• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERENCANAAN HIGH PASS DAN SINGLE TUNED FILTER SEBAGAI FILTER HARMONISA PADA SISTEM KELISTRIKAN ESP DI PT MEDCO E&P INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERENCANAAN HIGH PASS DAN SINGLE TUNED FILTER SEBAGAI FILTER HARMONISA PADA SISTEM KELISTRIKAN ESP DI PT MEDCO E&P INDONESIA"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PERENCANAAN HIGH PASS DAN SINGLE TUNED FILTER SEBAGAI

FILTER HARMONISA PADA SISTEM KELISTRIKAN ESP DI PT MEDCO

E&P INDONESIA

Muhammad Agung Purwanto

1

, Ir. Agung Warsito, DHET.

2

, Ir. Agung Nugroho, M.Kom.

3

Jurusan Teknik Elektro, Universitas Diponegoro Semarang

Jl.Prof. Soedarto SH, Kampus UNDIP Tembalang, Semarang 50275, Indonesia

Email: Muhammadagungpurwanto@gmail.com

Abstrak

PT Medco E&P Indonesia merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang eksplorasi dan produksi minyak dan gas bumi. Pada penelitian ini, akan dibahas metode pengangkatan buatan menggunakan

Electrical Submersieble Pump. Pompa esp ini dikopel dengan sebuah motor induksi 3 fasa. Dalam pengoperasian motor esp ini diperlukan sebuah peralatan elektronika daya berupa VSD untuk mengatur kecepatan putar motor esp. Dampak dari penggunaan VSD ini ialah harmonisa. Harmonisa akan memberikan dampak negatif pada kontrol jaringan maupun pada system seperti rugi–rugi histerisis, overheating pada trafo, kerja circuit breaker dan relay menjadi tidak optimal.

Metode yang digunakan untuk meminimalisir harmonisa ialah dengan menggunakan filter pasif. Ada 2 jenis filter pasif yang digunakan. Single tuned filter digunakan untuk meminimalisir arus harmonisa yang dominan yaitu pada orde 5 sementara untuk orde harmonisa yang tidak dominan seperti orde 7 dan 11 akan digunakan high pass filter. Hasil simulasi pada software ETAP Power Station versi 12.6 didapat bahwa dengan pemasangan single tuned dan high pass filter dapat menyebabkan nilai THD arus dan THD tegangan turun sesuai dengan standar IEEE 519-1992. Selain itu, dengan pemasangan filter pasif tersebut dapat menurunkan persentase pembebanan pada transformator step-down yang mensuplai VSD.

Kata kunci: Filter Pasif, Harmonisa, THD arus, THD tegangan, Variable Speed Drive

Abstract

PT Medco E&P Indonesia is one of the company that is engaged in the exploration and production of oil and gas. In this study, we discuss the method of artificial lift using Electrical Submersieble Pump. ESP is coupled by a 3-phase induction motor. The operation of ESP motor requires power electronic equipment such as VSD to regulate ESP motor speed. The impact of use VSD is harmonics. Harmonics will have negative impact on network control system as well as the los-hysteresis loss, overheating of transformers and etc.

The method used to minimize harmonics by using passive filters. There are two types of passive filter used. Single tuned filter used to minimize dominant harmonic currents that is on the order of 5 while on the order harmonics that are not as dominant as the order of 7 and 11 will use high pass filter.

The simulation results on the ETAP 12.6 was found that with the installation single tuned and high pass filter can cause the value of THD current and THD voltage down in accordance with the IEEE 519-1992. Moreover, with the installation of a passive filter can reduce the percentage of load on the transformer step-down the supply VSD.

(2)

1

PENDAHULUAN

Sebagian besar beban–beban industri saat ini berupa motor-motor induksi dan peralatan-peralatan elektronika daya. Penggunaan beban-beban tersebut dapat mengakibatkan penurunan faktor daya dan timbulnya harmonisa

.

Adanya harmonisa akan mengakibatkan kerusakan pada peralatan listrik

.

Harmonisa dalam sistem kelistrikan ditimbulkan oleh adanya beban-beban

converter yang menarik arus non-sinusoidal dari sumber tegangan. Beban yang bersifat seperti demikian dinamakan beban non-linear.

PT Medco E&P Indonesia merupakan perusahaan KKKS yang memiliki hak untuk melakukan kegiatan eksplorasi dan eksploitasi, minyak dan gas bumi di Indo- nesia

.

