• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENGARUH SOSIAL DEMOGRAFI DAN SOSIAL EKONOMI TERHADAP PARTISIPASI KERJA PENDUDUK LANJUT USIA MENURUT PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM (Studi pada Penduduk Lanjut Usia di Desa Payung Batu Kecamatan Pubian Kabupaten Lampung Tengah) - Raden Intan Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "ANALISIS PENGARUH SOSIAL DEMOGRAFI DAN SOSIAL EKONOMI TERHADAP PARTISIPASI KERJA PENDUDUK LANJUT USIA MENURUT PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM (Studi pada Penduduk Lanjut Usia di Desa Payung Batu Kecamatan Pubian Kabupaten Lampung Tengah) - Raden Intan Repository"

Copied!
120
0
0

Teks penuh

(1)

Kabupaten Lampung Tengah)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E)

Dalam Ilmu Ekonomi dan Bisnis Islam

Oleh : SITI KHOIRIAH NPM. 1451010254

Program Studi : Ekonomi Syariah

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

(2)

Kabupaten Lampung Tengah)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E)

Dalam Ilmu Ekonomi dan Bisnis Islam

Oleh : SITI KHOIRIAH NPM. 1451010254

Program Studi : Ekonomi Syariah

Pembimbing I : Hj.Mardhiyah Hayati, S.P., M.S.I Pembimbing II : Ghina Ulfah, Lc., M.E. Sy

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

(3)

ii

Payung Batu pada tahun 2017 adalah sebanyak 271 orang dari jumlah 557 jiwa penduduk lanjut usia. Tingginya persentase lanjut usia yang bekerja pada dasarnya tidak hanya mencerminkan kemampuan mereka untuk tetap bekerja, tetapi disisi lain juga bisa dimaknai rendahnya tingkat kesejahteraan lanjut usia, sehingga mereka terpaksa masih harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Namun meskipun penduduk lanjut usia di desa tersebut telah berpartisipasi dalam dunia kerja namun kondisi ekonomi mereka masih belum bisa dikatakan sejahtera

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah sosial demografi dan sosial ekonomi berpengaruh terhadap partisipasi kerja penduduk lanjut usia di Desa Payung Batu secara parsial maupun simultan, serta bagaimana pandangan Ekonomi Islam terhadap partisipasi kerja penduduk lanjut usia di Desa Payung batu. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh sosial demografi (jumlah beban tanggungan), dan sosial ekonomi (pendapatan rumah tangga) secara parsial maupun simultan terhadap partisipasi kerja penduduk lanjut usia di Desa Payung Batu dan untuk menganalisis pandangan Ekonomi Islam terhadap partisipasi kerja penduduk lanjut usia di Desa Payung Batu.

Penelitian ini digolongkan kedalam penelitian lapangan (Field Research), dimana data primer diperoleh dari hasil observasi, wawancara, dan data sekunder diperoleh dari data dokumentasi. Populasi dalam penelitian ini adalah penduduk lanjut usia yang masih bekerja yang berjumlah 271 orang. Sedangkan teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik accidental sampling dengan perhitungan metode

slovin yang hasilnya sebanyak 73 orang. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pendekatan secara kuantitatif yang bersifat deskriptif. Data yang terkumpul dianalisis menggunakan regresi linear berganda yang diolah dengan program SPSS 18.

Secara keseluruhan hasil analisis regresi linear berganda dan uji hipotesis disimpulkan bahwa dalam penelitian secara parsial sosial ekonomi yaitu pendapatan rumah tangga berpengaruh signifikan terhadap partisipasi kerja penduduk lanjut usia, sedangkan sosial demografi yaitu jumlah beban tanggungan secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap partisipasi kerja penduduk lanjut usia. Secara simultan sosial demografi yaitu jumlah beban tanggungan dan sosial ekonomi yaitu pendapatan rumah tangga berpengaruh signifikan terhadap partisipasi kerja penduduk lanjut usia. Dalam pandangan Ekonomi Islam mengenai partisipasi kerja penduduk lanjut usia di Desa Payung Batu dilihat dari prinsip - prinsip Ekonomi Islam yaitu Tauhid dan persaudaraan, Prinsip bekerja dan produktivitas, Prinsip distribusi kekayaan yang adil, dan Prinsip ta’awun.

(4)

iii

PERSETUJUAN

Judul Skripsi : ANALISIS PENGARUH SOSIAL DEMOGRAFI DAN SOSIAL EKONOMI TERHADAP PARTISIPASI KERJA PENDUDUK LANJUT USIA MENURUT PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM (Studi pada Penduduk Lanjut Usia di Desa Payung Batu Kecamatan Pubian Kabupaten Lampung Tengah)

Nama : Siti Khoiriah

NPM : 1451010254

Jurusan : Ekonomi Syari’ah

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Islam DISETUJUI

Untuk dimunaqasyahkan dan dipertahankan dalam sidang Munaqasyah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Raden Intan Lampung

Bandar Lampung, 01 November 2018

Pembimbing I Pembimbing II

Hj. Mardhiyah Hayati, S.P., M.S.I Ghina Ulfah, Lc., M.E.Sy

NIP. 197605292008012010

Ketua

Jurusan Ekonomi Syariah

(5)

iv

PENGESAHAN

Skripsi dengan Judul “ANALISIS PENGARUH SOSIAL DEMOGRAFI DAN SOSIAL EKONOMI TERHADAP PARTISIPASI KERJA PENDUDUK LANJUT USIA MENURUT PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM (Studi pada Penduduk Lanjut Usia di Desa Payung Batu Kecamatan Pubian Kabupaten Lampung Tengah)”, disusun oleh: Siti Khoiriah, NPM: 1451010254, Jurusan: Ekonomi Syari’ah, telah diujikan dalam sidang Munaqasyah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam pada hari/tanggal : Rabu, 19 Desember 2018

TIM MUNAQASYAH

Ketua sidang : Dr. Hj. Heni Noviarita, S.E., M.S.I (...)

Sekretaris : Diah Mukminatul, M.E.Sy (...)

Penguji I : Drs. H. Nasrudin, M.Ag (...)

Penguji II : Hj. Mardhiyah Hayati, S.P., M.S.I (...)

Mengetahui,

Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

(6)

v

 







Artinya :“Bekerjalah kamu, maka Allah SWT akan melihat pekerjaanmu, begitu juga Rasul-Nya serta orang-orang mukmin, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui akan yang gaib dan yang nyata, lalu

diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan”. (Q.S At-Taubah :105)1

1

(7)

vi

barokahnya sehingga saya bisa menyelesaikan karya tulis ini. Sebagai tanda bukti cinta tulus kupersembahkan karya tulis ini kepada:

1. Kedua orang tuaku, bapak Muhyidin dan Ibu Siti Nur Jannah yang selalu senatiasa berdo’a untuk kesuksesanku, mencurahkan kasih sayangnya yang tiada henti, memberikan motivasi dengan sabar menantikan keberhasilanku, sehingga mengantarkanku meraih gelar sarjana. 2. Kakak ku Imam Muhtadi, yang juga turut mendo’akan untuk kesuksesanku.

3. Sahabat-sahabatku tercinta Vivi Nur Indah Sari, Tria Wulandari, Rosmiyani, Aci Harningsih, Mia Aprilia, terimakasih atas kasih sayang, bantuan, dukungan dan motivasi serta semangat yang kalian berikan.

(8)

vii

Hitam Kabupaten Lampung Barat pada tanggal 12 Juni 1996, anak kedua dari dua bersaudara, pasangan Bapak Muhyidin dan Ibu Siti Nur Jannah. Bertempat tinggal di Pekon Sukajadi Kecamatan Air Hitam Kabupaten Lampung Barat.

1. Penulis mengawali pendidikan di Madrasah Ibtidaiyah MI Darul Ulum Sukajadi selesai pada tahun 2008.

2. Selanjutnya penulis melanjutkan pendidikan di Mts Al-Muhajirin Sumber Alam selesai pada tahun 2011.

3. Selanjutkan penulis melanjutkan pendidikan di MA Raden Intan Air Hitam Lampung Barat selesai pada tahun 2014.

4. Selanjutnya melanjutkan jenjang pendidikan tingkat perguruan tinggi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam di Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan Lampung dimulai pada tahun 2014.

Bandar Lampung, 01 November 2018

(9)

viii

puji syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan ridho-Nya, berupa ilmu pengetahuan, kesehatan dan kenikmatan yang tiada henti sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Analisis Pengaruh Sosial Demografi dan Sosial Ekonomi terhadap Partisipasi Kerja Penduduk Lanjut Usia (Studi pada Penduduk Lanjut Usia di Desa Payung Batu Kecamatan Pubian Kabupaten Lampung Tengah)” dengan baik dan benar. Shalawat beriring salam selalu tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah menegakkan kalimat Tauhid serta membimbing umatnya ke jalan yang penuh cahaya dan semoga kita termasuk kaum yang mendapat syafaatnya di hari kiamat nanti, Aamiin.

