• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KEMATANGAN KARIR PADA KELAS X1 JURUSAN ADMINISTRASI PERKANTORAN TAHUN AJARAN 2012/2013 SISWA SMK NEGERI 1 KOTA GORONTALO. Lia Novika ABSTRAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS KEMATANGAN KARIR PADA KELAS X1 JURUSAN ADMINISTRASI PERKANTORAN TAHUN AJARAN 2012/2013 SISWA SMK NEGERI 1 KOTA GORONTALO. Lia Novika ABSTRAK"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

1

ANALISIS KEMATANGAN KARIR

PADA KELAS X1 JURUSAN ADMINISTRASI PERKANTORAN TAHUN AJARAN 2012/2013 SISWA SMK NEGERI 1 KOTA GORONTALO

Lia Novika

Pembimbing I : Dr. Wenny Hulukati, M.Pd Pembimbing II : Irpan Kasan, S. Ag, M. Pd

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kurangnya pengetahuan siswa tentang dunia kerja, kurangnya pengalaman siswa dalam mengeksplor kompetensi karir dan kurangnya pengetahuan siswa secara internal yang menyangkut minat, karakter, dan potensi yang dimiliki. Tujuan utama penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran tentang tingkat kematangan karir siswa dan mengetahui faktor yang menyebabkan ketidakmatangan karir siswa. Lokasi penelitian adalah SMK Negeri 1 Gorontalo pada kelas XI jurusan Administrasi Perkantoran.

Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif yang membahas tentang kematangan karir siswa, dengan anggota populasi berjumlah 216 orang dan anggota sampel 43 orang. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah secara random. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah angket dan dianalisis dengan menggunakan analisis persentase.

Hasil penelitian menunjukan kematangan karir siswa SMK Negeri 1 Gorontalo pada kelas XI jurusan Administrasi Perkantoran dengan persentase rata-rata yang dilihat dari indikator pengetahuan tentang dunia kerja 54,26% berada pada klasifikasi kurang matang, indikator pengetahuan tentang kelompok pekerjaan yang disukai 51,41% berada pada klasifikasi kurang matang, indikator membuat keputusan karir 52,09% berada pada klasifikasi kurang matang, indikator perencanaan karir 63,37% berada pada klasifikasi cukup matang, indikator eksplorasi karir 66,57% berada pada klasifikasi cukup matang dan indikator realisme keputusan karir 57,56% berada pada klasifikasi cukup matang. Penyebab ketidakmatangan karir diukur dari segi pribadi menunjukan 57,56% dan diukur dari segi lingkungan menunjukan 57,92% yang berarti penyebab ketidakmatangan karir berada pada klasifikasi cukup matang. Hal ini dibuktikan dengan hasil analisis data kematangan karir siswa. Analisis kematangan karir siswa diharapkan agar siswa lebih mengoptimalkan tingkat kematangan karirnya agar dapat mengaktualisasikan diri dalam memasuki dunia kerja dengan cara berkonsultasi, mencari informasi karir dan mengimplikasikan pengalaman dari hasil praktek kerja.

(2)

2

Salah satu tugas perkembangan remaja khususnya siswa SMK adalah tercapainya kematangan karir. Seorang remaja akan mencapai kematangan karir apabila pada masa ini ia mampu menemukan konsep dan jati dirinya. Raskin (dalam Santrock, 2003: 485) menyatakan bahwa remaja yang lebih jauh terlibat dalam proses pembentukan identitas lebih sanggup mengartikulasikan pilihan karir mereka dan menentukan langkah berikut untuk mencapai tujuan jangka pendek maupun jangka panjang mereka.

Hal tersebut menggambarkan bahwa siswa SMK seyogyanya dapat melihat gambaran dirinya secara realistis yang mencakup kelebihan dan kekurangan diri baik dari segi fisik, sikap, maupun kognitif serta memiliki pengetahuan tentang minat dan bakatnya sehingga siswa mudah dalam melakukan perencanaan, pemilihan dan keputusan karir.

Siswa dituntut agar dapat melakukan pemilihan karir secara tepat ketika ia dihadapkan dalam proses penjurusan untuk memilih jurusan tertentu. Siswa yang memilih jurusan berdasarkan kemampuan dan minat, cenderung memiliki tujuan hidup yang jelas sehingga dapat menjadikan dirinya bersemangat, serius, memiliki motivasi dalam belajar dan selalu berusaha mengembangkan pengetahuan dan kemampuannya pada jurusan yang telah dipilih.

