Lampiran 1. Karakteristik Responden Usahatani Padi Sawah di Kecamatan Perbaungan (2015)
Kepemilikan Keterangan
Lampiran 2. Peralatan Produksi Usahatani Padi Sawah di Kecamatan Perbaungan
No.
Luas Lahan (Rante)
Cangkul Garu Sekop Sabit Parang Sprayer Mesin Babat
1 10 2 0 0 2 0 0 0
2 44 3 1 0 1 1 2 2
3 6 1 0 0 1 1 1 0
4 20 2 1 0 2 0 1 0
5 20 3 0 0 2 1 1 1
6 16 2 0 1 1 1 2 0
7 6 2 0 0 0 1 1 0
8 10 2 0 0 2 1 1 0
9 8 2 0 0 1 1 1 0
10 5 1 0 0 1 1 0 0
11 5 1 0 0 2 0 1 0
12 10 2 1 0 0 2 1 1
13 4 1 0 0 1 1 1 0
14 20 3 0 0 1 1 1 1
15 12 2 0 0 1 1 2 0
16 10 2 0 1 1 1 1 0
17 24 2 1 0 2 0 2 1
18 22 3 1 0 1 1 2 1
19 10 2 0 0 1 1 1 0
20 25 2 2 0 2 0 2 1
Total 287 40 7 2 25 16 24 8
Lampiran 3. Biaya Input Produksi Usahatani Padi Sawah di Kec. Perbaungan per Musim Tanam : Bibit
No. Luas Lahan
(Rante) Kebutuhan Bibit (Kg)
Harga Beli (Rp)
Lampiran 4. Biaya Input Produksi Usahatani Padi Sawah di Kec. Perbaungan per Musim Tanam : Pupuk Urea
No. Luas Lahan
(Rante) Kebutuhan Pupuk (Kg)
Harga Beli (Rp)
Total Harga Beli (Rp)
1 10 90 2.500 225.000
2 44 352 2.500 880.000
3 6 48 2.500 120.000
4 20 160 2.500 400.000
5 20 160 2.500 400.000
6 16 96 2.500 240.000
7 6 42 2.500 105.000
8 10 60 2.500 150.000
9 8 56 2.600 145.600
10 5 40 2.500 100.000
11 5 30 2.500 75.000
12 10 80 2.500 200.000
13 4 32 2.500 80.000
14 20 120 2.500 300.000
15 12 96 2.500 240.000
16 10 80 2.500 200.000
17 24 192 2.500 480.000
18 22 176 2.500 440.000
19 10 80 2.500 200.000
20 25 150 2.500 375.000
Total 287 2140 50100 5355600
Lampiran 5. Biaya Input Produksi Usahatani Padi Sawah di Kec. Perbaungan per Musim Tanam : Pupuk SP 36
Lampiran 6. Biaya Input Produksi Usahatani Padi Sawah di Kec. Perbaungan per Musim Tanam: Pupuk KCL
No. Luas Lahan
(Rante) Kebutuhan Pupuk (Kg) Harga Beli (Rp)
Total Harga Beli (Rp)
1 10 20 7.000 140.000
2 44 132 7.000 924.000
3 6 18 7.000 126.000
4 20 40 7.000 280.000
5 20 60 7.000 420.000
6 16 96 7.000 672.000
7 6 18 7.000 126.000
8 10 30 7.000 210.000
9 8 16 7.000 112.000
10 5 15 7.000 105.000
11 5 15 7.000 105.000
12 10 30 7.000 210.000
13 4 12 7.000 84.000
14 20 60 7.000 420.000
15 12 48 7.000 336.000
16 10 30 7.000 210.000
17 24 72 7.000 504.000
18 22 66 7.000 462.000
19 10 20 7.000 140.000
20 25 75 7.000 525.000
Total 287 873 140000 6111000
Lampiran 7. Biaya Input Produksi Usahatani Padi Sawah di Kec. Perbaungan per Musim Tanam: Pupuk ZA
No. Luas Lahan (Rante) Kebutuhan Pupuk (Kg) Harga Beli (Rp)
Total Harga Beli (Rp)
1 10 15 2.000 30.000
2 44 88 2.000 176.000
3 6 18 2.000 36.000
4 20 60 2.000 120.000
5 20 60 2.000 120.000
6 16 48 2.000 96.000
7 6 18 2.000 36.000
8 10 20 2.000 40.000
9 8 16 2.000 32.000
10 5 15 2.000 30.000
11 5 10 2.000 20.000
12 10 30 2.000 60.000
13 4 8 2.000 16.000
14 20 40 2.000 80.000
15 12 24 2.000 48.000
16 10 20 2.000 40.000
17 24 48 2.000 96.000
18 22 66 2.000 132.000
19 10 30 2.000 60.000
20 25 50 2.000 100.000
Total 287 684 40.000 1.368.000
Lampiran 8. Biaya Input Produksi Usahatani Padi Sawah di Kec. Perbaungan per Musim Tanam: Pupuk NPK
No. Luas Lahan (Rante) Kebutuhan Pupuk (Kg) Harga Beli (Rp)
Total Harga Beli (Rp)
1 10 50 3.000 150000
2 44 88 3.000 264000
3 6 12 3.000 36000
4 20 40 3.000 120000
5 20 40 3.000 120000
6 16 48 3.000 144000
7 6 12 3.000 36000
8 10 20 3.000 60000
9 8 16 3.000 48000
10 5 15 3.000 45000
11 5 15 3.000 45000
12 10 20 3.000 60000
13 4 8 3.000 24000
14 20 40 3.000 120000
15 12 24 3.000 72000
16 10 20 3.000 60000
17 24 48 3.500 168000
18 22 66 3.000 198000
19 10 20 3.000 60000
20 25 50 3.000 150000
Total 287 652 60500 1980000
Lampiran 11. Biaya Input Produksi Usahatani Padi Sawah di Kec. Perbaungan per Musim Tanam : Insektisida
No.
luas lahan (rante)
Besnoid Bestox Furadan Joker Starban
Lampiran 11. Biaya Input Produksi Usahatani Padi Sawah di Kec. Perbaungan per Musim Tanam : Insektisida (Lanjutan)
No.
