• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI. satunya Prof. Dr. Ridwan S. Sundjaja, Drs., M.S.B.A., & Dra. Inge Berlian, Ak,

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II LANDASAN TEORI. satunya Prof. Dr. Ridwan S. Sundjaja, Drs., M.S.B.A., & Dra. Inge Berlian, Ak,"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Laporan Keuangan

Definisi laporan keuangan banyak dikemukakan beberapa ahli dan salah satunya Prof. Dr. Ridwan S. Sundjaja, Drs., M.S.B.A., & Dra. Inge Berlian, Ak, M.sc. dalam buku Manajemen Keuangan I (2003:76), pengertian laporan keuangan adalah :

”Laporan Keuangan adalah suatu laporan yang menggambarkan hasil dari proses akuntansi yang digunakan sebagai alat komunikasi antar data keuangan/aktivitas perusahaaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data-data/aktivitas tersebut”.

Sedangkan Eguene F. Brigman, & Joel F. Houston dalam buku Manajemen Keuangan I (2001:36) yaitu sebagai berikut :

”Laporan Keuangan adalah beberapa lembar kertas yang bertuliskan angka-angka, tetapi sangat penting juga memikirkan aktiva riil di balik angka-angka tersebut”.

Menurut Arthur J. Keown, John D. Martin, J. William Petty, & David F. Scott J.R. dalam buku Manajemen Keuangan : Prinsip Dan Penerapan (2008:40) bahwa pengertian laporan keuangan adalah :

(2)

”Laporan Keuangan perusahaan merupakan sumber utama informasi yang digunakan oleh investor dan kreditur untuk mengambil keputusan investasi”.

Dari definisi yang dikemukakan oleh para ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan adalah suatu proses pencatatan kondisi keuangan suatu perusahaan dalam waktu tertentu dan merupakan lembar kertas yang bertuliskan angka-angka penting yang meliputi neraca, laporan rugi laba yang dimaksudkan dapat dipergunakan dalam pengambilan keputusan terutama pihak diluar perusahaan itu sendiri.

Tujuan umum dari laporan keuangan adalah memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan keuangan dalam rangka membuat keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber-sumber daya yang dipercaya kepada mereka.

2.2 Pemakaian Laporan Keuangan

Laporan keuangan sangat bermanfaat dalam memberikan informasi yang dibutuhkan oleh pihak yang menggunakannya dalam mengambil keputusan, dimana laporan keuangan yang menggambarkan kondisi keuangan yang baik dapat menjadi gambaran kondisi suatu perusahaan dan dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan itu terutama untuk perusahaan yang sudah go public.

(3)

Pengguna Laporan Keuangan tersebut adalah sebagai berikut : 2.2.1 Pemilik Perusahaan

Bagi pemilik perusahaan laporan keuangan dimaksudkan untuk : a. Menilai prestasi atau hasil yang diperoleh manajemen

b. Mengetahui hasil deviden yang akan diterima

c. Menilai posisi keuangan perusahaan dan pertumbuhannya

d. Sebagai dasar untuk memprediksi kondisi keuangan perusahaan dimasa yang akan datang

e. Sebagai dasar untuk mempertimbangkan menambah atau mengurangi investasi

2.2.2 Manajemen Perusahaan

Bagi manajemen perusahaan Laporan Keuangan ini digunakan untuk : a. Alat untuk mempertanggungjawabkan pengelolaan kepada pemilik

b. Mengukur tingkat biaya dari setiap kegiatan operasi perusahaan, divisi atau bagian tertentu

c. Mengukur tingkat efisiensi dan tingkat keuntungan perusahaan d. Menilai hasil kerja individu yang diberi tugas dan tanggung jawab 2.2.3 Kreditur

Kreditur menggunakan laporan keuangan untuk mengukur kemampuan perusahaan membiayai hutang dan beban bunga serta untuk mengetahui apakah kredit yang akan diberikan cukup mendapat jaminan dari perusahaan. Jaminan ini dapat dilihat dari kemampuan perusahaan memperoleh keuntungan di masa sekarang dan di masa yang akan datang.

