• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sehari-hari membutuhkan refreshing dengan salah satu jalannya adalah dengan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sehari-hari membutuhkan refreshing dengan salah satu jalannya adalah dengan"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pariwisata menjadi suatu kebutuhan yang mendominasi kehidupan manusia sekarang ini di era globalisasi. Seseorang yang sibuk akan rutinitas sehari-hari membutuhkan refreshing dengan salah satu jalannya adalah dengan berwisata. Sesungguhnya pariwisata itu sudah dimulai sejak awal peradaban manusia. Pada jaman prasejarah, manusia hidup berpindah-pindah, sehingga perjalanan yang jauh merupakan salah satu gaya dan cara bertahan hidup (I Putu Gede Pitana dan I Ketut Surya Diarta, 2009:25). Dalam perkembangan selanjutnya, berwisata dapat diidentikkan dengan berlibur di daerah lain, atau memanfaatkan waktu luang dengan melakukan perjalanan wisata.Seiring berjalannya waktu, kini berwisata menjadi kebutuhan masyarakat untuk sejenak meninggalkan rutinitas pekerjaannya.

Saat ini Indonesia mengenal Wisata Berbasis Masyarakat (community based tourism), yang dikembangkan berdasarkan prinsip keseimbangan dan keselarasan antara kepentingan berbagai stakeholders pembangunan pariwisata termasuk pemerintah, swasta dan masyarakat.Secara ideal prinsip pembangunan pariwisata berbasis masyarakat menekankan pada pembangunan pariwisata “dari masyarakat, oleh masyarakat, dan untuk masyarakat”. Dalam mengelola dan mengembangkan pariwisata berbasis masyarakat hal lain yang perlu diperhatikan adalah mempertahankan unique values yang berupa adat istiadat, upacara

(2)

tradisional, kepercayaan, seni pertunjukan tradisional, dan seni kerajinan khas yang dimiliki oleh masyarakat di kawasan tersebut (Argyo Demartoto, 2009:20). Pariwisata berbasis masyarakat memiliki peluang mengembangkan obyek-obyek dan atraksi-atraksi wisata berskala kecil, dengan dikelola oleh sekumpulan orang yang memiliki kesamaan hobi dan ketertarikan, serta mampu mengikuti perkembangan jaman.

Wisata berbasis masyarakat biasanya memiliki suatu tema khusus seperti sejarah, budaya, kuliner, dan tidak ada batasan usia sehingga dapat dilakukan oleh semua kalangan, dengan demikian memiliki peluang yang lebih besar untuk diterima oleh wisatawan. Jakarta menjadi salah satu kota di Indonesia yang sedang marak dengan wisata berbasis masyarakat yang dikembangkan oleh suatu komunitas tertentu. Terdapat Komunitas Historia Indonesia (KHI), komunitas yang awalnya didirikan oleh sekumpulan mahasiswa Universitas di Jakarta yang peduli dengan sejarah dan budaya ini memberi wadah kepada masyarakat Jakarta yang mencintai sejarah dengan kegiatan berwisata. Melalui kreativitas yang modern, KHI kini menghadirkan berbagai acara yang mampu menarik minat generasi tua dan muda untuk mencintai sejarahnya.Berwisata malam di Kota Tua Jakarta, menjelajahi kampung-kampung tionghoa, atau bahkan menginap semalam di museum, semua program menarik ini disajikan secara regular oleh KHI.

Di Indonesia sendiri mempunyai banyak sejarah, kebudayaan, tradisi, adat istiadat, dan seni pertunjukan disetiap daerahnya.Salah satu contoh adalah Kota Solo yang mempunyai potensi lebih pada sektor wisata sejarah dan budaya, misalnya keraton dengan segala ritual-ritual budayanya selalu menjadi daya tarik utama bagi wisatawan yang berkunjung.Namun masyarakat Kota Solo sendiri

(3)

masih banyak yang belum mengetahui tentang bagaimana sejarah sejumlah tempat di Kota Bengawan ini. Hal ini tidak boleh dibiarkan begitu saja, jika tidak ingin sejarah punah lantaran tak sampai pada generasi muda.

Sebuah komunitas bernama LakuLampah, mempunyai program wisata pada beberapa tempat bersejarah di Kota Solo dan sekitarnya.Wisata ini rutin diadakan setiap bulan dengan mengunjungi obyek-obyek bersejarah yang berbeda-beda dan telah dikemas sedemikian rupa. Komunitas ini sebelumnya bernama Blusukan Solo, perubahan nama ini mempunyai maksud agar wisata ini tidak hanya terfokus pada Kota Solo saja, namun juga meliputi wilayah Klaten, Sukoharjo, Wonogiri, Karanganyar, Sragen, Boyolali, hingga Jawa Tengah.