Salah satu sekolah menengah kejuruan di Gorontalo, yaitu SMK Negeri 1 Gorontalo juga telah melakukan penjurusan terhadap para siswanya sejak siswa memasuki sekolah tersebut yaitu kelas XI. Dengan demikian, siswa telah terlibat dalam pemilihan karir. Data yang diperoleh penulis berdasarkan hasil wawancara pada beberapa siswa pada saat penulis melaksanakan PPL yang mencakup masalah pribadi, sosial, belajar dan karir. Pada masalah karir, ada beberapa siswa yang merasa cemas untuk mendapat pekerjaan dalam suasana yang kompetitif, ada siswa mengatakan belum memiliki pilihan yang pasti tentang pekerjaan yang akan dimasuki, dan ada yang menyatakan kurang memahami tujuan sekolah. Selain itu, ada yang masih kurang memahami keterampilan apa yang harus dikuasai untuk

(3)

3

pekerjaan yang akan dimasuki serta belum memiliki wawasan tentang prospek lapangan kerja dimasa depan.

Selain hal tersebut, sebagian merasa bahwa mereka tidak mengetahui kelebihan atau kemampuan apa yang mereka miliki. Dan dari hasil wawancara pada beberapa kelas, masih terdapat siswa yang belum mengetahui cita – citanya sendiri, serta masih bingung terhadap karir masa depan.

Hal ini menunjukan bahwa siswa belum menempuh langkah – langkah penggalian karir yang akan mereka tekuni dikemudian hari dan ditambah kekurangan mereka dalam menggali informasi terhadap pekerjaan yang diminati, serta mereka juga belum memiliki pemahaman tentang kelebihan dan kekurangan mereka. Pemahan tentang kelebihan dan kekurangan diri sangat diperlukan untuk menentukan karir yang sesuai dengan diri mereka dimasa mendatang.

Berdasarkan hal tersebut, perlu adanya penelitian yang dapat memberikan gambaran yang jelas tentang kematangan karir agar pelaksanaan bimbingan karir di sekolah dilakukan sesuai dengan perkembangan karir dan kebutuhan siswa. Oleh karena itu, penulis melakukan penelitian dengan judul “Analisis Kematangan Karir pada Kelas X1 Jurusan Administrasi Perkantoran Tahun Ajaran 2012/2013 Siswa SMK Negeri 1 Kota Gorontalo”.

Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut : (a) Siswa merasa cemas untuk mendapat pekerjaan dalam suasana yang kompetitif. (b) Belum memiliki pilihan yang pasti tentang pekerjaan yang akan dimasuki. (c) Kurang memahami keterampilan apa yang harus dikuasai untuk pekerjaan yang akan dimasuki. (d) Masih terdapat siswa yang belum mengetahui cita-citanya sendiri dan masih bingung terhadap karir masa depan. (e) Belum memiliki pemahaman tentang kelebihan dan kekurangan mereka. Adapun yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: (a) Bagaimanakah gambaran kematangan karir pada Kelas X1 jurusan Administrasi Perkantoran Tahun Ajaran 2012-2013 siwa SMK Negeri 1 Gorontalo?. (b) Faktor apa yang menyebabkan ketidakmatangan karir pada Kelas X1 jurusan Administrasi

(4)

4

Perkantoran Tahun Ajaran 2012-2013 siswa SMK Negeri 1 Gorontalo?. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang kematangan karir dan dapat mengetahui faktor yang menyebabkan ketidakmatangan karir pada Kelas X1 jurusan Administrasi Perkantoran Tahun Ajaran 2012 / 2013 siswa SMK Negeri 1 Kota Gorontalo. Manfaat yang yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah: (a) Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai subjek pemikiran dalam menambah ilmu pengetahuan tentang kematangan karir. (b) Bagi Sekolah dan Konselor, Dapat memperkaya konsep tentang kematangan karir dan dapat dijadikan sebagai pedoman oleh konselor sekolah untuk mengembangkan program bimbingan karir yang sesuai dengan kebutuhan siswa.

TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian Kematangan Karir

Kematangan karir adalah kesiapan dan keberhasilan individu dalam menyelesaikan tahap–tahap perkembangan karir dimana individu telah memiliki pengetahuan mendalam tentang dirinya yang mencakup minat dan bakat serta potensi diri, mampu memilih karir yang sesuai dan memiliki pengetahuan tentang pekerjaan yang telah dipilih, dan dapat membuat keputusan karir dengan baik serta bertanggung jawab terhadap hidup dan pekerjaannya.

Super (dalam Greenhaus dan Callanan, 2006:125) menyatakan bahwa “individuals are mature or ready to make appropriate choices when they have engaged in planful exploration and have appropriate occupational knowledge, self-knowledge and decision-making self-knowledge”. Definisi ini menyatakan bahwa individu yang matang/ dewasa atau siap untuk membuat pilihan yang sesuai adalah ketika individu telah terlibat dalam melakukan perencanaan, eksplorasi, memiliki pengetahuan diri, dan memiliki pengetahuan pekerjaan yang sesuai dan pengetahuan dalam pengambilan keputusan.

(5)

5 Dimensi Kematangan Karir

Dimensi kematangan karir yang dikemukakan oleh Mamat Supriatna (2009: 45) adalah sebagai berikut: (a) Dimensi Kognitif yang terdiri atas pengetahuan tentang informasi dunia kerja, pengetahuan tentang kelompok pekerjaan yang disukai, dan membuat keputusan karir, dan (b) Dimensi non kognitif yang terdiri atas perencanaan karir, eksplorasi karir dan realisme keputusan karir.

Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Kematangan Karir

Perkembangan karir remaja dalam pencapaian kematangan karir dipengaruhi oleh banyak faktor. Manrehu dan Winkel (dalam Herawati, 2010:28) mengklasifikasikan faktor-faktor yang mempengaruhi kematangan karir remaja menjadi dua kelompok, yaitu: (a) faktor lingkungan (eksternal) seperti keluarga, ras, taraf sosial-ekonomi, teknologi, dan pasar kerja; dan (b) faktor pribadi (internal) seperti bakat, minat, inteligensi, kepribadian (konsep diri, kebutuhan-kebutuhan, dan cara berhubungan dengan orang lain), hasil belajar (penguasaan materi pelajaran, keterampilan kerja, dan bidang-bidang lainnya), serta kelemahan-kelemahan (fisik, psikologis, dan sosial).

Pengertian Karir

Karir didefenisikan sebagai suatu rentang aktivitas individu dalam menjalani peristiwa-peristiwa dan peran – peran kehidupan yang keseluruhannya menyangkut tanggung jawab seseorang terhadap pekerjaannya.

Arthur, Hall dan Lawrence (dalam Patton dan McMahon, 2006:4) menyatakan bahwa karir digambarkan sebagai "the evolving sequence of a person's work experiences over time", again emphasising the centrality of the themes of work and time. Sementara itu, Patton dan McMahon (2006:5) mendefinisikan bahwa karir sebagai "the pattern of influences that coexist in an individual's life over time”. Pendapat yang dikemukakan oleh Arthur dkk tentang karir lebih menekankan pada pekerjaan seseorang yang terus berkembang. Sementara itu Patton dan McMohan lebih menekankan pada kehidupan individu itu sendiri.

(6)

6 Tahap Perkembangan Karir

Terdapat tiga teori utama yang mendeskripsikan cara yang ditempuh remaja ketika membuat pilihan dalam proses perkembangan karirnya (Santrock, 2007:171) yaitu : teori perkembangan dari Ginzberg, teori konsep diri dari Super dan teori tipe kepribadian dari Holland.

a. Teori Perkembangan Menurut Ginzberg

Teori pilihan perkembangan karir (developmental career choice) adalah teori dari Eli Ginzberg yang menyatakan bahwa anak – anak dan remaja melalui tiga tahapan karir, yaitu : fantasi, tentative dan realistis (dalam Santrock, 2007:171).