(4)

2.2.4 Investor

Investor atau para penanam modal menyediakan uang yang dibutuhkan oleh pengusaha untuk menilai operasinya. Untuk memutuskan apakah investor akan membantu usaha baru. Investor profesional akan mengevaluasi kemungkinan hasil yang akan mereka terima dari investasi tersebut. Ini berarti mereka harus menganalisis laporan keuangan dari bisnis atau usaha baru tersebut.

2.2.5 Pemerintah

Sebagian besar dari organisasi harus mematuhi peraturan pemerintah, misalnya perusahaan yang menjual sahamnya di Bursa Efek diharuskan oleh Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) untuk mengungkapkan informasi tertentu seperti informasi keuangan kepada pemegang saham publik. Informasi keuangan tersebut akan diperoleh atau disusun dari sistem akuntansi perusahaan. Instansi pemerintah yang berkepentingan terhadap laporan keuangan perusahaan adalah Kantor Inspeksi Pajak yaitu mengetahui laba dan pajak perusahaan yang terhutang.

Sedangkan pihak yang tidak berkepentingan langsung terhadap laporan keuangan dapat diuraikan antara lain sebagai berikut :

a. Konsultan dan Para Analis Keuangan

Konsultan dan para analis keuangan berkepentingan dalam memberikan nasehat kepada investor dan calon investor dalam mengambil keputusan investasi ataupun dalam menilai prospek investasi perusahaan di masa yang akan datang.

(5)

b. Ahli Hukum

Berkepentingan dalam memberikan nasehat hukum mengenai pembagian keuntungan deviden ataupun perjanjian-perjanjian lain.

2.3 Analisa Laporan Keuangan

2.3.1 Pengertian Analisa Laporan Keuangan

Analisa laporan keuangan meliputi suatu proses evaluasi dan interpretasi yang sistematis dan kinerja masa lalu, kondisi sekarang, dan kemungkinan pencapaian hasil pada waktu yang akan datang. Analisa laporan bertujuan untuk memberikan informasi yang dapat membantu pihak-pihak yang berkepentingan dalam mengambil keputusan dalam perusahaan.

Analisa dari laporan keuangan bersifat relatif karena didasarkan pengetahuan dan menggunakan rasio atau nilai relatif. Menurut Prof. Dr. Ridwan S. Sundjaja, Drs., M.S.B.A., & Dra. Inge Berlian, Ak, M.sc., dalam buku Manajemen Keuangan I (2003:128), analisa rasio didefinisikan :

”Suatu metode perhitungan dan interpretasi rasio keuangan untuk menilai kinerja dan status suatu perusahaan”.

(6)

2.3.2 Jenis-jenis Laporan Keuangan yang Dipakai Dalam Analisa Laporan Keuangan

Laporan keuangan yang berkaitan dengan analisa laporan keuangan, yaitu : a. Neraca

Menurut Suad Husnan, & Enny Pudjiastuti dalam buku Dasar-Dasar Manajemen Keuangan (2004:59) adalah :

“Neraca menunjukkan posisi kekayaan perusahaan, kewajiban keuangan dan modal sendiri perusahaan pada waktu tertentu”.

Sedangkan menurut Arthur J. Keown, John D. Martin, J. William Petty, & David F. Scott, J.R. dalam buku Manajemen Keuangan : Prinsip Dan Penerapan (2008:36) mengemukakan pengertian lain dari neraca yaitu sebagai berikut :

“Neraca adalah laporan posisi keuangan perusahaan pada periode tertentu”.

Keadaan keuangan dalam neraca ditunjukkan dengan jumlah harta yang dimiliki yang disebut aktiva dan jumlah kewajiban perusahaan yang disebut pasiva. Bila disusun dalam suatu bentuk persamaan maka :

Aktiva = Utang + Modal

Aktiva merupakan barang-barang dan hak-hak yang dimiliki yang didalamnya juga terdapat beban yang belum dibebankan dalam periode bersangkutan tetapi juga yang akan dibebankan dalam periode berikutnya.

