• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. ataupun kelangsungan peradaban di seluruh dunia. Di Indonesia, tujuan bangsa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. ataupun kelangsungan peradaban di seluruh dunia. Di Indonesia, tujuan bangsa"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Permasalahan

Pendidikan merupakan penghubung antara sumber daya manusia dengan peradaban, dimana pendidikan memegang peranan penting dalam kemajuan ataupun kelangsungan peradaban di seluruh dunia. Di Indonesia, tujuan bangsa terdapat dalam UUD 1945 alenia ke empat. Salah satu tujuannya yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dapat

ditempuh melalui pendidikan. Pendidikan membantu individu dalam

mengembangkan kemampuan diberbagai bidang diantaranya mengembangkan kepribadian ke arah yang positif, membawa perubahan kebiasaan, dan adanya keterampilan yang semakin beragam untuk mempersiapkan siswa dalam menghadapi era globalisasi.

Usaha yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan ditempuh melalui pengembangan kurikulum, peningkatan sarana dan prasarana, serta peningkatan pendidikan guru. Kurikulum merupakan salah satu usaha yang mengalami perubahan sesuai perkembangan zaman. Kurikulum 2013 merupakan pengembangan dari kurikulum sebelumnya yaitu Kurikulum Berbasis Kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 dan KTSP 2006. Pelaksanaan pembelajaran berpusat pada siswa (students centered) yang menuntut siswa untuk aktif dalam pembelajaran yang dicapai melalui tiga kompetensi berupa sikap, pengetahuan,

(2)

2

dan keterampilan. Pada kurikulum 2013 menekankan pada pendekatan ilmiah (scientific approach) dalam proses belajar belajar. Kurikulum yang digunakan di SMPN 1 Salam, Kabupaten Magelang kelas VII adalah kurikulum 2013.

Komponen terpenting dalam dunia pendidikan selain kurikulum salah satunya yaitu guru. Guru mempunyai peranan besar dalam suatu proses belajar mengajar. Suatu pembelajaran akan berhasil dalam kegiatan belajar mengajar ketika guru mampu memiliki interaksi dan kerjasama yang baik khususnya antara guru dengan siswa. Pembelajaran yang efektif dan efisien akan berdampak pada meningkatkan antusias siswa untuk aktif serta meningkatnya pemahaman siswa. Jamal Ma’mur (2014: 124) mengungkapkan bahwa dengan interaksi pembelajaran menjadi lebih hidup dan menarik, kesalahan makna yang terbangun semakin mantap, dan kualitas hasil belajar meningkat. Prinsip interaksi memberikan peluang pada siswa untuk berekspresi dan berartikulasi sesuai kemampuan masing-masing. Potensi mereka akan berkembang karena aktualisasi dinamis yang terus dikembangkan. Makna dari pernyataan tersebut mengungkapkan bahwa hasil dari interaksi antara guru dan siswa memberikan peluang kepada siswa untuk aktif dalam berekspresi dan beratikulasi seperti berani memberikan saran, menjawab pertanyaan, ataupun bertanya.

Berdasarkan hasil observasi peserta didik dan wawancara dengan guru pengampu IPA di SMPN 1 Salam, Kabupaten Magelang selama kegiatan PPL yang dilaksanakan pada 15 Juli 2016 hingga 15 September 2016 diketahui terdapat beberapa kendala dalam pelaksanaan proses pembelajaran pada saat di ruang kelas

(3)

3

maupun di laboratorium yaitu siswa kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran, hal tersebut terlihat dari partisipasi berupa bertanya, berpendapat, atensi terhadap hal yang disampaikan orang lain kurang optimal, siswa kurang aktif menjawab pertanyaan dan kurangnya rasa ingin tahu. Alasan siswa jarang mengungkapkan pendapat atau menjawab pertanyaan dikarenakan siswa merasa malu dan takut apabila jawaban yang diberikan kurang sesuai sehingga menimbulkan reaksi yang kurang baik berupa ejekan ataupun ditertawakan oleh teman-temannya. Siswa pasif selama kegiatan pembelajaran sehingga siswa cenderung hanya mengikuti instruksi guru untuk mencatat maupun mengikuti tahapan-tahapan dalam kegiatan pembelajaran. Siswa cenderung kurang terampil dalam memecahkan masalah dan interaksi siswa kurang optimal, baik interaksi antar siswa maupun dengan guru.