Spontan Nureel Match Dharmasan Prevathon Total
Lampiran 14. Jumlah Biaya Penggunaan Pestisida Usahatani Padi Sawah di Kecamatan Perbaungan
No.
luas lahan (rante)
Jumlah Penggunaan Pestisida
Jumlah Biaya Penggunaan Pestisida Insektisida Fungisida Herbisida
Lampiran 22. Biaya Tenaga Kerja Usahatani Padi Sawah di Kecamatan Perbaungan : Pengolahan Lahan
Waktu Yang Dibutuhkan (Jam)
Lampiran 23. Biaya Tenaga Kerja Usahatani Padi Sawah di Kecamatan Perbaungan : Pembibitan
Laki-laki Perempuan
Lampiran 24. Biaya Tenaga Kerja Usahatani Padi Sawah di Kecamatan Perbaungan : Penanaman
Laki-laki Perempuan
Lampiran 25. Biaya Tenaga Kerja Usahatani Padi Sawah di Kecamatan Perbaungan : Penyiangan
Laki-laki Perempuan
Lampiran 26. Biaya Tenaga Kerja Usahatani Padi Sawah di Kecamatan Perbaungan : Pemupukan
Waktu Yang Dibutuhkan (Jam)
Laki-laki Perempuan
Lampiran 27. Biaya Tenaga Kerja Usahatani Padi Sawah di Kecamatan Perbaungan : Pengendalian Hama dan Penyakit
Laki-laki Perempuan
Lampiran 28. Biaya Tenaga Kerja Usahatani Padi Sawah di Kecamatan Perbaungan : Panen Laki-laki Perempuan
Lampiran 29. Total Upah Tenaga Kerja Usahatani Padi Sawah di Kecamatan Perbaungan
Lahan Pembibitan Penanaman Penyiangan Pemupukan
Pengendalian Hama dan
Penyakit
Panen Total
1 10 400.000 300.000 300.000 400.000 1.350.000 450.000 1.452.000 4.652.000
2 44 1.760.000 1.320.000 1.320.000 1.760.000 5.940.000 1.980.000 3.775.200 17.855.200
Lampiran 30. Jumlah Pemakaian Tenaga Kerja Satu Kali Masa Tanam Usahatani Padi Sawah Kecamatan Perbaungan
Lahan Pembibitan Penanaman Penyiangan Pemupukan
Pengendalian
Hama Penyakit Panen
Lampiran 32. Biaya Tidak Tetap Usahatani Padi Sawah di Kecamatan Perbaungan Total 287 4.460.000 18.225.600 13.901.380 127.731.350 2.471.600 1.362.500 168.152.430
Lampiran 34. Total Biaya Usahatani Padi Sawah di Kecamatan Perbaungan
Total 287 168.152.430 4.139.250 172.291.680
Lampiran 35. Total Pendapatan Usahatani Padi Sawah di Kecamatan Perbaungan
No. Penerimaan
(Rp) Biaya (Rp)
Lampiran 1. Karakteristik Responden Usahatani Padi Sawah di Kecamatan Perbaungan
Kepemilikan Keterangan
Lampiran 2. Peralatan Produksi Usahatani Padi Sawah di Kecamatan Perbaungan
No.
Luas Lahan (Rante)
Cangkul Garu Sekop Sabit Parang Sprayer Mesin Babat
1 12,5 2 0 0 1 1 2 1
2 5 3 1 0 2 3 0 0
3 12,5 1 0 0 1 2 1 0
4 20 2 0 1 1 2 2 1
5 18 3 0 0 1 0 1 1
6 11 1 0 0 1 1 1 0
7 20 5 0 0 2 3 1 1
8 20 2 0 0 2 1 1 1
9 5 2 0 0 1 2 0 0
10 40 2 0 0 2 1 2 2
11 3 1 0 0 2 1 1 0
12 27 2 0 1 2 1 1 1
13 10 2 0 0 1 0 0 0
14 25 2 0 0 2 2 1 1
15 15 2 1 0 2 1 1 0
16 20 1 0 1 1 1 0
17 5 4 2 0 1 1 1 0
18 25 1 0 0 2 0 1 1
19 7 3 2 1 1 3 1 0
20 7 2 0 0 2 2 1 0
Total 308 43 6 3 30 28 20 10
Lampiran 3. Biaya Input Produksi Usahatani Padi Sawah di Kec. Perbaungan per Musim Tanam : Bibit
No. Luas lahan
(Rante) Kebutuhan Bibit (Kg) Harga Beli (Rp) Total Harga Beli (Rp)
1 12,5 10 10.000 100.000
2 5 10 10.000 100.000
3 12,5 10 10.000 100.000
4 20 40 10.000 400.000
5 18 35 10.000 350.000
6 11 20 10.000 200.000
7 20 30 10.000 300.000
8 20 30 9.000 270.000
9 5 5 8.000 40.000
10 40 80 11.000 880.000
11 3 5 8.000 40.000
12 27 50 9.000 450.000
13 10 18 10.000 180.000
14 25 40 12.000 480.000
15 15 37,5 10.000 375.000
16 20 25 10.500 262.500
17 5 10 10.000 100.000
18 25 37,5 10.000 375.000
19 7 5 10.000 50.000
20 7 10 10.000 100.000
Total 308 508 197.500 5.152.500
Lampiran 7. Biaya Input Produksi Usahatani Padi Sawah di Kec. Perbaungan per Musim Tanam : Pupuk ZA
No. Luas Lahan
(Rante)
Kebutuhan Pupuk
(Kg) Harga Beli (Rp) Total Harga Beli (Rp)
1 12,5 15 2.000 30.000
2 5 20 2.000 40.000
3 12,5 50 2.000 100.000
4 20 40 2.000 80.000
5 18 54 2.000 108.000
6 11 50 2.000 100.000
7 20 100 2.000 200.000
8 20 50 2.000 100.000
9 5 20 2.000 40.000
10 40 120 2.000 240.000
11 3 6 2.000 12.000
12 27 100 2.000 200.000
13 10 20 2.000 40.000
14 25 50 2.000 100.000
15 15 36 2.000 72.000
16 20 60 2.000 120.000
17 5 5 2.000 10.000
18 25 75 2.000 150.000
19 7 30 2.000 60.000
20 7 30 2.000 60.000
Total 308 931 40.000 1.862.000
Lampiran 8. Biaya Input Produksi Usahatani Padi Sawah di Kec. Perbaungan per Musim Tanam : Pupuk NPK
No. Luas Lahan
(Rante)
Kebutuhan Pupuk
(Kg) Harga Beli (Rp)
Total Harga Beli (Rp)
1 12,5 0 3.000 0
2 5 0 3.000 0
3 12,5 25 3.000 75.000
4 20 50 3.000 150.000
5 18 54 3.000 162.000
6 11 0 3.000 0
7 20 100 3.000 300.000
8 20 0 3.000 0
9 5 10 3.000 30.000
10 40 120 3.000 360.000
11 3 15 3.000 45.000
12 27 100 3.000 300.000
13 10 15 3.000 45.000
14 25 0 3.000 0
15 15 0 3.000 0
16 20 0 3.000 0
17 5 10 3.500 35.000
18 25 50 3.000 150.000
19 7 35 3.000 105.000
20 7 30 3.000 90.000
Total 308 614 60.500 1.847.000
Lampiran 9. Biaya Input Produksi Usahatani Padi Sawah di Kec. Perbaungan per Musim Tanam : Pupuk Kompos
No. Luas Lahan
(Rante)
Kebutuhan
Pupuk (Kg) Harga Beli (Rp) Total Harga Beli (Rp)
1 12,5 300 500 150.000
2 5 0 500 0
3 12,5 480 600 288.000
4 20 0 500 0
5 18 0 500 0
6 11 0 500 0
7 20 0 500 0
8 20 0 500 0
9 5 0 500 0
10 40 0 500 0
11 3 0 500 0
12 27 0 500 0
13 10 0 500 0
14 25 0 500 0
15 15 0 500 0
16 20 240 500 120.000
17 5 0 500 0
18 25 0 500 0
19 7 0 500 0
20 7 0 500 0
Total 308 1.020 10.100 558.000
Lampiran 11. Biaya Input Produksi Usahatani Padi Sawah di Kec. Perbaungan per Musim Tanam : Insektisida
No.
