• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN jiwa dengan kenaikan 1,49% per tahun. 1 Upaya pemerintah untuk

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN jiwa dengan kenaikan 1,49% per tahun. 1 Upaya pemerintah untuk"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1 A. Latar Belakang

Indonesia merupakan peringkat ke empat di dunia yang memiliki jumlah penduduk terbesar. Dari hasil sensus 2010, jumlah penduduk Indonesia sebanyak 237.641.326 jiwa dengan kenaikan 1,49% per tahun.1 Upaya pemerintah untuk menekan laju pertumbuhan penduduk dengan mengupayakan program KB bagi pasangan usia subur.

Secara Naisonal tahun 2014, peserta program KB mencapai 38 juta akseptor dengan 30 juta akseptor aktif dan 8 juta akseptor baru.2 Jumlah penduduk Indonesia yang sudah mengetahui tentang program KB mencapai 95%, tetapi yang memiliki kesadaran mengikuti program KB hanya 61%, dari sekian banyak warga yang tidak mengikuti program KB, ada 9% diantaranya memiliki keinginan mengikuti program KB, tetapi tidak jadi mengikuti program KB karena berbagai pertimbangan.3

Keluarga Berencana (KB) merupakan tindakan yang membantu individu atau pasangan suami istri untuk mendapatkan objek tertentu, menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, mengatur interval di antara kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan suami istri dan menentukan jumlah anak dalam keluarga. Perempuan memiliki alasan mengapa mereka tidak dapat memutuskan pilihannya dengan salah satu metode kontrasepsi modern yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Hal tersebut tidak hanya berdasar atas

(2)

ketidakinginan mereka dalam menggunakan metode tersebut, tetapi suami sebagai kepala keluarga memiliki peran utama yang berpengaruh besar dalam menentukan atau memutuskan metode kontrasepsi yang pantas digunakan istri. Keadaan tersebut berkontribusi dengan kekhawatiran calon akseptor untuk memilih metode kontrasepsi yang mereka inginkan.4

Penggunaan kontrasepsi tidak lepas dari dukungan suami sebagai pasangan dalam kesehatan reproduksi karena reproduksi merupakan komitmen dari kedua pasangan, tetapi lebih sering terlihat hanya sebagai tanggung jawab perempuan.5 Keputusan perempuan dengan kontrasepsi dipengaruhi oleh jumlah dan tipe dari hubungan sosialnya. Penggunaan kontrasepsi yang baik terdapat pada perempuan dengan hubungan interpesonal yang kuat.6

Dukungan suami dalam program KB akan mampu mendorong peningkatan kualitas pelayanan KB, peningkatan kesetaraan dan keadilan gender, peningkatan penghargaan dengan hak asasi manusia, dan berpengaruh positif dalam mempercepat penurunan total fertiliti reproduksi (TFR).7

Oleh karena itu, perempuan membutuhkan dukungan laki-laki dalam kesehatan reproduksi diantaranya peran sebagai motivator, edukator dan fasilitator. Namun, hasil penelitian Anggraeini 2007 dan Devi Syarief 2003 menyatakan bahwa peran, partisipasi dan sikap suami dalam pelaksanaan pelayanan KB dan kesehatan reproduksi masih belum optimal yaitu 2,06%, 9,4% dan 51%, meskipun tingkat pengetahuan suami relatif tinggi yaitu 54,2% karena didukung oleh tingkat pendidikan responden yang mayoritas berlatar belakang pendidikan SLTA/SMU dan tamatan Perguruan Tinggi.8.9

(3)

Alasan lain yang mempengaruhi penggunaan alat kotrasepsi yaitu dimana calon akseptor/akseptor bertempat tinggal. Diketahui bahwa pemakaian kontrasepsi didaerah perkotaan lebih tinggi (63%) dari pada dipedesaan (61%). Sedangkan pemakaian metode modern hampir sama yaitu 57% dan 58%. Hal ini tidak terlepas dari komunikasi atau diskusi antara kedua belah pihak (suami dan istri) terlebih dahulu. Oleh karena itu dengan tidak adanya diskusi tersebut dapat menjadi hambatan dengan kelangsungan pemakaian KB.10

Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) atau Intra Uterine Device (IUD) merupakan pilihan kontrasepsi yang efektif, aman dan nyaman bagi seorang perempuan. IUD merupakan metode kontrasepsi reversibel yang paling sering digunakan di seluruh dunia dengan pemakaian mencapai sekitar 100 juta wanita, sebagian besar berada di Cina. Generasi terbaru AKDR memiliki efektivitas lebih dari 99% dalam mencegah kehamilan pada pemakaian satu tahun atau lebih.11

Studi pendahuluan yang dilakukan di BKKBN DIY pada tanggal 12 juli 2016, di dapatkan data dari BKKBN DIY pada bulan Maret 2016 akseptor KB IUD terbanyak berada di Kabupaten Kulon progo sebesar 23,55%.12 Studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 19 Agustus 2016 di Kabupaten Kulon progo, hasil data yang di dapatkan dari BKKBN Kulon progo pada bulan Juni 2016 adalah Kecamatan Temon 6,8%, Wates 29,4%, Panjatan 9,5%, Galur 4,7%, Lendah 3,7%, Sentolo 4%, Pengasih 4%, Kokap 3,7%, Girimulyo 1%, Nanggulan 1%, Kalibawang 4,5%, dan Samigaluh 1,5%. Dari data diatas menunjukkan akseptor KB IUD terbanyak berada di Kecamatan Wates sebesar 29,4%. Selain itu pasangan usia subur yang memakai KB lain sebesar 50,3%. Dari data kecamatan

(4)

ada satu desa yang terbanyak menggunakan alat kontrasepsi IUD yaitu berada di desa Bendungan sebesar 26,4%. PUS yang memakai KB lain sebesar 43,5%

Berdasarkan uraian tersebut penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut mengenai “Hubungan Dukungan Suami Dengan Penggunaan Alat Kontrasepsi IUD Pada Pasangan Usia Subur di Desa Bendungan Kecamatan Wates”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah ada Hubungan Dukungan Suami Dengan Penggunaan Alat Kontrasepsi IUD Pada Pasangan Usia Subur?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Mengetahui hubungan dukungan suami dengan penggunaan alat kontrasepsi IUD pada pasangan usia subur.

2. Tujuan khusus

1. Mengetahui dukungan suami

2. Mengetahui penggunaan KB IUD dan KB lain (implan, suntik, pil)

3. Mengetahui hubungan dukungan suami dengan penggunaan alat

kontrasepsi IUD setelah melihat variabel luar

(5)

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Sebagai bahan masukan dalam kegiatan proses belajar mengajar dengan mata kuliah yang berhubungan dengan keluarga berencana khususnya mengenai KB IUD.

b. Sebagai bahan referensi bagi mahasiswa kebidanan pada khususnya, maupun tenaga kesehatan pada umumnya tentang KB IUD.

2. Manfaat Praktis

a. Manfaat untuk tenaga kesehatan adalah memberi informasi kepada petugas kesehatan atau yang berkepentingan mengenai penggunaan metode/alat kontrasepsi serta meningkatkan peran dokter dan bidan dalam memberikan edukasi dan pendidikan kesehatan kepada pria pasangan usia subur tentang pentingnya program keluarga berencana.

b. Hasil penelitian ini sebagai masukan/sumber informasi bagi kader Desa Bendungan mengenai penggunaan alat kontrasepsi pada PUS di Desa Bendungan.

E. Keaslian Penelitian

Penelitian dengan judul “Hubungan Dukungan Suami Dengan Penggunaan Alat Kontrasepsi IUD Pada Pasangan Usia Subur” Penelitian yang berhubungan dengan penelitian ini antara lain:

1. Anggaraeni dkk (2007) melakukan penelitian dengan judul “Peran Suami dalam Penggunaan Alat Kontrasepsi yang Berwawasan Gender”. Penelitian

