• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMANFAATAN AIR KELAPA SEBAGAI ZAT PENGATUR TUMBUH PADA STEK KOPI ROBUSTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEMANFAATAN AIR KELAPA SEBAGAI ZAT PENGATUR TUMBUH PADA STEK KOPI ROBUSTA"

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

PEMANFAATAN AIR KELAPA SEBAGAI ZAT PENGATUR

TUMBUH PADA STEK KOPI ROBUSTA

Oleh :

DEDY TRIATMOKO NIM. 070500074

PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN

JURUSAN PENGELOLAAN HUTAN

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA

SAMARINDA

(2)

PEMANFAATAN AIR KELAPA SEBAGAI ZAT PENGATUR

TUMBUH PADA STEK KOPI ROBUSTA

Oleh :

DEDY TRIATMOKO NIM. 070500074

Karya Ilmiah Sebagai Salah Satu Syarat

Untuk Memperoleh Sebutan Ahli Madya Pada Program Diploma III Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN

JURUSAN PENGELOLAAN HUTAN

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA

SAMARINDA

(3)

HALAMAN PENGESAHAN

Judul Karya Ilmiah : Pemanfaatan Air Kelapa Sebagai Zat Pengatur Tumbuh Pada Stek Kopi Robusta

Nama : Dedy Triatmoko

NIM : 070500074

Program Studi : Budidaya Tanaman Perkebunan Jurusan : Pengelolaan Hutan

Menyetujui :

Dosen Pembimbing

F. Silvi Dwi Mentari, S.Hut. MP NIP. 19770723 200312 2 002 . Dosen Penguji Rusmini SP, MP NIP. 19811130 200812 2 002 Mengesahkan : Direktur,

Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

Ir. Wartomo, MP NIP.19631028 198803 1 003

(4)

ABSTRAK

DEDY TRIATMOKO. Pemanfaatan Air Kelapa Sebagai Zat Pengatur Tumbuh Pada Bibit Stek Tanaman Kopi Robusta di bawah bimbingan F. Silvi Dwi Mentari.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui persentase keberhasilan tumbuh serta jumlah akar dan tunas stek kopi robusta dengan penggunaan air kelapa sebagi zat pengatur tumbuh.

Penelitian dilaksanakan selama tiga bulan, mulai tanggal 1 Mei sampai dengan 1 Juli 2009. Lokasi penelitian di areal persemaian Politeknik Pertanian Negeri Samarinda. Penelitian ini disusun mengunakan tiga perlakuan di mana tiap perlakuan terdiri dari 20 ulangan dengan perlakuan P1 direndam selama 10 menit dan P2 selama 20 menit, dan P0 dilakukan tanpa perendaman air kelapa (kontrol)

Dari hasil penelitian diketahui bahwa perlakuan pemanfaatan air kelapa sebagai zat pengatur tumbuh pada stek tanaman kopi robusta dengan perendaman batang selama 20 menit kopi (P2) diduga mampu meningkatkan persentase tumbuh tanaman kopi hari ke-30 sebesar 95% disusul P1 dengan persentase tumbuh 85 %, sedangkan persentase tumbuh terendah ditunjukan oleh perlakuan tanpa pemanfaatan air kelapa sebagai zat pengatur tumbuh pada bibit stek tanaman kopi robusta (P0), dengan persentase tumbuh 80 %.

Pertumbuhan tunas rata-rata tertinggi tanaman kopi (P2) pada hari ke-30 adalah 1,05 mm, sedangkan pertumbuhan tunas terendah di tunjukan oleh

(5)

perlakuan tanpa pemanfaatan air kelapa sebagai zat pengatur tumbuh pada stek tanaman kopi robusta (P0), dengan rata-rata 0,8 mm.

Pertumbuhan rata-rata akar tertinggi stek tanaman kopi (P2) dengan hari hari ke-30 adalah 1,1 mm disusul P1 dengan rata-rata 1 mm , sedangkan pertumbuhan akar terendah ditunjukan oleh perlakuan tanpa pemanfaatan air kelapa sebagai zat pengatur tumbuh pada stek tanaman kopi robusta (P0), dengan rata-rata 0,85 mm.

(6)

RIWAYAT HIDUP

DEDI TRIATMOKO, lahir pada tanggal 18 Maret 1987 di Loa Janan merupakan anak ke-2 dari 3 bersaudara dari pasangan Bapak Mistara dan Ibu Yati.

Pendidkan dimulai di Sekolah Dasar (SD) negeri 001 Senyiur Lulus pada tanggal 29 Juni 2001, kemudian melanjutkan ke tingkat Sekolah Menengah Pertama Kesatuan (SMP Kesatuan) Senyiur dan lulus pada tanggal 28 Juni 2004. Pada tanggal 20 Juli 2004 melanjutkan ke Sekolah SMA pembangunan dan lulus pada tanggal 16 Juni 2007. Pendidikan Tinggi dimulai pada tahun 2007 di Politeknik Pertanian Negeri Samarinda Program Studi Budidaya Tanaman Perkebunan, Jurusan Manajemen Hutan.

Pada tanggal 13 Maret sampai dengan tanggal 13 Mei 2010 mengikuti kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) di PT. Budiduta Agromakmur. Kecamatan Loa Kulu Kabupaten Kutai Kertanegara, Propinsi Kalimantan Timur.

(7)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan hidayah-Nyalah maka penelitian tentang Pemanfaatan Air Kelapa Sebagai Zat Pengatur Tumbuh Pada Bibit Stek Tanaman Kopi Robusta (Coffea canephora) dapat penulis selesaikan.

Keberhasilan penyusunan karya ilmiah ini juga tak lepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Kedua orang tua yang telah memberi dukungan selama peneliti mengikuti

pendidikan di Program Studi Budidaya Tanaman Perkebunan.

2. Ibu Ir. Budi Winarni, M.Si selaku Ketua Program Studi Budidaya Tanaman Perkebunan, Jurusan Manajemen Hutan, Politeknik Pertanian Negeri Samarinda.