Skripsi ini ditulis merupakan bagian dari persyaratan untuk menyelesaikan studi pendidikan program Strata Satu (S1) di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Negeri (UIN) Raden Intan Lampung guna mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi (S.E), atas terselesainya skripsi ini tidak lupa penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang turut berperan dalam proses penyelesaiannya . berikut ini penulis secara rinci mengucapkan terimakasih kepada :

1. Dr. Moh Bahrudin, M.A selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Raden Intan Lampung.

(10)

ix

masukan dan saran kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Raden Intan Lampung yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat, pengalaman dan pelajaran kepada penulis selama proses perkuliahan.

6. Seluruh staff akademik dan pegawai kepustakaan yang telah memberikan pelayanan yang baik dan memberikan informasi serta sumber referensi kepada penulis.

7. Bapak Hernanto selaku Kepala Desa Payung Batu beserta jajaran nya yang telah terlibat memberikan sumber data serta informasi yang akurat sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tanpa suatu halangan apapun.

8. Teman – teman seperjuangan Jurusan Ekonomi Syariah angkatan 2014 khususnya kelas B yang selalu bersama selama proses perkuliahan serta memberikan dukungan, semangat dan bantuan dalam proses penelitian dan penulisan skripsi ini.

9. Keluarga besarku yang selalu mendo’akanku dan menjadi semangat hidupku.

(11)

x

ini. Peneliti berharap hasil penelitian ini akan menjadi sumbangan yang berarti dalam mengembangkan ilmu pengetahuan, khususnya ilmu-ilmu keislaman di abad modern.

Bandar Lampung, 01 November 2018

Penulis

(12)

xi

F. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...16

BAB II LANDASAN TEORI

C. Partisipasi Kerja Penduduk Lanjut Usia ...32

1. Pengertian Partisipasi Kerja Penduduk Lanjut Usia ...32

2. Partisipasi Kerja Penduduk Lanjut Usia dalam Islam ...37

D. Konsep Ekonomi Islam ...40

1. Pengertian Ekonomi Islam ...40

2. Prinsip-Prinsip Ekonomi Islam ...41

3. Nilai-Nilai Ekonomi Islam ...46

(13)

xii

G. Kerangka Pemikiran...52

H. Hipotesis ...54

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sifat Penelitian ...57

B. Sumber Data...58

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA A. Hasil Penelitian ...66

1. Sejarah Singkat Berdirinya Desa ...66

2. Visi dan Misi Desa ...68

3. Kondisi Umum Desa ...69

4. Keadaan Sosial Ekonomi Penduduk ...71

5. Karakteristik Responden ...75

B. Analisis Data ...80

1. Uji Signifikan Parsial (Uji t) ...80

2. Uji Signifikan Simultan (Uji F) ...81

3. Koefesien Determinasi ...83

C. Pembahasan...84

1. Pengaruh secara Parsial Sosial Demografi dan Sosial Ekonomi terhadap Partisipasi Kerja Penduduk Lanjut Usia di Desa Payung Batu Kecamatan Pubian Kabupaten Lampung Tengah ... 84

(14)

xiii

B. Saran ...98 DAFTAR PUSTAKA

(15)

xiv

Tabel 2. Kondisi Sosial Desa ...9

Tabel 3. Data Jumlah Lanjut Usia Bekerja Berdasarkan Status Perkawinan...11

Tabel 4. Penelitian Terdahulu ...50

Tabel 5. Sejarah Pemerintahan Desa...69

Tabel 6. Kondisi Geografis Desa ...70

Tabel 7. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin ...71

Tabel 8. Jumlah Penduduk Berdasarkan Umur ...72

Tabel 9. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan...73

Tabel 10. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Pekerjaan ...74

Tabel 11. Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Status Perkawinan...76

Tabel 12. Jawaban Respoden Berdasarkan Pendapatan Rumah Tangga ...77

Tabel 13. Jawaban Responden Berdasarkan Jumlah Beban Tanggungan ...78

Tabel 14. Jawaban Responden Berdasarkan Jumlah Jam Kerja Perbulan ...79

Tabel 15. Uji T (Parsial) ...80

Tabel 16. Hasil Uji F (Simultan) ...82

(16)
(17)

xvi Lampiran 2. Berita Acara Seminar Proposal Skripsi Lampiran 3. Berita Acara Munaqosyah

Lampiran 4. Blanko Konsultasi Skripsi

Lampiran 5. Surat Keputusan Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung No. 18 Tahun 2018 tentang Penunjukan Dosen Pembimbing Skripsi Mahasiswa Semester Genap Tahun Akademik 2017/2018 Lampiran 6. Surat Plagiarisme

(18)

BAB I PENDAHULUAN

A. Penegasan judul

Agar memudahkan dalam memahami makna judul skripsi ini dan agar tidak menimbulkan kesalah pahaman bagi para pembaca, maka perlu adanya uraian terhadap penegasan arti dan makna dari beberapa istilah yang terkaitdengan tujuan skripsi ini. Dengan penegasan tersebut diharapkan tidak akan terjadi disinterpretasi terhadap pemaknaan judul dari beberapa istilah yang digunakan, di samping itu langkah ini merupakan proses penekanan terhadap pokok permasalahanyang akan di bahas.

Adapun judul skripsi ini adalah“Analisis Pengaruh Sosial Demografi Dan Sosial Ekonomi Terhadap Partisipasi Kerja Penduduk Lanjut Usia Menurut Perspektif Ekonomi Islam(Studi pada Penduduk Lanjut Usia di Desa Payung Batu Kecamatan Pubian, Kabupaten Lampung Tengah)”.

(19)

1. Analisis adalah kegiatan penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan,perbuatan, dan sebagainya) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya (sebab musabab duduk perkaranya, dan sebagainya).1

2. Pengaruh adalah suatu proses interaksi yang menentukan tingkah laku seseorang atau kelompok remaja, baik dalam arti positif, yaitu terjadinya suatu penyesuaian maupun dalam arti negatif, yaitu terjadinya suatu bentuk tingkah laku yang tidak sesuai bagi kepentingan bangsa atau dengan suatu sistem nilai karena meniru suatu kelompok tertentu yang terdapat dalam lingkungan sosialnya, baik yang bersifaat tetap maupun yang bersifat sementara.2

3. Sosial Demografi adalah ilmu yang mempelajari tentang aspek-aspek manusia baik dari segi kuantitas maupun kualitas.3

4. Sosial Ekonomi adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan tindakan ekonomi dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat seperti sandang, pangan, dan papan.4

5. Partisipasi Kerja Penduduk Lanjut Usia adalah kegiatan penduduk usia 50 tahun keatas yang dapat berupa bekerja atau berusaha untuk membantu memperoleh penghasilan atau mencari pekerjaan.5

1

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif R&D, (Bandung: Alfabeta, 2009) h. 243 2

Faesal, Jusuf Amir, Riorientasi Pendidikan Islam, (Jakarta: Gema Insani Pers, 2005), h. 226 3

Ng. Philipus dan Nurul Aini, Sosiologi dan Politik (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2011), h. 65

4

(20)

6. Perspektif adalah cara pandang yang muncul akibat kesadaran seseorang terhadap sesuatu yang akan menambah wawasan atau pengetahuan seseorang agar dapat melihat segala sesuatu yang terjadi dengan pandangan yang luas.6 7. Ekonomi Islam adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu yang

mengendalikan dan mengatur aktifitas ekonomi sesuai dengan pokok - pokok Islam.7

Berdasarkan pengertian di atas maka dapat dipahami bahwa maksud dari judul skripsi ini adalah penulis ingin mengetahui pengaruh sosial demografi dan sosial ekonomi terhadap partisipasi kerja penduduk lanjut usia menurut perspektif Ekonomi Islam.

