i SKRIPSI
PENGARUH PEMBERIAN JUS LIDAH BUAYA (ALOE VERA) TERHADAP PENURUNAN KOLESTEROL TOTAL PADA LANSIA (Studi di Unit Pelaksanaan Teknis Pelayanan Sosial Tresna Werda Jombang)
AKIDATUL ISNAINI 13.321.0069
PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
“INSAN CENDEKIA MEDIKA” JOMBANG
ii
PENGARUH PEMBERIAN JUS LIDAH BUAYA (ALOE VERA) TERHADAP PENURUNAN KOLESTEROL TOTAL PADA LANSIA (Studi di Unit Pelaksanaan Teknis Pelayanan Sosial Tresna Werda Jombang)
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada Program Studi S1 Keperawatan di Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Insan Cendekia Medika Jombang
AKIDATUL ISNAINI 13.321.0069
PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG
vi
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Sumenep pada tangga 20 April 1995 dari Bapak Drs. H. M. Kadar dan Ibu Hj. Warsini, orang tua penulis adalah seorang PNS, penilus merupakan anak ke dua dari dua bersaudara. Anak pertama Perempuan bernama Hj. Marini Latifatus Zuhra.
Tahun 2007 penulis lulus dari SDN Kecer 1 Dasuk, melanjutkan sekolah menengah pertama di SMPN 3 Sumenep lulus tahun 2010, melanjutkan sekolah menengah pertama di SMAN 1 Sumenep lulus pada tahun 2013, dan pada tahun yang sama lulus seleksi masuk STIKes Insan Cendekia Medika (ICME) Jombang, penulis memilih program studi S1 Keperawatan dari tiga pilihan program studi
yang ada di STIKes “ Insan Cendekia Medika” Jombang samapai akhirnya
memyelesaikan studi akhir.
Demikian Riwayat Hidup ini dibuat dengan sebenarnya.
Jombang, Mei 2017 Mahasiswa
vii MOTTO
“HARAPAN ADALAH SALAH SATU BAHAN BAKAR UTAMA UNTUK
viii
PERSEMBAHAN
Dengan hati yang tulus saya ucapkan rasa syukur kepada Allah SWT ...
Engkau telah memberikan kemudahan, kelancaran, kesabaran serta membukakan
pintu pikiranku dalam penyusunan skripsi ini.
Karya kecil ini saya persembahkan untuk :
1. Bapak dan ibu saya yang senantiasa memberikan kasih sayang, do’a,
bimbingan serta dukungan moril maupun materil sehingga saya bisa
sekarang ini, terima kasih. Saya sayang dan bangga memiliki orang tua
seperti beliau.
2. Dosen S1 Keperawatan yang selalu memberikan bimbingan, khususnya
dosen pembimbing Endang Y, S.Kep, Ns, M.Kes dan Yunan Yusuf,
S.kep., Ns terima kasih telah memberikan bimbingan dan waktunya
selama ini.
3. Terima kasih juga kepada mbak saya yang selalu memberikan motivasi,
dan dukungan, baik dukungan moril maupun materil buat saya.
4. Terima kasih juga untuk M. Hilmy Winiardy yang selalu mendo’akan
saya, memberi nasehat, dan support. Terima kasih sudah membantu dan
menemani sampai saya menyelesaikan skripsi ini.
5. Sahabat dan teman-teman saya yang sudah membantu saya dalam
menyelesaikan skripsi ini.
6. Sahabat-sahabat saya S1 Keperawatan STIKes ICMe Jombang yang
senasip dan seperjuangan, terutama kelas B. Terima kasih atas dukungan
ix
KATA PENGANTAR
Segala puji penulis panjatkan terhadap kahadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
proposal dengan cepat dengan judul “Pengaruh Pemberian Jus Lidah Buaya (Aloe
Vera) Terhadap Penurunan Kolesterol Total Pada Lansia (Studi di Unit
Pelaksanaan Teknis Pelayanan Sosial Tresna Werda Jombang)” tanpa adanya
rintangan yang berarti. Proposal ini disusun sebagai salah satu syarat dalam
menyelesaikan program studi S1 Keperawatan STIKes Icme Jombang.
Penulis pengucakpan terima kasih sebanyak-banyaknya kepada : H.
Bambang Tutuko, S.H, S.Kep, Ns., M.H selaku ketua STIKes ICMe Jombang,
Inayatur Rosyidah, S.Kep, Ns, M.Kep selaku ketua prodi S1 Keperawatan STIKes
ICMe Jombang, Dr. Haryono, S.Kep., Ns., M.Kep selaku penguji utama; Endang
Y, S.Kep, Ns, M.Kes selaku pembimbing utama yang memberikan arahan,
masukan, waktunya selama bimbingan penyusunan skripsi ini dengan penuh rasa
tanggung jawab; Yunan Yusuf, S.kep., Ns selaku pembimbing anggota yang
memberikan masukan dan dukungan moral kepada peneliti.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan selama penyusunan
skripsi ini, maka penulis mengharapkan saran dan kritik, karena masih belum
sempurna.
Jombang, Mei 2017
x ABSTRAK
PENGARUH PEMBERIAN JUS LIDAH BUAYA (ALOE VERA) TERHADAP PERUBAHAN KOLESTEROL TOTAL PADA LANSIA (Studi di Unit Pelaksanaan Teknis Pelayanan Sosial Tresna Werda Jombang)
Oleh : Akidatul Isnaini
Kolesterol adalah senyawa hasil pengelolaan lemak yang di produksi hati. Kolesterol merupakan lemak yang penting bagi tubuh tetapi jika jumlahnya berlebihan didalam darah dapat membahayakan kesehatan. Terapi yang dapat digunakan untuk mengontrol kolesterol total adalah mengkonsumsi jus lidah buaya (aloe vera) secara teratur. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengaruh pemberian jus lidah buaya (aloe vera) terhadap perunahan kolesterol total pada lansia di unit pelaksanaan teknis pelayanan sosial tresna werda jombang.
Desain penelitian adalah Pre Eksperimen menggunakan pendekatan kuantitatif dengan rancangan one group pre-post test design dengan simple ramdom sampling. Populasi pada penelitian ini yaitu semua lansia yang memiliki kolesterol total tinggi. Sampel penelitian ini berjumlah 10 sampel. Pengumpulan data menggunakan lembar observasi. Data yang terkupul kemudian diolah dan dianalisis dengan spss 24 serta menggunakan uji wilcoxon.
Hasil analisis ini menunjukkan bahwa ada pengaruh kolesterol total sebelum dan dan setelah pemberian jus lidah buaya (aloe vera). Sebelum pemberian jus lidah buaya (aloe vera) menunjukkan bahwa seluruhnya responden memiliki kolesterol total cukup sebanyak 9 orang (90%), sesudah pemebrian jus lidah buaya (aloe vera) menunjukkan bahwa seluruh responden mengalami perubahan dimana setengah responden memiliki kolesterol total normal sebanyak 5 orang (50%), setengah reponden memiliki kolesterol total cukup 5 orang (50%). Analisa data menggunakan uji wiloxon dengan perhitungan spss 24 didaptakana nilai 0,022menunjukkan nilaip<0,05 sehingga H0ditolak dan H1 diterima .
Kesimpulan penelitian ini bahwa dapat dikatakan ada pengaruh pemberian jus lidah buaya (aloe vera) terhadap perubahan kolesterol total pada lansia di unit pelaksanaan teknis pelayanan sosial tresna werda jombang.
xi ABSTRACT
THE EFFECT OF GIVING ALOE VERA JUICE TO SLOPE TOTAL CHOLESTEROL ON ELDERLY
(Study At The Technical Implementation Unit Of Social Services Tresna Werda Jombang)
By: Akidatul Isnaini
Cholesterol is a compound that results in the production of fatty liver. Cholesterol is a fat that is important for the body but if the amount is excessive in the blood can harm health. Therapy that can be used to control total cholesterol is to consume aloe vera juice regularly. The purpose of this research is to analyze the effect of aloe vera juice on total cholesterol in elderly in technical implementation unit of social service of tresna werda jombang.
Design of the research is pre eksperimen uses quantitative approach with one group pre-post test design. Sample of the research is 10 respondents with simple ramdom sampling. Population of the research is all on elderly that is have high cholesterol. Data collection uses observation sheet. Data that is collected then processed and analysed with spss 24 along with use wilcoxon test.
The results of this analysis indicate that there is the effect of total cholesterol before and after aloe vera juice (aloe vera). Before giving the aloe vera juice (aloe vera) showed that all of respondents had enough total cholesterol as many as 9 people (90%), after aloe vera showed that all of respondents experienced a change where half of respondents had normal total cholesterol as many as 5 people (50%), almost half of the respondents had enough total cholesterol of 5 people (5%). The data analysis showed that was calculated as 0.022 indicated p <0.05 so that H0 was rejected and H1 was accepted.