Metode yang digunakan dalam proses pengangka- tan minyak dari dalam bumi hingga ke permukaan adalah dengan ESP (Electrical Submersieble Pump). Pompa ESP ini dikopel dengan motor induksi 3fasa sangkar tupai. Dalam pengoperasian ESP dibutuhkan VSD sebagai pengatur kecepatan putar motor nya.Peralatan elektronika daya seperti Variable Speed Drive ini merupakan salah satu sumber harmonisa, karena begitu vitalnya pengaruh yang ditimbulkan akibat harmonisa maka diperlukan suatu usaha untuk menekan harmonisa tersebut.

Tujuan dari tugas akhir ini adalah melakukan analisa harmonisa dengan software etap 12.6 dan mitigasi harmonisa dengan menggunakan filter pasif jenis single tuned dan high pass filter. Setelah pemasangan filter pasif ini, diharapkan sistem kelistrikan ESP menjadi optimal.

2

Metode Penelitian

2.1 Key Single Line Diagram kaji Station

Gambar 1 single line diagram utama Kaji Station

2.2 Konfigurasi Sistem Kelistrikan ESP

Gambar 2 Sistem Konfigurasi ESP

Tegangan kerja dari motor esp sebesar 700 V–1.8 kV, dimana dalam pengoperasiannya membutuhkan

variable speed drive. Tegangan variable speed drive yang digunakan di Cluster 35, 236 dan 264 B ialah 0.48 kV sehingga membutuhkan trafo step-up dari 0.48 kV/1.8 kV. Konfigurasi transformator yang digunakan adalah delta-wye..

2.3 Flowchart Koreksi Faktor Daya dan

Peredaman Harmonisa

Untuk memperbaiki faktor daya dan meredam harmonisa pada sistem kelistrikan (Block Rimau Kaji Station A), Langkah pertama yang dilakukan adalah mengumpulkan data–data yang dibutuhkan, setelah data yang diperlukan untuk penelitian sudah terkumpul selanjutnya melakukan pemodelan sistem kelistrikan seperti memvariasikan tingkat pembebanan pada Motor ESP, membuat single line diagram pada software ETAP Power Station 12.6. Kemudian, melakukan analisa load flow untuk mengetahui konsumsi daya dan faktor daya. Langkah selanjutnya adalah melakukan harmonic load flow untuk menganalisa harmonisa yang terjadi pada sistem kelistrikan ESP dan melakukan perhitungan filter sizing untuk menentukan spesifikasi filter pasif (Single Tuned & High Pass Filter) yang akan di install pada bus yang terdapat harmonisa, dan yang terakhir menganalisa nilai THD arus dan tegangan sebelum dan sesudah pemasangan filter. Berikut ini adalah diagram alir/

(3)

Gambar 3 Diagram alir langkah – langkah peredaman harmonisa

3

HASIL DAN ANALISA

3.1 Analisa Harmonisa Arus dan Tegangan

Sebelum Pemasangan Filter

3.1.1

Analisa Harmonisa Pada KS 236

Pembebanan Motor ESP 50%

Pada bagian ini akan disimulasikan gangguan harmonisa kondisi pembebanan Motor ESP 50%. Berikut adalah gambar simulasi harmoinsa arus dan tegangan pada KS 236 :

Gambar 4 Harmonisa arus pada trafo step-down esp KS 236

Gambar 5 Harmonisa tegangan pada KS 236

Tabel 1 merupakan hasil simulasi harmonisa pada tansformator step-down KS 236 :

Tabel 1. Simulasi harmonisa pada KS 236

keterangan Operasi Rating

I rms Primer 1,3 A 2,88 A

I rms Sekunder 56,1 A 120,28 A

%THDI 22,79 % -

% THDV 8,79 % -

3.1.2 Analisa

Harmonisa

Pada

KS

35

Pembebanan Motor ESP 70%

Pada bagian ini akan disimulasikan sistem kelistrikan dengan gangguan harmonisa kondisi pembebanan Motor ESP 70%. Berikut adalah gambar simulasi harmoinsa arus dan tegangan pada KS 35 :

Gambar 6 Harmonisa arus pada trafo step-down esp KS 35

Gambar 7 Harmonisa tegangan pada KS 35

Tabel 2 merupakan hasil simulasi harmonisa yang terjadi pada transformator step-down KS 35 :

