• Tidak ada hasil yang ditemukan

1.1. Latar Belakang I - 1 EXECUTIVE SUMMARY

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "1.1. Latar Belakang I - 1 EXECUTIVE SUMMARY"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

dan dilakukan secara bersama

pusat sampai dengan pemerintah daerah dengan cara yang lebih terpadu, efisien, efektif, serta memberikan manfaat yang sebesar

masyarakat, terutama bagi masyarakat berpengahasi

untuk mengurangi kesenjangan. Salah satu perwujudan pembangunan nasional tersebut adalah pelaksanaan pembangunan infrastruktur permukiman yang disiapkan secara lebih terencana dan terpadu sesuai dengan kaidah pembangunan berkelanju

Pendayagunaan sumberdaya yang sinergis diharapkan mampu mengoptimalkan pelaksanaan dan hasil pembangunan untuk mendukung laju pertumbuhan ekonomi nasional, penciptaan lapangan kerja dan penanggulangan kemiskinan dengan tetap menjaga daya dukung lingku

baik diperkotaan maupun diperdesaan.

Untuk mewujudkan hal tersebut perlu disiapkan perencanaan program infrastruktur yang dapat mendukung kebutuhan ekonomi, sosial dan lingkungan secara terpadu. Departemen Pekerjaan Umum khu

Cipta Karya mengambil inisiatif untuk mendukung Provinsi, Kabupaten/ Kota untuk dapat mulai menyiapkan perencanaan program yang dimaksud khususnya Bidang PU/ Cipta Karya melaui penyiapan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) sebagai embrio terwujudnya perencanaan program secara bersama-sama oleh seluruh tingkat pemerintahan dari pusat sampai dengan pemerintah daerah dengan cara yang lebih terpadu, efisien, efektif, serta memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi seluruh masyarakat, terutama bagi masyarakat berpengahasilan rendah sebagai upaya untuk mengurangi kesenjangan. Salah satu perwujudan pembangunan nasional tersebut adalah pelaksanaan pembangunan infrastruktur permukiman yang disiapkan secara lebih terencana dan terpadu sesuai dengan kaidah pembangunan berkelanjutan.

Pendayagunaan sumberdaya yang sinergis diharapkan mampu mengoptimalkan pelaksanaan dan hasil pembangunan untuk mendukung laju pertumbuhan ekonomi nasional, penciptaan lapangan kerja dan penanggulangan kemiskinan dengan tetap menjaga daya dukung lingkungan serta pengembangan wilayah baik diperkotaan maupun diperdesaan.

Untuk mewujudkan hal tersebut perlu disiapkan perencanaan program infrastruktur yang dapat mendukung kebutuhan ekonomi, sosial dan lingkungan secara terpadu. Departemen Pekerjaan Umum khususnya Direktorat Jenderal Cipta Karya mengambil inisiatif untuk mendukung Provinsi, Kabupaten/ Kota untuk dapat mulai menyiapkan perencanaan program yang dimaksud khususnya Bidang PU/ Cipta Karya melaui penyiapan Rencana Program Investasi Jangka (RPIJM) sebagai embrio terwujudnya perencanaan program sama oleh seluruh tingkat pemerintahan dari pusat sampai dengan pemerintah daerah dengan cara yang lebih terpadu, besarnya bagi seluruh lan rendah sebagai upaya untuk mengurangi kesenjangan. Salah satu perwujudan pembangunan nasional tersebut adalah pelaksanaan pembangunan infrastruktur permukiman yang disiapkan secara lebih terencana dan terpadu sesuai dengan kaidah

Pendayagunaan sumberdaya yang sinergis diharapkan mampu mengoptimalkan pelaksanaan dan hasil pembangunan untuk mendukung laju pertumbuhan ekonomi nasional, penciptaan lapangan kerja dan penanggulangan kemiskinan ngan serta pengembangan wilayah

Untuk mewujudkan hal tersebut perlu disiapkan perencanaan program infrastruktur yang dapat mendukung kebutuhan ekonomi, sosial dan lingkungan susnya Direktorat Jenderal Cipta Karya mengambil inisiatif untuk mendukung Provinsi, Kabupaten/ Kota untuk dapat mulai menyiapkan perencanaan program yang dimaksud khususnya Bidang PU/ Cipta Karya melaui penyiapan Rencana Program Investasi Jangka (RPIJM) sebagai embrio terwujudnya perencanaan program

(2)

infrastruktur yang lebih luas. Dengan adanya RPIJM tersebut, Kabupaten/ Kota dapat menggerakkan semua sumberdaya yang ada untuk memenuhi kebutuhan daerah, mendorong dalam meningkatkan pertumbuhan ekono

penanggulangan kemiskinan serta mewujudkan lingkungan yang layak huni (Livable).

RPIJM perlu memperhatikan aspek kelayakan program kegiatan dan kelayakan spasialnya

daerah yang tertuang dalam Rencana Tata Ruang yang ada, serta sosial dan lingkungannya

mempertimbangkan

mendukung pelaksanaan program investasi yang telah disusun.

Berkenaan dengan hal tersebut, maka diperlukan kegiatan RPIJM, yang diharapkan mengakomodasikan dan merumuskan kebutuhan pembangunan kabupaten/ kota secara spesifik sesuai dengan karakteristik dan potensi individual setiap kabupaten/ kota. Dengan demikian, RPIJM diharapkan dapat mengakomodasi dan merumuskan kebutuhan pembangunan, secara spesifik sesuai dengan karakteristik dan potensi, sehingga dapat mendorong pembangunan ekonomi lokal, pengentasan kemiskin

pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan nyata dapat dicapai.

Rencana Program Investasi Jangka menengah (RPIJM) Bidang Infrastruktur pada hakekatnya merupakan operasionalisasi dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJ

Panjang Daerah (RPJPD) serta Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dengan tujuan untuk merujuk sinergi kebijakan dan sinkronisasi program secara vertikal antar tingkat pemerintahan yang berbeda. RPIJM Bidang Infrastruktur meliputi berbagai sektor, yaitu :

1. Sektor Pengembangan Permukiman (Bangkim); 2. Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan (PBL); 3. Sektor Penyehatan Lingkungan Permukiman (PLP) :

a. Bidang Drainase b. Bidang Persampahan c. Bidang Air Limbah 4. Sektor Pengembanga

5. Sektor Pengembangan Air Bersih.

infrastruktur yang lebih luas. Dengan adanya RPIJM tersebut, Kabupaten/ Kota dapat menggerakkan semua sumberdaya yang ada untuk memenuhi kebutuhan daerah, mendorong dalam meningkatkan pertumbuhan ekono

penanggulangan kemiskinan serta mewujudkan lingkungan yang layak huni

perlu memperhatikan aspek kelayakan program dari masing

kelayakan spasialnya sesuai dengan skenario pembangunan daerah yang tertuang dalam Rencana Tata Ruang yang ada, serta

sosial dan lingkungannya. Disamping itu RPIJM yang akan disusun harus mempertimbangkan kemampuan pendanaandankapasitas kelembagaan

pelaksanaan program investasi yang telah disusun.

Berkenaan dengan hal tersebut, maka diperlukan kegiatan RPIJM, yang diharapkan mengakomodasikan dan merumuskan kebutuhan pembangunan kabupaten/ kota secara spesifik sesuai dengan karakteristik dan potensi individual setiap kabupaten/ kota. Dengan demikian, RPIJM diharapkan dapat mengakomodasi dan merumuskan kebutuhan pembangunan, secara spesifik sesuai dengan karakteristik dan potensi, sehingga dapat mendorong pembangunan ekonomi lokal, pengentasan kemiskinan dan peningkatan kualitas pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan nyata dapat dicapai.

Rencana Program Investasi Jangka menengah (RPIJM) Bidang Infrastruktur pada hakekatnya merupakan operasionalisasi dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) serta Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dengan tujuan untuk merujuk sinergi kebijakan dan sinkronisasi program secara vertikal antar tingkat pemerintahan yang berbeda.

