

Penambahan unsur bauran pemasaran jasa dilakukan antara lain karena jasa memiliki karakteristik yang berbeda dengan produk yaitu: intangibility (tidak berwujud), inseparability (tidak dapat dipisahkan), variability (beraneka ragam), dan perishability (mudah lenyap), maka penggunaan bauran pemasaran produk 4P (product, price, place, dan promotion) kurang memadai. Seperti yang juga dikemukakan oleh Booms dan Bitner dalam Rust, Zahorik, dan Keiningham (1996:10) bauran pemasaran jasa terdiri dari 7P yaitu: product, price, place, promotion, people, physical evidence, dan process.

(18)

pemasaran secara keseluruhan. Bauran pemasaran yang telah ditetapkan perusahaan sebaiknya selalu disesuaikan dengan kondisi dan situasi yang dihadapi perusahaan, jadi harus bersifat dinamis.

Perilaku Konsumen

Pengertian perilaku konsumen itu sendiri adalah segala aktivitas yang melibatkan orang pada saat menyeleksi, membeli dan menggunakan produk dan jasa sebagai pemuas kebutuhan dan keinginannya. Aktivitas tersebut melibatkan proses mental dan emosional yang mendukung kegiatan fisik. Tujuh kunci perilaku konsumen adalah perilaku konsumen sebagai motivasi, perilaku konsumen meliputi banyak aktivitas, perilaku konsumen adalah suatu proses, perilaku konsumen bervariasi dalam waktu dan komplek, perilaku konsumen melibatkan aturan yang berbeda, perilaku konsumen dipengaruhi faktor eksternal dan perilaku konsumen beda untuk orang yang berbeda (Wilkie, 1990).

Pembuatan keputusan yang dilakukan konsumen berbeda-beda sesuai dengan tipe keputusan membeli, Assael dalam Kotler (1996) membedakan empat tipe perilaku membeli konsumen, yaitu :

1. Perilaku membeli yang komplek dimana para konsumen menjalani atau menempuh suatu proses membeli yang komplek dan bila mereka semakin terlibat dalam kegiatan membeli dan menyadari perbedaan penting diantara beberapa merek produk yang ada.

2. Perilaku membeli mengurangi keragu-raguan, kadang-kadang konsumen sangat terlibat dalam kegiatan membeli sesuatu tapi dia hanya melihat sedikit perbedaan dalam merek.

3. Perilaku membeli berdasarkan kebiasaan yaitu perilaku konsumen yang tidak melalui sikap atau kepercayaan atau rangkaian perilaku biasa atau konsumen kurang terlibat dalam membeli dan tidak terdapat perbedaan nyata antar merek. 4. Perilaku membeli yang mencari keragaman yaitu keterlibatan konsumen rendah tapi ditandai oleh perbedaan merek yang nyata.

(19)

yang seksama tentang perilaku konsumen agar dapat memberikan definisi pasar yang baik untuk mengikuti perubahan yang konsisten, serta merancang strategi bauran pemasaran yang tepat.

Perilaku konsumen adalah kegiatan yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mengkonsumsi produk atau jasa, termasuk didalamnya proses pengambilan keputusan, yaitu: pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, pembelian, dan perilaku pasca pembelian. Engel, et al. (1994) menyatakan “Perilaku konsumen menggambarkan bagaimana konsumen membuat keputusan-keputusan pembelian dan bagaimana mereka menggunakan dan mengatur pembelian barang atau jasa”.

Penelitian Terdahulu

Sebagai dasar pijakan dalam rangka penyusunan penelitian ini, sangat penting untuk mengetahui hasil yang dilakukan oleh penelitian terdahulu. Penelitian terdahulu yang kaitannya dengan perilaku konsumen dalam melakukan pembelian berulang.

Penelitian pernah dilakukan oleh Arya Pradana dengan judul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian” Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel indpenden, intervening, dan variabel dependen memiliki keterkaitan yang signifikan sesuai dengan hasil kuesioner dan wawancara terhadap responden yng menjadi objek penelitian dalam hal ini pengguna Y Internet cabang Dr.Cipto Semarang.

Penelitian lain juga pernah dilakukan oleh Theresia Militina dengan judul “Pengaruh Bauran Promosi terhadap Keputusan Membeli Produk Wisata Budaya di Kalimantan Timur”. Dari penelitian tersebut didapat kesimpulan bahwa analisis koefisien logistic regression menunjukkan bahwa keenam variabel bauran promosi secara keseluruhan berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan membeli produk wisata budaya

(20)

Semua perusahaan di dalam proses bisnisnya memiliki tujuan yang sama yaitu untuk memperoleh keuntungan. Dalam perkembangannya tujuan dari suatu usaha tidak hanya untuk memperoleh keuntungan namun juga bagaimana mereka dapat terus melangsungkan aktivitas bisnisnya. Guna mencapai tujuan tersebut berbagai strategi dilakukan oleh perusahaan. Dari berbagai macam strategi yang ada faktor pemasaran adalah faktor yang terpenting, karena faktor pemasaran dalam bisnis yang menentukan laku tidak nya suatu produk. Faktor pemasaran berkaitan dengan produk yang dimiliki oleh perusahaan dan konsumen sebagai pengguna dari produk tersebut.

Ada banyak hal yang dipelajari dalam pemasaran yaitu mengenai bauran pemasaran dan juga konsumen yang merupakan sasaran dari pemasaran. Sebuah pemasaran akan berjalan dengan baik jika dilakukan strategi pemasaran yang tepat yang sesuai dengan produknya, dan target pasarnya sehingga saluran pemasaran yang dipilih pun juga bisa efisien. Menurut Sofa (2008), tujuan pemasaran yang akan dicapai, dipengaruhi oleh konsumen, dimana konsumen merupakan komponen lingkungan yang sangat berpengaruh. Oleh karena itu, dalam proses pemasaran dibutuhkan pengenalan terhadap perilaku konsumen.

