• Tidak ada hasil yang ditemukan

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember Project Management Unit (PMU), Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Departemen Pekerjaan Umum.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember Project Management Unit (PMU), Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Departemen Pekerjaan Umum."

Copied!
233
0
0

Teks penuh

(1)

A

A

N

N

A

A

L

L

I

I

S

S

I

I

S

S

D

D

A

A

M

M

P

P

A

A

K

K

L

L

I

I

N

N

G

G

K

K

U

U

N

N

G

G

A

A

N

N

H

H

I

I

D

D

U

U

P

P

(

(

A

A

N

N

D

D

A

A

L

L

)

)

K

K

E

E

G

G

I

I

A

A

T

T

A

A

N

N

P

P

E

E

N

N

G

G

E

E

R

R

U

U

K

K

A

A

N

N

S

S

U

U

N

N

G

G

A

A

I

I

D

D

A

A

N

N

W

W

A

A

D

D

U

U

K

K

D

D

I

I

D

D

K

K

I

I

J

J

A

A

K

K

A

A

R

R

T

T

A

A

F

F

A

A

S

S

E

E

1

1

D

D

A

A

L

L

A

A

M

M

R

R

A

A

N

N

G

G

K

K

A

A

J

J

A

A

K

K

A

A

R

R

T

T

A

A

U

U

R

R

G

G

E

E

N

N

T

T

F

F

L

L

O

O

O

O

D

D

M

M

I

I

T

T

I

I

G

G

A

A

T

T

I

I

O

O

N

N

P

P

R

R

O

O

J

J

E

E

C

C

T

T

/

/

J

J

A

A

K

K

A

A

R

R

T

T

A

A

E

E

M

M

E

E

R

R

G

G

E

E

N

N

C

C

Y

Y

D

D

R

R

E

E

D

D

G

G

I

I

N

N

G

G

I

I

N

N

I

I

T

T

I

I

A

A

T

T

I

I

V

V

E

E

P

P

R

R

O

O

J

J

E

E

C

C

T

T

(

(

J

J

U

U

F

F

M

M

P

P

/

/

J

J

E

E

D

D

I

I

P

P

)

)

JAKARTA

2009

(2)

KATA PENGANTAR

Pemerintah Indonesia telah mengajukan pinjaman kepada Bank Dunia untuk membiayai pekerjaan pengerukan dan perbaikan sebagian besar bagian dari sistem drainase yang ada di Jakarta. Salah satu proyek yang diusulkan adalah

Jakarta Emergency Dredging Initiative-JEDI yang termasuk dalam Proyek Mitigasi Banjir Jakarta (Jakarta Urgent Flood Mitigation Project-JUFMP) yang bertujuan untuk mengurangi timbunan endapan di saluran pengendali banjir. Endapan tersebut dapat mengurangi kapasitas tampung menjadi setengah kali dari kapasitas desain.

Pada Fase 1 dari proyek JEDI, lima saluran drainase/sungai dan satu waduk, telah dipilih sebagi lokasi uji perencanaan dan teknik desain serta metode-metode pengelolaan lingkungan hidup terhadap keseluruhan lokasi proyek. Lokasi-lokasi yang termasuk ke dalam Proyek JEDI Fase 1 adalah:

1. Banjir Kanal Cengkareng Drain;

2. Saluran Drainase Ciliwung - Gunung Sahari; 3. Saluran Drainase Sentiong – Sunter;

4. Banjir Kanal Sunter; dan 5. Waduk Melati.

Mengingat kegiatan pengerukan ini akan berdampak positif maupun negatif penting terhadap komponen lingkungan hidup Fisik Kimia, Hayati, Sosial Ekonomi Budaya dan Kesehatan Masyarakat, maka sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang ada, sejak dini perlu dilakukan kajian Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL).

Penyusunan dokumen Analisis Dampak Lingkungan disesuaikan dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 8 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyusunan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup, serta Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan Hidup Kegiatan Pengerukan Saluran dan Waduk di DKI Jakarta Fase I (dalam rangka JUFMP/JEDIP) yang telah ditetapkan oleh Komisi Penilai AMDAL Provinsi DKI Jakata, sesuai dengan Surat Keputusan No. 48/KA/-1774.151 tertanggal 9 November 2009.

Atas bantuan, masukan dan saran serta koreksi dari semua pihak terutama Tim Teknis dan Komisi Amdal Provinsi DKI Jakarta, sehingga Dokumen ANDAL ini dapat tersusun kami ucapkan terima kasih.

Jakarta, Desember 2009

Project Management Unit (PMU), Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Departemen Pekerjaan Umum

Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL)

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……….. i DAFTAR ISI ……… ii DAFTAR TABEL ………. iv DAFTAR GAMBAR ……… v DAFTAR PETA …..……… vi

DAFTAR LAMPIRAN ……… vii

BAB I PENDAHULUAN ...I-1

1.1 LATAR BELAKANG...I-1

1.2 TUJUAN DAN MANFAAT KEGIATAN...I-3

1.2.1 Tujuan...I-3 1.2.2 Manfaat Kegiatan ...I-3

1.3 PERATURAN DAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG TERKAIT...I-4

BAB II RENCANA KEGIATAN... II-1

2.1 INDENTITAS PEMRAKARSA KEGIATAN DAN PENYUSUN ANDAL ... II-1

2.1.1 Pemrakarsa Kegiatan ... II-1

2.1.2 Penanggungjawab Pelaksana Kegiatan... II-1

2.1.3 Indentitas Penyusun Studi Amdal... II-1

2.2 URAIAN RENCANA KEGIATAN... II-2 2.2.1 Lokasi Kegiatan ... II-6 2.2.2 Tahapan Kegiatan ... II-13 2.2.2.1 Tahap Pra Operasi ... II-13 2.2.2.2 Tahap Operasi ... II-13 2.2.2.3 Tahap Pasca Operasi ... II-18

2.3 ALTERNATIF YANG DIKAJI DALAM ANDAL ... II-18

2.4 KEGIATAN LAIN DI SEKITAR PROYEK... II-19

BAB III RONA LINGKUNGAN AWAL ...III-1

3.1 KOMPONEN TATA RUANG... III-1

3.1.1 Sistem Pengembangan Pengendalian Banjir di Provinsi DKI Jakarta... III-3

3.1.2 Sistem Pengembangan Pengendalian Banjir di Wilayah Kota Administrasi... III-5

3.1.3 Sungai dan Sistem Drainase Utama... III-7

3.1.3.1 Umum... III-7 3.1.3.2 Sistem Sungai... III-8

3.1.3.3 Bangunan-bangunan Pelengkap. ... III-10

3.1.3.4 Drainase Utama ... III-10 3.1.3.5 Bangunan Pelengkap ... III-11 3.1.3.6 Waduk ... III-11

Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL)

(4)

3.1.3.7 Kawasan Drainase Internal... III-12 3.2 KOMPONEN GEOFISIK KIMIA... III-12 3.2.1 Iklim ... III-12 3.2.1.1 Curah Hujan ... III-12 3.2.1.2 Temperatur Udara ... III-13 3.2.1.3 Penyinaran Matahari ... III-13

3.2.1.4 Arah dan Kecepatan Angin ... III-14

3.2.2 Kualitas Udara dan Kebauan ... III-14 3.2.2.1 Kualitas Udara Ambien ... III-14 3.2.2.2 Kebauan... III-16 3.2.3 Kebisingan ... III-16 3.2.4 Topografi ... III-17 3.2.5 Formasi Geologis dan Tanah ... III-17 3.2.6 Kualitas Air Permukaan... III-18 3.2.7 Kualitas Sedimen ... III-25 3.3 KOMPONEN HAYATI... III-30 3.3.1 Biota Darat... III-30 3.3.1.1 Flora Darat ... III-30

3.4 KOMPONEN SOSIAL EKONOMI DAN BUDAYA... III-30

3.4.1 Gambaran Umum Responden... III-32

3.4.2 Demografi... III-32

3.4.2.1 Jumlah Penduduk & Tingkat Kepadatan... III-32

3.4.2.2 Pendidikan... III-33

3.4.2.3 Agama dan Tempat Beribadah ... III-35

3.4.3 Sosial Ekonomi... III-36 3.4.3.1 Mata Pencaharian ... III-36

3.4.3.2 Pendapatan dan Pengeluaran Responden ... III-38

3.4.4 Sosial Budaya ... III-39 3.4.4.1 Budaya... III-39

3.4.4.2 Persepsi Masyarakat terhadap Rencana Pengerukan Sungai... III-40

3.4.4.3 Persepsi Masyarakat terhadap Sungai dan Banjir ... III-40

3.4.4.4 Persepsi Masyarakat terhadap Dampak Rencana Pengerukan

Sungai... III-41

3.4.4.5 Aspirasi dan Harapan Masyarakat terhadap Rencana Pengerukan

Sungai... III-41 3.4.5 Transportasi ... III-42

3.5 KOMPONEN KESEHATAN MASYARAKAT... III-44

3.5.1 Wilayah Kota Administrasi Jakarta Barat ... III-44

Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL)

(5)

