• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. 1 Abu Choir, Pengembangan Mutu Pendidikan ; Analisis Inpiut, Proses, Output dan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. 1 Abu Choir, Pengembangan Mutu Pendidikan ; Analisis Inpiut, Proses, Output dan"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pengembangan mutu pendidikan merupakan “PR” panjang bagi pembangunan pendidikan di Indonesia. Pola pembangunan pendidikan di era orde baru, lebih mengutamakan pemerataan pendidikan, melalui hal ini diharapkan manusia Indonesia mempunyai kesempatan seluas-luasnya untuk mengakses pendidikan. Kebijkan ini jelas tidak jelak, hanya kebijakan pemerataan pendidikan tersebut tidak disertai dengan upaya pemerataan mutu pendidikan. Apalagi kekuasaan orde baru semakin “tanpa lawan” menjadikan kebijakan ini semakin di “amini” tanpa ada yang mengevaluasi dan megontrol.

Ibarat telur dan ayam, pengembangan pendidikan selalu dihadapkan pada persoalan mana yang harus lebih di dahulukan, kuantitas atau kualitas (mutu). Bahkan kedua hal tersebut seakan tidak dapat dipadukan. Berpikir kuantitas akan berimbas pada kualitas yang rendah, dan sebaliknya berkonsentrasi pada kualitas berkonsekuensi pada kuantitas yang sedikit.

Kalau dilihat secara jernih, pemilihan pada kualitas adalah suatu keberpihakan yang logis dan bertanggungjawab. Karena pendidikan adalah upaya untuk memanusiakan manusia, mendewasakannya dan segenap predikat mulia lainnya. Tentunya hanya pendidikan berkualitas yang dapat menyandang predikat ini. Karena pendidikan yang berkualitas akan selalu berpihak pada upaya memberdayaklan manusia.1

Namun rendahnya mutu (kualitas) pendidikan merupakan salah satu permasalahan yang dihadapi bangsa Indonesia dalam setiap jenjang dan satuan pendidikan, khususnya pendidikan dasar dan menengah. Madrasah sebagai sub sistem dari sistem pendidikan nasional, juga memiliki problematika yang tidak jauh berbeda dengan institusi pendidikan lainnya, bahkan lebih komplek

1

Abu Choir, Pengembangan Mutu Pendidikan ; Analisis Inpiut, Proses, Output dan Outcome Pendidikan, Makalah Disampaikan Pada Perkuliahan Manajemen Pendidikan Islam di Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2004, hlm. 1, t.d.

(2)

dan dilematis. Tantangan yang dihadapi madrasah tidak hanya tantangan secara eksternal, tetapi juga tantangan internal. Kesan marginal, terbelakang, dan tidak mutu tampaknya masih melekat pada lembaga pendidikan ini.

Dalam kerangka itu, perlu dipikirkan bersama sebuah desain peningkatan kualitas madrasah secara umum yang mampu merespon tuntutan masyarakat dan perkembangan global. Harus dipikirkan bersama tentang kritik terhadap praktek pendidikan madrasah selama ini, yakni realitas proses belajar mengajar di madrasah hanya mengejar target kurikulum. Harus di pikirkan bagaimana agar minimnya fasilitas, sarana prasarana, ketersediaan guru, dan masalah yang lainnya dapat ditemukan solusinya.

Upaya peningkatan kualitas pendidikan pada madrasah, baik mengenai pengembangan kurikulum, peningkatan profesionalitas guru, pemenuhan kebutuhan sarana prasarana dan pemberdayaan pendidikan telah, sedang dan akan dilaksanakan secara terus menerus. Upaya tersebut merupakan agenda pemerintah.2 Melalui Departemen Agama (DEPAG) pemerintah mengadakan program Bantuan Operasional Manajemen Mutu (BOMM) agar setiap satuan pendidikan madrasah selalu berupaya untuk memberikan jaminan kualitas kepada pihak-pihak yang berkepentingan, yaitu suatu jaminan agar setiap penyelenggara pendidikan madrasah sesuai dengan apa yang seharusnya dan sesuai pula dengan harapan masyarakat.3 Karena madrasah merupakan harapan masyarakat dalam menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia yang memiliki nilai lebih agar mampu merespon era global. Oleh karena itu lulusan madrasah perlu dibekali kompetensi individu yang bisa bersaing di pasar kerja. Bagi madrasah situasi ini tidak memberikan pilihan lain kecuali sikap dan semangat untuk terus meningkatkan kualitas pendidikan yang dikembangkannya.