Utang merupakan milik kreditur yang ditanamkan dalam perusahaan dan jumlahnya merupakan kewajiban perusahaan yang dilunasi.

(7)

Modal menunjukkan jumlah milik para pemilik yang ditanamkan dalam perusahaan yang merupakan setoran para pemilik dan perubahan-perubahan nilai aktiva yang terjadi karena hasil usaha perusahaan.

b. Laporan Rugi Laba

Pengertian lain dari Laporan Rugi Laba dikemukakan oleh Suad Husnan, & Enny Pudjiastuti dalam buku Dasar-Dasar Manajemen Keuangan (2004:60) adalah sebagai berikut :

”Laporan Rugi Laba menunjukkan laba atau rugi yang diperoleh perusahaan dalam periode waktu tertentu (misalnya satu tahun)”.

Laporan rugi laba menurut Arthur J. Keown, John D. Martin, J. William Petty, & David F. Scott, J.R. dalam buku Manajemen Keuangan : Prinsip Dan Penerapan (2008:34) adalah sebagai berikut :

”Laporan rugi laba mengukur jumlah laba yang dihasilkan oleh perusahaan dalam jangka waktu tertentu. Laporan laba atau rugi periode tertentu, terdiri dari pendapatan bersih dikurangi beban periode itu”.

Dalam format paling dasar, laporan laba rugi dapat dinyatakan sebagai berikut : Penjualan – Beban = Laba

(8)

Laporan laba rugi menyajikan informasi keuangan yang dihubungkan dengan lima aktivitas besar usaha :

1. Penghasilan (penjualan), merupakan uang yang diperoleh dari penjualan produk atau jasa perusahaan

2. Harga Pokok Penjualan, merupakan biaya produksi atau biaya untuk menghasilkan brang-barang atau jasa yang akan dijual

3. Beban operasi yang berhubungan dengan : a. Pemasaran dan distribusi produk atau jasa b. Administrasi bisnis

4. Beban keuangan dalam menjalankan bisnis, yaitu bunga dibayarkan kepada kreditur perusahaan dan pembayaran deviden kepada para pemegang saham istimewa (bukan pembayaran deviden pada pemegang saham biasa)

5. Beban pajak, yaitu jumlah pajak yang ditanggung berdasarkan pajak pendapatan perusahaan

2.4 Analisa Rasio Keuangan

Untuk melakukan analisa rasio keuangan, diperlukan perhitungan rasio-rasio keuangan yang mencerminkan aspek-aspek tertentu. Pemilihan aspek-aspek yang akan dinilai perlu dikaitkan dengan tujuan analisa keuangan, analisa seorang kreditur berbeda dengan analisa yang dilakukan oleh calon investor. Dimana seorang kreditur akan lebih tertarik dengan kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban finansial tepat pada waktunya, sedangkan calon pemodal lebih tertarik dengan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan.

(9)

Rasio keuangan yang dipakai dalam melakukan analisa keuangan dapat dibagi menjadi rasio likuiditas, solvabilitas, aktivitas dan profitabilitas. Rasio aktivitas, likuiditas dan solvabilitas terutama digunakan untuk mengukur resiko, sedangkan rasio profitabilitas digunakan dalam mengukur hasil usaha perusahaan.

2.4.1 Rasio Likuiditas

Analisa likuiditas bertujuan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajiban lancarnya, baik menyangkut kemampuan pemenuhan kebutuhan selama siklus operasi normal perusahaan atau dalam jangka waktu satu tahun, namun kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban-kewajibannya kepada pihak lain pada saat tanggal jatuh tempo.

Ukuran dasar dalam likuiditas yaitu : modal kerja bersih, rasio lancar, rasio cepat.

a. Modal kerja bersih dapat diperoleh dari aktiva lancar dikurangi pasiva lancar. Aktiva lancar adalah aktiva yang diharapkan berubah menjadi kas dalam jangka waktu yang singkat (kurang dari satu tahun). Sedangkan kewajiban lancar menunjukkan kewajiban yang harus dipenuhi dalam waktu dekat (kurang dari satu tahun).