3. Ibu F. Silvi Dwi Mentari, S. Hut, MP selaku dosen pembimbing 4. Ibu Rusmini SP, MP. selaku dosen penguji

5. Staf Pengajar Program Studi Budidaya Tanaman Perkebunan yang telah membimbing peneliti selama menempuh pendidikan.

6. Rekan-rekan mahasiswa yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung dalam penyelesaian penelitian ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyelesaian penelitian ini masih banyak kekurangannya. Semoga dengan segala keterbatasan, apa yang telah dihasilkan dalam penelitian ini bermanfaat untuk semua pihak yang membutuhkan informasi tentang pemanfaatan air kelapa sebagai zat pengatur tumbuh pada stek kopi robusta

(8)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR... i

DAFTAR ISI... ii

DAFTAR TABEL... iii

DAFTAR LAMPIRAN... iv

I. PENDAHULUAN... .. 1

II. TINJAUAN PUSTAKA... .. 4

A. Tanaman Kopi Robusta... 4

B. Kelapa... 14

C. Air Kelapa ... 15

III. METODE PENELITIAN... .. 17

A. Tempat dan waktu... 17

B. Alat dan Bahan... 17

C. Rancangan Penelitian... 17

D. Prosedur Penelitian... 18

E. Pengambilan dan Pengolahan Data ... 19

F. Pengolahan Data... 20

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN... .. 21

A. Hasil ... 21

B. Pembahasan... 23

V. KESIMPULAN DAN SARAN... .. 26

A. Kesimpulan... 26

B. Saran... 26

DAFTAR PUSTAKA... .. 27

(9)

DAFTAR LAMPIRAN

No Halaman

1. Lay Out Penelitian ... 29

2. Tabel Hasil Pengamatan... 30

3. Gambar Penelitian... 32

4. Pemilihan cabang tana man kopi yang akan digunakan... 32

5. Pengambilan air kelapa dan Pemotongan Bibit Stek ... 32

6. Perendaman Bibit Stek dan Penanaman Bibit stek ... 32

(10)

I. PENDAHULUAN

Tanaman kopi adalah suatu jenis tanaman tropis, yang dapat tumbuh dimana saja, terkecuali pada tempat-tempat yang terlalu tinggi dengan temperatur yang sangat dingin atau daerah-daerah yang tandus yang memang tidak cocok bagi kehidupan tanaman. Daerah-daerah di bumi ini yang tidak cocok untuk ditanami tanaman kopi, yaitu pada garis Lintang Utara Lautan Pasifik, daerah tropis di gurun Sahara, dan garis Lintang Selatan seluruh Lautan Pasifik serta Australia disebelah Utara dimana tanahnya sangat tandus (Anonim, 2009).

Bagi Indonesia sendiri tanaman kopi merupakan salah satu komoditas penting sebagai sumber devisa Negara, tercatat pada tahun 1981 saja kopi menghasilkan devisa sebesar US$ 347,8 juta dari ekspor sebanyak 210,800 ton dan terus meningkat dari tahun ke tahun, pada tahun 2001 kopi menghasilkan devisa sebesar US$ 595,7 juta dan menduduki peringkat utama dari komoditas ekspor sub sektor perkebunan. Namun mengalami penurunan dari tahun 2001 (390.000 ton) hingga tahun 2004 (300.000 ton) hal ini dikarenakan kurangnya perawatan lahan dan pemupukan, hal tersebut juga di perparah oleh anjeloknya harga jual kopi yang disebapkan oleh rendahnya mutu kopi yang dihasilkan

(Najiarti dan Danarti 2008).

Untuk meningkatkan harga jual kopi dipasaran dunia maka mutu kopi yang dihasilkan harus ditingkatkan diantara banyak cara untuk meningkatkan mutu kopi, selain pemupukan dan perawatan tanaman salah satu yang paling utama adalah pembibitan dimana bibit yang baik akan menjamin pertumbuhan tanaman

(11)

yang baik serta produktifitas dan mutu tinggi. pembibitan tanaman kopi bisa dilakukan dengan dua cara yaitu vegetatif dan generatif.

Dalam pembibitan vegetatif sering terjadi kegagalan dikarenakan kurangnya pemahaman petani tentang teknik pembibitan juga dipicu oleh mahalnya harga jual zat pengatur tumbuh tanaman yang digunakan untuk merangsang pertumbuhan akar dan tunas pada pembibitan vegetatif, oleh sebab itu perlu dilakukan penggunaan bahan alternatif yang alami, mudah didapat serta sangat murah seperti air kelapa.

Produksi air kelapa cukup berlimpah di Indonesia, yaitu mencapai lebih dari dua juta liter per tahun. Namun pemanfaatannya dalam industri pangan belum begitu menonjol, sehingga masih banyak air kelapa yang terbuang percuma

Anonim (2008).

Selain mempunyai potensi yang baik untuk dibuat minuman fermentasi karena kandungan zat gizinya yang kaya dan relatif lengkap, dalam kajian yang dilakukan oleh Gautheret 1942 air kelapa mengandung zat pengatur tumbuh auksin dan sitokinin, pada tahun-tahun berikutnya Gautheret menemukan bahwa air kelapa dapat digunakan untuk mempertahankan pertumbuhan. Selain itu beberapa zat didapatkan dalam air kelapa muda seperti protein, lemak, karbohidrat, kalsium, fosfor, besi, kalium merupakan komponen mineral yang utama, asam askorbat dan selebihnya air (Abidin, 1993).

Berdasarkan uraian diatas maka perlu dilakukan penelitian, tentang pengunaan air kelapa sebagi zat pengatur pertumbuhan pada bibit stek tanaman kopi.

(12)

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh rata-rata persentase keberhasilan tumbuh serta jumlah akar dan tunas bibit stek kopi robusta dengan penggunaan air kelapa sebagi zat pengatur tumbuh.

Dari hasil penelitian diinginkan dapat memberikan imformasi mengenai perlakuan air kelapa sebagai zat pengatur tumbuh mampu memicu pertumbuhan bibit stek tanaman kopi robusta dengan persentase keberhasilan tumbuh yang baik.

(13)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tanaman Kopi 1. Taksonomi dan jenis tanaman kopi

a. Taksonomi

Menurut Anonim (2006) dalam Farhan (2009) tanaman kopi termasuk ke dalam:

Divisi : Spermatophyta

Kelas : Angiospermae

Sub kelas : Dicotyledonea

Ordo : Rubiales

Famili : Rubiaceae

Genus : Coffea

Spesies : Coffea sp

b. Jenis kopi

Menurut (Najiati dan Danarti, 2008), ada beberapa macam jenis kopi antara lain :

1). Kopi arabika (Coffeaarabica)

Baik perkembangan kopi dunia maupun di Indonesia pada khususnya, kopi arabika ini yang banyak dan dahulu dikembangkan, tetapi karena jenis ini sangat tidak tahan terhadap penyakit hemileia vastratrix. Yang masih termasuk golongan arabika yaitu kopi arabika varietas baurbon, jenis catura, marago, pasumah (sumatera) dan

(14)

congensis. Jenis arabika mempunyai ciri-ciri dan sifat sebagai berikut :

a). Daun kecil, halus dan mengkilap, dengan panjang daun ± 12-15 cm dan lebar 6 cm.