Infrastruktur meliputi berbagai sektor, yaitu : Sektor Pengembangan Permukiman (Bangkim);

Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan (PBL); Sektor Penyehatan Lingkungan Permukiman (PLP) :

Bidang Drainase Bidang Persampahan Bidang Air Limbah

Sektor Pengembangan Air Minum (AM). Sektor Pengembangan Air Bersih.

infrastruktur yang lebih luas. Dengan adanya RPIJM tersebut, Kabupaten/ Kota dapat menggerakkan semua sumberdaya yang ada untuk memenuhi kebutuhan daerah, mendorong dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan penanggulangan kemiskinan serta mewujudkan lingkungan yang layak huni

dari masing-masing sesuai dengan skenario pembangunan daerah yang tertuang dalam Rencana Tata Ruang yang ada, serta kelayakan . Disamping itu RPIJM yang akan disusun harus kapasitas kelembagaandalam pelaksanaan program investasi yang telah disusun.

Berkenaan dengan hal tersebut, maka diperlukan kegiatan RPIJM, yang diharapkan mengakomodasikan dan merumuskan kebutuhan pembangunan kabupaten/ kota secara spesifik sesuai dengan karakteristik dan potensi individual setiap kabupaten/ kota. Dengan demikian, RPIJM diharapkan dapat mengakomodasi dan merumuskan kebutuhan pembangunan, secara spesifik sesuai dengan karakteristik dan potensi, sehingga dapat mendorong an dan peningkatan kualitas pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan nyata dapat dicapai.

Rencana Program Investasi Jangka menengah (RPIJM) Bidang Infrastruktur pada hakekatnya merupakan operasionalisasi dari Rencana Pembangunan MN) dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) serta Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dengan tujuan untuk merujuk sinergi kebijakan dan sinkronisasi program secara vertikal antar tingkat pemerintahan yang berbeda.

(3)

6. Sektor Pembangunan Jalan : a. Pembangunan Jalan Lingkungan b. Pembangunan Jalan Poros Desa c. Pembangunan Jalan Utama Kota d. Pembangunan Jembatan

7. Sektor Pengembangan Irigasi

Rencana Program Investasi Jangka menengah teknis kelayakan program (

infrastruktur. Sebagai dokumen teknis, RPIJM yang bersifat sektoral dan terpadu merupakan Consolidated Feasibility Study

sebagai bentuk pertanggungjawaban pemerintah.

Dengan demikian RPIJM Bidang Infrastruktur Kabupaten Banyuwangi merupakan kebutuhan nyata untuk mengantisipasi berbagai persoalan aktual yang akan dihadapi oleh seluruh lapisan masyarakat Kabupaten Banyuwangi khususnya dalam bidang infrastruktur. Hal ini terkait pula dengan pengembangan dan penerapan sistem pertanggungjawaban Pemerintah Daerah yang tepat, jelas, dan

terselenggaranya good governance

penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan di daerah dapat berlangsung secara berdaya guna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab

1.2. Pengertian dan Kedudukan

a. Pengertian

Rencana Progran Investasi (Infrastruktur) Jangka Menengah

Permukiman atau disingkat sebagai RPIJM Bidang Permukiman merupakan dokumen rencana kerjasama pembangunan infrastruktur (

Development Plan

RPIJM dimaksudkan bukan untuk menggantika

dokumen politik sebagaimana Repelita pada masa yang lalu, akan tetapi RPIJM merupakan dokumen teknis kelayakan program (

untuk rencana pembangunan infrastruktur bidang Permukiman. Sebagai dokumen teknis, RPIJM perlu

namun tetap menekankan proses partisipasi melalui dialog kebijakan dengan pihak-pihak terkait, masyarakat, professional dan lain

Sektor Pembangunan Jalan :

Pembangunan Jalan Lingkungan Pembangunan Jalan Poros Desa Pembangunan Jalan Utama Kota Pembangunan Jembatan

Sektor Pengembangan Irigasi

Rencana Program Investasi Jangka menengah (RPIJM) merupakan dokumen teknis kelayakan program (Feasibility Study) untuk rencana pembangunan infrastruktur. Sebagai dokumen teknis, RPIJM yang bersifat sektoral dan terpadu Consolidated Feasibility Study yang dapat diterima semua pihak ai bentuk pertanggungjawaban pemerintah.

Dengan demikian RPIJM Bidang Infrastruktur Kabupaten Banyuwangi merupakan kebutuhan nyata untuk mengantisipasi berbagai persoalan aktual yang akan dihadapi oleh seluruh lapisan masyarakat Kabupaten Banyuwangi nya dalam bidang infrastruktur. Hal ini terkait pula dengan pengembangan dan penerapan sistem pertanggungjawaban Pemerintah Daerah yang tepat, jelas, dan legitimate yang diperlukan sebagai prasyarat

good governance. Dengan arah kebijakan d

penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan di daerah dapat berlangsung secara berdaya guna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab

dan Kedudukan RPIJM

Rencana Progran Investasi (Infrastruktur) Jangka Menengah

Permukiman atau disingkat sebagai RPIJM Bidang Permukiman merupakan dokumen rencana kerjasama pembangunan infrastruktur (

Development Plan: IDP) di Kabupaten/ Kota yang bersifat lintas sektoral. RPIJM dimaksudkan bukan untuk menggantikan fungsi RPJMD sebagai dokumen politik sebagaimana Repelita pada masa yang lalu, akan tetapi RPIJM merupakan dokumen teknis kelayakan program (

untuk rencana pembangunan infrastruktur bidang Permukiman. Sebagai dokumen teknis, RPIJM perlu dikerjakan secara professional (oleh ahlinya), namun tetap menekankan proses partisipasi melalui dialog kebijakan dengan

pihak terkait, masyarakat, professional dan lain

(RPIJM) merupakan dokumen ) untuk rencana pembangunan infrastruktur. Sebagai dokumen teknis, RPIJM yang bersifat sektoral dan terpadu yang dapat diterima semua pihak

Dengan demikian RPIJM Bidang Infrastruktur Kabupaten Banyuwangi merupakan kebutuhan nyata untuk mengantisipasi berbagai persoalan aktual yang akan dihadapi oleh seluruh lapisan masyarakat Kabupaten Banyuwangi nya dalam bidang infrastruktur. Hal ini terkait pula dengan pengembangan dan penerapan sistem pertanggungjawaban Pemerintah Daerah yang diperlukan sebagai prasyarat . Dengan arah kebijakan demikian itu maka penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan di daerah dapat berlangsung secara berdaya guna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab.

Rencana Progran Investasi (Infrastruktur) Jangka Menengah Bidang Permukiman atau disingkat sebagai RPIJM Bidang Permukiman merupakan dokumen rencana kerjasama pembangunan infrastruktur (Infrastruktur

: IDP) di Kabupaten/ Kota yang bersifat lintas sektoral. n fungsi RPJMD sebagai dokumen politik sebagaimana Repelita pada masa yang lalu, akan tetapi RPIJM merupakan dokumen teknis kelayakan program (Feasibility Study) untuk rencana pembangunan infrastruktur bidang Permukiman. Sebagai dikerjakan secara professional (oleh ahlinya), namun tetap menekankan proses partisipasi melalui dialog kebijakan dengan pihak terkait, masyarakat, professional dan lain-lain.pada tahap

(4)

penyusunan rencana pembangunan Kabupaten/ Kota dan melalui dial investasi dengan masyarakat dan dunia usaha maupun pihak

terkait pada tahap penyusunan prioritas program/ kelayakan program investasi. Dengan demikian RPIJM yang bersifat sektoral dan terpadu merupakan consolidated FS

pertanggungjawaban pemerintah. b. Kedudukan

Kedudukan RPIJM Bidang Permukiman yaitu berada di bawah kebijakan spasial dan kebijakan sektoral yang ada di setiap daerah sebagai Rencana Pembangunan Infrastruktur

masing daerah baik pada skala Propinsi maupun Kabupaten/Kota. RPIJM pada hakekatnya merupakan operasionalisasi dari RPJMN dan RPJMD. Kebijakan spasial dalam RPIJM mengacu pada RTRW Nasional, Propinsi, Kabupaten/ Kota sedangkan kebijakan se

mengacu pada RPJMN dan RPJMD Kabupaten Banyuwangi 2010

atau lanjutannya serta Masterplan sector yang ada. Bilamana Tata Ruang maupun Masterplan Sektor (RIS) masih dapat dilakukan assessment berdasarkan kebijakan tata ruan

Selanjutnya dapat dilihat pada

penyusunan rencana pembangunan Kabupaten/ Kota dan melalui dial investasi dengan masyarakat dan dunia usaha maupun pihak

terkait pada tahap penyusunan prioritas program/ kelayakan program investasi. Dengan demikian RPIJM yang bersifat sektoral dan terpadu consolidated FSyang dapat diterima semua pihak sebagai bentuk pertanggungjawaban pemerintah.