Luas Lahan (rante)
Besnoid Bestox Furadan Joker Starban
Lampiran 11. Biaya Input Produksi Usahatani Padi Sawah di Kec. Perbaungan per Musim Tanam : Insektisida (Lanjutan)
No.
Spontan Nureel Match Dharmasan Prevathon Total
Lampiran 14. Jumlah Biaya Penggunaan Pestisida Usahatani Padi Sawah di Kecamatan Perbaungan
No. Luas Lahan
(rante)
Jumlah Penggunaan Pestisida Jumlah Biaya
Penggunaan Pestisida Insektisida Fungisida Herbisida
1 12,5 419.900 152.320 10.800 583.020
2 5 97.500 23.240 0 120.740
3 12,5 298.250 144.100 10.800 453.150
4 20 661.600 236.900 81.600 980.100
5 18 570.100 200.370 81.600 852.070
6 11 358.500 129.200 11.880 499.580
7 20 657.500 268.880 106.200 1.032.580
8 20 576.500 273.900 81.600 932.000
9 5 136.250 32.740 0 168.990
10 40 1.308.000 672.200 174.000 2.154.200
11 3 12.500 29.930 0 42.430
12 27 582.400 314.600 83.760 980.760
13 10 418.500 162.540 9.720 590.760
14 25 844.000 314.000 76.200 1.234.200
15 15 442.500 134.440 55.800 632.740
16 20 410.000 358.700 70.800 839.500
17 5 207.000 38.250 0 245.250
18 25 717.000 314.600 66.600 1.098.200
19 7 173.400 111.960 0 285.360
20 7 185.000 133.080 0 318.080
Total 308 9.076.400 4.045.950 921.360 14.043.710
Lampiran 22. Biaya Tenaga Kerja Usahatani Padi Sawah di Kecamatan Perbaungan : Pengolahan Lahan
Laki-laki Perempuan
Lampiran 23. Biaya Tenaga Kerja Usahatani Padi Sawah di Kecamatan Perbaungan : Pembibitan Laki-laki Perempuan
Lampiran 24. Biaya Tenaga Kerja Usahatani Padi Sawah di Kecamatan Perbaungan : Penanaman Laki-laki Perempuan
Lampiran 25. Biaya Tenaga Kerja Usahatani Padi Sawah di Kecamatan Perbaungan : Penyiangan Laki-laki Perempuan
Lampiran 26. Biaya Tenaga Kerja Usahatani Padi Sawah di Kecamatan Perbaungan : Pemupukan Laki-laki Perempuan
Lampiran 27. Biaya Tenaga Kerja Usahatani Padi Sawah di Kecamatan Perbaungan : Pengendalian Hama dan Penyakit
Waktu Yang Dibutuhkan (Jam) Laki-laki Perempuan
Lampiran 28. Biaya Tenaga Kerja Usahatani Padi Sawah di Kecamatan Perbaungan : Panen
No.