3.5.1.1 Pola Penyakit... III-44 3.5.1.2 Kesehatan Lingkungan... III-45

3.5.2 Wilayah Kota Administrasi Jakarta Pusat ... III-49

3.5.2.1 Pola Penyakit... III-49 3.5.2.2 Kesehatan Lingkungan... III-50

3.5.3 Wilayah Kota Administrasi Jakarta Utara ... III-54

3.5.3.1 Pola Penyakit... III-54 3.5.3.2 Kesehatan Lingkungan... III-54

BAB IV RUANG LINGKUP STUDI...IV-1

4.1 DAMPAK PENTING YANG DITELAAH...IV-1

4.1.1 Proses Pelingkupan...IV-1

4.1.1.1 Identifikasi Dampak Potensial ...IV-2

4.1.1.2 Evaluasi Dampak Potensial...IV-7

4.1.1.3 Prioritas Dampak Penting hipotetik ...IV-11

4.1.2 Hasil Proses Pelingkupan ...IV-13

4.2 BATAS WILAYAH STUDI DAN BATAS WAKTU KAJIAN...IV-13

4.2.1 Lingkup Batas Wilayah Studi...IV-13

4.2.1.1 Batas Proyek...IV-14 4.2.1.2 Batas Ekologis...IV-14 4.2.1.3 Batas Sosial ...IV-14 4.2.1.4 Batas Administratif ...IV-14 4.2.2 Batas Waktu Kajian ...IV-15

BAB V PRAKIRAAN DAMPAK PENTING... V-1

5.1 IDENTIFIKASI DAMPAK... V-1

5.2 PRAKIRAAN DAMPAK PENTING... V-1

5.2.1 Tahap Pra Operasi ... V-1 5.2.1.1 Perencanaan Teknis... V-1 5.2.1.2 Sosialisasi Proyek/Amdal... V-1 5.2.2 Tahap Operasi... V-2

5.2.2.1 Rekrutmen/Mobilisasi Tenaga Kerja ... V-2

5.2.2.2 Mobilisasi Bahan dan Alat ... V-4

5.2.2.3 Pengaturan Transportasi/Lalu Lintas ... V-6

5.2.2.4 Pengerukan ... V-6

5.2.2.5 Pemisahan/penumpukan dan Pengeringan Material Keruk... V-9

5.2.2.6 Pengangkutan Material Keruk dan Sampah ... V-12

5.2.3 Tahap Pasca Operasi... V-16

5.2.3.1 Pemeliharaan Pengerukan (Maintenance Dredging) ... V-16

Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL)

(6)

BAB VI EVALUASI DAMPAK PENTING ...VI-1

6.1 TELAHAAN TERHADAP DAMPAK PENTING...VI-1

6.1.1 Tahap Pra Operasi ...VI-1

6.1.1.1 Dampak Terhadap Sosekbud dan Lingkungan Binaan ...VI-1

6.1.2 Tahap Operasi...VI-1

6.1.2.1 Dampak Terhadap Fisik Kimia ...VI-1

6.1.2.2 Dampak Terhadap Sosekbud dan Lingkungan Binaan ...VI-5

6.1.3 Tahap Pasca Operasi...VI-10

6.1.3.1 Dampak Terhadap Fisik Kimia ...VI-10

6.1.3.2 Dampak terhadap Sosekbud dan Lingkungan Binaan...VI-11

6.2 DASAR PENGELOLAAN DAMPAK LINGKUNGAN...VI-12

6.2.1 Tujuan Dasar Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) ...VI-12

6.2.2 Pendekatan Penyusunan Arahan Rencana Pengelolaan Lingkungan ...VI-12

6.3 DASAR RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (RPL) ...VI-13

6.3.1 Tujuan Dasar Rencana Pemantauan Lingkungan ...VI-13

6.3.2 Instansi Pemantauan Lingkungan ...VI-13

Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL)

(7)

D

AFTAR

T

ABEL

Tabel I-1 Daftar Perundang-undangan yang Terkait...I-4

Tabel II-1 Tenaga Ahli Penyusun Studi AMDAL... II-2

Tabel II-2 Jumlah dan Nama Jembatan yang Melintasi masing-masing

LokasiKegiatan Pengerukan ... II-3

Tabel II-3 Batas-Batas Administrasi dari Lokasi Kegiatan ... II-6

Tabel II-4 Karakteristik Lokasi Pengerukan... II-7

Tabel II-5 Perkiraan Jumlah Tenaga Kerja yang Digunakan ... II-14

Tabel II-6 Jenis-jenis Peralatan yang Akan Digunakan di setiap Lokasi Pengerukan ... II-14

Tabel II-7 Metode Pengerukan Per Lokasi... II-15

Tabel III-1 Sungai yang melintasi wilayah DKI Jakarta Di bawah tanggung jawab

Pemerintah Pusat ... III-8

Tabel III-2 Pintu Air, Sipon dan Jaringan (PIPWS-CC)... III-10

Tabel III-3 Saluran Utama dibawah Pengawasan Pemda DKI ... III-10

Tabel III-4 Bangunan pelengkap pada Sistem Drainase. ... III-11

Tabel III-5 Waduk/Stasiun Pompa (DKI)... III-11

Tabel III-6 Curah Hujan di Wilayah Studi Periode 1998-970 ... III-12

Tabel III-7 Data Temperatur Udara Bulanan (oC) Periode 1998 – 2007 ... III-13

Tabel III-8 Data Rata-rata Penyinaran Matahari Bulanan di Wilayah DKI Jakarta

Periode 1998 – 2007... III-13

Tabel III-9 Arah dan Kecepatan Angin Rata-rata bulanan (Knot) Stasiun Tanjung

Priok, Periode 1998 – 2007 ... III-14 Tabel III-10 Analisis Kualitas Udara ... III-15

Tabel III-11 Hasil Analisis Tingkat Kebauan di Lokasi Studi... III-16

Tabel III-12 Hasil Pengukuran Kebisingan di Lokasi Studi ... III-17

Tabel III-13 Hasil Analisis Kualitas Air di Lokasi Waduk Melati ... III-19

Tabel III-14 Gambar Hasil Analisis Kualitas Air di Lokasi Cengkareng Drain... III-20

Tabel III-15 Hasil Analisis kualitas air di Lokasi Sungai Ciliwung-Gunung Sahari... III-21

Tabel III-16 Hasil Analisis Kualitas Air di Lokasi Sungai Sunter... III-22

Tabel III-17 Hasil Analisis Kualitas Air di Lokasi Sungai Sentiong-Sunter ... III-23

Tabel III-18 Karakteristik Sedimen ... III-26

Tabel III-19 Hasil Analisis Kandungan Logam Berat dalam Sedimen... III-27

Tabel III-20 Hasil Analisis TCLP Logam dan Anorganik... III-28

Tabel III-21 Hasil Analisis TCLP Organik... III-29

Tabel III-22 Distribusi Responden per Kelurahan di 12 Kecamatan Wilayah Proyek

Pengerukan S ungai dan Waduk di DKI Jakarta dalam JUFMP/JEDIP

Fase 1... III-31

Tabel III-23 Jumlah Penduduk per Kelurahan di 12 Kecamatan Wilayah Proyek

Pengerukan Sungai dan Waduk di DKI Jakarta Fase 1 ... III-32

Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL)

(8)

Tabel III-24 Fasiltas Pendidikan per Kelurahan di 12 Kecamatan Wilayah Proyek

Pengerukan Sungai dan Waduk di DKI Jakarta Fase 1 ... III-34

Tabel III-25 Fasilitas Tempat Beribadah per Kelurahan di 12 Kecamatan Wilayah

Proyek Pengerukan Sungai dan Waduk di DKI Jakarta Fase 1... III-35

Tabel III-26 Bidang pekerjaan (mata pencaharian) Kepala Keluarga per Kelurahan di

12 Kecamatan Wilayah Proyek Pengerukan Sungai dan Waduk di DKI

Jakarta Fase 1 ... III-37 Tabel III-27 Pekerjaan Responden... III-39

Tabel III-28 Rata-rata Pendapatan Usaha Keluarga/Bulan... III-39

Tabel III-29 Distribusi Responden Berdasarkan Pernah-tidaknya Terkena Banjir... III-40

Tabel III-30 Persepsi Responden terhadap Dampak Negatif Pengerukan Sungai ... III-41

Tabel III-31 Hasil Perhitungan v/c Rasio Transportasi di Sekitar Lokasi Kegiatan... III-44

Tabel III-32 Sepuluh Penyakit Terbanyak Di Wilayah Jakarta Barat, Tahun 2006 -

2008 ... III-44

Tabel III-33 Keluhan Masyarakat Di Wilayah Studi Jakarta Barat Tahun 2009 ... III-45

Tabel III-34 Persentase Rumah Tangga Berperilaku Hidup Bersih Dan Sehat Menurut

Kecamatan, Di Wilayah Jakarta Barat, Tahun 2008... III-46

Tabel III-35 Persentase keluarga yang Memiliki Akses Air Bersih menurut Kecamtan

Di Wilayah Jakarta Barat, Tahun 2008 ... III-46

Tabel III-36 Sumber Air Bersih Penduduk di Wilayah Studi Jakarta Barat ... III-47

Tabel III-37 Keluarga Dengan Kepemilikan Sarana Sanitasi Dasar Menurut

Kecamatan, Di Wilayah Jakarta Barat, Tahun 2008... III-47

Tabel III-38 Sarana Buang Air Besar Penduduk di Wilayah Studi Jakarta Barat ... III-47

Tabel III-39 Perlakuan terhadap Sampah Penduduk di Wilayah Studi Jakarta Barat... III-48

Tabel III-40 Tempat Pembuangan Sampah di Wilayah Studi Jakarta Barat ... III-48

Tabel III-41 Persentase Rumah/Bangunan Yang Diperiksa Jentik Nyamuk Aedes

aegypti, Menurut Kecamatan Di Wilayah Jakarta Barat, Tahun 2008 ... III-48

Tabel III-42 Keadaan Jentik Aedes aegypti di Sekitar Rumah di Wilayah Studi

Jakarta Barat ... III-49

Tabel III-43 Sepuluh Penyakit Terbanyak Di Puskesmas Tanah Abang Jakarta Pusat,

Tahun 2006 - 2008... III-49

Tabel III-44 Keluhan Responden di Wilayah Studi Jakarta Pusat tahun 2009 ... III-50