B. Alasan Memilih Judul

Adapun yang menjadi alasan mendasari dalam memilih judul ini adalah :

1. Alasan Objektif

Masih adanya fenomena dimana tingkat partisipasi kerja penduduk lanjut usia masih tinggi, hal ini dapat diketahui dengan melihat jumlah jam kerja yang digunakan oleh penduduk lanjut usia selama seminggu yaitu mereka bekerja rata- rata 34 jam/minggu atau 136 jam/bulan. Selain itu tingginya partisipasi kerja penduduk lanjut usia juga dikarenakan tingkat kesejahteraan

5

Dewi Pandji, Menembus Dunia Lansia dalam Islam, (Jakarta : PT. Alex Media Komputindo, 2009), h. 6

6

Dedi Supriadi, Ekonomi Islam, (Bandung : Pustaka Setia, 2013), h.249 7

(21)

penduduk lanjut usia masih rendah sehingga meskipun usianya sudah memasuki umur 50 tahun keatas mereka tetap bekerja untuk mencukupi kebutuhan hidupnya dan keluarganya dalam artian masih menjadi kepala rumah tangga dalam keluarga tersebut. Padahal seharusnya di usia yang sudah memasuki umur 50 tahun keatas mereka sudah tidak bekerja lagi sebagai kepala rumah tangga. Hal ini dapat dilihat di salah satu desa yang terdapat di Kabupaten Lampung Tengah khususnya di Desa Payung Batu Kecamatan Pubian masyarakat yang berdomisili di daerah tersebut pada umumnya masih memiliki pendapatan ekonomi yang rendah, sehingga mengakibatkan penduduk lanjut usia pun masih tetap bekerja guna untuk mencukupi kebutuhannya, keluarganya maupun keluarga dari anaknya. Di sisi lain, tinggi rendahnya partisipasi kerja penduduk lanjut usia juga ditentukan oleh kondisi sosial demografi dan sosial ekonomi yang dimiliki seorang penduduk lanjut usia. Dari hal tersebut penulis ingin menganalisis pengaruh sosial demografi dan sosial ekonomi terhadap partisipasi kerja penduduk lanjut usia menurut perspektif Ekonomi Islam.

2. Alasan Subyektif

(22)

b. Adanya literatur yang tersedia serta mendukung penulis sehingga diperkirakan dalam penulisan proposal skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

C. Latar Belakang Masalah

Pembangunan nasional di berbagai bidang telah memperbaiki kualitas kesehatan dan kondisi sosial ekonomi masyarakat secara umum. Angka harapan hidup (life expectancy) Indonesia telah meningkat secara nyata. Hasil Sensus Penduduk (2010) menunjukkan bahwa penduduk Indonesia memiliki harapan untuk hidup hingga mencapai usia 70,7 tahun. Hal tersebut jauh lebih baik dari angka harapan hidup tiga atau empat dekade sebelumnya, yaitu di bawah 60 tahun. Meningkatnya angka harapan hidup telah menambah jumlah penduduk lanjut usia (lansia) dan merubah struktur penduduk Indonesia.

(23)

mengakibatkan penduduk lanju usia akan semakin bertambah populasinya sehingga mempengaruhi demografi penduduk.8

Peningkatan jumlah penduduk lanjut usia akan membawa dampak terhadap sosial ekonomi baik dalam keluarga, masyarakat, maupun dalam pemerintah. Lanjut usia dilihat dari aspek ekonomi, dikelompokkan menjadi 2 yaitu: (1) lanjut usia yang produktif yaitu lanjut usia yang sehat baik dari aspek fisik, mental maupun sosial; dan (2) lanjut usia yang tidak produktif yaitu lanjut usia yang sehat secara fisik, tetapi tidak sehat dari aspek mental dan sosial atau dapat dikatakan sehat secara mental tetapi tidak sehat dari aspek fisik dan sosial atau lanjut usia yang tidak sehat baik dari aspek fisik, mental, maupun sosial.9

Menurut Direktorat Pengembangan Ketahanan Keluarga yaitu BKKBN (Badan Kependudukan dan Keluarga Nasional), pengertian lanjut usia dalam konteks ini BKKBN menggunakan batasan lanjut usia yaitu 50 Tahun keatas. Tujuannya untuk turut melihat adanya partisipasi kerja yang terjadi sebelum individu memasuki usia pensiun yang di Indonesia batasan mengenai lanjut usia yaitu 60 tahun keatas sesuai dengan UU No. 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia pada pasal 1 ayat 2.10

8

Dimos Yori, Bachtiar Nasri., “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penawaran Pekerja Lansia (studi kasus di kota Padang)”. Jurnal Ekonomi, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta, Tahun 2016

9

Affandi.M, “Faktor-faktor yang mempengaruhi penduduk lanjut usia memilih untuk bekerja” Journal of Indonesian applied economics Vol. 3 No. 2 Tahun 2009

10

(24)

Partisipasi kerja lanjut usia merupakan lanjut usia yang bekerja atau mencari pekerjaan. Lanjut usia yang bekerja sering disebut sebagai lansia potensial, mereka tergolong sebagai lansia yang produktif dan mandiri. Lansia potensial banyak ditemukan di negara berkembang dan negara-negara yang belum memiliki tunjangan sosial untuk hari tua seperti Indonesia. Mereka berusaha tetap bekerja dalam upaya memenuhi tuntutan hidup maupun mencukupi kebutuhan keluarga yang menjadi tanggungannya.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 1 dibawah ini :

Tabel 1

Proporsi Penduduk15 Tahun ke Atas

(25)

lainnya mencakup kegiatan santai, rekreasi, olahraga, hiburan, kegiatan sosial, dan kegiatan keagamaan antara lain berupa kegiatan pengajian atau kebaktian dan kegiatan kemasyarakatan.11

Tingginya persentase lanjut usia yang bekerja pada dasarnya tidak hanya mencerminkan kemampuan mereka untuk tetap bekerja, tetapi di sisi lain juga bisa dimaknai rendahnya tingkat kesejahteraan lanjut usia, sehingga mereka terpaksa masih harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Hal ini disebabkan peningkatan yang pesat dalam jumlah dan proporsi penduduk lanjut usia di Indonesia, ternyata tidak diikuti oleh peningkatan yang sama terhadap upaya-upaya jaminan sosial, sehingga banyak lanjut usia dengan segala keterbatasan kondisi fisiknya masih tetap bekerja.12

Sebagai salah satu lokasi yang ada di Indonesia yang tingkat partisipasi kerja penduduk lanjut usia nya masih tinggi adalah di Provinsi Lampung khususnya di Desa Payung Batu Kecamatan Pubian Kabupaten Lampung Tengah yaitu desa dengan sumber pencarian utama penduduk di sektor pertanian. Desa ini memiliki jumlah penduduk sebesar 4.527 jiwa dengan 1.567 yang bekerja di masing-masing sector. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2 dibawah ini :

11

http://www.bps.go.id Diakses pada tanggal 17 Januari 2018 pukul 20:00 12

(26)

Tabel 2

Sumber : Profil Desa Payung Batu 2017

(27)

jam/minggu atau 96 jam/bulan dan rata-rata 34 jam/minggu atau 136 jam/bulan. Meskipun demikian, dalam konteks sebagai modal pembangunan, peran lanjut usia seharusnya berbeda dengan peran penduduk muda, mengingat kondisi fisik, mental dan sosialnya yang sudah banyak mengalami kemunduran. Idealnya lanjut usia yang bekerja mempunyai pekerjaan yang sesuai dengan kondisi fisik dan mentalnya. Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan, peran lanjut usia khususnya lanjut usia yang bekerja perlu pemahaman dan pengetahuan tentang karakteristik pekerjaan lanjut usia dan faktor yang mempengaruhi keterlibatannya dalam partisipasi kerja, seperti faktor Sosial Demografi dan Faktor Sosial Ekonomi. Namun meskipun penduduk lanjut usia di desa tersebut telah berpartisipasi dalam dunia kerja namun kondisi ekonomi mereka masih belum bisa dikatakan sejahtera.

Hal ini dapat dilihat dari keterangan para pengurus desa yang mengatakan bahwa tidak sedikit lanjut usia yang masih bekerja guna mencukupi kebutuhannya, dan menghidupi keluarga anaknya yang tinggal bersamanya, karena berada pada kondisi keluarga berekonomi rendah.13 Berkaitan dengan hal tersebut lanjut usia yang masih menghidupi keluarga anaknya ini karena statusnya masih menjadi kepala keluarga dalam rumah tangga tersebut. Tanggung jawab kepala rumah tangga yang sangat besar dari sisi psikologis maupun ekonomis,

13

(28)

ternyata masih banyak diemban oleh penduduk lanjut usia yang seharusnya menikmati hari tua tanpa beban berat keluarga.