b). Biji buah lebih besar, berbau harum dan rasanya lebih enak.

c). Bila batang tidak dipangkas, tinggi pohon bisa mencapai ± 5 m dengan bentuk pohon yang ramping.

d). Bila jenis ini ditanam pada dataran tinggi yang beriklim kering sekitar 1350-1850 m dpl, produksinya bagus. Di Indonesia , kopi arabika dapat berproduksi baik pada ketinggian 1000-1750 m dpl. e). Curah hujan yang optimal sekitar 1500-2250 mm tiap tahun, dan

musim kering sekitar 2-3 bulan/tahun untuk perkembangan bunga 2). Kopi liberika (Coffea liberica)

Jenis ini berasal dari dataran rendah Monrovia di daerah Liberika. Jenis ini diperkirakan tahan terhadap penyakit, akan tetapi ternyata tidak, sehingga diganti dengan Robusta. Jenis liberika ini sekarang hampir musnah, tinggal ± 1% dari seluruh jenis dari seluruh jenis kopi yang ada. Yang termasuk jenis liberika antara lain kopi abeokutae, klainei, deweprei, excelsa dan dybrowskii. Jenis liberika ini memiliki sifat sebagai berikut :

a). Tanaman yang tidak dipangkas bisa mencapai katinggian = 10 m, memiliki ukuran yang lebih besar dibandingkan dengan yang lain, demikian juga mengenai daun, cabang dan buah.

(15)

b). Cabang primer dapat bertahan lebih lama dan tiap-tiap buku dapat berbunga atau berbuah beberapa kali yang terdapat cabang primer melainkan terdapat pada cabang pokok.

c). Besar kecilnya buah tidak merata, pada umumnya buah besar, tetapi bijinya kecil, sehingga perbandingan buah basah menjadi biji kering 10 : 1.

3). Kopi robusta (Coffea canephora)

Jenis kopi ini berasal dari hutan katulistiwa di Afrika, dari pantai barat sampai Uganda, terbentang 100 LU dan S, dapat tumbuh dari permukaan laut sampai ketinggian 1700 m. Ketinggian tempat yang optimal sekitar 300-800 m dengan curah hujan 1250-2500 mm. Yang termasuk varietas robusta antara lain congesta, uganda dan quillo. Jenis robusta ini memiliki sifat sebagai berikut :

a). Bau dan rasanya tidak seenak kopi arabika, tetapi produksinya jauh lebih tinggi dan harganya lebih rendah dari kopi arabika.

b). Daun lebih kecil dengan ukuran 15-17 cm dengan lebar daun 9 cm dengan permukaannya agak berombak dan dari batang-batangnya banyak tumbuh cabang-cabang serta tahan terhadap penyakit.

Menurut Hulupi (2001), saat ini pemerintah telah melepas enam klon kopi robusta, yaitu klon BP 42, BP 234, BP 288, BP 358, BP 409 serta SA 237.

(16)

2. Morfologi tanaman kopi a. Akar

Tanaman kopi berakar tunggang, lurus ke bawah, pendek dan kuat. Panjang akar tunggang ini kurang lebih 45-50 cm. Selain itu banyak akar cabang samping yang panjang 1-2 meter horizontal, sedalam ? 30 cm, dan bercabang merata, masuk ke dalam tana h lebih dalam lagi. (Najiati dan Danarti, 2008).

b. Batang dan cabang

Tana man itu tumbuh dari bijinya, batang pokok sudah mulai tampak dan tumbuh terus menjadi besar. Batang yang tumbuh dari biji disebut batang pokok dan tumbuhnya beruas-ruas. Ruas-ruas tersebut tampak jelas pada saat tanaman itu masih muda.

Menurut Najiati dan Danarti (2008), tanaman kopi memiliki beberapa cabang diantaranya yaitu :

1) Cabang reproduksi (orthrotrop)

Cabang reproduksi adalah cabang yang tumbuhnya tegak dan lurus. Ketika masih muda, cabang ini sering juga disebut wiwilan. Cabang ini berasal dari tunas reproduksi yang terdapat di setiap ketiak daun pada batang utama atau cabang primer. Setiap ketiak daun mempunyai 4-5 tunas reproduksi sehingga bila cabang reproduksi mati maka bisa diperbaharui sebanyak 4-5 kali. Cabang reproduksi mempunyai sifat seperti batang utama sehingga bila batang utama mati

(17)

atau tidak tumbuh sempurna maka fungsinya dapat digantikan oleh cabang ini.

2) Cabang primer (plagiotrop)

Cabang primer adalah cabang yang tumbuh pada batang utama atau cabang reproduksi dan berasal dari tunas primer. Setiap ketiak hanya mempunyai satu tunas primer sehingga bila cabang ini mati, di tempat tersebut tidak dapat tumbuh cabang primer lagi. Ciri-ciri cabang primer adalah arah pertumbuhannya mendatar, lemah dan berfungsi sebagai penghasil bunga. Di setiap ketiak daun terdapat mata atau tunas yang dapat tumbuh menjadi bunga.

3) Cabang sekunder

Cabang sekunder adalah cabang yang tumbuh pada cabang primer dan berasal dari tunas sekunder. Cabang ini mempunyai sifat seperti cabang primer sehingga dapat menghasilkan bunga.

4) Cabang kipas

Cabang kipas adalah cabang reproduksi yang tumbuh kuat pada cabang primer karena pohon sudah tua. Pohon yang sudah tua biasanya mempunyai sedikit cabang primer karena sebagian besar sudah mati dan luruh. Cabang ini biasanya terletak di ujung batang dan pertumbuhannya cepat sehingga mata reproduksi tumbuh pesat menjadi cabang reproduksi. Cabang reproduksi ini sifatnya seperti batang utama dan sering disebut sebagai cabang kipas

(18)

5). Cabang perut

Cabang perut adalah cabang kipas yang mampu membentuk cabang primer meskipun tumbuhnya cukup kuat.

6). Cabang balik

Cabang balik adalah cabang reproduksi yang tumbuh pada cabang primer, berkembang tidak normal dan arah pertumbuhannya menuju ke dalam mahkota tajuk.