Tabel 2. Simulasi harmonisa pada KS 35

keterangan Operasi Rating

I rms Primer 1,9 A 2,88 A

I rms Sekunder 79,7 A 120,28 A

%THDI 22,87 % -

%THDV 12,36 % -

3.1.3 Analisa Harmonisa Pada KS 264

Pembebanan Motor ESP 90%

Pada bagian ini akan disimulasikan sistem kelistrikan dengan gangguan harmonisa kondisi pembebanan Motor ESP 90%. Berikut adalah gambar simulasi harmoinsa arus dan tegangan pada KS 264 :

(4)

Gambar 8 Harmonisa arus pada trafo step-down esp KS 264

Gambar 9 Harmonisa tegangan KS 264

Tabel 3 merupakan hasil simulasi harmonisa yang terjadi pada transormator step-down KS 264 :

Tabel 3. Simulasi harmonisa pada KS 264

keterangan Operasi Rating

I rms Primer 2 A 2,88 A

I rms Sekunder 101,6 A 120,28 A

%THDI 22,85 % -

%THDV 15,67 % -

3.2 Desain Filter Harmonisa

3.2.1 Desain Single Tuned Filter Orde 5

th Pada bus 12 faktor daya awal = 91.3% dan faktor daya target = 98%, daya aktif = 57 KW :

et t awal

C P P

Q  tan  tanarg

)) 98 . 0 tan(cos ) 913 . 0 (tan(cos 57 1 1  x QC var 895 , 13 K QC

Setelah menentukan kompensasi daya reaktif yang dibutuhkan, selanjutnya menentukan reaktansi kapasitif dari filter. Karena filter yang dibutuhkan untuk meredam harmonisa adalah 3 orde, maka rating kapasitor pada masing–masing filter adalah sebagai berikut :

Nilai reaktansi kapasitor :

C C Q KV X 2  940 , 7 46 , 0 2  C X  26,649 C X

Setelah menentukan reaktansi kapasitor, selanjutnya adalah menghitung kapasitansi kapasitor, dengan menggunakan rumus berikut :

C fX C  2 1

 dimana F adalah frekuensi fundamental 60Hz 649 , 26 60 2 1     C F C99,58 

Selanjutnya menghitung impedansi reaktor filter dengan menggunakan persamaan berikut :

2 n X X C L  2 5 649 , 26  L X  1,065 L X

Dimana n adalah orde harmonisa arus yang akan di

tuned. Besar induktansi indukor dapat dihitung melalui persamaan berikut : f X L L  2

 f adalah frekuensi fundamental sistem 60 Hz 60 2 065 , 1    L H L0,00282

Pada perancangan single tuned filter untuk orde 5, nilai Q yang digunakan sebesar 100 [19]. Nilai faktor kualitas (Q) merupakan ukuran ketajaman penyetelan filter dalam mereduksi harmonik.

Setelah menghitung spesifikasi filter pasif jenis

single tuned orde 5, didapatkan spesifikasi filter pasif sebagai berikut :

Tabel 4. Spesifikasi filter harmonisa orde 5

Spesifikasi Nilai Spesifikasi Nilai

C 99,58 µF XL 1.065 𝛺

Xc 26,649 𝛺 QVAR 7,94 Kvar

L 0,00282 H Tegangan 460 V

3.2.2 Desain High Pass Filter Orde 7

th

Perbedaan perhitungan antara single tuned filter

dan high pass filter adalah pada perhitungan nilai resistor. Pada high pass filter nilai resistor dihitung dengan rumus berikut :

R = Xn x Q

Berikut adalah perhitungan impedansi reaktor filter :

2 n X XLC 2 7 2999 , 53  L X  1,0877 L X

(5)

Dimana n adalah orde harmonisa arus yang akan di tuned

yaitu orde 7. Besar induktansi indukor dapat dihitung melalui persamaan berikut :

f X L L

2

 f adalah frekuensi fundamental sistem 60 Hz 60 2 0877 , 1    L H L0,002886

Langkah selanjutnya adalah menghitung karakte- ristik reaktansi dengan persamaan berikut :

C L Xn 00004979 , 0 002886 , 0  Xn 6141 , 7  Xn

Dari nilai karakteristik reaktansi yang didapat, maka besarnya nilai resistansi filter adalah :

Q Xn R 

Nilai ketajaman filter jenis high pass filter orde 7, sebesar 50[19]. Dari rumus resistansi diatas, nilai resistansi diperoleh sebesar 380,707𝛺, sehingga dapat dibuat tabel spesifikasi jenis high pass filter orde 7 : Tabel 5. Spesifikasi filter harmonisa orde 7