Kedudukan RPIJM Bidang Permukiman yaitu berada di bawah kebijakan spasial dan kebijakan sektoral yang ada di setiap daerah sebagai Rencana Pembangunan Infrastruktur (Infrastructure Development

masing daerah baik pada skala Propinsi maupun Kabupaten/Kota. RPIJM pada hakekatnya merupakan operasionalisasi dari RPJMN dan RPJMD. Kebijakan spasial dalam RPIJM mengacu pada RTRW Nasional, Propinsi, Kabupaten/ Kota sedangkan kebijakan sektoral/ program dalam RPIJM mengacu pada RPJMN dan RPJMD Kabupaten Banyuwangi 2010

atau lanjutannya serta Masterplan sector yang ada. Bilamana Tata Ruang maupun Masterplan Sektor (RIS) masih dapat dilakukan assessment berdasarkan kebijakan tata ruang maupun kebijakan sektoral yang ada. Selanjutnya dapat dilihat padaSkema : 01,berikut ini.

penyusunan rencana pembangunan Kabupaten/ Kota dan melalui dialog investasi dengan masyarakat dan dunia usaha maupun pihak-pihak yang terkait pada tahap penyusunan prioritas program/ kelayakan program investasi. Dengan demikian RPIJM yang bersifat sektoral dan terpadu a pihak sebagai bentuk

Kedudukan RPIJM Bidang Permukiman yaitu berada di bawah kebijakan spasial dan kebijakan sektoral yang ada di setiap daerah sebagai Rencana Plan) di masing-masing daerah baik pada skala Propinsi maupun Kabupaten/Kota. RPIJM pada hakekatnya merupakan operasionalisasi dari RPJMN dan RPJMD. Kebijakan spasial dalam RPIJM mengacu pada RTRW Nasional, Propinsi, ktoral/ program dalam RPIJM mengacu pada RPJMN dan RPJMD Kabupaten Banyuwangi 2010 – 2015 atau lanjutannya serta Masterplan sector yang ada. Bilamana Tata Ruang maupun Masterplan Sektor (RIS) masih dapat dilakukan assessment g maupun kebijakan sektoral yang ada.

(5)

Kedudukan RPIJM dalam Rencana Pembangunan Nasional

Sumber : Buku Panduan Penjelasan Umum

PU/ Cipta Karya. Direktorat Jenderal Cipta Karya. Departemen Pekerjaan Umum

1.3. Maksud, Tujuan dan Sasaran.

Maksud penyusunan RPIJM Bidang Infrastruktur adalah :

Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka menengah (RPIJM) Bidang Infrastruktur mempunyai maksud untuk

pembangunan infrastruktur di Kabupaten Banyuwangi secara terpadu, efektif, dan efisien sehingga lebih bermanfaat bagi masyarakat luas.

Penjabaran dari maksud penyusunan RPIJM Bidang Infrastruktur adalah sebagai berikut :

1. Sebagai upaya untuk mensukseskan pembangunan infrastruktur secara terpadu, efektif dan efisien sehingga lebih bermanfaat bagi masyarakat luas. Selain itu tersusunnya RPIJM pada akhirnya dapat menjadi dokumen Program/ Anggaran Kerja antara Pemerintah Pusat,

Kota yang kelayakannya dapat dipertanggungjawabkan.

2. Mewujudkan kemandirian Kabupaten/ Kota dalam penyelenggaraan pembangunan yang layak huni, berkeadilan, berbudaya, produktif dan Kabupaten/ Kota

Rencana Induk Sistem

Kebijakan Spasial

R T R W N

P r o v i n s i N a s i o n a l

Skema : 01

Kedudukan RPIJM dalam Rencana Pembangunan Nasional

Sumber : Buku Panduan Penjelasan Umum Nomer 1. Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Direktorat Jenderal Cipta Karya. Departemen Pekerjaan Umum

Maksud, Tujuan dan Sasaran.

Maksud penyusunan RPIJM Bidang Infrastruktur adalah :

Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka menengah (RPIJM) Bidang Infrastruktur mempunyai maksud untuk merencanakan usulan program pembangunan infrastruktur di Kabupaten Banyuwangi secara terpadu, efektif, dan efisien sehingga lebih bermanfaat bagi masyarakat luas.

Penjabaran dari maksud penyusunan RPIJM Bidang Infrastruktur adalah

Sebagai upaya untuk mensukseskan pembangunan infrastruktur secara terpadu, efektif dan efisien sehingga lebih bermanfaat bagi masyarakat luas. Selain itu tersusunnya RPIJM pada akhirnya dapat menjadi dokumen Program/ Anggaran Kerja antara Pemerintah Pusat, Provinsi, Kabupaten/ Kota yang kelayakannya dapat dipertanggungjawabkan.

Mewujudkan kemandirian Kabupaten/ Kota dalam penyelenggaraan pembangunan yang layak huni, berkeadilan, berbudaya, produktif dan

Masterplan Rencana Induk Sistem

(RIS)

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH

Strategi Pembangunan per Kawasan

Strategi Pembangunan Sektoral Strategi Pembangunan Kota/Kabupaten

Kebijakan Spasial

R T R W N

R T R W

RTRW

R P J

RPJM Propinsi

RPJM Kabupaten/

Kebijakan Sektoral/ Program

Kedudukan RPIJM dalam Rencana Pembangunan Nasional

. Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang

Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka menengah (RPIJM) Bidang merencanakan usulan program pembangunan infrastruktur di Kabupaten Banyuwangi secara terpadu, efektif,

Penjabaran dari maksud penyusunan RPIJM Bidang Infrastruktur adalah

Sebagai upaya untuk mensukseskan pembangunan infrastruktur secara terpadu, efektif dan efisien sehingga lebih bermanfaat bagi masyarakat luas. Selain itu tersusunnya RPIJM pada akhirnya dapat menjadi dokumen Provinsi, Kabupaten/

Mewujudkan kemandirian Kabupaten/ Kota dalam penyelenggaraan pembangunan yang layak huni, berkeadilan, berbudaya, produktif dan

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)

Strategi Pembangunan per Kawasan Strategi Pembangunan Sektoral Strategi Pembangunan Kota/Kabupaten

M N

RPJM Propinsi

RPJM Kabupaten/

(6)

berkelanjutan, menciptakan kualitas kehidupan masyara yang selaras dengan tujuan pembangunan nasional. 3. Sebagai upaya untuk membantu tugas

terkait dalam mewujudkan pelaksanaan kegiatan pembangunan di Kabupaten Banyuwangi.

Sebagai dokumen teknis, RPIJMD Bid

profesional, namun tetap menekankan proses partisipasi melalui dialog kebijakan dengan pihak-pihak stakeholder, baik pada tahap penyusunan rencana maupun pembangunan melalui dialog investasi dengan masyarakat dan d

maupun pihak-pihak yang terkait pada tahap penyusunan prioritas program/kelayakan program investasi.

Tujuan penyusunan RPIJM Bidang Infrastruktur adalah :

Sedangkan tujuan dari Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka menengah (RPIJM) Bidang

Bidang Infrastruktur sesuai dengan kebutuhan nyata daerah dan rencana pengembangan wilayah.

Penjabaran dari tujuan sebagai berikut :

1. Mengoptimalkan perencan

rencana investasi diperlukan adanya panduan penyusunan yang diwujudkan dalam bahan RPIJM yang nantinya mampu secara optimal meningkatkan efektifitas dan efisiensi pembangunan di Bidang

2. Mensukseskan p

Banyuwangi Tahun 201

lebih bermanfaat bagi masyarakat luas.

3. Mewujudkan kemandirian dalam penyelenggaraan pembangunan yang layak, berkeadilan,

kualitas kehidupan masyarakat yang lebih besar, baik yang selaras dengan tujuan peningkatan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Banyuwangi pada khususnya dan peningkatan pem

4. Menjadi suatu dokumen yang bersifat sektoral dan terpadu serta merupakan dokumen yang disusun yang bersifat Consolidated Feasibility Study yang dapat diterima semua pihak sebagai bentuk pertanggungjawaban pemerintah terhadap pelaksanaan pembangunan khususn

berkelanjutan, menciptakan kualitas kehidupan masyarakat yang lebih baik yang selaras dengan tujuan pembangunan nasional.