7). Cabang air

Cabang air adalah cabang reproduksi yang tumbuh pesat serta ruas daun relatif panjang dan lunak atau banyak mengandung air.

c. Daun

Daun tanaman kopi mempunyai bentuk bulat telur, ujungnya agak meruncing sampai bulat. Daun tersebut tumbuh pada batang, cabang dan ranting-ranting tersusun berdampingan.

d. Bunga

Bunga tanaman kopi tumbuh pada cabang primer atau cabang sekunder, tersusun berkelompok-kelompok. Tiap-tiap kelompok terdiri atas 4-6 kuntum bunga, bunga yang sudah mekar berwarna putih.

e. Buah

Sebagian besar buah terdapat pada cabang primer atau skunder sebagaimana halnya dengan bunga. Buah kopi yang muda berwarna hijau, setelah tua berwarna kuning dan kalau masak warnanya menjadi merah.

(19)

f. Biji

Biji tanaman kopi terdapat di dalam buah yang terdiri dari dua bagian yaitu :

1) Kulit biji ya ng merupakan selaput tipis membalut biji yang disebut selaput perak atau kulit ari.

2) Putih lembaga (endosperma). Pada permukaan biji yang datar arahnya memanjang ke dalam, merupakan lubang yang panjang sama dengan bijinya.

3. Syarat tumbuh

Pertumbuhan dan produktivitas tanaman dapat didipengaruhi oleh beberapa faktor :

a. Faktor lingkungan

Yang termasuk faktor lingkungan antara lain adalah : 1). Iklim

Tanaman kopi dapat tumbuh di dataran rendah dan tinggi.

Tanaman kopi dapat tumbuh dengan baik pada ketinggian 1.000 m dpl - 1.700 m dpl. Suhu yang dikehendaki tanaman kopi

optimalnya 16 – 20 0C. 2). Tanah

Tanaman kopi menghendaki tanah yang lapisan atas dalam dan gembur, agar akar tanaman kopi dapat tumbuh berkembang dengan baik. Selain memilih tanah seperti di atas tanaman kopi memilih reaksi asam yang ringan dengan pH 6 – 6,5.

(20)

3). Curah hujan

Mengenai curah hujan, yang penting bukan banyaknya dalam satu tahun melainkan pembagian curah hujan dalam masa satu tahun. Batas minimal dalam satu tahun adalah 1000-2000 mm, sedang yang optimalnya adalah 2000-3000 mm. Di Indonesia curah hujan terletak 2000-3500 mm.

4). Penyinaran

Pada umumnya, kopi tidak menyukai sinar matahari langsung dalam jumlah banyak, tetapi menghendaki sinar matahari teratur. Sengatan sinar matahari langsung dalam jumlah banyak akan meningkatkan penguapan dari tanah dan daun sehingga menggangu keseimbangan proses fotosintesis.

5). Angin

Angin berpengaruh besar terhadap jenis kopi yang bersifat steril. Peranan angin adalah membantu berpindahnya serbuk sari bunga dari tanaman satu ke putik bunga kopi yang berbeda. Dengan demikian,

terjadinya penyerbukan yang dapat menghasilkan buah.

(Najiati dan Danarti 2008). b. Faktor bahan tanaman

Yang termasuk faktor bahan tanaman antara lain adalah jenis tanaman kopi

(21)

c. Faktor tindakan kultur teknis

Yang termasuk faktor tindakan kultur teknis antara lain adalah macam- macam varietas/ klon dan sifatnya.

4. Pembibitan (Bibit kopi dapat diperoleh secara vegetatif dan generatif ) a. Pembibitan vegetatif

Menurut BIP (1991), perbanyakan secara vegetatif adalah perbanyakan yang menggunakan bagian dari tanaman seperti batang ataupun cabang. Perbanyakan secara vegetatif dapat dilakukan dengan 2 cara:

1). Menyambung.

Menyambung memerlukan batang bawah (onderstam) dan batang atas (entris).

a). Syarat batang bawah:

- Tahan terhadap penyakit akar.

- Mempunyai system perakaran yang menyebar luas dan kuat. - Umur batang bawah ± 1 tahun.

b). Syarat batang atas:

- Mempunyai pertumbuhan yang baik. - Produksi tinggi.

- Penyambungan dapat dilakukan pada permulaan musim penghujan atau akhir musim kemarau.

(22)

2). Menyetek.

Perbanyakan dengan stek dapat dilakukan dengan menggunakan bedengan atau bag penyemaiyan. Bahan stek yang dapat digunakan: a) Stek yang berasal dari tunas orthotrop (tunas ke arah atas) pada

ruas ke 2-3 dari ujung.

b) Panjang stek 7-10 cm. mempunyai sepasang daun dan dipotong 2/3 dari panjang daun.

c) Setelah satu bulan stek dapat dipindahkan ke bedengan pemeliharaan.

d) Umur 8 bulan di bedengan pemeliharaan dapat dipindahkan kelapangan

b. Pembibitan generatif (dengan biji)

Pembibitan tanaman kopi secara generatif ada 2 tingkat yaitu : 1). Perkecambahan

Sebelum ditanam dipersemaian semua biji dikecambahkan terlebih dahulu. Pada tempat perkecambahan dibentuk bedengan-bedengan dengan lebar 1,2 m dan panjang 2,4 m. Selanjutnya pada bedengan dilapisi pasir setebal 5 – 10 cm dan diatas bedengan diberi atap atau naungan.

2). Cara Perkecambahan

Biji dibedengan ditanam secara berderet di dalam 1 baris dengan jarak antara 5 cm. Sedangkan jarak antara biji dengan biji 2,5 cm. Setiap 1 meter bisa memuat 2000-3000 biji, hal ini sangat tergantung

(23)

pada besar kecilnya biji atau jenisnya. Biji yang ditaburkan bisa dengan kulit biji tanduk atau tanpa kulit tanduk.

Setelah selesai pembenaman, biji-biji tersebut diberi pasir lagi jangan terlalu tebal. Tempat perkecambahan ini harus dijaga supaya tetap lembab. Untuk menjaga kelembapan biji-biji tersebut, di atas bedengan yang tertutup pasir tadi diusahakan ditutup dengan lalang atau jerami yang dipotong-potong antara 0,5-1 cm, kemudian diadakan penyiraman dua atau tiga kali sehari, tetapi tidak boleh terlalu basah. (Anonim 1982, dalam Abdurrahman , 2009)

B. Kelapa (Cocos nucifera L.)

Kelapa adalah tumbuhan saka, dengan umur ekonomi melebihi 25 tahun. Batangnya bisa mencapai ketinggian 6 hingga 30 meter bergantung kepada variasi, kelapa dapat ditemui di semua kawasan tropika dimana keseluruhan pokok kelapa dapat dimanfaatkan (serba guna).