Modal Kerja Bersih = Aktiva Lancar - Pasiva Lancar

b. Rasio lancar merupakan alat ukur likuiditas yang diperoleh dengan membagi aktiva lancar dengan pasiva lancar.

(10)

Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa jauh aktiva lancar perusahaan bisa dipakai untuk memenuhi kewajiban lancar. Rasio Lancar menunjukkan tingkat keamanan (margin of safety) kreditor jangka pendek ataupun kemampuan perusahaan untuk membayar hutang-hutang tersebut, tetapi suatu perusahaan yang mempunyai tingkat rasio lancar yang tinggi belum tentu akan dapat menjamin hutang yang dibayarkan perusahaan yang sudah jatuh tempo karena proporsi atau distribusi dari aktiva lancar yang tidak menguntungkan.

Current Ratio = Aktiva Lancar Kewajiban Lancar

c. Rasio cepat merupakan rasio lancar tetapi tidak memperhitungkan persediaan yang dianggap sebagai aktiva lancar yang kurang likuid.

Persediaan tidak dimasukkan dalam perhitungan Rasio Cepat karena merupakan aktiva lancar yang paling lama berubah menjadi bentuk kas, persediaan harus berubah dulu menjadi piutang.

Quick Ratio = Aktiva Lancar – Persediaan Kewajiban Lancar

2.4.2 Rasio Solvabilitas

Rasio solvabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibannya baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

(11)

a. Rasio Hutang, rasio ini dipergunakan untuk mengukur besarnya total aktiva yang dibiayai oleh kreditur perusahaan. Semakin tinggi rasio ini semakin banyak uang kreditur yang dipergunakan oleh perusahaan untuk menghasilkan laba. Dengan kata lain rasio ini diharapkan oleh perusahaan dalam tingkat yang rendah karena perusahaan tidak dibiayai oleh hutang perusahaan tetapi merupakan modal perusahaan sendiri.

Rasio ini dihitung dengan cara membagi total kewajiban dengan total aktiva yang dimiliki oleh perusahaan.

Rasio Hutang = Total Hutang Total Aktiva

b. Rasio Laba terhadap Beban Bunga, rasio ini menunjukkan kemampuan untuk menutupi biaya bunga yang diukur dengan membandingkan pendapatan sebelum bunga dan pajak-pajak terhadap biaya bunga.

Rasio Laba terhadap Beban Bunga = Laba Operasi Bunga

Rasio ini dapat mengetahui kemampuan perusahaan membayar beban bunganya tanpa kesulitan atau tidak. Jadi, rasio ini hanya merupakan ukuran secara kasar mengenai kapasitas perusahaan dalam memenuhi kewajiban.

2.4.3 Rasio Aktivitas

Rasio Aktivitas adalah rasio yang digunakan untuk mengetahui efektif perusahaan mengelola aktiva perusahaan. Rasio ini bertujuan untuk mengukur

(12)

tingkat efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan sumber daya yang ada dalam perusahaan. Pengendalian aktiva lancar dan modal kerja tidak hanya penting dalam pemeliharaan likuiditas tetapi berkaitan juga dengan aspek efisiensi. Analisa aktivitas digunakan untuk menilai efisiensi dan efektivitas pemanfaatan sumber daya perusahaan.

a. Perputaran persediaan, mengukur aktivitas atau likuiditas dari persediaan perusahaan.

Perputaran Persediaan = Harga Pokok Pejualan Persediaan

Rata-rata Umur Persediaan = Jumlah hari dalam 1 tahun Perputaran Persediaan

Semakin tinggi tingkat perputaran persediaan berarti perusahaan memilki tingkat perputaran persediaan yang baik, karena persediaan dapat dijual dalam waktu yang cepat.

b. Perputaran Piutang, digunakan untuk mengukur perbandingan penjualan perusahaan dan besarnya piutang yang belum ditagih.

Jika rasio perputaran piutang rendah berarti perusahaan mempunyai kesulitan dalam penagihan sehingga saldo piutang menjadi besar dan sebaliknya.