The conclusion of this research that can be said there is effect giving of aloe vera juice to total cholesterol changes on elderly in technical implementation unit of social service of tresna werda jombang.
xii DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAM JUDUL DALAM ... ii
PERNYATAAN KEASLIAN ... iii
LEMBAR PERSEUJUAN ... iv
PENGESAHAN PENGUJI ... v
RIWAYAT HIDUP. ... vi
MOTO. ... vii
PERSEMBAHAN. ... viii
KATA PENGANTAR ... ix
ABSTRAK ... x
ABSTRACT ... xi
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR TABEL ... xvi
DAFTAR GAMBAR ... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ... xviii
DAFTAR LAMBANG DAN DINGKATAN . ... xix
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 3
1.3 Tujuan Penelitian ... 3
1.3.1 Tujuan umum ... 3
1.3.2 Tujuan khusus ... 3
1.4 Manfaat Penelitian ... 4
1.4.1 Manfaat teoritis ... 4
1.4.2 Manfaat Praktis ... 4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lansia ... 5
2.1.1 Proses menua ... 5
xiii
2.1.3 Gejala-gejala kemunduran fisik ... 8
2.1.4 Gejala-gejala kemunduran kognitif ... 9
2.1.5 Perubahan fisiologis pada lansia ... 9
2.1.6 Perubahan patofisiologis ... 12
2.1.7 Rincian Anjuran Kecukupan Gizi Bagi Lansia ... 15
2.1.8 Kebutuhan Lemak Lansia. ... 15
2.2 Kolesterol ... 17
2.2.1 Pengertian kolesterol ... 17
2.2.2 Kadar kolesterol ... 18
2.2.3 Manfaat kolesterol ... 18
2.2.4 Kegunaan kolesterol ... 19
2.2.5 Faktor-faktor penyebab tingginya kolesterol ... 19
2.2.6 Sumber kolesterol ... 21
2.2.7 Fungsi kolesterol ... 21
2.2.8 Ciri-ciri penderita kolesterol tinggi ... 21
2.2.9 Cara menghindari bahaya kolesterol ... 22
2.3 Lidah buaya (alue vera) ... 22
2.3.1 Kandungan kimiawi lidah buaya (aloe vera) ... 23
2.3.2 Kandungan lidah buaya (aloe vera) ... 23
2.3.3 Kandungan lidah buaya (aloe vera) untuk menurunkan kolesterol LDL dan HDL ... 24
2.3.4 Bagian-bagian lidah buaya (aloe vera) yang umumnya dimanfaatkan ... 25
2.3.5 Kelebihan tanaman lidah buaya (aloe vera) ... 27
2.3.6 Manfaat lidah buaya (aloe vera) ... 27
2.3.7 Manfaat lidah buaya (aloe vera) bagi kecantikan ... 28
2.3.8 Manfaat lain lidah buaya (aloe vera) ... 29
2.3.9 Efek samping mengonsumsi lidah buaya (aloe vera) ... 30
2.3.10 Dosis pemberian jus lidah buaya (aloe vera) . ... 30
xiv
3.2 Hipotesis ... 32
BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Jenis Penelitian ... 33
4.2 Desain Penelitian ... 33
4.3 Waktu dan Tempat Penelitian ... 34
4.3.1 Waktu penelitian ... 35
4.3.2 Tempat penelitian ... 35
4.4 Populasi, Sampel dan Sampling ... 35
4.4.1 Populasi ... 35
4.4.2 Sampel ... 35
4.4.3 Sampling ... 36
4.5 Kerangka Kerja ... 37
4.6 Variabel dan Definisi Operasional ... 38
4.6.1 Variabel ... 38
4.6.2 Definisi Operasional ... 38
4.7 Pengumpulan dan analisa data ... 39
4.7.1 Instrumen penelitian ... 39
4.7.2 Teknik pengumpulan data ... 40
4.7.3 Pengolahan data ... 41
4.7.4 Analisa data ... 42
4.8 Etika Penelitian ... 44
4.8.1 Informed Consent ... 44
4.8.2 Anonimity (tanpa nama) ... 44
4.8.3 Confidentiality (kerahasiaan) ... 45
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian. ... 46
5.1.1 Gambaran umum lokasi penelitian. ... 46
5.1.2 Data umum. ... 46
5.1.3 Data khusus. ... 48
xv
5.2 Pembahasan. ... 52 5.2.1 Kolesterol total lansia sebelum pemberian jus lidah buaya
(aloe vera). ... 52 5.2.2 Kolesterol total lansia sesudah pemberian jus lidah buaya
(aloe vera). ... 55 5.2.3 Pengaruh pemberian jus lidah buaya (aloe vera) terhadap
perubahan kolesterol total pada lansia di Unit Pelaksanaan
Teknis Pelayanan Sosial Tresna Werda Jombang. ... 56 5.2.4 Penurunan kolesterol total pada lansia setelah pemberian
jus lidah buaya (aloe vera) di Unit Pelaksanaan Teknis
Pelayanan Sosial Tresna Werda Jombang... 57 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan. ... 60 6.2 Saran. ... 61 DAFTAR PUSTAKA
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 One group Pra-Post tes Design ... 34 Tabel 4.2 Definisi operasional pengaruh pemberian jus lidah buaya (aloe
vera) terhadap penurunan kolesterol pada lansia di Unit Pelaksanaan Teknis Pelayanan Sosial Tresna Werda Jombang
... 39 Tabel 5.1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin
lansia di Unit Pelaksanaan Teknis Pelayanan Sosial Tresna Werda Jombang ... 47 Tabel 5.2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan umur lansia di Unit
Pelaksanaan Teknis Pelayanan Sosial Tresna Werda Jombang ... 47 Tabel 5.3 Distribusi frekuensi responden berdasarkan aktivitas lansia di
Unit Pelaksanaan Teknis Pelayanan Sosial Tresna Werda Jombang ... 48 Tabel 5.4 Distribusi frekuensi responden berdasarkan kolesterol total
sebelum pemberian jus lidah buaya (aloe vera) di Unit Pelaksanaan Teknis Pelayanan Sosial Tresna Werda Jombang ... 48 Tabel 5.5 Distribusi frekuensi responden berdasarkan kolesterol total
sesudah pemberian jus lidah buaya (aloe vera) di Unit Pelaksanaan Teknis Pelayanan Sosial Tresna Werda Jombang ... 49 Tabel 5.6 Tabulasi silang pengaruh pemberian jus lidah buaya (aloe vera)
terhadap perubahan kolesterol total ppada lansia di Unit Pelaksanaan Teknis Pelayanan Sosial Tresna Werda Jombang
... 50
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Kerangka konsep penelitian pengaruh pemberian jus lidah
buaya (aloe vera) terhadap penurunan kolesterol terhadap
lansia ... 31
Gambar 4.1 Kerangka kerja pengaruh pemberian jus lidah buaya (aloe
vera) terhadap penurunan kolesterol pada lansia di Unit
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
1. Lembar Permohonan Menjadi Responden
2. Lembar Pernyataan Menjadi Responden
3. Sop
4. Lembar Angket
5. Lembar Cheklist
6. Lembar Pernyataan Dari Dinkes Jombang
7. Lembar Surat Studi Pendahuluan, Presurvey dan Penelitian
8. Lembar Judul
9. Surat Keterangan Penelitian
10.Hasil Lab
11.Tabulasi
12.Format Pembimbing Skripsi
13.Jadwal Kegiatan
xix
DAFTAR LAMBANG SINGKATAN
DAFTAR LAMBANG 1. H1 : Hipotesis Alternatif
2. % : Persentase
DAFTAR SINGKATAN
STIKes: Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
ICMe : Insan Cendekia Medika
UPT : Unit Pelaksanaan Teknis
PSTW : Pelayanan Sosial Tresna Werda
LDL : Low Density Lipoprotein
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kolesterol total darah meningkat sejalan dengan proses penuaan. Peningkatan
kolesterol mengalami puncak pada usia kurang lebih 60 tahun pada pria, serta 70 tahun pada
wanita. Kolesterol merupakan salah satu dari golongan lipid. Kolesterol bersifat aterogenik
atau sangat mudah menempel yang kemudian membentuk plak pada dinding pembuluh darah.
Kadar kolesterol yang terlalu tinggi dan berlebihan di dalam darah akan sangat berbahaya
bagi kesehatan jantung dan pembuluh darah. Adanya penumpukan jumlah deposit lemak pada
dinding pembuluh darah dapat menyebabkan suatu sumbatan pada pembuluh darah atau yang
dikenal dengan aterosklerosis (Rando F. Mamitoho, dkk, 2016).