Secara taksonomi Batang kelapa adalah keluarga Arecaceae (keluarga palma). Kelapa merupakan spesies tunggal yang dikelaskan dalam genus Cocos dan merupakan pokok palma yang besar, tumbuh setinggi 30 meter, dengan pelepah daun (pinnate) sepanjang 4-6 meter, dengan helaian daun (pinnae) sepanjang 60-90 cm; pelepah tua luruh meninggalkan batang pokok yang licin.

Berdasarkan sejarah asal dan penyebaranya kelapa telah menjadi perbahasan. Setengah pihak berkuasa menduga bahwa kelapa berasal dari semenanjung Asia Tenggara sementara yang lain menduga bahawa kelapa berasal

(24)

di barat laut Amerika Selatan. Rekod fosil di New Zealand menunjukkan pokok kecil seperti kelapa tumbuh di situ semenjak 15 juta tahun dahulu tetapi fosil yang lebih tua ditemukan di Rajasthan, India. Walau dari manapun asal pokok kelapa, kelapa telah tersebar disebagian besar kawasan tropika, terutamanya sepanjang persisiran pantai. Oleh kerana buah kelapa ringan dan timbul, pokok kelapa mudah tersebar oleh arus laut yang mampu membawa buah kelapa pada jarak yang jauh. Pokok kelapa hidup subur di tanah berpasir dengan banyak cahaya matahari dan curah hujan yang tetap (75-100 ml setahun), (Anonim, 2009).

C. Air Kelapa

Menurut Abidin (1993) air kelapa salah satu alternatif bahan zat pengatur tumbuh, karena murah dan mudah didapatkan oleh petani. Seperti yang ditemukan Gautheret 1942 bahwa air kelapa dapat digunakan untuk mempertahankan pertumbuhan. Selain itu beberapa zat didapatkan dalam air kelapa seperti protein, lemak, karbohidrat, kalsium, fosfor, besi, kalium merupakan komponen mineral yang utama, asam askorbat dan selebihnya air, air kelapa juga mengandung beberapa zat pengatur tumbuh seperti auksin dan sitokinin, ditambahkan oleh

Anonim (2008), Air kelapa mengandung sejumlah zat gizi, yaitu protein, lemak, gula, sejumlah vitamin, asam amino, dan hormon pertumbuhan. Kandungan gula maksimal, yaitu 3 gram per 100 ml air kelapa, tercapai pada bulan keenam

umur buah, kemudian menurun dengan semakin tuanya kelapa. Jenis gula yang terkandung glukosa, fruktosa, sukrosa, dan sorbitol. Gula-gula

(25)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa air kelapa kaya akan potasium (kalium) hingga 17 %. Selain kaya mineral, air kelapa juga mengandung gula antara 1,7 sampai 2,6 % dan protein 0,07 hingga 0,55 %. Mineral lainnya antara lain natrium (Na), kalsium (Ca), magnesium (Mg), ferum (Fe), cuprum (Cu), fosfor (P) dan sulfur (S). Disamping kaya mineral, air kelapa juga mengandung berbagai macam vitamin seperti asam sitrat, asam nikotinat, asam pantotenal, asam folat, niacin, riboflavin, dan thiamin. Terdapat pula 2 hormon alami yaitu auksin dan sitokinin sebagai pendukung pembelahan sel embrio kelapa

(26)

III. METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu

Penelitian ini dilakukan di Persemaian Politeknik Pertanian Negeri Samarinda. Waktu yang digunakan dalam penelitian ini adalah selama tiga bulan terhitung dari tanggal 1 Mei 2009 sampai 1 Juli 2009. Yang meliputi persiapan, penanaman, pengambilan data dan pengolahan data.

B. Alat dan Bahan

1. Alat yang digunakan yaitu : gunting stek, pisau cater, ember, bak semai dengan ukuran (panjang 100 cm lebar 50 cm dan tinggi 20 cm), gembor, kamera alat tulis dan cangkul.

2. Bahan yang digunakan yaitu : tanah top soil, air kelapa (umur 4 tahun), plastik lebel dan stek kopi robusta diambil pagi jam 08.00-09.00 setelah itu dibuat didalam ember berisi air (menjaga kesegaran stek kopi), dari kebun praktek tanaman tahunan SPMA (Sekolah Pertanian Menengah Atas) Samarinda.

C. Rancangan Penelitian

Penelitian ini disusun dalam 3 perlakuan dimana setiap perlakuan terdiri dari 20 tanaman dengan jumlah stek 60 yang diamati. Perlakuan dalam penelitian ini terdiri dari :

P0 = Tanpa perlakuan perendaman air kelapa untuk 20 stek kopi robusta. P1 = Direndam dengan air kelapa selama 10 menit untuk 20 stek kopi robusta. P2 = Direndam dengan air kelapa selama 20 menit untuk 20 stek kopi robusta.

(27)

D. Prosedur Penelitian 1. Persiapan media tanam

Tanah top soil dibersihkan dari benda-benda lain seperti batang, daun dan ranting kemudian dimasukkan kedalam bak semai kemudian tambahkan laga pasir di atasnya dengan perbandingan 2 : 1 (2 top soil dan 1 pasir) sebanyak 3 bak. Bak semai yang sudah diisi dengan tanah dan pasir diletakkan dibawah naungan dibawah sarlon.

2. Persiapan bibit stek

Pengambilan bibit stek tanaman kopi robusta dari kebun pada pagi hari (08.00-09.00), saat penanaman bibit akan dilakukan, agar bibit tetap segar pada waktu pemberian perlakuan dan penanaman. Bibit stek yang diambil dari tunas orthotrop (tunas ke arah atas) pada ruas ke 3 dari ujung dengan panjang 10 cm dan memiliki 2 pasang daun yang dipotong 2/3 dari panjang daun.

3. Perlakuan

Bibit stek kopi robusta yang sudah disiapkan direndam dalam ember ± 5 cm yang sudah diisi dengan air kelapa murni (1000 cc) dimana : perlakuan P1 direndam selama 10 menit dan P2 selama 20 menit (didalam ember), sedangkan P0 dilakukan tanpa perendaman air kelapa.

4. Penanaman

Bibit stek tanaman kopi robusta yang sudah diberi perlakuan ditanam dalam bak semai dengan jarak 10 cm dalam barisan dan 5 cm antar baris,

(28)

posisi tegak lurus ditancapkan dengan kedalaman 5 cm dari permukan media tanaman dalam bak semai.

5. Pemeliharaan

a. Penyiraman

Penyiraman dilakukan sampai tanah sebagai media tanam menjadi lembab, waktu penyiraman disesuaikan dengan keadaan tanah, jika tanah masih basah/lembab penyiraman tidak dilakuan.

b. Pengendalian gulma

Pengendalian gulma dalam bak dilakukan dengan sistem manual mengunakan tangan. Pengendalian gulma bertujuan untuk menghindari persaingan bibit dan gulma dalam perolehan unsur hara dalam bak semai.