b. Teori Konsep Diri Menurut Super

Teori konsep diri karir adalah teori Donal Super yang menyatakan bahwa konsep diri individu berperan penting dalam pemilihan karir seseorang. Menurut Super (dalam Santrock, 2007:172) pemilihan karir pekerjaan dibagi menjadi lima tahap, yaitu: masa kristalisasi (crystallization); spesifikasi (specification); implementasi (implementation); stablisasi (stabilization); dan konsolidasi (consolidation).

c. Teori Tipe Kepribadian Menurut Holland

Teori tipe kepribadian (personality type theory) adalah teori dari John Holland yang menyatakan perlunya mencocokkan antara pilihan karir individu dengan kepribadian yang dimiliki. Menurut Holland, ketika individu menemukan suatu karir yang sesuai dengan tipe kepribadiannya, mereka lebih cenderung menikmati karir khusus tersebut dan bertahan pada pekerjaan tersebut dibandingkan dengan individu yang menekuni pekerjaan yang tidak sesuai dengan kepribadiannya.

Bimbingan Karir

Bimbingan karir adalah salah satu jenis bimbingan yang diberikan kepada siswa yang bertujuan untuk membantu siswa agar mereka memperoleh pemahaman dunia kerja serta mereka dapat menentukan pilihan kerja dan perencanaan karir.“bimbingan karir merupakan bimbingan untuk membantu individu dalam perencanaan, pengembangan dan pemecahan masalah-masalah karir seperti pemahaman terhadap jabatan dan tugastugas kerja, lingkungan, perencanaan dan

(7)

7

pengembangan karir, penyesuaian pekerjaan, dan pemecahan masalah-masalah karir yang dihadapi” (Yusuf dan Nurihsan 2006: 11).

Tujuan bimbingan karir adalah layanan yang diberikan untuk membantu siswa dalam melaksanakan dan menyelesaikan tugas – tugas perkembangan karir siswa serta berbagai bantuan yang menyangkut kesuksesan karir siswa dimasa depan.

Persoalan yang kadang muncul adalah bagaimana pelaksanaan bimbingan karir agar dapat mencapai tujuan bimbingan karir itu sendiri. Walgito (2010: 204) tujuan bimbingan karir dapat dicapai dengan berbagai cara, antara lain: (a) Bimbingan karir dilaksanakan dengan cara yang disusun dalam suatu paket tertentu, yaitu paket bimbingan karir, (b) Bimbingan karir dilaksanakan secara instruksional, (c) Bimbingan karir dilaksanakan dalam bentuk pengajaran unit, (d) Menyelenggarakan career day (hari karir), dan (e) Kunjungan Karir.

Bentuk layanan bimbingan karir terdiri dari: (a) Layanan Pengembangan Kematangan Karier. (b) Layanan Pengembangan Analisis Peluang Karier. (c) Layanan Pengembangan Kemampuan Membuat Keputusan Karir.

Metode Penelitian

Metode penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif dengan desain satu variabel yaitu Kematangan Karir. Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan sebelumnya maka dapat dikemukakan bahwa penelitian ini terdapat satu variabel yang dijadikan fokus kajian penelitian yaitu kematangan karir dengan indikator-indikator berdasarkan pendapat Supriatna yaitu sebagai berikut: (a) Informasi tentang dunia kerja (world of word information). (b) pengetahuan tentang kelompok pekerjaan yang lebih disukai (knowledge of preferred occupational group).(c) Membuat keputusan karir (career decision making). (d)Perencanaan karir (career planning).(e) Eksplorasi karir (career exploration). (f) realisme keputusan karir (realism). (g) Faktor-faktor penyebab ketidakmatangan karir yang terdiri dari faktor pribadi (internal) dan faktor lingkungan (eksternal). populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X1 jurusan Administrasi perkantoran di SMK Negeri 1

(8)

8

Kota Gorontalo yang berjumlah 216 siswa yang terdiri atas 7 kelas. Pengambilan sampel secara acak dengan teknik random sampling. Jumlah siswa yang menjadi sampel penilitian adalah 20% dari populasi yaitu 43 siswa. Angket sebagai teknik utama yang digunakan dalam menjaring data tentang efikasi diri mahasiswa.Angket tersebut diuji validitas pada 100 orang siswa SMK Negeri 1 Kota Gorontalo. Dari hasil validitas 89 item pernyataan, terdapat 55 item yang valid dan 34 item yang tidak

valid yang terdapat pada item

1,2,4,5,6,7,8,9,12,13,14,15,16,17,18,47,48,23,25,26,27,28,29,30,31,32,33,34,35,36,3 7,38,39, dan 40 dapat dilihat pada lampiran hasil pengolahan data validitas dan reliabilitas. Pengujian validitas instrumen penelitian ini menggunakan korelasi Pearson. Cara analisisnya dengan cara menghitung koefisien korelasi antara masing-masing nilai pada nomor pertanyaan dengan nilai total dari nomor pernyataan tersebut.