Proporsi penduduk lanjut usia dari total penduduk dunia akan naik dari 10% pada
tahun 1998 menjadi 15% pada tahun 2025, dan meningkat hampir mencapai 25% pada tahun
2050. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang juga mengalami peningkatan populasi
penduduk lanjut usia dari 4,48% (5,3 juta jiwa) pada tahun 1971 menjadi 9,77% (23,9 juta
jiwa) pada tahun 2010. Bahkan pada tahun 2020 diprediksi akan terjadi ledakan jumlah
penduduk usia pertengahan sebesar 11,34% atau sekitar 28,8 juta jiwa (Rando F. Mamitoho,
dkk). Sedangkan jumlah lansia yang terdapat di kabupaten jombang pada bulan desember
2016 sebanyak 182096 lansia, dan di Blimbing Gudo pada tahun 2016 sebanyak 7392 lansia
(Dinkes, 2016). Dari hasil studi pendahuluan pada tanggan 16 maret 2017 yang dilakukan di
Unit Pelaksanaan Teknis Pelayanan Sosial Tresna Werda Jombang di dapatkan jumlah lansia
sebanyak 70 orang yang terdiri atas 56 perempuan dan 14 laki-laki, dengan jumlah lansia
yang kolesterol tinggi sebanyak 20 orang berdasarkan data dari klinik Unit Pelaksaan Teknis
Banyak perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia di antaranya perubahan
komposisi tubuh, otot, tulang dan sendi, sistem kardiovaskular, respirasi dan kognisi.
Perubahan yang kompleks pada lanjut usia sering menimbulkan masalah kesehatan, salah
satunya peningkatan kadar kolesterol darah. Kolesterol total dalam darah meningkat sejalan
dengan proses penuaan. Faktor yang dapat mempengaruhi kadar kolesterol darah disamping
diet adalah keturunan, umur, jenis kelamin, stress, alkohol. Faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi profil lipid diantaranya adalah asupan kolesterol tinggi, asupan serat yang
rendah, kegemukan, kebiasaan olah raga, kebiasaan merokok, laki-laki, wanita menopause
dan adanya penyakit penyerta (DM). Faktor lain yang menyebabkan tingginya kolestero ,
makanan, berat badan, tingkat kegiatan fisik, umur dan jenis kelamin, kondisi kesehatan
secara keseluruhan, sejarah keluarga, merokok (Titin, 2012).
Peningkatan kolesterol selain dengan mengonsumsi obat, biasa juga dengan merubah
pola hidup dan diet. Salah satu diet yang dapat dilakukan untuk menurunkan kolesterol
adalah lidah buaya (Aloe vera). Kandungan lidah buaya (Aloe vera) yang dapat menurunkan
kolesterol adalah serat larut air yaitu glukomanan, antioksidan, vitamin C, zinc, selenium,
magnesiun, flavonoid, dan niacin. Hal inilah yang mendorong peneliti untuk mengkaji lebih
jauh mengenai pengaruh pemberian jus lidah buaya (Aloe vera) terhadap kolesterol pada
lansia (Yulika & Muflihah, 2012).
1.2 Rumusan Masalah
Apakah ada pengaruh pemberian jus lidah buaya (aloe vera) terhadap penurunan
kolesterol total pada lansia di Unit Pelaksanaan Teknis Pelayanan Sosial Tresna Werda
Jombang ?
Menganalisis pengaruh pemberian jus lidah buaya (aloe vera) terhadap penurunan
kolesterol total pada lansia di Unit Pelaksanaan Teknis Pelayanan Sosial Tresna Werda
Jombang.
1.3.2 Tujuan khusus
1. Mengidentifikasi kolesterol total pada lansia sebelum diberikan jus lidah buaya (aloe
vera) di Unit Pelaksanaan Teknis Pelayanan Sosial Tresna Werda Jombang.
2. Mengidentifikasi kolesterol total pada lansia sesudah diberikan jus lidah buaya (aloe
vera) di Unit Pelaksanaan Teknis Pelayanan Sosial Tresna Werda Jombang.
3. Menganalisis pengaruh pemberian jus lidah buaya (aloe vera) terhadap penurunan
kolesterol total pada lansia di Unit Pelaksanaan Teknis Pelayanan Sosial Tresna
Werda Jombang.
1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat teoritis
Menambah informasi dan referensi ilmiah untuk penelitian, serta menambah dan
memberikan pengetahuan keperawatan tentang kandungan lidah buaya (aloe vera) dan
pengaruh pemberian jus lidah buaya (aloe vera) terhadap penurunan kolesterol total pada
lansia.
1.4.2 Manfaat Praktis
Pemberian jus lidah buaya (aloe vera) terhadap penderita kolesterol pada lansia dapat
digunakan sebagai pengobatan atau terapi nonfarmakologi yang efektif dalam mengatasi
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lansia
Lansia adalah proses alami yang tidak dapat dihindari dan berjalan terus yang ditandai
dengan kemunduran biologis dan kognitif. Proses menua didalam hidup manusia merupakan
suatu hal yang wajar dan akan dialami oleh semua semua orang. Hanya lambat cepatnya
proses penuaan bergantung pada masing-masing individu (Padila, 2013).
Menurut badan kesehatan dunia atau WHO, 2000 penggolongan dewasa lanjut atau
lansia dibagi menjadi tiga kelompok yakni usia pertengahan (middle age) kelompok usia
45-59 tahun, lanjut usia (elderly) antara 60-74 tahun, lanjut usia tua (old) antara 75-90 tahun, dan
usia sangat tua (very old) diatas 90 tahun (Padila, 2013).
Definisi lansia adalah usia kronologis lebih atau sama dengan 65 tahun di negara maju,
tetapi di negara sedang berkembang disepakati bahwa kelompok usia lanjut adalah usia
sesudah melewati atau sama dengan 60 tahun (Oenzil, 2012).
2.1.1 Proses menua
Proses menua merupakan proses sepanjang hidup yang dimulai dari suatu waktu ke
waktu sejak permulaan kehidupan. Menjadi tua merupakan proses alamiah yang berarti
seseorang telah melalui tahap-tahap kehidupannya, yaitu neonatus, toddler, pra school,
remaja, dewasa, dan lasia. Tahap berbeda ini dimualai baik secara biologis maupun
psikologis (Padila, 2013).
Proses ini berawal sejak selesainya pertumbuhan pada usia 25 tahun. Beberapa orang
menyadari dimulainya proses penuaan (diluar rambut yang menjadi putih) dan tidak
menimbulkan permasalahan. Kemudian proses penuaan terjadi semakin cepat dan perubahan
fisiologis semakin jelas. Kerapuhan akibat perubahan fisiologis tidak selalu mudah dibedakan
2.1.2 Teori proses menua
Teori-teori digolongkan menjdi dua kelompok, yaitu teori biologis dan teori psikososial
(Padila, 2013).
1. Teori biologis
a. Teori jam genetik
1) Teori cross-linkage (rantai silang)
Kolagen merupakan unsur penyusun tulang diantara susunan molekuler, lama
kelamaan akan meningkat kekuatannya (tidak elastis) karena sel-sel sudah tua dan
reaksi kimianya menyebabkan jaringan sangat kuat.
2) Teori radikal bebas
Radikal bebas merusak membran sel sehingga menyebabkan kerusakan dan
kemunduran secara fisik.
b. Teori genetik
Menua terjadi akibat perubahan biokimia yang diprogram oleh molekul-molekul/ DNA
dan setiap sel pada saatnya akan dimutasi.
c. Teori immunologi
Sistem immune kurang efektif mempertahankan diri, regulasi dan responsibilitas.
d. Teori stress-adaptasi
Menua terjadi akibat hilangnya sel-sel yang biasanya digunakan tubuh, regenerasi
jaringan tidak bisa mempertahankan kestabilan lingkungan internal, kelebihan usaha
dan stress menyebabkan sel-sel tubuh lelah terpakai.
e. Teori wear and tear (pemakaian dan rusak)
2. Teori psikososial
a. Teori integrita ego
Teori perkembangan ini mengidentifikasi tugas-tugas yang harus dicapai dalam tiap
tahap perkembangan.
b. Teori stabilitas personal
Kepribadian dibentuk pada masa anak-anak dan tetap bertahan secara stabil. Perubahan
radikal pada usia tua bisa mengidentifikasi penyakit otak.
3. Teori sosiokultural
a. Teori pembebasan (disengagement theory)
Teori ini menyatakan bahwa bertambahnya usia seseorang berangsur-angsur
melepaskan diri dari kehidupan sosialnya atau menarik diri dari pergaulan sekitarnya
sehingga mengakibatkan interaksi sosial lanjut usia menurun, dan terjadi kehilangan
ganda meliputi :
1) Kehilangan peran
2) Hambatan kontak sosial
3) Berkurangnya komitmen
b. Teori aktifitas
Teori ini menyatakan bahwa penuaan yang sukses tergantung bagaiman seorang usia
lanjut merasakan kepuasan dalam beraktifitas dan mempertahankan aktifitas selam
mungkin.