Tabel III-45 Persentase Rumah Tangga Berperilaku Hidup Bersih Dan Sehat Menurut

Kecamatan,Di Wilayah Jakarta Pusat, Tahun 2007... III-50

Tabel III-46 Kebiasaan Cuci Tangan dengan Sabun Sesudah Buang Air Besar ... III-51

Tabel III-47 Persentase keluarga yang Memiliki Akses Air Bersih menurut

Kecamatan Di Wilayah Jakarta Pusat tahun 2007... III-51

Tabel III-48 Sumber Air Bersih Penduduk di Wilayah Jakarta Pusat tahun 2009... III-51

Tabel III-49 Keluarga Dengan Kepemilikan Sarana Sanitasi Dasar Menurut

Kecamatan, Di Wilayah Jakarta Pusat, Tahun 2007... III-52

Tabel III-50 Sarana Buang Air Besar Penduduk di Wilayah Studi Jakarta Pusat ... III-52

Tabel III-51 Perlakuan terhadap Sampah Penduduk di Wilayah Studi Jakarta Pusat... III-52

Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL)

(9)

Tabel III-52 Pembuangan Sampah Penduduk di Wilayah Studi Jakarta Pusat... III-53

Tabel III-53 Persentase Rumah/Bangunan Yang Diperiksa Jentik Nyamuk Aedes

aegypti Menurut Kecamatan Di Wilayah Jakarta Pusat, Tahun 2007 ... III-53

Tabel III-54 Keberadaan jentik Aedes aegypti di Wilayah Studi Jakarta Pusat ... III-53

Tabel III-55 Sepuluh Penyakit Terbanyak Di Wilayah Jakarta Utara, Tahun 2007 ... III-54

Tabel III-56 Keluhan Masyarakat di Wilayah StudiJakarta Utara Tahun 2009... III-54

Tabel III-57 Persentase Rumah Tangga Berperilaku Hidup Bersih Dan Sehat Menurut

Puskesmas, Di Wilayah Jakarta Utara, Tahun 2007... III-55

Tabel III-58 Kebiasaan Cuci Tangan dengan Sabun Sesudah Buang Air Besar Di

Wilayah Studi Jakarta Utara ... III-55

Tabel III-59 Keberadaan jentik Aedes aegypti di wilayah Studi Jakarta Utara ... III-56

Tabel IV-1 Matriks Identifikasi Dampak Potensial antara Komponen Kegiatan dan

Komponen Lingkungan Tahap Pra Operasi, Operasi dan Pasca Operasi...IV-6

Tabel IV-2 Matriks EvaluasiDampak Penting Hipotetik antara Komponen Kegiatan

dan Komponen Lingkungan Tahap Pra Operasi, Operasi dan Pasca

Operasi...IV-10

Tabel IV-3 Urutan Prioritas Dampak Penting Hipotetik...IV-11

Tabel IV-4 Jumlah Kelurahan dan Kecamatan yang termasuk Wilayah Studi ...IV-15

Tabel V-1 Matriks Dampak Penting Kegiatan Pengerukan Sungai dan Waduk JEDI

Fase 1... V-17

Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL)

(10)

D

AFTAR

G

AMBAR

Gambar II-1 Salah Satu Jenis Alat Pengerukan Backhoe (mechanical) Dredge ... II-5

Gambar II-2 Alat Keruk Model Crane-Mounted Clamshell Bucket ... II-5

Gambar II-3 Salah Satu Bentuk Alat Pengerukan dengan Sistem Hidrolik (Portable

cutterhead hydraulic pipeline dredge) (sumber: Dredging Supply

Company Inc.) ... II-6

Gambar III-1 Daerah Aliran Sungai yang Terdapat di DKI Jakarta ... III-3

Gambar III-2 Diagram Pembagian Kewenangan Kelembagaan untuk Sungai-sungai,

Drainase dan Muaranya di DKI Jakarta ... III-8

Gambar IV-1 Tahapan Proses Pelingkupan ...IV-1

Gambar IV-2 Diagram Proses Pelingkupan (Focusing) Kegiatan Pengerukan Sungai

dan Waduk di DKI Jakarta ...IV-12

Gambar VI-1 Bagan Alir Dampak Penting Kegiatan Pengerukan Sungai dan Waduk

JEDI Fase 1 ...VI-15

Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL)

(11)

D

AFTAR

P

ETA

Peta I-1 Lokasi Kegiatan Pengerukan Sungai dan Waduk di DKI Jakarta dalam

Rangka Program JEDI Fase 1...I-8

Peta II-1 Lokasi Kegiatan Pengerukan Banjir Kanal Cengkareng Drain ... II-8

Peta II-2 Lokasi Kegiatan Pengerukan Saluran Drainase Ciliwung – Gn. Sahari... II-9

Peta II-3 Lokasi Kegiatan Pengerukan Saluran Drainase Sentiong - Sunter... II-10

Peta II-4 Lokasi Kegiatan Pengerukan Banjir Kanal Sunter (Bagian Hilir)... II-11

Peta II-5 Lokasi Kegiatan Pengerukan Waduk Melati ... II-12

Peta III-1 Lokasi Pengambilan Sampel di Lokasi Banjir Kanal Cengkareng Drain... III-57

Peta III-2 Lokasi Pengambilan Sampel di Lokasi Saluran Drainase Ciliwung – Gn.

Sahari... III-58

Peta III-3 Lokasi Pengambilan Sampel di Lokasi Saluran Drainase Sentiong -

Sunter... III-59

Peta III-4 Lokasi Pengambilan Sampel di Lokasi Banjir Kanal Sunter (Bagian

Hilir) ... III-60

Peta III-5 Lokasi Pengambilan Sampel di Lokasi Waduk Melati... III-61

Peta IV-1 Batas Wilayah Studi di Lokasi Banjir Kanal Cengkareng Drain ...IV-16

Peta IV-2 Batas Wilayah Studi di Lokasi Saluran Drainase Ciliwung – Gn. Sahari ...IV-17

Peta IV-3 Batas Wilayah Studi di Lokasi Saluran Drainase Sentiong - Sunter ...IV-18

Peta IV-4 Batas Wilayah Studi di Lokasi Banjir Kanal Sunter (Bagian Hilir ...IV-19

Peta IV-5 Batas Wilayah Studi di Lokasi Waduk Melati ...IV-20

Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL)

(12)

Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL)

Kegiatan Pengerukan Sungai dan Waduk Fase 1 (JUFMP/JEDIP) [ xi ]

D

AFTAR

L

AMPIRAN

L

AMPIRAN

1 S

URAT

R

EKOMENDASI

D

OKUMEN

K

ERANGKA

A

CUAN

ANDAL

(KA-ANDAL)

K

EGIATAN

P

ENGERUKAN

S

UNGAI DAN

W

ADUK DI

DKI

J

AKARTA DALAM

R

ANGKA

JUFMP/JEDIP

F

ASE

1

L

AMPIRAN

2 L

APORAN

H

ASIL

S

OSIALISASI

AMDAL

DALAM

R

ANGKA

K

EGIATAN

P

ENGERUKAN

S

UNGAI DAN

W

ADUK DI

DKI

J

AKARTA DALAM

R

ANGKA

JUFMP/JEDIP

F

ASE

1

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

L

ATAR

B

ELAKANG

Wilayah DKI Jakarta merupakan pusat politik dan ekonomi Indonesia, dengan populasi melebihi 24 juta. Wilayah Kota Jakarta sendiri berpenduduk sekitar 9 juta merupakan “Daerah Khusus Ibukota (DKI)”. DKI terletak di delta Sungai Ciliwung dan sekitar 40% dari wilayahnya berada di bawah permukaan laut. Setiap tahun, sebagian besar bagian kota mengalami banjir di musim hujan, umumnya dari bulan November hingga bulan April.

Besarnya dampak yang diakibatkan oleh banjir di Ibu Kota telah menjadi isu Nasional akibat kerugian keuangan yang besar dan berdampak pada masyarakat di wilayah Jakarta. Dalam rangka mengurangi besarnya kerugian dan kerusakan akibat banjir, Pemerintah Indonesia telah mengidentifikasi serangkaian saluran pengendali banjir, saluran pembuangan dan waduk yang memerlukan perbaikan dalam waktu yang mendesak. Rehabilitasi bangunan ini akan mengurangi risiko banjir dan membawa manfaat langsung terhadap lebih dari satu juta orang yang tinggal dan bekerja di daerah-daerah rawan banjir.

Pemerintah Indonesia telah mengajukan pinjaman kepada Bank Dunia untuk membiayai pekerjaan pengerukan dan perbaikan sebagian besar bagian dari sistem drainase yang ada di Jakarta. Salah satu proyek yang diusulkan adalah

Jakarta Emergency Dredging Initiative-JEDI yang termasuk dalam Proyek Mitigasi Banjir Jakarta (Jakarta Urgent Flood Mitigation Project-JUFMP) yang bertujuan untuk mengurangi timbunan endapan di saluran pengendali banjir. Endapan tersebut dapat mengurangi kapasitas tampung menjadi setengah kali dari kapasitas desain.

Salah satu kegiatan di dalam proyek JEDI adalah pekerjaan pengerukan ke 16 struktur drainase. Pemrakarsa proyek ini adalah Direktorat Jenderal Cipta Karya dan Direktorat Jenderal Sumber Daya Air (SDA) Departemen Pekerjaan Umum serta Pemerintah Jakarta (DKI), dengan tanggung jawab untuk:

1. Tiga saluran drainase nasional di bawah kewenangan Ditjen Cipta Karya: (i) Tanjungan, (ii) Angke Hilir, dan (iii) Cideng-Thamrin.