E. Pengambilan Data

Pengambilan data dilakukan sebanyak 1 kali pada saat bibit stek tanaman berumur 30 hari setelah ditanam pada bak semai, dengan parameter sebagai berikut :

1. Persentase Tumbuh

Dengan mengamati dan mencatat jumlah bibit stek tanaman kopi robusta yang tumbuh pada umur 30 hari

2. Jumlah Tunas

Dengan menghitung semua tunas yang muncul pada stek tanaman kopi robusta.

(29)

3. Jumlah Akar

Dengan mencabut atau mencungkil secara hati-hati agar akar tidak terputus dan menghitung semua akar yang muncul pada stek kopi robusta.

F. Pengolahan Data 1. Persentase tumbuh (%)

Untuk menghitung nilai persentase tumbuh bibit stek kopi robusta dari data hasil pengamatan digunakan rumus sebagai berikut :

P = A X 100 %

B

Di mana :

P = Persentase tumbuh,

A = Jumlah bibit tanaman yang tumbuh,

B = Banyaknya bibit yang ditanam.

2. Rata-rata jumlah tunas dan akar (buah)

Untuk menghitung nilai rata-rata jumlah tunas dan akar stek kopi robusta dari data hasil pengamatan digunakan rumus sebagai berikut :

x = n x ? Di mana : x = rata-rata hitung, n = banyaknya data, x = variasi yang diteliti ?= Jumlah

(30)

IV.

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil 1. Persentase tumbuh

Berdasarkan hasil pengamatan persentase tumbuh bibit stek tanaman kopi robusta dengan penggunaan air kelapa sebagai zat pengatur tumbuh dapat di lihat pada tabel berikut :

Tabel 1. Persentase tumbuh bibit stek tanaman kopi robusta umur 30 hari setelah tanam.

Dari tabel diatas dapat dilihat persentase tumbuh stek kopi robusta yang tertinggi adalah pada perlakuan P2 (perendaman batang kedalam air kelapa selama 20 menit/20 stek tanaman kopi), yaitu dengan persentase. 95 %, kemudian disusul perlakuan P1 (perendaman batang kedalam air kelapa selama 10 menit/20 stek tanaman kopi), dengan persentase tumbuh 85 % dan perlakuan P0 (tanpa perendaman air kelapa) dengan persentase tumbuh 80 %.

2. Jumlah tunas

Berdasarkan hasil pengamatan rata-rata pertumbuhan tunas bibit stek tanaman kopi robusta dengan penggunaan air kelapa sebagai zat pengatur tumbuh dapat di lihat pada tabel berikut :

Perlakuan tanam (batang) ? Stek yang di ? Jumlah stek yang tumbuh (batang)

Persentase tumbuh stek kopi robusta (%) P0 20 16 80 P1 20 18 85 P2 20 19 95

(31)

Tabel 2. Pertumbuhan tunas bibit stek tanaman kopi robusta umur 30 hari setelah tanam. Perlakuan ? Stek yang di amati (batang) ? Jumlah stek yang tumbuh ? Jumlah tunas yang muncul (buah) Rata-rata pertumbuhan tunas (buah) P0 20 16 16 0,8 P1 20 18 20 1 P2 20 19 21 1,05

Tabel. 2 menunjukkan bahwa rata-rata pertumbuhan tunas stek kopi robusta yang diberi perlakuan perendaman air kelapa P2 (perendaman batang kedalam air kelapa selama 20 menit/20 stek tanaman kopi) menunjukkan hasil yang tertinggi yaitu dengan rata-rata pertumbuhan tunas 1,05 mm

Untuk P1 (perendaman batang kedalam air kelapa selama 10 menit/20 stek tanaman kopi), menunjukkan hasil rata-rata pertumbuhan tunas stek tanaman kopi robusta 1 mm

Sedangkan rata-rata pertumbuhan tunas stek kopi robusta yang terendah ditunjukkan oleh perlakuan air kelapa P0 ( tanpa perendaman air kelapa) dengan rata-rata pertumbuhan tunas 0,8 mm

3. Jumlah akar

Berdasarkan hasil pengamatan rata-rata jumlah akar bibit stek tanaman kopi robusta dengan penggunaan air kelapa sebagai zat pengatur tumbuh dapat di lihat pada tabel berikut :

Tabel 3. Pertumbuhan akar bibit stek tanaman kopi robusta umur 30 hari setelah tanam. Perlakuan ? Stek yang di amati (batang) ? Jumlah stek yang tumbuh ? Jumlah akar yang muncul (buah) Rata-rata pertumbuhan akar (buah) P0 20 16 17 0,85 P1 20 18 18 0,9 P2 20 19 22 1,1

(32)

Tabel. 3 menunjukkan bahwa rata-rata pertumbuhan akar stek kopi robusta yang diberi perlakuan perendaman air kelapa P2 (perendaman batang kedalam air kelapa selama 20 menit/20 stek tanaman kopi) menunjukkan hasil yang tertinggi yaitu dengan rata-rata pertumbuhan akar 1,1 mm

Untuk P1 (perendaman batang kedalam air kelapa selama 20 menit/ 20 stek tanaman kopi), menunjukkan hasil rata-rata pertumbuhan akar stek tanaman kopi robusta 0,9 mm

Sedangkan rata-rata pertumbuhan akar stek kopi robusta yang terendah ditunjukkan oleh perlakuan air kelapa P0 ( tanpa perendaman air kelapa) dengan rata-rata pertumbuhan akar 0,85 mm

B. Pembahasan

Pertumbuhan tanaman yang berbeda untuk masing- masing perlakuan pemanfaatan air kelapa sebagai zat pengatur tumbuh pada bibit stek tanaman kopi robusta, yang mana hasil pertumbuhan terbaik ditunjukan oleh P2 terhadap pemanfaatan air kelapa sebagai zat pengatur tumbuh selama 20 menit/20 stek tanaman kopi dan pemanfaatan air kelapa sebagai zat pengatur tumbuh selama 10 menit/20 stek tanaman kopi memberikan pertumbuhan yang terbaik kedua dibanding dengan tanpa pemberian. Hal ini diduga pemanfaatan air kelapa sebagai zat pengatur tumbuh selama 20 menit/20 stek tanaman kopi mampu menunuhi kebutuhan unsur hara yang diperlukan bibit tanaman kopi untuk proses pertumbuhan. Suatu tanaman akan tumbuh dengan baik apabila unsur hara yang diperlukan tersedia cukup untuk diserap oleh tanaman (Dwidjoseputro, 1990)

Begitu juga dengan pemanfaatan air kelapa sebagai zat pengatur tumbuh selama 10 menit/20 stek tanaman kopi walaupun pertumbuhan yang ditunjukan

(33)

sedikit kurang cepat dibandingkan dengan pemanfaatan air kelapa sebagai zat pengatur tumbuh selama 20 menit/20 stek tanaman kopi akan tetapi dengan adanya pemberian air kelapa pertumbuhan jadi lebih baik dibanding dengan tanpa perendaman batang ke dalam air kelapa. Dimana pertumbuhan didefinisikan sebagai pertumbuhan bobot dan ukuran suatu organisme yang tidak dapat balik

(Harjadi,1988 dalamSyarifuddin 2008).