4. Teori konsekuensi fungsional
Teori ini mengatakan tentang konsekuensi fungsional usia lanjut berhubungan
2.1.3 Gejala-gejala kemunduran fisik
1. Kulit mulai mengendur dan wajah mulai keriputserta garis-garis yang menetap
2. Rambut kepala mulai memutih atau berubah.
3. Gigi mulai lepas (ompong).
4. Penglihatan dan pendengaran berkurang.
5. Mudah lelah dan mudah jatuh.
6. Nafsu makan menurun.
7. Penciuman mulai berkurang.
8. Gerakan lambat dan kurang lincah.
9. Pola tidur berubah (Padila, 2013).
2.1.4 Gejala-gejala kemunduran kognitif
1. Suka lupa, ingatan tidak berfungsi dengan baik.
2. Sulit menerima ide-ide baru.
3. Sering disorientasi waktu, tempat dan orang.
4. Ingatan tentang masa lalu lebih baik dari pada hal-hal yang baru dilaksanakan (Padila,
2013).
2.1.5 Perubahan fisiologis pada lansia
1. Perubahan pada kardiovaskuler
a. Elastis dinding aorta menurun
b. Lemak sub endocardmenurun ; fibrosis, menebal, sclerosis
c. Penurunan jumlah sel pada pace maker
2. Perubahan gastrointestinal
a. Terjadi artropi mukosa
b. Artropi dari sel kelenjar, sel parietal dan sel chief akan menyebabkan sekresi asam
lambung, pepsin dan faktor intrinsik berkurang
c. Ukuran lambung pansia menjadi lebih kecil sehingga daya tampung makanan
menjadi berkurang.
3. Perubahan system respiratori
a. Perubahan seperti hilangnya sillia dan menurunnya refleks batuk dan muntah
mengubah keterbatasan fisiologis dan kemampuan perlindungan pada sistem
pulmonal.
b. Atrofi otot-otot pernafasan dan penurunan kekuatan otot-otot pernafasan dapat
meningkatkan resiko berkembangnya keletihan otot-otot pernafasan pada lansia.
Perubahan fisiologis yang ditemukan pada lansia yaitu alveoli kurang elastis dan
lebih berserabut serta berisi kapiler-kapiler yang kurang berfungsi sehingga kapasitas
penggunaan menurun karena kapasitas difusi paru-paru untuk oksigen tidak dapat
memenuhi permintaan tubuh.
4. Perubahan system muskuloskeletal
a. Menurunnya kekuatan otot yang disebabkan oleh penurunan masssa otot (atropi
otot)
b. Kekuatan atau jumlah daya yang dihasilkan oleh otot menurun dengan
bertambahnya usia
c. Kekuatan otot ekstrimitas bawah berkurang 40% antar usia 30-80 tahun
5. Perubahan system endokrin
Perubahn yang terjadi pada sistem endokrin yang dialami oleh dewasa lanjut atau
sekesinya tidak berubah, pertumbuhan hormon pituitary ada tetapi rendah dan hanya
ada di pembuluh darahdan berkurangnya produksi dari ACTH, TSH, FSH, dan LH,
menurunnya produksi aldosteron, sekresi hormon gonads, progesteron, estrogen,
testosteron, defisiasi hormon dapat menyebabkan hipotirodism.
6. Perubahan system integument
Perubahan yang terjadi pada dewasa lanjut yaitu kulit keriput akibat hilangnya
jaringan lemak, kulit kering dan kurang keelastisitasnya karena menurunnya cairan dan
hilangnnya jaringan adipose, kelenjar-kelenjar keringat mulai tidak bekerja dengan
baik, sehingga tidak begitu tahan panas dan temperatur yang tinggi, kulit pucat, terdapat
bintik-bintik hitam akibat penurunan aliran darah , dan menurunnya sel-sel produsi
pigmen aliran darah dalam kulit menurun sehingga menyebabkan luka-luka baik, kuku
jari tangan dan kaki tebal dan rapuh dan temperatur tubuh menurun akibat kecepatan
metabolisme yang menurun.
7. Perubahan systen neurology
Perubahan yang terjadi pada sisten saraf dewasa lanjut atau lanjut usia yaitu berat
otak menurun, persyarafan cepat menurun, lambat merespon dan waktu berfikir,
berkurangnnya penglihatan dan pendengaran, mengecilnya saraf penciuman dan
perasaan lebih sensitif terhadap perubahan suhu, ketahanan terhadap dingin, kurang
sensitif sentuhan, reflek tubuh semakan berkurang, membuat dewasa lanjut cepat
mengalami kepikunan.
8. Perubahan system genetourinari
Dengan bertambahnya usia, ginjal akan kurang efisien dalam memindahkan
9. Perubahan system sensory (panca indra)
Karena mengalami proses penuaan (aging) sel mengalami perubahan bentuk
maupun komposisi sel tidak normal. Secara otomatis fungsi indera pun akan mengalami
penurunan (Padila, 2013).
2.1.6 Perubahan patofisiologis
1. Perubahan dan konsekuensi system kardiovaskuler
a. Hipertensi
b. Penyakit jantung koroner
c. Disritmia
d. Penyakit vaskuler perifer
e. Penyakit katup jantung
2. Perubahan dan konsekuensi system respirstori
a. Gerakan pernafasan : dangkal, sesak nafas, otot lemah
b. Distribusi gas : penumpukan udara dalam alveolus
c. Volume dan kapasitas paru menurun
d. Gangguan transportasi gas
e. Imobilisasi : efusi pleura, pneumothorak, tumor paru
f. Penyakit yang terjadi : pneumonia, tuberkolosis paru, penyakit paru
obstruksimenahun (PPOM), karsinoma paru .
3. Perubahan dan konsekuensi system gastrointestinal
a. produksi saliva menurun
b. fungsi ludah sebagai pelicin berkurang
c. penurunan fungsi kelenjar pencernaan
d. intoleransi terhadap makanan terutama lemak
f. gangguan motilitas otot polos esofagus atau refluks disease (refluks isi lambung ke
esofagus) pada usia 60-70 tahun.
g. Penyakit yang sering diderita : gastritis, ulkus peptikum
h. Gejala : biasanya tidak spesifik, penurunan berat badan, mual-mual, dan perasaan
tidak enak pada perut
i. Tingkat komplikasi (perforasi), cukup tinggi kurang lebih 50% pada usia diatas 70
tahun.
4. Perubahan dan konsekuensi system musculokeletal
a. Penyakit sendi degeneratif (PSD)
b. Nyeri leher dan punggung
c. Nyeri bahu
d. Nyeri bokong
e. Nyeri tungkai dan lutut
f. Nyeri pada kaki
5. Perubahan dan konsekuensi system penglihatan
a. Lensa mata kehilangan elastisitas dan kaku, otot penyangga lensa lemah dan
kehilangan tonus
b. Ketajaman penglihatan dan daya akomodasi dari jarak jauh atau dekat berkurang
c. Lensa sering terjadi presbiopi (old sight)
d. Gangguan pendengaran
6. Perubahan dan konsekuensi system integument
a. Kulit mengalami atrofi, kendur, tidak elastis, kering dan berkerut.
b. Atrofi glandula sebasea dan sudorifera
c. Lapisan epidermis
7. Perubahan dan konsekuensi system neurology
Perubahan dari sistem persyarafan dapat di picu oleh gangguan dari stimulasi dan
inisiasi terhadap respon dan pertambahan usia
8. Perubahan dan konsekuensi system genetourinari
a. Tonus otot pada vesika berkurang
b. Hipertrofi prostat pada lansia pria diatas usia 50 tahun
9. Perubahan dan konsekuensi system sensori
a. Penurunan kemampuan penglihatan
b. ARMD (Age- related macular degeneration)
c. Glukoma
10. Perubahan dan konsekuensi system endokrin
Osteopprosis sering terjadi pada lansia baik jenis primer maupun sekunder.
Terutama pada wanita yang pasca menopouse oleh karena penurunan mendadak
hormon estrogen. Pada usia lebih tua, kejian pada pria juga meningkat karena faktor
inactivitas, asupan kalsium kurang, produk Vitamin D yang menurundan faktor
hormonal (Padila, 2013).
2.1.7 Rincian Anjuran Kecukupan Gizi Bagi Lansia
1. Kebutuhan energi akan menurun mulai usia 0-9 tahun sekitar 5% dan pada usia 50-65%
karena banyak mengandung vitamin, serat, dan mineral.
2. Sebaiknya lansia mengkonsumsi lemak nabati dari pada lemak hewani, untuk
mencegah penumpukan lemak tubuh.
3. Tingkat asupan makanan sumber vitamin A, D, dan E untuk mencegah penyakit
degeneratif, serta vitamin b12, asam folat, vitamin B1, dan vitamin C untuk mencegah
4. Tingkat konsumsi makanan sumber besi (Fe), zinc (Zn), selenium (Se), dan Kalsium
(Ca) untuk mencegah anemia dan osteoporosis, serta meningkatkan daya tahan tubuh.
5. Tingkatkan asupan gizi mikro: fosfor (P), kalium (K), natrium (Na), dan magnesium
(Mg) untuk metabolisme dalam tubuh.