Kebutuhan dan keinginan-keinginan konsumen akan berubah secara terus menerus, sehingga seorang manajer pemasaran harus memiliki pengetahuan yang seksamatentang prilaku konsumen bimbel agar dapat memberikan definisi pasar yang baik untuk mengikuti perubahan yang konsisten, serta merancang strategi bauran pemasaranyang tepat.

Perilaku konsumen adalah kegiatan yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mengkonsumsi produk atau jasa, termasuk didalamnya proses pengambilan keputusan, yaitu: pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, pembelian, dan perilaku pasca pembelian. Engel, at el. (1994) menyatakan “Perilaku konsumen menggambarkan bagaimana konsumen membuat keputusan-keputusan pembelian dan bagaimana mereka menggunakan dan mengatur pembelian barang atau jasa”.

(21)

konsumen sebagai disiplin ilmu pemasaran sangat berguna karena salah satu alasan mengenai pentingnya pemasaran adalah perusahaan tidak hanya memproduksi produk lalu menjualnya untuk mendapatkan laba yang besar, tetapi perusahaan juga ingin agar konsumen menjadi loyal kepada perusahaan. Dalam mewujudkan tujuan pemasaran dalam meningkatkan loyalitas pelanggan atau konsumen terhadap barang atau jasa yang diproduksi oleh perusahaan tersebut, maka perlu memahami perilaku konsumen. Perilaku konsumen sangatlah berkaitan dengan pemasaran. Pemasar harus bisa memahami perilaku atau sikap dari masing-masing individu yang menjadi sasarannya dalam memasarkan produk dan jasa (Jodie, 2007). Kegiatan pemasaran salah satunya adalah mempengaruhi konsumen agar bersedia membeli barang dan jasa perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan harus mempelajari dan memperhatikan perilaku konsumen, yaitu misalnya yang dibutuhkan dan juga meneliti alasan apa yang menyebabkan konsumen memilih dan membeli produk tertentu (Dharmesta dan Irawan, 1999).

Pemasaran yang dimaksud dari penelitian ini adalah pemasaran industri yang bergerak dibidang jasa dikenal istilah marketing mix, yang terdiri dari :

Product, Price, Place, Promotion, physical evidence, People, dan Proccess. Produk merupakan titik pusat pengembangan penentuan posisi yang biasanya berada pada saat perusahaan atau unit bisnis menggunakan pendekatan organisasional yang menekankan manajemen produk atau merek. Menurut Kotler (2000) “Produk adalah pemahaman subjektif dari produsen atas sesuatu yang dapat ditawarkan sebagai usaha untuk mencapai tujuan organisasi melalui pemenuhan atas keinginan konsumen, sesuai dengan kompetensi dan kapabilitas organisasi serta daya beli pasar”.

(22)

Saluran distribusi memiliki pengaruh terhadap konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian produk. Menurut Kotler (2000) “Saluran distribusi adalah serangkaian organisasi yang saling tergantung yang terlibat dalam proses untuk menjadikan produk atau jasa siap untuk digunakan atau dikonsumsi”. Cravens (2000) menyatakan “Keputusan untuk menggunakan saluran distribusi yang menyangkut masalah jenis organisasi saluran yang akan digunakan, peningkatan manajemen saluran distribusi, dan intensitas distribusi sesuai dengan produk”.

Promosi seperti iklan, promosi penjualan, penjualan personal, dan hubungan masyarakat (public relations), semua digunakan untuk membantu perusahaan berkomunikasi dengan konsumennya, menjalin kerjasama antar organisasi, masyarakat dan sasaran lainnya. Menurut Cravens (2000) “Promosi memainkan peranan yang sangat penting dalam menempatkan posisi dimata dan benak pembeli, karena promosi pada hakekatnya untuk memberitahukan, mengingatkan, membujuk pembeli serta pihaklain yang berpengaruh dalam proses pembelian”. Lamb et al. (2001) menyatakan “Promosi adalah komunikasi dari para pemasar yang menginformasikan, membujuk, dan mengingatkan para calon pembeli suatu produk dalam mempengaruhi pendapat mereka atau memperoleh suatu respons”.

People (partisipan) yang dimaksud disini adalah karyawan penyedia jasa layanan maupun penjualan, atau orang-orang yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam proses layanan itu sendiri, misalnya dalam jasa kecantikan :diantaranya adalah para reception, dokter, dan beauty therapis. People sangat mempengaruhi consumen dalam pengambilan keputusan terutama di industri jasa.

(23)

Lingkungan fisik adalah keadaan atau kondisi yang di dalamnya juga termasuk suasana. Karakteristik lingkungan fisik merupakan segi paling nampak dalam kaitannya dengan situasi. Yang dimaksud dengan situasi ini adalah situasi dan kondisi geografi dan lingkungan institusi, dekorasi, ruangan, suara, aroma, cahaya, cuaca, pelatakan dan layout yang nampak atau lingkungan yang penting sebagai obyek stimuli (Belk 1974 dalam Assael 1992).

Dari hasil penelitian awal yang dilakukan terhadap 30 responden, ternyata hanya 4 variabel bauran pemasaran jasa yang mempengaruhi siswa dalam menentukan keputusan pembelian, keempat variabel itu adalah: Promotion, physical evidence, Price, dan Procces.

Jika keempat variabel tersebut sudah mencukupi, maka tinggal keputusan pembelian konsumen sebagai penentunya sudah mencukupi, maka tinggal keputusan pembelian konsumen sebagai penentunya.