2

Abdul Rachman Saleh, Madrasah dan Pendidikan Anak Bangsa. Visi, misi, aksi, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004), hlm. Xii.

3

(3)

Untuk memenuhi tuntutan tersebut, madrasah dituntut dapat menawarkan program-program yang konstruktif berdasarkan kebutuhan kekinian serta dapat menjangkau masa depan.4

Apabila setiap lembaga pendidikan selalu berupaya untuk memberikan jaminan kualitas dan upaya ini terus menerus dilakukan maka diharapkan kualitas pendidikan pada madrasah secara keseluruhan akan meningkat.

Salah satu upaya yang dilakukan oleh pemerintah (Ditmapenda Islam Ditjen Baga) dalam memberikan dukungan dan perhatian kepada madrasah dan masyarakat tahun anggaran 2003 adalah dengan mengadakan Program Bantuan Operasional Manajemen Mutu (BOMM) melalui bagian proyek peningkatan mutu pendidikan tingkat menengah dengan mengalokasikan paket bantuan dana yang diberikan kepada madrasah baik negeri maupun swasta di seluruh Indonesia.5

Di antara Madrasah Aliyah di Kabupaten Demak yang mendapat Bantuan Operasional Manajemen Mutu (BOMM) tahun anggaran 2003 adalah Madrasah Aliyah Futuhiyyah 1 Mranggen-Demak. Berangkat dari latar belakang masalah di atas penulis tertarik untuk melakukan studi dalam bentuk penelitian skripsi dengan topik “Studi Tentang Dampak Bantuan Operasional Manajemen Mutu (BOMM) Terhadap Peningkatan Mutu Madrasah Aliyah Futuhiyyah 1 Mranggen-Demak Tahun Anggaran 2003”.

B. Penegasan Istilah

Untuk menghindari perbedaan penafsiran maupun persepsi dalam memahami judul skripsi ini, maka penulis akan menjelaskan beberapa batasan arti dalam istilah-istilah yang terkandung dalam judul tersebut.

1. Dampak

4

Departemen Agama RI, Naskah Juklak Program BOMM MTs/MA, Bagian Proyek Peningkatan Mutu 2003.

5

(4)

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, “dampak” berarti pengaruh kuat yang datang akibat (baik negatif maupun positif).6 Dalam hal ini berarti pengaruh setelah adanya Bantuan Operasional Manajemen Mutu (BOMM).

2. Bantuan Operasional Manajemen Mutu (BOMM)

Bantuan Operasional Manajemen Mutu (BOMM) adalah program bantuan yang diadakan pemerintah (Ditmapenda Islam Ditjen Baga) melalui proyek peningkatan mutu pendidikan yang berbentuk uang (block grant) untuk diberikan kepada madrasah baik negeri maupun swasta di seluruh Indonesia guna mendorong madrasah dalam melaksanakan program peningkatan mutu pendidikan berdasarkan prinsip-prinsip Manajemen Berbasis Sekolah (MBS), yaitu fokus pada mutu, pengelolaan secara transparan, perencanaan dan pengambilan keputusan yang melibatkan semua warga madrasah, pemberdayaan masyarakat, dan peningkatan mutu secara berkelanjutan.7

3. Peningkatan

Peningkatan berarti proses perbuatan, cara meningkatkan, (usaha, kegiatan, dan sebagainya.8 Peningkatan yang dimaksud dalam skripsi ini adalah bagaimana cara meningkatkan mutu madrasah.

4. Mutu Madrasah

Kata “Mutu” berasal dari Bahasa Inggris “quality” yang berarti kualitas.9 Secara umum, mutu diartikan gambaran dan karakteristik menyeluruh barang atau jasa yang menunjukkan kemampuannya dalam memuaskan kebutuhan yang ditentukan atau yang tersirat.10 Sedangkan

6

Departemen P dan K, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1995), hlm. 207.

7

Departemen Agama RI, Petunjuk Pelaksanaan Bantuan Operasional Manajemen Mutu Madrasah Tsanawiyah, Bagian Proyek Peningkatan mutu 2003, hlm. 1.

