• Tidak ada hasil yang ditemukan

RS UNAIR Siap Terima Pasien HIV/AIDS pada Maret 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RS UNAIR Siap Terima Pasien HIV/AIDS pada Maret 2016"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

RS UNAIR Siap Terima Pasien

HIV/AIDS pada Maret 2016

UNAIR NEWS – RS UNAIR siap terima pasien HIV/AIDS pada Maret

2016. Untuk itu, RS UNAIR akan membentuk pusat pengobatan HIV/AIDS. Hal itu diungkapkan Direktur RS UNAIR, Prof. Dr. Nasronuddin. Dia menargetkan RS UNAIR sudah memiliki ijin untuk melakukan pengobatan terhadap orang dengan HIV/AIDS (ODHA).

“Minggu depan, kami siapkan struktur pusat yang akan melakukan pelayanan ARV. Kami juga segera melaksanakan training tenaga medis dalam melayani ODHA. Dalam dua bulan, saya menargetkan RS ini akan siap menerima pasien HIV/AIDS, dan mampu memberikan pengobatan ARV. Juga siap melayani rawat inap di RS Khusus Infeksi UNAIR,” kata Guru Besar Fakultas Kedokteran UNAIR itu.

Sementara itu guna menekan angka penularan HIV/AIDS dari ibu ke anaknya, Rumah Sakit Universitas Airlangga bekerjasama dengan United Nations Children’s Fund (UNICEF) melakukan riset tentang “Prevent Mother to Child Transmission” (PMTCT) HIV/AIDS, yang dilakukan sejak tahun lalu. Hasil riset tersebut akhirnya dipresentasikan di depan para Kepala Puskesmas se-Kota Surabaya dan representasi UNICEF, yang dilaksanakan di lantai VIII RS UNAIR, Kamis (21/1).

Presentasi hasil riset itu disampaikan sendiri oleh Direktur RS UNAIR Prof. Dr. Nasronudin, dr., Sp.PD-KPTI, FINASIM, didampingi Manajer Keperawatan RS UNAIR Purwaningsih, S.Kp., M.Kes. Riset program PMTCT itu dilakukan di sejumlah Puskesmas di Surabaya, seperti Puskesmas Dupak, Jagir, Perak Timur, Putat, Sememi, dan di RS Dr. Soetomo.

Salah satu program PMTCT ini adalah mewajibkan ibu hamil untuk melakukan deteksi dini HIV/AIDS, sasarannya agar virus tidak

(2)

menular kepada anak. Bagi ibu hamil yang mengidap HIV ia akan segera mendapatkan pengobatan antiretroviral (ARV) dan mengurangi risiko penularan kepada anaknya.

Bagaimana pelaksanaan program PMTCT di Surabaya? Purwaningsih yang juga peneliti PMTCT menjelaskan, bahwa sumber daya manusia yang dimiliki lima Puskesmas di Surabaya itu sudah mumpuni, dimana mereka sudah mendapatkan pelatihan sejak lima tahun yang lalu. Sehingga kader-kader Puskesmas yang baru juga perlu diberikan pelatihan. Apalagi, tambah Purwaningsih, SDM yang dimiliki Puskesmas punya motivasi dan komitmen untuk mengatasi penularan HIV/AIDS dari ibu ke anak.

Dari segi pelayanan laboratorium, disampaikan bahwa terkadang pegawai Puskesmas melaksanakan jemput bola kepada ibu hamil. Biasanya, pegawai Puskesmas bekerjasama dengan bidan swasta untuk melakukan deteksi dini HIV/AIDS terhadap ibu hamil.

“Namun ada juga ibu hamil yang menolak obat ARV karena stigma di masyarakat. Sebagian besar dari mereka juga tidak termonitor setelah mendapat rujukan balik dari rumah sakit ke Puskesmas. Ada juga ibu hamil yang positif HIV namun tidak berani mengajak suaminya melakukan deteksi dini HIV/AIDS,” tutur mantan Dekan Fakultas Keperawatan UNAIR ini.

Suami dari ibu hamil dengan HIV/AIDS juga merupakan bagian penting dari penularan HIV/AIDS dari ibu ke anak. Prof. Nasron yang juga peneliti penyakit tropik mengatakan kurangnya pengetahuan dan pemahaman dari suami, menyebabkan suami melarang istri untuk dideteksi dini HIV/AIDS. (*)

Penulis : Okky Putri Editor: Bambang Bes

(3)

[Podcast] UKM Seni Religi,

Sebarkan Dakwah Lewat Seni

RADIO UNAIR – Berdakwah selalu identik dengan ceramah di

mimbar di depan halayak luas. Padahal berdakwah sendiri bisa dilakukan melalui berbagai macam cara. Seperti Sunan Kalijaga pada jaman dulu, beliau berdakwah dengan menggunakan simbol budaya jawa seperti menggunakan Wayang, Gamelan dan tembang tembang Jawa yang disisipkan dalam ajaran Islam.

