BALAI PENGAMANAN DAN PENEGAKAN HUKUM LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
WILAYAH SUMATERA
Oleh :
Edward Sembiring S.Hut, M.Si
Kepala Balai Pengamanan dan Penegakan Hukum LHK Wilayah Sumatera Medan , 3 Oktober 2017
BIODATA
Nama : Edward Sembiring, S.Hut. M.Si
Jabatan : Ka. Balai Gakkum Wilayah Sumatera HP/Email : 081262174715/ edwardpph@gmail.com
RIWAYAT PEKERJAAN :
1 1999 – 2004 Calon Jagawana pada Balai KSDA Irja II di Sorong 2 2004 – 2005 Kasi Konservasi Wilayah II pada TN. Wasur, Merauke 3 4 5 6 7 8 2005 – 2007 2007-2008 2008-2010 2010-2014 2014- 2015 2015-2017
Kasubag Tata Usaha pada Balai TN. Wasur, Merauke Kabid Teknis pada Balai TN. Teluk Cenderawasih di Manokwari
Tugas Belajar di IPB
Kabid KSDA Wilayah I pada Balai Besar KSDA Sumut
Kasubdit Penyidikan dan Pengamanan Wil I, Dit. PPH-Ditjen PHKA
Kasubdit Penyidikan Perambahan Hutan Dit. PHP Ditjen Gakkum
BALAI PENGAMANAN DAN PENEGAKAN HUKUM
LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
WILAYAH SUMATERA
Latar Belakang
Perpres No 16 Thn 2015 tgl 21 Jan 2015, telah dibentuk Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan (
KLHK
).
Perpres tsb terdapat Direktorat Jenderal Penegakan Hukum
Lingkungan Hidup dan Kehutanan (
Ditjen PHLHK)
Pelaksanaan Tugas dan Fungsi Ditjen PHLHK dibentuk Unit Pelaksana
Teknis (UPT) bernama Balai Pengamanan dan Penegakan Hukum
Lingkungan Hidup dan Kehutanan (
Balai GAKKUM LHK
).
Tugas dan Fungsi Balai Gakkum LHK TUGAS :
Melaksanakan kegiatan penurunan gangguan, ancaman dan pelanggaran hukum lingkungan hidupdan kehutanan.
FUNGSI :
1. Inventarisasi dan identifikasi potensi gangguan, ancaman dan pelanggaran hukum lingkungan hidup dan kehutanan;
2. Sosialisasi tentang adanya kegiatan yang berpotensi menimbulkan ganggungan dan ancaman terhadap lingkungan hidup dan kehutanan;
3. Penyusunan rencana program penurunan gangguan ancaman dan pelanggaran hukum pada wilayah yang berpotensi mengalami gangguan dan ancaman kerusakan lingkungan;
4. Koordinasi dengan aparat penegak hukum lainnya;
5. Penyidikan terhadap pelanggaran hukum lingkungan hidup dan kehutanan; 6. Pemantauan dan pelaporan pelanggaran terhadap ijin lingkungan hidup dan
kehutanan;
7. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan penegakan hukum; 8. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Balai.
BALAI GAKKUM KLHK SUMATRA
BALAI GAKKUM KLHK JAWA BALI NUSRA BALAI GAKKUM KLHK KALIMANTAN BALAI GAKKUM KLHK SULAWESI BALAI GAKKUM KLHK MALUKU PAPUA
LOKASI KANTOR BALAI GAKKUM
16 BRIGADE SPORC 530PERSONIL 147 PPNS 40 PPNS 5 PPLH 138 SPORC 30 PPNS 0 PPLH 126 SPORC 25 PPNS 4 PPLH 100 SPORC 27 PPNS 9 PPLH 84 SPORC 12 PPNS 15 PPLH GAKKUM KLHK PUSAT 13 PPNS 0 PPLH 82 SPORC 33 PPLH Seksi Wil. 2 Ambon Seksi Wil. 3 Jayapura Seksi Wil. 1 Manokwari Seksi Wil. 3 Manado Seksi Wil. 1 Makassar Seksi Wil. 2 Palu Seksi Wil. 3 Kupang Seksi Wil. 2 Surabaya Seksi Wil. 1 Jakarta
Seksi Wil. 2 Samarinda Seksi Wil. 1 Palangkaraya Seksi Wil. 3 Pontianak Seksi Wil. 1 Medan
Seksi Wil. 2 Pekanbaru
Seksi Wil. 3 Palembang
LOKASI KANTOR
BALAI GAKKUM LHK Wil SUMATERA
Kantor Balai Gakkum LHK
Wilayah Sumatera
Jl. Ringroad Kel. Tanjung Sari Kec Medan Selayang
Kantor Seksi Wilayah I Medan
Jl. Karya Kec Patumbak Medan
Kantor Seksi Wilayah II
Pekanbaru
Jl. H.R. Soebrantas Km. 8,5 Pekanbaru