2. Tiga banjir kanal di bawah kewenanganan Ditjen SDA: (i) Cengkareng Drain, (ii) Banjir Kanal Barat; dan (iii) Sunter.

Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL)

(14)

3. Lima saluran drainase (DPU DKI): (i) Ciliwung-Gunung Sahari, (ii) Sentiong-Sunter, (iii) Grogol-Sekretaris, (iv) Pakin-Kali Besar-Jelakeng, dan (v) Krukut-Cideng.

4. Lima waduk (DPU DKI): (i) Waduk Pluit, (ii) Waduk Sunter Utara, (iii) Waduk Sunter Selatan, (iv) Waduk Sunter Timur III, dan (v) Waduk Melati

Pada Fase 1 dari proyek JEDI, lima saluran drainase/sungai dan satu waduk, telah dipilih sebagi lokasi uji perencanaan dan teknik desain serta metode-metode pengelolaan lingkungan hidup terhadap keseluruhan lokasi proyek. Lokasi-lokasi tersebut dipilih karena diperkirakan memiliki dampak lingkungan dan sosial yang relatif kecil, meskipun pekerjaan pengerukan tersebut harus memenuhi salah satu tujuan utama dari kegiatan proyek, dan memberikan manfaat yang signifikan terhadap upaya pencegahan banjir. Lokasi-lokasi yang termasuk ke dalam Proyek JEDI Fase 1 adalah (Peta I-1) adalah:

1. Banjir Kanal Cengkareng Drain;

2. Saluran Drainase Ciliwung - Gunung Sahari; 3. Saluran Drainase Sentiong – Sunter;

4. Banjir Kanal Sunter; dan 5. Waduk Melati.

Mengingat kegiatan pengerukan ini akan dapat berdampak positif maupun negatif penting terhadap komponen lingkungan hidup baik Fisik Kimia, Hayati, Sosial Ekonomi Budaya maupun Kesehatan Masyarakat, maka sejak dini perlu dilakukan kajian Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL).

Penyusunan Dokumen AMDAL sebelumnya mengikuti persyaratan yang ditetapkan dalam Undang-Undang No 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, khususnya Pasal 15 untuk Penilaian Dampak Lingkungan (AMDAL di Indonesia), kebutuhan untuk setiap kegiatan atau proyek dengan potensi dampak yang signifikan terhadap lingkungan hidup. Untuk memenuhi persyaratan tersebut di atas, pemerintah telah menetapkan Peraturan Pemerintah (PP) No. 27 tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup. Selain itu, telah dikeluarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No 11 tahun 2006 tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib Dilengkapi dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup dan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 8 tahun 2006 tentang Pedoman Penyusunan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup. Saat penyusunan studi berlangsung Undang-Undang No. 23 tahun 1997 telah diganti dengan Undang-Undang No. 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, khususnya Pasal

Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL)

(15)

22 sampai dengan Pasal 32. Namun peraturan-peraturan dibawahnya yang merupakan penjabaran dari UU No. 32 tahun 2009 belum ada, sehingga masih menggunakan peraturan-peraturan yang merupakan pelaksanaan dari UU No. 23 tahun 1997.

Berkaitan dengan pekerjaan pengerukan, Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No 11 tahun 2006 menentukan bahwa setiap kegiatan pemeliharaan pengerukan di kota akan memerlukan AMDAL jika mengeruk melebihi volume 500.000 m3. Persyaratan ini sesuai dengan Surat Keputusan

Gubernur DKI Jakarta No 2863 tahun 2001 tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib Dilengkapi Dengan AMDAL di Provinsi DKI Jakarta. Peraturan tersebut menyatakan bahwa setiap pengerukan dengan volume lebih dari 50.000 m3 harus memiliki Dokumen AMDAL. Sedangkan

total volume pengerukan proyek JEDI Fase 1 sebesar 1.998.000 m3.

Proses penyusunan dokumen AMDAL dilakukan berdasarkan petunjuk Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 8 tahun 2006 tentang Pedoman Penyusunan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup, serta Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan Hidup Kegiatan Pengerukan Saluran dan Waduk di DKI Jakarta Fase I (dalam rangka JUFMP/JEDIP) yang telah ditetapkan oleh Komisi Penilai AMDAL Provinsi DKI Jakata,sesuai dengan Surat Keputusan No. 48/KA/-1774.151 tertanggal 9 November 2009. Pada saat ANDAL ini disusun kegiatan proyek belum dimulai.

1.2

T

UJUAN DAN

M

ANFAAT

K

EGIATAN

1.2.1 Tujuan

Tujuan dari proyek adalah untuk: (i) mengatasi dampak banjir tahunan di DKI melalui prioritas perbaikan dan pengerukan yang ada di saluran pengendali banjir, saluran dan waduk pembuangan, dan (ii) memberikan keahlian teknis melalui pelatihan kerja untuk memperkuat kapasitas kemampuan DKI dan Departemen Pekerjaan Umum (DPU) untuk mengoperasikan dan memelihara sistem pengendalian banjir sesuai dengan standar internasional.

Kegiatan pengerukan Fase 1 ditujukan untuk memulai pelaksanaan proyek, dan memungkinkan untuk menguji konsep rekayasa untuk pengerukan endapan, pengangkutan dan pembuangan, serta untuk memantau dan mengelola dampak lingkungan yang mungkin terjadi.

1.2.2 Manfaat Kegiatan

Manfaat utama dari kegiatan pengerukan Fase 1 adalah untuk mengurangi besaran kerugian dari banjir tahunan di beberapa wilayah yang paling padat

Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL)

(16)

di bagian Jakarta Barat, Jakarta Pusat dan Jakarta Utara. Manfaat lainnya adalah perbaikan keseluruhan fungsi sistem drainase.

1.3

P

ERATURAN DAN

P

ERUNDANG

-

UNDANGAN YANG

T

ERKAIT

Peraturan perundang-undangan yang menjadi landasan hukum penyusunan Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL) ini seperti tercantum dalam

Tabel I-1 Daftar Perundang-undangan yang Terkait di bawah ini.

Tabel I-1 Daftar Perundang-undangan yang Terkait

Peraturan  Penjelasan 

Undang‐Undang  

Undang‐Undang No. 5 Tahun 1960 tentang 

Peraturan Dasar Pokok‐Pokok Agraria (Lembaran 

Negara Republik Indonesia Tahun 1960 Nomor 104 

dan Tambahan Lembaran Negara Republik 

Indonesia Nomor 2043) 

Penggunaan lahan kegiatan pengerukan 

mengacu pada peraturan ini.  

Undang‐Undang No. 51 prp Tahun 1960 tentang 

Larangan Pemakaian Tanah tanpa Izin yang Berhak 

atau Kuasanya (Lembaran‐Negara tahun 1960 No. 

158 dan Tambahan Lembaran Negara Republik 

Indonesia Nomor 2106) 

Berkenaan dengan  penggunaan/ bantaran 

sungai/saluran drainase   sebagai rumah‐rumah 

liar dapat mengacu pada peraturan ini. 

Undang‐Undang No. 20 Tahun 1961 tentang 

Pencabutan Hak‐hak atas Tanah dan Benda‐benda 

yang ada di Atasnya (Lembaran Negara Republik 

Indonesia tahun 1961 No 283, dan Tambahan 

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2324) 

Berkenaan dengan kepemilikan bantaran 

sungai/saluran drainase yang di atasnya  

didirikan bangunan‐bangunan dapat mengacu 

pada peraturan ini. 

Undang‐Undang No. 5 Tahun 1990 tentang 

Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan 

Ekosistemnya (Lembaran Negara Republik 

Indonesia Tahun 1990 Nomor 49 dan Tambahan 

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3419) 

Pemrakarsa kegiatan perlu untuk mengacu pada 

peraturan ini ketika berurusan dengan konservasi 

dan ekosistem sumber daya alam di sekitar 

sungai.  

Undang‐undang No. 6 Tahun 1996 tentang 

Perairan Indonesia (Lembaran Negara Republik 

Indonesia Tahun 1996 Nomor 73, dan Tambahan 

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3647) 

Kegiatan proyek akan mengacu peraturan ini 

berkaitan dengan pengelolaan wilayah perairan     

Undang‐Undang No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber 

Daya Air (Lembaran Negara Republik Indonesia 

Tahun 2004 Nomor 32, Tambahan Lembaran 

Negara Republik Indonesia Nomor 4377) 

Semua kegiatan pengerukan yang akan 

mempengaruhi sumber daya air harus sesuai 

dengan peraturan ini. 

Undang‐Undang No. 32 Tahun 2004 tentang 

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik 

Indonesia Tahun 2004 Nomor 125) 

Kegiatan pengerukan harus memperhatikan 

peraturan ini terutama dalam hal kebijakan 

dalam pemerintahan daerah tentang 

pembangunan regional 

Undang‐Undang No. 26 Tahun 2007  tentang 

Penataan Ruang (Lembaran negara Republik 

Indonesia  nomor 68, Tahun 2007) 

Lokasi kegiatan harus sesuai dengan rencana tata 

ruang yang telah ada. 

Undang‐Undang No. 29 Tahun 2007 tentang 

Pemeritah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta 

sebagai Ibukota Negara Kesatuan Republik 

Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia 

Tahun 2007 Nomor 93, Tambahan Lembaran 

Negara Republik Indonesia Nomor 4744) 

Berhubungan dengan penyediaan infrastruktur 

kota Jakarta sebagai ibukota Negara termasuk 

saluran sistem drainasenya. 