Berdasarkan kepada teori-teori dan pendapat para pakar yang tersebut di atas maka dapat disusun sebuah kerangka berpikir dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

(24)

2.3 Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah dugaan sementara yang kebenarannya masih harus dilakukan pengujian. Disini kesimpulan sementaranya adalah:

1. Promosi (Promotion) berpengaruh terhadap minat siswa bimbel untuk melakukan pembelian berulang.

2. Bukti Fisik (Physical Evidence) berpengaruh terhadap minat siswa bimbel untuk melakukan pembelian berulang.

3. Harga (Price) berpengaruh terhadap minat siswa bimbel untuk melakukan pembelian berulang.

4. Proses (Proccess) berpengaruh terhadap minat siswa bimbel untuk melakukan pembelian berulang.

(25)

III. METODE PENELITIAN

3.1. Tipe Penelitian

Penelitian yang dilakukan adalah penelitian survei dimana penelitian dilakukan dengan mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok (Singarimbun dan Sofian, 1995:3). Penelitian dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai kinerja bauran pemasaran khususnya promotion, physical evidence, price, dan proccess, dan keputusan pembelian berulang pelanggan serta mengukur pengaruh kinerja bauran pemasaran (promotion, physical evidence, proce, dan proccess) terhadap keputusan pembelian berulang pelanggan melalui pengujian hipotesis.

Sehubungan dengan hal tersebut maka digunakan dua jenis penelitian yaitu penelitian deskriptif dan verifikatif. Di dalam penelitian ini akan diuji apakah promosi, physical evidence, harga, dan proses berpengaruh terhadap keputusan pelanggan untuk melakukan pembelian berulang. Metode penelitian yang digunakan adalah metode descriptive survey danmetode explanatory survey, yaitu suatu metode yang tidak hanya melihat gambaran umum dari variabel atau hubungan antar variabel saja, tetapi juga untuk melihat apakah terdapat pengaruh antar variabel dan sejauh mana pengaruh tersebut ada (Irawan, 1999:61).

Maksud utama penelitian survey pada tesis ini ialah untuk menjelaskan hubungan kausal antara variabel-variabel melalui pengujian hipotesis. Sehingga dapat disebut pula sebagai penelitian penjelasan (explanatory survey).

(26)

Tipe investigasi dalam penelitian ini adalah kausalitas, yaitu tipe yang menyatakan adanya hubungan sebab akibat antara independen variabel, dalam hal ini bauran pemasaran (promosi, physical evidence, harga, dan proses) terhadap dependen variabel, yaitu keputusan pembelian berulang pelanggan. Unit observasi dalam penelitian ini adalah individu, karena hanya pelanggan yang dijadikan responden. Penelitian ini termasuk kategori cross-sectional yaitu informasi dari sebagian populasi dikumpulkan langsung di tempat kejadian secara empiris, dengan tujuan untuk mengetahui pendapat dari sebagian populasi terhadap objek yang sedang diteliti, sebagaimana dikemukakan oleh (Sekaran, 2003:161 dan Malhotra, 2002:81). Pada penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah siswa GO kelas X SMAN di lokasi Unit Purnawarman36, Unit Sumatera35,dan Unit MTC yang dianggap dari sekolah-sekolah yang ada di Kota Bandung.

3.3 Variabel Penelitian dan Operasionalisasi

Untuk mengetahui kinerja bauran pemasaran (promosi, physical evidence, harga, dan proses) serta pengaruhnya terhadap keputusan pembelian berulang pelanggan maka diperlukan operasionalisasi variabel. Hal tersebut dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh melalui pengukuran varibel-variabel penelitian.Yang menjadi variabel bebas pada penelitian ini adalah kinerja bauran pemasaran (promosi, physical evidence, harga, dan proses) sedangkan variabel terikat dalam penelitian ini adalah keputusan pelanggan untuk melakukan pembelian berulang.

3.3.1 Variabel Penelitian

Untuk memudahkan suatu penelitian berangkat dan bermuara pada suatu tujuan yang jelas, maka penelitian itu disimplifikasi kedalam bangunan variabel (Ferdinand, 2006). Variabel adalah suatu atribut atau sifat dari obyek atau kegiatan yang memiliki variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2001).

(27)

perubahan-perubahan yang terjadi dari waktu ke waktu. Suatu indikator tidak selalu menjelaskan keadaan secara keseluruhan tetapi kerap kali hanya memberi petunjuk atau indikasi tentang keadaan keseluruhan tersebut sebagai suatu pendugaan.

Berkaitan dengan penelitian ini, variabel penelitian akan terbagi menjadi dua yang terdiri dari variabel dependen dan variabel independen, akan dijelaskan sebagai berikut:

1. Variabel dependen (Y) adalah variabel yang menjadi pusat perhatian peneliti. Dalam script analysis, nuansa sebuah masalah tercermin dalam variabel dependen. Hakekat sebuah masalah (the nature of a problem) mudah terlihat dengan mengenali berbagai variabel dependen yang digunakan dalam sebuah model. Variabilitas dari atau atas faktor inilah yang berusaha untuk dijelaskan oleh seorang peneliti (Ferdinand, 2006). Dalam penelitian ini, variabel dependen yang digunakan adalah keputusan pembelian.

2. Variabel independen (X) adalah variabel yang mempengaruhi variabel dependen. Baik yang pengaruhnya positif maupun yang pengaruhnya negatif. Dalam script analysis, akan terlihat bahwa variabel yang menjelaskan mengenai jalan atau cara sebuah masalah dipecahkan adalah tidak lain variabel-variabel independen (Ferdinand, 2006). Dalam penelitian ini, variabel independen yang digunakan adalah citra perusahaan, citra konsumen, citra produk dan bauran promosi.