Menurut Bapak Hernanto selaku Kepala Desa Payung Batu mengatakan bahwa mayoritas penduduk lanjut usia bekerja pada sektor informal, karena banyak ragam pekerjaan yang termasuk dalam sektor ini.14 Jumlah lanjut usia yang ada di desa tersebut sebanyak 557 jiwa baik yang masih bekerja maupun yang tidak bekerja. Untuk lanjut usia yang berstatus bekerja ada 271 orang dan paling banyak terserap pada lapangan usaha pertanian. Sektor ini merupakan sektor penyerap pekerja lanjut usia dengan proporsi terbesar dibandingkan sektor-sektor lainnya.15

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3 dibawah ini :

Tabel 3

Data Jumlah Lanjut Usia Bekerja berdasarkan Status Perkawinan

NO. URAIAN JUMLAH

1. Jumlah Penduduk Lansia Bekerja 271

a. Pertanian 153

b. Perdagangan 22

c. Buruh tani 96

2. Jumlah Lansia Menurut Status Perkawinan

a. Kawin 118

b. Belum Kawin -

c. Cerai Hidup 14

d. Cerai Mati 22

Sumber : Profil Desa Payung Batu 2017

14

Sumber wawancara pra riset, Bapak Hernanto, Kepala Desa Payung Batu, Selasa 20 Maret 2018 pukul 16:00 WIB

15

(29)

Islam memerintahkan setiap manusia untuk bekerja sepanjang hidupnya, tidak memandang laki-laki atau perempuan, muda maupun tua (lanjut usia) asalkan perkerjaan yang mereka kerjakan tidak menyimpang agama dan masih dalam ruang lingkup syariat islam. Islam membagi waktu menjadi dua, yaitu beribadah dan bekerja mencari rizki.Dalam arti sempit, kerja adalah pemanfaatan atas kepemilikan sumber daya manusia.Secara umum, kerja berarti pemanfaatan sumberdaya bukan hanya kepemilikan semata.Pemilik sumber daya alam misalnya, di dorong untuk dapat memanfaatkannya dan hanya boleh mendapatkan kompensasi atas pemanfaatan tersebut.Rizki yang paling utama adalah rizki yang diperoleh dari hasil kerja atau keringat sendiri dan rizki yang paling dibenci oleh Allah adalah rizki yang diperoleh dari meminta-minta.16

Menurut pandangan Islam, penduduk lanjut usia yang bekerja dengan alokasi jam kerja yang berlebihan bukanlah sesuatu yang dianjurkan, penduduk lanjut usia diperbolehkan bekerja hanya untuk memenuhi kebutuhan pokoknya dan sesuai dengan kondisi fisiknya. Dalam rangka memenuhi kebutuhan pokok masyarakat, harus ada sinergi peran antara individu, masyarakat maupun negara. Menurut Islam negara harus menetapkan suatu kebijakan strategi politik dan mekanisme yang harus dilaksanakan sebagai jaminan agar pemenuhan tersebut

16

(30)

berjalan dengan baik. Diantara mewajibkan warganya untuk bekerja sebagaimana diwajibkan oleh Allah SWT.17

Untuk menjamin terlaksananya strategi pemenuhan kebutuhan pokok, Allah SWT berfirman dalam Q.S. Al-Jumu’ah ayat 10 :18

   Artinya : “ Maka bertebaranlah kamu di muka bumi, dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah sebanyak-banyaknya supaya kamu beruntung” .

Ayat di atas memberikan penjelasan bahwa pada mulanya pemenuhan kebutuhan pokok dan upaya meningkatkan kesejahteraan hidup manusia adalah tugas individu itu sendiri yakni dengan bekerja.

Islam mensyariatkan seluruh umatnya untuk bekerja , baik laki-laki ataupun wanita, baik muda maupun tua, sesuai dengan profesi dan kondisi masing-masing. Perintah bekerja ini telah dijelaskan oleh Allah dalam Al-Qur’an surat At-Taubah ayat 105 yang berbunyi:19

  



Artinya “Bekerjalah kamu, maka Allah SWT akan melihat pekerjaanmu, begitu juga Rasul-Nya serta orang-orang mukmin, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui akan yang gaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan”.

17

Dewi Pandji, Op.Cit. h. 182 18

Al-Quran dan Terjemahan Surat Al-Jumu’ah ayat 10 19

(31)

Imam Al-Ghazali memandang perkembangan ekonomi sebagai bagian dari tugas-tugas kewajiban sosial (fard al-kifayah) yang sudah ditetapkan Allah SWT. Al-Ghazali juga merumuskan tiga alasan mengapa seseorang harus melakukan aktifitas ekonomi, yaitu : pertama, untuk memenuhi kebutuhan hidup masing-masing. Kedua, untuk menciptakan kesejahteraan bagi dirinya dan keluarganya dan Ketiga, untuk membantu orang lain yang sedang membutuhkan. Tidak terpenuhinya ketiga alasan ini dapat dipersalahkan menurut agama. Kesejahteraan oleh Al-Ghazali dikenal dengan istilah (Al-Mashlahah) yang diharapkan oleh manusia tidak bisa dipisahkan dengan unsur harta, karena harta merupakan salah satu unsur utama dalam memenuhi kebutuhan pokok yaitu, sandang, pangan, dan papan.20

Dari uraian diatas sudah jelas bahwa pandangan Islam terhadap partisipasi kerja penduduk lanjut usia tidak dilarang dalam islam dan masuk dalam kriteria kesejahteraan seseorang. Karna dalam hal ini penduduk lanjut usia bekerja bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup masing-masing dan untuk menciptakan kesejahteraan bagi dirinya dan keluarganya. Oleh sebab itu kebutuhan para lanjut usia tidak hanya terbatas pada perawatan medis dan kesehatan. Namun kebutuhan sosial dan ekonomi mereka seperti jaminan dan hak-hak pensiunan, serta kebutuhan mental seperti perhatian dan menjaga

20

(32)

martabat mereka sangat lebih diperlukan sehingga para lanjut usia selalu berada dalam kesehatan fisik dan mentalnya dengan baik.

Dari penjelasan diatas partisipasi kerja penduduk lanjut usia menjadi fokus penelitian yang apabila tidak mendapat perhatian khusus dari pemerintah akan menghambat kesejahteraan penduduk lanjut usia. Dari pemaparan di atas penulis merasa masalah tersebut menarik untuk diteliti dalam bentuk skripsi dengan mengambil judul “Analisis PengaruhSosial Demografi dan Sosial Ekonomi

terhadap Partisipasi Kerja Penduduk Lanjut Usia Menurut Perspektif Ekonomi

Islam (Studi Pada Penduduk Lanjut Usia di Desa Payung Batu Kecamatan

Pubian Kabupaten Lampung Tengah)”.

Dari judul tersebut yang akan diteliti adalah pengaruh sosial demografi yang meliputi jumlah beban tanggungan dan sosial ekonomi yang meliputi pendapatan rumah tangga di Desa Payung Batu Kecamatan Pubian Kabupaten Lampung Tengah.

D. Batasan Masalah

(33)

1. Penelitian ini dilakukan berkaitan dengan sosial demografi dan sosial ekonomi. Dimana sosial demografi dan sosial ekonomi sebagai variabel X (independen). Indikator sosial demografi yang dimaksud dalam penelitian adalah jumlah beban tanggungan. Sedangkan indikator sosial ekonomi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pendapatan rumah tangga.

2. Partisipasi kerja penduduk lanjut usia dalam penelitian ini adalah sebagai variabel Y (dependen). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jumlah jam kerja sebagai indikator dalam penelitian.

E. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka yang menjadi perumusan masalah penelitian ini adalah :

1. Apakah sosial demografi (jumlah beban tanggungan), dan sosial ekonomi (pendapatan rumah tangga) secara parsial berpengaruh terhadap partisipasi kerja penduduk lanjut usia di Desa Payung Batu Kecamatan Pubian Kabupaten Lampung Tengah ?

2. Apakah sosial demografi (jumlah beban tanggungan), dan sosial ekonomi (pendapatan rumah tangga) secara simultan berpengaruh terhadap partisipasi kerja penduduk lanjut usia di Desa Payung Batu Kecamatan Pubian Kabupaten Lampung Tengah ?

(34)

F. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

a. Untuk menganalisispengaruh sosial demografi (jumlah beban tanggungan), dan sosial ekonomi (pendapatan rumah tangga) secara parsial terhadap partisipasi kerja penduduk lanjut usia di Desa Payung Batu Kecamatan Pubian Kabupaten Lampung Tengah

b. Untuk menganalisispengaruh sosial demografi (jumlah beban tanggungan), dan sosial ekonomi (pendapatan rumah tangga) secara simultan terhadap partisipasi kerja penduduk lanjut usia di Desa Payung Batu Kecamatan Pubian Kabupaten Lampung Tengah

c. Untuk menganalisis Bagaimana pandangan Ekonomi Islam terhadap partisipasi kerja penduduk lanjut usia di Desa Payung Batu Kecamatan Pubian Kabupaten Lampung Tengah

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: a. Secara praktis

(35)

b. Secara teoritis

(36)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Sosial Demografi

1. Pengertian Sosial Demografi

Demografi merupakan gambaran mengenai jumlah, struktur/komposisi, dan distribusi penduduk lansia baik dari sisi umur, jenis kelamin, daerah tempat tinggal, dan struktur rumah tangga akan memudahkan pengembangan suatu kebijakan, penyediaan sarana prasarana, dan pemenuhan kebutuhan lainnya.