8 Departemen P dan K, op. cit., hlm. 1060. 9

Jhon M. Echols dan Hasan Shadhily, Kamus Inggris Indonesia, (Jakarta: Gramedia, 1976),hlm. 332.

10

Sugiyono, Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah, (Yogyakarta: Fak. Teknik UNY, 2002), hlm. 12.

(5)

Madrasah berasal dari Bahasa Arab, kata dasarnya “darasa” yang artinya belajar. Jadi madrasah berarti tempat untuk belajar.11

Dalam UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dijelaskan bahwa posisi Madrasah Aliyah (MA) sejajar dengan Sekolah Menengah Atas (SMA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK) atau bentuk lainnya yang sederajat.12 Dengan demikian, mutu madrasah dalam skripsi ini adalah kualitas suatu madrasah yang meliputi input, proses, out put, dan out come dari madrasah.

Dari penegasan istilah di atas dapat dipahami bahwa yang di maksud judul skripsi “Studi Tentang Dampak Bantuan Operasional Manajemen Mutu (BOMM) Terhadap Peningkatan Mutu Madrasah Aliyah di Futuhiyyah 1 Mranggen-Demak Tahun Anggaran 2003” merupakan proses untuk meningkatkan mutu atau kualitas madrasah.

C. Rumusan Masalah

Bertolak dari latar belakang masalah dan penegasan istilah seperti yang dikemukakan di atas, maka pokok permasalahan yang menjadi fokus pada penelitian ini adalah:

1. Bagaimana pelaksanaan Bantuan Operasional Manajemen Mutu (BOMM) Madrasah Aliyah Futuhiyyah 1 Mranggen- Demak?

2. Bagaimana dampak Bantuan Operasional Manajemen Mutu (BOMM) terhadap peningkatan mutu di Madrasah Aliyah Futuhiyyah 1 Mranggen-Demak?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Sejalan dengan perumusan masalah yang telah disusun di atas, maka kajian ini mempunyai tujuan sebagai berikut:

11

Departemen Agama RI, Ensiklopedi Islam di Indonesia, (Jakarta: Proyek peningkatan prasarana dan sarana perguruan tinggi Agama/IAIN, 1992-1993), hlm. 661.

12

(6)

1. Untuk mengetahui pelaksanaan Bantuan Operasional Manajemen Mutu (BOMM) Madrasah Aliyah Futuhiyyah 1 Mranggen- Demak.

2. Untuk mengetahui dampak Bantuan Operasional Manajemen Mutu (BOMM) terhadap peningkatan mutu di Madrasah Aliyah Futuhiyyah 1 Mranggen-Demak.

Adapun penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut:

1. Secara teoritis, penelitian ini memperkaya wacana keilmuan khususnya kajian pendidikan dalam bidang Kependidikan Islam (KI) dan juga menambah bahan pustaka bagi Fakultas Tarbiyah.

2. Secara praksis, penelitian ini bisa menjadi sumbangan pemikiran sebagai acuan bagi para profesional pendidikan dalam meningkatkan motivasi dan kreativitas kepala madrasah dan jajarannya dalam meningkatkan mutu pengelolaan madrasah menjadi lebih baik, efektif, dan efisien.

E. Tinjauan Pustaka (Telaah Penelitian yang Relevan)

Studi tentang dampak Bantuan Operasional Manajemen Mutu terhadap peningkatan mutu madrasah bukanlah hal baru dalam dunia akademik, telah banyak bermunculan karya-karya tentang hal itu, penulis menyadari apa yang akan diteliti ini sesungguhnya ada kedekatan dengan hasil penelitian yang pernah ditulis peneliti sebelumnya. Kajian pustaka terhadap karya-karya terdahulu dimaksudkan sebagai bahan pertimbangan guna membantu pembahasan penelitian di lapangan nanti.

Di antara yang meneliti tentang peningkatan mutu madrasah adalah, pertama Sri Isnani Setyaningih (mahasiswa IAIN Walisongo Semarang), NIM. 3194206, lulus tahun 1999, dengan skripsinya “Peran Penilik Agama Islam Dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan di SD/MI Kec. Kemangkon Kab. Purbalingga tahun 1999”, dengan hasilnya menunjukkan bahwa peran penilik pendidikan Agama Islam melalui supervisi pendidikan dalam sebuah lembaga pendidikan memang tidak dapat dipisahkan sebagai sebuah kegiatan dalam upaya peningkatan mutu pendidikan, dimana peningkatan mutu

(7)

pendidikan tidak hanya bertumpu pada guru saja, karena hal yang mendukung seperti sistem, keadaan siswa, juga sangat mendukung.