Program wisata LakuLampah dipublikasikan melalui website dan jejaring sosial yang dapat dengan mudah diakses oleh masyarakat luas. Sebagai wisata yang tergolong unik dengan cara publikasi yang hanya memakai jejaring sosial sebagai bahan promosinya, LakuLampah mempunyai banyak peminat disetiap program wisatanya. Penelitian ini diharapkan dapat memaparkan dan hingga menemukan strategi promosi wisata yang dapat menarik banyak wisatawan. Berdasarkan alasan tersebut, dalam penulisan tugas akhir ini mengambil judul “Strategi Pemasaran Wisata LakuLampah di Surakarta”.

B. Rumusan Masalah

Adapun beberapa permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

(4)

2. Bagaimana sistem organisasi dan acara kegiatan yang diselenggarakan wisata LakuLampah?

3. Strategi pemasaran apa saja yang dilakukan oleh wisata LakuLampah?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui latar belakang terbentuknya wisata LakuLampah. 2. Untuk mengetahun sistem organisasi dan acara kegiatan yang

diselenggarakan wisata LakuLampah.

3. Untuk mengetahui strategi pemasaran yang dilakukan oleh wisata LakuLampah.

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, antara lain sebagai berikut:

1. Manfaat akademis

Dapat mengaplikasikan ilmu yang diperoleh di bangku perkuliahan dengan keadaan yang sebenarnya di lapangan.

2. Manfaat praktis

Dapat mengetahui dan memberikan penjelasan mengenai strategi promosi dan pemasaran dari wisata LakuLampah serta yang berkaitan dengan pelaksanaannya. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat juga menjadi bahan referensi bagi pembaca yang ingin melakukan penelitian sejenis.

(5)

E. Kajian Pustaka 1. Pariwisata

Menurut Happy Marpaung dalam bukunya yang berjudul Pengetahuan Kepariwisataan, dijelaskan bahwa pariwisata adalah perpindahan sementara yang dilakukan manusia dengan tujuan keluar dari pekerjaan-pekerjaan rutin, keluar dari tempat kediamannya. Pengelolaan kegiatan pariwisata sangat diperlukan dalam rangka menahan wisatawan untuk tinggal lebih lama di daerah tujuan wisata dan bagaimana agar wisatawan membelanjakan uangnya sebanyak-banyaknya selama melakukan perjalanan wisata.

Pariwisata berkaitan erat dengan daerah tujuan wisata atau atraksi wisata itu sendiri, akomodasi dan atau tempat yang menyediakan makanan dan minuman untuk wisatawan, transportasi, serta tempat perbelanjaan, sehingga pariwisata memiliki peran utama dalam perekonomian dan kepentingan sosial. Pentingnya pariwisata membuat banyak negara menggalakkan sektor ini untuk menggerakkan industri-industri kecil dan meningkatkan hubungan kerjasama antar negara.

Sebelum melakukan perjalanan wisata, seorang calon wisatawan terlebih dahulu melakukan sebuah proses mental ,untuk sampai pada keputusan, menyangkut kapan akan melakukan perjalanan, berapa lama, kemana, dengan cara bagaimana, dan seterusnya. Proses pengambilan keputusan ini sangat penting artinya bagi pembangunan pariwisata, terkait dengan berbagai fakta yang mempengaruhi keputusan, dan faktor-faktor ini dapat dipengaruhi dalam proses promosi (pemasaran wisata).

(6)

2. Strategi Pemasaran

Menurut Oka A. Yoeti dalam bukunya yang berjudul Pemasaran Pariwisata, dijelaskan bahwa strategi adalah hal menetapkan arah kepada manajemen dalam arti orang tentang sumber daya di dalam bisnis dan tentang bagaimana mengidentifikasikan kondisi yang memberikan keuntungan terbaik untuk membantu memenangkan persaingan didalam pasar. Pemasaran adalah proses sosial dan manajerial yang mengakibatkan individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan lewat penciptaan dan pertukaran produk dan nilai dengan pihak lain.

Pemasaran dapat dilihat sebagai alat manajemen yang diharapkan dapat membantu agar perusahaan mampu tumbuh dan berkembang secara professional. Pada dasarnya pemasaran sangat erat kaitannya dengan kegiatan dalam memindahkan barang dan jasa (goods and services), dari produsen yang menghasilkannya ke tangan konsumen yang membutuhkannya, secara efisien menguntungkan dalam persaingan yang wajar. Dengan demikian strategi pemasaran adalah serangkaian rangsangan ditempatkan pada lingkungan konsumen yang dirancang untuk memengaruhi perilaku konsumen.