Hasil belajar IPA kelas VII C tahun pelajaran 2016/2017 di SMPN 1 Salam, Kabupaten Magelang dilihat dari nilai rata-rata kelas pada Ulangan Tengah Semester sebesar 71,58. Nilai ketuntasan minimal sekolah untuk mata pelajaran IPA adalah 80. Berdasarkan hasil tersebut, dapat diketahui bahwa nilai rata-rata Ulangan Tengah Semester IPA di SMPN 1 Salam, Kabupaten Magelang masih lebih rendah jika dibandingkan dengan nilai ketuntasan minimal sekolah. Hasil tersebut membutuhkan upaya perbaikan agar hasil belajar siswa dapat meningkat dengan cara penggunaan model pembelajaran yang tepat.

Aktivitas lisan (oral activities) adalah kegiatan penyampaian hasil pemikiran dengan cara mengeluarkan bunyi melalui organ oral manusia. Mulgrave dalam Tarigan (1983: 15) mengungkapkan bahwa berbicara merupakan

(4)

tanda-4

tanda yang dapat didengar (audebel) dan yang kelihatan (visibel) yang memanfaatkan sejumlah otot dan jaringan otot tubuh manusia untuk menyampaikan maksud, tujuan, gagasan-gagasan atau ide-ide. Komponen dari aktivitas oral terdiri dari menyatakan jawaban, merumuskan kesipulan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, interupsi.

Kegiatan oral siswa perlu ditingkatkan karena menjadi bagian dari aktivitas yang dilakukan dalam berkomunikasi selama proses kegiatan belajar dan mengajar. Komunikasi merupakan suatu kegiatan dimana terdapat penyampai dan penerima informasi baik individu maupun kelompok. Menurut Arief S. Sadiman, dkk (2006: 11) proses belajar mengajar pada hakikatnya adalah proses komunikasi, yaitu proses penyampaian pesan dari sumber pesan melalui saluran/media tertentu ke penerima pesan. Pesan, sumber pesan, saluran/media dan penerima pesan adalah komponen-komponen proses komunikasi. Pesan yang akan dikomunikasikan adalah isi ajaran atau didikan yang ada dalam kurikulum. Sumber pesannya bisa guru, siswa, orang lain ataupun penulis buku dan produser media. Saluranya adalah media pendidikan dan penerima pesanya adalah siswa atau juga guru.

Adanya keterampilan dalam berkomunikasi diperlukan dalam mencapai suatu keberhasilan dalam kegiatan belajar, siswa akan terbantu dalam penguasaan materi pembelajaran. Hal ini sejalan dengan pendapat Jamal Ma’mur Asmani (2014: 125) yang menyatakan bahwa prinsip komunikasi dapat dijadikan sebagai

(5)

5

ajang untuk mengetahui sejauh mana pendalaman dan pengayaan materi seorang siswa. Adu gagasan, silang pemikiran, dan bedah ide membuat pemikiran menjadi segar, kaya, mendalam, dan penuh variasi.

Materi yang digunakan dalam penelitian ini bertema pencemaran air, pemilihan materi tersebut didasarkan pada penggunaan model pembelajaran yang dipilih. Keunikan sekolah yang dapat menjadi sumber belajar tentang pencemaran air juga menjadi dasar terpilihnya tema ini karena di sekitar sekolah terdapat objek serta gejala yang dapat diamati siswa secara langsung. Tema materi pembelajaran IPA pencemaran air merupakan salah satu pokok bahasan dalam pembelajaran IPA yang diberikan di kelas VII SMP Negeri 1 Salam, yang dikemas secara terpadu agar pengetahuan yang didapatkan siswa lebih bermakna dan tidak memandang dalam satu ilmu pengetahuan saja. Dalam penelitian ini, tema materi pencemaran air akan dipelajari secara terpadu yaitu dari bidang biologi, fisika, dan kimia. Pencemaran air terdiri dari beberapa sub pokok bahasan diantaranya meliputi ciri-ciri air bersih, pencemaran air, dampak pencemaran air dan upaya menanggulangi pencemaran air. Pembelajaran IPA terpadu dikemas dengan praktikum sederhana.