Sebagai upaya untuk membantu tugas–tugas Badan/ Dinas/ Kantor/ Bagian terkait dalam mewujudkan pelaksanaan kegiatan pembangunan di Kabupaten Banyuwangi.

Sebagai dokumen teknis, RPIJMD Bidang Infrastruktur perlu dikerjakan secara profesional, namun tetap menekankan proses partisipasi melalui dialog kebijakan pihak stakeholder, baik pada tahap penyusunan rencana maupun pembangunan melalui dialog investasi dengan masyarakat dan d

pihak yang terkait pada tahap penyusunan prioritas program/kelayakan program investasi.

Tujuan penyusunan RPIJM Bidang Infrastruktur adalah :

Sedangkan tujuan dari Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka menengah (RPIJM) Bidang Infrastruktur adalah tersusunnya Dokumen RPIJM Bidang Infrastruktur sesuai dengan kebutuhan nyata daerah dan rencana pengembangan wilayah.

tujuan maksud penyusunan RPIJM Bidang Infrastruktur adalah

Mengoptimalkan perencanaan pembangunan khususnya dalam penyusunan rencana investasi diperlukan adanya panduan penyusunan yang diwujudkan dalam bahan RPIJM yang nantinya mampu secara optimal meningkatkan efektifitas dan efisiensi pembangunan di Bidang Infrastruktur

ensukseskan pembangunan infrastruktur Bidang Infrastruktur

Banyuwangi Tahun 2013 – 2017 secara terpadu, efektif dan efisien sehingga lebih bermanfaat bagi masyarakat luas.

Mewujudkan kemandirian dalam penyelenggaraan pembangunan yang layak, berkeadilan, berbudaya, produktif dan berkelanjutan, menciptakan kualitas kehidupan masyarakat yang lebih besar, baik yang selaras dengan tujuan peningkatan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Banyuwangi pada khususnya dan peningkatan pembangunan Nasional pada umumnya.

Menjadi suatu dokumen yang bersifat sektoral dan terpadu serta merupakan dokumen yang disusun yang bersifat Consolidated Feasibility Study yang dapat diterima semua pihak sebagai bentuk pertanggungjawaban pemerintah terhadap pelaksanaan pembangunan khususnya Bidang Infrastruktur.

kat yang lebih baik

tugas Badan/ Dinas/ Kantor/ Bagian terkait dalam mewujudkan pelaksanaan kegiatan pembangunan di

perlu dikerjakan secara profesional, namun tetap menekankan proses partisipasi melalui dialog kebijakan pihak stakeholder, baik pada tahap penyusunan rencana maupun pembangunan melalui dialog investasi dengan masyarakat dan dunia usaha pihak yang terkait pada tahap penyusunan prioritas

Sedangkan tujuan dari Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Infrastruktur adalah tersusunnya Dokumen RPIJM Bidang Infrastruktur sesuai dengan kebutuhan nyata daerah dan rencana

maksud penyusunan RPIJM Bidang Infrastruktur adalah

aan pembangunan khususnya dalam penyusunan rencana investasi diperlukan adanya panduan penyusunan yang diwujudkan dalam bahan RPIJM yang nantinya mampu secara optimal meningkatkan

Infrastruktur

Infrastruktur di Kabupaten secara terpadu, efektif dan efisien sehingga

Mewujudkan kemandirian dalam penyelenggaraan pembangunan yang berbudaya, produktif dan berkelanjutan, menciptakan kualitas kehidupan masyarakat yang lebih besar, baik yang selaras dengan tujuan peningkatan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Banyuwangi pada

bangunan Nasional pada umumnya.

Menjadi suatu dokumen yang bersifat sektoral dan terpadu serta merupakan dokumen yang disusun yang bersifat Consolidated Feasibility Study yang dapat diterima semua pihak sebagai bentuk pertanggungjawaban pemerintah

(7)

Sasaran penyusunan RPIJM Bidang Infrastruktur adalah :

Sasaran yang diharapkan dari Kegiatan Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka menengah (RPIJM) Bidang Infrastruktur Kabupaten Banyuwangi adalah :

 Tersusunnya Dokumen RPIJM

sesuai dengan kebutuhan prioritas daerah dan rencana pengembangan wilayah yang mengacu pada Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Banyuwangi.

 Tersusunnya rencana investasi di Kabupaten Banyuwangi yang dapat didanai dari APBD Kabupaten Banyuwangi, dana

Propinsi, dan dana hibah pinjaman luar negeri maupun dana swasta. Selain itu sasaran yang hendak dicapai dalam

Infrastruktur adalah sebagai berikut : 1. Menyiapkan prog

layak untuk dihuni dan mampu mendanai kotanya sendiri. 2. Menyusun program

yang berkelanjutan dan mendorong pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kesejahtera-an masya

perkotaan yang memadai.

3. Menterjemahkan dan operasionalisasi dari dokumen legal seperti : Propeda, Renstrada dan Renstra Dinas

4. Menyusun program invetasi infrastruktu

skema pendanaan melalui pinjaman, hibah/ grant dan dana pendamping (equity).

1.4. Ruang Lingkup

1. Mengupdate, menginventarisasi, dan mengidentifikasi data Bidang Infrastruktur di wilayah Kabupaten Banyuwangi.

2. Mengkaji dan menganalisis lokasi ditinjau dari segi sosial ekonomi dan teknis.

3. Menentukan perencanaan yang disesuaikan dengan peraturan yang berlaku. Agar dokumen Rencana Program Investasi Jangka menengah (RPIJM) Bidang Infrastruktur yang dihasilkan bermutu, maka dalam proses penyusunannya pihak

Sasaran penyusunan RPIJM Bidang Infrastruktur adalah :

Sasaran yang diharapkan dari Kegiatan Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka menengah (RPIJM) Bidang Infrastruktur Kabupaten Banyuwangi adalah :

Tersusunnya Dokumen RPIJM Bidang Infrastruktur Kabupaten Banyuwangi sesuai dengan kebutuhan prioritas daerah dan rencana pengembangan wilayah yang mengacu pada Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Banyuwangi.

Tersusunnya rencana investasi di Kabupaten Banyuwangi yang dapat didanai dari APBD Kabupaten Banyuwangi, dana-dana hibah APBN, APBD Propinsi, dan dana hibah pinjaman luar negeri maupun dana swasta.

Selain itu sasaran yang hendak dicapai dalam penyusunan RPIJM Bidang Infrastruktur adalah sebagai berikut :

Menyiapkan program pembangunan yang menunjang kemandirian kota, layak untuk dihuni dan mampu mendanai kotanya sendiri.

Menyusun program-program yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang berkelanjutan dan mendorong pertumbuhan ekonomi, meningkatkan an masyarakat dengan menyediakan sarana dan prasarana perkotaan yang memadai.

Menterjemahkan dan operasionalisasi dari dokumen legal seperti : Propeda, Renstrada dan Renstra Dinas-dinas dalam kerangka tata ruang yang berlaku. Menyusun program invetasi infrastruktur kota yang akan didanai dengan skema pendanaan melalui pinjaman, hibah/ grant dan dana pendamping

Mengupdate, menginventarisasi, dan mengidentifikasi data-Bidang Infrastruktur di wilayah Kabupaten Banyuwangi.