3.3.2 Operasionaisasi Variabel

(28)

3.4 Populasi dan Penentuan Sampel 3.4.1 Populasi

Menurut ferdinand (2006) populasi adalah gabungan dari seluruh elemen yang terbentuk peristiwa. Hal atau orang yang memiliki karakteristik yang serupa yang menjadi pusat perhatian seorang peneliti karena itu dipandang sebagai sebuah semesta penelitian. Dalam penelitian ini, populasi penelitian adalah peserta didik GO kelas X SMAN dari sekolah-sekolah di Kota Bandung.

3.4.2 Sampel

Sampel adalah subset dari populasi, terdiri dari beberapa anggota populasi. Subset ini diambil karena dalam banyak kasus tidak mungkin kita meneliti seluruh anggota populasi, oleh karena itu kita membentuk sebuah perwakilan yang disebut sampel (Ferdinand, 2006). Teknik pengambilan sampling yang digunakan adalah

non probability sampling, yaitu teknik sampling yang tidak memberikan kesempatan sama bagi setiap anggota populasi untuk dijadikan sampel.

Responden yang dipilih adalah peserta didik GO kelas X SMAN yang belajar di sekolah-sekolah Kota Bandung. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan purposive sampling, yaitu peneliti menggunakan pertimbangan sendiri dengan cara sengaja dalam memilih anggota populasi yang dianggap dapat memberikan informasi yang diperlukan atau unit sampel yang sesuai dengan kriteria tertentu yang diinginkan peneliti (Sugiyono, 2004). Kriteria yang digunakan peneliti adalah sampel merupakan peserta didik GO kelas X SMAN di sekolah-sekolah yang mewakili kluster yang ada. Adapun pengambilan responden yang dijadikan sampel dilakukan di Ganesha Operation yang berada di kota Bandung.

3.4.3 Metode Penentuan Sampel

(29)

sampel dapat dihitung dengan menggunakan rumus Yamane (1996) dalam Ferdinand (2006) sebagai berikut:

n= N

1+N d2 Dimana:

n = Jumlah sampel N = Jumlah populasi

d = presisi yang ditetapkan atau prosentasi kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir atau diinginkan (diambil 5%).

Pengambilan sumber data didasarkan pada jumlah siswa yang mewakili kluster 1, 2, dan 3 yang bimbel di Ganesha Operation khususnya kelas X SMA. Jumlah sampelyang diambil berdasarkan persentase siswa yang ada seperti yang tercantum pada Tabel 3.2 s.d 3.5, agar penelitian ini akurat, maka diambil 210 responden. Pengambilan sampel dilakukan pada Bulan September-Oktober dengan cara memilih responden yang merupakan peserta didik GO kelas X SMAN di sekolah-sekolah Kota Bandung disertai pembagian kuesioner di ruang belajar.

Kriteria pengambilan sampel didasarkan pada presentase siswa kelas X yang bimbel di Ganesha Operation yang dianggap mewakili kluster masing-masing dengan jumlah responden sesuai dengan prosentase siswa yang ada.

3.4.4 Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Data Primer

(30)

kursioner tersebut. Kuesioner disebar pada tanggal 18 - 31 Januari 2015 sebanyak 30 kuesioner dan seluruh kuesioner yang disebar tersebut kembali lengkap pada Bulan September - Oktober 2015 sebanyak 210 kuesioner. 2. Data Sekunder

Adalah data yang diperoleh secara tidak langsung atau melalui pihak lain, atau laporan historis yang telah disusun dalam arsip yang dipublikasikan, sudah dikumpulkan dan diolah oleh pihak lain (Santoso dan Tjiptono, 2001). Data sekunder dalam penelitian ini meliputi data jumlah peserta didik kelas X SMAN di sekolah yang dijadikan sampling.

3.5 Teknik Pengumpulan Data 3.5.1. Kuesioner

Data yang dikumpulkan dalam penelitian akan digunakan untuk memecahkan masalah yang ada sehingga data-data tersebut harus benar-benar dapat dipercaya dan akurat. Data yang digunakan dalam penelitian in diperoleh melalui metode kuesioner yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab (Sugiyono, 2008).

Kuesioner ini nantinya terdapat rancangan pertanyaan yang secara logis berhubungan dengan masalah penelitian dan tiap pertanyaan merupakan jawaban-jawaban yang mempunyai makna dalam menguji hipotesis.

Penelitian ini menggunakan skala likert jenis interval, yaitu skala yang menunjukkan nilai-nilai skala yang sama dalam karakteristik yang diukur (Widayat, 2004).

3.5.2 Observasi

Disamping kuisioner, penelitian ini juga melakukan metode observasi. Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistimatik terhadap unsur-unsur yang tampak dalam suatu gejala atau gejala-gejala dalam objek penelitian.

(31)

Studi pustaka yaitu pengumpulan data atau informasi dengan menggunakan buku-buku yang berhubungan dengan menggunakan buku-buku yang berhubungan dengan penelitian dan berujuan untuk menemukan teori, konsep, dan variabel lain yang dapat mendukung penelitian. Di dalam metode studi pustaka ini, peneliti mencari data melalui referensi-referensi, jurnal dan artikel di internet.

3.6 Rancangan Analisis Data dan Uji Hipotesis

Di dalam suatu penelitian data memiliki kedudukan yang penting karena data merupakan penggambaran variabel-variabel yang diteliti dan berfungsi sebagai alat pembuktian hipotesis. Dengan demikian benar tidaknya data sangat menentukan hasil penelitian. Sementara itu benar tidaknya data tergantung kepada baik tidaknya instrumen pengumpul data yang antara lain harus memenuhi dua persyaratan yaitu validitas dan reliabilitas.