Berdasarkan hasil perhitungan reliabilitas instrumen kematangan karir yang diuji cobakan dibandingkan dengan nilai r tabel n =100 dan taraf signifikan , adalah 0.195, maka didapat nilai r-hitung 0.98 > r-tabel 0.195, perbandingan ini menunjukan hasil yang signifikan dengan kata lain reliabilitas instrumen ini baik atau dapat dipercaya. Data yang dikumpulkan selanjutnya dianalisis dengan menggunakan teknik analisis persentase, analisis dilakukan dengan melihat sebaran angket dari seluruh responden.

Hasil Penelitian

Data kematangan karir siswa didapatkan melalui instrumen kematangan karir yang disebarkanpada kelas X1 jurusan administrasi perkantoran tahun ajaran 2012/2013 siswa SMK Negeri 1 kota Gorontalo yang berjumlah 43 siswa. Hasil penelitian menunjukan kematangan karir siswa SMK Negeri 1 Gorontalo pada kelas XI jurusan Administrasi Perkantoran. Dengan persentase rata-rata yang dilihat dari indikator pengetahuan tentang dunia kerja 54,26% berada pada klasifikasi kurang matang, indikator pengetahuan tentang kelompok pekerjaan yang disukai 51,41%

(9)

9

berada pada klasifikasi kurang matang, indikator membuat keputusan karir 52,09% berada pada klasifikasi kurang matang, indikator perencanaan karir 63,37% berada pada klasifikasi cukup matang, indikator eksplorasi karir 66,57% berada pada klasifikasi cukup matang dan indikator Realisme keputusan karir 57,56% berada pada klasifikasi cukup matang serta penyebab ketidakmatangan karir diukur dari segi pribadi menunjukan 57,56% dan diukur dari segi lingkungan menunjukan 57,92% yang berarti penyebab ketidak matangan karir berada pada klasifikasi cukup matang. Pembahasan

Berdasarkan hasil analisis data dapat diperoleh data yang menggambarkan kematangan karir siswa kelas XI jurusan Administrasi Perkantoran. Adapun indikator yang diukur adalah :

Kematangan Karir Siswa

a) Pengetahuan tentang informasi dunia kerja

Pengetahuan tentang informasi dunia kerja berada pada kategori kurang matang dengan persentase 54.26%. Temuan hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan tentang informasi dunia kerja memiliki perencanaan yang baik yang dijabarkan dalam belum memiliki target untuk sukses dipekerjaan kelak, tidak memiliki informasi tentang berbagai macam pekerjaan, selalu mempelajari bagaimana orang lain memilih pekerjaan tertentu. Namun sebagian siswa sudah memiliki kematangan dalam pengetahuan tentang informasi dunia kerja

b) Pengetahuan tentang kelompok pekerjaan yang disukai

Data hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan tentang kelompok pekerjaan yang disukai berada pada kategori kurang matang dengan persentase 51.41%. Temuan hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa kelas XI Jurusan Administrasi Perkantoran tahun ajaran 20012/2013 secara umum belum memiliki kematangan dalam kelompok kerja yang disukai. Hal ini dijabarkan dalam pertanyaan; tidak perlu mencari tahu tentang tugas-tugas dari pekerjaan yang minati, terlalu banyak mengetahui informasi pekerjaan akan membuat semakin bingung dalam memilih,

(10)

10

peralatan yang digunakan pada pekerjaan yang minati tidak perlu untuk diketahui, tidak memahami peralatan dari pekerjaan yang diminati, siap atas resiko dari keputusan memilih jurusan, belum siap menghadapi persaingan karir kelak, dan belum mengetahui resiko apa yang akan muncul dari bidang yang diminati.