Sama seperti yang dilakukan UKM Seni Religi Airlangga, UKM baru di Universitas Airlangga ini menggunakan seni sebagai media dakwah. Cara ini sangat kreatif digunakan sekaligus menampung minat dan bakat mahasiswa yang tertarik berkesenian islami.

Tujuan terbentuknya UKM ini selain sebagi media syiar dakwah juga menyuarakan shalawat di Universitas Airlangga. UKM Seni Religi Airlangga sendiri baru mendapat SK (Surat Keputusan) resmi sebagai UKM di awal bulan Januari ini. Sebelumnya, UKM ini hanya sebuah komunitas gabungan yang merupakan kumpulan komunitas-komunitas seni islami dari beberapa fakultas.

UKM Seni Religi mempunyai empat divisi yaitu Al banjari, Nasyid, MTQ (Musabaqah Tilawatil Quran), dan kaligrafi. Meskipun baru seumur jagung, prestasi yang ditorehkan UKM Seni Religi ini sudah luar biasa, beberapa anggota UKM Seni Religi ini pernah didelegasikan untuk mengikuti lomba MTQMN 2015 di Universitas Indonesia dan menyabet Juara umum ketiga dalam tingkat nasional.

Berikut wawancara Radio Unair dengan anggota UKM Seni Islami Airlangga pada tanggal 19 Januari 2016. (faf)

(4)

Ahli Gizi FKM UNAIR Ini

Ciptakan Formula Biskuit dari

Ikan Lele

UNAIR NEWS – Siapa tak suka biskuit? Apalagi biskuit tersebut

mengandung nilai gizi yang dibutuhkan sesuai dengan usia dan keadaan tubuh konsumen. Ketika Anda memakannya, Anda tak perlu cemas dengan kandungan gizinya. Karena formula biskuit tersebut dibuat langsung oleh Dr. Annis Catur Adi, Ir., M.Si, ahli gizi FKM UNAIR.

Biskuit dengan formula gizi yang pas itu bernama Clarias. Nama Clarias sebenarnya berasal dari nama ilmiah ikan lele, yaitu

Clarias sp. Bahan utama yang digunakan untuk membuat Clarias

adalah tepung ikan yang terdiri dari kepala ikan, dan daging ikan. Dalam pengolahannya, tepung ikan lele itu dikombinasi d e n g a n p r o b i o t i k E n t e r o c o c o u s I S 2 7 3 5 y a n g d i

-mikroenkapsulasi (proses fisik bahan aktif seperti partikel

yang dikemas untuk melindungi suatu zat agar tetap tersimpan dalam keadaan baik pada saat digunakan, red).

Annis membuat formula berbeda yang diperuntukkan bagi balita, remaja, dan lanjut usia (lansia). Bahan utama yang digunakan untuk membuat Clarias bagi balita adalah tepung daging ikan lele yang mengandung banyak protein dan tiga nutrisi asam amino yang unik, yaitu Threonine, Methionine, dan Lysine.

“Pada serelia yang sering dikonsumsi oleh anak-anak balita, kandungan asam aminonya hanya sedikit. Padahal, rata-rata yang menyebabkan tubuh tak berkembang optimal adalah karena defisit asam amino. Pada lele, kandungan asam aminonya tinggi. Ini sudah diuji selama sepuluh hari kepada balita dengan berat

(5)

badan rendah. Hasilnya, berat badan balita itu meningkat satu kilogram,” ujar Kepala Departemen Gizi FKM UNAIR itu.

Lain balita, lain pula untuk remaja dan lansia. Clarias bagi remaja, mengandung lebih banyak kalsium daripada protein. Kandungan kalsium bagi remaja bermanfaat untuk memaksimalkan pertumbuhan dan pengerasan tulang. Begitu pula Clarias bagi lansia. Sebab, pada usia lanjut, kejadian osteoporosis tengah berlangsung, sehingga tubuh memerlukan kalsium yang tinggi. “Saat remaja yang optimal adalah pembentukan tulang, sedangkan pada saat lansia kalsium bermanfaat untuk mengganti tulang-tulang yang keropos. Ini perlu asupan makanan. Kita beri Clarias yang mengandung lebih banyak tepung dari kepala ikan lele,” ungkap Annis.

