• Tidak ada hasil yang ditemukan

PELAKSANAAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KEADAAN GAWAT DARURAT BERDASARKAN KOMPETENSI PERAWAT SETELAH BERLAKUNYA UNDANG-UNDANG NO 38 TAHUN 2014 TENTANG KEPERAWATAN (STUDI KASUS DI RUMAH SAKIT PERMATA BUNDA PURWODADI ) - Unika Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PELAKSANAAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KEADAAN GAWAT DARURAT BERDASARKAN KOMPETENSI PERAWAT SETELAH BERLAKUNYA UNDANG-UNDANG NO 38 TAHUN 2014 TENTANG KEPERAWATAN (STUDI KASUS DI RUMAH SAKIT PERMATA BUNDA PURWODADI ) - Unika Repository"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

PELAKSANAAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KEADAAN GAWAT DARURAT BERDASARKAN KOMPETENSI PERAWAT SETELAH

BERLAKUNYA UNDANG-UNDANG NO 38 TAHUN 2014 TENTANG KEPERAWATAN

(STUDI KASUS DI RUMAH SAKIT PERMATA BUNDA PURWODADI )

TESIS

Untuk memenuhi sebagian persyaratan Mencapai derajat sarjana S2

Program Studi Magister Hukum Kesehatan

diajukan oleh Sulistiyarini NIM: 15.C2.0026

PROGRAM STUDI MAGISTER HUKUM KESEHATAN FAKULTAS HUKUM DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA

(2)
(3)
(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas ijinNya,

penulisan tesis dengan judul “Pelaksanaan Asuhan Keperawatan pada Keadaan Darurat Berdasarkan Kompetensi Perawat setelah Berlakunya Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan di Rumah sakit” ini dapat diselesaikan.

Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa perwat di RSU Permata Bunda

Purwodadi telah melaksanakan asuhan keperawatan pada keadaan gawat darurat

sesuai dengan kompetensinya, meskipun belum optimal. Terdapat beberapa

persyaratan kompetensi bagi perawat diantaranya berpendidikan DIII, memiliki STR

yang masih berlaku, memiliki sertifikat kompetensi berupa PPGD, BTLS,ACLS,

mampu melakukan pemeriksaan awal, resusitasi, stabilisasi dan memiliki SIKP yang

masih berlaku. Pelaksanaan asuhan keperawatan gawat darurat meliputi : pengkajian,

penetapan diagnosis, merencanakan tindakan keperawatan, melaksanakan tindakan

keperawatan, evaluasi dan pemberian informasi. Terdapat faktor-faktor yang

mempengaruhi pelayanan asuhan keperawatan pada keadaan gawat darurat sesuai

dengan kompetensi perawat yaitu faktor teknis, faktor sosial dan faktor yuridis.

Ketiga faktor tersebut menghambat pelaksanaan asuhan keperawatan pada keadaan

gawat darurat.

Penulis menyadari bahwa terselesainya tesis ini berkat bimbingan, arahan, dan

bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih

kepada :

1. Prof, Dr. Frederik Ridwan Sanjaya,SE.,S.Kom.,MS.,IEC., selaku Rektor

Universitas Katholik Soegijapranata, yang telah memberikan kesempatan kepada

(5)

2. Dr. Marcella Elwina Sumandjuntak,SH.CN.,M.Hum selaku dekan Fakultas

Hukum dan Komunikasi

3. Dr. Endang Wahyati Yustina, SH., MH, selaku Ketua Program Studi Magister

Hukum Kesehatan Universitas Katolik Soegijapranata Semarang dan dosen

pembimbing utama yang telah memberikan kesempatan bagi penulis untuk

mendapatkan bimbingan, pengarahan, dan motivasi.

4. Bapak Dr.dr. I. Edward Kurnia SL,M.M,Sp.PK, MH.Kes, MSi.Med selaku

pembimbing pendamping yang senantiasa memberikan arahan dan dukungan

motivasi yang tak terhingga bagi penulis hingga tesis ini dapat selesai. Terima

kasih atas bimbingan, arahan, kesabaran dan motivasinya selama ini.

5. Para staff pengajar Program Studi Magister Hukum Konsentrasi Hukum

Kesehatan, Fakultas Hukum dan Komunikasi UNIKA Soegijapranata yang telah

memberikan materi kuliah yang sangat bermanfaat bagi terwujudnya tesis ini.

6. RSU Permata Bunda Purwodadi yang telah bersedia menjadi lahan penelitian bagi

peneliti dengan memberikan sumber data primer maupun sumber data sekunder

mengenai pelaksanaanasuhan keperawatan pada keadaan gawat darurat sesuai

dengan kompetensi perawat setelah berlakunya Undang-Undang Keperawatan.