Spesifikasi Nilai Spesifikasi Nilai

C 49,793 µF XL 1.0877 𝛺

Xc 53,299 𝛺 QVAR 3,97 Kvar

L 0,002886 H R 380,707 𝛺

3.2.3 Desain High Pass Filter Orde 11

th

Desain filter untuk orde 11 jenis high pass filter

sama seperti desain filter orde 7, yang membedakan adalah orde yang ditala :

2 n X X C L 2 11 598 , 106  L X  0,8809 L X

Dimana n adalah orde harmonisa arus yang akan di

tuned yaitu pada orde 11. Besar induktansi indukor dapat dihitung melalui persamaan berikut :

f X L L

2

 f adalah frekuensi fundamental sistem 60 Hz 60 2 8809 , 0    L H L0,00233

Langkah selanjutnya adalah menghitung karakte- ristik reaktansi untuk menentukan nilai resistansi yang dibutuhkan : C L Xn 00002498 , 0 00233 , 0  Xn 69 , 9  Xn

Dari nilai karakteristik reaktansi yang didapat, maka besarnya nilai resistansi filter dapat dihitung :

Q Xn R 

Nilai ketajaman filter sama seperti high pass filter

orde 7, yaitu 50[19]. Dari rumus resistansi diatas, nilai resistansi diperoleh sebesar 484,563𝛺, sehingga dapat dibuat tabel spesifikasi jenis high pass filter orde 11: Tabel 6. Spesifikasi filter harmonisa orde 11

Spesifikasi Nilai Spesifikasi Nilai

C 24,98 µF XL 0,8809 𝛺

Xc 106,598 𝛺 QVAR 1,985 Kvar

L 0,00233H R 484,536 𝛺

3.3 Analisa Pengaruh Pemasangan Filter

Pasif Terhadap Faktor Daya

Berikut adalah pengaruh pemasangan filter terhadap faktor daya sebelum dan sesudah pemasangan filter :

Tabel 7. Perbandingan faktor daya sebelum dan sesudah pemasangan filter pasif

Bus ID Sebelum Sesudah K W KV A KV AR Cos ϕ W K KV A KV AR Cos ϕ Bus 10 57 62 25 91,3 % 57 58 11 98,3 % Bus 35 73 80 33 91,2 % 73 74 13 98,5 % Bus 40 40 44 18 91,5 % 40 41 8 98,2 % Dari tabel 9 dapat dilihat bahwa pengaruh pemasangan filter akan berpengaruh pada faktor daya dan konsumsi daya. Setelah pemasangan filter pasif, faktor daya naik menjadi 98,3%. Dengan nilai daya aktif tetap dan nilai daya reaktif yang menurun sehingga konsumsi daya nyata akan menurun. Sesuai dengan rumus berikut :

2

2 Q

P

S 

3.4 Analisa Pengaruh Pemasangan Filter

Pasif Terhadap Harmonisa

3.4.1 Analisa Pengaruh Pemasangan Filter

Pasif Terhadap Harmonisa Arus

Berikut adalah hasil running dan simulasi harmonic load flow pada KS 35B, 264B dan KS 35B melalui etap power station 12.6 :

(6)

Gambar 10 Thd arus pada KS 35 setelah pemasangan filter

Gambar 11 Thd arus pada KS 264 setelah pemasangan filter

Gambar 12 Thd arus pada KS 236 setelah pemasangan filter Dari gambar 10, 11 dan 12 dapat dibuat tabel perbandingan THD arus sebelum dan setelah pemasangan filter :

Tabel 8. Perbandingan THD arus sebelum dan sesudah pemasangan filter Klaster Standard (%) THDi (%) Sebelum THDi (%) Sesudah KS 35 5 22,87 4 KS 264 5 22,91 3,48 KS 236 5 22,79 4,94

Berdasarkan tabel 8, nilai distorsi harmonisa arus pada klaster yang terdapat variable speed drive berada dibawah 5% sesuai dengan standar IEEE 519. Hal ini menunjukan bahwa filter pasif yang dipasangan paralel dengan sumber harmonisa sudah optimal.