Mengkaji dan menganalisis lokasi ditinjau dari segi sosial ekonomi dan

Menentukan perencanaan yang disesuaikan dengan peraturan yang berlaku. Agar dokumen Rencana Program Investasi Jangka menengah (RPIJM) Bidang Infrastruktur yang dihasilkan bermutu, maka dalam proses penyusunannya pihak Sasaran yang diharapkan dari Kegiatan Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka menengah (RPIJM) Bidang Infrastruktur Kabupaten

Bidang Infrastruktur Kabupaten Banyuwangi sesuai dengan kebutuhan prioritas daerah dan rencana pengembangan wilayah yang mengacu pada Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)

Tersusunnya rencana investasi di Kabupaten Banyuwangi yang dapat dana hibah APBN, APBD Propinsi, dan dana hibah pinjaman luar negeri maupun dana swasta.

penyusunan RPIJM Bidang

ram pembangunan yang menunjang kemandirian kota,

program yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang berkelanjutan dan mendorong pertumbuhan ekonomi, meningkatkan rakat dengan menyediakan sarana dan prasarana

Menterjemahkan dan operasionalisasi dari dokumen legal seperti : Propeda, dinas dalam kerangka tata ruang yang berlaku.

r kota yang akan didanai dengan skema pendanaan melalui pinjaman, hibah/ grant dan dana pendamping

-data dan program

Mengkaji dan menganalisis lokasi ditinjau dari segi sosial ekonomi dan

Menentukan perencanaan yang disesuaikan dengan peraturan yang berlaku. Agar dokumen Rencana Program Investasi Jangka menengah (RPIJM) Bidang Infrastruktur yang dihasilkan bermutu, maka dalam proses penyusunannya pihak

(8)

penyedia jasa konsultansi harus melakukan diskusi dan asistensi kepada BAPPEDA Kabupaten Banyuwangi.

Selain ruang lingkup

hakekatnya mencakup proses, kerangka pembahasan, analisa kelayakan program serta sintesis program dan anggaran dalam rangka mewujudkan perencanaan program infrastruktur yang berkualitas (RPIJM yan

sehingga mampu meningkatkan kemampuan manajemen pembangunan daerah dalam Bidang Infrastruktur.

Adapun cakupan RPIJM Bidang Infrastruktur, yaitu :

1. Memberikan arahan proses penyusunan Rencana Program Infrastruktur Jangka Menengah Bidang Permu

maupun APBD (

Kabupaten/Kota dalam rangka mendukung pencapaian sasaran pembangun an lima tahun Bidang Permukiman sebagaimana dimaksud dalam RPJMN 2009 – 2014 dan seter

2. Pembangunan daerah Bidang Infrastruktur terutama di kota

menjadi prioritas dalam rangka pemertaan pembangunan dan peningkatan pertumbuhan daerah.

3. Sistematika RPIJM mencakup :

 Isu dan kecenderungan situasi

 Kerangka logis

dan sasaran/ keluaran yang perlu dicapai.

 Rencana pembangunan perkotaan,

 Sinkronisasi dan prioritas program (kesepakatan program/ anggaran sebagai ringkasan memorandum program),

 Program infestasi infrastruktur Bidang Permukiman dalam penyediaan perumahan dan pemukiman; perbaikan perumahan dan permukiman; penyehatan lingkungan permukiman (pengelolaan air limbah, pengelolaan persampahan, penanganan dra

minum; penataan bangunan; dan pembangunan jalan dan jembatan serta pengendalian banjir,

 Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL),

 Analisis Keuangan Daerah dan Pembiayaan Program Pembangunan,

 Rencana Peningkatan Pend

penyedia jasa konsultansi harus melakukan diskusi dan asistensi kepada BAPPEDA Kabupaten Banyuwangi.

uang lingkup di atas, penyusunan RPIJM Kabupaten/Kota, pada hakekatnya mencakup proses, kerangka pembahasan, analisa kelayakan program serta sintesis program dan anggaran dalam rangka mewujudkan perencanaan program infrastruktur yang berkualitas (RPIJM yan

sehingga mampu meningkatkan kemampuan manajemen pembangunan daerah dalam Bidang Infrastruktur.

Adapun cakupan RPIJM Bidang Infrastruktur, yaitu :

Memberikan arahan proses penyusunan Rencana Program Infrastruktur Jangka Menengah Bidang Permukiman terutama yang dibiayai dari APBN maupun APBD (Cost Sharing maupun Joint Program) Propinsi maupun Kabupaten/Kota dalam rangka mendukung pencapaian sasaran pembangun an lima tahun Bidang Permukiman sebagaimana dimaksud dalam RPJMN

dan seterusnya maupun MDG 2015 yang akan datang. Pembangunan daerah Bidang Infrastruktur terutama di kota

menjadi prioritas dalam rangka pemertaan pembangunan dan peningkatan pertumbuhan daerah.

Sistematika RPIJM mencakup :

Isu dan kecenderungan situasi dan kondisi yang perlu diperhatikan

Kerangka logis (Logical Framework)penyusunan RPIJM Bidan Infrastruktur dan sasaran/ keluaran yang perlu dicapai.

Rencana pembangunan perkotaan,

Sinkronisasi dan prioritas program (kesepakatan program/ anggaran ringkasan memorandum program),

Program infestasi infrastruktur Bidang Permukiman dalam penyediaan perumahan dan pemukiman; perbaikan perumahan dan permukiman; penyehatan lingkungan permukiman (pengelolaan air limbah, pengelolaan persampahan, penanganan drainase), penyediaan dan pengelolaan air minum; penataan bangunan; dan pembangunan jalan dan jembatan serta pengendalian banjir,

Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL),

Analisis Keuangan Daerah dan Pembiayaan Program Pembangunan, Rencana Peningkatan Pendapatan Daerah,

penyedia jasa konsultansi harus melakukan diskusi dan asistensi kepada

penyusunan RPIJM Kabupaten/Kota, pada hakekatnya mencakup proses, kerangka pembahasan, analisa kelayakan program serta sintesis program dan anggaran dalam rangka mewujudkan perencanaan program infrastruktur yang berkualitas (RPIJM yang berkualitas), sehingga mampu meningkatkan kemampuan manajemen pembangunan daerah

Memberikan arahan proses penyusunan Rencana Program Infrastruktur kiman terutama yang dibiayai dari APBN ) Propinsi maupun Kabupaten/Kota dalam rangka mendukung pencapaian sasaran pembangun-an lima tahun Bidpembangun-ang Permukimpembangun-an sebagaimpembangun-ana dimaksud dalam RPJMN

usnya maupun MDG 2015 yang akan datang.

Pembangunan daerah Bidang Infrastruktur terutama di kota-kota yang menjadi prioritas dalam rangka pemertaan pembangunan dan peningkatan

dan kondisi yang perlu diperhatikan

penyusunan RPIJM Bidan Infrastruktur

Sinkronisasi dan prioritas program (kesepakatan program/ anggaran

Program infestasi infrastruktur Bidang Permukiman dalam penyediaan perumahan dan pemukiman; perbaikan perumahan dan permukiman; penyehatan lingkungan permukiman (pengelolaan air limbah, pengelolaan inase), penyediaan dan pengelolaan air minum; penataan bangunan; dan pembangunan jalan dan jembatan serta

(9)

 Rencana Pengembangan Kelembagaan Daerah,

 Lampiran penunjang.

Cakupan komponen program investasi RPIJM tersebut pada hakekatnya harus dipertimbangkan selain untuk mencapai sasaran RPJMN 200

ditinjau secara kontekstual sesuai dengan tantangan pembangunan masing masing Kabupaten/ Kota. Dalam hal ini cakupan komponen program untuk Kabupaten/ Kota yang satu dengan yang lainnya dapat saja berbeda sesuai dengan kebutuhan.

1.5. Landasan Hukum

Landasan hukum dalam Penyusunan RPIJM antara lain sebagai berikut :

1. Undang-Undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional;

2. Undang-undang No. 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang; 3. Undang-Undang Nomor. 32 Tahun 2004 tentan

4. Undang-Undang Nomor. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah;

5. Undang-Undang No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara 6. Undang-Undang No. 7 Tahun 2004 tentang Sumberdaya Air;

7. Undang-Undang No. 25 tahun 2004 tentang Sistem Perecanaan Pembangunan Nasional (SPPN).

8. Undang-Undang No. 38 Tahun 2004 tentang Jalan

9. Undang-Undang No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;

10. Undang-Undang No. 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman; 11. Undang-Undang No. 16 Tahun 1985 tentang Rumah Susun;

Landasan Operasional berupa kebijakan strategi, yaitu:

1. Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi Sebagai Daerah Otonom

2. Keputusan Presiden No. 7 Tahun 200 Jangka Menengah Nasional 2004

3. Peraturan Presiden No. 7 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2004

4. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 51 tahun 2005 tentang RENSTRA Departemen Pekerj

Rencana Pengembangan Kelembagaan Daerah, Lampiran penunjang.