Salah satu produk biskuit olahan Dr. Annis Catur Adi, Ir., M.Si. ( Foto: Dokumentasi Pribadi)

Inovasi dan prestasi produk

Pria kelahiran Tulungagung itu menggunakan prinsip zero waste dalam mengolah ikan lele. Seluruh bagian tubuh ikan lele,

(6)

seperti kepala dan daging diolah menjadi tepung. Pengubahan wujud menjadi tepung juga dilakukannya untuk menarik perhatian anak-anak yang tak doyan makan ikan. Bahan lainnya seperti kulit, oleh Annis dijadikannya keripik.

“Mengapa tepung? Pertama, karena bahan makanan hewani itu mudah rusak. Makanya kami berupaya untuk mengubah lele ini menjadi makanan yang tahan lama. Kedua, lele itu binatang yang kurang cakep ya. Apalagi kalau sasarannya untuk anak-anak, jadi kurang pas. Kalau udah jadi tepung kan mereka nggak tahu itu lele. Kalau kita mengubah lele hanya menjadi tepung, maka ada bahan sisa. Padahal prinsip kami adalah zero waste. Kami juga ambil kulitnya, dan dibuatlah keripik,” tutur dosen berprestasi kedua UNAIR tahun 2014 itu.

Dari ikan berkumis pula, Annis bekerjasama dengan rekan-rekannya di bidang boga, berhasil mengolah ikan lele ke berbagai produk seperti biskuit, kerupuk, nugget, bakso, dan lain-lain. Sampai saat ini, telah lebih dari 20 bentuk makanan dari olahan ikan berkumis itu.

“Manusia kan punya selera jadi kami bikin variasi. Maka kami kembangkan tepung ikan lele. Kami bekerjasama dengan pandai boga. Sudah lebih dari 20 jenis yang sudah kita subtitusi dengan tepung ikan lele. Ini produk tradisional tapi bergizi proteinnya tinggi,” ucap Annis yang juga telah memiliki minipabrik di Bogor itu.

Seluruh inovasi lele yang ditawarkan Annis bermula dari penelitian disertasinya pada tahun 2009 saat menjalani studi di IPB. Dari penelitian, Annis membuat produk jadi berbentuk tepung dan biskuit, yang membuatnya meraih penghargaan sebagai karya inovatif terbaik dari Business Inovation Center dan Kemenristek tahun 2011.

Produknya ini sudah dipasarkan di beberapa stan makanan dan rumah sakit di daerah Jakarta dan Bogor. Sedangkan, di Jawa Timur, Annis berencana membuatnya bersama dengan para warga di

(7)

eks lokalisasi Dolly dengan bantuan Pemkot Surabaya. Namun, selama ini, Clarias juga telah digunakan sebagai food

emergency di beberapa daerah bencana di Indonesia, seperti

gempa Padang, letusan Merapi, Gamalama, dan Kelud.(*) Penulis Defrina Sukma S.

Sidang

Skripsimu

Telah

Selesai, Apa Yang Harus Kamu

Lakukan?

UNAIR NEWS – Skripsi adalah tugas akhir bagi mahasiswa strata

1. Agar bisa diwisuda, mahasiswa harus lebih dulu melalui fase pembuatan skripsi. Tidak sedikit yang berpikir, bahwa tidak ada lagi hal yang harus dikerjakan ketika sidang skripsi telah dilewati. pikiran itu salah!

Sebab, masih banyak hal yang perlu dilakukan setelah sidang skripsi selesai. Berikut hal-hal yang perlu dikerjakan setelah sidang skripsi.

1. Revisi dan bertemu dosen pembimbing dan dosen penguji

Naskah skripsi yang kita sampaikan saat sidang tentu tidak sempurna. Sehingga usai sidang, revisi sudah menanti. Kita akan kembali menemui dosen pembimbing dan dosen penguji. Kemudian, mendapat persetujuan atas revisi yang sudah kita kerjakan. Jadi, setelah sidang, kita masih harus memutar otak untuk memperbaikan skripsi. Jangan terlalu cepat bahagia.

2. Menyelesaikan administrasi

(8)

dan bertele-tele. Maka setelah sidang, segera selesaikan semua masalah administrasi. Biar tidak berlarut-larut dan justru memakan lebih banyak waktu. Contohnya, persoalan terkait pinjam meminjam baik di laboratorium maupun perpustakaan kampus. Karena, hal ini malah bisa jadi penghambat kelulusan. Perlu segera diselesaikan.

3. Memberikan kenang-kenangan untuk dosen pembimbing

Tidak bisa dipungkiri, dosen pembimbing adalah sosok yang paling membantu proses penyelesaian skripsi. Maka, ketika skripsi kita telah selesai, perlu ada ucapan terima kasih berupa kanang-kenagan untuk dosen pembimbing. Mudah-mudahan kita tergolong sebagai mahasiswa yang suka berterimakasih.