c) Membuat keputusan karir

Data hasil penelitian menunjukkan bahwa Membuat keputusan karir berada pada kategori kurang matang dengan persentase 52.09%. Temuan hasil penelitian menunjukkan bahwa kematangan siswa dalam membuat keputusan karir masih kurang. Hal ini dijabarkan dalam pertnyan untuk mendapatkan pekerjaan yang cocok memerlukan strategi yang matang mulai sekarang, ragu dalam memutuskan pilihan karir yang akan diambil, tahu bagaimana cara mengambil keputusan yang baik, memilih sekolah disini berdasarkan keputusan orang tua, dan berpikir bahwa dalam membuat keputusan karir tidak perlu didasari dengan pengetahuan. Dari hasil tersebut, rata-rata kemampuan siswa dalam membut keputusan karir masih kurang. 1. Aspek Non Kognitif

a) Perencanaan karir

Data hasil penelitian menunjukkan bahwa indikator perencanaan karir berada pada kategori cukup matang, dengan persentase 63.37%. Temuan hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa maskih cukup dapat merencanakan karir tanpa melibatkan orang dewasa, cukup membicarakan tentang karir masa depan saat ini tidak aka nada gunanya, dan cukup memanfaatkan orang tua, konselor, guru sebagai sumber informasi karir.

b) Eksplorasi karir

Data hasil penelitian menunjukkan bahwa indikator eksplorasi karir berada pada kategori cukup matang, dengan persentase 66.57%. Temuan hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa cukup matang dalam memanfaatkan orang tua, konselor, guru sebagai sumber informasi karir, cukup matang berupaya memperkaya pengetahuan tentang berbagai pekerjaan melalui konselor, guru, orang tua, dll, konselor, guru, dan orang tua bukan sumber informasi karir yang baik, satu-satunya

(11)

11

informasi yang diketahui hanya didapatkan dari teman, matang dan yakin dengan kemampuan dan potensi yang dimiliki untuk karirnya kelak, cukup tahu apa yang harus dilakukan dengan bakat dan kemampuannya, dan yakin dengan kemampuan dan potensi yang dimiliki untuk karirnya kelak, sertav tahu apa yang harus saya dilakukan dengan bakat dan kemampuannya.

c) Realisme keputusan karir

Data hasil penelitian menunjukkan bahwa indikator realisme kepuusan karir berada pada kategori cukup matang, dengan persentase 57.56%. Temuan hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa bersaingan dalam mencari pekerjaan, akan tetap berusaha memperjuangkan cita-cita, pada saat memilih jurusan mencari informasi tentang kesesuaian antara kemampuan dengan jurusan yang diinginkan, mandiri dalam mengambil keputusan, mempunyai gambaran pekerjaan apapun setelah lulus sekolah nanti, dan dapat mengetahui peluang karir yang ada.

Penyebab Ketidakmatangan Karir 1. Pribadi (internal)

Penyebab ketidamatangan dari segi pribadi (internal) berada pada kategori cukup memberikan pengaruh dengan persentase 57.45%. Temuan hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa cukup memiliki nilai ujian semester yang rendah, cukup mengerjakan tugas dengan baik dan tepat waktu itu tidak perlu, terpaksa memilih jurusan ini, kurang yakin dengan memilih jurusan ini dapat menyalurkan semua kemampuan yang dimiliki, cukup memiliki gangguan pada mata seperti tidak dapat melihat benda yang berjarak jauh dll, cukup memiliki gangguan pendengaran sehingga sulit memahami tentang pelajaran yang dijelaskan oleh guru, kurang percaya diri untuk sukses pada bidang/jurusan yang diambil sekarang, cukup merasa terpuruk ketika banyak menghadapi masalah, cukup memiliki hubungan yang kurang baik dengan teman-teman di sekolah, dan merasa tidak perlu mengenal orang-orang yang sukses di dunia kerja.