Undang‐Undang No. 14 Tahun 2008 tentang 

Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran Negara 

Republik Indonesia Tahun 2008 No 61, Tambahan 

Berkenaan dengan tugas, hak, wewenang dan 

tanggung jawab pemerintah daerah dan hak dan 

kewajiban masyarakat umum untuk 

Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL)

(17)

Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL)

Kegiatan Pengerukan Sungai dan Waduk Fase 1 (JUFMP/JEDIP) [ I-5 ]

Peraturan  Penjelasan 

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor. 

4846) 

memberikan, memperoleh dan menggunakan 

informasi. 

Undang‐Undang No. 18 Tahun 2008 tentang 

Pengelolaan Sampah (Tambahan Lembaran Negara 

Republik Indonesia Nomor 69, Tambahan 

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4851) 

Sebagai acuan untuk menjaga kebersihan 

lingkungan dan pengelolaan sampah yang 

ditimbulkan dari kegiatan proyek   

Undang‐Undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu 

Lintas dan Angkutan Jalan (Lembaran Negara 

Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 96 dan 

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia 

Nomor 5025 

Kegiatan mobilisasi peralatan pengerukan dan 

kegiatan pengakutan material keruk ke lokasi 

penimbunan akan mengacu pada peraturan ini. 

Undang‐Undang No. 32 Tahun 2009 tentang 

Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup 

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 

Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik 

Indonesia Nomor 5059) 

Kegiatan yang akan dilakukan harus mengikuti 

peraturan tentang pengelolaan lingkungan hidup 

yang telah ditetapkan. 

Peraturan Pemerintah 

Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 1999 tentang 

Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun 

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 

No 31, Tambahan Lembaran negara Republik 

Indonesia  No. 3815) 

Peraturan ini berhubungan dengan pengelolaan 

limbah bahan berbahaya dan beracun yang 

dihasilkan kegiatan ini.  

Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2009 tentang 

Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Laut 

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 

No 32, Tambahan Lembaran negara Republik 

Indonesia  No. 3816) 

Peraturan ini berhubungan dalam kegiatan 

pengelolaan pencemaran dan kerusakan laut 

Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1999 tentang 

Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup  

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 

No 59, Tambahan Lembaran negara Republik 

Indonesia  No. 3838) 

Kegiatan yang menimbulkan dampak  harus 

dilengkapi dengan dokumen AMDAL. Analisis 

Mengenai Dampak Lingkungan harus 

dilaksanakan terhadap dampak‐dampak yang 

disebabkan oleh kegiatan‐kegiatan proyek.  

Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1999 tentang 

Pengendalian Pencemaran Udara (Lembaran 

Negara Republik Indonesia Tahun 1999 No 86, 

Tambahan Lembaran negara Republik Indonesia 

No 3853)  

Peraturan‐peraturan ini berhubungan dengan 

pengendalian emisi dan polutan yang dihasilkan 

kegiatan pengerukan sungai dan pengangkutan 

material keruk.   

Peraturan Pemerintah No. 85 Tahun 1999 tentang 

Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 18 

Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Limbah Bahan 

Berbahaya dan Beracun (Lembaran negara 

Republik Indonesia Tahun 1999 No 190, Tambahan 

Lembaran negara Republik Indonesia  No. 3910) 

Material keruk dari hasil pengerukan yang 

dikategorikan sebagai limbah B3 akan mengikuti 

peraturan ini.  

Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 tentang 

Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian 

Pencemaran Air (Lembaran negara Republik 

Indonesia Tahun 2001 No. 153, Tambahan 

Lembaran negara Republik Indonesia No. 4161) 

Kegiatan memiliki potensi dampak terhadap 

kualitas air; sehingga harus memenuhi baku 

mutu kualitas air yang telah ditentukan di dalam 

peraturan ini. 

Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2004 tentang 

Penatagunaan Tanah (Lembar Negara No.  45 

tahun 2004, Tambahan Lembar Negara No. 4385) 

Penggunaan lahan untuk kegiatan proyek akan 

mengikuti peraturan ini  

Peraturan Pemerintah Nomor 38 tahun 2007 

tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara 

Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi dan 

Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota 

Sebagai acuan kewenangan pelaksanaan dan 

pengawasan pengelolaan dan pemantauan 

lingkungan 

Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 2008, Tentang 

Rencana Tata Ruang Nasional (Lembaran Negara 

Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 28, 

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia 

Nomor 4833 

Lokasi kegiatan harus sesuai dengan rencana tata 

(18)

Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL)

Kegiatan Pengerukan Sungai dan Waduk Fase 1 (JUFMP/JEDIP) [ I-6 ]

Peraturan  Penjelasan 

Keputusan/Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup 

Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 

KEP‐48/MENLH/11/1996 tentang Baku Tingkat 

Kebisingan.  

Kebisingan harus dikelola dan dipantau untuk 

memenuhi baku mutu kebisingan yang berlaku. 

Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 

KEP‐50/MENLH/11/1996 tentang Baku Tingkat 

Kebauan.  

Tingkat kebauan  harus dikelola dan dipantau 

untuk memenuhi baku mutu tingkat kebauan 

yang berlaku.  

Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 

KEP‐45/MENLH/II/1997 tentang Indeks Standar 

Pencemar Udara.  

Polusi udara harus dikelola dan dipantau. Hasil 

pemantauan harus diklasifikasikan berdasarkan 

Indeks Pencemar Udara. 

Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup 

No.51 Tahun 2004 tentang Baku Mutu Air Laut. 

Pembuangan limbah ke laut akan disesuaikan 

dengan baku mutu air laut. 

Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 

45 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan 

Laporan Pelaksanaan Rencana Pengelolaan 

Lingkungan Hidup (RKL) dan Rencana Pemantauan 

Lingkungan Hidup (RPL).  

Pelaksanaan rencana pengelolaan dan 

pemantauan lingkungan (RKL‐RPL) dilaporkan 

secara berkala megikuti petunjuk yang tertera di 

peraturan ini  

Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 

08 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyusunan 

Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup.  

Peraturan ini,  menggantikan peraturan 

sebelumnya yaitu  keputusan No. 09 Tahun 2000, 

tentang pedoman dalam penyusunan dokumen 

KA, ANDAL, RKL, RPL dan Ringkasan Eksekutif. 

Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 

11 Tahun 2006 tentang Jenis Rencana Usaha 

dan/atau Kegiatan yang Wajib Dilengkapi dengan 

Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup.  

Kegiatan pengerukan sungai dalam rangka 

program JEDI dipertimbangkan menyebab‐kan 

dampak penting terhadap lingkungan, sehingga   

harus menyiapkan dokumen AMDAL sesuai 

dengan peraturan ini.  

Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 

05 Tahun 2008 tentang Tata Kerja Komisi Penilai 

Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup 

Dokumen AMDAL harus dinilai oleh Komisi 

Penilai AMDAL sesuai tata kerja yang berlaku. 

Keputusan Menteri Pekerjaan Umum 

Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 45 tahun 

1990 tentang Pengendalian Mutu Air pada 

Sumber‐Sumber Air.  

Pengendalian dan pemantauan kualitas air dari 

kegiatan proyek  mengacu pada peraturan ini 

Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 48 

tahun1990 tentang Pengelolaan Atas Air dan atau 

Sumber Air pada Wilayah Sungai. 

Mengingat areal yang dilalui sungai sungai, maka 

dalam pelaksanaannya harus memperhatikan 

peraturan ini. 

Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 63 tahun 

1993 tentang Garis Sempadan Sungai, Daerah 

Manfaat Sungai, Daerah Penguasaan Sungai dan 

Bekas Sungai. 

Pemanfaatan sungai yang ada disekitar harus 

memperhatikan peraturan ini. 

Keputusan/Peraturan Menteri Kesehatan 

Peraturan Menteri Kesehatan No. 

416/MENKES/PER/IX/1990 tentang Syarat‐syarat 

dan Pengawasan Kualitas Air 

Air bersih yang digunakan oleh kegiatan untuk 

kebutuhan sehari‐hari pekerja harus dipantau 

untuk memenuhi baku mutu yang telah 

ditentukan sesuai dengan peraturan ini. 

Keputusan Menteri Perhubungan 

Keputusan Menteri Perhubungan No. KM 69 Tahun 

1993 tentang Penyelenggaraan Angkutan Barang di 

Jalan  

Aktivitas proyek yang akan memobilisasi alat‐alat 

berat dan pengangkutan material keruk dengan 

menggunakan jalan umum, implementasinya 

akan merujuk pada peraturan ini.  

Keputusan Kepala Bapedal 

Keputusan Kepala BAPEDAL No. 

056/BAPEDAL/03/1994 tentang Pedoman 

Mengenai Ukuran Dampak Penting.  

Skala ukuran dampak  yang dinyatakan   dalam 

Analisis Mengenai Dampak Lingkungan  mengacu 

pada peraturan ini. 

Keputusan Kepala BAPEDAL No. KEP‐

01/BAPEDAL/09/1995 tentang Tata Cara dan 

Persyaratan Teknis Penyimpanan dan Pengum‐

pulan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun.  

Limbah berbahaya yang dihasilkan oleh kegiatan 

harus disimpan dan dikumpulkan mengacu pada 

peraturan ini. 

(19)

Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL)

Kegiatan Pengerukan Sungai dan Waduk Fase 1 (JUFMP/JEDIP) [ I-7 ]

Peraturan  Penjelasan 

05/BAPEDAL/09/1995 tentang Simbol dan Label 

Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun.  

harus diberi label dan ditandai mengacu pada 

peraturan ini. 

Keputusan Kepala BAPEDAL No. 

299/BAPEDAL/11/1996 tentang Pedoman Teknis 

Kajian Aspek Sosial dalam Penyusunan AMDAL 

Komponen sosial merupakan bagian yang dikaji 

dalam penyusunan analisis mengenai dampak 

lingkungan proyek pengerukan sungai. 