3.4.2 Analisa Pengaruh Pemasangan Filter

Pasif Terhadap Harmonisa Tegangan

Berikut adalah hasil harmonic load flow pada etap power station 12.6 pada KS 35, 264 dan KS 236:

Gambar 13 Thd tegangan pada KS 35 setelah pemasangan filter

Gambar 14 Thd tegangan pada KS 264 setelah pemasangan filter

Gambar 15 Thd tegangan pada KS 236 setelah pemasangan filter Dari gambar 13, 14 dan 15 dapat dibuat tabel perbandingan THD tegangan sebelum dan setelah pemasangan filter. Berikut adalah tabel perbandingan

(7)

THD tegangan sebelum dan sesudah pemasangan filter pasif :

Tabel 9. Perbandingan THD tegangan sebelum dan sesudah pemasangan filter Klaster Standard (%) THDv (%) Sebelum THDv (%) Sesudah KS 35 5 12,36 4,78 KS 264 5 16,12 4,96 KS 236 5 8,79 4,06

Berdasarkan tabel 9 dapat dilihat tidak hanya harmonisa arus saja yang mengalami peurunan, nilai THD tegangan juga mengalamai penurunan hingga dibawah stándar IEEE 519-1992. Hal ini menunjukan bahwa desain filter harmonisa sudah tepat.

4.

KESIMPULAN

Dengan melihat hasil simulasi menggunakan ETAP 12.6 serta dibandingkan dengan standar distorsi tegangan harmonisa dan distorsi arus harmonisa yang diizinkan, maka dapat disimpulkan bahwa :

1. THD arus dan tegangan sebelum pemasangan filter harmonisa pada bus yang mensuplai beban variable speed drive berada diatas standar IEEE 519-1992.

2. Berdasarkan hasil simulasi etap 12.6 semakin besar tingkat pembebanan Motor ESP maka nilai THD arus dan tegangan juga semakin besar.

3. Pemasangan harmonic filter dengan kombinasi filter pasif (single tune filter untuk orde 5 dan

high pass filter untuk orde 7 dan 11) dapat mengurangi THD arus sebesar 17,93% untuk KS 236, 18,79% untuk KS 35, 19,43% untuk KS 264 dan THD tegangan sebesar 4,73% untuk KS 236, 7,58% untuk KS 35, 11,16% untuk KS 264.

4.

Simulasi menggunakan ETAP 12.6 dapat menunjukkan bahwa nilai faktor daya setelah pemasangan filter meningkat sebesar 7% untuk KS 35, 7,3% untuk KS 264, dan 6,7% untuk KS 236.

5.

SARAN

Apabila melakukan pembukaan lapangan pengeboran minyak baru dengan metode pengangkatan buatan (Electrical Submersible Pump/ESP) dan menggunakan VSD sebagai pengatur kecepatan putar motor nya, sebaiknya dilakukan simulasi harmonic load flow terlebih dahulu. Penentuan letak filter harmonisa sebaiknya memperhitungkan dari aspek ekonomis dan teknis, pada tugas akhir ini filter dipasang pada bagian

upstream VSD untuk mencegah harmonisa mengalir menuju sistem dan transformator step-down. Apabila filter harmonisa dipasang pada bagian primer transformator

yang memiliki rating tegangan 20 Kv maka biaya investasi untuk filter harmonisa tidak ekonomis. Sementara itu, apabila filter harmonisa di pasang pada bagian downstream VSD, harmonisa akan mengalir menuju sistem.

REFERENSI

[1] Firmansyah, Ifhan “Studi pemasangan kapasitor bank untuk perbaikan faktor daya PT asian profile indosteel”.ITS. 2009

[2] Widyar Hamzah, Amrullah “Perencanaan filter pasif sebagai filter harmonisa dan korektor faktor daya pada sistem kelistrikan PT Holcim Indonesia, TBK Plant CC#2 Cilacap”.ITS. 2009

[3] Chattopadhyay, Surajit., Sengupta, Samarjit, dan Mitra, Madhuchhanda. “Electric Power Quality”. Springer. United States of America. 2011.

[4] Bien, Liem Ek & Sudarno. “Pengujian Harmonisa Dan Upaya Pengurangan Gangguan Harmonisa Pada Lampu Hemat Energi”. 2004.

[5] Mcgraw-Hill. “Electrical Power System Quality”. Digital Engineering Library. Second edition. [6] Sankaran, C.. (2002). Power Quality. CRC Press

LLC

[7] De La Rosa, Francisco C.. (2006). Harmonic And Power System. CRC Press.

[8] Vedam, R.Sastry, Salma, Mulukutla S.. (2009).