Menurut Abdulsyani sosial demografi adalah ilmu yang mempelajari tentang aspek-aspek manusia baik dari segi kuantitas maupun kualitas.21 Demografi mencakup beberapa aspek, diantaranya :

a. Populasi penduduk

Pada dasarnya demografi merupakan studi tentang populasi penduduk. Mempelajari populasi penduduk berarti akan berurusan dengan aspek kuantitas atau jumlah penduduk.

21

(37)

b. Pengelompokan penduduk

Pengelompokan penduduk merupakan upaya pemilahan atau komposisi penduduk berdasarkan variabel-variabel tertentu misalkan usia, jenis kelamin, status perkawinan, agama, kasta dan lainnya.

c. Distribusi penduduk

Distribusi penduduk pada dasarnya berkaitan dengan aspek geografi atau wilayah tempat bermukimnya suatu penduduk. Faktor yang mempengaruhi distribusi populasi penduduk antara lain keadaan geografis, ekonomi, sosial dan politik.

d. Kelahiran

Salah satu aspek penting dari demografi adalah kelahiran. Beberapa hal yang berkaitan dengan kelahiran antara lain angka kelahiran, kontrasepsi, angka perkawinan dan angka harapan hidup bayi. Tingkat kelahiran yang sangat tinggi tanpa diimbangi dengan peningkatan taraf hidup ekonomi akan berdampak pada kesejahteraan penduduk itu sendiri. e. Kematian

Kematian penduduk dapat terjadi karena berbagai faktor seperti, penyakit, kecelakaan, perang atau pembunuhan.

f. Migrasi

Migrasi merupakan pernduduk dalam arti melewati batas teritorial wilayah. Migrasi dapat terjadi salah satunya karena dorongan ekonomi.

(38)

g. Tenaga kerja

Tenaga kerja merupakan salah satu bagian dari kependudukan karena pada dasarnya manusia memiliki profesi tertentu dalam menjalankan kehidupannya. Ahli demografi dapat menganalisa tingkat partisipasi kerja penduduk, angka pengangguran sampai tingkat rata-rata pendapatan penduduk.

h. Kelembagaan penduduk

Kelembagaan penduduk berkaitan dengan keluarga dan pernikahan. Studi tentang kelembagaan penduduk meliputi status pernikahan, rata-rata usia pernikahan per area dan faktor perceraian.

i. Kebijakan penduduk

Kebijakan penduduk sangat erat dengan peran pemerintah sebagai pemangku kebijakan. Pertumbuhan penduduk yang cepat di negara berkembang seperti Indonesia akan memicu lahirnya kebijakan-kebijakan seperti pembatasan kelahiran, batasan umur perkawinan dan pemerataan penduduk per wilayah.

2. Faktor Sosial Demografi a. Jumlah beban tanggungan

(39)

kebutuhan keluarga. Semakin banyak anggota keluarga berarti relatif semakin banyak pula jumlah kebutuhan keluarga yang harus dipenuhi sehingga cenderung lebih mendorong seseorang untuk bekerja guna memenuhi kebutuhan ekonomi keluarganya.22

Menurut BPS (Badan Pusat Statistik) jumlah beban tanggungan dikelompokkan menjadi tiga kelompok diantaranya :

1) Jumlah beban tanggungan keluarga rendah yaitu 1 - 3 orang 2) Jumlah beban tanggungan keluarga sedang yaitu 4 - 6 orang 3) Jumlah beban tanggungan keluarga tinggiyaitu > 6 orang

Berdasarkan teori diatas dapat disimpulkan bahwa jumlah beban tanggungan penduduk lanjut usia adalah jumlah tanggungan yang masih dicukupi kebutuhannya oleh lanjut usia, namun dalam hal ini tidak termasuk membebani lanjut usia. Karena membebani lanjut usia dalam islam tidak diperbolehkan. Seperti yang dikemukakan oleh Amir Syarifuddinbahwa kewajiban orang tua tidak serta putus ketika anaknya sudah menikah , masih ada beberapa kewajiban yang seharusnya dijalankan ketika anaknya sudah menikah meskipun tidak seberat kewajibannya pada anak yang belum menikah. Adapun kewajiban orang tua kepada anak yang sudah menikah adalah sebagai berikut :

22

(40)

a) Memastikan kesehatan anaknya b) Tetap menyayangi anaknya c) Menyayangi anak dari anaknya d) Menyayangi istri/suami dari anaknya e) Tetap menjalin silaturrahmi

f) Mengingatkan pada kebaikan dan tetap pada jalan Allah SWT g) Menghormati keputusan baik anaknya

h) Mendukung anak dijalan Allah

i) Memberikan pelajaran hidup berumah tangga j) Memberikan bantuan ketika dibutuhkan k) Memberikan sarana tukar pikiran l) Melindungi anaknya

m) Bersikap adil

n) Senantiasa meridhoi anaknya

o) Mendoakan kebaikan untuk anaknya23

Ibnul Mundzir berpandangan bahwa menafkahi kedua orang tua yang miskin, yang tida punya pekerjaan dan tidak punya harta merupakan kewajiban yang ada dalam harta anak. Baik kedua orang tua itu muslim atau kafir, baik anak itu laki-laki atau perempuan.

23

(41)

Para ulama sepakat bahwa anak berkewajiban memberikan nafkah kepada orang tua kandung jika memang mereka sudah tidak mampu lagi bekerja.Orang tua yang sudah tidak mampu lagi bekerja, yang akhirnya tidak memiliki penghasilan untu mencukupi kebutuhan hidupnya.Kewajiban member nafkah ini ditujukan kepada anak laki-laki maupun perempuan.

(42)

beban jika orang yang memberikan warisan itu mempunyai beban atau tanggungan.24

b. Status Perkawinan

Status perkawinan merupakan suatu karakteristik demografi yang mencakup aspek sosial, ekonomi, biologis, hukum, dan agama serta perubahan status perkawinan seseorang seperti dari lajang menjadi berstatus menikah, atau dari berstatus menikah menjadi janda, bercerai, atau berpisah membawa konsekuensi sosial maupun ekonomi.25 Dalam Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 Pasal 1 tentang perkawinan dijelaskan bahwa perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan yang Maha Esa.

Status perkawinan dibedakan menjadi empat kategori, yaitu belum kawin, kawin, cerai hidup, dan cerai mati.26

1.) Belum kawin adalah penduduk Indonesia usia 10 tahun ke atas yang belum pernah menikah, termasuk penduduk yang hidup selibat atau tidak pernah kawin.

24Ibid.

25

Dimos Yori, Op.Cit. 26

(43)

2.) Kawin adalah mempunyai isteri (bagi pria) atau suami (bagi wanita) pada saat pencacahan, baik tinggal bersama maupun tinggal terpisah. Dalam hal ini yang dicakup tidak saja mereka yang kawin sah secara hukum (adat, agama, negara dan sebagainya), tetapi juga mereka yang hidup bersama dan oleh masyarakat sekelilingnya dianggap sebagai suami isteri.

3.) Cerai Hidup adalah berpisah sebagai suami-isteri karena bercerai dan belum kawin lagi.

4.) Cerai Mati adalah ditinggal mati oleh suami atau isterinya dan belum kawin lagi.

c. Status dalam keluarga

(44)

Berdasarkan Undang-Undang No. 23 tahun 2006 yang dimaksud dengan kepala keluarga (KK) adalah:

1.) Orang yang bertempat tinggal dengan orang lain, baik yang mempunyai hubungan darah maupun tidak, yang bertanggung jawab terhadap keluarganya;

2.) Orang yang bertempat tinggal seorang diri; atau

3.) kepala asrama, kepala rumah yatim piatu, dan lainlain tempat beberapa orang tinggal bersama-sama.

d. Jenis tempat tinggal

Menurut Kaare Svalastoga untuk mengukur tingkat sosial ekonomi seseorang dari rumahnya, dapat dilihat dari :

1. Status rumah yang ditempati, bisa rumah sendiri, rumah dinas, rumah menyewa, menumpang pada saudara, atau ikut orang lain.

2. Kondisi fisik bangunan, dapat berupa rumah permanen, kayu dan bambu.

3. Besarnya rumah yang ditempati.27

27

(45)

B. Sosial Ekonomi

1. Pengertian Sosial Ekonomi

Menurut Yusuf sosial ekonomi adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan tindakan ekonomi dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat seperti sandang, pangan, dan papan.28

Menurut soerjono soekanto sosial ekonomi adalah posisi seseorang dalam masyarakat berkaitan dengan orang lain dalam arti lingkungan pergaulan, prestasinya, dan hak-hak serta kewajibannya dalam hubungannya dengan sumber daya.29

Berdasarkan dari beberapa pengertian sosial ekonomi yang dikemukakan oleh beberapa para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa sosial ekonomi adalah posisi seseorang dalam masyarakat yang berkaitan dengan tindakan ekonomi dalam pemenuhan kebututuhan masyarakat seperti sandang, pangan, dan papan.