Keputusan Kepala BAPEDAL No. 124 Tahun 1997 

tentang Panduan Kajian Aspek Kesehatan 

Masyarakat dalam Menyusun Analisis Mengenai 

Dampak Lingkungan 

Komponen kesehatan masyarakat merupakan 

bagian yang dikaji dalam penyusunan analisis 

mengenai dampak lingkungan proyek 

pengerukan sungai. 

Keputusan Kepala BAPEDAL No. 08 Tahun 2000 

tentang Keterlibatan Masyarakat dan Keterbukaan 

Informasi dalam Proses Analisis  Mengenai 

Dampak Lingkungan 

Proses pelibatan masyarakat dan keterbukaan 

informasi yang dilaksanakan dalam proses 

AMDAL harus mengacu kepada peraturan ini. 

Keputusan Dirjen Perhubungan Darat    

No. SK. 726/AJ.307/DRJD/2004 tentang 

Pedoman Teknis Penyelenggaraan  

Angkutan Alat Berat Di Jalan 

Jika aktivitas akan memobilisasi alat‐alat berat 

dengan menggunakan jalan umum, implementa‐

sinya akan merujuk pada peraturan ini.  

Peraturan Daerah DKI Jakarta 

Perda No. 05 Tahun 1988 tentang Kebersihan 

Lingkungan di Wilayah DKI Jakarta 

Sebagai acuan pengelolaan kebersihan 

lingkungan selama proyek berjalan 

Perda No. 06 Tahun 1999 tentang Rencana Tata 

Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi DKI Jakarta  

Sebagai acuan Penataan Ruang di Provinsi DKI 

Jakarta 

Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2003 Tentang 

Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, Kereta Api, Sungai 

dan Danau serta Penyeberangan di Propinsi 

Daerah Khusus Ibukota Jakarta 

Peraturan ini digunakan sebagai acuan 

pengelolaan lalu lintas   

Peraturan Daerah Nomor 02 Tahun 2005 tentang 

Pengendalian Pencemaran Udara; 

Peraturan ini digunakan sebagai acuan 

pengelolaan kualitas udara  

Peraturan Daerah Nomor 08 Tahun 2007 tentang 

Ketertiban Umum 

Peraturan ini digunakan sebagai acuan 

pengelolaan kamtibmas  

Peraturan Daerah Nomor. 01 Tahun 2008 tentang  

Rencana Kerja Jangka Menengah Daerah (RKJMD) 

Provinsi DKI  Jakarta Tahun 2007‐2012 

Kegiatan pengerukan sungai merupakan salah 

satu kegiatan yang telah tercantum dalam 

RPJMD DKI Jakarta 

Keputusan Gubernur DKI Jakarta  

Keputusan Gubernur KDKI Jakarta Nomor 582 

Tahun 1995 tentang Penetapan Peruntukan dan 

Baku Mutu Air Sungai/Badan Air serta Baku Mutu 

Limbah Cair Di Wilayah Daerah Khusus Ibukota 

Jakarta 

Peraturan ini digunakan sebagai acuan baku 

mutu kualitas air permukaan 

Keputusan Gubernur KDKI Jakarta Nomor 76 Tahun 

2001 tentang Pedoman Operasional Keterlibatan 

Masyarakat dan Keterbukaan Informasi Dalam 

Proses AMDAL 

Peraturan ini digunakan sebagai acuan 

pelaksanaan sosialisasi amdal 

Keputusan Gubernur KDKI Jakarta Nomor 551 

Tahun 2001 tentang Penetapan Baku Mutu 

Kualitas Udara Ambien, dan Tingkat Kebisingan 

Dalam Wilayah Provinsi DKI Jakarta  

Peraturan ini digunakan sebagai acuan baku 

mutu kualitas udara ambien dan kebisingan 

Keputusan Gubernur KDKI Jakarta Nomor 2863 

Tahun 2001 tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau 

Kegiatan Yang Wajib Dilengkapi Dengan AMDAL Di 

Wilayah Provinsi DKI Jakarta 

Peraturan ini digunakan sebagai acuan 

penyusunan dokumen AMDAL 

Peraturan Gubernur KDKI Jakarta Nomor 122 

Tahun 2005 tentang Pengelolaan Air Limbah 

Domestik Di Wilayah Provinsi DKI Jakarta; 

Peraturan ini digunakan sebagai acuan 

(20)

J a v a S e a L a u t J a w a

Waduk Melati

Cengkareng Drain Floodway

Ciliwung-Gunung Sahari Floodway

Sentiong-Sunter Drain

Upper Sunter Floodways

PLUIT ANCOL KAPUK SUKA PURA KAMAL MUARA CILINCING MARUNDA KAPUK MUARA CAKUNG TIMUR ROROTAN JATINEGARA PETIR JATI D A D A P KAMAL PULO GEBANG TEGAL ALUR DURI KEPA KOJA CAKUNG BARAT PEGADUNGAN DURI KOSAMBI SEMANAN SUNTER AGUNG PENJARINGAN SUNTER JAYA SRENGSENG KAYU PUTIH

KELAPA GADING BARAT

GAMBIR PAPANGO PEGANGSAAN DUA PENGGILINGAN SEMPER TIMUR JOGLO RAWA BUAYA RAWA TERATE KALIDERES KEBON JERUK PEJAGALAN TANJUNG PRIUK MERUYA UTARA KEMBANGAN UTARA GELORA MENTENG KALI BARU UJUNG MENTENG LAGOA SEMPER BARAT PALMERAH TOMANG SLIPI CENGKARENG BARAT TUGU UTARA KEMBANGAN SELATAN RAWAMANGUN MERUYA SELATAN KLENDER SUNGAI BAMBU CIDENG CENGKARENG TIMUR KARANG MULYA CIPINANG KEDOYA UTARA WIJAYA KESUMA JELAMBAR KARET

KELAPA GADING TIMUR

KEMANGGISAN PASAR BARU KOSAMBI TIMUR KEDOYA SELATAN CIKINI WARAKAS PADEMANGAN TIMUR TUGU SELATAN

GROGOL UTARA KALI BARU

KEDAUNG KALI ANGKE

PULO GADUNG KENARI GROGOL KELAPA DUA SENEN RAWA SARI ANGKE GONDANGDIA PISANGAN TIMUR KEBON BAWANG PARUNG JAYA KARET TENGSIN KETAPANG MANGGARAI

CEMPAKA PUTIH TIMUR

JOHAR BARU PASEBAN KRAMAT SUMUR BATU SUKABUMI UTARA KEBON MELATI PINANGSIA

GUNUNG SAHARI UTARA JELAMBAR BARU MAPHAR PEKOJAN SERDANG PONDOK BAHAR BUNGUR JATI PULO GUNTUR PETOJO UTARA PADEMANGAN BARAT PEGANGSAAN GUNUNG SAHARI SELATAN

TANJUNG DUREN SELATAN

KRUKUT PETOJO SELATAN KARANG TENGAH KEBON SIRIH CEMPAKA BARU DURI PULO KARTINI SETIA BUDI RAWABADAK UTARA

UTAN KAYU UTARA KEBON KELAPA TANGKI TAMAN SARI KWITANG KAMPUNG BALI KEBON MANGGIS KEBON KACANG PISANGAN BARU KEMAYORAN GLODOK GALUR MENTENG ATAS KOTA BAMBU UTARA

KREDANG

CIPINANG MUARA KARET KUNINGAN

DURI UTARA

KOTA BAMBU SELATAN

CIPINANG BESAR UTARA RAWA BUNGA SUKABUMI SELATAN BENDUNGAN HILIR RAWABADAK SELATAN JATINEGARA KAUM PETAMBURAN

MANGGA DUA SELATAN

UTAN KAYU SELATAN CEMPAKA PUTIH BARAT

PAL MERIEM KEBON KOSONG TANAH SERAL TANAH TINGGI MEDAN SATRIA KAYU MANIS TAMBORA GONDRONG PASAR MANGGIS KARANG TIMUR

TANJUNG DUREN UTARA

UTAN PANJANG ROA MALAKA KARANG ANYAR MANGGA BESAR JEMBATAN BESI HARAPAN MULYA JEMBATAN LIMA KEAGUNGAN KALIANYAR DURI SELATAN BALI MESTER TANJUNG PRIUK

PEDURENANPONDOK PUCUNG KOSAMBI BARAT

BUKIT DURI KAMPUNG RAWA

KAMPUNG MELAYU

MALAKA SARI MALAKA JAYA MANGGARAI SELATAN KARET SEMANGGI CIPONDOH INDAH PONDOK KOPI PUSAKARAKYAT PUSAKARAKYAT SEGARAMAKMUR KOSAMBI BARAT KENANGA

CIPINANG BESAR SELATAN BENDA PUSAKARAKYAT CAKUNG CILINCING PENJARINGAN KOJA CENGKARENG KALI DERES KEMBANGAN TANJUNG PRIOK KEBON JERUK KELAPA GADING PULO GADUNG GAMBIR CILEDUG PADEMANGAN KOSAMBI PALMERAH MENTENG SENEN TANAH ABANG KEMAYORAN TAMBORA GROGOL PETAMBURAN CIPONDOH MATRAMAN SAWAH BESAR SETIA BUDI TAMAN SARI CEMPAKA PUTIH TEBET JOHAR BARU

DUREN SAWIT BEKASI BARAT

KEBAYORAN LAMA JATINEGARA TARUMA TARUMAJAYA TARUMAJAYA TARUMA NDA TARUMAJAYA 106°58'0"E 106°58'0"E 106°56'0"E 106°56'0"E 106°54'0"E 106°54'0"E 106°52'0"E 106°52'0"E 106°50'0"E 106°50'0"E 106°48'0"E 106°48'0"E 106°46'0"E 106°46'0"E 106°44'0"E 106°44'0"E 106°42'0"E 106°42'0"E 6° 6 '0 "S 6° 6 '0 "S 6° 8 '0 "S 6° 8 '0 "S 6° 1 0 '0" S 6° 1 0 '0" S 6° 1 2 '0" S 6° 1 2 '0" S Jakarta Barat