4. Jangan pernah menunda sesuatu

Penting bagi mahasiswa yang telah menyelesaikan sidang skripsi, agar tidak menunda semua hal-hal yang masih menjadi kewajiban. Apa itu? di antaranya, tiga hal yang disebutkan di atas tadi Karena semakin kita menunda, bisa semakin tertunda pula kelulusan kita. (*)

Penulis: Okky Putri Rahayu Editor: Rio F. Rachman

Akreditasi 4 Prodi Di UNAIR

Naik

UNAIR NEWS – Empat program studi (prodi) di UNAIR naik

akreditasi. Pendidikan Ners (S1), Pendidikan Ners (Profesi), Sastra Indonesia (S1) yang semula B menjadi A, dan Analis Medis (D3) yang semula C menjadi B.

(9)

Akreditasi Prodi Ners Fakultas Keperawatan (FKp) UNAIR sudah berjalan selama tiga kali. Terhitung sejak berdiri pada tahun 1998, akreditasi pertama kali dilaksanakan pada tahun 2005 dengan nilai C, selanjutnya pada tahun 2010 dengan nilai B, dan baru pada tahun 2015 mendapat predikat A.

Persiapan tiap lima tahunan ini memang waktu yang cukup lama untuk terus berbenah. Pada tahun 2015, asesor Prodi Ners dilakukan oleh Lembaga Akreditasi Mandiri Pendidikan Tinggi Kesehatan Indonesia (LAM-PTKes).

“Pada tahun 2010 kami masih diakreditasi oleh BAN-PT, untuk tahun ini sudah diakreditasi oleh LAM-PTKes,” ujar Dr. Kusnanto, S.Kp., M.Kes., selaku wakil dekan I FKp UNAIR.

Ditemui reporter UNAIR NEWS di ruang kerjanya, Kusnanto mengatakan bahwa tahun 2016 ini akan mengejar akreditasi tingkat ASEAN, ASEAN University Network (AUN).

Selain prodi Pendidikan Ners, prodi Sastra Indonesia juga naik akreditasinya. Dra. Dwi Handayani, M.Hum., selaku ketua program studi Sastra Indonesia menuturkan, selama 4 hingga lima tahun ini prodi Sastra Indonesia banyak berbenah.

“Sesuai dengan target rektor, semua prodi di UNAIR harus terakreditasi A di tahun 2020. Kami menjadi terpacu dengan target itu”, tuturnya.

Beberapa hal yang dirasakan Dra. Dwi Handayani, M.Hum. mengalami peningkatan di Sastra Indonesia yaitu tingginya angka penelitian, kerjasama dengan lembaga luar, melangsungkan bermacam pengabdian masyarakat, dan banyaknya alumni yang bekerja linear sesuai dengan jurusan. Selain itu, kualitas SDM juga mempengaruhi kualitas program studi. Saat ini, terdapat 6 doktor dan 1 profesor di prodi Sastra Indonesia.

Kedepan, prodi-prodi yang telah terakreditasi A harus bisa mempertahankan akreditasinya, bahkan naik menuju akreditasi internasional.

(10)

“Tantangan ke depan supaya lebih rajin untuk mendokumentasikan segala bentuk kegiatan yang berlangsung. Selain itu, masing-masing dosen diharapkan membuat buku ajar, bukan hanya bahan ajar, yang ber-ISBN, dan juga membuat jurnal internasional yang terindeks scopus”, tutur Dwi. (*)

Referensi

Dokumen terkait

Tetapi ada beberapa variabel yang kemungkinan berpengaruh terhadap customer loyalty yang tidak diuji pengaruhnya dalam penelitian ini.. Sehingga diharapkan

Tujuan penelitian ini adalah (1) Mendeskripsikan variasi wujud tindak tutur yang terdapat dalam wujud tindak tutur juri dalam acara Indonesian Idol musim ketujuh

“A translator should has capabilities in doing this work such as : (1) having complete knowledge of the source, (2) having complete knowledge of the target language, (3)

46 Penyuluh Perikanan Pertama S.1 Perikanan III/a 3 3 Badan Pelaksana Penyuluhan (BP3K Kecamatan). 47

Sebuah cara sederhana dengan memanaskan secara kilat ( flash-heating ) air susu ibu (ASI) yang terinfeksi HIV berhasil membunuh virus yang mengambang bebas di ASI,

Dengan kata lain, penerapan edutainment terhadap kemandirian belajar siswa path mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dapat di terapkan dengan balk oleh siswa- siswi SMA Muhammadiyah

Aktivitas Antioksidan Formula Ekstrak Jati Belanda (Guazuma ulmifolia Lamk), Jambu Biji (Psidium guajava Linn) dan Salam (Eugenia polyanta Wight).. Program Studi