Kantor Seksi Wilayah III
Palembang
Jl. Srijaya Km. 5,5 RT. 21 RW. 7 Kel Srijaya Kec Alang-Alang Lebar Palembang
Keamanan
Lingkungan
dan Hutan
Dukungan Staf dan AnggaranPenguatan PPLH, Polhut, dan PPNS
Penguatan Jaringan Kerja
Penguatan Kebijakan, SOP, Sarana dan Prasarana
P
e
n
ce
g
aha
n
P
e
n
g
adua
n
P
e
n
g
a
w
asan
P
id
ana
P
e
n
g
aman
a
n
H
u
tan
Sanksi Administrasi Penyelesaian SengketaPENERAPAN MULTI INSTRUMEN
Sanksi
Administrasi
Penyelesaian
Sengketa
Penegakan
Hukum
Pidana
Melalui Pengadilan (Perdata)Di Luar Pengadilan Terintegrasi
Multidoor Peringatan Paksaan
Pemerintah
MAINSTREAM PENEGAKAN HUKUM LHK
Penerapan berbagai
UU
di bidang LHK
Penerapan Hukum
Administrasi
Penegakan
Hukum Pidana
Penegakan Hukum
Perdata
1. UU NO. 41/99 tentang Kehutanan 2. UU NO. 5/90 tentang KSDAE 3. UU NO. 32/09 tentang PPLH 4. UU No.18 Tahun 2008 tentang Sampah 5. UU No. 18 Tahun 2013 tentang P3H 6. UU No. 37 Tahun 2014 ttg KTAAsep Warlan Yusuf, UUPPLH 32/2009
PENEGAKAN HUKUM
LINGKUNGAN
Pencegahan dan
penanggulangan
Efek Jera dan
Efek Derita
Ganti Rugi dan
Pemulihan
Lingkungan
ADMINISTRASI
(Pasal 76 sd 83)
PIDANA
(pasal 93 sd 120)
PERDATA
(pasal 83 sd 93)
FUNGSI
FUNGSI
FUNGSI
Asep Warlan Yusuf, UUPPLH 32/2009
PENGAWASAN
(pasal 71 – pasal 75)
Wewenang
Melakukan Pengawasan thd
kegiatan &/atau usaha :
- Peraturan PUU dibidang PPLH
- Izin Lingkungan
Menetapkan PPLH yang
merupakan pejabat
fungsional
•
Menteri
•
Gubernur
•
Bupati/Walikota
(
sesuai kewenangannya)
dapat mendelegasikan
kewenangannya pada
pejabat/instansi teknis di
bidang perlindungan dan
pengelolaan lingkungan
hidup
Asep Warlan Yusuf, UUPPLH 32/2009
PENGAWASAN LAPIS KEDUA
(
second line inspection) psl 73
Menteri dapat melakukan pengawasan terhadap ketaatan
penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan yang izin
lingkungannya diterbitkan oleh pemerintah daerah jika
Pemerintah menganggap terjadi pelanggaran yang serius di
bidang perlindungan dan pengelolaan LH
PENGUATAN PENGAWASAN :
Kewenangan PPLH untuk menghentikan pelanggaran
tertentu di lapangan
kewenangan
Meminta Keterangan
Membuat Catatan
Membuat Salinan Dokumen
Memasuki tempat tertentu
Memotret
Membuat rekaman audio visual
Mengambil sampel
Memeriksa peralatan
Memeriksa instalasi/Alat Transportasi
Pemantauan
Menghentikan pelanggaran tertentu
PEJABAT PENGAWAS
LINGKUNGAN
HIDUP
Asep Warlan Yusuf, UUPPLH 32/2009
SANKSI ADMINISTRASI
(
pasal 76 sd pasal 83)1. Teguran
2. Paksaan Pemerintah
3. Pembekuan izin
4. Pencabutan izin
1. Menteri
2. Gubernur
3. Bupati/walikota
Sesuai kewenangannya
Pembekuan izin, pencabutan izin,
denda keterlambatan,
dijatuhkan
apabila paksaan pemerintah
tidak dilaksanakan
Second Line Enforcement
Menteri dapat menerapkan sanksi adm, jika pemerintah menganggap Pemda secara sengaja tdk menerapkan
Asep Warlan Yusuf, UUPPLH 32/2009
Paksaan
Pemerintah
(pasal 80)
Dijatuhkan tanpa didahului teguran
apabila pelanggaran menimbulkan:
1. Ancaman yg sangat serius bagi
manusia & LH
2. Dampak yg lebih besar & lebih luas
3. Kerugian yg lebih besarbagi LH
1. Penghentian sementara kegiatan
produksi
2. Pemindahan srana produksi
3. Penutupan saluran pembuangan
air limbah atau emisi
4. Pembongkaran
5. Penyitaan
6. Penghentian sementara seluruh
kegiatan
7. Tindakan lain untuk
menghentikan pelanggaran dan
pemulihan.