Upaya yang dapat dilakukan untuk mengoptimalkan pembelajaran serta dapat meningkatkan oral activities dan hasil belajar siswa yaitu menggunakkan model problem based learning. Model Problem Based Learning (PBL) merupakan pembelajaran berbasis masalah, yakni pembelajaran yang berorientasi “learner centered” berpusat pada pemecahan suatu masalah oleh siswa melalui kerja kelompok (Abdul Majid, 2014: 170). Penerapan model Problem Based Learning

(6)

6

(PBL) dalam pembelajaran didasari atas keunggulan yang dimiliki pada model PBL. Beberapa keunggulan model PBL berupa pemecahan masalah (problem solving) merupakan teknik yang cukup bagus untuk lebih memahami isi pelajaran, dapat menantang kemampuan siswa serta memberikan kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru siswa, pemecahan masalah dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa, pemecahan masalah dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis dan mengembangkan kemampuan mereka untuk menyesuaikan dengan pengetahuan baru (Wina Sanjaya, 2006: 220). PBL dirancang untuk membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir, keterampilan menyelesaikan masalah, dan keterampilan intelektualnya dalam hal ini adalah hasil belajar kognitif siswa. Langkah-langkah dalam PBL yaitu berupa memberikan orientasi tentang permasalahannya kepada siswa, mengorganisasikan siswa untuk meneliti, membantu investigasi mandiri dan kelompok, mengembangkan dan mempresentasikan artefak dan exhibit, dan menganalisis dan mengevaluasi proses mengatasi-masalah (Arends, 2008: 43-57).

Berdasarkan latar belakang, penggunaan model pembelajaran yang mengaktifkan siswa mempunyai peranan penting dalam meningkatkan keaktifan siswa yang salah satunya adalah aktivitas oral dan hasil belajar kognitif siswa, sehingga penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Upaya Meningkatkan Oral Activities dan Hasil Belajar Kognitif IPA Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Salam melalui Model Problem Based Learning pada Tema Pencemaran Air.”

(7)

7 B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka permasalahan yang teridentifikasi adalah sebagai berikut.

1. Adanya tuntutan kurikulum bahwa pusat pembelajaran berada di siswa sehingga diharapkan dapat berperan secara aktif dalam proses pembelajaran. 2. Aktivitas siswa dalam berkomunikasi secara oral seperti menyatakan jawaban,

merumuskan kesimpulan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, dan interupsi masih rendah.

3. Sebagian besar siswa SMPN 1 Salam masih memiliki hasil belajar kognitif IPA yang belum mencapai KKM sekolah yaitu 80.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah, maka batasan masalah yang dikaji dalam penelitian ini yaitu:

1. Peningkatan oral activities siswa meliputi menyatakan jawaban, merumuskan kesimpulan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, dan interupsi.

(8)

8 D. Rumusan Masalah

Berdasarkan masalah tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut.

1. Bagaimana proses model problem based learning dalam meningkatkan oral activities dan hasil belajar kognitif IPA siswa kelas VII C SMP N 1 Salam pada tema pencemaran air?

2. Seberapa besar peningkatan oral activities dan hasil belajar kognitif IPA siswa kelas VII C SMP N 1 Salam pada tema pencemaran air melalui model problem based learning?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini sebagai berikut.

1. Mengetahui proses model problem based learning dapat meningkatkan oral activities dan hasil belajar kognitif IPA siswa pada tema pencemaran air kelas VII C SMPN 1 Salam.

2. Mengetahui seberapa besarnya peningkatan oral activities dan hasil belajar kognitif IPA siswa dengan tema materi pencemaran air melalui model problem based learning.

(9)

9 F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Peserta didik

a. Model problem based learning dapat meningkatkan kompetensi belajar peserta didik khususnya mata pelajaran IPA.

b. Diharapkan dapat meningkatkan oral activities dan hasil belajar kognitif siswa.

2. Guru

Menambah pengetahuan guru agar dapat memilih model yang tepat sesuai dengan karakteristik peserta didik dan karakteristik materi pelajaran yang disampaikan.

3. Sekolah

Untuk meningkatkan kompetensi belajar peserta didik dan kualitas pembelajaran di sekolah serta penggunaan variasi model pembelajaran yang digunakan.