7. Rekan-rekan mahasiswa/mahasiswi Program Studi Magister Hukum Kesehatan

(6)

suka dan duka, pengalaman ilmu pengetahuan serta memberikan dorongan,

semangat serta kerjasama yang baik selama menempuh pendidikan di UNIKA

8. Kedua orang tua yang telah memberikan dukungan dan doa yang tiada henti bagi

penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan studi S2 Hukum Kesehatan ini.

9. Suami tercinta Ilham Maulana Putera, dan anak-anak kami M. Tegar, Tiffana dan

Tiffani yang telah memberikan motivasi dan dukungan serta mengajarkan

kesabaran bagi penulis yang tiada henti, sehingga penulis dapat menyelesaikan

studi S2 Hukum Kesehatan.

Serta para pihak yang tidak mungkin disebutkan satu persatu dalam tesis ini.

Penulis harapkan tesis ini dapat berguna dan dimanfaatkan untuk perkembangan ilmu

pengetahuan khususnya ilmu Hukum Kesehatan.

Semarang, ...

Penulis

(7)

Daftar Bagan

Bagan 2.1 Struktur Organisasi RSU Permata Bunda Purwodadi...79

(8)

Daftar Tabel

Tabel 1.1 Jadwal Persiapan Aktivitas Pendidikan... 36

Tabel 3.1 Tabel Tenaga Kerja RSU Permata Bunda Purwodadi...79

Tabel 3.2 Data Pasien Gawat Darurat di IGD RSU

Permata Bunda Purwodadi...82

Tabel 3.3 Hasil Wawancara dengan Perawat IGD yang Memiliki Sertifikat

Kompetensi...93

Tabel 3.4 Hasil Wawancara dengan Perawat IGD yang Tidak Memiliki

(9)

DAFTAR ISI

A. Latar Belakang Masalah... ... 1

B. Perumusan Masalah ... 15

C. Tujuan Penelitian... 16

D. Manfaat Penelitian ... 17

E. Kerangka Pemikiran ... 19

1. Kerangka Konsep ... 19

2. Kerangka Teori ... 20

F. Metode Penelitian ... 24

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 37

A. PELAYANAN KESEHATAN ... 37

1. Pengertian ... 37

3. Fungsi Pokok Rumah Sakit ... 44

4. Jenis Dan Klasifikasi Rumah Sakit ... 45

5. Kewajiban Dan Hak Rumah Sakit... 46

6. Jenis Pelayanan di Rumah Sakit... 47

C. PERAWAT SEBAGAI TENAGA KESEHATAN ... 48

1. Pengertian Tenaga Kesehatan ... 48

(10)

E. PELAYANAN GAWAT DARURAT DI RUMAH SAKIT ... 61

1. Pengertian Gawat Darurat ... 61

2. Prosedur Pelayanan Gawat Darurat di Rumah Sakit ... 62

3. Standarisasi Pemberian Pelayanan Gawat Darurat di Rumah Sakit ... 62

4. Kriteria Gawat Darurat di Rumah Sakit ... 64

F. KEWENANGAN PERAWAT PADA TINDAKAN GAWAT DARURAT ... 67

1. Pengertian Kewenangan ... 67

2. Sifat Kewenangan ... 67

3. Pelimpahan Wewenang ... 69

4. Kewenangan Perawat Pada Keadaan Gawat Darurat Di Rumah Sakit ... 70

5. Kompetensi Perawat Gawat Darurat... 71

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 78

A. HASIL PENELITIAN ... 78

1. Gambaran Umum Rumah Sakit Permata Bunda ... 78

2. Struktur Organisasi RSU Permata Bunda... 79

3. Struktur Organisasi IGR RSU Permata Bunda ... 80

4. Gambaran Kasus Gawat Darurat di IGD RSU Permata Bunda ... 81

5. Hasil Wawancara Dengan Narasumber Di RSUPermata Bunda ... 83

B. PEMBAHASAN ... 99

1. Pengaturan Tentang Asuhan Keperawatan pada Keadaan Gawat Darurat ... 99

2. Pelaksanaan Asuhan Keperawatan pada Keadaan Gawat Darurat Berdasarkan Kompetensi Perawat di RSU Permata Bunda Purwodadi ... 108

(11)
(12)

ABSTRAK

RSU Permata Bunda Purwodadi merupakan salah satu fasilitas pelayanan kesehatan di wilayah Kabupaten Purwodadi, yang melaksanakan upaya pelayanan kesehatan berupa rawat jalan, rawat inap, Instalasi Gawat Darurat, instalasi farmasi, instalasi gizi dan laboratorium. Angka kejadian kematian pada pasien gawat darurat di RSU Permata Bunda berjumlah 15 orang disebabkan difusi brain injury dan cardiac arest yang merupakan kasus true emergency. Pelaksanaan pelayanan gawat darurat dilaksanakan oleh perawat sebagai pendamping dokter berdasarkan Undang-Undang Keperawatan disebutkan bahwa perawat bertugas sebagai pemberi asuhan keperawatan dan pelaksana tugas berdasarkan pelimpahan kewenangan. Perawat melakukan tindakan kegawatdaruratan sesuai dengan kompetensi. Persyaratan kompetensi tersebut diatur pada Kepmenkes Nomor 856/Menkes/SK/II/2009 Tentang Standar IGD Rumah Sakit.