Proses analisis data mengikuti beberapa tahapan, mulai dari pengumpulan data, penyiapan data, hingga interpretasi hasil. Setelah proses pengumpulan data selesai, selanjutnya dilakukan penyiapan data. Tahap-tahap ini meliputi editing data, yaitu mencermati setiap kuesioner dan mentabelkan masing-masing jawaban ke dalam spreadsheet. Setelah itu dilakukan pencacahan jawaban untuk mendapatkan distribusi frekuensi setiap pernyataan. Secara lengkap proses tersebut dapat dituangkan dalam bentuk diagram alur (flow chart) seperti pada Gambar 3.1.

3.6.1 Rancangan Analisis Data Analisis Kuantitatif

(32)

Valid & Reliabel ?

Pengujian Validasi & Reliabilitas

kesimpulan mengenai hubungan kausal dalam jalur, maka terlebih dahulu diuji keberartian (signifikansi) untuk setiap koefisien jalur yang telah dihitung.

Untuk menentukan besarnya pengaruh suatu variabel terhadap variabel lainnya diperlukan persyaratan:

1. Hubungan antara variabel harus merupakan hubungan linear dan aditif, 2. Semua variabel residu tidak mempunyai korelasi satu sama lain, 3. Pola hubungan antara variabel adalah rekursif,

4. Skala pengukuran baik pada variabel penyebab maupun pada variabel akibat sekurangkurangnya interval.

Pengumpulan Data

Penyiapan Data

- Editing data

- Pembuatan filing data - Pemrograman komputer - Distribusi frekuensi

Revisi kuisioner

Analisis Jalur

Pengintervalan Data

(33)

Gambar 3.1 Proses Analisis Data

Apabila persyaratan tersebut dipenuhi, maka koefisien jalur dapat dihitung dengan langkah-langkah:

1. Menggambarkan diagram jalur untuk hubungan antara variabel secara lengkap, diagram jalur ini mencerminkan hipotesis konseptual yang diajukan sehingga tampak dengan jelas variabel penyebab dan variabel akibat,

2. Menghitung besarnya pengaruh suatu variabel penyebab terhadap variabel akibat, perhitungan ini didasarkan pada sub–struktur variabel penyebab dengan variabel akibat,

3. Menghitung koefisien korelasi sederhana, 4. Menghitung matriks invers korelasi, 5. Menghitung koefisien jalur.

Uji Validitas dan Uji Reliabilitas a. Uji Validitas

Validitas instrumen berhubungan dengan kesesuaian dan ketepatan fungsi alat ukur yang digunakannya. Maka dari itu sebelum instrument tersebut digunakan di lapangan perlu adanya pengujian validitas terhadap instrument tersebut. Uji Validitas adalah prosedur untuk memastikan apakah kuesioner yang akan dipakai untuk mengukur variabel penelitian valid atau tidak. Kuesioner dikatakan valid apabila dapat mempresentasikan atau mengukur apa yang hendak

Intepretasi Hasil

(34)

diukur (variabel penelitian). Dengan kata lain validitas adalah ukuran yang menunjukkan kevalidan dari suatu instrumen yang telah ditetapkan.

Kuesioner yang valid harus mempunyai validitas internal dan eksternal.validitas internal atau rasional, bila kriteria yang ada dalam kuesioner secara rasional (teoritis) telah mencerminkan apa yang diukur, sedangkan validitas eksternal bila kriteria didalam kuesioner disusun berdasarkan fakta-fakta emperis yang telah ada (eksternal).

Validitas internal kuesioner harus memenuhi construct validity (validitas kontruks) dan content validity (validitasisi). Validitas konstruks adalah kerangka dari suatu konsep.Untuk mencari kerangka konsep dapat ditempuh dengan:

1) Mencari definisi konsep yang dikemukakan oleh para ahli yang tertulis dalam literatur

2) Jika dalam literatur tidak didapatkan definisi konsep yang ingin diukur, peneliti harus mendifinisikan sendiri konsep tersebut (dengan bantuan para ahli)

3) Menanyakan definisi konsep yang akan diukur kepada calon responden atau orang yang mempunyai karakteristik yang sama dengan responden.

Untuk menguji validitas konstruk, maka dapat digunakan pendapat dari para ahli (judment experts). Untuk itu kuesioner yang telah dibuat berdasarkan teori tertentu, dikonsultansikan kepada ahlinya untuk mendapatkan tanggapan atas kuesioner yang telah kita buat, saran para ahli dapat tanpa perbaikan, dengan perbaikan atau dirombak total.

Validitas isi kuesioner ditentukan oleh sejauhmana isi kuesioner tersebut mewakili semua aspek yang dianggap sebagai aspek kerangka konsep. Misal konsep yang mau diteliti terdiri dari tiga aspek, maka kuesioner yang dibuat harus menanyakan tentang ketiga aspek tersebut, jika hanya menanyakan satu aspek saja berarti kuesioner tersebut tidak memiliki validitasisi yang tinggi.

(35)

Jika kita mau menciptakan kuesioner baru, maka hasil pengukurannya harus dikorelasikan dengan kuesioner yang sudah valid dengan menggunakan uji korelasi, bila korelasinya tinggi dan signifikan berarti kuesioner yang baru memiliki validitas yang memadai. Setelah validitas konstruk terpenuhi maka dilakukan validitas eksternal dengan menggunakan bantuan SPSS.