6. Perbanyak minum air putih minimal 8 gelas per hari untuk melancarkan proses
metabolisme tubuh, dan mengeluarkan sisa pembakaran energi dalam tubuh, serta
tingkatkan konsumsi serat agar buang air besar lancar, mencegah penyerapan
kolesterol, dan menghindari penumpukan kolesterol total dalam tubuh (Fatmah, 2010).
2.1.8 Kebutuhan Lemak Lansia.
1. Lemak jenuh adalah lemak yang dalam struktur kimianya mengalami asam lemak
jenuh. Konsumsi lemak jenis ini berlebihan dapat meningkatkan kadar kolesterol dan
trigliserida yang merupakan komponen-komponen lemak di dalam darah yang
berbahaya bagi kesehatan. Bahan makanan yang banyak mengndung lemak jenuh
adalah lemak hewan, lemak susu, lemak mentega, keju, krim, santan, minyak kelapa,
margarin, kue-kue yang terbuat dari bahan tersebut, dll (Fatmah, 2010).
2. Lemak tak jenuh merupakan lemak yang memiliki ikatan rangkap yang terdapat dalam
minyak (lemak cair) dan dapat berada dalam dua bentuk yaitu isomer cis dan trans
(Fatmah, 2010). Jenis lemak tak jenuh :
a. Lemak tak jenuh tunggal memiliki sedikit pengaruh terhadap peningkatan kadar
kolesterol darah. Bahan makanan yang mengandung lemak tak jenuh tunggal adalah
minyak zaitun, minyak biji kapas, minyak biji wijen dan minyak kelapa sawit.
b. Minyak tak jenuh ganda dapat mengurangi kadar kolesterol dan trigliserida darah.
Lemak ini terdapat banyak dalam minyak kedelai, minyak zaitun dan minyak ikan.
karena asam lemak tak jenuh melindungi jantung dan pembuluh darah dengan cara
menurunkan kolesterol dan trigliserida darah.
2.2 Kolesterol
2.2.1 Pengertian kolesterol
Kolesterol merupakan lipin amfipatik yang penting untuk pengaturan permeabilitas dan
fluiditas membran, juga sebagai lapisan luar lipoprotein plasma. Kolesterol mempunyai
fungsi ganda yaitu di satu sisi diperlukan dan di sisi lain membahayakan,tergantung seberapa
banyak terdapat di dalam tubuh (Botham dan Mayes, 2012). Kolesterol adalah senyawa hasil
pengelolaan lemak yang di produksi hati. Kolesterol merupakan lemak yang penting bagi
tubuh tetapi jika jumlahnya berlebihan didalam darah dapat membahayakan kesehatan (Titin,
2012).
Kolesterol adalah suatu subtansi seperti lilin yang berwarna putih, secara alami didalam
tubuh. Kolesterol sebenarnya merupakan salah satu komponen lemak. Lemak merupakan
salah satu zat gizi yang sangat diperlukan oleh tubuh di samping zat gizi yang lain, seperti
karbohidrat, protein, vitamin, dan mineral. Lemak merupakan salah satu sumber energi yang
diperlukan oleh tubuh kita yang memberikan kalori paling tinggi. Di samping sebagai salah
satu sumber energi, sebenarnya lemak atau khususnya kolesterol memang merupakan zat
yang sangat dibutuhkan oleh tubuh terutama untuk untuk membentuk dinding sel-sel dalam
tubuh. Kolesterol adalah zat sejenis lemak putih. Kolesterol dapat kita temukan dalam
sebagian jenis makanan yang kita konsumsi. Kolesterol juga dibuat melalui perantara semua
sel-sel tubuh. Tetapi paling penting adalah sel liver. Sebagian jenis kolesterol merupakan
kebutuhan pokok untuk kesehatan tubuh. Kolesterol tidak hanya berperan sebagai materi
pembentuk dinding sel, tetapi juga menjadi kebutuhan pokok sekresi hormon-hormon
dalam darah. Sedangkan untuk 25%-30% kebutuhan lainnya dipenuhi oleh makanan yang
kita konsumsi sehari- hari. Kolesterol dalam kadar normal jelas berdampak positif bagi tubuh.
Namun, bila sudah melewati batas normal maka akan timbul dampak negatif bagi kesehatan,
terutama dalam jangka panjang (Graha KC, 2010).
2.2.2 Kadar kolesterol
1. Kurang dari 200 mg/dL ukuran ini merupakan kadar kolesterol normal dengan arti
jumlah kadar kolesterol LDL, HDL, trigliserida masih kurang diangka 200 mg/dL jika
terjadi maka resiko terkena penyakit jantung akan semakin tipis.
2. Berada pada 200-239 mg/dL ukuran ini masih tergolong kolesterol cukup.
3. Lebih dari atau sama dengan 240 mg/dL merupakan kadar kolesterol tinggi sehingga
dapat memicu jantung koroner (WHO, 2014).
2.2.3 Manfaat kolesterol
1. Sebagai penyumbang energi yang banyak dari protein.
2. Sebagai pembungkus jaringan syaraf.
3. Sebagai pelapis selaput sel.
4. Sebagai bahan dasar penyusun empedu darah, jaringan otak, serat syaraf, hati, ginjal,
dan kelenjar adrenalin.
5. Sebagai bahan dasar pembentukan hormon steroid, yaitu estrogen, progesteron,
testoteron, dan kortisaon.
6. Sebagai salah satu senyawa penyusun membran sel otak dan berperan dalam
perkembangan otak anak (dibawah umur 5 tahun).
7. Sebagai pembawa serotonin ke otak.
2.2.4 Kegunaan kolesterol
1. Hormon seks, sangat penting bagi perkembangan dan fungsi organ seksual.
2. Hormon korteks adrenal, penting untuk metabolisme dan keseimbangan garam dalam
tubuh.
3. Vitamin D, berfungsi untuk menyerap kalsium dalamtubuh.
4. Garam empedu, membantu usus menyerap lemak (Titin, 2012).
2.2.5 Faktor-faktor penyebab tingginya kolesterol
1. Faktor Genetik
Hasil penelitian dari para ahli, faktor yang diturunkan biasanya berpengaruh
terhadap konsentrasi HDL kolesterol dan LDL kolesterol di dalam darah seseorang.
Jika salah satu keluarga memiliki kadar kolesterol tinggi, kemungkinan keturunan
memiliki kadar LDL kolesterol tinggi bisa terjadi (Graha KC, 2010).
2. Faktor Usia
Beberapa ahli berpendapat bahwa kenaikan kadar LDL kolesterol seiring
bertambahnya usia berhubungan dengan makin berkurangnya kemampuan atau
aktivitas LDL reseptor. Aktivitas fisik cenderung berkurang dan laju metabolisme
secara alami akan berjalan semakin lambat. Hal ini berkaitan dengan semakin
melemahnya organ-organ tubuh. (Tisnadjaja D, 2006).
3. Kegemukan
Kelebihan kalori pada tubuh, mengakibatkan penimbunan didalam tubuh dan
menjadi lemak. Timbunan lemak ini dapat menimbulkan risiko tekanan darah tinggi,
jantung, strok karena saluran darah tertutup oleh kolesterol yang mengendap (Sitopoe,
4. Kurang berolahraga
Kurang olahraga dapat meningkatkan kadar LDL kolesterol. Kadar kolesterol
yang tinggi akan menyebabkan kolesterol banyak melekat pada dinding-dinding
pembuluh darah dan menyebabkan rongga pembuluh darah menyempit (Graha KC,
2010).
5. Tekanan darah tinggi
Tekanan darah tinggi menyebabkan jantung memompa darah lebih keras,
sehingga aliran darah akan lebih cepat dari tingkat yang normal. Akibatnya saluran
darah semakin kuat menekan pembuluh darah dan dapat merusak jaringan pembuluh
darah. Pembuluh darah yang rusak sangat mudah sebagai tempat melekatnya kolesterol,
sehingga kolesterol dalam saluran darah melekat dengan kuat dan mudah menumpuk
(Graha KC, 2010).
6. Penderita diabetes
Tingginya tingkat gula darah dapat meningkatkan kadar LDL kolesterol dalam
darah, dan menurunkan kadar HDL. Akibatnya penumpukan kolesterol di dalam darah
akan semakin banyak dan meningkatkan risiko memiliki kadar kolesterol di dalam
tubuh dan penyakit jantung (Saktyowati OD, 2008).
7. Kebiasaan merokok
Kebiasaan merokok memberikan pengaruh yang jelek pada profil lemak,
diantaranya konsentrasi yang tinggi pada LDL kolesterol. Nikotin di dalam rokok
merupakan salah satu zat yang mengganggu metabolisme kolesterol di dalam tubuh
(Soeharto, 2004, Graha KC, 2010).
2.2.6 Sumber kolesterol
Sumber kolesterol berasal dari semua bahan makanan asal hewani, daging, telur, susu,
2.2.7 Fungsi kolesterol
Kolesterol dalam tubuh juga mempunyai fungsi yang penting yaitu sebagai
pembentukan hormon testosteron pada pria dan hormon estrogen pada wanita, pembentukan
vitamin D, dan sebagai sumber energi (Graha KC, 2010).