Cakupan komponen program investasi RPIJM tersebut pada hakekatnya harus dipertimbangkan selain untuk mencapai sasaran RPJMN 200

ditinjau secara kontekstual sesuai dengan tantangan pembangunan masing masing Kabupaten/ Kota. Dalam hal ini cakupan komponen program untuk Kabupaten/ Kota yang satu dengan yang lainnya dapat saja berbeda sesuai

Landasan hukum dalam Penyusunan RPIJM antara lain sebagai berikut :

Undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional;

undang No. 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang;

Undang Nomor. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Undang Nomor. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah;

Undang No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara Undang No. 7 Tahun 2004 tentang Sumberdaya Air;

Undang No. 25 tahun 2004 tentang Sistem Perecanaan Pembangunan Nasional (SPPN).

Undang No. 38 Tahun 2004 tentang Jalan

Undang No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;

Undang No. 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman; Undang No. 16 Tahun 1985 tentang Rumah Susun;

Landasan Operasional berupa kebijakan strategi, yaitu:

Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi Sebagai Daerah Otonom

Keputusan Presiden No. 7 Tahun 2004 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2004-2009;

Peraturan Presiden No. 7 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2004-2009;

Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 51 tahun 2005 tentang RENSTRA Departemen Pekerjaan Umum 2005-2009.

Cakupan komponen program investasi RPIJM tersebut pada hakekatnya harus dipertimbangkan selain untuk mencapai sasaran RPJMN 2009-2014 juga harus ditinjau secara kontekstual sesuai dengan tantangan pembangunan masing-masing Kabupaten/ Kota. Dalam hal ini cakupan komponen program untuk Kabupaten/ Kota yang satu dengan yang lainnya dapat saja berbeda sesuai

Landasan hukum dalam Penyusunan RPIJM antara lain sebagai berikut :

Undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan

undang No. 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang;

g Pemerintahan Daerah. Undang Nomor. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan

Undang No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara Undang No. 7 Tahun 2004 tentang Sumberdaya Air;

Undang No. 25 tahun 2004 tentang Sistem Perecanaan

Undang No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;

Undang No. 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman; Undang No. 16 Tahun 1985 tentang Rumah Susun;

Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah

4 tentang Rencana Pembangunan

Peraturan Presiden No. 7 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan

(10)

5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 494/PRT/M/2005 tentang Kebijakan Nasional Strategi Pengembangan (KNSP) Perumahan dan Permukiman;

6. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 20/PRT/M/2006 tentang Kebijakan Strategi Nasional Pengemb

Minum;

7. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 21/PRT/M/2006 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan (KNSP

Pengelolaan Persampahan;

8. Surat Edaran Menteri Dalam Negeri No 50 tahun 2005 tentang Penyusunan RPJP dan RPJM Daerah.

9. Peraturan Daerah Propinsi Jawa Timur No. 8 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Propinsi Jawa Timur Tahun 2006-2008

10. Peraturan Daerah Kabupaten Banyuwangi No...Tahun..tentang Pokok Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah

11. Peraturan Daerah Kabupaten Banyuwangi No.10 Tahun 2011 tentang Visi Dan Misi Kabupaten Banyuwangi Tahun 2010

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 494/PRT/M/2005 tentang Kebijakan Nasional Strategi Pengembangan (KNSP) Perumahan dan

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 20/PRT/M/2006 tentang Kebijakan Strategi Nasional Pengembangan (KNSP) Sistem Penyediaan Air

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 21/PRT/M/2006 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan (KNSP

Pengelolaan Persampahan;

Surat Edaran Menteri Dalam Negeri No 50 tahun 2005 tentang Penyusunan RPJP dan RPJM Daerah.

Peraturan Daerah Propinsi Jawa Timur No. 8 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Propinsi Jawa Timur

2008

Peraturan Daerah Kabupaten Banyuwangi No...Tahun..tentang Pokok Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah

Peraturan Daerah Kabupaten Banyuwangi No.10 Tahun 2011 tentang Visi Dan Misi Kabupaten Banyuwangi Tahun 2010 – 2015.

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 494/PRT/M/2005 tentang Kebijakan Nasional Strategi Pengembangan (KNSP) Perumahan dan

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 20/PRT/M/2006 tentang angan (KNSP) Sistem Penyediaan Air

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 21/PRT/M/2006 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan (KNSP-SPP) Sistem

Surat Edaran Menteri Dalam Negeri No 50 tahun 2005 tentang Petunjuk

Peraturan Daerah Propinsi Jawa Timur No. 8 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Propinsi Jawa Timur

Peraturan Daerah Kabupaten Banyuwangi No...Tahun..tentang Pokok –

(11)

2.1.

Profil

Geografi

2.1.1. Posisi Geografis

Kabupaten Banyuwangi terletak di ujung timur pulau jawa atau di ujung timur Provinsi Jawa Timur, berbatas

wilayah 5.782.50 km

seluas 223,149 ha atau 38,59%. Lahan persawahan

11,58%, perkebunan seluas 45.311 ha atau 7,84%, permukiman seluas 125,241 ha atau 21,66%, dan sisanya dimanfaatkan untuk jalan, ladang dll. Selain itu, Wilayah Kabupaten Banyuwangi memiliki garis pantai sepanjang lebih kurang 175,8 k

terletak di ujung timur pulau Jawa. Wilayah daratannya terdiri atas dataran tinggi berupa pegunungan, yang merupakan daerah penghasil produk perkebunan; dan dataran rendah dengan berbagai potensi produ

pertanian, serta daerah sekitar garis pantai yang membujur dari arah utara ke selatan yang merupakan daerah penghasil berbagai biota laut.

Batas Wilayah Kabupaten Banyuwangi sebelah utara Kabupaten Situbondo, sebelah timur Selat Bali, sebelah selat

barat berbatasan dengan Kabupaten Jember dan Bondowoso. Berdasarkan garis batas koordinatnya, posisi Kabupaten Banyuwangi terletak di antara 7 43’ - 8046’: Lintang Selatan dan 113

Topografi wilayah daratan Kabupaten Banyuwangi bagian barat dan utara pada umumnya merupakan pegunungan, dan bagian selatan sebagian besar merupakan dataran rendah. Tingkat kemiringan rata

barat dan utara 400, dengan rata

Posisi Geografis

Banyuwangi terletak di ujung timur pulau jawa atau di ujung timur Provinsi Jawa Timur, berbatasan langsung dengan Selat Bali, dengan luas wilayah 5.782.50 km2. Sebagian besar wilayah daratannya berupa hutan seluas 223,149 ha atau 38,59%. Lahan persawahan sekitar 66.983 ha atau 11,58%, perkebunan seluas 45.311 ha atau 7,84%, permukiman seluas 125,241 ha atau 21,66%, dan sisanya dimanfaatkan untuk jalan, ladang dll. Selain itu, Wilayah Kabupaten Banyuwangi memiliki garis pantai sepanjang lebih kurang 175,8 km, dan 10 pulau. Secara geografis Kabupaten Banyuwangi terletak di ujung timur pulau Jawa. Wilayah daratannya terdiri atas dataran tinggi berupa pegunungan, yang merupakan daerah penghasil produk perkebunan; dan dataran rendah dengan berbagai potensi produ

pertanian, serta daerah sekitar garis pantai yang membujur dari arah utara ke selatan yang merupakan daerah penghasil berbagai biota laut.

Batas Wilayah Kabupaten Banyuwangi sebelah utara Kabupaten Situbondo, sebelah timur Selat Bali, sebelah selatan Samudera Indonesia, dan sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Jember dan Bondowoso. Berdasarkan garis batas koordinatnya, posisi Kabupaten Banyuwangi terletak di antara 7

46’: Lintang Selatan dan 113053’ - 114038’ Bujur Timur.

wilayah daratan Kabupaten Banyuwangi bagian barat dan utara pada umumnya merupakan pegunungan, dan bagian selatan sebagian besar merupakan dataran rendah. Tingkat kemiringan rata-rata pada wilayah bagian barat dan utara 400, dengan rata-rata curah hujan lebih tinggi bila dibanding Banyuwangi terletak di ujung timur pulau jawa atau di ujung timur n langsung dengan Selat Bali, dengan luas . Sebagian besar wilayah daratannya berupa hutan sekitar 66.983 ha atau 11,58%, perkebunan seluas 45.311 ha atau 7,84%, permukiman seluas 125,241 ha atau 21,66%, dan sisanya dimanfaatkan untuk jalan, ladang dll. Selain itu, Wilayah Kabupaten Banyuwangi memiliki garis pantai sepanjang m, dan 10 pulau. Secara geografis Kabupaten Banyuwangi terletak di ujung timur pulau Jawa. Wilayah daratannya terdiri atas dataran tinggi berupa pegunungan, yang merupakan daerah penghasil produk perkebunan; dan dataran rendah dengan berbagai potensi produk hasil pertanian, serta daerah sekitar garis pantai yang membujur dari arah utara ke selatan yang merupakan daerah penghasil berbagai biota laut.