4. Peneliti

Menerapkan keilmuan IPA dan sarana aktualisasi diri, serta melatih menjadi peneliti dan menjadi bekal serta pengalaman proses pembelajaran dengan menerapkan model problem based learning dalam kaitanya dengan profesi peneliti sebagai calon guru.

(10)

10 G. Definisi Operasional

1. Problem based learning merupakan aktivitas pembelajaran yang menyajikan berbagai permasalahan sebagai bahan ajar dan memfasilitasi investigasi serta dialog melalui pengalaman nyata dengan tujuan agar siswa memperoleh

informasi, mengembangkan konsep-konsep sains hingga menyusun

argumentasi terkait pemecahan masalah baik secara individual maupun kelompok. Langkah-langkah dalam problem based learning yaitu: (1) memberikan orientasi tentang permasalahannya kepada siswa; (2) mengorganisasikan siswa untuk meneliti; (3) membantu investigasi mandiri dan kelompok; (4) mengembangkan dan mempresentasikan artefak dan exhibit; (5) menganalisis dan mengevaluasi proses mengatasi-masalah. Perilaku guru yaitu guru membantu siswa untuk melakukan refleksi terhadap investigasinya dan proses-proses yang mereka gunakan.

2. Oral activities merupakan kegiatan lisan yang mencakup kegiatan bertanya,

menyatakan jawaban, merumuskan kesimpulan, memberi saran,

mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, dan interupsi. Dalam penelitian ini, permasalahan yang akan dipecahkan yaitu pada aktivitas yang terdapat pada 8 aktivitas siswa salah satunya oral activities seperti , seperti: menyatakan jawaban, merumuskan kesimpulan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, interupsi. 3. Hasil belajar sebagai suatu hasil dari pengukuran dan penilaian proses belajar

(11)

11

suatu transformasi kemampuan siswa dalam hal mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan menciptakan. Pada penelitian ini, peneliti terfokuskan pada ranah kognitif dalam hal mengingat, memahami, menerapkan, dan menganalisis.

4. Pencemaran air adalah suatu keadaan penyimpangan dari keadaan normalnya. Hal tersebut dapat terjadi karena masuknya polutan baik berupa zat cair dan padat dalam ekosistem perairan. Indikator atau tanda bahwa air lingkungan telah tercemar adalah perubahan atau tanda yang dapat diamati melalui perubahahan suhu air, perubahan pH atau konsentrasi ion Hidrogen, perubahan warna, bau, dan rasa air, timbulnya endapan, koloidal, dan bahan terlarut, mikroorganisme serta meningkatnya radioaktivitas air lingkungan.

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini disebabkan karena pada dasarnya perbandingan antara V e :V eks dapat meningkatkan laju ekstraksi, namun penggunaan V e :V eks yang kurang dari 1:5 fasa internal yang

Miksi dengan normal, ditunjukkan dengan kemampuan berkemih sesuai dengan asupan cairan dan pasien mampu berkemih tanpa menggunakan obat, kompresi pada kandung kemih atau

Begitu juga dengan penelitian yang dilakukan Thomas (2000) menunjukkan bahwa hasil belajar siswa menggunakan model Project Based Learning naik hampir 26% dibandingkan

Teori dari komunikasi antarpersonal ini cukup mendasari permasalahan penelitian ini dimana dalam keluarga pastinya selalu berkomunikasi atau memberikan pesan kepada anak-

Ringkasan hasil penelitian pengaruh kehandalan dan jaminan terhadap kepuasan pelanggan memiliki pengaruh yang kuat, dijelaskan dari hasil korelasi sebesar 0.764 dan

Akan tetapi bila dilihat kenyataannya di sekolah, proses pembelajaran mata pelajaran Matematika yang dilaksanakan oleh guru masih memiliki banyak keterbatasan

Grafik 1.1 dapat menjelaskan bahwa Indonesia adalah negara pengekspor karet alam terbesar ke-2 di Dunia di bawah Thailand yang rata-rata volume ekspornya diatas 2,5 juta ton per

Memberikan bukti empiris bahwa karakteristik pengelola keuangan sekolah yang ada di lingkungan pendidikan seperti: tingkat pendidikan, latar belakang pendidikan, usia,