Luas Lahan (Rante)
Produksi Total Upah (Rp)
Jumlah TK Waktu
Yang Dibutuhkan
(Jam)
Laki-laki Perempuan
Lampiran 29. Total Upah Tenaga Kerja Usahatani Padi Sawah di Kecamatan Perbaungan
Lahan Pembibitan Penanaman Penyiangan Pemupukan
Lampiran 30. Jumlah Pemakaian Tenaga Kerja Satu Kali Masa Tanam Usahatani Padi Sawah Kecamatan Perbaungan
Lahan Pembibitan Penanaman Penyiangan Pemupukan
Pengendalian Hama
Penyakit Panen
Lampiran 34. Total Biaya Usahatani Padi Sawah di Kecamatan Perbaungan
Total 308 180.079.960 4.505.000 184.584.960
Lampiran 35. Total Pendapatan Usahatani Padi Sawah di Kecamatan Perbaungan
No. Penerimaan
(Rp) Biaya (Rp) Pendapatan (Rp)
1 11.760.000 7.098.120 4.661.880
2 4.300.000 2.863.365 1.436.635
3 14.000.000 7.394.775 6.605.225
4 25.370.000 12.891.800 12.478.200
5 13.500.000 9.842.320 3.657.680
6 11.000.000 6.940.080 4.059.920
7 26.000.000 13.379.830 12.620.170
8 18.900.000 11.531.000 7.369.000
9 10.560.000 3.513.590 7.046.410
10 31.500.000 23.668.200 7.831.800
11 2.925.000 1.696.680 1.228.320
12 26.000.000 15.091.760 10.908.240
13 22.800.000 7.445.260 15.354.740
14 29.240.000 13.893.600 15.346.400
15 17.100.000 9.019.615 8.080.385
16 23.650.000 11.435.000 12.215.000
17 6.750.000 3.206.500 3.543.500
18 33.540.000 15.286.100 18.253.900
19 8.400.000 4.139.285 4.260.715
20 8.820.000 4.248.080 4.571.920
Total 346.115.000 184.584.960 161.530.040
Lampiran 36. Jawaban Responden Mengenai Indikator Efektivitas Dana Bantuan Program Optimasi Lahan
No. Sampel Jawaban Responden (Skor)
Tepat Sasaran Tepat Waktu Tepat Jumlah Tepat Guna
1 5 5 2 4
2 4 5 1 2
3 4 4 2 2
4 4 4 2 2
5 4 3 2 4
6 4 4 1 2
7 4 4 2 4
8 4 4 2 2
9 4 5 2 2
10 4 4 2 2
11 4 4 2 2
12 5 5 2 4
13 4 4 2 4
14 4 3 2 2
15 4 4 2 2
16 4 4 2 2
17 4 4 3 4
18 4 4 2 2
19 4 4 2 2
20 4 4 3 2
Total 82 82 40 52
Lampiran 37. Analisis Perbedaan Produksi Padi Sawah Petani Padi Sawah Yang Menerima Dana Bantuan Dengan Petani Padi Sawah Yang Tidak Memperoleh Dana Bantuan
Group Statistics
Petani Padi Sawah N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Produksi Petani Tualang 20 3.798 166.8299 37.304316
Petani Melati II 20 4.070 144.4088 32.290805
Independent Samples Test
Produksi
Equal variances assumed Equal variances not assumed Levene's Test for Equality
of Variances
F
.046
Sig. .831
t-test for Equality of Means
T .096 .096
Df 38 37.235
Sig. (2-tailed) .924 . .924
Mean Difference 4.722500 4.722500
Std. Error Difference 49.338707 49.338707
95% Confidence Interval of the Difference
Lower
-95.158491 8.0812664
Lampiran 38. Analisis Perbedaan Pendapatan Padi Sawah Petani Padi Sawah Yang Menerima Dana Bantuan (Petani Tualang) Dengan Petani Padi Sawah Yang Tidak Memperoleh Dana Bantuan (Petani Melati II)
Group Statistics
Petani Padi Sawah N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Pendapatan Petani Tualang 20 7.7097E6 4.08711E6 9.13905E5
Petani Melati II 20 8.0765E6 4.94203E6 1.10507E6
Independent Samples Test
Pendapatan
Equal variances assumed Equal variances not assumed
Levene's Test for Equality of Variances
F
1.035
Sig. .315
t-test for Equality of Means
T -.256 -.256
Df 38 36.707
Sig. (2-tailed) .800 .800
Mean Difference -3.66836E5 -3.66836E5
Std. Error Difference 1.43402E6 1.43402E6
95% Confidence Interval of the Difference
Lower
-3.27321E6 -3.27321E6
72
Agustira, M. A. 2004. Analisis Optimasi Penggunaan Input Produuksi Pada
Usahatani Padi di Kabupaten Deli Serdang. Skripsi S1. Fakultas
Pertanian Universitas Sumatera Utara
Anonimous. 2014. Buku Pedoman Teknis Pengembangan Optimasi Lahan.
Anonimous. 2015. Prospek dan Pengembangan Agribisnis.
Anonimous. 2014. Pedoman Teknis Pengembangan Optimasi Lahan.
Anonimous. 2015. Alat dan Mesin Pertanian.
Diakses pada tanggal 20 Maret 2015.
Arsyad, S. dan Ernan, R. 2008. Penyelamatan Tanah, Air, dan Lingkungan. Yayasan Obor Indonesia. Jakarta.
Azrul, A. 2014. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produktivitas Usahatani Padi Sawah Petani Penyewa Lahan Di Desa Pematang Sijonam
Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai. Skripsi S1.
Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara
Badan Pusat Statistik, 2013. Usaha Pertanian Berdasarkan Hasil Sensus Pertanian 2003 Dan 2013 Menurut Provinsi Dan Cakupan Usaha Pertanian. Sumatera Utara.
Badan Pusat Statistik, 2014. Kecamatan Perbaungan dalam Angka: Medan.
Badan Pusat Statistik, 2014. Serdang Berdagai dalam Angka: Medan.
Darwanto, H.D. 1998. Peningkatan Produksi Pangan dan Pendapatan Petani, makalah pada Seminar Nasional Pemberdayaan Pertanian Menuju Pemulihan Ekonomi Indonesia diselenggarakan pada tanggal 3 Oktober 1998 oleh Universitas Wangsa Manggala. Yogyakarta.
Darwis, V. 2008. Keragaan Penguasaan Lahan Sebagai Faktor Utama Penentu
Pendapatan Petani. Pusat Analisis Sosial Ekonomi Dan Kebijakan
Pertanian. Bogor.
Durianto, D. 2003. Invasi Pasar dengan Iklan yang Efektif. PT. Gramedia Pustaka. Jakarta
Hanafie, R. 2010. Pengantar Ekonomi Pertanian. Penerbit Andi. Yogyakarta
Harper, L. dkk. 2006. Pangan, Gizi, dan Pertanian. Penerbit Universitas Indonesia. Jakarta
Kamil. J. 1982. Teknologi Benih. Penerbit Angkasa Raya. Padang Sumatera Barat.
Lingga, P. dan Marsono. 2008. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penerbit Penebar Swadaya. Jakarta
Lungguk, L. 2011. Analisis Luas Lahan Minimum Untuk Peningkatan Kesejahteraan Petani Padi Sawah Di Desa Cinta Damai Kecamatan
Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang. Skripsi S1. Fakultas
Pertanian Universitas Sumatera Utara
Prawirokusumo, S. 1990. Ilmu Usahatani. Edisi Pertama. BPFE. Yogyakarta
Soekartawi, 1995. Analisis Usahatani. UI Press. Jakarta.
Sugiyono, Y. 1984. Pendidikan Luar Sekolah Dalam Upaya Mencerdaskan Bangsa. CV. Eraswasta. Jakarta
24
METODE PENELITIAN
3.1Metode Penentuan Daerah Penelitian
Tabel 3. Luas Area Optimasi Lahan Di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2007-2015
No. Kabupaten/Kota Luas Area Optimasi Lahan (Ha)
1 Asahan 726
13 Tapanuli Selatan 3580
14 Tapanuli Tengah 1830
15 Tapanuli Utara 1425
16 Toba Samosir 1630
17 Pakpak Barat 1230
18 Humbang Hasundutan 800
19 Samosir 1270
20 Serdang Bedagai 2960
21 Padang Lawas 1450
22 Batu Bara 2770
23 Padang Lawas Utara 2900
24 Pematang Siantar 1090
25 Padang Sidempuan 1120
26 Medan 560
Sumber : Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara, 2015
Penelitian dilakukan di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai.