Batas Wilayah Kabupaten Banyuwangi sebelah utara Kabupaten Situbondo, an Samudera Indonesia, dan sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Jember dan Bondowoso. Berdasarkan garis batas koordinatnya, posisi Kabupaten Banyuwangi terletak di antara 70

38’ Bujur Timur.

wilayah daratan Kabupaten Banyuwangi bagian barat dan utara pada umumnya merupakan pegunungan, dan bagian selatan sebagian besar rata pada wilayah bagian bih tinggi bila dibanding

(12)

dengan bagian wilayah lainnya. Daratan yang datar sebagian besar mempunyai tingkat kemiringan kurang dari 150, dengan rata

cukup memadai, sehingga akan bisa menambah tingkat kesuburan tanah. Dataran rendah yang te

banyak sungai yang selalu mengalir dalam sepanjang tahun. Di Kabupaten Banyuwangi tercatat 35 DAS, sehingga disamping dapat mengairi hamparan sawah yang sangat luas, juga berpengaruh positif terhadap tingkat

tanah. Kabupaten Banyuwangi merupakan bagian yang paling Timur dari Wilayah Propinsi Jawa Timur, terletak diantara koordinat 7

Selatan dan 113053'

dalam 24 wilayah kecamatan, wilayah Kabupaten Banyuwangi :

Sebelah Utara Sebelah Timur Sebelah Selatan Sebelah Barat

Selanjutnya dapat dilihat pada

Luas Masing

Sumber :

dengan bagian wilayah lainnya. Daratan yang datar sebagian besar mempunyai tingkat kemiringan kurang dari 150, dengan rata

cukup memadai, sehingga akan bisa menambah tingkat kesuburan tanah. Dataran rendah yang terbentang luas dari selatan hingga utara terdapat banyak sungai yang selalu mengalir dalam sepanjang tahun. Di Kabupaten Banyuwangi tercatat 35 DAS, sehingga disamping dapat mengairi hamparan sawah yang sangat luas, juga berpengaruh positif terhadap tingkat

Kabupaten Banyuwangi merupakan bagian yang paling Timur dari Wilayah Propinsi Jawa Timur, terletak diantara koordinat 70

53' - 114038' Bujur Timur. Kabupaten Banyuwangi terbagi dalam 24 wilayah kecamatan, dengan luas wialayah 5482,5 Km

wilayah Kabupaten Banyuwangi :

Sebelah Utara : Kabupaten Situbondo dan Bondowoso Sebelah Timur : Selat Bali

Sebelah Selatan : Samudera Indonesia

Sebelah Barat : Kabupaten Jember dan Bondowoso Selanjutnya dapat dilihat padaTabel : 2.01 - 2.02 dan Peta : I

Tabel : 2.01

Luas Masing-Masing Wilayah Kecamatan Kabupaten Banyuwangi - Tahun 2010 No. Kecamatan Luas Wilayah(Km2) 1. Pesanggaran 802,50 2. Siliragung 95,15 3. Bangorejo 137,43 4. Purwoharjo 200,30 5. Tegaldlimo 1.341,12 6. M u n c a r 146,07 7. C l u r i n g 97,44 8. Gambiran 66,77 9. Tegalsari 65,23 10. Glenmore 421,98 11. Kalibari 406,76 12. G e n t e n g 82,34 13. S r o n o 100,77 14. Rogojampi 102,33 15. K a b a t 107,48 16. Singojuruh 59,89 17. S e m p u 174,83 18. S o n g g o n 301,84 19. G l a g a h 76,75 20. L i c i n 169,25 21. Banyuwangi 30,13 22. G i r i 21,31 23. Kalipuro 310,03 24. Wongsorejo 464,80 Jumlah 5.782,50

Sumber : Kabupaten Banyuwangi Dalam Angka Tahun 2011.

dengan bagian wilayah lainnya. Daratan yang datar sebagian besar mempunyai tingkat kemiringan kurang dari 150, dengan rata-rata curah hujan cukup memadai, sehingga akan bisa menambah tingkat kesuburan tanah. rbentang luas dari selatan hingga utara terdapat banyak sungai yang selalu mengalir dalam sepanjang tahun. Di Kabupaten Banyuwangi tercatat 35 DAS, sehingga disamping dapat mengairi hamparan sawah yang sangat luas, juga berpengaruh positif terhadap tingkat kesuburan Kabupaten Banyuwangi merupakan bagian yang paling Timur dari

0

43' - 8046 Lintang 38' Bujur Timur. Kabupaten Banyuwangi terbagi dengan luas wialayah 5482,5 Km2. Batas-batas

Kabupaten Situbondo dan Bondowoso

Kabupaten Jember dan Bondowoso

(13)

No. Kecamatan Pe sa n g g ar an S ili ra g u n g B an g or ej o Pu rw o h ar jo 1. Pesanggaran 7 18 24 2. Siliragung 7 11 17 3. Bangorejo 18 11 6 4. Purwoharjo 24 17 6 5. Tegaldlimo 44 37 26 20 6. M u n c a r 58 51 40 34 7. C l u r i n g 32 25 14 85 8. Gambiran 31 24 13 16 9. Tegalsari 37 30 19 22 10. Glenmore 40 33 22 33 11. Kalibari 50 43 32 59 12. G e n t e n g 37 30 19 21 13. S r o n o 39 32 21 12 14. Rogojampi 44 37 26 21 15. K a b a t 49 42 31 31 16. Singojuruh 60 53 42 42 17. S e m p u 47 40 29 29 18. S o n g g o n 61 54 43 42 19. G l a g a h 65 58 47 43 20. L i c i n 73 66 55 51 21. Banyuwangi 60 53 42 41 22. G i r i 65 58 47 43 23. Kalipuro 68 61 50 47 24. Wongsorejo 94 87 76 53

Sumber : Kabupaten Banyuwangi Dalam Angka Tahun 201

Tabel : 2.02

Jarak (Km) Terdekat Antar Kecamatan Tahun 2010 Kabupaten Banyuwangi T eg al d lim o M u n c a r C l u r i n g G am b ir an T eg al sa ri G le n m o re K al ib ar i G e n t e n g S r o n o R og o ja m p i K a b a t S in g o ju ru h S e m p u S o n g g o n 44 58 32 31 37 40 50 37 39 44 49 60 47 61 37 51 25 24 30 33 43 30 32 37 42 53 40 54 26 40 14 13 19 22 32 19 21 26 31 42 29 43 20 35 9 16 22 33 59 21 12 21 31 42 29 42 15 31 41 47 63 78 48 35 47 52 61 53 65 15 15 25 31 45 50 30 7 17 22 27 42 36 31 15 5 11 32 37 17 7 18 23 33 27 36 41 25 5 6 25 30 10 11 21 25 25 20 41 47 31 11 6 31 36 16 17 27 31 31 26 47 63 45 32 25 31 5 15 38 48 53 35 25 72 78 20 37 30 36 5 20 44 54 59 40 30 73 48 30 17 10 16 15 20 24 34 39 15 10 53 35 7 7 11 17 36 41 22 10 15 25 32 29 47 17 18 21 27 39 44 24 10 5 15 25 19 52 22 23 25 31 53 59 39 15 5 20 30 24 61 27 33 25 31 35 30 25 25 15 20 10 10 53 42 27 20 26 15 30 10 32 25 30 10 20 55 36 36 41 47 72 73 53 29 19 24 10 20 67 37 37 40 46 70 75 54 29 20 19 35 45 39 75 45 45 48 54 78 83 62 37 28 27 43 53 47 61 32 32 40 46 65 70 50 24 15 10 30 40 34 64 35 35 43 49 68 73 53 27 18 13 33 43 37 69 39 39 47 53 72 77 57 41 22 17 37 47 41 91 69 69 77 83 102 107 87 71 52 47 60 70 69

Sumber : Kabupaten Banyuwangi Dalam Angka Tahun 201 1.