Western JakartaJakarta Pusat

Central Jakarta Jakarta Utara Northeren Jakarta Jakarta Selatan Southern Jakarta Jakarta Timur Eastern Jakarta Laut Jawa Java Sea Source : Area Proyek No Revisi Peta 0

[

03/09/09 GGG ERM RFN Project Area Tanggal Revisi Digambar Oleh Diperiksa Digabung Oleh Sumber :

LOKASI KEGIATAN PENGERUKAN SUNGAI DAN WADUK DI DKI JAKARTA DALAM RANGKA PROGRAM JEDI FASE 1

Legend

ENVIRONMENTAL IMPACT STATEMENT

ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN

LOCATION OF RIVERS AND DREDGING IN DKI JAKARTA, RELATED TO PHASE 1 OF JEDI PROJECT

Legenda Road Jalan Toll Road Jalan Cukai River Sungai Railway

Jalan Kereta Api

Dredging Canal Locations

Revision No Map

Date Revision

Drafter Proofreader

- Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Naional (Bakosurtanal) - Survey Lapangan

Kelurahan Boundary

Batas Kelurahan

Compilation

Jl. Pattimura No. 20 P.O. Box 6723/JKSRB Phone. 7203951, 7261292 Fax. 7261292 Kebayoran Baru - Jakarta Selatan 12110

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR DIREKTORAT SUNGAI, DANAU DAN WADUK

Kecamatan Boundary Batas Kecamatan 0 1.25 2.5 5 Km Lokasi Pengerukan I - 1 WADUK

(21)

Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL)

Kegiatan Pengerukan Sungai dan Waduk Fase 1 (JUFMP/JEDIP) [ II-1 ]

BAB II

RENCANA KEGIATAN

2.1

I

NDENTITAS

P

EMRAKARSA

K

EGIATAN DAN

P

ENYUSUN

ANDAL

2.1.1 Pemrakarsa Kegiatan

Nama Pemrakarsa : Project Management Unit (PMU), Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Departemen Pekerjaan Umum

Alamat Kantor : Jl. Patimura No. 20 Kebayoran Baru,

Gedung Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta Telepon Nomor : (021) 7392262

Facsimile Nomor : (021) 7261292

2.1.2 Penanggungjawab Pelaksana Kegiatan

Penanggung Jawab : Ir. Widagdo, Dipl.HE

Jabatan : Direktur Sungai, Danau dan Waduk (selaku

Kepala PMU JUFMP/JEDI Project) Alamat Kantor : Jl. Patimura No. 20 Kebayoran Baru,

Gedung Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta Telepon Nomor : (021) 7392262

Facsimile Nomor : (021) 7261292

2.1.3 Indentitas Penyusun Studi Amdal

Nama Instansi : PT Environmental Resources Management Indonesia (PT ERM Indonesia)

Alamat Kantor : Wisma Aldiron Dirgantara Suite 238-239 Jl. Gatot Subroto Kav. 72 Jakarta 12780 Telepon Nomor : (021) 79181904

Faximile Nomor : (021) 79181905 Penanggung Jawab : Robert McDonough

Jabatan : Penanggung Jawab

(22)

Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL)

Kegiatan Pengerukan Sungai dan Waduk Fase 1 (JUFMP/JEDIP) [ II-2 ] Tabel II-1 Tenaga Ahli Penyusun Studi AMDAL

No  Nama  Jabatan  Keahlian 

1  DR. K. Susanto  Kusumahadi, MS. 

Ketua Tim  • Doktor Pengelolaan Sumber Daya  Alam dan Lingkungan  

• Sertifikat Penyusun AMDAL  2.  Dr. Yahya Husin, BSc., MS  Anggota  • Doktor Pengelolaan Sumber Daya 

Alam dan Lingkungan  

• Sertifikat AMDAL A dan B 

3.  Ir. Firdaus  Anggota  • Teknik Sipil 

• Transportasi  4.  Dr. Nurul Leksmono, Msc  Anggota  • Ahli Kualitas Udara 

• PhD in Air Quality Management,  University of the West of England,  Bristol, 2005. 

5.  Ir. Hafid Hadi  Anggota  • Ahli Hidrologi 

• Sertifikat AMDAL A dan B  6.  Rafeldy Noviar, SSi  Anggota  • Ahli Biologi 

• Sertifikat AMDAL A  7.  Drs. Achmad Kosasih  Anggota  • Ahli Sosekbud  8.  Drs. Supriyanto Margono, 

MSi. 

Anggota  • Ahli Kesehatan Masyarakat 

• Sertifikat AMDAL A dan B 

2.2

U

RAIAN

R

ENCANA

K

EGIATAN

Berdasarkan studi dari WJEMP DKI 3-81 dan Pusat 3-102, keberadaan banjir kanal, saluran drainase dan waduk (termasuk saluran dan stasiun pompa) memerlukan kegiatan peremajaan/rehabilitasi yang mendesak (yakni pengerukan dan pembangunan tanggul). Kegiatan pengerukan akan mengurangi jumlah endapan yang menempati setengah dari kedalaman yang diperlukan untuk mengurangi banjir dan akan mengurangi waktu disain operasi dari 25 tahun menjadi 2 tahun. Selain pengerukan, perbaikan tanggul dan peremajaan pompa juga diperlukan. Pada tahun 2004, dari hasil survai terhadap empat saluran drainase utama memberikan hasil berupa tingginya tingkat sedimentasi, juga ditemukan beberapa bagian tanggul yang memerlukan rehabilitasi/perbaikan. Di beberapa tempat, ketinggian tanggul perlu ditinggikan agar dapat menahan laju banjir. Di tempat lain, arah aliran air perlu dinormalisasi atau perlu dilakukan penguatan tanggul untuk mencegah longsor dan masuk ke saluran yang baru dikeruk.

1Outline Plan for Major Drainage and Small Lakes Management in Jabodetabek-Bopunjur Area, WJEMP Pusat 3-10, Nippon Koei

and Kwarsa Hexagon, June 2005

2Drainage Management for Jakarta: Priority Assistance, WJEMP DKI 3-8, Louis Berger Inc. and PT. Indah Karya (Persero),

(23)

Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL)

Kegiatan Pengerukan Sungai dan Waduk Fase 1 (JUFMP/JEDIP) [ II-3 ]

Proyek pengerukan JEDI Fase 1 akan berkonsentrasi pada 4 sungai/saluran drainase/banjir kanal dan 1 waduk yang telah dipilih di wilayah Jakarta yang material keruknya akan ditempatkan pada lokasi penempatan (disposal area) yang telah ditetapkan, yaitu terdiri dari:

1. Banjir kanal di bawah kewenangan Ditjen Sumber Daya Air: (i) Cengkareng Drain, dan (ii) Sunter.

2. Saluran drainase di bawah kewenangan Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta: (i) Ciliwung-Gunung Sahari, (ii) Sentiong-Sunter

3. Waduk di bawah kewenangan Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta:: (i) Waduk Melati

Kegiatan pengerukan akan meliputi kegiatan pengerukan itu sendiri, pengolahan (pemilahan, pengeringan), pengangkutan dan pembuangan material yang telah dikeruk. Pekerjaan pengerukan yang akan dilakukan di berbagai lokasi akan memiliki perbedaan dalam hal jenis atau ukuran alat keruk dan metode pengerukan, serta jenis dan /atau alat pengangkutan material keruk. Hal ini dikarenakan oleh adanya perbedaan kondisi antara satu lokasi dengan lokasi lainnya.

Kendala yang cukup mengganggu kelancaran dan penggunaan metode pengerukan adalah banyaknya jembatan yang melintas di masing-masing saluran drainase/banjir kanal yang akan dilakukan pengerukan. Dari hasil inventarisasi jumlah jembatan yang melintasi lokasi proyek dapat dilihat pada Tabel II-2.

Tabel II-2 Jumlah dan Nama Jembatan yang Melintasi masing-masing LokasiKegiatan Pengerukan

No  Nama Lokasi  Nama Jembatan/Lokasi  

1.  Cengkareng Drain 

1. Pantai Indah Timur (muara) 

2. Marina Indah 

3. Pantai Indah Utara 

4. Pantai Indah Selatan 

5. Kapuk Raya 

6. Bumi Cengkareng Indah 

7. Daan Mogot 

8. K.A. Kembangan Utara 

9. Pertemuan Kali Pesanggrahan 

2.  Ciliwung – Gn. Sahari 

1. M. Karang Bolong  8 (Puri Marina ) 

2. Pelabuhan Ratu (Puri Marina) 

3. Laks. R.E. Martadinata 

4. Mangga Dua 

5. K.A. Pisang Batu 

6. Dr. Suratmo  7. Mangga Besar  8. Kartini   9. Samanhudi  10. Pasar Baru  11. Pos  

3.  Sentiong – Sunter   1. Raya Ancol Baru 

(24)

Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL)

Kegiatan Pengerukan Sungai dan Waduk Fase 1 (JUFMP/JEDIP) [ II-4 ]

No  Nama Lokasi  Nama Jembatan/Lokasi  

3. Griya Utama 

4. Danau Sunter Selatan 

5. Sunter Jaya 

6. Bendungan Jago 

7. Kemayoran Gempol 

8. Utan Panjang (Kali Baru 6) 

9. Letjen Suprapto 

4.  Sunter (bagian hilir) 

1. Jampea (Cilincing Raya) 

2. Cikanjang 

3. Cibanteng 

4. Plumpang Raya 

5. Boulevard Artha Gading 

6. Raya Boulevard Barat 

7. Tabah Raya 

8. Teratai 

9. Boulevard Kelapa Gading 

Sumber: Sinotech, 2009

Pada dasarnya, kegiatan pengerukan adalah kegiatan mengangkat endapan/material yang berada di dasar permukaan atau endapan yang sudah jenuh di suatu lokasi dan memindahkannya ke lokasi lain. Terdapat dua kategori utama alat keruk (yakni mekanis dan hidrolis) dengan konfigurasi yang berbeda-beda, untuk memfasilitasi proses pengangkatan material dari dasar dan pengangkutannya ke lokasi pembuangan. Berikut adalah sedikit penjelasan mengenai jenis alat keruk.

Alat keruk mekanis:

Alat keruk mekanis pada umumnya menggunakan beberapa jenis alat penampung untuk proses penggalian atau pemindahan endapan, dengan cara dikerek dan ditumpahkan. Pada umumnya alat keruk mekanis memiliki kapasitas angkut sebesar 1 m3 sampai lebih dari 40 m3. Alat

keruk meknis dapat melakukan pekerjaan pengerukan terhadap material- material yang paling kompak dan terkonsolidasi seperti sedimen, karang, dan batu. Pada Gambar II-1 dan Gambar II-2 menunjukkan alat keruk pada anjungan mengambang yang digunakan untuk mengeruk material di Banjir Kanal Jakarta di bawah pengawasan DKI Jakarta. Gambar II-2

menunjukkan alat keruk yang digunakan dalam proses pengerukan di bagian hilir saluran pembuangan Angke. Jenis peralatan tersebut dapat digunakan sebagai alat pengeruk dan penggali material yang berada di dasar permukaan. Suatu alat keruk mekanis dapat melakukan pekerjaan mengeruk material kemudian memasukkannya, secara hidrolik, ke dalam kendaraan pengangkut untuk selanjutnya diangkut menuju lokasi pembuangan. Alat angkut yang biasa digunakan adalah tongkang, truk, ban berjalan.

(25)

Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL)

Kegiatan Pengerukan Sungai dan Waduk Fase 1 (JUFMP/JEDIP) [ II-5 ] Gambar II-1 Salah Satu Jenis Alat Pengerukan Backhoe (mechanical) Dredge

Gambar II-2 Alat Keruk Model Crane-Mounted Clamshell Bucket

Alat keruk hidrolik:

Pada umumnya alat keruk hidrolik bekerja menggunakan metode pompa sentrifugal untuk membuat arus air dan endapan menjadi slurry

(campuran air dan endapan). Proses pembuangan kemudian dilakukan dengan menggunakan pipa dengan ukuran diameter umumnya berkisar antara 200 mm hingga 1000 mm. Sub-kelas pipa alat keruk ditentukan oleh keberadaan alat mekanis dan/atau alat tambahan hidrolis yang digunakan untuk melepaskan dan memasukan material yang telah dikeruk dari dasar ke bagian penyedot.

Pada Gambar II-3 ditunjukkan salah satu jenis alat pengerukan secara hidrolik, biasanya terdiri dari sebuah badan kapal, dan mesin pompa

(26)

Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL)

Kegiatan Pengerukan Sungai dan Waduk Fase 1 (JUFMP/JEDIP) [ II-6 ]

utama, tangga, pipa sedotan, cutterhead, spuds, dan peralatan hoisting dan

hauling. Cutterhead yang berputar untuk mengeluarkan bahan dari bagian bawah dan air yang mengalir ke dalam mulut sedotan memasukan endapan sedotan ke dalam pipa. Setelah mengalir pada pengisapan melalui pipa dan pompa, material pengerukan mengalir melalui pipa untuk keluarnya penempatan material keruk.

Gambar II-3 Salah Satu Bentuk Alat Pengerukan dengan Sistem Hidrolik (Portable cutterhead hydraulic pipeline dredge) (sumber: Dredging Supply Company Inc.)

Untuk kegiatan pengerukan saluran drainase dan waduk (JEDI Fase 1) hanya akan menggunakan alat keruk mekanik, dengan mempertimbangkan kondisi saluran pengendali/sungai dan waduk serta material keruk.

2.2.1 Lokasi Kegiatan

Lokasi proyek pengerukan saluran drainase/banjir kanal dan waduk di DKI Jakarta dengan batas-batas administrasi daerah yang dilewati seperti tertera pada Tabel II-3.

Tabel II-3 Batas-Batas Administrasi dari Lokasi Kegiatan

No.  Nama Kelurahan  Nama Kecamatan 

I.  Cengkareng Drain 

1  Kapuk Muara 

2  Kamal Muara  Penjaringan ‐ Jakarta Utara 

3  Kapuk 

4  Kedaung Kaliangke 

5  Cengkareng Timur 

6  Rawa Buaya 

(27)

Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL)

Kegiatan Pengerukan Sungai dan Waduk Fase 1 (JUFMP/JEDIP) [ II-7 ]

No.  Nama Kelurahan  Nama Kecamatan 

7  Kembangan Utara  Kembangan ‐ Jakarta Barat 

8  Kedoya Utara  Kebun Jeruk ‐ Jakarta Barat 

II.  Sungai Ciliwung ‐ Gn. Sahari (Pintu Air Ps. Baru ‐ Marina Ancol) 

1  Pasar Baru 

2  Kartini 

3  Karang Anyar 

4  Gn. Sahari Utara 

5  Gn. Sahari Selatan 

6  Mangga Dua Selatan 

Sawah Besar ‐ Jakarta Pusat 

7  Pademangan Barat 

8  Ancol  Pademangan ‐ Jakarta Utara 

III.  Sungai Sentiong ‐ Sunter (Jembatan Kramat Sentiong ‐ Muara Kali Ancol) 

1  Bungur 

2  Utan Panjang 

3  Serdang 

4  Harapan Mulya 

5  Kebon Kosong 

Kemayoran ‐ Jakarta Pusat 

6  Sunter Jaya 

7  Sunter Agung  Tanjung Priok ‐ Jakarta Utara 

8  Pademangan Timur  Pademangan ‐ Jakarta Utara 

IV.  Sungai Sunter Bagian Hilir (Kelapa Gading – Muara) 

1  Kelapa Gading Barat 

2  Kelapa Gading Timur  Kelapa Gading ‐ Jakarta Utara 

3  Rawa Badak Selatan 

4  Rawa Badak Utara 

5  Lagoa 

6  Koja 

7  Lagoa 

Koja ‐ Jakarta Utara 

V.  Waduk Melati 

1  Kebon Melati 

2  Kebon Kacang  Tanah Abang ‐ Jakarta Pusat 

Sumber: Hasil Analisis Konsultan, 2009

Untuk lebih jelasnya lokasi-lokasi saluran drainase/banjir kanal dan waduk yang akan dilakukan kegiatan pengerukan dalam program JEDI Fase 1 dapat dilihat pada Peta II-1 sampai dengan Peta II-5. Sedangkan karakteristik dari lokasi-lokasi kegiatan dapat dilihat pada Tabel II-4.

Tabel II-4 Karakteristik Lokasi Pengerukan

No  Lokasi Pengerukan  Lebar (m)  Kedalaman (m) 

1  Cengkareng Drain  14 – 30  0,7 – 2,0 

2  Ciliwung – Gn. Sahari  15 – 35  0,7 

3  Sentiong – Sunter   13 – 30  0,7 – 2,0 

4  Sunter Bagian Hilir  15 – 20  0,7 – 1,2 

5  Waduk Melati  8 ha  2,0 

Gambar

Gambar II-3  Salah Satu Bentuk Alat Pengerukan dengan Sistem Hidrolik  (Portable cutterhead hydraulic pipeline dredge) (sumber: Dredging  Supply Company Inc.)
Tabel II-4  Karakteristik Lokasi Pengerukan
Gambar III-1  Daerah Aliran Sungai yang Terdapat di DKI Jakarta
Gambar III-2   Diagram  Pembagian  Kewenangan Kelembagaan untuk Sungai- Sungai-sungai, Drainase dan Muaranya di DKI Jakarta
+7

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa pemberian pelatihan kekuatan ayunan lengan (arm swing) dengan dumbbell meningkatkan kecepatan lari

Kriteria inklusi adalah pasien RSUPN-CM yang berdasarkan rekam medis dirawat selama tahun 2012 di salah satu dari keempat ruang rawat penyakit dalam tersebut dengan

Penelitian ini mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Sasmita dan Suki (2015) yang meneliti pengaruh asosiasi merek, loyalitas merek, kesadaran merek, dan citra merek pada

Asumsi dari pendekatan ini adalah bahwa pihak asing tersebut (dengan kesadaran yang terbatas akan budaya lokal, sejarah dan konteksnya) bukanlah satu- satunya pihak yang mampu

ETNIS ARAB DALAM PERJUANGAN KEMERDEKAAN INDONESIA : STUDI HISTORIS PERANAN ABDUL RAHMAN BASWEDAN DAN HAMID ALGADRI 1934-1949.. Universitas Pendidikan Indonesia |

Persediaan karbon pada lahan hutan umumnya sangat tinggi baik dalam tubuh vegetasi, dalam tanah ataupun dalam bentuk serasah, dibandingkan dengan dengan lahan kakao.. Ini

P333 + P313 - Jika terjadi iritasi kulit atau ruam kulit: Dapatkan saran/ pertolongan medis P302 + P352 - JIKA TERKENA KULIT: Cuci dengan sabun dan air yang banyak.. P280 -

Meaning of Life) yakni nilai-nilai penting dan sangat berarti bagi kehidupan pribadi seseorang yang berfungsi sebagai tujuan hidup yang harus dipenuhi dan mengarah