Penentuan daerah penelitian dilakukan secara sengaja (purposive), purposive
tertentu. Daerah penelitian dipilih secara sengaja dengan pertimbangan bahwa
Kecamatan Perbaungan merupakan salah satu daerah terluas yang menjalankan
program optimasi lahan di Sumatera Utara.
Tabel 4. Lokasi Kegiatan Pengembangan Optimasi Lahan Tanaman Pangan di Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2014
No Kabupaten Kecamatan Desa / Kelurahan
1. Serdang Bedagai 1. Bandar Khalipah 1. Gelam Sei Serimah 2. Dolok Marsihul 1. Batu 13
2. Hutanauli 3. Pantai Cermin 1. Kuala Lama 4. Perbaungan 1. Tualang 5. Sei Bamban 1. Sei Bamban 6. Sei Rampah 1. Silau Rakyat 7. Tanjung Beringin 1. Pematang Terang 8. Tebing Tinggi 1. Paya Lombang 9. Teluk Mengkudu 1. Pematang Kuala
2. Pematang Guntung
Jumlah 9 11
Sumber : Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara, 2015
3.2 Metode Penentuan Sampel
Metode yang digunakan dalam menentukan jumlah sampel dalam penelitian ini
adalah Metode Purposive (dilakukan secara sengaja) tetapi dengan pertimbangan
tertentu (Wirartha, 2006).
Pertimbangan dalam penelitian ini adalah jumlah populasi petani padi sawah
anggota kelompok tani yang menerima dana bantuan program optimasi lahan
sebanyak 141 orang, dari jumlah tersebut diambil sampel sebanyak 20 orang
petani yang menerima dana bantuan program optimasi lahan dan 20 orang petani
padi sawah yang tidak menerima dana bantuan program optimasi lahan. Maka
jumlah keseluruhan sampel adalah 40 orang petani padi sawah di Kecamatan
3.3 Metode Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder. Data primer diperoleh langsung melalui wawancara kepada responden
dengan menggunakan daftar pertanyaan (kuisioner) yang telah dibuat terlebih
dahulu. Sedangkan data sekunder merupakan data yang diperoleh dari
sumber-sumber lain yang relevan, seperti Badan Pusat Statistik Sumatera Utara, Dinas
Pertanian Provinsi Sumatera Utara dan dari instansi terkait lainnya yang dapat
mendukung kelengkapan data dalam penelitian ini.
3.4 Metode Analisis Data
Untuk menyelesaikan masalah (1), dianalisis dengan menggunakan metode
deskriptif, yaitu dengan menganalisis distribusi dana dana bantuan program
optimasi lahan di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai.
Untuk menyelesaikan masalah (2), dianalisis dengan menggunakan metode
analisis teknis penskalaan likert, yaitu untuk mengetahui pendapat petani dalam
menyikapi efektivitas dana bantuan program optimasi lahan.
Menurut Sugiyono (2010), skala Likert merupakan skala yang digunakan untuk
mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang
kejadian atau gejala sosial.
Skala ini diukur oleh para peneliti dengan mengajukan beberapa pernyataan
kepada responden. Kemudian responden diminta untuk menjawab dengan
menggunakan skala ukur yang telah disediakan, misalnya sangat setuju, setuju,
Dalam identifikasi masalah ini, efektivitas tersebut diukur berdasarkan tepat
sasaran, tepat waktu, tepat jumlah, dan tepat guna untuk mengetahui efektivitas
dana bantuan program optimasi lahan.
1. Tepat Sasaran
Pemberian dana bantuan program optimasi lahan sesuai dengan sasaran yaitu
petani padi sawah yang membutuhkan bantuan untuk meningkatkan produksi
padi.
2. Tepat Waktu
Pemberian dana bantuan program optimasi lahan sesuai dengan masa tanam
petani padi sawah.
3. Tepat Jumlah
Jumlah dana bantuan program optimasi lahan yang diberikan kepada petani
sesuai dengan kebutuhan petani untuk meningkatkan produksi padi sawah.
4. Tepat Guna
Penggunaan dana bantuan program optimasi lahan yang diberikan kepada
petani padi sawah untuk meningkatkan produksi padi sawah (Silalahi,2013).
Untuk pernyataan efektivitas dana bantuan program optimasi lahan tersebut, dapat
diberikan skor untuk masing-masing pilihan jawaban dengan kategori sebagai
berikut:
Tabel 5. Kategori Jawaban Pernyataan Efektivitas Dana Bantuan Program Optimasi Lahan
No Kategori Jawaban Skor
1 SS(Sangat Setuju) 5
2 S (Setuju) 4
3 N (Netral) 3
4 TS (Tidak Setuju) 2
Dalam analisis tabulasi sederhana, data yang diperoleh diolah ke bentuk
persentase dengan rumus:
P = fi x 100%
Ʃfi
Dimana:
P = Persentase responden yang memilih kategori tertentu
fi = Jumlah responden yang memilih kategori tertentu
Ʃfi = Banyaknya jumlah responden
Skor jawaban responden dari pertanyaan yang diberikan, diberi bobot. Cara
menghitung rata-rata terbobot adalah dengan menjumlahkan seluruh hasil kali
nilai masing-masing bobotnya dengan frekuensinya, kemudian dibagi dengan
jumlah total frekuensi. Rumus penghitungnya:
X = Ʃ fi . wi
Ʃ fi
Dimana:
X = Rata-rata terbobot
fi = Frekuensi
wi = Bobot
Setelah rata-rata terbobotnya diketahui, digunakan rentang skala penilaian untuk
menentukan posisi tanggapan responden dengan menggunakan nilai skor setiap
variabel. Rentang skala dihitung dengan menggunakan rumus:
Rs = R (bobot)
Dimana:
Rs = Rentang skala
R (bobot) = bobot terbesar-bobot terkecil
M = banyaknya kategori bobot
Rentang skala Likert yang dipakai dalam penelitian ini adalah 5 hingga 1, maka
rentang skala penliaian yang didapat adalah:
Rs = 5-1 = 0,8
5
Sehingga diperoleh rentang skala sebagai berikut:
STE = Sangat Tidak Efektif (masuk skala 1,00-1,80)
TE = Tidak Efektif (masuk skala 1,80-2,60)
N = Cukup Efektif (masuk skala 2,60-3,40)
E = Efektif (masuk skala 3,40-4,20)
SE = Sangat Efektif (masuk skala 4,20-5,00)
(Durianto, 2003)
Untuk menyelesaikan identifikasi masalah (3) dianalisis dengan menggunakan uji
rata-rata (Compare Means) karena berasal dari dua variabel yang berbeda maka
uji beda rata-rata yang digunakan dalam penelitian ini adalah independent test
untuk mengetahui perbedaan antara produksi padi sawah petani yang memperoleh
dana bantuan program optimasi lahan dengan produksi padi sawah petani yang
tidak memperoleh dana bantuan program optimasi lahan di Kecamatan
t = X1 – X2
sX1 – X2
Keterangan :
X1 : Rata-rata variabel 1
X2 : Rata-rata variabel 2
sX1 – X2 : Rata-rata standar deviasi variabel atau kekeliruan baku
apabila N1 = N2 maka untuk menghitung sX1 – X2 digunakan rumus sebagai
berikut :
sX1 – X2 = �
∑ �12−(∑ ��1)2 +∑ �22− (∑ ��2)2
� (�−1)
Keterangan :
sX1 – X2 : Rata-rata standar deviasi variabel atau kekeliruan baku
X1 : Variabel 1
X2 : Variabel 2
N : Jumlah Sampel
N1 : Jumlah Sampel untuk Variabel 1
N2 : Jumlah Sampel untuk Variabel 2
Kriteria uji :
thit > ttabel , maka H0 diterima H1 ditolak
thit < ttabel, maka H0 ditolak H1 diterima,
Pengolahan dan analisis data dilakukan dengan cara kuantitatif dan kualitatif, dan
menggunakan model T-test mean compare untuk mengetahui perbedaan yang
signifikan antara produksi padi sawah petani yang memperoleh dana bantuan
program optimasi lahan dengan produksi padi sawah petani yang tidak
memperoleh dana bantuan program optimasi lahan di Kecamatan Perbaungan
Kabupaten Serdang Bedagai. Pengolahan data digunakan dengan menggunakan
alat bantu software spss 17.
Dengan kriteria uji :
1. Berdasarkan Perbandingan Nilai t- hitung dan t- table
- t-hitung > t-tabel α/2 (n-p), maka H0 ditolak
- t-hitung < t-tabel α/2 (n-p), maka H0 diterima
2. Berdasarkan Nilai Signifikansi (α =0,05)
- Jika nilai signifikansi > α maka H0 diterima
- Jika nilai Signifikansi < α maka H0 ditolak
Identifikasi masalah (4) dianalisis dengan menggunakan uji rata-rata (Compare
Means) karena berasal dari dua variabel yang berbeda maka uji beda rata-rata
yang digunakan dalam penelitian ini adalah independent test untuk mengetahui
perbedaan pendapatan antara padi sawah petani yang memperoleh dana bantuan
program optimasi lahan dengan padi sawah petani yang tidak memperoleh dana
bantuan program optimasi lahan di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang
Bedagai, dengan rumus sebagai berikut:
t = X1 – X2
Keterangan :
X1 : Rata-rata variabel 1
X2 : Rata-rata variabel 2
sX1 – X2 : Rata-rata standar deviasi variabel atau kekeliruan baku
apabila N1 = N2 maka untuk menghitung sX1 – X2 digunakan rumus sebagai
berikut :
sX1 – X2 = �
∑ �12− (∑ �1)2
� +∑ �22−
(∑ �2)2
�
� (�−1)
Keterangan :
sX1 – X2 : Rata-rata standar deviasi variabel atau kekeliruan baku
X1 : Variabel 1
X2 : Variabel 2
N : Jumlah Sampel
N1 : Jumlah Sampel untuk Variabel 1
N2 : Jumlah Sampel untuk Variabel 2
Kriteria uji :
thit > ttabel , maka H0 diterima H1 ditolak
thit < ttabel, maka H0 ditolak H1 diterima,
dengan formulasi H0 dan H1 (Ritonga, 2004).
Pengolahan dan analisis data dilakukan dengan cara kuantitatif dan kualitatif, dan
menggunakan model T-test mean compare untuk mengetahui perbedaan yang
signifikan antara pendapatan padi sawah petani yang memperoleh dana bantuan
memperoleh dana bantuan program optimasi lahan di Kecamatan Perbaungan
Kabupaten Serdang Bedagai, dengan rumus sebagai berikut. Pengolahan data
digunakan dengan menggunakan alat bantu software spss 17.
Dengan kriteria uji :
1. Berdasarkan Perbandingan Nilai t- hitung dan t- table
- t-hitung > t-tabel α/2 (n-p), maka H0 ditolak
- t-hitung < t-tabel α/2 (n-p), maka H0 diterima
2. Berdasarkan Nilai Signifikansi (α =0,05)
- Jika nilai signifikansi > α maka H0 diterima
- Jika nilai Signifikansi <
Dimana pendapatan dihitung dengan menggunakan rumus berikut: α maka H0 ditolak
1. Penerimaan
TR = Y . Py
Keterangan:
TR (Total Revenue) = Total Penerimaan (Rp)
Y = Jumlah Produksi Padi Sawah (Kg)
Py = Harga Jual Padi Sawah (Rp)
2. Biaya
TC = FC + VC
Keterangan:
TC (Total Cost) = Jumlah Biaya (Rp)
FC (Fixed Cost) = Biaya Tetap (Rp)
3. Pendapatan
I = TR-TC
Keterangan:
I (Income) = Pendapatan (Rp)
TR (Total Revenue) = Total Penerimaan (Rp)
TC (Total Cost) = Jumlah Biaya (Rp)
3.5 Defenisi dan Batasan Operasional
Defenisi dan batasan operasional dalam penelitian ini dibuat dengan tujuan untuk
menghindari kekeliruan dan kesalahpahaman atas penafsiran dan pengertian.
Maka digunakan defenisi dan batasan operasional sebagai berikut:
3.5.1 Defenisi
1. Lahan sawah adalah lahan pertanian yang berpetak-petak dan dibatasi oleh
pematang , saluran untuk menahan/menyalurkan air, yang biasanya ditanami
padi sawah tanpa memandang dari mana diperolehnya atau status lahan
tersebut
2. Optimasi lahan pertanian merupakan program dari pemerintah dalam usaha
meningkatkan pemanfaatan sumber daya lahan pertanian menjadi lahan
usahatani tanaman pangan, hortikultura, dan perkebunan melalui upaya
perbaikan dan peningkatan daya dukung lahan, sehingga dapat menjadi lahan
usahatani yang lebih produktif.
3. Indeks Pertanaman atau Intensitas Pertanaman (IP) menunjukkan kekerapan
atau intensitas pertanaman pada sebidang lahan.
4. Jumlah produksi padi sawah adalah hasil yang diperoleh dari usahatani padi
5. Produktivitas adalah produksi padi sawah per satuan luas lahan (kg/Ha).
6. Distribusi dana bantuan program optimasi lahan adalah penyaluran dana
bantuan program optimasi lahan yang digunakan untuk membeli pupuk, bibit,
pestisida, dan alat mesin pertanian.
7. Efektivitas pemberian dana bantuan program optimasi lahan dapat dilihat dari
tepat jumlah, tepat sasaran, dan tepat waktu.
8. Sampel adalah petani padi sawah di Kecamatan Perbaungan Kabupaten
Serdang Bedagai.
9. Pupuk merupakan salah satu kunci dari kesuburan tanah karena berisi satu
atau lebih unsur yang habis terisap tanaman.
10. Bibit merupakan komponen teknologi produksi yang sangat penting untuk
mendapatkan tingkat produksi yang optimal.
11. Pestisida adalah semua bahan racun yang digunakan untuk membunuh
organisme hidup yang mengganggu tumbuhan, ternak, dan sebagainya yang
dibudidayakan oleh manusia untuk kesejahteraan hidup.
12. Alsintan atau alat dan mesin pertanian adalah sebutan yang digunakan untuk
menyebut alat-alat atau mesin yang digunakan dalam bidang pertanian.
13. Pendapatan adalah selisih antara penerimaan dan total biaya.
3.5.2 Batasan Operasional
1. Penelitian dilakukan di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai.
2. Sampel dalam penelitian ini adalah petani padisawah di kecamatan
perbaungan yang menerima dana bantuan program optimasi lahan dan yang
tidak menerima dana bantuan program optimasi lahan.
36
DESKRIPSI WILAYAH
4.1 Deskripsi Daerah Penelitian
Penelitian dilakukan di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai.
Berikut ini adalah deskripsi daerah penelitian:
4.1.1 Letak dan Keadaan Geografi Kecamatan Perbaungan
Kecamatan Perbaungan merupakan salah satu kecamatan yang terletak di
Kabupaten Serdang Bedagai Provinsi Sumatera Utara. Kecamatan Perbaungan
memiliki luas wilayah 111.260 km2, terdiri dari 24 desa dan 4 kelurahan. Desa
terluas pada Kecamatan Perbaungan adalah Desa Adolina yang memiliki luas
wilayah 16,74 km2 atau 15 persen dari luas Kecamatan Perbaungan. Sedangkan
desa yang terkecil pada Kecamatan Perbaungan adalah Sei Buluh dengan luas
1,23 km2 atau 1,10 persen dari luas wilayah Kecamatan Perbaungan.
Kecamatan Perbaungan terletak lebih kurang 65 meter diatas permukaan laut.
Adapun batas wilayah Kecamatan Perbaungan adalah sebagai berikut:
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Pantai Cermin
b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Pegajahan
c. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Teluk Mengkudu
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Pagar Merbau Kabupaten Deli
Serdang
4.1.2 Pemerintahan
Tabel 6. Luas Wilayah dan Persentase terhadap Luas Kecamatan Tahun 2014
No Desa/Kelurahan
Luas Wilayah
(km2)
Persentase Terhadap Luas Kecamatan (%)
Sumber : Kecamatan Perbaungan dalam Angka, 2014
Pemerintah Kecamatan Perbaungan dipimpin oleh seorang Camat yang
membawai 24 desa yang dipimpin Kepala Desa dan 4 kelurahan yang dipimpin
oleh Lurah, juga terdiri dari 194 RW yang dipimpin oleh ketua RW dan 463 RT
Desa yang memiliki dusun/lingkungan terbanyak adalah Desa Melati II yaitu
terdapat 23 dusun. Adapun Desa Tanjung Buluh, Desa Deli Muda Hulu, dan Desa
Melati I merupakan desa yang memiliki dusun/lingkungan terkecil masing-masing
2 dusun/lingkungan.
4.1.3 Penduduk dan Tenaga Kerja
Penduduk Kecamatan Perbaungan sebanyak 101.899 jiwa, merupakan salah satu
kecamatan yang terdapat penduduknya di Kabupaten Serdang Bedagai, dimana
terdiri dari 51.036 jiwa laki-laki dan 50.853 perempuan. Dengan luas wilayah
111,620 km2 dan jumlah penduduk 101.899 jiwa, maka rata0rata kepadatan
penduduk Kecamatan Perbaungan mencapai 913 jiwa/km2. Namun persebaran
kepadatan penduduk antar desa tidak begitu merata. Terlihat dari Desa Simpang
Tiga Pekan yang memiliki kepadatan penduduk cukup tinggi yaitu 6.521
jiwa/km2, sedangkan bila dibandingkan dengan Desa Tanjung Buluh memiliki
kepadatan penduduk paling sedikit yaitu 45 jiwa/km2.
Rasio jenis kelamin (sex ratio) penduduk Kecamatan Perbaungan sekitar 100,36
persen. Yang berarti dalam setiap 100 penduduk perempuan terdaoat 100
penduduk laki-laki. Rata-rata banyak rumah tangga di Kecamatan Perbaungan
adalah 4 orang. Desa Citaman Jernih dan Desa Kota Galuh merupakan desa yang
memiliki rata-rata anggota rumah tangga 5 orang. Sedangkan lainnya rata-rata
Tabel 7. Luas Wilayah, Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk Kecamatan Perbaungan Tahun 2013
No Desa/Kelurahan Luas Wilayah
(km2)
Tabel 8. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Dan Rasio Jenis Kelamin Tahun 2013
No Desa/Kelurahan
Penduduk
Rasio jenis Kelamin Laki-laki
Sumber : Kecamatan Perbaungan dalam Angka, 2014
4.1.4 Sosial
Sarana pendidikan di Kecamatan perbaungan terdapat 43 unit SD Negeri, 5 unit
SD Swasta, 3 unit SMP Negeri, 12 unit SMP Swasta, 2 unit SMA Negeri, 7 unit
Kecamatan Perbaungan memiliki sarana kesehatan yaitu : 4 unit rumah sakit, 4
unit rumah sakit bersalin, 20 rumah bersalin, 11 unit poliklinik, 2 unit puskesmas,
1 unit puskesmas pembantu, 10 unit balai pengobatan, 15 unit tempat praktek
dokter, 13 unit polindes, 14 unit apotek, 6 unit toko obat dan 31 unit praktek
bidan. Jumlah tenaga kerja medis yang tersedia sebanyak 17 orang dokter, 76
orang bidan, 29 orang bidan, 25 orang dukun bayi dan 533 orang paramedis.