G l a g a h L i c i n B an yu w an g i G i r i K al ip u ro W o n g so re jo 65 73 60 65 68 94 58 66 53 58 61 87 47 55 42 47 50 76 43 51 41 43 47 53 67 75 61 64 69 91 32 45 32 35 39 69 37 45 32 35 39 69 40 48 40 43 42 77 46 54 46 49 53 83 70 78 65 68 72 102 75 83 70 73 77 107 54 62 50 53 57 87 29 37 24 27 41 71 20 28 15 18 22 52 19 27 10 13 17 40 35 43 30 33 37 60 45 53 40 43 47 70 39 47 34 37 41 69 8 5 4 8 35 8 13 12 16 43 5 13 3 7 30 5 12 3 4 33 4 16 7 4 35 64 43 30 33 35

(14)
(15)

2.1.2. Kondisi Topografis

A. Topografi

Kabupaten Banyuwangi terletak di

laut. Berdasarkan klasifikasi Wilayah Tanah Usaha (WTU) ketinggian tersebut dibedakan atas :

1. Ketinggian 0 - 100 meter di atas permukaan laut hampir terdapat pada seluruh wilayah kecamatan di Kabupaten Banyuwangi

2. Glagah, Songgon, Glenmore, Kalibaru, Genteng, Sempu dan wilayah Kecamatan Singojuruh.

3. Ketinggian 100 - 500 meter di atas permukaan laut hampir terdapat di seluruh wilayah kecamatan di Kabupaten Banyuwangi kecuali Kecamatan Banyuwangi dan wilayah Kecama

4. Ketinggian 500

-Kecamatan Wongsorejo, Kalipuro, Glagah, Songgon, Kalibaru, Glenmore, Sempu dan Kecamatan Pesanggaran.

5. Ketinggian 1000

Kecamatan Wongsorejo, Kalipuro, Glagah, Songgon, Kalibaru dan Kecamatan Glenmore.

6. Ketinggian lebih dari 1500

wilayah Kecamatan Wongsorejo, Kalipuro, Glagah, Songgon, Kalibaru dan Kecamatan Glenmore.

7. Ketinggian lebih dari 2000

wilayah Kecamatan Kalipuro, Songgon dan Wilayah Kecamatan

Glenmore.Daerah wilayah Kecamatan pantai meliputi Kecamatan Wongsorejo, Kalipuro, Banyuwangi, Kabat, Rogojampi, Muncar, Tegaldlimo, Purwoharj wilayah Kecamatan Pesanggaran.

B. Kelerengan Lahan/ Slope.

Tingkat Lereng/ kemiringan tanah di Kabupaten Banyuwangi adalah sebagai berikut :

1. Lereng dengan kemiringan 0 wilayah Kabupaten Banyuwangi.

2. Paling luas terdapat di wilayah Kecamatan Bangorejo, dan yang tidak mempunyai kemiringan lereng 0

Songgon.

Kondisi Topografis

Banyuwangi terletak di ketinggian 0 – 2.500 meter di atas permukaan laut. Berdasarkan klasifikasi Wilayah Tanah Usaha (WTU) ketinggian tersebut

100 meter di atas permukaan laut hampir terdapat pada seluruh wilayah kecamatan di Kabupaten Banyuwangi.

Glagah, Songgon, Glenmore, Kalibaru, Genteng, Sempu dan wilayah Kecamatan Singojuruh.

500 meter di atas permukaan laut hampir terdapat di seluruh wilayah kecamatan di Kabupaten Banyuwangi kecuali Kecamatan Banyuwangi dan wilayah Kecamatan Muncar.

- 1000 meter diatas permukaan laut meliputi

Kecamatan Wongsorejo, Kalipuro, Glagah, Songgon, Kalibaru, Glenmore, dan Kecamatan Pesanggaran.

Ketinggian 1000 - 1500 meter di atas permukaan laut meliputi wilayah matan Wongsorejo, Kalipuro, Glagah, Songgon, Kalibaru dan Kecamatan

Ketinggian lebih dari 1500 - 2000 meter di atas permukaan laut meliputi wilayah Kecamatan Wongsorejo, Kalipuro, Glagah, Songgon, Kalibaru dan Kecamatan Glenmore.

h dari 2000 - 2500 meter di atas permukaan laut meliputi

wilayah Kecamatan Kalipuro, Songgon dan Wilayah Kecamatan

Glenmore.Daerah wilayah Kecamatan pantai meliputi Kecamatan Wongsorejo, Kalipuro, Banyuwangi, Kabat, Rogojampi, Muncar, Tegaldlimo, Purwoharj wilayah Kecamatan Pesanggaran.

Kelerengan Lahan/ Slope.

Tingkat Lereng/ kemiringan tanah di Kabupaten Banyuwangi adalah sebagai

Lereng dengan kemiringan 0 - 2 % seluas 204,99 Ha atau 35,45 % dari luas wilayah Kabupaten Banyuwangi.

luas terdapat di wilayah Kecamatan Bangorejo, dan yang tidak mempunyai kemiringan lereng 0 - 2 % adalah wilayah Kecamatan Glagah dan 2.500 meter di atas permukaan laut. Berdasarkan klasifikasi Wilayah Tanah Usaha (WTU) ketinggian tersebut

100 meter di atas permukaan laut hampir terdapat pada seluruh

Glagah, Songgon, Glenmore, Kalibaru, Genteng, Sempu dan wilayah

500 meter di atas permukaan laut hampir terdapat di seluruh wilayah kecamatan di Kabupaten Banyuwangi kecuali Kecamatan Banyuwangi

1000 meter diatas permukaan laut meliputi wilayah Kecamatan Wongsorejo, Kalipuro, Glagah, Songgon, Kalibaru, Glenmore,

1500 meter di atas permukaan laut meliputi wilayah matan Wongsorejo, Kalipuro, Glagah, Songgon, Kalibaru dan Kecamatan

2000 meter di atas permukaan laut meliputi wilayah Kecamatan Wongsorejo, Kalipuro, Glagah, Songgon, Kalibaru dan

2500 meter di atas permukaan laut meliputi

wilayah Kecamatan Kalipuro, Songgon dan Wilayah Kecamatan

Glenmore.Daerah wilayah Kecamatan pantai meliputi Kecamatan Wongsorejo, Kalipuro, Banyuwangi, Kabat, Rogojampi, Muncar, Tegaldlimo, Purwoharjo dan

Tingkat Lereng/ kemiringan tanah di Kabupaten Banyuwangi adalah sebagai

2 % seluas 204,99 Ha atau 35,45 % dari luas

luas terdapat di wilayah Kecamatan Bangorejo, dan yang tidak Kecamatan Glagah dan

Referensi

Dokumen terkait

Harga merupakan salah satu item pertimbangan yang masuk dalam kategori lapis kedua. Ini terungkap dalam wawancara dengan Ibu Maya yang menjelaskan pada darsarnya kwalitas

Seluruh Staff Tata Usaha Fakultas Psikologi UNIKA Widya Mandala Surabaya yang telah memberikan banyak informasi dan membantu penulis untuk menyelesaikan

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui dan menganalisis apakah Return On Asset, Return On Equity, Earnings Per Shares, dan Net Profit Margin berpengaruh secara

Oleh karena itu perlu dikaji mengenai partisipasi petani dalam program seribu hektar sistem tanam padi jajar legowo di Kecamatan Karangpandan Kabupaten Karanganyar,

menulis laporan akhir yang judul “Analisis Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan pada Dinas Pendapatan Kota Palembang ”. 1.2

Kadar air yang ditingkatkan terus secara bertahap pada usaha pemadatan yang sama, maka berat dari jumlah bahan padat dalam tanah persatuan volume juga akan meningkat

Sebuah tag RFID selangkah lebih maju dengan mengemisikan sebuah nomor seri unik di antara jutaan obyek yang identik, sehingga ia dapat mengindikasikan “Ini

Inkubator Bisnis yang selama ini dikenal sebagai tempat bagi mahasiswa yang ingin berwirausaha, menjadikan inkubator bisnis ini sebagai batu loncatan menuju kewirausahaan