2.2.8 Ciri-ciri penderita kolesterol tinggi
1. Rasa sakit atau pegal ditengkuk kepala bagian belakang.
2. Pegal sampai ke punggung.
3. Kaki bengkak.
4. Mudah lelah.
5. Gampang mengantuk (Titin, 2012).
2.2.9 Cara menghindari bahaya kolesterol
1. Hindari makanan berkadar kolesterol tinggi.
2. Mengubah pola makan yang tidak sehat.
3. Perbanyak mengonsumsi sayur dan buah.
4. Jaga kestabilan tekanan darah.
5. Berolah raga secara teratur.
6. Berhenti merokok.
7. Turunkan berat badan.
8. Hindari stres.
2.3 Lidah buaya (alue vera)
Lidah buaya (aloe vera) merupakan tumbuhan berbatang pendek yang tidak terlihat
karena tertutup daun yang rapat dan sebagian tertanam dalam tanah. Dari batang inilah
muncul tunas-tunas baru yang akan menjadi anakan. Daun lidah buaya berbentuk pita dengan
helai memanjang, berdaging tebal, tidak bertulang, berwarna hijau ke abu-abuan, banyak
mengandung air, dan mengandung getah dan gel (lendir) sebagai bahan baku obat (Abu
muhammad & Margareth, 2011).
Lidah buaya (aloe vera) adalah tanaman berduri dibagian daunnya yang berasal dari
daerah kering dibenua Afrika (Jamal arifin, 2014). Tanaman lidah buaya (aloe vera) adalah
tanaman serbaguna untuk kesehatan, mudah ditanam dan tumbuh didaerah berhawa panas
(tropik) (Jamal arifin, 2014). Dari 200 spesies tanaman lidah buaya (aloe vera) ada tiga jenis
lidah buaya (aloe vera) yang memiliki nilai komersial tinggi yaitu, Aloe barbadensis dari
Amerika, Aleo ferox dari Afrika dan Aleo sinensis dari Asia (Cina) (Jamal arifin, 2014).
No Karakteristik Aloe barbadensis miller
Aloe ferox
miller Aloe perry baker 1. Batang Tidak terlihat Terlihat jelas bagian atas cembung.
Lebar pada badian bawaah
Lebar di bagian bawah
6. Tinggi bunga (mm) 25–30 (tinggi tongkat bunga 60-100cm)
35-40 25-30
7. Warna bunga Kuning Merah tua hingga jingga
Merah terang
2.3.1 Kandungan kimiawi lidah buaya (aloe vera)
Berdasarkan penelitain, zat-zat kandungan yang terdapat dalam lidah buaya (aloe
vera) seperti enzim, asam amino, mineral, vitamin, polisakarida, dan komponen lain yang
sangat bermanfaat bagi kesehatan antara lain aloin, barbaloin, isobarbaloin, aloe-emodin,
2.3.2 Kandungan lidah buaya (aloe vera)
1. Glukomanan
2. Flavonoid
3. Antioksidan
4. Niacin
5. Vitamin C
6. Magnesium
7. Selenium
8. Zinc (Yulika Sianipara dan Muflihah Isnawati, 2012 ).
2.3.3 Kandungan lidah buaya (aloe vera) untuk menurunkan kolesterol LDL dan
meningkatkan kolesterol HDL
1. Glukomanan
Dapat menurunkan kadar lipid dalam plasma melalui mekanisme peningkatan
viskositas kandungan intestinal sehingga dapat menurunkan reabsorbsi asam empedu
dan memperlambat absorbsi serat, sehingga meningkatkan eksresi asam empedu dan
menurunkan asupan energi secara keseluruhan.
2. Niacin
Dapat menurunkan produksi kolesterol VLDL, sehingga kolesterol IDL dan kolesterol
LDL menurun.
3. Vitamin C
Mempunyai efek membantu hidroksilasi dalam pembentukan asam empedu sehingga
4. Magnesium
Meningkatkan sekresi kolesterol dengan meningkatkan aktivitas enzim HGM Ko-A
reduktase dan menurunkan kolesterol (Yulika Sianipara dan Muflihah Isnawati,
2012).
2.3.4 Bagian-bagian lidah buaya (aloe vera) yang umumnya dimanfaatkan adalah:
1. Daun yang dapat dimanfaatkan langsung, baik secara tradisional maupun dalam
bentuk ekstrak.
2. Eksudat (getah daun yang keluar bila di potong, pahit dan kental), secara tradisional
digunakan langsung untuk pemeliharaan rambut, penyembuhan luka dan sebagainya.
3. Gel (bagian berlendir diperoleh dengan menyayat daun setelah eksudat dikeluarkan),
bersifat dingin dan mudah rusak karena oksidasi, butuh proses pengolahan lebih lanjut
agar diperoleh gel yang stabil dan tahan lama (Jamal arifin, 2014).
a. Zat yang terkandung dalam gel lidah buaya (aloe vera) :
Zat Kegunaan
Lignin 1. Mempunyai kemampuan menyerap yang tinggi, peresapan gel ke kulit dan mukosa.
Saponin 1. Mampu membersihkan dan bersifat antiseptik. 2. Bahan pencuci yang sangat baik.
Komplek Anthraquinone aloin, Barbaloin, Iso-barbaloin, Anthranol, Aleo emodin, Anthrancene, Aleoetic acid, Ester Asam Sinamat, Asam Krisophanat, Eteral oil, Resistanol, Tennin, aloctin A
1. Bahan laktasatif
2. Penghilang rasa sakit, mengurangi racun, senyawa anti bakteri
3. Mempunyai kandungan antibiotik 4. Sebagai anti inflamasi
Acemannan 1. Sebagai antivirus, antibakteri, anti jamur
2. Menghancurkan sel tumor, meningkatkan daya tahan tubuh
Vitamin B1, B2, Niacinamida, B6, Cholin, Asam Folat
1. Bahan penting untuk menjalankan fungsi tubuh dengan normal
Enzim oksidase, amilase, katalase, lifase, protease
1. Mengatur proses kimia dalam tubuh dan dapat menyembuhkan luka dalam dan luar
Monosakarida, polisakarida, selulosa, glukosa, mannose, aldopentosa, rhamnosa
1. Bahan laktasatif, senyawa anti bakteri, mempunyai kandungan antibiotik
2. Penghilang rasa sakit dan mengurangi racun
Enzim bradykinase
karbiksipeptidase
1. Anti alergi, mengurangi inflamasi 2. Dapat mengurangi rasa sakit Glukomannan, mukopolysakarida 1. Memberikan efek imonomodulasi
b. Komponen kimia gel lidah buaya (aloe vera) :
Bahan Kegunaan
Mineral :
1. Memberi ketahanan terhadap penyakit, menjaga kesehatan dan memberikan vitalitas 2. Berinteraksi dengan vitamin untuk
mendukung fungsi-fungsi tubuh
Asam amino :
Asam aspartan, asam glutamat Alanin, Isoleusin, Fenilalanin Threonin, Prolin, Valin
Leusin, Hiatidin, Serin, Glisin, Methionin, Lysine, Arginin
Tyrosin, Tryptophan Protein 0,1%
1. Bahan pertumbuhan dan perbaikan 2. Untuk sintesa bahan lain
3. Sumber energi
c. Nutrisi yang terdapat dalam lidah buaya (aloe vera) :
Item Nutrisi
Vitamin A, B1, B2, B12, C, dan E
Mineral Kolin, Inositol, Asam folat, Kalsium, Magnesium, Potasium, Sodium, Manganese, Cooper, Cellulose, Chloride, Iron, Zinc, Chromium
Enzym Amylase, Catalasae, Cellulose, Carboxypedidas dan Carboxyphelolase
Asam Amino, Arginie, Asparagin, Asam Aspartat, Analine, Serine, Glutamic, Theorinine, Valine, Glycine, Lycine, Tyrosine, Phenylalanine, Proline, Histidine, Leucine dan Isoleucine
d. Nutrisi yang terkandung dalam gel lidah buaya (aloe vera) :
Komponen Jumlah kadar air / %
Karbohidrat (g) 99.5
e. Bahan-bahan aktif yang terdadapat dalam 100 gram bahan lidah buaya (aloe vera) :
Komponen Nilai %
Air 95.510
Padatan terlarut : 1. Lemak
f. Kandungan mineral dalam lidah buaya (aloe vera) :
Unsur Kadar (ppm)
Kalsium 4.58
Phospor 20.1
Tembaga 0.11
Besi 1.18
Magnesium 60.8
Mangan 1.04
Kalium 797
Natrium 80.40
2.3.5 Kelebihan tanaman lidah buaya (aloe vera) antara lain :
1. Mudah ditanam
2. Banyak manfaatnya
3. Harga jual tinggi
4. Dapat dipanen setelah 8-12 bulan setelah penanaman dan setiap bulan dapat dipanen
(Jamal arifin, 2014)