Disamping itu menurut Abidin, (1993) beberapa zat didapatkan dalam air kelapa seperti protein, lemak, karbohidrat, kalsium, fosfor, besi, kalium merupakan komponen mineral yang utama, asam askorbat, juga mengandung beberapa zat pengatur tumbuh seperti auksin yang berfungsi untuk pertumbuhan akar dan sitokinin yang berfungsi untuk merangsang tumbuhnya tunas

Pertambahan bobot dan ukuran suatu organisme merupakan wujud dari pertambahan protoplasma. Pertambahan protoplasma merupakan akumulasi hasil fotosintesis. Fotosintesis sangat memerlukan unsur N, P, K, Ca dan Mg

(Dwidjosaputro, 1999 dalamSyarifuddin, 2008),

Berdasarkan kandungan air kelapa memiliki kandungan N,P,K dan Mg cukup baik yang mana unsur- unsur hara tersebut merupakan unsur hara pokok yang diperlukan oleh tanaman untuk proses penyusunan prototoplasma. Seperti yang dijelaskan oleh Pinus dan Marsono (2001), pembentukan hijau daun dalam proses fotosintesis, N (nitrogen), sangat berperan penting dan dapat berfungsi membentuk protein, lemak dan persenyawaan lainnya yang diperlukan oleh tanaman, selain itu unsur N (nitrogen), merupakan unsur hara makro yang dalam bentuk nitrat merupakan unsur hara utama bagi pertumbuhan tanaman, sebab

(34)

merupakan penyusun protoplasma dan meningkatkan protein dalam tubuh tanaman sehingga secara keseluruhan membantu pertumbuhan vegetatif tanaman

(Sarief, 1986).

Adapun unsur P (phospat), yang terdapat dalam bentuk phitin, nuklein dan fostatide merupakan bagian dari protoplasma dan inti sel yang sangat penting dalam pembelahan sel dan bagi perkembangan jaringan meristem tanaman. Bertambahnya unsur P (phospat), pada media tumbuh dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan bibit tanaman kopi melalui aktifitas pembelahan selnya dan perkembangan jaringan meristemnya (Sutejo, 2002).

Unsur K (kalium), memiliki peranan seperti memperlancar proses fotosintesa, memacu pertumbuhan tanaman pada tingkat pemula, memperkuat ketegaran batang sehingga mengurangi resiko mudah rebah, menambah daya tahan tanaman terhadap serangan hama penyakit dan kekeringan

(Suriatna, 1992).

Sedangkan untuk unsur Mg (magnesium), memiliki peranan yang berfungsi sebagai penambah unsur hara dan daya guna tanah yang merupakan usaha menaklukkan produksi lahan, disamping untuk menaikkan pH tanah, Mg juga merupakan sumber hara makro yang penting untuk tanaman perkebunan. (Kuswandi, 2002).

(35)

V.

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

Perendaman selama 20 menit dengan menggunakan air kelapa sebagai zat pengatur tumbuh pada bibit stek kopi robusta dapat meningkatkan persentase tumbuh pertumbuhan tunas, pertumbuhan akar dan pertumbuhan tanaman kopi robusta

B. Saran

1. Dianjurkan untuk mengunakan pemanfaatan air kelapa sebagai zat pengatur tumbuh pada bibit stek tanaman kopi robusta dengan perendaman batang selama 20 menit/20 stek tanaman kopi sebagai pemacu meningkatkan persentase tumbuh, pertumbuhan tunas, dan pertumbuhan akar tanaman kopi robusta.

2. Perlu adanya penelitian lanjutan terhadap peningkatan lama perendaman stek kopi robusta pada perendaman air kelapa, agar dapat berpengaruh pada pertumbuhan tana man kopi robusta.

(36)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, 2009. Efektivitas Pemberian Air Fermentasi Kelapa Muda

Terhadap Pertumbuhan Bibit Tanaman Kopi (Coffea Sp),Poltanesa.

Samarinda.

Anonim. 2006. Bercocok tanam kopi. Kanisius. Jakarta

Abidin, Z. 1993. Dasar-Dasar Pengetahuan Tentang Zat Pengatur Tumbuh. Percetakan Angkasa. Bandung

Anonim, 2009. Manfat Air Kelapa Untuk Tanaman http://www.hafara.com

Anonim, 2008, Zat Pengatur Tumbuh Air Kelapa. Sinar harapan http//www.google.com.

Anonim, 2009. Kopi http://bdpunib. org/iipi/artikeliipi/edkhus1/1.PDF

BIP, 1991. Budidaya Kopi. www.pustaka-deptan.go.id/agritek/kopi03

Farhan, H. 2009. Pemberian Pupuk Kompos Dari Kulit Ubi Kayu (Manihot

Esculenta) Pada Pertumbuhan Bibit Tanaman KOPI (Coffea sp),

Poltanesa. Samarinda.

Hulupi, R. 2001. Klon – klon Unggul Kopi Robusta dan Beberapa Pilihan

Komposisi Klon Berdasarkan Kondisi Lingkungan, Leaflet. Pusat

Penelitian Kopi dan Kakao, Jember.

Kuswandi. 2002. Pemupukan Tanah Pertanian. Kanisius. Yogyakarta

Lingga. P dan Marsono. 2001. Petunjuk Penggunaan Pupuk . Penebar Swadaya. Jakarta.

Najiati S dan Danarti, 2008. Kopi: Budidaya dan Penanganan Pasca Panen.

Penebar Swadaya, Jakarta. Wikipedia 2009, Kelapa,

http://ms.wikipedia.org/wiki/kelapa

Sarief. E. S. 1986.Kesuburan dan Pemupukan Tanah Pertanian. Bandung.

Sutejo. M. M. 2002. Pupuk dan Pemupukan. Rineka Cipta. Jakarta.

Suriatna. S. 1992. Pupuk dan Pemupukan. PT, Melton Putra. Jakarta.