Kedua, Isnawati (mahasiswa IAIN Walisongo Semarang), NIM. 3199187, lulus tahun 2004. skripsi nya yang berjudul “Peningkatan Mutu Pendidikan di SMA (Sebuah Pendekatan Kurikulum Berbasis Kompetensi), skripsi ini mengupas bahwa mutu pendidikan agama Islam sangatlah kurang, terbukti adanya lulusan yang kurang bisa mengaplikasikan apa yang telah diperoleh dari pendidikan agama Islam di sekolah, kemudian kurikulum berbasis kompetensi mencoba mendobrak bagaimana agar pendidikan agama Islam bermutu dan dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, karena kurikulum berbasis kompetensi menekankan pada siswa untuk memiliki kemampuan atau memiliki keahlian setelah mempelajari sesuatu atau dengan kata lain siswa harus dapat mempraktekkan apa yang telah diperoleh dari sekolah dalam kehidupan sehari-hari.

Ketiga, Dzuriyah Muwaffiqoh (mahasiswa IAIN Walisongo Semarang), NIM. 3101405, lulus tahun 2006, dengan skripsinya “Studi Tentang Kebijakan Pengangkatan Kepala Madrasah Dalam Upaya Peningkatan Mutu Madrasah (Studi Empiris Di Kanwil Depag Jawa Tengah)” menurutnya kepala madrasah adalah pemimpin yang mempunyai peranan sangat penting dalam meningkatkan mutu pendidikan madrasah, peran tersebut adalah sebagai educator, manajer, administrator, supervisor, leader, innovator, dan motivator. Jika kepala madrasah benar-benar bisa menjalankan peran dan fungsinya dengan penuh tanggung jawab maka upaya meningkatkan mutu madrasah semakin mudah dilakukan, tentu saja dengan dukungan semua komponen madrasah dan peran serta masyarakat.

Dari berbagai tulisan diatas penulis belum menemukan pembahasan khusus tentang “Studi Tentang Dampak Bantuan Operasional (BOMM) Terhadap Peningkatan Mutu Madrasah Aliyah Madrasah Aliyah Futuhiyyah 1 Mranggen-Demak Tahun Anggaran 2003”.

Berbeda dengan penelitian di atas, maka penelitian ini lebih memfokuskan untuk mengetahui bagaimana dampak setelah adanya Bantuan

(8)

Operasional Manajemen Mutu (BOMM) terhadap peningkatan mutu Madrasah Aliyah di Kabupaten Demak khususnya di Madrasah Aliyah Futuhiyyah 1 Mranggen Demak.

F. Metodologi Penelitian 1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif yang berbentuk studi kasusu, yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.13 Bentuk penelitian ini diharapkan bisa menghasilkan berbagai informasi untuk mendeskripsikan tentang pelaksanaan bantuan operasional manajemen mutu.

2. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan penelitian ini adalah pendekatan fenomenologi yang hendak mendudukkan tinggi pada kemampuan manusia untuk berfikir reflektif dan lebih jauh lagi untuk menggunakan logika selektif disamping logika induktif dan deduktif.14

3. Metode Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data di lapangan penulis menggunakan metode sebagai berikut:

a. Metode Observasi

Metode observasi yaitu seluruh kegiatan pengamatan terhadap suatu obyek atau orang lain.15 Obyek yang akan diobservasi dalam

13 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosda Karya,

2001), Cet. 14, hlm. 3.

14

Neong Muhajir, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Yoguakarta: Rakasarasin, 1996), hlm. 83.