2. Faktor Sosial Ekonomi a. Pendapatan Rumah Tangga

Kesejahteraan seseorang dapat diukur melalui pendapatan yang diterima. Kenaikan hasil pendapatan riil per kapita menggambarkan peningkatan taraf hidup. Lebih lanjut, taraf hidup juga tercermin dalam

28

Yusuf Wibisiono, Ekonomi Masyarakat (Universitas Pendidikan Indonesia, 2008), h. 29 29

(46)

tingkat dan pola konsumsi berupa pangan, perumahan, kesehatan dan pendidikan dalam kehidupan sehari-hari.

Menurut Poerwadarminto Pendapatan merupakan jumlah penghasilan yang diterima seseorang baik berupa uang atau barang yang merupakan hasil kerja atau usaha. Ada tiga kategori pendapatan yaitu :

1) Pendapatan berupa uang, yaitu penghasilan berupa uang yang sifatnya regular dan yang diterima biasanya sebagai balas jasa.

2) Pendapatan berupa barang, adalah segala pendapatan yang sifatnya regular dan biasa, akan tetapi selalu berbentuk balas jasa dan diterima dalam bentuk barang dan jasa.

3) Pendapatan yang bukan merupakan pendapatan, adalah segala penerimaan yang bersifat transfer redistributif dan biasanya membuat perubahan dalam rumah tangga.30

Menurut Junandar pendapatan rumah tangga adalah penghasilan dari seluruh anggota keluarga yang disambungkan untuk memenuhi kebutuhan bersama ataupun perorangan dalam rumah tangga.31

Menurut Afrida pendapatan rumah tangga adalah pendapatan atau penghasilan yang diterima oleh rumah tangga bersangkutan baik yang

30

Soediyono Reksoprayitno, Ekonomi Makro (Yogyakarta : BPFE UGM, 2009) h.27 31

(47)

berasal dari pendapatan kepala rumah tangga maupun pendapatan anggota-anggota rumah tangga.32

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pendapatan rumah tangga adalah pendapatan yang diperoleh dari seluruh anggota keluarga rumah tangga keluarga baik yang berasal dari kepala keluarga atau seluruh anggota keluarga yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan bersama maupun perorangan dalam rumah tangga.

Pendapatan rumah tangga yang satu berbeda dengan pendapatan rumah tangga yang lain, sesuai dengan kegiatan perekonomian atau pekerjaan kepala rumah tangga. Akan tetapi pendapatan setiap rumah tangga tidak akan terlepas dari hal-hal berikut :33

1. Pendapatan pokok, dapat berbentuk pendapatan persemester atau semi semester tergantung pada mata pencaharian pokok kepala rumah tangga. Jika kepala rumah tangga itu seorang pegawai atau karyawan, maka pendapatn pokok berupa upah atau gaji yang diterima setiap pekan atau setiap bulan.

2. Pendapatan tambahan, adalah pendapatan rumah tangga yang dihasilkan anggota rumah tangga yang bersifata tambahan, seperti bonus atau pemberian dana bantuan. Mungkin pendaptan seperti ini sulit diperkirakan dengan pasti.

32

Yusuf Wibisiono, Op.Cit. h. 29 33

(48)

3. Pendapatan lain-lain, dapat berupa bantuan atau hibah dari orang lain atau hasil perputaran harta. Bantuan istri kepada seorang suaminya dalam masalah keuangan rumah tangga dianggap sebagai pendapatan lain-lain karena hal ini dapat membantu prekonomian rumah tangga. 2. Tingkat pendidikan

Pendidikan merupakan salah satu bentuk investasi dalam sumber daya manusia. Pendidikan dapat mengatasi keterbelakangan ekonomi lewat efeknya pada peningkatan kemampuan manusia dan motivasi manusia untuk berprestasi. Pendidikan berfungsi menyiapkan salah satu input

dalam proses produksi, yaitu tenaga kerja, agar dapat bekerja dengan produktif dengan kualitasnya. Hal ini selanjutnya akan mendorong peningkatan output yang diharapkan bermuara pada kesejahteraan penduduk, khususnya penduduk lanjut usia. Dengan asumsi bahwa semakin tinggi mutu pendidikan, maka semakin produktifitas tenaga kerja dan semakin tinggi pula pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi suatu masyarakat.34 Jadi, Semakin tinggi tingkat pendidikan mendorong kemungkinan untuk tetap berpartisipasi lebih besar daripada lansia yang memiliki tingkat pendidikan lebih rendah.

34

(49)

3. Kesehatan

Penduduk lanjut usia yang sehat lebih mungkin untuk bekerja dibandingkan mereka yang kondisi kesehatannya buruk. Kondisi kesehatan yang tidak baik mendorong tenaga kerja lansia untuk meninggalkan pekerjaannya. Namun meskipun demikian hal tersebut tidak secara signifikan mempengaruhi tingkat partisipasi kerja lansia karena kini masalah kesehatan tidak menghambat mereka untuk bekerja disebabkan telah banyak tersedia obat-obatan modern yang meringankan kondisi kesehatannya.

C. Partisipasi Kerja Penduduk Lanjut Usia

1. Pengertian Partisipasi Kerja Penduduk Lanjut Usia a. Bekerja

Bekerja adalah segala usaha maksimal yang dilakukan manusia, baik lewat gerak anggota tubuh ataupun akal untuk menmbah kekayaan, baik dilakukan secara perseorangan ataupun kolektif, baik untuk pribadi ataupun untuk orang lain (dengan menerima gaji). Orang lain yang dimaksud disini adalah bisa majikan, perusahaan swasta, atau bisa juga lembaga pemerintah. Pekerjaan itu bisa dilakukan dalam lapangan perkebunan perindustrian atau perdagangan.35

35

(50)

Menurut Qardhawi berdasarkan jam kerja dalam seminggu kegiatan bekerja dibagi menjadi dua yaitu bekerja penuh dan tidak penuh. Pekerja penuh adalah mereka yang bekerja ≥34 jam seminggu, sedangkan pekerja

tak penuh adalah mereka yang bekerja kurang dari 34 jam seminggu. Pekerja tak penuh selanjutnya dibagi lagi menjadi dua yaitu:

1. Setengah Penganggur yaitu mereka yang bekerja di bawah 34 jam seminggu dan masih mencari pekerjaan atau masih bersedia menerima pekerjaan.

2. Pekerja Paruh Waktu yaitu mereka yang bekerja di bawah 34 jam seminggu tetapi tidak mencari pekerjaan atau tidak bersedia menerima pekerjaan lain.36

b. Penduduk Lanjut Usia

Penduduk lanjut usia (Lansia) menurut Direktorat Pengembangan Ketahanan Keluarga yaitu BKKBN (Badan Kependudukan dan Keluarga Nasional) adalah penduduk yang telah berusia 50 tahun ke atas.

Menurut prayitno mengatakan bahwa setiap orang yang berhubungan dengan lanjut usia adalah orang yang berusia 56 tahun keatas.37

Menurut azis penggolongan lansia menurut departemen kesehatan menjadi tiga kelompok diantaranya kelompok lansia dini (40 - 50 tahun),

36

Ibid. 37

(51)

kelompok lansia ( 50 – 60 tahun), dan kelompok lansia resiko tinggi yaitu lansia yang berusia lebih dari 70 tahun.38

Berdasarkan dari beberapa pengertian penduduk lanjut usia yang dikemukakan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa penduduk lanjut usia adalah penduduk yang telah berusia 50 tahun keatas.

Sterns dan Doverspike membagi pendekatan konsep lanjut usia menjadi lima yaitu:39

1) Lanjut usia berdasarkan usia biologis yaitu perbedaan antara tenaga kerja tua dan muda terletak pada usia kalender mereka, dalam hal ini tenaga kerja lansia adalah tenaga kerja yang telah memasuki usia 40 hingga 75 tahun.

2) Lanjut usia berdasarkan kinerja diukur atas adanya keragaman kemampuan individu di setiap jenjang usia yang disebabkan perubahan secara biologis dan psikologis. Perubahan yang terjadi dapat dalam hal kesehatan, kapasitas fisik, kemampuan kognitif dan produktivitas individu.

3) Lanjut usia secara psikologis atau subjektif yaitu pendekatan yang berfokus pada usia yang oleh masyarakat dikategorikan sebagai lansia, sikap masyarakat terhadap lansia tersebut serta dampak yang

38

Dewi Pandji, Op.Cit. h. 6 39

(52)

ditimbulkan atas pelabelan tersebut terhadap keputusan-keputusan individu.

4) Lanjut usia secara organisasional mengacu pada usia individu di suatu pekerjaan atau organisasi. Hal tersebut sering diukur dari jabatan kerja atau organisasi seperti jenjang karir, keahlian dan usia normatif perusahaan tempat individu bekerja.

5) Lanjut usia berdasarkan lama waktu hidup penentuannya dipengaruhi oleh penilaian usia biologis dan faktor lingkungan, penilaian sejarah, serta perubahan hidup dan karir kerja individu.

Berdasarkan beberapa pengertian terkait tentang penduduk lanjut usia maka kategori umur menurut Depkes RI (2009) adalah sebagai berikut :40

a) Masa balita adalah usia 0 - 5 tahun

b) Masa kanak-kanak adalah usia 5 - 11 tahun c) Masa remaja awal adalah usia 12 - 16 tahun d) Masa remaja akhir adalah usia 17 – 25 tahun e) Masa dewasa awal adalah usia 26 – 35 tahun f) Masa dewasa akhir adalah usia 36 – 45 tahun g) Masa lansia awal adalah usia 46 – 55 tahun h) Masa lansia akhir adalah usia 56 – 65 tahun i) Masa manula adalah usia 65 sampai keatas

(53)

c. Partisipasi Kerja Penduduk Lanjut Usia

Menurut Affandy partisipasi kerja adalah kegiatan yang dilakukan oleh penduduk usia 15 tahun ke atas yang dapat berupa bekerja/berusaha untuk memperoleh/membantu memperoleh penghasilan/mencari pekerjaan. Sementara itu, pengertian penduduk lanjut usia (Lansia) menurut BKKBN adalah penduduk yang telah berusia 50 tahun ke atas.

Jadi, partisipasi kerja penduduk lanjut usia adalah kegiatan penduduk usia 50 tahun ke atas yang dapat berupa bekerja/berusaha untuk memperoleh/membantu memperoleh penghasilan/mencari pekerjaan.41 Memasuki usia lanjut usia kemampuan fisik dan mental seseorang mulai mengalami kemuduran, hal tersebut akan mempengaruhi produktivitas lansia. Oleh karena itulah, umumnya pada usia tersebut seseorang memutuskan untuk berhenti bekerja. Namun demikian, usia bukan merupakan satu satunya dasar yang digunakan untuk memutuskan apakah seseorang akan berhenti atau terus bekerja. Keputusan tersebut turut dipengaruhi oleh faktor penarik dan pendorong yang berasal dari diri sendiri maupun dari lingkungan.

Indikator yang digunakan dalam partisipasi kerja penduduk lanjut usia dalam penelitian ini adalah jumlah jam kerja yang dipakai oleh penduduk lanjut usia dalam bekerja selama satu minggu, kemudian dihitung dalam

41

(54)

satu bulan yang fungsinya untuk melihat seberapa besar partisipasi kerja yang dilakukan oleh penduduk lanjut usia tersebut.

2. Partisipasi Kerja Penduduk Lanjut Usia dalam Islam

Islam menganjurkan umatnya untuk berperan dalam berbagai bentuk aktivitas ekonomi seperti pertanian, perkebunan, perikanan, perindustrian dan perdagangan. Islam memberkati pekerjaan dunia ini dan menjadikannya bagian dari ibadah dan jihad. Bekerja adalah bagian dari ibadah dan jihad jika seseorang tersebut bersikap konsisten terhadap perarutan Allah, suci niatnya dan tidak melupakan-Nya. Dengan bekerja masyarakat bisa melaksanakan tugas kekhalifahannya, menjaga diri dari maksiat, dan meraih tujuan yang lebih besar. Demikian pula dengan bekerja individu bisa memenuhi kebutuhan hidupnya, mencukupi kebutuhan keluarganya dan berbuat baik terhadap tetangganya.42

Tujuan diwajibkannya bekerja antara lain:43

a. Untuk mencukupi kebutuhan hidup

Berdasarkan tuntutan syariat, seorang muslim diminta bekerja untuk mencapai beberapa tujuan, yang pertama adalah untuk memenuhi kebutuhan pribadi dengan harta yang halal,mencegahnya dari kehinaan meminta-minta, dan menjaga tangannya agar tetap berada diatas.

42

Yusuf Qardhawi, Op.Cit. h. 107 43

(55)

b. Untuk kemaslahatan keluarga

Bekerja diwajibkan demi terwujudnya keluarga sejahtera. Islam mensyariatkan seluruh umatnya untuk bekerja, baik laki-laki ataupun wanita, baik muda maupun tua sesuai dengan profesi dan kondisi masing-masing. Seperti yang telah dijelaskan oleh Allah dalam Al-Qur’an surat At-Taubah ayat 105 yang berbunyi:44

  



Artinya : Dan katakanlah “Bekerjalah kamu, maka Allah SWT akan melihat pekerjaanmu, begitu juga Rasul-Nya serta orang-orang mukmin, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui akan yang gaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan”.

c. Untuk kemaslahatan masyarakat

Walaupun seseorang tidak membutuhkan pekerjaan karena seluruh kebutuhan hidupnya telah tersedia, baik untuk dirinya maupun untuk keluarganya, ia tetap wajib bekerja untuk masyarakat sekitarnya, karena masyarakat telah memberikan sumbangsih yang tidak sedikit kepadanya, maka seyogyanya masyarakat mengambil darinya sebanyak apa yang diberikan kepadanya.

44

(56)

d. Hidup untuk kehidupan dan untuk semua yang hidup

Seorang muslim tidak hanya bekerja demi mencapai manfaat komunitas manusia tetapi ia wajib bekerja untuk kemanfaatan seluruh mahluk hidup, termasuk hewan.

e. Bekerja untuk memakmurkan bumi

Memakmurkan bumi adalah tujuan dari maqasidus syariah yang ditanam oleh islam, disinggung oleh Al-Quran dan diperhatikan oleh para ulama. Diantara mereka adalah Al-Imam Arraghib Al-Ashafani yang menerangkan bahwa manusia diciptakan Allah hanya untuk tiga kepentingan, kalau bukan untuk kepentingan maka ia tidak akan ada.

Tiga kepentingan itu diantaranya:

1) Memakmurkan bumi, sebagaimana tertera didalam Al-Quran Q.S Huud ayat 6 :45

...

...

Artinya :”Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya.”

45

(57)

2) Menyembah Allah, sesuai dengan firman-Nya dalam Q.S Adz-Dzariyat ayat 56 :46



Artinya : “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan

supaya mereka menyembah-Ku”

3) Khalifah Allah. f. Bekerja untuk kerja

Menurut islam pada hakikatnya setiap muslim diminta untuk bekerja meskipun hasil pekerjaannya belum dapat dimanfaatkan olehnya, oleh keluarganya, atau oleh masyarakat, juga meskipun tidak satupun dari makhluk Allah, termasuk hewan, dapat memanfaatkannya. Ia tetap wajib bekerja karena bekerja merupakan hak Allah dan cara mendekatkan diri kepada-Nya.

D. Konsep Ekonomi Islam

1. Pengertian Ekonomi Islam

Dalam semua uraian kegiatan untuk mencari harta yang di ridhoi oleh Allah SWT maka pengertian ekonomi Islam itu sendiri adalah kumpulan norma hukum yang bersumber dari Al-Qur’an dan Hadits yang mengatur urusan perekonomian umat manusia.

46

(58)

Menurut Hasamuzzaman ekonomi Islam adalah salah satu ilmu yang mempelajari ekonomi dalam prinsip Islam atau membawa ekonomi sejalan dengan syariah.47Definisi lain mengatakan ekonomi Islam adalah ilmu ekonomi yang mempelajari usaha manusia untuk mengalokasikan dan mengelola sumber daya untuk mencapai falah berdasarkan pada prinsip-prinsip dan nilai Al-Qur’an dan Sunnah.48

Berdasarkan berbagai definisi dapat diartikan bahwa ekonomi Islam bukan hanya praktik kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh individu dan komunitas muslim yang ada, namun juga merupakan perwujud dan prilaku ekonomi yang didasarkan pada ajaran Islam. Ia mencangkup cara memandang permaslahan ekonomi, menganalisis, dan mewujudkan alternative solusi berbagai permasalahan ekonomi.