Valid berarti instrumen yang digunakan dapat mengukur apa yang hendak diukur (Ferdinand, 2006). Validitas yang digunakan dalam penelitian ini (content validity) menggambarkan kesesuaian sebuah pengukur data dengan apa yang akan diukur (Ferdinand, 2006). Biasanya digunakan dengan menghitung korelasi antara setiap skor butir instrumen dengan skor total (Sugiyono, 2004). Metode uji validitas yang digunakan pada penelitian ini adalah metode korelasi product moment dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

rxy = Keeratan hubungan (Korelasi) x = Jumlah skor pertanyaan

y = Jumlah skor total pertanyaan n = jumlah sampel yang akan diuji Kriteria putusan:

rxy hitung > r tabel maka valid rxy hitung < r tabel maka tidak valid

Pengujian validitas menggunakan alat ukur berupa program komputer yaitu SPSS (Statistical Package for the Social Science) for windows 20, dan jika suatu alat ukur mempunyai korelasi yang signifikan antara skor item terhadap skor totalnya maka dikatakan alat skor tersebut adalah valid (Ghozali, 2006).

b. Uji Reliabilitas

(36)

handal jika jawaban seseorang, terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2006).

Adapun rumus kasar diperoleh dari:

Keterangan:

α = Koefisien korelasi k = Banyaknya belahan tes Si = Varians belahan tes

Dalam melakukan perhitungan Alpha, digunakan alat bantu program komputer yaitu SPSS (Statistical Package for the Social Science) for windows 20

dengan menggunakan model Alpha. Sedangkan dalam pengambilan keputusan reliabilitas, suatu instrumen dikatakan reliabel jika nilai alpha lebih besar dari 0,6 (Ghozali, 2001).

Pengujian reliabilitas terhadap seluruh item atau pertanyaan pada penelitian ini akan menggunakan rumus koefisien Cronbach Alpha. Nilai Cronbach Alpha pada penelitian ini akan digunakan nilai 0.6 dengan asumsi bahwa daftar pertanyaan yang diuji akan dikatakan reliabel bila nilai Cronbach Alpha ≥ 0.6 (Nunally, 1996 dalam Ghozali, 2005)

Syarat suatu alat ukur menunjukkan kehandalan yang semakin tinggi adalah apabila koefisien reliabilitas (α) yang mendekati angka satu. Apabila koefisien alpha (α) lebih besar dari 0.6 maka alat ukur dianggap handal atau terdapat internal consistency reliability dan sebaliknya bila alpha lebih kecil dari 0.2 maka dianggap kurang handal atau tidak terdapat internal consistency reliability.

Pengujian Instrumen

(37)

a. Uji Validitas

Uji validitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah instrument alat ukur yang digunakan telah menjalankan fungsi pengukurannya. Alat ukur dikatakan valid apabila jika pertanyaan atau pernyataan pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Uji validitas menggunakan nilai Corrected Item Total, hasilnya dibandingkan dengan titik kritis 0,300. Instrumen dikatakan valid apabila nilai Corrected Item Total ≥ titik kritis. Berikut merupakan hasil pengujian validitas kuesioner dalam penelitian ini;

Tabel 3.1

Matrik Hasil Uji Validitas Pearson (Product Moment) Untuk Alat Ukur Promosi (X1)

( N=30 dan α =0.05)

Nomor Item

r

hit

r

tab Keterangan

1 0,805 0,361 Valid

2 0,831 0,361 Valid

3 0,857 0,361 Valid

4 0,841 0,361 Valid

Berdasarkan uji validitas pada Tabel 3.1 dari keempat pernyataan yang ada indeks validitasnya 0,361 lebih besar dari 0,3 sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh item pernyataan valid.

Tabel 3.2

Matrik Hasil Uji Validitas Pearson (Product Moment) Untuk Alat Ukur Physical Evidence (X2)

( N=30 dan α =0.05)

Nomor Item rhit rtab Keterangan

(38)

6 0.862 0.361 Valid

7 0.860 0.361 Valid

8 0.829 0.361 Valid

9 0.852 0.361 Valid

10 0.862 0.361 Valid

Berdasarkan uji validitas pada Tabel 3.2 dari keenam pernyataan yang ada indeks validitasnya berada pada kisaran 0,852 hingga 0,862 lebih besar dari 0,361 sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh item pernyataan valid.

Tabel 3.3

Matrik Hasil Uji Validitas Pearson (Product Moment) Untuk Alat Ukur Harga (X3)

( N=30 dan α =0.05)

Nomor Item

r

hit

r

tab Keterangan

11 0.805 0.361 Valid

12 0.797 0.361 Valid

13 0.831 0.361 Valid

14 0.885 0.361 Valid

15 0.829 0.361 Valid

Berdasarkan uji validitas pada Tabel 3.3 dari kelima pernyataan yang ada indeks validitasnya berada pada kisaran 0,797 hingga 0,885 lebih besar dari 0,361 sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh item pernyataan valid.

Tabel 3.4

Matrik Hasil Uji Validitas Pearson (Product Moment) Untuk Alat Ukur Process (X4)

( N=30 dan α =0.05)

Nomor Item

r

hit

r

tab Keterangan

16 0,804 0,361 Valid

17 0,892 0,361 Valid

(39)

19 0,856 0,361 Valid

Berdasarkan uji validitas pada Tabel 3.4 dari keempat pernyataan yang ada indeks validitasnya berada pada kisaran 0,804 hingga 0,892 lebih besar dari 0,361 sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh item pernyataan valid.

Tabel 3.5

Matrik Hasil Uji Validitas Pearson (Product Moment) Untuk Alat Ukur Keputusan Pembelian (Y)

( N=30 dan α =0.05)

Nomor

Item

r

hit

r

tab Ket.