Penelitian ini merupakan penelitian Yuridis Sosiologis dengan spesifikasi penelitian deskriptif-analitis. Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Metode pengumpulan data dilakukan dengan studi lapangan dan studi kepustakaan untuk memperoleh data yang diperlukan. Metode analisis data yang digunakan adalah kualitatif.

Pelaksanaan asuhan keperawatan pada keadaan gawat darurat sesuai dengan kompetensi perawat didasarkanpada UUD 1945, UU Kesehatan, UU Tenaga Kesehatan, UU Rumah Sakit dan UU Keperawatan. Adapun bentuk pengaturannya dituangkan dalam Kepmenkes Nomor 856/Menkes/SK/II/2009 Tentang Standar Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit dan Permenkes Nomor 17 Tahun 2013 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Kesehatan Nomor HK.02.02/ Menkes/148/I/2010 Tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Perawat dimana perawat harus memenuhi kualifikasi berupa pendidikan DIII, memiliki sertifikat pelatihan emergency nursing, memiliki kemampuan pemeriksaan awal, memiliki kemampuan resusitasi dan stabilisasi serta memiliki SIKP yang masih berlaku. Pelaksanaan pelayanan gawat darurat telah memenuhi kualifikasi, namun untuk kualifikasi sertifikat pelatihan belum dilaksanakan dengan optimal, dikarenakan adanya keterbatasan biaya oleh perawat. Terdapat faktor-faktor yang menghambat yaitu faktor teknis, faktor sosial dan faktor hukum.

(13)

ABSTRACT

Permata Bunda General Hospital of Purwodadi was one of the health service facilities at Purwodadi District conducting health services in the form of outpatient, inpatient, emergency installation, pharmacy installation, and nutritionand laboratory installation. The number of the emergency installation patients dying was 15 (fifteen) that were caused by brain injury diffusion and cardiac arrest which were categorized as true emergency. The emergency service was carried out by nurses as a doctor’s accompanists. It was based on Nursing Act saying that nursing care and executive tasks conducted by nurses were based on delegation of authority. The nurses performed emergency obstetric action in accordance with their competence. The competency requirements were regulated in Health Minester’s Decree Nr. 856/Menkes/SK/II/2009 on Hospital’s Emergency Installation Standard.

This research applied socio-legal approach having analytical-descriptive specification. The data used were primary and secondary that were gathered by field and literature studies. The data were then qualitatively analyzed.

The nursing carein emergency situation was conducted in accordance with the nurses’ competence as it was regulated in Indonesian Constitution of 1945, Health Act, Health Manpower Act, Hospital Act and Nursing Act. The setting was regulated by Health Minester’s Decree Nr. 856/Menkes/SK/II/2009 on Hospital’s Emergency Installation Standard and Health Minester’s Decree Nr.17 of 2013 onthe Change of the Health Minester’s Regulation Nr.HK.02.02 /Menkes/148/I/ 2010 on Permits and Nurse Practices whereby a nurse should meet D III education qualification, have emergency nursing training certificate, have preliminary skills, have resuscitation and stabilization skills and have a valid SIKP. The emergency services implementation hadfactually met the qualification but for the training certificate qualificationhad not been optimally fulfilled due to the limited financingof the nurses. There were some factors obstructing, namely technical, social, and legal factors.

Gambar

Tabel 3.2 Data Pasien Gawat Darurat di IGD RSU

Referensi

Dokumen terkait

Dari perangkat-perangkat tersebut tentunya dihubungkan dengan kabel yang ditarik dari pusatnya yang terletak di suatu ruang di kantor, untuk setiap handset telpon

Sejarah profesi pustakawan ditandai dengan lahirnya organisasi IPI (Ikatan Pustakawan Indonesia) pada tahun 1973. IPI bertujuan untuk : meningkatkan profesionalisme

Untuk melihat kemampuan sesungguhnya dari Bandar Udara dalam menghadapi keadaan darurat maka sesuai dengan ketentuan ICAO dalam Peraturan Direktur Jenderal

Namun hasil ini tidak didukung sepenuhnya oleh Syamihjrawati (2009), ketika mengambil sampel penelitian pada perusahaan manufaktur dimana hasil penelitiannya

Perusahaan selalu membutuhkan modal kerja, yaitu aktiva lancar yang digunakan untuk membiayai operasi perusahaan, dimana dana yang diharapkan dapat kembali masuk ke dalam

Persyaratan yang ada berdasarkan kedua pasal itu, untuk menentukan seseorang yang dapat dipidana yaitu antara orang (dokter) yang melakukan tindak pidana dengan si korban

Sumber stres pada aspek tekanan dan aspek tekanan diri tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan kecanduan video game pada mahasiswa Universitas Surabaya