2.3.6 Manfaat lidah buaya (aloe vera) :
1. Detoksifikasi
2. Kanker dan Anti Tumor
3. Gangguan pencernaan
4. Masalah gigi
5. HIV/AIDS
6. Membangun kekebalan
7. Mata yang jernih
9. Diabetes Militus (Kencing Manis)
10. Cacingan dan Susah buang air besar
11. Radang tenggorokan
12. Ambeien (wasir)
13. Sembelit
14. Asma
15. Kadar gula darah
16. Batuk rejan
17. Mengurangi rasa sakit saat menstruasi
18. Maag
19. Luka kulit
20. Menurunkan kolesterol
21. Bisul (Jamal arifin, 2014)
2.3.7 Manfaat lidah buaya (aloe vera) bagi kecantikan :
1. Mengatasi rambut rontok
2. Penyubur rambutu
3. Perawatan kulit (mencegah penuaan dini)
4. Perawatan kulit (mengatasi jerawat dan noda hitam)
5. Skin scrub
6. Masker wajah
7. Body spray
8. Mata jernih
9. Melentikkan bulu mata
10. Kuku menjadi indah
12. Waxing soother (Jamal arifin, 2014)
2.3.8 Manfaat lain lidah buaya (aloe vera):
1. Mendinginkan kulit yang terbakar sinar matahari.
2. Mengatasi masalah kulit yang disebabkan cuaca, seperti kulit kering, kemerahan,
mengelupas, iritasi dan ruam.
3. Memudarkan warna kemerahan pada memar ditubuh.
4. Mengatasi rasa tidak nyaman yang disebabkan alat cukur.
5. Mengatasi luka bakar ringan, memudarkan bintik kehitaman pada kulit.
6. Meredan kulit yang melepuh, luka kecil teriris pisau
7. Sebagai krim anti penuaan dini atau mengatasi keriput.
8. Mengobati ruam akibat terkena getah tanaman.
9. Mengatasi rasa gatal akibat gigitan serangga, mengatasi kutu air.
10. Menghilangkan stretch mark, garis-garis putih atau merah akibat kehamilan.
11. Sebagai pengganti kondisionner dan jelly pada rambut, body lotion alami, mengurangi
ketombe dikepala.
12. Meredakan otot yang kram atau menegang.
13. Mempercepat penyembuhan sariawan.
14. Penunjang nutrisi dan mengurangi peradangan (Jamal arifin, 2014)
2.3.9 Efeksamping mengonsumsi lidah buaya (aloe vera) :
1. Reaksi alergi
2. Diare dan kram
3. Kanker kolorektal
4. Ketidak seimbangan gula darah
2.3.10 Dosis pemberian jus lidah buaya (aloe vera)
1. Diberikan sebanyak 100 gram/hari.
BAB 3
KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual adalah model konseptual yang berkaitan dengan bagaimana
seorang peneliti menyusun teori atau menghubungkan secara logis faktor yang dianggap
penting untuk dijadikan masalah (Hidayat, 2009 ). Adapun kerangka konsep pada penelitian
ini dapat dilihat pada gambar 3.1.
Keterangan : : diteliti
: tidak diteliti
Gambar 3.1 : Kerangka konsep penelitian pengaruh pemberian jus lidah buaya (aloe vera)
terhadap penurunan kolesterol total pada lansia . Jus lidah buaya
(aloe vera) diberikan 200 gram
Faktor-faktor yang
mempengaruhi peningkatan kolesterol :
1. Faktor Genetik 2. Faktor Usia 3. Kegemukan 4. Kurang olah raga 5. Tekanan darah tinggi 6. Penderita diabetes 7. Kebiasaan merokok
Penurunan hiperkolesterolemia Jus lidah buaya
(aloe vera)
Kolesterol cukup 200-239mg/dL Kolesterol Normal
<200mg/dL
Indikator : kolesterol satuannya adalah mg/dL
Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan masalah atau pernyataan peneliti.
Menurut La Biondo-wood dan Haber (1994) adalah suatu pernyataan asumsi tentang
hubungan antara dua atau lebih variabel yang diharapkan bisa menjawab suatu pertanyaan
dalam penelitian (Nursalam, 2010). Dari kajian diatas tersebut maka hipotesis dalam
penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
H1 : Ada pengaruh pemberin jus lidah buaya (aloe vera) terhadap penurunan kolesterol
BAB 4
METODE PENELITIAN
Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Penelitian dengan judul “pengaruh pemberian jus
lidah buaya (aloe vera) terhadap penurunan kolesterol total pada lansia (Studi di Unit Pelaksanaan Teknis Pelayanan Sosial Tresna Werda Jombang)” pada bab ini
akan menguraikan tentang waktu dan tempat penelitian, desain penelitian,
kerangka kerja, populasi, sampel, sampling, identifikasidan definisi operasional
variabel, instrumen penelitian, pengumpulan data, pengolahan data, analisa data,
etika penelitian dan keterbatasan (Sugiono, 2013).
4.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian pra eksperimental dengan menggunakan
pendekatan One group Pra-Post tes Design dimana data yang menyangkut
variabel bebas atau faktor resiko variabel terikat atau yang termasuk akibat
diobservasi sekaligus dan dikumpulkan pada waktu yang bersamaan (Notoatmojo,
2003).
4.2 Desain Penelitian
Desain penelitian adalah suatu strategi pencapaian penelitian yang telah
ditetapkan dan sebagai pedoman atau tuntunan penelitian pada seluruh proses
penelitian (Nursalam, 2011).
Desain penelitian yang digunakan adalah analitik tipe pra eksperimen
eksperimen adalah suatu rencana penelitian yang digunakan untuk
mengungkapkan hubungan sebab akibat dengan adanya keterlibatan penelitian
dalam melakukan manipulasi terhadap variabel bebas. One group Pre-Post test
Design adalah mengungkapkan hubungan sebab akibat dengan cara melibatkan
suatu kelompok subjek. Kelompok subjek diobservasi sebelum dilakukan
intervensi, kemudian diobservasi lagi setelah diintervensi.
Penelitian ini menganalisis pengaruh pemberian jus lidah buaya terhadap
penurunan kolesterol total pada lansia (studi di Unit Pelaksanaan Teknis
Pelayanan Sosial Tresna Werda Jombang 2017).
Tabel 4.1 One group Pra-Post tes Design
Subjek Pra Perlakuan Post
K O I OI
Waktu 1 Waktu 2 Waktu 3
Keterangan :
K : subjek (lansia kolesterol)
O : observasi kolesterol total sebelum pemberian jus lidah buaya (aloe vera) I : intervensi (pemberian jus lidah buaya (aloe vera))
OI : observasi kolesterol total sesudah pemberian jus lidah buaya (aloe vera)
(Nursalan, 2011).
4.3 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pemberian jus lidah
buaya (aloe vera) terhadap penurunan kolesterol total pada lansia (studi di Unit
Pelaksanaan Teknis Pelayanan Sosial Tresna Werda Jombang), akan dilaksanakan
4.3.1 Waktu penelitian
Penelitian dimulai dari perencanaan (penyusunan proposal) sampai dengan
penyusunan laporan akhir, dimulai dari bulan Maret sampai Juni 2017.
4.3.2 Tempat penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di Unit Pelaksanaan Teknis Pelayanan
Sosial Tresna Werda Jombang. Hal ini dikarenakan di Unit Pelaksanaan Teknis
Pelayanan Sosial Tresna Werda banyak lansia yang menderita hiperkolesterolemia
dan di Unit Pelaksanaan Teknis Pelayanan Sosial Tresna Werda Jombang tersebut
belum dilakukan penelitian sebelumnya.
4.4 Populasi, Sampel dan Sampling 4.4.1 Populasi
Populasi adalah semua objek penelitian yang memenuhi kriteria yang telah
ditentukan (Nursalam, 2011 ). Populasi dalam penelitian ini adalah semua lansia
yang kolesterol tinggi di Unit Pelaksanaan Teknis Pelayanan Sosial Tresna Werda
Jombang yang berjumlah 20 orang lansia.
4.4.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi (Sugiono, 2013). Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian lansia
yang kolesterol tinggi di Unit Pelaksanaan Teknis Pelayanan Sosial Tresna Werda
Jombang yang berjumlah 10 orang lansia.
Untuk menentukan besar samppel menurut Sugiono (2010), bahwa untuk
dan kelompok kontrol, maka jumlah anggota sampel masing-masing antara 10
sampai dengan 20.