15

(9)

kajian penelitian ini adalah seluruh rangkaian aktivitas madrasah yang berhubungan dengan Bantuan Operasional Manajemen Mutu di Madrasah Aliyah Futuhiyyah 1 Mranggen Demak tahun anggaran 2003.

b. Metode Interview (wawancara)

Interview atau wawancara yaitu percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.16 Sutrisno Hadi mengelompokkan wawancara (interview) ke dalam empat jenis yaitu, interview tak terpimpin, interview terpimpin, interview bebas terpimpin, dan interview pribadi atau kelompok. Adapun interview yang digunakan dalam penelitian ini adalah interview bebas terpimpin.17

Metode ini digunakan sebagai pendukung metode observasi dan dokumentasi dalam menggali data tentang Bantuan Operasional Manajemen mutu terhadap peningkatan mutu madrasah Aliyah Futuhiyyah 1 Mranggen Demak, melalui pertimbangan berbagai pihak yaitu, Kepala Madrasah, Guru, dan Siswa.

c. Metode Dokumentasi

16

Lexy J. Moleong,op. cit., hlm. 135.

17

Interview bebas terpimpin adalah interview secara bebas tapi terpimpin. Dengan kebebasan akan dicapai kewajaran secara maksimal sehingga di peroleh data secara mendalam. Selanjutnya dengan masih dipertahankannya unsur terpimpin akan memungkinkan masih dipenuhinya prinsip-prinsip komparabilitas dan realiabilitas, serta dapat diarahkan secara langsung dan terfokus pada pokok persoalan penelitian. Oleh karena itu interview bebas terpimpin dapat juga disebut interview terkontrol. (Sutrisno Hadi, Metodologi Reseach, (Yogyakarta: Audi Offset, 2002), hlm. 206-207.

(10)

Dokumentasi berasal dari kata dokumen, yang artinya barang yang tertulis. Metode dokumentasi berarti cara pengumpulan yang mencatat data-data yang sudah ada.18

Metode ini digunakan untuk mendapatkan data yang berkaitan dengan pelaksanaan Bantuan Operasional Manajemen Mutu dan dampaknya terhadap peningkatan mutu Madrasah Aliyah Futuhiyyah 1 Mranggen Demak tahun anggaran 2003.

4. Metode Analisis Data

Metode Analisis Data merupakan upaya mencari dan menata secara sistematis catatan hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi, untuk meningkatkan pemahaman peneliti tentang kasus yang diteliti dan menyajikan sebagai temuan. Dalam hal ini peneliti menggunakan metode deskriptif analitik yaitu memberikan predikat kepada variabel yang diteliti sesuai dengan kondisi yang sebenarnya. Predikat yang diberikan tersebut dalam bentuk peringkat yang sebanding dengan atau atas dasar kondisi yang di inginkan.19

Setelah semua data terkumpul, baik melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi, maka penulis akan menganalisanya melalui pengorganisasian data secara sistematis untuk memaparkan gambaran mengenai situasi yang diteliti secara cermat dan tepat.

18

Yatim Riyanto, Metodologi Penelitian Suatu Tinjauan Dasar, (Surabaya: Sic, 1996), hlm. 83.

19

Referensi

Dokumen terkait

Selanjutnya anak pertama dari keluarga X yaitu bernama EM, Em berumur 16 tahun, saat ini sedang belajar di salah satu SLB yang ada di bungus teluk kabung, EM adalah pribadi yang

Dalam proses produksi tersebut diharapkan sistem informasi yang diajukan dapat menunjang perencanaan pengadaan material bagi proyek perusahaan. Dalam perencanaan ini

Ketentuan lebih lanjut mengenai Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 171 (Civil Aviation Safety Regulation Part 171) tentang Penyelenggaraan Pelayanan

Dalam menjaga kesinambungan bahan baku kayu untuk industri rumah Woloan di Sulawesi Utara, maka pemanfaatan jenis-jenis kayu lokal yang masih potensial perlu ditingkatkan seperti

Kapabilitas proses adalah prosedur ilmiah dan sistematis yang menggunakan diagram kendali untuk mendeteksi dan mengeliminasi penyebab variasi proses sehingga keadaan terkontrol

Kalau kita perhatikan bahwa apa yang diperjuangkan oleh Samin Surosentiko dan para pengikutnya adalah salah satu kelompok yang juga melakukan penolakan terhadap

suhu tinggi dan terjadi vitrifikasi (penggelasan). Secara teknis, keramik ini mempunyai kualitas yang tinggi dan bagus, disamping mempunyai daya tarik khusus dalam

Peneliti melakukan wawancara pada mahasiswa tanggal 23 Februari 2015 pada 6 orang mahasiswa FIK dari program studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi