• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Dampak Penggunaan Dana Bantuan Program Optimasi Lahan Dalam Meningkatkan Produksi Padi Sawah (Studi Kasus : Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Dampak Penggunaan Dana Bantuan Program Optimasi Lahan Dalam Meningkatkan Produksi Padi Sawah (Studi Kasus : Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai)"

Copied!
163
0
0

Teks penuh

(1)

Lampiran 1. Karakteristik Responden Usahatani Padi Sawah di Kecamatan Perbaungan (2015)

Kepemilikan Keterangan

(2)

Lampiran 2. Peralatan Produksi Usahatani Padi Sawah di Kecamatan Perbaungan

No.

Luas Lahan (Rante)

Cangkul Garu Sekop Sabit Parang Sprayer Mesin Babat

1 10 2 0 0 2 0 0 0

2 44 3 1 0 1 1 2 2

3 6 1 0 0 1 1 1 0

4 20 2 1 0 2 0 1 0

5 20 3 0 0 2 1 1 1

6 16 2 0 1 1 1 2 0

7 6 2 0 0 0 1 1 0

8 10 2 0 0 2 1 1 0

9 8 2 0 0 1 1 1 0

10 5 1 0 0 1 1 0 0

11 5 1 0 0 2 0 1 0

12 10 2 1 0 0 2 1 1

13 4 1 0 0 1 1 1 0

14 20 3 0 0 1 1 1 1

15 12 2 0 0 1 1 2 0

16 10 2 0 1 1 1 1 0

17 24 2 1 0 2 0 2 1

18 22 3 1 0 1 1 2 1

19 10 2 0 0 1 1 1 0

20 25 2 2 0 2 0 2 1

Total 287 40 7 2 25 16 24 8

(3)

Lampiran 3. Biaya Input Produksi Usahatani Padi Sawah di Kec. Perbaungan per Musim Tanam : Bibit

No. Luas Lahan

(Rante) Kebutuhan Bibit (Kg)

Harga Beli (Rp)

(4)

Lampiran 4. Biaya Input Produksi Usahatani Padi Sawah di Kec. Perbaungan per Musim Tanam : Pupuk Urea

No. Luas Lahan

(Rante) Kebutuhan Pupuk (Kg)

Harga Beli (Rp)

Total Harga Beli (Rp)

1 10 90 2.500 225.000

2 44 352 2.500 880.000

3 6 48 2.500 120.000

4 20 160 2.500 400.000

5 20 160 2.500 400.000

6 16 96 2.500 240.000

7 6 42 2.500 105.000

8 10 60 2.500 150.000

9 8 56 2.600 145.600

10 5 40 2.500 100.000

11 5 30 2.500 75.000

12 10 80 2.500 200.000

13 4 32 2.500 80.000

14 20 120 2.500 300.000

15 12 96 2.500 240.000

16 10 80 2.500 200.000

17 24 192 2.500 480.000

18 22 176 2.500 440.000

19 10 80 2.500 200.000

20 25 150 2.500 375.000

Total 287 2140 50100 5355600

(5)

Lampiran 5. Biaya Input Produksi Usahatani Padi Sawah di Kec. Perbaungan per Musim Tanam : Pupuk SP 36

(6)

Lampiran 6. Biaya Input Produksi Usahatani Padi Sawah di Kec. Perbaungan per Musim Tanam: Pupuk KCL

No. Luas Lahan

(Rante) Kebutuhan Pupuk (Kg) Harga Beli (Rp)

Total Harga Beli (Rp)

1 10 20 7.000 140.000

2 44 132 7.000 924.000

3 6 18 7.000 126.000

4 20 40 7.000 280.000

5 20 60 7.000 420.000

6 16 96 7.000 672.000

7 6 18 7.000 126.000

8 10 30 7.000 210.000

9 8 16 7.000 112.000

10 5 15 7.000 105.000

11 5 15 7.000 105.000

12 10 30 7.000 210.000

13 4 12 7.000 84.000

14 20 60 7.000 420.000

15 12 48 7.000 336.000

16 10 30 7.000 210.000

17 24 72 7.000 504.000

18 22 66 7.000 462.000

19 10 20 7.000 140.000

20 25 75 7.000 525.000

Total 287 873 140000 6111000

(7)

Lampiran 7. Biaya Input Produksi Usahatani Padi Sawah di Kec. Perbaungan per Musim Tanam: Pupuk ZA

No. Luas Lahan (Rante) Kebutuhan Pupuk (Kg) Harga Beli (Rp)

Total Harga Beli (Rp)

1 10 15 2.000 30.000

2 44 88 2.000 176.000

3 6 18 2.000 36.000

4 20 60 2.000 120.000

5 20 60 2.000 120.000

6 16 48 2.000 96.000

7 6 18 2.000 36.000

8 10 20 2.000 40.000

9 8 16 2.000 32.000

10 5 15 2.000 30.000

11 5 10 2.000 20.000

12 10 30 2.000 60.000

13 4 8 2.000 16.000

14 20 40 2.000 80.000

15 12 24 2.000 48.000

16 10 20 2.000 40.000

17 24 48 2.000 96.000

18 22 66 2.000 132.000

19 10 30 2.000 60.000

20 25 50 2.000 100.000

Total 287 684 40.000 1.368.000

(8)

Lampiran 8. Biaya Input Produksi Usahatani Padi Sawah di Kec. Perbaungan per Musim Tanam: Pupuk NPK

No. Luas Lahan (Rante) Kebutuhan Pupuk (Kg) Harga Beli (Rp)

Total Harga Beli (Rp)

1 10 50 3.000 150000

2 44 88 3.000 264000

3 6 12 3.000 36000

4 20 40 3.000 120000

5 20 40 3.000 120000

6 16 48 3.000 144000

7 6 12 3.000 36000

8 10 20 3.000 60000

9 8 16 3.000 48000

10 5 15 3.000 45000

11 5 15 3.000 45000

12 10 20 3.000 60000

13 4 8 3.000 24000

14 20 40 3.000 120000

15 12 24 3.000 72000

16 10 20 3.000 60000

17 24 48 3.500 168000

18 22 66 3.000 198000

19 10 20 3.000 60000

20 25 50 3.000 150000

Total 287 652 60500 1980000

(9)
(10)
(11)

Lampiran 11. Biaya Input Produksi Usahatani Padi Sawah di Kec. Perbaungan per Musim Tanam : Insektisida

No.

luas lahan (rante)

Besnoid Bestox Furadan Joker Starban

(12)

Lampiran 11. Biaya Input Produksi Usahatani Padi Sawah di Kec. Perbaungan per Musim Tanam : Insektisida (Lanjutan)

No.

Spontan Nureel Match Dharmasan Prevathon Total

(13)
(14)
(15)

Lampiran 14. Jumlah Biaya Penggunaan Pestisida Usahatani Padi Sawah di Kecamatan Perbaungan

No.

luas lahan (rante)

Jumlah Penggunaan Pestisida

Jumlah Biaya Penggunaan Pestisida Insektisida Fungisida Herbisida

(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
(22)
(23)

Lampiran 22. Biaya Tenaga Kerja Usahatani Padi Sawah di Kecamatan Perbaungan : Pengolahan Lahan

Waktu Yang Dibutuhkan (Jam)

(24)

Lampiran 23. Biaya Tenaga Kerja Usahatani Padi Sawah di Kecamatan Perbaungan : Pembibitan

Laki-laki Perempuan

(25)

Lampiran 24. Biaya Tenaga Kerja Usahatani Padi Sawah di Kecamatan Perbaungan : Penanaman

Laki-laki Perempuan

(26)

Lampiran 25. Biaya Tenaga Kerja Usahatani Padi Sawah di Kecamatan Perbaungan : Penyiangan

Laki-laki Perempuan

(27)

Lampiran 26. Biaya Tenaga Kerja Usahatani Padi Sawah di Kecamatan Perbaungan : Pemupukan

Waktu Yang Dibutuhkan (Jam)

Laki-laki Perempuan

(28)

Lampiran 27. Biaya Tenaga Kerja Usahatani Padi Sawah di Kecamatan Perbaungan : Pengendalian Hama dan Penyakit

Laki-laki Perempuan

(29)

Lampiran 28. Biaya Tenaga Kerja Usahatani Padi Sawah di Kecamatan Perbaungan : Panen Laki-laki Perempuan

(30)

Lampiran 29. Total Upah Tenaga Kerja Usahatani Padi Sawah di Kecamatan Perbaungan

Lahan Pembibitan Penanaman Penyiangan Pemupukan

Pengendalian Hama dan

Penyakit

Panen Total

1 10 400.000 300.000 300.000 400.000 1.350.000 450.000 1.452.000 4.652.000

2 44 1.760.000 1.320.000 1.320.000 1.760.000 5.940.000 1.980.000 3.775.200 17.855.200

(31)

Lampiran 30. Jumlah Pemakaian Tenaga Kerja Satu Kali Masa Tanam Usahatani Padi Sawah Kecamatan Perbaungan

Lahan Pembibitan Penanaman Penyiangan Pemupukan

Pengendalian

Hama Penyakit Panen

(32)
(33)

Lampiran 32. Biaya Tidak Tetap Usahatani Padi Sawah di Kecamatan Perbaungan Total 287 4.460.000 18.225.600 13.901.380 127.731.350 2.471.600 1.362.500 168.152.430

(34)
(35)

Lampiran 34. Total Biaya Usahatani Padi Sawah di Kecamatan Perbaungan

Total 287 168.152.430 4.139.250 172.291.680

(36)

Lampiran 35. Total Pendapatan Usahatani Padi Sawah di Kecamatan Perbaungan

No. Penerimaan

(Rp) Biaya (Rp)

(37)

Lampiran 1. Karakteristik Responden Usahatani Padi Sawah di Kecamatan Perbaungan

Kepemilikan Keterangan

(38)

Lampiran 2. Peralatan Produksi Usahatani Padi Sawah di Kecamatan Perbaungan

No.

Luas Lahan (Rante)

Cangkul Garu Sekop Sabit Parang Sprayer Mesin Babat

1 12,5 2 0 0 1 1 2 1

2 5 3 1 0 2 3 0 0

3 12,5 1 0 0 1 2 1 0

4 20 2 0 1 1 2 2 1

5 18 3 0 0 1 0 1 1

6 11 1 0 0 1 1 1 0

7 20 5 0 0 2 3 1 1

8 20 2 0 0 2 1 1 1

9 5 2 0 0 1 2 0 0

10 40 2 0 0 2 1 2 2

11 3 1 0 0 2 1 1 0

12 27 2 0 1 2 1 1 1

13 10 2 0 0 1 0 0 0

14 25 2 0 0 2 2 1 1

15 15 2 1 0 2 1 1 0

16 20 1 0 1 1 1 0

17 5 4 2 0 1 1 1 0

18 25 1 0 0 2 0 1 1

19 7 3 2 1 1 3 1 0

20 7 2 0 0 2 2 1 0

Total 308 43 6 3 30 28 20 10

(39)

Lampiran 3. Biaya Input Produksi Usahatani Padi Sawah di Kec. Perbaungan per Musim Tanam : Bibit

No. Luas lahan

(Rante) Kebutuhan Bibit (Kg) Harga Beli (Rp) Total Harga Beli (Rp)

1 12,5 10 10.000 100.000

2 5 10 10.000 100.000

3 12,5 10 10.000 100.000

4 20 40 10.000 400.000

5 18 35 10.000 350.000

6 11 20 10.000 200.000

7 20 30 10.000 300.000

8 20 30 9.000 270.000

9 5 5 8.000 40.000

10 40 80 11.000 880.000

11 3 5 8.000 40.000

12 27 50 9.000 450.000

13 10 18 10.000 180.000

14 25 40 12.000 480.000

15 15 37,5 10.000 375.000

16 20 25 10.500 262.500

17 5 10 10.000 100.000

18 25 37,5 10.000 375.000

19 7 5 10.000 50.000

20 7 10 10.000 100.000

Total 308 508 197.500 5.152.500

(40)
(41)
(42)
(43)

Lampiran 7. Biaya Input Produksi Usahatani Padi Sawah di Kec. Perbaungan per Musim Tanam : Pupuk ZA

No. Luas Lahan

(Rante)

Kebutuhan Pupuk

(Kg) Harga Beli (Rp) Total Harga Beli (Rp)

1 12,5 15 2.000 30.000

2 5 20 2.000 40.000

3 12,5 50 2.000 100.000

4 20 40 2.000 80.000

5 18 54 2.000 108.000

6 11 50 2.000 100.000

7 20 100 2.000 200.000

8 20 50 2.000 100.000

9 5 20 2.000 40.000

10 40 120 2.000 240.000

11 3 6 2.000 12.000

12 27 100 2.000 200.000

13 10 20 2.000 40.000

14 25 50 2.000 100.000

15 15 36 2.000 72.000

16 20 60 2.000 120.000

17 5 5 2.000 10.000

18 25 75 2.000 150.000

19 7 30 2.000 60.000

20 7 30 2.000 60.000

Total 308 931 40.000 1.862.000

(44)

Lampiran 8. Biaya Input Produksi Usahatani Padi Sawah di Kec. Perbaungan per Musim Tanam : Pupuk NPK

No. Luas Lahan

(Rante)

Kebutuhan Pupuk

(Kg) Harga Beli (Rp)

Total Harga Beli (Rp)

1 12,5 0 3.000 0

2 5 0 3.000 0

3 12,5 25 3.000 75.000

4 20 50 3.000 150.000

5 18 54 3.000 162.000

6 11 0 3.000 0

7 20 100 3.000 300.000

8 20 0 3.000 0

9 5 10 3.000 30.000

10 40 120 3.000 360.000

11 3 15 3.000 45.000

12 27 100 3.000 300.000

13 10 15 3.000 45.000

14 25 0 3.000 0

15 15 0 3.000 0

16 20 0 3.000 0

17 5 10 3.500 35.000

18 25 50 3.000 150.000

19 7 35 3.000 105.000

20 7 30 3.000 90.000

Total 308 614 60.500 1.847.000

(45)

Lampiran 9. Biaya Input Produksi Usahatani Padi Sawah di Kec. Perbaungan per Musim Tanam : Pupuk Kompos

No. Luas Lahan

(Rante)

Kebutuhan

Pupuk (Kg) Harga Beli (Rp) Total Harga Beli (Rp)

1 12,5 300 500 150.000

2 5 0 500 0

3 12,5 480 600 288.000

4 20 0 500 0

5 18 0 500 0

6 11 0 500 0

7 20 0 500 0

8 20 0 500 0

9 5 0 500 0

10 40 0 500 0

11 3 0 500 0

12 27 0 500 0

13 10 0 500 0

14 25 0 500 0

15 15 0 500 0

16 20 240 500 120.000

17 5 0 500 0

18 25 0 500 0

19 7 0 500 0

20 7 0 500 0

Total 308 1.020 10.100 558.000

(46)
(47)

Lampiran 11. Biaya Input Produksi Usahatani Padi Sawah di Kec. Perbaungan per Musim Tanam : Insektisida

No.

Luas Lahan (rante)

Besnoid Bestox Furadan Joker Starban

(48)

Lampiran 11. Biaya Input Produksi Usahatani Padi Sawah di Kec. Perbaungan per Musim Tanam : Insektisida (Lanjutan)

No.

Spontan Nureel Match Dharmasan Prevathon Total

(49)
(50)
(51)

Lampiran 14. Jumlah Biaya Penggunaan Pestisida Usahatani Padi Sawah di Kecamatan Perbaungan

No. Luas Lahan

(rante)

Jumlah Penggunaan Pestisida Jumlah Biaya

Penggunaan Pestisida Insektisida Fungisida Herbisida

1 12,5 419.900 152.320 10.800 583.020

2 5 97.500 23.240 0 120.740

3 12,5 298.250 144.100 10.800 453.150

4 20 661.600 236.900 81.600 980.100

5 18 570.100 200.370 81.600 852.070

6 11 358.500 129.200 11.880 499.580

7 20 657.500 268.880 106.200 1.032.580

8 20 576.500 273.900 81.600 932.000

9 5 136.250 32.740 0 168.990

10 40 1.308.000 672.200 174.000 2.154.200

11 3 12.500 29.930 0 42.430

12 27 582.400 314.600 83.760 980.760

13 10 418.500 162.540 9.720 590.760

14 25 844.000 314.000 76.200 1.234.200

15 15 442.500 134.440 55.800 632.740

16 20 410.000 358.700 70.800 839.500

17 5 207.000 38.250 0 245.250

18 25 717.000 314.600 66.600 1.098.200

19 7 173.400 111.960 0 285.360

20 7 185.000 133.080 0 318.080

Total 308 9.076.400 4.045.950 921.360 14.043.710

(52)
(53)
(54)
(55)
(56)
(57)
(58)
(59)

Lampiran 22. Biaya Tenaga Kerja Usahatani Padi Sawah di Kecamatan Perbaungan : Pengolahan Lahan

Laki-laki Perempuan

(60)

Lampiran 23. Biaya Tenaga Kerja Usahatani Padi Sawah di Kecamatan Perbaungan : Pembibitan Laki-laki Perempuan

(61)

Lampiran 24. Biaya Tenaga Kerja Usahatani Padi Sawah di Kecamatan Perbaungan : Penanaman Laki-laki Perempuan

(62)

Lampiran 25. Biaya Tenaga Kerja Usahatani Padi Sawah di Kecamatan Perbaungan : Penyiangan Laki-laki Perempuan

(63)

Lampiran 26. Biaya Tenaga Kerja Usahatani Padi Sawah di Kecamatan Perbaungan : Pemupukan Laki-laki Perempuan

(64)

Lampiran 27. Biaya Tenaga Kerja Usahatani Padi Sawah di Kecamatan Perbaungan : Pengendalian Hama dan Penyakit

Waktu Yang Dibutuhkan (Jam) Laki-laki Perempuan

(65)

Lampiran 28. Biaya Tenaga Kerja Usahatani Padi Sawah di Kecamatan Perbaungan : Panen

No.

Luas Lahan (Rante)

Produksi Total Upah (Rp)

Jumlah TK Waktu

Yang Dibutuhkan

(Jam)

Laki-laki Perempuan

(66)

Lampiran 29. Total Upah Tenaga Kerja Usahatani Padi Sawah di Kecamatan Perbaungan

Lahan Pembibitan Penanaman Penyiangan Pemupukan

(67)

Lampiran 30. Jumlah Pemakaian Tenaga Kerja Satu Kali Masa Tanam Usahatani Padi Sawah Kecamatan Perbaungan

Lahan Pembibitan Penanaman Penyiangan Pemupukan

Pengendalian Hama

Penyakit Panen

(68)
(69)
(70)
(71)

Lampiran 34. Total Biaya Usahatani Padi Sawah di Kecamatan Perbaungan

Total 308 180.079.960 4.505.000 184.584.960

(72)

Lampiran 35. Total Pendapatan Usahatani Padi Sawah di Kecamatan Perbaungan

No. Penerimaan

(Rp) Biaya (Rp) Pendapatan (Rp)

1 11.760.000 7.098.120 4.661.880

2 4.300.000 2.863.365 1.436.635

3 14.000.000 7.394.775 6.605.225

4 25.370.000 12.891.800 12.478.200

5 13.500.000 9.842.320 3.657.680

6 11.000.000 6.940.080 4.059.920

7 26.000.000 13.379.830 12.620.170

8 18.900.000 11.531.000 7.369.000

9 10.560.000 3.513.590 7.046.410

10 31.500.000 23.668.200 7.831.800

11 2.925.000 1.696.680 1.228.320

12 26.000.000 15.091.760 10.908.240

13 22.800.000 7.445.260 15.354.740

14 29.240.000 13.893.600 15.346.400

15 17.100.000 9.019.615 8.080.385

16 23.650.000 11.435.000 12.215.000

17 6.750.000 3.206.500 3.543.500

18 33.540.000 15.286.100 18.253.900

19 8.400.000 4.139.285 4.260.715

20 8.820.000 4.248.080 4.571.920

Total 346.115.000 184.584.960 161.530.040

(73)

Lampiran 36. Jawaban Responden Mengenai Indikator Efektivitas Dana Bantuan Program Optimasi Lahan

No. Sampel Jawaban Responden (Skor)

Tepat Sasaran Tepat Waktu Tepat Jumlah Tepat Guna

1 5 5 2 4

2 4 5 1 2

3 4 4 2 2

4 4 4 2 2

5 4 3 2 4

6 4 4 1 2

7 4 4 2 4

8 4 4 2 2

9 4 5 2 2

10 4 4 2 2

11 4 4 2 2

12 5 5 2 4

13 4 4 2 4

14 4 3 2 2

15 4 4 2 2

16 4 4 2 2

17 4 4 3 4

18 4 4 2 2

19 4 4 2 2

20 4 4 3 2

Total 82 82 40 52

(74)

Lampiran 37. Analisis Perbedaan Produksi Padi Sawah Petani Padi Sawah Yang Menerima Dana Bantuan Dengan Petani Padi Sawah Yang Tidak Memperoleh Dana Bantuan

Group Statistics

Petani Padi Sawah N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Produksi Petani Tualang 20 3.798 166.8299 37.304316

Petani Melati II 20 4.070 144.4088 32.290805

Independent Samples Test

Produksi

Equal variances assumed Equal variances not assumed Levene's Test for Equality

of Variances

F

.046

Sig. .831

t-test for Equality of Means

T .096 .096

Df 38 37.235

Sig. (2-tailed) .924 . .924

Mean Difference 4.722500 4.722500

Std. Error Difference 49.338707 49.338707

95% Confidence Interval of the Difference

Lower

-95.158491 8.0812664

(75)

Lampiran 38. Analisis Perbedaan Pendapatan Padi Sawah Petani Padi Sawah Yang Menerima Dana Bantuan (Petani Tualang) Dengan Petani Padi Sawah Yang Tidak Memperoleh Dana Bantuan (Petani Melati II)

Group Statistics

Petani Padi Sawah N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Pendapatan Petani Tualang 20 7.7097E6 4.08711E6 9.13905E5

Petani Melati II 20 8.0765E6 4.94203E6 1.10507E6

Independent Samples Test

Pendapatan

Equal variances assumed Equal variances not assumed

Levene's Test for Equality of Variances

F

1.035

Sig. .315

t-test for Equality of Means

T -.256 -.256

Df 38 36.707

Sig. (2-tailed) .800 .800

Mean Difference -3.66836E5 -3.66836E5

Std. Error Difference 1.43402E6 1.43402E6

95% Confidence Interval of the Difference

Lower

-3.27321E6 -3.27321E6

(76)

72

Agustira, M. A. 2004. Analisis Optimasi Penggunaan Input Produuksi Pada

Usahatani Padi di Kabupaten Deli Serdang. Skripsi S1. Fakultas

Pertanian Universitas Sumatera Utara

Anonimous. 2014. Buku Pedoman Teknis Pengembangan Optimasi Lahan.

Anonimous. 2015. Prospek dan Pengembangan Agribisnis.

Anonimous. 2014. Pedoman Teknis Pengembangan Optimasi Lahan.

Anonimous. 2015. Alat dan Mesin Pertanian.

Diakses pada tanggal 20 Maret 2015.

Arsyad, S. dan Ernan, R. 2008. Penyelamatan Tanah, Air, dan Lingkungan. Yayasan Obor Indonesia. Jakarta.

Azrul, A. 2014. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produktivitas Usahatani Padi Sawah Petani Penyewa Lahan Di Desa Pematang Sijonam

Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai. Skripsi S1.

Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara

Badan Pusat Statistik, 2013. Usaha Pertanian Berdasarkan Hasil Sensus Pertanian 2003 Dan 2013 Menurut Provinsi Dan Cakupan Usaha Pertanian. Sumatera Utara.

Badan Pusat Statistik, 2014. Kecamatan Perbaungan dalam Angka: Medan.

Badan Pusat Statistik, 2014. Serdang Berdagai dalam Angka: Medan.

Darwanto, H.D. 1998. Peningkatan Produksi Pangan dan Pendapatan Petani, makalah pada Seminar Nasional Pemberdayaan Pertanian Menuju Pemulihan Ekonomi Indonesia diselenggarakan pada tanggal 3 Oktober 1998 oleh Universitas Wangsa Manggala. Yogyakarta.

Darwis, V. 2008. Keragaan Penguasaan Lahan Sebagai Faktor Utama Penentu

Pendapatan Petani. Pusat Analisis Sosial Ekonomi Dan Kebijakan

Pertanian. Bogor.

(77)

Durianto, D. 2003. Invasi Pasar dengan Iklan yang Efektif. PT. Gramedia Pustaka. Jakarta

Hanafie, R. 2010. Pengantar Ekonomi Pertanian. Penerbit Andi. Yogyakarta

Harper, L. dkk. 2006. Pangan, Gizi, dan Pertanian. Penerbit Universitas Indonesia. Jakarta

Kamil. J. 1982. Teknologi Benih. Penerbit Angkasa Raya. Padang Sumatera Barat.

Lingga, P. dan Marsono. 2008. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penerbit Penebar Swadaya. Jakarta

Lungguk, L. 2011. Analisis Luas Lahan Minimum Untuk Peningkatan Kesejahteraan Petani Padi Sawah Di Desa Cinta Damai Kecamatan

Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang. Skripsi S1. Fakultas

Pertanian Universitas Sumatera Utara

Prawirokusumo, S. 1990. Ilmu Usahatani. Edisi Pertama. BPFE. Yogyakarta

Soekartawi, 1995. Analisis Usahatani. UI Press. Jakarta.

Sugiyono, Y. 1984. Pendidikan Luar Sekolah Dalam Upaya Mencerdaskan Bangsa. CV. Eraswasta. Jakarta

(78)

24

METODE PENELITIAN

3.1Metode Penentuan Daerah Penelitian

Tabel 3. Luas Area Optimasi Lahan Di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2007-2015

No. Kabupaten/Kota Luas Area Optimasi Lahan (Ha)

1 Asahan 726

13 Tapanuli Selatan 3580

14 Tapanuli Tengah 1830

15 Tapanuli Utara 1425

16 Toba Samosir 1630

17 Pakpak Barat 1230

18 Humbang Hasundutan 800

19 Samosir 1270

20 Serdang Bedagai 2960

21 Padang Lawas 1450

22 Batu Bara 2770

23 Padang Lawas Utara 2900

24 Pematang Siantar 1090

25 Padang Sidempuan 1120

26 Medan 560

Sumber : Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara, 2015

Penelitian dilakukan di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai.

Penentuan daerah penelitian dilakukan secara sengaja (purposive), purposive

(79)

tertentu. Daerah penelitian dipilih secara sengaja dengan pertimbangan bahwa

Kecamatan Perbaungan merupakan salah satu daerah terluas yang menjalankan

program optimasi lahan di Sumatera Utara.

Tabel 4. Lokasi Kegiatan Pengembangan Optimasi Lahan Tanaman Pangan di Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2014

No Kabupaten Kecamatan Desa / Kelurahan

1. Serdang Bedagai 1. Bandar Khalipah 1. Gelam Sei Serimah 2. Dolok Marsihul 1. Batu 13

2. Hutanauli 3. Pantai Cermin 1. Kuala Lama 4. Perbaungan 1. Tualang 5. Sei Bamban 1. Sei Bamban 6. Sei Rampah 1. Silau Rakyat 7. Tanjung Beringin 1. Pematang Terang 8. Tebing Tinggi 1. Paya Lombang 9. Teluk Mengkudu 1. Pematang Kuala

2. Pematang Guntung

Jumlah 9 11

Sumber : Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara, 2015

3.2 Metode Penentuan Sampel

Metode yang digunakan dalam menentukan jumlah sampel dalam penelitian ini

adalah Metode Purposive (dilakukan secara sengaja) tetapi dengan pertimbangan

tertentu (Wirartha, 2006).

Pertimbangan dalam penelitian ini adalah jumlah populasi petani padi sawah

anggota kelompok tani yang menerima dana bantuan program optimasi lahan

sebanyak 141 orang, dari jumlah tersebut diambil sampel sebanyak 20 orang

petani yang menerima dana bantuan program optimasi lahan dan 20 orang petani

padi sawah yang tidak menerima dana bantuan program optimasi lahan. Maka

jumlah keseluruhan sampel adalah 40 orang petani padi sawah di Kecamatan

(80)

3.3 Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data

sekunder. Data primer diperoleh langsung melalui wawancara kepada responden

dengan menggunakan daftar pertanyaan (kuisioner) yang telah dibuat terlebih

dahulu. Sedangkan data sekunder merupakan data yang diperoleh dari

sumber-sumber lain yang relevan, seperti Badan Pusat Statistik Sumatera Utara, Dinas

Pertanian Provinsi Sumatera Utara dan dari instansi terkait lainnya yang dapat

mendukung kelengkapan data dalam penelitian ini.

3.4 Metode Analisis Data

Untuk menyelesaikan masalah (1), dianalisis dengan menggunakan metode

deskriptif, yaitu dengan menganalisis distribusi dana dana bantuan program

optimasi lahan di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai.

Untuk menyelesaikan masalah (2), dianalisis dengan menggunakan metode

analisis teknis penskalaan likert, yaitu untuk mengetahui pendapat petani dalam

menyikapi efektivitas dana bantuan program optimasi lahan.

Menurut Sugiyono (2010), skala Likert merupakan skala yang digunakan untuk

mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang

kejadian atau gejala sosial.

Skala ini diukur oleh para peneliti dengan mengajukan beberapa pernyataan

kepada responden. Kemudian responden diminta untuk menjawab dengan

menggunakan skala ukur yang telah disediakan, misalnya sangat setuju, setuju,

(81)

Dalam identifikasi masalah ini, efektivitas tersebut diukur berdasarkan tepat

sasaran, tepat waktu, tepat jumlah, dan tepat guna untuk mengetahui efektivitas

dana bantuan program optimasi lahan.

1. Tepat Sasaran

Pemberian dana bantuan program optimasi lahan sesuai dengan sasaran yaitu

petani padi sawah yang membutuhkan bantuan untuk meningkatkan produksi

padi.

2. Tepat Waktu

Pemberian dana bantuan program optimasi lahan sesuai dengan masa tanam

petani padi sawah.

3. Tepat Jumlah

Jumlah dana bantuan program optimasi lahan yang diberikan kepada petani

sesuai dengan kebutuhan petani untuk meningkatkan produksi padi sawah.

4. Tepat Guna

Penggunaan dana bantuan program optimasi lahan yang diberikan kepada

petani padi sawah untuk meningkatkan produksi padi sawah (Silalahi,2013).

Untuk pernyataan efektivitas dana bantuan program optimasi lahan tersebut, dapat

diberikan skor untuk masing-masing pilihan jawaban dengan kategori sebagai

berikut:

Tabel 5. Kategori Jawaban Pernyataan Efektivitas Dana Bantuan Program Optimasi Lahan

No Kategori Jawaban Skor

1 SS(Sangat Setuju) 5

2 S (Setuju) 4

3 N (Netral) 3

4 TS (Tidak Setuju) 2

(82)

Dalam analisis tabulasi sederhana, data yang diperoleh diolah ke bentuk

persentase dengan rumus:

P = fi x 100%

Ʃfi

Dimana:

P = Persentase responden yang memilih kategori tertentu

fi = Jumlah responden yang memilih kategori tertentu

Ʃfi = Banyaknya jumlah responden

Skor jawaban responden dari pertanyaan yang diberikan, diberi bobot. Cara

menghitung rata-rata terbobot adalah dengan menjumlahkan seluruh hasil kali

nilai masing-masing bobotnya dengan frekuensinya, kemudian dibagi dengan

jumlah total frekuensi. Rumus penghitungnya:

X = Ʃ fi . wi

Ʃ fi

Dimana:

X = Rata-rata terbobot

fi = Frekuensi

wi = Bobot

Setelah rata-rata terbobotnya diketahui, digunakan rentang skala penilaian untuk

menentukan posisi tanggapan responden dengan menggunakan nilai skor setiap

variabel. Rentang skala dihitung dengan menggunakan rumus:

Rs = R (bobot)

(83)

Dimana:

Rs = Rentang skala

R (bobot) = bobot terbesar-bobot terkecil

M = banyaknya kategori bobot

Rentang skala Likert yang dipakai dalam penelitian ini adalah 5 hingga 1, maka

rentang skala penliaian yang didapat adalah:

Rs = 5-1 = 0,8

5

Sehingga diperoleh rentang skala sebagai berikut:

STE = Sangat Tidak Efektif (masuk skala 1,00-1,80)

TE = Tidak Efektif (masuk skala 1,80-2,60)

N = Cukup Efektif (masuk skala 2,60-3,40)

E = Efektif (masuk skala 3,40-4,20)

SE = Sangat Efektif (masuk skala 4,20-5,00)

(Durianto, 2003)

Untuk menyelesaikan identifikasi masalah (3) dianalisis dengan menggunakan uji

rata-rata (Compare Means) karena berasal dari dua variabel yang berbeda maka

uji beda rata-rata yang digunakan dalam penelitian ini adalah independent test

untuk mengetahui perbedaan antara produksi padi sawah petani yang memperoleh

dana bantuan program optimasi lahan dengan produksi padi sawah petani yang

tidak memperoleh dana bantuan program optimasi lahan di Kecamatan

(84)

t = X1 – X2

sX1 – X2

Keterangan :

X1 : Rata-rata variabel 1

X2 : Rata-rata variabel 2

sX1 – X2 : Rata-rata standar deviasi variabel atau kekeliruan baku

apabila N1 = N2 maka untuk menghitung sX1 – X2 digunakan rumus sebagai

berikut :

sX1 – X2 = �

∑ �12−(∑ �1)2 +∑ �22− (∑ �2)2

� (�−1)

Keterangan :

sX1 – X2 : Rata-rata standar deviasi variabel atau kekeliruan baku

X1 : Variabel 1

X2 : Variabel 2

N : Jumlah Sampel

N1 : Jumlah Sampel untuk Variabel 1

N2 : Jumlah Sampel untuk Variabel 2

Kriteria uji :

thit > ttabel , maka H0 diterima H1 ditolak

thit < ttabel, maka H0 ditolak H1 diterima,

(85)

Pengolahan dan analisis data dilakukan dengan cara kuantitatif dan kualitatif, dan

menggunakan model T-test mean compare untuk mengetahui perbedaan yang

signifikan antara produksi padi sawah petani yang memperoleh dana bantuan

program optimasi lahan dengan produksi padi sawah petani yang tidak

memperoleh dana bantuan program optimasi lahan di Kecamatan Perbaungan

Kabupaten Serdang Bedagai. Pengolahan data digunakan dengan menggunakan

alat bantu software spss 17.

Dengan kriteria uji :

1. Berdasarkan Perbandingan Nilai t- hitung dan t- table

- t-hitung > t-tabel α/2 (n-p), maka H0 ditolak

- t-hitung < t-tabel α/2 (n-p), maka H0 diterima

2. Berdasarkan Nilai Signifikansi (α =0,05)

- Jika nilai signifikansi > α maka H0 diterima

- Jika nilai Signifikansi < α maka H0 ditolak

Identifikasi masalah (4) dianalisis dengan menggunakan uji rata-rata (Compare

Means) karena berasal dari dua variabel yang berbeda maka uji beda rata-rata

yang digunakan dalam penelitian ini adalah independent test untuk mengetahui

perbedaan pendapatan antara padi sawah petani yang memperoleh dana bantuan

program optimasi lahan dengan padi sawah petani yang tidak memperoleh dana

bantuan program optimasi lahan di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang

Bedagai, dengan rumus sebagai berikut:

t = X1 – X2

(86)

Keterangan :

X1 : Rata-rata variabel 1

X2 : Rata-rata variabel 2

sX1 – X2 : Rata-rata standar deviasi variabel atau kekeliruan baku

apabila N1 = N2 maka untuk menghitung sX1 – X2 digunakan rumus sebagai

berikut :

sX1 – X2 = �

∑ �12− (∑ �1)2

� +∑ �22−

(∑ �2)2

� (�−1)

Keterangan :

sX1 – X2 : Rata-rata standar deviasi variabel atau kekeliruan baku

X1 : Variabel 1

X2 : Variabel 2

N : Jumlah Sampel

N1 : Jumlah Sampel untuk Variabel 1

N2 : Jumlah Sampel untuk Variabel 2

Kriteria uji :

thit > ttabel , maka H0 diterima H1 ditolak

thit < ttabel, maka H0 ditolak H1 diterima,

dengan formulasi H0 dan H1 (Ritonga, 2004).

Pengolahan dan analisis data dilakukan dengan cara kuantitatif dan kualitatif, dan

menggunakan model T-test mean compare untuk mengetahui perbedaan yang

signifikan antara pendapatan padi sawah petani yang memperoleh dana bantuan

(87)

memperoleh dana bantuan program optimasi lahan di Kecamatan Perbaungan

Kabupaten Serdang Bedagai, dengan rumus sebagai berikut. Pengolahan data

digunakan dengan menggunakan alat bantu software spss 17.

Dengan kriteria uji :

1. Berdasarkan Perbandingan Nilai t- hitung dan t- table

- t-hitung > t-tabel α/2 (n-p), maka H0 ditolak

- t-hitung < t-tabel α/2 (n-p), maka H0 diterima

2. Berdasarkan Nilai Signifikansi (α =0,05)

- Jika nilai signifikansi > α maka H0 diterima

- Jika nilai Signifikansi <

Dimana pendapatan dihitung dengan menggunakan rumus berikut: α maka H0 ditolak

1. Penerimaan

TR = Y . Py

Keterangan:

TR (Total Revenue) = Total Penerimaan (Rp)

Y = Jumlah Produksi Padi Sawah (Kg)

Py = Harga Jual Padi Sawah (Rp)

2. Biaya

TC = FC + VC

Keterangan:

TC (Total Cost) = Jumlah Biaya (Rp)

FC (Fixed Cost) = Biaya Tetap (Rp)

(88)

3. Pendapatan

I = TR-TC

Keterangan:

I (Income) = Pendapatan (Rp)

TR (Total Revenue) = Total Penerimaan (Rp)

TC (Total Cost) = Jumlah Biaya (Rp)

3.5 Defenisi dan Batasan Operasional

Defenisi dan batasan operasional dalam penelitian ini dibuat dengan tujuan untuk

menghindari kekeliruan dan kesalahpahaman atas penafsiran dan pengertian.

Maka digunakan defenisi dan batasan operasional sebagai berikut:

3.5.1 Defenisi

1. Lahan sawah adalah lahan pertanian yang berpetak-petak dan dibatasi oleh

pematang , saluran untuk menahan/menyalurkan air, yang biasanya ditanami

padi sawah tanpa memandang dari mana diperolehnya atau status lahan

tersebut

2. Optimasi lahan pertanian merupakan program dari pemerintah dalam usaha

meningkatkan pemanfaatan sumber daya lahan pertanian menjadi lahan

usahatani tanaman pangan, hortikultura, dan perkebunan melalui upaya

perbaikan dan peningkatan daya dukung lahan, sehingga dapat menjadi lahan

usahatani yang lebih produktif.

3. Indeks Pertanaman atau Intensitas Pertanaman (IP) menunjukkan kekerapan

atau intensitas pertanaman pada sebidang lahan.

4. Jumlah produksi padi sawah adalah hasil yang diperoleh dari usahatani padi

(89)

5. Produktivitas adalah produksi padi sawah per satuan luas lahan (kg/Ha).

6. Distribusi dana bantuan program optimasi lahan adalah penyaluran dana

bantuan program optimasi lahan yang digunakan untuk membeli pupuk, bibit,

pestisida, dan alat mesin pertanian.

7. Efektivitas pemberian dana bantuan program optimasi lahan dapat dilihat dari

tepat jumlah, tepat sasaran, dan tepat waktu.

8. Sampel adalah petani padi sawah di Kecamatan Perbaungan Kabupaten

Serdang Bedagai.

9. Pupuk merupakan salah satu kunci dari kesuburan tanah karena berisi satu

atau lebih unsur yang habis terisap tanaman.

10. Bibit merupakan komponen teknologi produksi yang sangat penting untuk

mendapatkan tingkat produksi yang optimal.

11. Pestisida adalah semua bahan racun yang digunakan untuk membunuh

organisme hidup yang mengganggu tumbuhan, ternak, dan sebagainya yang

dibudidayakan oleh manusia untuk kesejahteraan hidup.

12. Alsintan atau alat dan mesin pertanian adalah sebutan yang digunakan untuk

menyebut alat-alat atau mesin yang digunakan dalam bidang pertanian.

13. Pendapatan adalah selisih antara penerimaan dan total biaya.

3.5.2 Batasan Operasional

1. Penelitian dilakukan di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai.

2. Sampel dalam penelitian ini adalah petani padisawah di kecamatan

perbaungan yang menerima dana bantuan program optimasi lahan dan yang

tidak menerima dana bantuan program optimasi lahan.

(90)

36

DESKRIPSI WILAYAH

4.1 Deskripsi Daerah Penelitian

Penelitian dilakukan di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai.

Berikut ini adalah deskripsi daerah penelitian:

4.1.1 Letak dan Keadaan Geografi Kecamatan Perbaungan

Kecamatan Perbaungan merupakan salah satu kecamatan yang terletak di

Kabupaten Serdang Bedagai Provinsi Sumatera Utara. Kecamatan Perbaungan

memiliki luas wilayah 111.260 km2, terdiri dari 24 desa dan 4 kelurahan. Desa

terluas pada Kecamatan Perbaungan adalah Desa Adolina yang memiliki luas

wilayah 16,74 km2 atau 15 persen dari luas Kecamatan Perbaungan. Sedangkan

desa yang terkecil pada Kecamatan Perbaungan adalah Sei Buluh dengan luas

1,23 km2 atau 1,10 persen dari luas wilayah Kecamatan Perbaungan.

Kecamatan Perbaungan terletak lebih kurang 65 meter diatas permukaan laut.

Adapun batas wilayah Kecamatan Perbaungan adalah sebagai berikut:

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Pantai Cermin

b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Pegajahan

c. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Teluk Mengkudu

d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Pagar Merbau Kabupaten Deli

Serdang

(91)

4.1.2 Pemerintahan

Tabel 6. Luas Wilayah dan Persentase terhadap Luas Kecamatan Tahun 2014

No Desa/Kelurahan

Luas Wilayah

(km2)

Persentase Terhadap Luas Kecamatan (%)

Sumber : Kecamatan Perbaungan dalam Angka, 2014

Pemerintah Kecamatan Perbaungan dipimpin oleh seorang Camat yang

membawai 24 desa yang dipimpin Kepala Desa dan 4 kelurahan yang dipimpin

oleh Lurah, juga terdiri dari 194 RW yang dipimpin oleh ketua RW dan 463 RT

(92)

Desa yang memiliki dusun/lingkungan terbanyak adalah Desa Melati II yaitu

terdapat 23 dusun. Adapun Desa Tanjung Buluh, Desa Deli Muda Hulu, dan Desa

Melati I merupakan desa yang memiliki dusun/lingkungan terkecil masing-masing

2 dusun/lingkungan.

4.1.3 Penduduk dan Tenaga Kerja

Penduduk Kecamatan Perbaungan sebanyak 101.899 jiwa, merupakan salah satu

kecamatan yang terdapat penduduknya di Kabupaten Serdang Bedagai, dimana

terdiri dari 51.036 jiwa laki-laki dan 50.853 perempuan. Dengan luas wilayah

111,620 km2 dan jumlah penduduk 101.899 jiwa, maka rata0rata kepadatan

penduduk Kecamatan Perbaungan mencapai 913 jiwa/km2. Namun persebaran

kepadatan penduduk antar desa tidak begitu merata. Terlihat dari Desa Simpang

Tiga Pekan yang memiliki kepadatan penduduk cukup tinggi yaitu 6.521

jiwa/km2, sedangkan bila dibandingkan dengan Desa Tanjung Buluh memiliki

kepadatan penduduk paling sedikit yaitu 45 jiwa/km2.

Rasio jenis kelamin (sex ratio) penduduk Kecamatan Perbaungan sekitar 100,36

persen. Yang berarti dalam setiap 100 penduduk perempuan terdaoat 100

penduduk laki-laki. Rata-rata banyak rumah tangga di Kecamatan Perbaungan

adalah 4 orang. Desa Citaman Jernih dan Desa Kota Galuh merupakan desa yang

memiliki rata-rata anggota rumah tangga 5 orang. Sedangkan lainnya rata-rata

(93)

Tabel 7. Luas Wilayah, Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk Kecamatan Perbaungan Tahun 2013

No Desa/Kelurahan Luas Wilayah

(km2)

(94)

Tabel 8. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Dan Rasio Jenis Kelamin Tahun 2013

No Desa/Kelurahan

Penduduk

Rasio jenis Kelamin Laki-laki

Sumber : Kecamatan Perbaungan dalam Angka, 2014

4.1.4 Sosial

Sarana pendidikan di Kecamatan perbaungan terdapat 43 unit SD Negeri, 5 unit

SD Swasta, 3 unit SMP Negeri, 12 unit SMP Swasta, 2 unit SMA Negeri, 7 unit

(95)

Kecamatan Perbaungan memiliki sarana kesehatan yaitu : 4 unit rumah sakit, 4

unit rumah sakit bersalin, 20 rumah bersalin, 11 unit poliklinik, 2 unit puskesmas,

1 unit puskesmas pembantu, 10 unit balai pengobatan, 15 unit tempat praktek

dokter, 13 unit polindes, 14 unit apotek, 6 unit toko obat dan 31 unit praktek

bidan. Jumlah tenaga kerja medis yang tersedia sebanyak 17 orang dokter, 76

orang bidan, 29 orang bidan, 25 orang dukun bayi dan 533 orang paramedis.

Sarana ibadah di Kecamatan Perbaungan terdapat 71 unit mesjid, 115 unit

musholla, 17 unit gereja, dan 5 unit vihara yang tersebar di wilayah Kecaatan

Perbaungan.

Berdasarkan mata pencahariannya, penduduk Kecamatan perbaungan terdiri dari

berbagai profesi.

Tabel 9. Distribusi Penduduk menurut Pekerjaan

No. Pekerjaan Jumlah Penduduk (Jiwa)

1 Pegawai Negeri Sipil (PNS) 823

2 ABRI / Polri 100

3 Karyawan 4817

4 Wiraswasta 13701

5 Jasa 3010

6 Tani 12813

7 Nelayan 226

8 Buruh 10678

9 Lainnya 8890

Jumlah 55058

Sumber : Kecamatan Perbaungan dalam Angka, 2014

4.1.5. Pertanian

Kecamatan Perbaungan memiliki potensi yang luas di bidang pertanian dengan

luas lahan 12.158 Ha, tanah sawah 5.535 Ha dan tanah kering 6.623 Ha yang

(96)

Adapun luas lahan sawah yang diusahakan untuk tanaman padi sebagai berikut:

irigasi teknis 3.796 Ha, irigasi non teknis 1.612 Ha, lahan pertanian bukan sawah

2.473 Ha, dan lahan non pertanian 4.157 Ha.

Luas penggunaan lahan kering yang luasnya 8.504 ha dipergunakan sebagai

berikut : untuk ladang / tegal / kebun tanaman rakyat 2.519 Ha dan perumahan /

lainnya sebesar 2.437 Ha.

Selain sektor pertanian, Kecamatan Perbaungan juga memiliki sektpr peternakan

berupa sapi potong jantan sejumlah 865 ekor, dan sapi potong betina sejumlah

383 ekor. Selain itu populasi ternak kecil di Kecamatan Perbaungan tercatat

yakni: babi 257 ekor, domba 7.103 ekor, kambing 4.635 ekor, dan kelimci 423

ekor.

4.2 Karakteristik Responden

Responden dalam penelitian ini adalah petani padi sawah yang menerima dana

bantuan program optimasi lahan di Kelurahan Tualang dan petani padi sawah

yang tidak menerima dana bantuan program optimasi lahan di Desa Melati II.

Jumlah responden yang diambil adalah sebanyak 40 orang petani padi sawah,

yang terdiri dari 20 petani padi sawah yang menerima dana bantuan optimasi

lahan di Kelurahan Tualang dan 20 petani padi sawah yang tidak menerima dana

bantuan program optimasi lahan di Desa Melati II. Karakteristik responden yang

diperlukan dalam penelitian meliputi umur, tingkat pendidikan, jumlah

(97)

4.2.1 Umur

Tabel 10.Umur Responden Petani Petani Padi Sawah Yang Menerima Dana Bantuan Program Optimasi Lahan di Kelurahan Tualang Kecamatan Perbaungan

No Kelompok Umur (tahun) Jumlah Petani (Jiwa) %

1 20-30 2 10

2 31-40 3 15

3 41-50 11 55

4 ≥ 50 4 20

Total 20 100

Sumber : Analisis Data Primer Petani Padi Sawah, Lampiran 1

Dari Tabel 7 , dapat dilihat bahwa jumlah petani padi sawah yang menerima dana bantuan program optimasi lahan paling banyak berada pada kelompok umur 41-50 tahun yaitu sebanyak 11 orang atau 55%, sedangkan yang paling sedikit berada pada kelompok umur 20-30 tahun yaitu 2 orang atau 10%.

Tabel 11. Umur Responden Petani Petani Padi Sawah Yang Tidak Menerima Dana Bantuan Program Optimasi Lahan di Desa Melati II Kecamatan Perbaungan

No Kelompok Umur (tahun) Jumlah Petani (Jiwa) %

1 20-30 1 5

2 31-40 5 25

3 41-50 10 50

4 ≥ 50 4 20

Total 20 100

Sumber : Analisis Data Primer Petani Padi Sawah, Lampiran 1

(98)

4.2.2 Tingkat Pendidikan

Tabel 12. Tingkat Pendidikan Petani Petani Padi Sawah Yang Menerima Dana Bantuan Program Optimasi Lahan di Kelurahan Tualang Kecamatan Perbaungan

No Tingkat Pendidikan Jumlah Petani (Jiwa) %

1 SD 4 20

2 SMP 3 15

3 SMA 13 65

4 Diploma / Sarjana 0 0

Total 20 100

Sumber : Analisis Data Primer Petani Padi Sawah, Lampiran 1

Dari Tabel 9, tingkat pendidikan petani padi sawah yang menerima dana bantuan program optimasi lahan paling banyak adalah tamatan SMA yaitu 13 orang atau 65%, sedangkan yang paling sedikit adalah tamatan SMP yaitu 3 orang atau 15%.

Tabel 13. Tingkat Pendidikan Petani Petani Padi Sawah Yang Tidak Menerima Dana Bantuan Program Optimasi Lahan di Desa Melati II Kecamatan Perbaungan

No Tingkat Pendidikan Jumlah Petani (Jiwa) %

1 SD 5 25

2 SMP 5 25

3 SMA 10 50

4 Diploma / Sarjana 0 0

Total 20 100

Sumber : Analisis Data Primer Petani Padi Sawah, Lampiran 1

(99)

4.2.3 Jumlah Tanggungan

Tabel 14. Jumlah Tanggungan Petani Padi Sawah Yang Menerima Dana Bantuan Program Optimasi Lahan di Kelurahan Tualang Kecamatan Perbaungan

No Jumlah Tanggungan Jumlah Petani (Jiwa) %

1 1 0 0

2 2 3 15

3 ≥ 3 17 85

Total 20 100

Sumber : Analisis Data Primer Petani Padi Sawah, Lampiran 1

Dari Tabel 11, jumlah tanggungan keluarga petani padi sawah yang menerima dana bantuan program optimasi lahan paling banyak adalah 3 orang yaitu 17 petani atau 85%, sedangkan yang paling sedikit adalah 2 orang yaitu 3 petani atau 15%.

Tabel 15. Jumlah Tanggungan Petani Padi Sawah Yang Tidak Menerima Dana Bantuan Program Optimasi Lahan di Desa Melati II Kecamatan Perbaungan

No Jumlah Tanggungan Jumlah Petani (Jiwa) %

1 1 1 5

2 2 5 25

3 ≥ 3 14 70

Total 20 100

Sumber : Analisis Data Primer Petani Padi Sawah, Lampiran 1

(100)

4.2.4 Lama Berusahatani

Tabel 16. Lama Berusaha Tani Petani Petani Padi Sawah Yang Menerima Dana Bantuan Program Optimasi Lahan di Kelurahan Tualang Kecamatan Perbaungan

Sumber : Analisis Data Primer Petani Padi Sawah, Lampiran 1

Dari Tabel 13, lamaa berusahatani petani padi sawah yang menerima dana bantuan program optimasi lahan paling lama yaitu > 15 tahun sebanyak 8 petani atau 40%, sedangkan yang paling kecil yaitu <5 tahun dan 6-10 tahun masing masing sebanyak 3 petani atau 15%.

Tabel 17. Lama Berusaha Tani Petani Petani Padi Sawah Yang Tidak Menerima Dana Bantuan Program Optimasi Lahan di Desa Melati II Kecamatan Perbaungan

Sumber : Analisis Data Primer Petani Padi Sawah, Lampiran 1

(101)

4.2.5 Luas Lahan

Tabel 18. Luas Lahan Petani Padi Sawah Yang Menerima Dana Bantuan Program Optimasi Lahan di Kelurahan Tualang Kecamatan Perbaungan

No Besar Lahan

Sumber : Analisis Data Primer Petani Padi Sawah, Lampiran 1

Dari Tabel 15, luas lahan petani padi sawah yang tidak menerima dana bantuan program optimasi lahan paling banyak sebesar 6-15 rante dan 16-25 rante masing-masing sebanyak 8 orang atau 40%, sedangkan yang paling kecil adalah > 25 rante yaitu 1 petani atau 5%.

Tabel 19. Luas Lahan Petani Padi Sawah Yang Tidak Menerima Dana Bantuan Program Optimasi Lahan di Desa Melati II Kecamatan Perbaungan

No Besar Lahan

Sumber : Analisis Data Primer Petani Padi Sawah, Lampiran 1

(102)

48

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Distribusi Dana Bantuan Program Optimasi Lahan

Program optimasi lahan pertanian merupakan usaha meningkatkan pemanfaatan

sumber daya lahan pertanian menjadi lahan usahatani tanaman pangan,

hortikultura, dan perkebunan melalui upaya perbaikan dan peningkatan daya

dukung lahan, sehingga dapat menjadi lahan usahatani yang lebih produktif.

Kegiatan optimasi lahan pertanian diarahkan untuk memenuhi kriteria lahan

usahatani tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan dari aspek

teknis, perbaikan fisik dan kimiawi tanah, serta peningkatan infrastruktur

usahatani yang diperlukan. Kegiatan optimasi lahan diarahkan untuk menunjang

terwujudnya ketahanan pangan dan antisipasi kerawanan pangan.

Adapun tujuan pelaksanaan kegiatan optimasi lahan adalah:

6) Memanfaatkan lahan yang sementara tidak diusahakan menjadi lahan pertanian

produktif dan meningkatkan Indeks Pertanaman (IP) untuk memperluas areal

tanam,

7) Mendukung Program Peningkatan Beras Nasional (P2BN),

8) Meningkatkan produksi pertanian, khususnya padi untuk mendukung surplus

10 juta ton beras,

9) Meningkatkan pemanfaatan sumber daya lahan pertanian,

10) Memperluas kesempatan kerja dan kesempatan berusaha di pedesaan.

Dana Bantuan Program Optimasi Lahan tanaman padi sawah merupakan bantuan

langsung bentuk tunai dalam bentuk dana bantuan sosial (bansos) Kementerian

(103)

tani, pihak dinas pertanian telah melakukan survey terlebih dahulu ke calon lokasi

penerima dana bantuan. Hal ini bertujuan agar dana bantuan yang diberikan tepat

sasaran.

Dana Bantuan Program Optimasi Lahan diberikan kepada Kelompok Tani Maju

Bersama yang merupakan salah satu kelompok tani di Kelurahan Tualang

Kecamatan Serdang Berdagai. Berikut ini merupakan identitas kelompok

penerima dana bantuan program optimasi lahan:

Nama Kelompok Tani : Maju Bersama

Alamat : Lingkungan II Kelurahan Tualang

Jumlah Anggota : 141 orang

Luas Lahan : 56 Ha

Jumlah Dana : Rp 20.000.000

Dana bantuan program optimasi lahan ini diberikan melalui dua tahap yaitu pada

awal tahun 2014 dan sisanya pertengahan tahun 2014. Dalam menggunakan dana

bantuan program optimasi lahan, kelompok petani terlebih dahulu berunding

untuk memutuskan barang atau produk apa yang mereka butuhkan untuk

menunjang produksi padi sawah mereka.

Dana bantuan program optimasi lahan yang diberikan selanjutnya digunakan

kelompok tani untuk membeli traktor yang berfungsi untuk meratakan tanah

seharga Rp 18.000.000 dengan merk Quick Impala sehingga proses pengolahan

lahan semakin mudah, kemudian sisanya digunakan untuk membeli pupuk

kompos sebanyak 4 ton, senilai dengan Rp 2.000.000. Berdasarkan penelitian

yang dilakukan, pupuk kompos tersebut tidak didistribusikan secara rata di daerah

(104)

yang kondisi lahannya tidak rata, sehingga tidak semua petani mendapatkan

bantuan pupuk kompos tersebut.

Gambar 2. Traktor Quick Impala

(105)

Dana bantuan program optimasi lahan yang seharusnya ditujukan untuk

meningkatkan Indeks Pertanaman (IP), ternyata oleh kelompok petani padi sawah

penerima dana bantuan digunakan untuk membeli traktor dengan tujuan untuk

menekan biaya upah tenaga kerja dan menghemat waktu pengerjaan. Petani yang

tidak memiliki traktor pada umumnya mengeluarkan biaya Rp 45.000 per rante

untuk upah pengolahan lahan, namun dengan adanya traktor dari distribusi dana

bantuan program optimasi lahan, petani mengeluarkan biaya Rp 40.000 per rante

untuk upah pengolahan lahan, selain itu adanya traktor diharapkan mampu

memudahkan petani dalam mengolah lahan dan menjadi aset (inventaris) bagi

kelompok tani itu sendiri.

Petani padi sawah di Kelurahan Tualang dikenakan biaya Rp 40.000 per rante

untuk upah pengolahan lahan. Biaya ini sudah mencakup uang perawatan traktor

tersebut yaitu sebesar Rp 10.000 per rante. Biaya perawatan ini nantinya akan

dimasukkan ke dalam kas kelompok tani dan akan digunakan untuk perawatan

traktor. Adapun traktor dari dana bantuan optimasi lahan, hanya boleh digunakan

untuk anggota Kelompok Tani Maju Bersama itu sendiri, hal ini ditetapkan oleh

ketua kelompok tani agar traktor tersebut memiliki umur penggunaan yang lebih

panjang, karena dikhawatirkan apabila traktor dipinjamkan secara sembarang

maka daya tahan traktor akan berkurang sehingga traktor menjadi cepat rusak.

Selain itu untuk menjaga umur ekonomis traktor, setiap petani yang menggunakan

traktor tersebut harus mengembalikan traktor dalam keadaan bersih, hal ini

dilakukan agar traktor terhindar dari karat yang bisa memperpendek umur

(106)

5.2 Efektivitas Pemberian Dana Bantuan Program Optimasi Lahan

Menurut Hidayat (1986), efektivitas adalah pengukuran dalam arti tercapainya

tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Efektif merupakan suatu ukuran yang

menyatakan seberapa jauh target (kuantitas, kualitas, dan waktu) yang telah

tercapai. Dimana semakin besar persentase target yang dicapai, makin tinggi

efektivitasnya.

Pada penelitian ini efektivitas pemberian dana bantuan dapat dilihat dari beberapa

sudut pandang, yaitu tepat jumlah (jumlah dana yang diberikan) , tepat sasaran

(kepada siapa dana tersebut diberikan), tepat waktu (kapan dana tersebut

diberikan), dan tepat guna (untuk apa dana tersebut digunakan).

Dengan metode analisis skoring likert, dapat diketahui jawaban masing-masing

petani padi sawah yang menerima dana bantuan program optimasi lahan terhadap

kuesioner yang berisi pernyataan-pernyataan yang diberikan mengenai efektivitas

dana bantuan program optimasi lahan. Respon yang ditunjukkan dalam kuesioner

ini adalah respon setuju atau tidak setuju terhadap suatu objek. Untuk pernyataan

tersebut, jawaban Sangat Setuju (SS) diberi nilai 5, Setuju diberi nilai 4, Netral

diberi nilai 3, Tidak Setuju diberi nilai 2, dan Sangat Tidak Setuju diberi nilai 1.

5.2.1 Tepat Sasaran

Indikator tepat sasaran untuk mengetahui apakah dana bantuan program optimasi

lahan sudah tepat diberikan kepada petani padi sawah Tualang sebagai sasaran

atau tidak. Berikut merupakan hasil analisis dana bantuan program optimasi lahan

yang diberikan pada petani padi sawah kelompok tani Maju Bersama tehadap

(107)

Tabel 20. Sikap Petani Penerima Dana Bantuan Program Optimasi Lahan Terhadap Indikator Tepat Sasaran

Kategori Jawaban Bobot Frekuensi Persentase (%)

SS(Sangat Setuju) 5 2 10

S (Setuju) 4 18 90

N (Netral) 3 0 0

TS (Tidak Setuju) 2 0 0

STS (Sangat Tidak Setuju) 1 0 0

Total Responden 20 100

Sumber: Analisis Data Primer Lampiran 36

Rata-rata terbobot untuk indikator tepat sasaran yang diperoleh adalah 4,10. Nilai

ini berada dalam rentang skala 3,40 < x≤ 4,20, sehingga dapat disimpulkan bahwa

berdasarkan indikator tepat sasaran, dana bantuan program optimasi lahan

dikatakan efektif.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada responden petani padi sawah,

dana bantuan program optimasi lahan ditujukan untuk lahan sawah yang

kondisinya tidak rata, kondisi tersebut disebabkan oleh lahan yang bergelombang

dan lahan bekas galian sehingga lahan menjadi tidak rata dan unsur hara yang

terdapat pada lahan tersebut kurang.

5.2.2 Tepat Waktu

Indikator tepat waktu untuk mengetahui apakah dana bantuan program optimasi

lahan yang diberikan kepada petani padi sawah Tualang sesuai dengan masa

tanam petani padi sawah atau tidak. Berikut merupakan hasil analisis dana

bantuan program optimasi lahan yang diberikan pada petani padi sawah kelompok

(108)

Tabel 21. Sikap Petani Penerima Dana Bantuan Program Optimasi Lahan Terhadap Indikator Tepat Waktu

Kategori Jawaban Bobot Frekuensi Persentase (%)

SS(Sangat Setuju) 5 4 20

S (Setuju) 4 14 70

N (Netral) 3 2 10

TS (Tidak Setuju) 2 0 0

STS (Sangat Tidak Setuju) 1 0 0

Total Responden 20 100

Sumber: Analisis Data Primer Lampiran 36

Rata-rata terbobot untuk indikator tepat sasaran yang diperoleh adalah 4,10. Nilai

ini berada dalam rentang skala 3,40 < x≤ 4,20, sehingga dapat disimpulkan bahwa

berdasarkan indikator tepat waktu, dana bantuan program optimasi lahan

dikatakan efektif.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada responden petani padi sawah,

dana bantuan program optimasi lahan mulai diterima pada awal tahun 2014 secara

bertahap. Adapun musim tanam padi sawah di Kelurahan Tualang adalah bulan

April dan bulan Oktober. Dengan demikian pemberian dana bantuan program

optimasi lahan dinilai tepat waktu karena bantuan dapat dimanfaatkan petani

selama musim tanam berlangsung dengan musim hujan di Kabupaten Serdang

Berdagai mulai pada bulan Juli dan Agustus.

5.2.3 Tepat Jumlah

Indikator tepat waktu untuk mengetahui apakah jumlah dana bantuan program

optimasi lahan yang diberikan kepada petani sesuai dengan kebutuhan petani

(109)

Berikut merupakan hasil analisis dana bantuan program optimasi lahan yang

diberikan pada petani padi sawah kelompok tani Maju Bersama tehadap indikator

tepat waktu:

Tabel 22. Sikap Petani Penerima Dana Bantuan Program Optimasi Lahan Terhadap Indikator Tepat Jumlah

Kategori Jawaban Bobot Frekuensi Persentase (%)

SS(Sangat Setuju) 5 0 0

S (Setuju) 4 0 0

N (Netral) 3 3 15

TS (Tidak Setuju) 2 15 75

STS (Sangat Tidak Setuju) 1 2 10

Total Responden 20 100

Sumber: Analisis Data Primer Lampiran 36

Rata-rata terbobot untuk indikator tepat sasaran yang diperoleh adalah 2,05. Nilai

ini berada dalam rentang skala 1,80 < x≤ 2,60, sehingga dapat disimpulkan bahwa

berdasarkan indikator tepat jumlah, dana bantuan program optimasi lahan

dikatakan tidak efektif.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada responden petani padi sawah,

dana bantuan program optimasi lahan didistribusikan untuk membeli sarana

produksi traktor dan pupuk kompos. Jumlah dana bantuan program optimasi lahan

ini dinilai tidak sesuai dengan kebutuhan petani dalam meningkatkan produksi

padi sawah, sebab traktor tidak mampu meningkatkan produksi padi sawah secara

nyata, namun traktor mampu menekan biaya pengolahan lahan.

5.2.4 Tepat Guna

Indikator tepat waktu untuk mengetahui apakah penggunaan dana bantuan

program optimasi lahan yang diberikan kepada petani padi sawah untuk

(110)

Berikut merupakan hasil analisis dana bantuan program optimasi lahan yang

diberikan pada petani padi sawah kelompok tani Maju Bersama tehadap indikator

tepat guna:

Tabel 23. Sikap Petani Penerima Dana Bantuan Program Optimasi Lahan Terhadap Indikator Tepat Guna

Kategori Jawaban Bobot Frekuensi Persentase (%)

SS(Sangat Setuju) 5 0 0

S (Setuju) 4 6 30

N (Netral) 3 0 0

TS (Tidak Setuju) 2 14 70

STS (Sangat Tidak Setuju) 1 0 10

Total Responden 20 100

Sumber: Analisis Data Primer Lampiran 36

Rata-rata terbobot untuk indikator tepat sasaran yang diperoleh adalah 2,40. Nilai

ini berada dalam rentang skala 1,80 < x≤ 2,60, sehingga dapat disimpulkan bahwa

berdasarkan indikator tepat guna, dana bantuan program optimasi lahan dikatakan

tidak efektif.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada responden petani padi sawah,

dana bantuan program optimasi lahan seharusnya digunakan sebagai modal untuk

membeli sarana produksi untuk Indeks Pertanaman (IP), sehingga produksi padi

sawah juga bisa meningkat. Namun atas kesepakatan petani padi sawah, dana

tersebut digunakan untuk membeli sarana produksi berupa traktor yang berguna

untuk meratakan tanah dan memudahkan proses pengolahan tanah, adanya traktor

ternyata tidak signifikan untuk meningkatkan produksi padi sawah di daerah

penelitian, tetapi traktor mampu menekan biaya tenaga kerja pengolahan tanah.

Kemudian selebihnya dana tersebut digunakan untuk membeli pupuk kompos

yang digunakan untuk memperbaiki kondisi tanah yang tidak rata. Dalam hal ini

(111)

karena tidak signifikan dalam menunjang peningkatan Indeks Pertanaman (IP)

dan meningkatkan produksi padi sawah.

5.2.5 Rekapitulasi Indikator Efektivitas

Rata-rata terbobot efektivitas dana bantuan program optimasi lahan yang

diberikan kepada kelompok tani Maju Bersama di Kelurahan Tualang dapat

diketahui melalui rata-rata terbobot dari masing-masing indikator efektivitas.

Tabel 23. Rekapitulasi Persentase Jawaban Responden Dan Rata-Rata Terbobot Berdasarkan 4 Indikator Efektivitas

Indikator Efektivitas

Persentase Jawaban Responden (%)

Rata-rata Terbobot Sangat

Setuju Setuju Netral

Tidak

Sumber: Analisis Data Primer Lampiran 36

Berdasarkan Tabel, diperoleh rata-rata terbobot efektivitas sebesar 3,17. Besar

rata-rata terbobot tersebut diperoleh dengan menjumlahkan rata-rata terbobot dari

masing-masing indikator efektivitas (4 indikator), kemudian merata-ratakannya.

Nilai rata-rata terbobot untuk efektivitas berada dalam rentang skala 2,60 < x

3,40, sehingga dapat disimpulkan bahwa pemberian dana bantuan program

optimasi lahan kepada petani padi sawah di Kelurahan Tualang untuk

meningkatkan produksi padi sawah dikatakan cukup efektif.

5.3 Analisis Perbandingan Usahatani Padi Sawah

Responden pada penelitian ini adalah petani padi sawah di Kecamatan

(112)

yang menerima dana bantuan program optimasi lahan di Kelurahan Tualang dan

20 petani padi sawah yang tidak menerima dana bantuan program optimasi lahan

di Desa Melati II.

Berikut merupakan perbandingan usahatani padi sawah yang menerima dana

bantuan program optimasi lahan di Kelurahan Tualang dengan usahatani padi

sawah yang tidak menerima dana bantuan program optimasi lahan di Desa Melati

Gambar

Tabel 3. Luas Area Optimasi Lahan Di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2007-2015
Tabel 4. Lokasi Kegiatan Pengembangan Optimasi Lahan Tanaman Pangan di Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2014
Tabel 5. Kategori Jawaban Pernyataan Efektivitas Dana Bantuan Program Optimasi Lahan
Tabel 6. Luas Wilayah dan Persentase terhadap Luas Kecamatan Tahun
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Hambatan budaya berkaitan yang berkaitan dengan perbedaan persepsi atau sudut pandang dalam novel Aku tidak Membeli Cintamu karya Desni Intan Suri adalah

Hasil tingkat kepuasan klien kanker terhadap pemenuhan kebutuhan spiritual oleh perawat di RSUP Adam Malik ... Kepuasan

pengumpulan data serta instrument yang gunakan Pengamatan di kelas dibantu oleh observer yang duduk di belakang untuk mengamati proses pembelajaran, sementara peneliti

Solo sebagai kota heritage tersusun oleh elemen elemen pembentuk kota antara lain kawasan hunian khususnya kampung, kawasan karya (tempat kerja, industri,

Decoupled clock model can be used to account for satellite hardware delay and satellite initial phase bias (Collins, 2008).. Decoupled clock corrections can be applied to either

Penelitian yang dilakukan oleh Nurjana (2016) dengan judul Pengaruh Penyuluhan Kanker Serviks Terhadap Motivasi Wanita Usia Subur Untuk Pemeriksaan Tes Inspeksi

Semua kegiatan di atas adalah berkembang melalui proses perjuangan, mulai dari pengenalan makna ekonomi Islam, penerapan sebagian dari ekonomi tersebut