(12)

12

Penyebab ketidamatangan dari segi lingkungan (eksternal)berada pada kategori cukup berpengaruh dengan persentase 57.92%. Temuan hasil penelitian menunjukkan bahwa orang tua tidak ikut terlibat ketika memilih jurusan ini, ketika memiliki suatu perencanaan, maka keluarga tidak perlu tahu, keluarga mengatakan bahwa tidak perlu sekolah tinggi-tinggi, ketika pulang sekolah selalu tidur siang hingga sore hari, mengalami kesulitan dalam belajar karena keluarga memiliki taraf sosial-ekonomi yang rendah, sangat khawatir tentang hal yang menyangkut pembayaran di sekolah, bisa mengoperasikan komputer dengan baik, dapat memperoleh banyak pengetahuan dari internet, tidak dapat mengoperasikan komputer dengan baik, berpikir bahwa teknologi itu tidak bermanfaat, memilih jurusan ini karena di daerah masih membutuhkan orang yang ahli dalam bidang yang diambil, menurut informasi yang didapatkan bahwa jurusan ini memiliki peluang kerja yang baik dimasa depan, kurang yakin bahwa jurusan yang diambil ini memiliki peluang kerja yang baik. Pernytaan tersebut sangat berdampak pada tingkat kematangan karir siswa.

Penutup Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah dikemukakan pada bab IV di atas, maka penulis dapat menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

a) Kematangan Karir Siswa, terlihat pada rekapitulasi hasil penelitian mencapai 57.54% yang berarti kematangan karir siswa - siswa kelas XI SMK Negeri 1 Gorontalo jurusan Administrasi Perkantoran cukup matang. Hal ini diukur dari segi pengetahuan tentang informasi dunia kerja, pengetahuan tentang kelompok pekerjaan yang disukai, membuat keputusan karir, perencanaan karir, eksplorasi karir, dan realisme Keputusan Karir

b) Penyebab ketidakmatangan karir siswa, terlihat pada rekapitulasi hasil penelitian mencapai 57.74% yang berarti bahwa kematangan karir siswa kelas XI SMK Negeri 1 Gorontalo jurusan Administrasi Perkantoran cukup memberikan pengaruh. Hal ini diukur dari segi kepribadian siswa dan lingkungan siswa.

(13)

13

Secara umum, kematangan karir siswa kelas XI SMK Negeri 1 Gorontalo sudah cukup matang, sedangkan faktor pribadi dan lingkungan siswa cukup dapat menyebabkan ketidakmatangan karir atau cukup mempengaruhi tingkat kematangan karir siswa.

Saran

Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian, maka peneliti dapat menyarankan sebagai berikut:

a. Bagi Guru Bimbingan Konseling

Guru bimbingan dan konseling hendaknya membuat dan melaksanakan program khusus yang bekaitan dengan upaya peningkatan kematangan karir siswa dengan memperhatikan aspek-aspek/dimensi dimensi yang terkandung di dalamnya. b. Bagi Pihak Sekolah

Bagi pihak sekolah peneliti memberikan saran untuk mengembangkan kerjasama yang lebih baik dengan guru bimbingan dan konseling dengan cara mendukung implementasi program bimbingan karir untuk meningkatkan kematangan karir siswa.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu. Dan Munawar sholeh. 2005. Psikologi perkembangan. Jakarta : Rineka cipta.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: rineka cipta

Alvarez, Gonzales M. 2008. career Maturity: a Priority for Secondary Education. Journal of Research in Educational Psychology. ISSN. 16196 – 2095. No. 16. Vol. 6 (3) 2008, PP: 749 – 772. Spain: Departement of Educational Research Methods and Diagnostics, University of Barcelona.

(14)

14

Greenhaus, Jeffrey dan Gerard A. Callanan (Ed). 2006. Career Development. : Rolf Janke

Herawati, Yetti. 2010. Program Bimbingan Dan Konseling Untuk Mengembangkan Kematangan Karir Siswa (Studi Pengembangan Kematangan Karir Siswa Kelas XI Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Singaparna Tahun Pelajaran 2009/2010). Skripsi. Bandung: Jurusan Bimbingan dan Konseling UPI Bandung. (Online). (Http://repository.upi.edu diakses 10 Februari 2013).

Munandir. 1996. Program Bimbingan Karir di Sekolah. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Muharani, Endah. 2009. Pengelolaan Kegiatan Ekstra Kurikuler di SMP Negeri 1 Wonosari. Skripsi. Gorontalo: Jurusan Manajemen Pendidikan FIP

Nuryanto, Iis Lathifah. 2010. Profil Kematangan Karir Siswa SMK (Studi Deskriptif Terhadap Siswa SMK Negeri 1 Cimahi Tahun Ajaran 2009/2010). Skripsi. Bandung: Jurusan Bimbingan dan Konseling UPI Bandung. (Online). (Http://repository.upi.edu diakses 10 Februari 2013).