(6)

ini bertujuan untuk mengetahui gambaran peran serta suami dalam pemilihan dan penggunaan alat kontrasepsi. Jenis penelitian yaitu deskriptif survei dengan studi kasus. Pengambilan data dilakukan menggunakan kuisioner berupa pertanyaan terbuka yang berisi tentang metode KB beserta peran suaminya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa belum optimalnya peran suami dalam pelaksanaan pelayanan KB dan kesehatan reproduksi, sehingga laki-laki dan prempuan belum dapat secara seimbang berpartisipasi serta memperoleh manfaat yang sama dari informasi, pelayanan KB dan kesehatan reproduksi. Akses pengetahun yang masih rendah tentang keluarga berencana, sosial ekonomi keluarga, stigma di masyarakat bahwa KB adalah urusan wanita, pilihan metode KB bagi pria yang masih terbatas, dan faktor pemahaman dengan masalah kesetaraan gender dalam pembagian tugas dan tanggung jawab keluarga.8

2. Syarief (2003) melakukan penelitian dengan judul “Partisipasi Suami dalam Keluarga Berencana Pada Kebudayaan Matriarkhat di Desa Korong Gadang Kecamatan Kuranji Kodya Padang Sumbar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku/ partisipasi suami dalam penggunaan alat kontrasepsi pada kebudayaan matriarkhat. Jenis penelitian adalah survei deskriptif secara kuantitatif untuk mengetahui tingkat pengetahuan, sikap, dan prilaku/ partisipasi suami dalam penggunaan alat kontrasepsi yang datanya diperoleh melalui kuesioner dan interpretatif secara kualitatif untuk mengetahui pendapat dan pandangan tokoh masyarakat tentang KB. KB pada suami yang datanya diperoleh melalui wawancara

(7)

mendalam. Subyek penelitian adalah suami dan tokoh masyarakat. Hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat pengetahuan suami tentang KB pada kebudayaan matriarkhat relatif tinggi (54,2%), sikap suami dengan KB relatif rendah (51%), sedangkan partisipasi suami dalam penggunaan alat kontrasepsi relatif rendah (9,4%).9

3. Maika and Kuntohadi (2010) meneliti dengan judul “penggunaan alat kontrasepsi pasca melahirkan” (analisis lanjut SDKI, 2007). Hasil penelitiannya menyatakan bahwa persetujuan istri dan suami dalam perencanaan jumlah anak berasosiasi dengan penggunaan alat kontrasepsi. Hasilnya menunjukan asosiasi positif kecenderungan pengunaan alat kontrasepsi, akan meningkat jika keputusan tersebut disepakati bersama oleh kedua belah pihak. Apabila dibandingkan antara persetujuan suami dan istri, persetujuan suami memiliki korelasi lebih tinggi (0,078) dibandingkan dengan istri (0,029). Hal ini menunjukan bahwa persetujuan suami sangat meningkatkan kemungkinan dengan pengunaan alat kontrasepsi pasca

melahirkan. Hasil studi ini mengemukakan mayoritas responden

menggunakan alat kontrasepsi berdasarkan keputusan bersama suami dan istri (73%). Artinya peran suami cukup besar, selain terlibat dalam keputusan bersama, persetujuan suami juga lebih kuat mempengaruhi keputusan penggunaan alat kontrasepsi.13

Referensi

Dokumen terkait

Evaluasi program kebersihan lingkungan pasar akan membahas tentang program kebersihan lingkungan 8 buah pasar yang ditangani oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan serta kebersihan

Mengingat bahwa penelitian ini menemukan bahwa tingginya derajat persistensi inflasi di Provinsi Papua Barat antara lain diakibatkan oleh tingginya derajat

Untuk mengetahui rerata kadar hemoglobin bayi terpajan HIV yang dirawat di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah sesudah tiga bulan pemberian profilaksis kotrimoksazol

Kelompok Kerja (Pokja) 3 Unit Layanan Pengadaan (ULP) Kantor Pusat Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Tahun Anggaran 2016 akan melaksanakan Pelelangan Umum dengan Pascakualifikasi

Yang dimasukkan dalam analisis tulisan ini adalah ibu nifas dengan data yang lengkap dalam karakteristik rumah tangga (sosial ekonomi, umur, pendidikan, dan pekerjaan kepala

Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.. Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas II

Heruman, Model-Model Pembelajaran di Sekolah Dasar, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007.. Ibrahim, Muslimin, Pembelajaran Berdasarkan Masalah: Latar Belakang, Konsep Dasar

Gaya silinder sebesar 27489 N ini pada hakekatnya akan sangat bias memenuhi gaya pembendingan material sengkang yang dibutuhkan, jadi silinder dengan diameter