Asep Warlan Yusuf, UUPPLH 32/2009
PENYELESAIAN SENGKETA LINGKUNGAN
(pasal 84
–
pasal 92)
MELALUI PENGADILAN
Gugatan Perbuatan melawan
Hukum
Legal Standing LSM
–
telah
melaksanakan kegiatan nyata 2
thn
Legal standing Pem & Pemda
Class actions
Strict liability
–
tanpa
pengecualian
DILUAR
PENGADILAN
Secara sukarela
utk mencapai
kesepakatan
Mediasi, negosiasi,
arbitrase
Pemerintah
menfasilitasi
pembentukan
Lembaga
Penyedia Jasa
Penyelesaian
sengketa
Kedaluarsa ajukan gugatan: sejak diketahuinya penc/kerusak Tdk berlaku utk B3/LB3HAK GUGAT ORGANISASI LINGKUNGAN
(Pasal 92)
Asep Warlan Yusuf, UUPPLH 32/2009
NGOs
- TINDAKAN TERTENTU
- PENGELUARAN RIIL
a. BERBENTUK BADAN HUKUM
b. ANGGARAN DASAR ORGANISASI TERSEBUT
DIDIRIKAN UNTUK KEPENTINGAN
PELESTARIAN FUNGSI LINGKUNGAN HIDUP
c. KEGIATAN NYATA DENGAN ANGGARAN
GUGATAN TATA USAHA NEGARA
(Pasal 93)
Asep Warlan Yusuf, UUPPLH 32/2009
SETIAP
ORANG
MENGAJUKAN
GUGARAN TUN
PEJABAT
NEGARA
MENERBITKAN IZIN LINGKUNGAN KEPADA USAHA
DAN/ATAU KEGIATAN YANG WAJIB AMDAL TETAPI TIDAK DILENGKAPI DENGAN DOKUMEN
MENERBITKAN IZIN LINGKUNGAN KEPADA KEGIATAN YANG WAJIB UKL/UPL TETAPI TIDAK DILENGKAPI
DENGAN DOKUMEN
MENERBITKAN IZIN USAHA DAN/ATAU KEGIATAN YANG TIDAK DILENGKAPI DENGAN IZIN LINGKUNGAN
PENYELESAIAN
SENGKETA LH DI LUAR
PENGADILAN
Pasal 85 s.d pasal 86
MENCAPAI KESEPAKAT-AN MENGENAI :1. BENTUK DAN BESARNYA GANTI KERUGIAN DAN/ ATAU
2. MENGENAI TINDAKAN TERTENTU GUNA MEN-JAMIN TIDAK AKAN TERJADI/TERULANG-NYA DAMPAK NEGATIF TERHADAP LH.
TUJUAN
CARA
1. NEGOSIASI 2. MEDIASI 4. ARBITRASI JASA PENYELESAIAN SENGKETA LH PEMERINTAH/ MASYARAKAT MEMFASILITASI/ MEMBENTUK LPJPPSLH 1. TERJADI PENC/PERUSAK AN LINGK 2. TIMBUL KERUGIAN LH/ORANG 3. ADA SENGKETA PARA PIHAK 4. PARA PIHAK SEPAKAT BERMUSYAWAR AHKAPAN
20JENIS TINDAK PIDANA
Perlu dibuktikan:
1.
Lingkungan telah tercemar/rusak
2.Hubungan sebab akibat antara
lingkungan yg tercemar/rusak
dengan kegiatan yg didakwa
mencemari/merusak
Tidak perlu dibuktikan
lingkungan telah tercemar,
cukup dibuktikan terdakwa
telah melakukan perbuatan
pelanggaran
MATERIIL
FORMIL
21
PENEGAKAN
HUKUM PIDANA
Tindak pidana lingkungan adalah kejahatan Sanksi dan denda maksimum dan minimum korporasi
ULTIMUM
REMIDIUM
Tindak pidana formil (effluent, emisi dan ganguan) Sanksi administrasi
Pelanggaran dilakukan satu kali
PREMIUM
REMIDIUM
Pencemaran dan perusakan LH Sanksi administrasi tidak dipatuhi
Pelanggaran dilakukan lebih dari satu kali Memasukkan B3 yg dilarang
Memasukkan LB3 di NKRI Memasukkan limbah di NKRI Membuang limbah
Membuang B3 dan LB3
Melepas rekayasa genetik (sesuai UU dan izin lh) Melakukan pembukaan lahan dengan membakar Menyusun Amdal tanpa sertifikasi kompetensi Memberikan informasi palsu,menyesatkan menghilangkan, merusak, dan ket tidak benar
Jaksa Penuntut Umum Penyidik POLRI
PPNS
LHK
SPDP BERKAS PENYIDIKAN Kewenangan lainnyaMenangkap dan menahan
penyitaan
penggeledahan
Menghentikan penyidikan
pemeriksaan
KOORDINASI
PIDANA TAMBAHAN:
a. PERAMPASAN KEUNTUNGAN YANG DIPEROLEH DARI TINDAK PIDANA
b. PENUTUPAN SELURUH ATAU SEBAGIAN TEMPAT USAHA DAN/ATAU KEGIATAN
c. PERBAIKAN AKIBAT TINDAK PIDANA
d. KEWAJIBAN MENGERJAKAN APA YANG DILALAIKAN TANPA HAK e. PENEMPATAN PERUSAHAN
DIBAWAH PENGAMPUNAN
PALING LAMA 3 (TIGA) TAHUN
TINDAK PIDANA KORPORASI
(Pasal 116 - 120)
Asep Warlan Yusuf, UUPPLH 32/2009
TINDAK
PIDANA
BADAN USAHA PIDANA, DENDA DIPERBERAT 1/3 PEMBERI PERINTAH/ PEMIMPIN TINDAK PIDANA PENGURUSDIPIDANA SEBAGAI PELAKU FUNGSIONAL KARENA:
•MEMILIKI KEWENANGAN TERHADAP PELAKU FISIK
• MENERIMA TINDAKAN PELAKU
FISIK : MENYETUJUI, MEMBIARKAN, TIDAK CUKUP MELAKUKAN
PENGAWASAN, MEMILIKI KEBIJAKAN YG MEMUNGKINKAN TERJDNYA TP
Asep Warlan Yusuf, UUPPLH 32/2009
Pelanggaran
Pidana
Denda (rupiah)
Minimum
Maksimum
Minimum
Maksimum
Memasukkan B3
5 tahun
15 tahun
5 miliar
15 miliar
Membakar lahan
3 tahun
10 tahun
3 miliar
10 miliar
Melakukan usaha
dan/atau kegiatan
tanpa izin
1 tahun
3 tahun
1 miliar
3 miliar
Menyusun AMDAL
tanpa memiliki
sertifikat kompetensi
penyusun AMDAL
-
3 tahun
-
3 miliar
Menerbitkan izin
lingkungan tanpa
dilengkapi AMDAL atau
UKL-UPL
Asep Warlan Yusuf, UUPPLH 32/2009
Pelanggaran Pidana Denda (rupiah)
Minimum Maksimum Minimum Maksimum
Menerbitkan izin usaha tanpa dilengkapi izin
lingkungan
- 3 tahun - 3 miliar
Dengan sengaja Tidak melakukan pengawasan yang mengakibatkan pencemaran/kerusakan yg mengakibatkan hilangnya nyawa manusia - 1 tahun - Atau 500 juta
Memberikan informasi palsu - 1 tahun - 1 miliar
Tidak melaksanakan perintah paksaan
pemerintah
- 1 tahun - 1 miliar
Menghalang-halangi
pejabat pengawas dan/atau PPNS
- 1 tahun - 500 juta
FUNGSI IZIN
LINGKUNGAN
Instrumen pemerintahan
Yuridis preventif
Pengendalian
Koordinasi
Pengawasan publik
Setiap usaha dan/atau kegiatan
yang wajib
Amdal
UKL-UPL
Analisis risiko lingkungan hidup
OBJEK IZIN
LINGKUNGAN
Pasal 36 ayat (1)
Pemberian Izin Lingkungan
Menteri
Gubernur
Bupati/walikota
Izin lingkungan diberikan
setelah memenuhi
Persyaratan administrasi
Persyaratan yuridis
Persyaratan teknis
PERSYARATAN
Anti SLAPP: Anti Strategic Law Suit Against Public Participation
(pasal 66)
Asep Warlan Yusuf, UUPPLH 32/2009
Setiap orang yang
memperjuangkan hak
atas lingkungan hidup
yang baik dan sehat tidak
dapat dituntut secara
pidana maupun digugat
perdata
Ketentuan ini dimaksudkan
untuk melindungi korban dan
atau pelapor yang menempuh
cara hukum akibat pencemaran
atau perusakan lingkungan
hidup
Perlindungan ini dimaksudkan untuk
mencegah tindakan pembalasan dari
terlapor melalui pemidanaan atau
gugatan perdata dengan tetap
TERIMA KASIH
TERIMA KASIH
BALAI PENGAMANAN DAN PENEGAKAN HUKUM LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANANJl. Ringroad Kel. Tanjung Sari Kec. Medan Selayang – MEDAN EMAIL : balai.pphlhk.sumatera@gmail.com