3. Pemasaran Wisata

Menurut Salah Wahab pada bukunya yang berjudul Pemasaran Pariwisata, dijelaskan bahwa Pemasaran Wisata adalah proses manajemen dimana organisasi pariwisata nasional dan atau badan-badan usaha wisata dapat mengidentifikasi wisata pilihannya baik yang aktual maupun

(7)

potensial, dapat berkomunikasi dengan mereka untuk meyakinkan dan mempengaruhi kehendak, kebutuhan, motivasi, kesukaan dan hal yang tidak disukai, baik pada tingkat lokal, regional, nasional, atau internasional, serta merumuskan dan menyesuaikan produk wisata mereka secara tepat, dengan maksud mencapai kepuasan optimal wisatawan, sehingga dengan begitu mereka dapat meraih saran-sarannya.

Pada buku berjudul Kebijakan Pembangunan Destinasi Pariwisata yang ditulis oleh Drs. Bambang Sunaryo disebutkan bahwa dalam konsep pemasaran, terdapat 4 fungsi yang dikenal dengan 4P (product, price, place, promotion). Secara garis besar keempat variable tersebut dapar dijelaskan masing-masing sebagai berikut:

a. Product (Produk)

Produk adalah sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perharian, pembelian, pemakaian, atau konsumsi yang dapat memenuhi keinginan atau kebutuhan.

b. Price (Harga)

Harga adalah sejumlah uang yang dibebankan untuk sebuah produk atau jasa.Secara lebih luas, harga adalah keseluruhan nilai yang ditukarkan konsumen untuk mendapatkan keuntungan dari kepemilikan terhadap sebuah produk atau jasa.

c. Promotion (Promosi)

Promosi adalah upaya untuk memberitahukan atau menawarkan produk atau jasa dengan tujuan menarik calon konsumen untuk membeli atau mengkonsumsinya.

(8)

d. Place (Tempat atau Distribusi)

Keputusan penentuan lokasi dan saluran yang digunakan untuk memberikan jasa kepada pelanggan melibatkan pemikiran tentang bagaimana cara mengirimkan atau menyampaikan jasa kepada pelanggan dimana hal tersebut akan dilakukan. Ini harus dipertimbangkan karena dalam bidang jasa sering kali tidak dapat ditentukan tempat dimana akan diproduksi dan dikonsumsi pada saat bersamaan

4. Potensi Daya Tarik Wisata Blusukan Solo

Tugas Akhir Ari Fitriana tahun 2010 menjelaskan mengenai daya tarik wisata Blusukan Solo. Kota Solo memiliki banyak tempat bersejarah yang membutuhkan perhatian lebih dari masyarakat agar tidak habis ditelan jaman. Wisata semacam ini yang bisa meningkatkan eksistensi sekaligus mengenalkan kepada generasi muda bahwa Kota Solo tidak hanya memiliki Keraton untuk dikunjungi, tetapi masih banyak destinasi menarik lainnya.

Sebagian besar wisatawan yang berkunjung ke Kota Solo mempunyai destinasi utama untuk dikunjungi seperti Kraton Kasunanan, Pura Mangkunegaran, membeli batik, dan lainnya. Wisata Blusukan Solo adalah konsep wisata sejarah namun dengan mengangkat tempat-tempat bersejarah di kota Solo dan sekitarnya yang belum banyak diketahui masyarakat. Contohnya Wisata Blusukan Solo menyelenggarakan Wisata Blusukan Mangkunegaran, tidak seperti wisata pada umunya yang hanya menonjolkan Pendopo, Paringgitan, dan Pracimoyoso, Wisata Blusukan

(9)

Mangkunegaran pada saat itu mengangkat bangunan di sekitar Mangkunegaran seperti Artileri Kavalerie, Masjid Al-Wustho, dan Sanggar Seni Mangkunegaran, yang memiliki keterkaitan dengan Pura Mangkunegaran itu sendiri, dan tidak kalah menarik untuk diketahui sejarahnya.

F. Metode Penelitian 1. Tempat dan Waktu Penelitian

a. Tempat penelitian

Penelitian ini dilakukan di komunitas LakuLampah, dengan memperoleh data-data arsip dan dokumen. Sekretariat: Jalan Bintan no 3 Ketelan, Solo. Email :lakulampahsolo@gmail.com.

b. Waktu penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April hingga Juni 2016. 2. Teknik Pengumpulan Data

a. Observasi

Observasi / pengamatan adalah cara pengumpulan data dengan menggunakan jalan mengamati, meneliti atau mengukur kejadian yang sedang berlangsung.