Syarifuddin. 2008. Pengaruh Kompos Tandan Kosong dan Decanter Solid Terhadap Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit, Tesis Program Pasca Serjana Universitas Lambung Mangkurat. Banjar Baru.

(37)
(38)

Lampiran 1. Lay out penelitian

Po11

Po1 Po10 Po8 Po17

Po2

Po7 Po12 Po3 Po14

Po15

Po18 Po5 Po19 Po9

Po20

Po13 Po4 Po6 Po16

P1.17 P1.1 P1.15 P1.6 P1.19 P1.5 P1.12 P1.11 P1.3 P1.8 P1.14 P1.4 P1.9 P1.10 P1.20 P1.7 P1.13 P1.18 P1.2 P1.16 P2.18 P2.6 P2.9 P2.17 P2.19 P2.12 P2.7 P2.3 P2.2 P2.10 P2.4 P2.13 P2.14 P2.11 P2.16 P2.5 P2.8 P2.1 P2.15 P2.20 U S

(39)

Lampiran 2. Tabel Hasil Pengamatan

1. Tabel pengamatan persentase tumbuh bibit stek tanaman kopi robusta umur 30 hari setelah tanam

Perlakuan Po (tanpa perendaman)

Perlakuan P1 (perendaman 10 menit air

kelapa)

Perlakuan P2 (perendaman 20 menit air

kelapa) No tanaman Keterangan (H or M) No tanaman Keterangan (H or M) No tanaman Keterangan (H or M) Po1 M P1.1 H P2.1 H Po2 H P1.2 H P2.2 H Po3 H P1.3 H P2.3 H Po4 H P1.4 H P2.4 H Po5 H P1.5 M P2.5 H Po6 H P1.6 H P2.6 H Po7 M P1.7 H P2.7 H Po8 H P1.8 M P2.8 H Po9 H P1.9 H P2.9 H Po10 H P1.10 H P2.10 M Po11 M P1.11 H P2.11 H Po12 H P1.12 H P2.12 H Po13 H P1.13 H P2.13 H Po14 H P1.14 M P2.14 H Po15 H P1.15 H P2.15 H Po16 H P1.16 H P2.16 H Po17 H P1.17 H P2.17 H Po18 M P1.18 H P2.18 H Po19 H P1.19 H P2.19 H Po20 H P1.20 H P2.20 H

% Hidup 80 % Hidup 85 % Hidup 95

Keterangan : H = Hidup M = Mati

(40)

2. Tabel pengamatan rata-rata jumlah akar dan tunas bibit stek tanaman kopi robusta umur 30 hari setelah tanam

Perlakuan Po (tanpa perendaman)

Perlakuan P1 (perendaman 10 menit air

kelapa)

Perlakuan P2 (perendaman 20 menit air

kelapa) No tanama n Jumla h tunas Jumla h akar No tanama n Jumla h tunas Jumla h akar No tanama n Jumla h tunas Jumla h akar Po1 - - P1.1 1 1 P2.1 1 1 Po2 1 1 P1.2 1 1 P2.2 1 1 Po3 1 1 P1.3 1 1 P2.3 1 1 Po4 1 1 P1.4 1 1 P2.4 1 1 Po5 1 1 P1.5 - - P2.5 1 1 Po6 1 1 P1.6 1 1 P2.6 1 1 Po7 - - P1.7 1 1 P2.7 1 1 Po8 1 1 P1.8 - - P2.8 1 2 Po9 1 1 P1.9 3 2 P2.9 1 1 Po10 1 1 P1.10 1 1 P2.10 - - Po11 - - P1.11 1 1 P2.11 1 2 Po12 1 1 P1.12 1 1 P2.12 1 1 Po13 1 1 P1.13 1 1 P2.13 1 1 Po14 1 1 P1.14 - - P2.14 2 1 Po15 1 1 P1.15 1 1 P2.15 1 2 Po16 1 2 P1.16 1 1 P2.16 1 1 Po17 1 1 P1.17 1 1 P2.17 1 1 Po18 - - P1.18 2 1 P2.18 2 1 Po19 1 1 P1.19 1 1 P2.19 1 1 Po20 1 1 P1.20 1 1 P2.20 1 1 ? 16 17 20 18 21 22 Rata-rata 0,8 0,85 Rata-rata 1 0,9 Rata-rata 1,05 1,1

(41)

Lampiran 3. Gambar Penelitian

Gambar 1. Pemilihan cabang tanaman kopi yang akan digunakan sebagai bibit stek

Gambar 2. Pengambilan air kelapa (kiri), pemotongan bibit stek (kanan)

Gambar 3. Perendaman bibit stek dengan air kelapa (kiri), penanaman bibit stek pada media dalam bag semai (kanan).

(42)

Gambar

Tabel 1. Persentase tumbuh bibit stek tanaman kopi robusta umur 30 hari  setelah tanam
Tabel 3. Pertumbuhan akar bibit stek tanaman kopi robusta umur 30 hari  setelah tanam
Gambar 1.  Pemilihan cabang tanaman kopi yang akan digunakan sebagai
Gambar 4. Pengambilan jumlah akar tanaman

Referensi

Dokumen terkait

4.1 Analisa Transaksi Paket Data Mengumpulkan informasi client berdasarkan aktifitas yang dilakukannya menggunakan teknologi web dapat dilakukan dengan memanfaatkan

Kemudian dengan meninjau dari adanya kerjasama yang di lakukan Taiwan dengan Amerika Serikat dalam Persenjataan Militer, yang di pandang oleh Cina, Amerika Serikat

Teams Games Tournamenst menggunakan media Kartu Pintar untuk meningkatkan Pemahaman Konsep belajar siswa Tema Lingkungan Sahabat Kita Kelas V SD Kutoharjo 01

Buku ini juga digunakan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan dalam proses pembelajaran (activities based learning) di mana isinya dirancang dan dilengkapi dengan

Hasil dapatan bagi persoalan kajian ini mendapati responden mengamalkan kebersihan peralatan yang digunakan untuk memasak dan menghidang yang mana keseluruhan responden

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) perbedaan motivasi belajar siswa antara ke- lompok siswa yang belajar dengan menggunakan pembelajaran STAD bermedia video

a) Aplikasi mampu melakukan pengambilan data rekamedis yang merupakan file data excel. b) Aplikasi mampu melakukan proses pembersihan data, dimana data yang tidak lengkap

graph) [2]. Banyak penelitian terdahulu membahas tentang algoritma untuk pencarian rute menuju titik tertentu dan menghasilkan rute terpendek salah satunya penelitian yang