Power Quality – VARCompensation in Power System. CRC Press.

[9] Skvarenina, Timothy L. THE POWER ELECTRONICS HANDBOOK. CRC Press. New York: 2002

[10] Arrillaga, J., Watson N.R.. Power System Harmonics, Second Edition. John Willey & Son Ltd.

[11] Tribuana, wanhar “Pengaruh Harmonik pada transformator”. 1999

[12] W. Mack Grady dan Surya Santoso, Understanding PowerSystemHarmonics,http://www.ece.utexas.edu /~grady, 28 Agustus 2006.

[13] Xitron Teknologies: aplication note k-faktor defined, San Diego

[14] Jacob, ”Harmonic load flow”. PT.Tripolyta Indonesia, 2013

[15] Ghifari, Abdurrahman “Studi harmonisa pengaruh pemasangan kapasitor bank pada sistem kelistrikan PT. Chandra Asri Petrochemical, TBK”.UNDIP. 2013

[16] Wildi,theodore. “Electrical Machines, drives and power systems”. 2002

[17] Irawan,Heri. “Analisis pengaruh pemasangan filter pasif terhadap penurunan harmonik pada sistem multi mesin 9 bus IEEE”. UNDIP. 2011

[18] Pujiantara, Margo, “Penyempurnaan desain filter harmonisa menggunakan kapasitor eksisting pada pabrik soda kaustik di serang - banten”. ITS. 2003

(8)

[19] Badrzadeh. B, Smith. K, Wilson. R. Designing Harmonics Filters For An Aluminum Smelting Plant. Houston, Texas. 2010.

BIODATA PENULIS

Muhammad Agung Purwanto (21060111140142) dilahirkan di Ujung Pandang 19 September 1993. Telah menempuh pendidikan di SDN Bintara VI Bekasi SMP Negeri 14 Bekasi dan SMA Negeri 59 Jakarta. Saat ini sedang menempuh pendidikan Strata 1 Jurusan Teknik Elektro Konsentrasi Teknik Tenaga Listrik, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Semarang.

Mengetahui/Mengesahkan: Dosen Pembimbing I

Ir. Agung Warsito, DHET NIP. 195806171987031002

Dosen Pembimbing II

Ir. Agung Nugroho, M.Kom. NIP. 195901051987031001

Gambar

Gambar 1 single line diagram utama Kaji Station
Tabel 3 merupakan hasil simulasi harmonisa yang  terjadi pada transormator step-down KS 264 :
Tabel  7.  Perbandingan  faktor  daya  sebelum  dan  sesudah  pemasangan filter pasif
Tabel 9. Perbandingan THD tegangan sebelum  dan sesudah  pemasangan filter  Klaster  Standard  (%)  THDv (%) Sebelum  THDv (%) Sesudah  KS 35  5  12,36  4,78  KS 264  5  16,12  4,96  KS 236  5  8,79  4,06

Referensi

Dokumen terkait

Diduga kenaikan konsentrasi substrat akan mempengaruhi kecepatan reaksi ( pada suatu proses kimia). Percobaaan dengan konsntrasi 1 mo1/1 dilakukan sebanyak 12 kali

Manfaat penelitian ini yaitu untuk menyediakan data dasar mengenai populasi bakteri heterotrof, algae dan protozoa dan pergantian populasinya, sebagai bahan masukan bagi

Agregat halus yang digunakan harus memenuhi persyaratan: ♦ Agregat halus yang dipergunakan dalam campuran beton harus terdiri dari pasir yang asli yang disetujui untuk

Dividen merupakan pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan dan berasal dari keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Dividen diberikan setelah mendapat

Selain itu, terdapat pula Malang Town Square (MATOS) yang menjadi salah satu pusat perbelanjaan terbesar di Kota Malang. Kemacetan lalu lintas dapat mengham- bat

Setelah mendapat penjelasan mengenai penelitian, resiko, keuntungan dan hak-hak saya sebagai subjek penelitian yang berjudul: “Prevalensi trauma gigi permanen anterior pada anak

Menurut Fathi ad-Duraini (ahli fikih dari Universitas Damaskus, Suriah), kehati- hatian ulama fikih dalam menetapkan hukum pemanfaatan barang gadai, baik oleh pemilik maupun

Setelah membandingkan model Think Pair Share dengan penelitian sebelumnya, penelitian ini dapat melengkapi penelitian sebelumnya dan dapat memberikan konstribusi ilmu