4.4.3 Sampling
Sampling adalah teknik pengambilan sample. Teknik pengambilan sample
pada penelitian ini yaitu probability sampling dengan jenis simple random
sampling merupakan jenis probabilitas yang sederhana. Untuk mencapai sampling
ini, setiap elemen diseleksi secara acak. Jika sampling frame kecil, nama bisa
ditulis disecarik kertas, diaduk dan diambil secara acak setelah semuanya
4.5 Kerangka Kerja
Kerangka kerja merupakan tahapan atau langkah-langkah dalam aktivitas
ilmiah yang dilakukan untuk melakukan penelitian (kegiatan dari awal sampai
akhir penelitian) ( Nursalan, 2011)
Gambar 4.1 : Kerangka kerja pengaruh pemberian jus lidah buaya (aloe vera) terhadap penurunan kolesterol total pada lansia di Unit Pelaksanaan Teknis Pelayanan Sosial Tresna Werda Jombang.
Populasi
Semua lansia yang dengan kolesterol tinggi di Unit Pelaksanaan Teknis Pelayanan Sosial Tresna Werda Jombang sebanyak 20 orang lansia.
sebanyak 20 orang.
Sampling
Pada penelitian ini menggunakan teknik simple random sampling.
Pengumpulan Data
Dengan mengukur kolesterol pada responden
Perlakuan : Pemberian jus lidah buaya
(aloe vera) sebanyak 1 kali/hari selama 6 hari
Pengolahan Dan Analisa Data
Editing, Coding, Skoring,Tabulating, Uji wilcoxon dengan software.
Kesimpulan Sampel
Sebagian lansia dengan kolesterol tinggi di Unit Pelaksanaan Teknis Pelayanan Sosial Tresna Werda Jombang sebanyak 10 orang lansia.
Penyusunan proposal
Pra : pengukuran kolesterol awal sebelum diberikan jus lidah buaya (aloe vera)
Post : pengukuran kolesterol setelah
4.6 Variabel dan Definisi Operasional 4.6.1 Variabel
Variabel adalah perilaku atau karakteristik yang memberikan nilai beda
terhadap sesuatu (benda, manusia, dan lain-lain).
1. Variabel independent (bebas)
Variabel independen sering disebut sebagai variabel bebas. Variabel
bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab
perubahan atau timbulnya variabel dependen (Sugiono, 2013). Variabel
bebas dalam penelitian ini adalah jus lidah buaya (aloe vera).
2. Variabel Dependent (terikat)
Variabel dependent adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi
akibat karena variable bebas (Sugiono, 2013). Variabel terikat dalam
penelitian ini penurunan kolesterol total pada lansia.
4.6.2 Definisi Operasional
Definisi operasional adalah mendefinisikan variabel secara operasional
berdasarkan karakteristik yang diamati, memungkinkan peneliti untuk melakukan
observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena
Tabel 4.2 : Definisi operasional pengaruh pemberian jus lidah buaya (aloe vera) terhadap penurunan kolesterol total pada lansia di Unit Pelaksanaan Teknis Pelayanan Sosial Tresna Werda Jombang.
Variabel Definisi
Operasional Parameter Alat Ukur Skala Kriteria
Independent
Fotometer Ordinal 1. Kolesterol normal
4.7 Pengumpulan dan analisa data 4.7.1 Instrumen penelitian
Untuk membuat data yang relevan dengan tujuan penelitian, maka peneliti
menggunakan instrumen pengumpulan data (Arikunto, 2007). Instrumen jus lidah
buaya (aloe vera) terdiri dari potongan lidah buaya (aloe vera), air 100 ml,
blender, timbangan buah dan gelas ukur. Sedangkan instrumen kolesterol yang
4.7.2 Teknik pengumpulan data
Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subjek dan
proses pengumpulan karakteristik subjek yang diperlukan dalam penelitian
(Notoadmojo, 2010).
1. Peneliti mengurus surat ijin penelitian kepada Stikes Icme Jombang.
2. Mengajukan penelitian Kepada Unit Pelaksanaan Teknis Pelayanan Sosial
Tresna Werda Jombang.
3. Menjelaskan kepada calon responden tentang penelitian dan bila bersedia
menjadi responden dipersilahkan untuk menandatangani inform consent.
4. Responden diperiksa kolesterolnya satu kali pemeriksaan, apakah benar
penderita menderita hiperkolesterolemia.
5. Responden diobservasi kembali kolesternya setalah menjalani terapi
konsumsi jus lidah buaya (aloe vera) selama 6 hari kemudian di evaluasi
setelah itu diintervensi.
6. Setelah semua sampel di evaluasi selama, kemudian data di tabulasi untuk
mencari apakah ada pengaruh pemberian jus lidah buaya (aloe vera) pada
penderita kolesterol.
4.7.3 Pengolahan data
Setelah data terkumpul dari responden, selanjutnya dilakukan pengolahan
data dengan cara sebagai berikut :
1. Editing
Melakukan pemeriksaan terhadap kelengkapan takaran jus dan lembar
observasi kolesterol. Hal ini dilakukan sebelum dan sesudah diberikan ke
pasien dan pada saat dilapangan dilihat responden yang belum di lakukan
pemeriksaan kolesterol.
2. Coding
Kegiatan mengklarifikasi data atau pemberian kode-kode pada setiap
data yang termasuk dalam kategori yang sama, yang diperoleh dari sumber
data yang telah diperiksa kelengkapannya. Kode adalah isyarat yang dibuat
dalam bentuk angka atau huruf yang akan memberikan petunjuk atau
identitas pada informasi atau data yang akan dianalisis.
a. Data lansia
1) Kode responden
Responden 1 = R1
Responden 2 = R2
Responden 3 = R3
2) Jenis kelamin
Laki-laki = J1
3) Kode umur
Umur = U
4) Aktivitas
Mandiri = A1
Dibantu sebagian = A2
Dibantu seluruhnya = A3
3. Scoring
Scoring adalah memberikan nilai berupa angka pada jawaban
pertanyaan untuk memperoleh data. Pemberian scor sebagai berikut :
a. Variabel kolesterol
Jawaban meningkat nilai = 3
Jawaban tetap nilai = 2
Jawabab menurun nilai = 1
4. Tabulating
Menyusun data yang telah lengkap sesuai dengan variabel yang
dibutuhkan lalu dimasukkan kedalam tabel distribusi frekuensi. Setelah
diperoleh hasil dengan cara perhitungan, kemudian nilai dimasukkan
kedalam kategori nilai yang telah dibuat.
4.7.4 Analisa data
1. Univariat
Analisa univariat yaitu analisa yang dilakukan terhadap variabel hasil
penelitian, pada umumnya analisa ini hanya menghasilkan distribusi dan
umum (Ghozali, 2011). Anilisi univariat dalam penelitian ini bertujuan
menggambarkan distribusi dan presentase dari variabel sebelum diberikan
jus lidah buaya (aloe vera) dengan sesudah diberikan jus lidah buaya (aloe
vera). Masing-masing variabel dianalisis secara deskriptif menggunakan
distribusi frekuensi.
Rumus analisis univariat sebagai berikut (Arikunto, 2007) :
P = F / N x 100%
Keterangan : P = Presentase kategori
F = Frekuensi kategori
N = Jumlah responden
Hasil presentase setiap kategori dideskripsikan dengan menggunakan
kategori sebagai berikut (Arikunto, 2007) :
0% : Tidak seorang pun
1-25% : Sebagian kecil
26-49% : Hampir setengahnya
50% : Setengahnya
51-74% : Sebagian besar
75-99% : Hampir seluruhnya
100% : Seluruhnya
2. Bivariat
Analisis yang dilakukan terhadap dua variabel yang diduga
berhubungan atau berkorelasi (Notoatmodjo, 2010), analisis bivariat dalam
buaya (aloe vera) terhadap penurunan kolesterol pada lansia di Unit
Pelaksanaan Teknis Pelayanan Sosial Tresna Werda Jombang.
Untuk mengetahui hubungan antara dua variabel apakah signifikansi
atau tidak dengan signifikan atau kebenaran 0,05 dengan menggunakan uji
wilcoxon dengan bantuan software komputer, dimana nilai p < = 0,05
maka ada pengaruh pemberian jus lidah buaya (aloe vera) terhadap
penurunan kolesterol pada lansia sedangkan nilai p > = 0,05 tidak ada
pengaruh pemberian jus lidah buaya (aloe vera) terhadap perubahan
kolesterol pada lansia.
4.8 Etika Penelitian
Penelitian dilakukan dengan memperhatikan prinsip-prinsip etika penelitian
meliputi (Hidayat, 2011) :
4.8.1 Informed Consent
Sebelum melakukan penelitian, peneliti memberikan penjelasan dan tujuan
penelitian secara jelas kepada responden tentang penelitian yang akan dilakukan.
Jika responde setuju makan diminta untuk mengisi lember persetujuan dan
menandatanganinya, dan sebaliknya jika responden tidak bersedia, maka peneliti
tetap menghormati hak-hak responden.
4.8.2 Anonimity (tanpa nama)
Masalah etika merupakan masalah yang memberikan jaminan dalam
penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau mencantumkan
nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar
4.8.3 Confidentiality (kerahasiaan)
Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan
kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah lainnya.
Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaan oleh peneliti,