Oktaviana, Achdisty Trya. 2010. Program Bimbingan Untuk Meningkatkan Kematangan Karir Siswa Sekolah Menengah Kejuruan. Skripsi. Bandung: Jurusan Bimbingan dan Konseling UPI Bandung. (Online). (Http://repository.upi.edu diakses 10 Februari 2013).

Patton, Wendy. Dan Mary McMahon. 2006. Career Development and Systems Theory. Sense publisher: Rotterdam.

Santrock, W John. 2007. Remaja Edisi Sebelas Jilid 2. Jakarta: Erlangga

Santrock, W John. 2003. Adolescence Perkembangan Remaja. Jakarta: Erlangga Sudira, Putu. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMK. Departemen

(15)

15

Sugiyono. 2005. Metode penelitian kuantitatif kualitatif. Bandung: Alfabeta

Supriatna, Mamat. 2009. Layanan Bimbingan Karir di Sekolah Menengah. Bandung: Departemen Pendidikan Nasional Universitas Pendidikan Indonesia.

Supriatna, Mamat dan Budiman, Nandang. TT. Bimbingan Karir di SMK. Bandung: Tidak diketahui

Supriatna, Mamat dan Budiman, Nandang dan Nurihsan, Juntika. 2006. Pedoman Bimbingan Karir di Sekolah Menengah Kejuruan. Bandung: Departemen Pendidikan Nasional

Susanty, Gina Aprilia. 2008. Pengaruh Pelaksanaan Praktek Kerja Industri Terhadap Kematangan Karir Siswa. Skripsi. Bandung: Jurusan Bimbingan dan Konseling UPI Bandung. (Online). (Http://repository.upi.edu diakses 10 Februari 2013). Syamsiah, Erni Nur. 2012. Profil Kematangan Karir Siswa Sekolah Menengah Atas

serta Implikasinya Bagi Bimbingan Karir. Skripsi. Bandung: Jurusan Bimbingan dan Konseling UPI Bandung. (Online). (Http://repository.upi.edu diakses 10 Februari 2013).

Walgito, Bimo. 2010. Bimbingan + Konseling (Studi & Karir). Yogyakarta: Andi Offset

Winkel dan Hastuti, Sri. 2007. Bimbingan Konseling di Institusi Pendidikan. Yogyakarta: Media Abadi

Yusuf, Syamsu dan Nurihsan, Juntika. 2006. Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung: Remaja Rosdakarya

Referensi

Dokumen terkait

Analisis kuantitatif disajikan dalam bentuk tabulasi yang bertujuan untuk menyederhanakan data dalam bentuk yang mudah dibaca.Hasil studi menunjukkan bahwa terdapat 11

Dalam kondisi khusus dengan pembatasan aktivitas menyulitkan guru melakukan pengamatan langsung. Pengamatan langsung masih dapat dilakukan selama kegiatan tatap muka jarak

Pada bab ini akan dibahas analisis dari besaran nilai QoS dengan membandingkan jaringan yang digunakan dalam melewatkan layanan VoIP (Voice over IP) dan Video

Analisis bivariat sikap ibu hamil menunjukkan bahwa variabel sikap pada penelitian ini tidak dapat di uji pada posttest satu, dikarenakan setelah edukasi semua ibu

Kegiatan ekonomi yang sifatnya menghasilkan barang Kegiatan ekonomi yang sifatnya menghasilkan barang ataupun jasa2.

3.10.4 Menggunakan bidang koordinat Kartesius untuk menentukan posisi garis yang sejajar, berpotongan dan tegak lurus dengan sumbu-x dan sumbu-y 4.2.1 Menyelesaikan masalah

pohonnya cukup melimpah. Dari pengamatan bahkan jenis A. scholaris tidak ditemukan anak pohonnya tumbuh di petak pengamatan. Tampak bahwa dari 31 jenis vegetasi pantai

Maka yang menjadi populasi pada penelitian ini adalah pelanggan telkomsel yang menggunakan kartu HALO dengan kategori pria 25 tahun sampai dengan 40 tahun,