Nomor

Item

r

hit

r

tab Ket.

20 0.830 0.361 Valid 25 0.814 0.361 Valid

21 0.837 0.361 Valid 26 0.924 0.361 Valid

22 0.822 0.361 Valid 27 0.835 0.361 Valid

23 0.826 0.361 Valid 28 0.812 0.361 Valid

24 0.801 0.361 Valid

Berdasarkan uji validitas pada Tabel 3.5 dari kesembilan pernyataan yang ada indeks validitasnya berada pada kisaran 0,801 hingga 0,924 lebih besar dari 0,361 sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh item pernyataan valid.

Berdasarkan hasil pengujian validitas pada tabel 3.8 hingga 3.12 di atas dari ke lima variabel yang diuji setiap item pernyataan dinyatakan valid karena nilai indeks validitasnya lebih besar dari 0.3, sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh item pernyataan pada kelima variabel valid dan layak digunakan sebagai alat ukur variabel Promotion (X1), Physical Evidence (X2), Price (X3), Process (X4), dan Keputusan Pembelian (Y).

b. Uji Reliabilitas

(40)

(X4). Suatu instrumen penelitian diindikasi memiliki reliabilitas lebih besar atau sama dengan 0,700 maka disimpulkan bahwa kuesioner sudah reliabel, sehingga kuisioner sudah dapat digunakan sebagai instrumen penelitian yang dapat mengukur topik permasalahan yang sedang dibahas. Berikut merupakan hasil pengujian reliabilitas kuesioner dalam penelitian ini;

Tabel 3.6 Reliability Statistics Variabel PROMOSI (X.1)

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based on Standardized Items

N of Items

.853 .853 4

Berdasarkan Tabel 3.6 dapat dilihat bahwa setiap variabel dinyatakan reliabel karena memiliki nilai 0,853 lebih besar dari 0,7 hal ini menunjukan bahwa item pernyataan kuisioner andal (reliabel) untuk mengukur variabelnya masing-masing.

Tabel 3.7 Reliability Statistics

Variabel PHYSICAL EVIDENCE (X.2)

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based on Standardized Items

N of Items

.925 .925 6

(41)

Tabel 3.8 Reliability Statistics Variabel HARGA (X.3)

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based on Standardized Items

N of Items

.887 .886 5

Berdasarkan Tabel 3.8 dapat dilihat bahwa setiap variabel dinyatakan reliabel karena memiliki nilai 0,887 lebih besar dari 0,7 hal ini menunjukan bahwa item pernyataan kuisioner andal (reliabel) untuk mengukur variabelnya masing-masing.

Tabel 3.9 Reliability Statistics Variabel PROSES (X.4)

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based on Standardized Items

N of Items

.873 .874 4

(42)

Tabel 3.10 Reliability Statistics

Variabel KEPUTUSAN PEMBELIAN (Y)

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based on Standardized Items

N of Items

.945 .945 9

Berdasarkan Tabel 3.10 dapat dilihat bahwa setiap variabel dinyatakan reliabel karena memiliki nilai 0,945 lebih besar dari 0,7 hal ini menunjukan bahwa item pernyataan kuisioner andal (reliabel) untuk mengukur variabelnya masing-masing.

Berdasarkan pada di atas dapat dilihat bahwa setiap variabel dinyatakan reliabel, karena lebih besar dari titik kritis 0.7, hasil ini menunjukkan bahwa item pernyataan kuesioner pada kelima variabel andal (reliabel) untuk mengukur variabelnya masing-masing.

3.6.1.4 Metode Konversi Data Menjadi Skala Interval

Untuk mengetahui kinerja bauran pemasaran jasa serta keputusan konsumen menjadi peserta didik maka data diolah dengan menganalisis sikap responden terhadap setiap butir kuesioner untuk melihat hasil penelitian positif atau negatif terhadap pelaksanaan variabel dengan menggunakan analisis Likert Summated Rating yang mengkategorikan sikap responden sebagai berikut.

ntang

Nilai tiap batasan (minimum, kuartil 1, median, kuartil 3, dan maksimum) adalah hasil perkalian jumlah responden dengan jumlah butir pertanyaan untuk setiap subvariabel yang dianalisis serta batasan skala (1 untuk nilai minimal dan seterusnya sampai 5 untuk nilai maksimal).

20% 36% 52% 68% 84% 100%

(43)

Selanjutnya dicari rata-rata tiap responden untuk memudahkan penelitian dari rata-rata tersebut dibuat interval. Rumus yang digunakan menurut Sudjana (2000:79) sebagai berikut:

Panjang kelas interval= rentang banyak kelas interval Dimana:

Rentang = nilai tertinggi – nilai terendah Banyak interval kelas = 5

Panjang interval kelas=5−1

5

= 0,8

Tabel 3.11

Kriteria intepretasi nilai rata-rata variable penelitian

Interval Kriteria

1 – 1,8 Sangat Lemah (Sangat Tidak Baik)

1,8 – 2,6 Lemah (Tidak Baik)

2,6 – 3,4 Cukup (Cukup Baik)

3,4 – 4,2 Kuat (Baik)

4,2 – 5,0 Sangat Kuat (Sangat Baik)

Untuk analisis jalur diperlukan syarat data yang mempunyai tingkat pengukuran sekurang-kurangnya berskala interval. Karena semua variabel dalam penelitian ini berskala ordinal, maka harus ditingkatkan menjadi skala interval, yaitu dengan menggunakan method of successive interval (MSI), dengan demikian perlu dilakukan transformasi data dengan langkah-langkah berikut.