2. Prinsip-Prinsip Ekonomi Islam

Adapun prinsisp-prinsip ekonomi Islam yaitu:49

a. Prinsip Tauhid dan Persaudaraan, artinya segala aktivitas ekonomi yang dilakukan oleh setiap muslim akan terjaga karena ia merasa bahwa Allah SWT selalu melihatnya. Sementara konsep persaudaraan atau ukhuwah

47

Hulwati, Ekonomi Islam Teori dan Prakteknya dalam Perdagangan Obligasi Syariah di Pasar Modal Indonesia dan Malasyia, (Jakarta : Ciputat Pers, 2009), h. 9

48

Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam (P3EI), (Jakarta : Rajawali Pers, 2015), h.17

49

(59)

islamiyah memberikan makna kerja sama sesama muslim dalam aktifitas ekonomi. Seperti di jelaskan dalam Q.S Ali-Imron ayat 103 :50



   



Artinya “Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk”.

Dari ayat diatas dijelaskan bahwa berpegangteguhlah kepada agama Allah dan tetaplah bersatu.Janganlah berbuat sesuatu yang mengarah kepada perpecahan.Renungkanlah karunia Allah yang diturunkan kepada kalian pada masa jahiliah, ketika kalian masih saling bermusuhan.Saat itu Allah menyatukan hati kalian melalui Islam, sehingga kalian menjadi saling mencintai.Saat itu kalian berada di jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kalian dengan Islam.Dengan penjelasan yang seperti itulah, Allah selalu menerangkan berbagai jalan kebaikan untuk kalian tempuh.

50

(60)

b. Prinsip bekerja dan Produktivitas, dalam ekonomi individu dituntut bekerja semaksimal mungkin dengan tingkat produktivitas yang tinggi agar mampu memberikan yang terbaik bagi kemaslahatan umat. Seperti dijelaskan dalam Q.S Yunus ayat 61 :51

membaca suatu ayat dari Al Quran dan kamu tidak mengerjakan suatu pekerjaan, melainkan Kami menjadi saksi atasmu di waktu kamu melakukannya. tidak luput dari pengetahuan Tuhanmu biarpun sebesar zarrah (atom) di bumi ataupun di langit. tidak ada yang lebih kecil dan tidak (pula) yang lebih besar dari itu, melainkan (semua tercatat) dalam

kitab yang nyata(Lauh mahfuzh)”.

Ayat diatas menjelaskan Allah memberi kabar kepada Nabi Muhammad SAW, bahwa sesungguhnya Allah mengetahui semua keadaannya, keadaan umatnya dan keadaan semua makhluk dalam setiap saat, setiap menit dan setiap detik. Dan sesungguhnya tidak luput dari pengetahuan dan pengelihatan-Nya, perbuatan sebesar biji dzarrah yang paling kecil dan paling rendah, baik di langit maupun di bumi, tidaklah yang lebih kecil maupun yang lebih besar darinya, kecuali tercatat dalam kitab yang nyata.

51

(61)

c. Prinsip distribusi kekayaan yang adil, artinya pengakuan atas hak masyarakat dan redistribusi kekayaan dari pihak kaya kepada pihak miskin, prinsip ini dalam aktifitas ekonomi harus dijadikan sebagai suatu cara untuk mencapai kesejahteraan umat manusia yang telah ditentukan oleh prinsip dan kandungan ajaran Islam. Distribusi dalam sistem ekonomi islam juga menjunjung tinggi nilai keadilan, sehingga pada konsep distribusi landasan penting yang dijadikan pegangan yakni agar kekayaan tidak terkumpul hanya pada satu kelompok saja, sebagaimana telah dijelaskan dalam Q.S. Al-Hasyr ayat 7 :52

  

  

 

Artinya “Apa saja harta rampasan (fai-i) yang diberikan Allah kepada RasulNya (dari harta benda) yang berasal dari penduduk kota-kota Maka adalah untuk Allah, untuk rasul, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang-orang-orang yang dalam perjalanan, supaya harta itu jangan beredar di antara orang-orang Kaya saja di antara kamu. apa yang diberikan Rasul kepadamu, Maka terimalah. dan apa yangdilarangnya bagimu, Maka tinggalkanlah. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Amat keras hukumannya”.

Penjelasan dari ayat diatas adalah bahwa Allah memberikan kekuasaan, harta kepada rasul-rasul dan terhadap siapa saja yang Allah kehendaki karena Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, dan agar harta itu tidak beredar di antara golongan orang-orang kaya saja diantara kamu.

52

(62)

d. Dalam bekerja dan berusaha Islam mengajarkan kaum muslimin untuk saling tolong menolong atau ta’awun diantara mereka dalam segala

kondisi maupun keadaan dan saling bekerjasama satu sama lain dan tidak hanya memikirkan keuntungan bisnis saja. Seperti dijelaskan dalam Q.S At-Taubah ayat 71 :53

     





Artinya “Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah;

Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”.

Penjelasan ayat diatas adalah barang siapa yang meninggalkan nasehat kepada saudaranya dan menelantarkannya, maka pada hakikatnya ia adalah seorang penipu dan bukan pembela mereka, karena yanmerupakan konsekuensi dari loyalitas adalah menasehati dan menolong mereka dalam kebajikan dan ketakwaan.

53

(63)

3. Nilai-Nilai Ekonomi Islam

Nilai-nilai yang bersumber dari pandangan hidup Islam melahirkan nilai-nilai dasar dalam ekonomi yaitu :54

a. Keadilan, dengan menjunjung tinggi nilai kebenaran, kejujuran keberanian dan konsisten pada kebenaran.

b. Bertanggung jawab, untuk memakmurkan bumi dan alam semesta sebagai tugas seorang khalifah. Setiap pelaku ekonomi memiliki tanggung jawab untuk berperilaku ekonomi yang benar, amanah dalam mewujudkan kemaslahatan. Juga memiliki tanggung jawab untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara umum bukan kesejahteraan masyarakat secara pribadi atau kelompok tententu saja.

c. Tafakul, (jaminan sosial), adanya jaminan sosial di masyarakat akan mendorong terciptanya hubungan yang baik diantara individu dan masyarakat, karena Islam tidak hanya mengajarkan hubungan vertikal, namun juga menempatkan hubungan horizontal ini secara seimbang. 4. Tujuan Ekonomi Islam

Ekonomi Islam mempunyai tujuan memberikan keselarasan bagi kehidupan di dunia. Hal ini karena nilai Islam tidak hanya untuk kehidupan muslim, tetapi untuk seluruh makhluk hidup di muka bumi. Esensi proses ekonomi Islam adalah pemenuhan kebutuhan manusia yang berlandaskan

54

(64)

nilai-nilai Islam untuk mencapai pada tujuan agama (falah). Ekonomi Islam menjadi rahmat seluruh alam yang tidak terbatas oleh ekonomi, sosial, budaya dan politik dari bangsa.

E. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh penelitian untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.55Ada beberapa macam variabel penelitian, namun dalam hal ini penulis hanya memaparkan 2 variabel penulis, yaitu variabel bebas dan variabel terikat.

1. Variabel Bebas ( Independen Variabel)

Variabel bebas adalah suatu variabel yang variasinya mempengaruhi variabel lain. Dapat pula dikatakan variabel bebas adalah variabel yang pengaruhnya terhadap variabel lain inging diketahui. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas antara lain:

a. Sosial Demografi (X1)

Sosial Demografi adalah ilmu yang mempelajari tentang aspek-aspek manusia baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Dalam penelitian ini yang termasuk variabel bebasadalah Sosial Demografi (X1) diukur dengan

55

Gambar

Gambar 1.  Kerangka Pemikiran.......................................................................................54
Tabel 1 Proporsi Penduduk15 Tahun ke Atas
Tabel 2 Kondisi Sosial Desa
 Tabel 3 Data Jumlah Lanjut Usia Bekerja berdasarkan Status Perkawinan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Prinsip pembelajaran tematik lebih menekankan pada konsep belajar sambil melakukan sesuatu (praktik secara langsung). Sehingga guru perlu mengemas atau merancang

[r]

Desain Software diawali dengan penyiapan data mart kemudian dilanjutkan penentuan himpunan data yang paling sering muncul dalam sekumpulan data dengan menggunakan

TRY OUT UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (USBN) Page 1 SUKU DINAS PENDIDIKAN JAKARTA BARAT TP.2016/2017.. 1. Karimunjawa adalah kawasan wisata yang bisa ditempuh oleh

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah di Indonesia dibagi menjadi dua, yaitu Pajak Provinsi yang terbagi atas lima jenis pajak yang terdiri atas

Variabel curahan jam kerja, pengalaman kerja dan modal kerja baik secara simultan dan parsial memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap pendapatan

Da ri pola yang sudah diberikan, ma ka langkah selanjutnya adalah me latih jaringan tersebut agar me mperoleh bobot (w) dan bias (b) yang diinginkan sehingga dapat

48/POJK.03/2020 tanggal 1 Desember 2020 perihal “Perubahan Atas Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 11/POJK.03/2020 Tentang Stimulus Perekonomian Nasional Sebagai