Observasi dilakukan dengan ikut serta langsung dalam kegiatan, pengamatan dan pendokumentasian aktivitas yang dilakukan dalam pelaksanaan Wisata LakuLampah pada bulan April hingga Juni 2016. b. Wawancara

Wawancara merupakan proses interaksi dan komunikasi antara pengumpul data dengan responden. Sehingga wawancara dapat

(10)

diartikan sebagai cara mengumpulkan data dengan bertanya langsung kepada responden.

Wawancara dalam penelitian ini diperoleh secara langsung dengan Fendy Fawzi Alfianzah selaku koordinator, para pengurus komunitas, serta peserta kegiatan wisata. Dalam penelitian ini, yang digunakan adalah wawancara bebas tanpa mempersiapkan pertanyaan terlebih dahulu.

c. Studi Dokumen

Studi dokumen adalah pengumpulan data-data yang diperlukan dari buku atau dokumen yang diteliti untuk memperjelas penulisan. Adapun data-data tersebut berupa data arsip Profil LakuLampah, daftar peserta kegiatan pada bulan Agustus 2015 hingga Juni 2016, serta strategi promosi yang diterapkan LakuLampah.

d. Studi Pustaka

Pengumpulan data dengan mengumpulkan sumber dari buku-buku perpustakaan lab tour DIII UPW, perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya, dan perpustakaan pusat Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Teknik Analisis

Teknik analisis dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif, yakni penelitian yang berusaha mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena atau hubungan antar fenomena yang diteliti dengan sistematis, faktual dan akurat.

Dijabarkan pula menganai analisis SWOT Wisata LakuLampah, yakni analisis yang secara sistematis dapat membantu dalam usaha

(11)

penyusunan suatu rencana yang matang untuk mencapai tujuan, baik tujuan jangka pendek maupun tujuan jangka panjang. Dengan menjelaskan Strength (kekuatan), Weakness (kelemahan), Opportunity (peluang), dan Threats (ancaman) yang dimiliki oleh perusahaan.

Hasil dari analisis SWOT berupa arahan maupun rekomendasi yang digunakan untuk mengevaluasi kegiatan yang selama ini dilakukan oleh LakuLampah, sehingga kegiatan yang dilakukan akan lebih baik dengan saran yang muncul setelah melakukan analisis SWOT.

G. Sistematika Penulisan

BAB I : Pendahuluan, berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kajian pustaka, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II : gambaran umum Kota Solo, berisi tentang kondisi geografis, sejarah, wisata sejarah Kota Solo, dan profil komunitas LakuLampah.

BAB III :berisi daya tarik Wisata Lakulampah, penyusunan tema, profil wisatawan, pelaksanaan kegiatan, analisis SWOT kegiatan, dan strategi pemasaran yang dilakukan.

BAB IV : Penutup, yang berisi kesimpulan dari pembahasan yang telah diuraikan dalam bab-bab sebelumnya dan memberikan kritik serta saran untuk Wisata LakuLampah.

Referensi

Dokumen terkait

Islam tidak menolak usaha menghasilkan laba, oleh karenanya tidak ada alasan bagi lembaga keuangan bank untuk tidak masuk dalam suatu kemitraan dengan pengusaha dan meminjamkan

Penyusunan tugas akhir ini merupakan salah satu syarat yang harus ditempuh oleh setiap mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Diponegoro dalam

Toolbox merupakan tempat icon – icon untuk objek yang akan dimasukan dalam form pada pembuatan program aplikasi.. Secara default pada toolbox hanya terdapat objek - objek seperti

Berdasarkan kurva sebagaimana terlihat pada Gambar 4, tampak bahwa kurva debit aliran melalui pipa berpori berada di bawah kurva hitungan kemampuan daripada :

Kesalahan kedua pada input informasi adalah tidak dinyatakan dalam kepentingan probabilitas maksimum, contoh: diasumsikan kita memiliki model valuasi saham yang menghasilkan

Perpres Nomor 36 tahun 2005 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan Pembangunan Untuk Kepentingan Umum, Pasal 15. Sumardjono, Kebijakan Pertanahan Antara Regulasi dan

Tjiptono (2015:345) Akses Mudah dijangkau transpotasi Tingkat kemudahan lokasi dijangkau transportasi Menurut saya, lokasi Kedai Kopi Euy sangat mudah dijangkau oleh