1. Berdasarkan hasil jawaban responden untuk setiap pertanyaan, hitung frekuensi setiap pilihan jawaban

(44)

3. Berdasarkan proporsi yang ada tersebut untuk setiap pertanyaan, hitunglah proporsi kumulatif untuk setiap pilihan jawaban.

4. Untuk setiap pertanyaan, tentukan nilai batas untuk Z (tabel distribusi normal) bagi setiap pilihan jawaban. Untuk data n > 30 dianggap mendekati luas daerah di bawah kurva normal.

5. Tentukan bersarnya nilai densitas (density) untuk setiap proporsi kumulatif dengan memasukkan nilai Z pada rumus distribusi normal.

6. Hitung scale value (nilai interval rata-rata) untuk setiap pilihan jawaban melalui persamaan MSI:

Scale Value =

Kepadatan Batas Bawah

Kepadatan Batas Atas

Daerah di Bawah Batas Atas

Daerah di Bawah Batas Bawah

7. Hitung score (nilai hasil trasformasi) untuk setiap pilihan jawaban melalui persamaan:

Score = Scale Value +

|

Scale Value

minimum

| +

1

Analisis Jalur (Path Analysis)

Analisis jalur adalah suatu teknik pengembangan dari regresi linier ganda. Teknik ini digunakan untuk menguji besarnya sumbangan (kontribusi) yang ditunjukan oleh koefisien jalur pada setiap diagram jalur dari hubungan kausal antar variabel X1, X2, X3, dan X4 terhadap Y. “Analisis jalur ialah suatu teknik untuk menganalisis hubungan sebab akibat yang terjadi pada regresi berganda jika variabel bebasnya mempengaruhi variabel tergantung tidak hanya secara langsung tetapi juga secara tidak langsung”. (Robert D. Retherford 1993). Sedangkan definisi lain mengatakan: “Analisis jalur merupakan pengembangan langsung bentuk regresi berganda dengan tujuan untuk memberikan estimasi tingkat kepentingan (magnitude) dan signifikansi (significance) hubungan sebab akibat hipotetikal dalam seperangkat variabel.” (Paul Webley 1997).

(45)

ρX

matriks korelasi dengan dua atau lebih model hubungan sebab akibat yang dibandingkan oleh peneliti. Hubungan kausal antar variabel penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.2.

Keterangan:

X = Bauran pemasaran jasa,

Y = Keputusan konsumen menjadi peserta didik,

ρYX = Koefisien jalur, dan

 = faktor lain (residu).

Gambar 3.2 Hubungan Kausal Antara Variabel X dengan Y

Berdasarkan paradigma pada Gambar 3.2 terlihat bahwa hubungan antar variabel berbentuk regresi linear sederhana sebagai berikut.

Y = f(X dan ) atau Y = PYX X + 

Untuk bentuk regresi linear sederhana, koefisien jalur tidak lain adalah

koefisien korelasi yang besarnya adalah:

PYX = rYX

n

h=1

n

XhYh

h=1

n

Xh

h=1

n Yh

[

n

h=1

n

X2h

(

h=1

n Xh

)

2

][

n

h=1

n

Yh2−

(

h=1

n Yh

)

2

]

Pengaruh variabel lainnya terhadap Y di luar X adalah:

PY =

1

P

YX

2

(46)

Pengujian Secara Parsial

Jika hipotesis umum dalam penelitian signifikan, maka selanjutnya dapat dilakukan pengujian secara parsial, yaitu:

1. H0 : ρYX1 0

Kinerja promosi jasa bimbingan belajar tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian berulang konsumen menjadi peserta didik pada bimbingan belajar Ganesha Operation Bandung.

H1 : ρYX1 0

Kinerja promosi jasa bimbingan belajar berpengaruh terhadap keputusan pembelian berulang konsumen menjadi peserta didik pada bimbingan belajar Ganesha Operation Bandung.

2. H0 : ρYX2 0

Kinerja physical evidence bimbingan belajar tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian berulang konsumen menjadi peserta didik pada bimbingan belajar Ganesha Operation Bandung.

H1 : ρYX2 0

Kinerja physical evidence bimbingan belajar berpengaruh terhadap keputusan pembelian berulang konsumen menjadi peserta didik pada bimbingan belajar Ganesha Operation Bandung.

3. H0 : ρYX3 0

Kinerja harga jasa bimbingan belajar tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian berulang konsumen menjadi peserta didik pada bimbingan belajar Ganesha Operation Bandung.

H1 : ρYX3 0

Kinerja harga jasa bimbingan belajar berpengaruh terhadap keputusan pembelian berulang konsumen menjadi peserta didik pada bimbingan belajar Ganesha Operation Bandung.

(47)

Kinerja proses jasa bimbingan belajar tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian berulang konsumen menjadi peserta didik pada bimbingan belajar Ganesha Operation Bandung.

H1 : ρYX4 0

Kinerja proses jasa bimbingan belajar berpengaruh terhadap keputusan pembelian berulang konsumen menjadi peserta didik pada bimbingan belajar Ganesha Operation Bandung.

Hipotesis ini akan diuji dengan menggunakan statistik uji Modifikasi Al-Rasjid (Sitepu, 1994:36) yang rumusnya sebagai berikut.

t =

r

xy

(

1-r

xy 2

)

n-2

¿π r2

Statistik uji diatas mengikuti distribusi t dengan derajat bebas df = n – 2. di mana:

rYX = merupakan koefisien jalur atau besarnya pengaruh dari variabel penyebab (X

Gambar

Tabel 3.3
Tabel 3.6 Reliability Statistics
Tabel 3.9Reliability Statistics
Tabel 3.10Reliability Statistics
+7

Referensi

Dokumen terkait