Perputaran Piutang = Penjualan Kredit Piutang c. Rata-rata Periode Tagih (Average Collection Period)

Merupakan jumlah rata-rata waktu yang diperlukan untuk menagih piutang. Rasio ini bermanfaat untuk mengevaluasi kebijakan pinjaman dan penagihan.

(13)

Rata-rata Periode Tagih = Piutang Penjualan tahunan/360

d. Perputaran Aktiva, menunjukkan efisiensi dimana perusahan menggunakan seluruh aktivanya untuk menghasilkan penjualan. Apabila suatu perusahaan menunjukkan perputaran persediaan makin tinggi, maka perusahaan tersebut mempunyai tingkat rasio yang baik. Oleh karena jumlah prsediaan barang dagangan yang diganti atau dijual dalam periode semakin cepat.

Perputaran Aktiva = Penjualan Total Aktiva

2.4.4 Rasio Profitabilitas

Rasio profitabilitas merupakan rasio keuangan yang digunakan untuk mengukur efisiensi penggunaan perusahaan atau dimaksudkan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba perusahaan.

Laporan keuangan yang dihubungkan dengan analisa rasio profitabilitas adalah laporan rugi laba.

Rasio-rasio profitabilitas umumnya yaitu :

a. Gross Profit Margin Ratio, merupakan ukuran persentase dari setiap hasil sisa penjualan setelah penjualan setelah perusahaan membayar harga pokok penjualan atau merupakan perbandingan antara Gross Profit (laba kotor) yang diperoleh perusahaan dengan tingkat penjualan yang dicapai. Semakin tinggi

(14)

margin laba kotor maka semakin baik dan secara relatif semakin rendah harga pokok penjualan.

Gross Profit Margin Ratio = Penjualan – Harga Pokok Penjualan Penjualan

= Laba Kotor Penjualan

b. Operating Margin Ratio, adalah ukuran persentase dari setiap hasil sisa penjualan sesudah semua biaya dan pengeluaran lain dikurangi kecuali bunga dan pajak atau laba bersih yang dihasilkan dari setiap rupiah penjualan.

Operating Margin Ratio = Harga Pokok Penjualan + Biaya Operasi Penjualan

= Laba Operasi Penjualan

c. Net Profit Margin Ratio, merupakan ukuran persentase dari setiap hasil sisa penjualan sesudah dikurangi semua biaya dan pengeluaran termasuk bunga dan pajak. Semakin tinggi rasio ini berarti semakin besar jumlah laba yang diperoleh.

Net Profit Margin Ratio = Laba Bersih Setelah Pajak Penjualan

Referensi

Dokumen terkait

Hal yang terpenting untuk memiikirkan suatu rencana ialah mencari soal atau unsur pengetahuan lain yang sehubungan, dan dengan persoalan yang diajukan terdapat kaitan yang

Kawasan Kota Lama Semarang merupakan objek wisata sejarah yang mempunyai peluang untuk dikembangkan potensi wisatanya karena memiliki nilai historis yang berkaitan

ideologi yang dianut oleh setiap manusia disebabkan perbedaan dalam hal menyusun kerangka pandangan dunia Pandangan dunia, adalah bentuk dari sebuah kesimpulan,

Adapun beberapa faktor yang mendukung pembentukan karakter bahasa asing di pesantren meliputi faktor intrinsik ( kemauan, kesadaran, dan ketertarikan santri untuk

a) PT 100 RTD Sensor Termometer sebagai alat sensor suhu yang harus terpelihara dengan baik supaya hasil pengukuran lebih akurat, dengan kalibrasi secara periodik sensor PT 100 akan

Misalnya EXO-L untuk penggemar boy band EXO, ELF (Ever Lasting Friend) untuk Super Junior, Army untuk BTS, Sone untuk Girl’s Generation, VIP untuk Big Bang, Shawol

Survei yang dilakukan terhadap 42 bank umum menyatakan bahwa pertumbuhan kredit perbankan pada triwulan IV akan mencapai 14,4%, lebih rendah dibandingkan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil nilai korelasi hasil ρ : 0,652, dengan tingkat signifikasi 0,000 berarti terdapat hubungan antara minat masuk jurusan