Sarana ibadah di Kecamatan Perbaungan terdapat 71 unit mesjid, 115 unit
musholla, 17 unit gereja, dan 5 unit vihara yang tersebar di wilayah Kecaatan
Perbaungan.
Berdasarkan mata pencahariannya, penduduk Kecamatan perbaungan terdiri dari
berbagai profesi.
Tabel 9. Distribusi Penduduk menurut Pekerjaan
No. Pekerjaan Jumlah Penduduk (Jiwa)
1 Pegawai Negeri Sipil (PNS) 823
2 ABRI / Polri 100
3 Karyawan 4817
4 Wiraswasta 13701
5 Jasa 3010
6 Tani 12813
7 Nelayan 226
8 Buruh 10678
9 Lainnya 8890
Jumlah 55058
Sumber : Kecamatan Perbaungan dalam Angka, 2014
4.1.5. Pertanian
Kecamatan Perbaungan memiliki potensi yang luas di bidang pertanian dengan
luas lahan 12.158 Ha, tanah sawah 5.535 Ha dan tanah kering 6.623 Ha yang
Adapun luas lahan sawah yang diusahakan untuk tanaman padi sebagai berikut:
irigasi teknis 3.796 Ha, irigasi non teknis 1.612 Ha, lahan pertanian bukan sawah
2.473 Ha, dan lahan non pertanian 4.157 Ha.
Luas penggunaan lahan kering yang luasnya 8.504 ha dipergunakan sebagai
berikut : untuk ladang / tegal / kebun tanaman rakyat 2.519 Ha dan perumahan /
lainnya sebesar 2.437 Ha.
Selain sektor pertanian, Kecamatan Perbaungan juga memiliki sektpr peternakan
berupa sapi potong jantan sejumlah 865 ekor, dan sapi potong betina sejumlah
383 ekor. Selain itu populasi ternak kecil di Kecamatan Perbaungan tercatat
yakni: babi 257 ekor, domba 7.103 ekor, kambing 4.635 ekor, dan kelimci 423
ekor.
4.2 Karakteristik Responden
Responden dalam penelitian ini adalah petani padi sawah yang menerima dana
bantuan program optimasi lahan di Kelurahan Tualang dan petani padi sawah
yang tidak menerima dana bantuan program optimasi lahan di Desa Melati II.
Jumlah responden yang diambil adalah sebanyak 40 orang petani padi sawah,
yang terdiri dari 20 petani padi sawah yang menerima dana bantuan optimasi
lahan di Kelurahan Tualang dan 20 petani padi sawah yang tidak menerima dana
bantuan program optimasi lahan di Desa Melati II. Karakteristik responden yang
diperlukan dalam penelitian meliputi umur, tingkat pendidikan, jumlah
4.2.1 Umur
Tabel 10.Umur Responden Petani Petani Padi Sawah Yang Menerima Dana Bantuan Program Optimasi Lahan di Kelurahan Tualang Kecamatan Perbaungan
No Kelompok Umur (tahun) Jumlah Petani (Jiwa) %
1 20-30 2 10
2 31-40 3 15
3 41-50 11 55
4 ≥ 50 4 20
Total 20 100
Sumber : Analisis Data Primer Petani Padi Sawah, Lampiran 1
Dari Tabel 7 , dapat dilihat bahwa jumlah petani padi sawah yang menerima dana bantuan program optimasi lahan paling banyak berada pada kelompok umur 41-50 tahun yaitu sebanyak 11 orang atau 55%, sedangkan yang paling sedikit berada pada kelompok umur 20-30 tahun yaitu 2 orang atau 10%.
Tabel 11. Umur Responden Petani Petani Padi Sawah Yang Tidak Menerima Dana Bantuan Program Optimasi Lahan di Desa Melati II Kecamatan Perbaungan
No Kelompok Umur (tahun) Jumlah Petani (Jiwa) %
1 20-30 1 5
2 31-40 5 25
3 41-50 10 50
4 ≥ 50 4 20
Total 20 100
Sumber : Analisis Data Primer Petani Padi Sawah, Lampiran 1
4.2.2 Tingkat Pendidikan
Tabel 12. Tingkat Pendidikan Petani Petani Padi Sawah Yang Menerima Dana Bantuan Program Optimasi Lahan di Kelurahan Tualang Kecamatan Perbaungan
No Tingkat Pendidikan Jumlah Petani (Jiwa) %
1 SD 4 20
2 SMP 3 15
3 SMA 13 65
4 Diploma / Sarjana 0 0
Total 20 100
Sumber : Analisis Data Primer Petani Padi Sawah, Lampiran 1
Dari Tabel 9, tingkat pendidikan petani padi sawah yang menerima dana bantuan program optimasi lahan paling banyak adalah tamatan SMA yaitu 13 orang atau 65%, sedangkan yang paling sedikit adalah tamatan SMP yaitu 3 orang atau 15%.
Tabel 13. Tingkat Pendidikan Petani Petani Padi Sawah Yang Tidak Menerima Dana Bantuan Program Optimasi Lahan di Desa Melati II Kecamatan Perbaungan
No Tingkat Pendidikan Jumlah Petani (Jiwa) %
1 SD 5 25
2 SMP 5 25
3 SMA 10 50
4 Diploma / Sarjana 0 0
Total 20 100
Sumber : Analisis Data Primer Petani Padi Sawah, Lampiran 1
4.2.3 Jumlah Tanggungan
Tabel 14. Jumlah Tanggungan Petani Padi Sawah Yang Menerima Dana Bantuan Program Optimasi Lahan di Kelurahan Tualang Kecamatan Perbaungan
No Jumlah Tanggungan Jumlah Petani (Jiwa) %
1 1 0 0
2 2 3 15
3 ≥ 3 17 85
Total 20 100
Sumber : Analisis Data Primer Petani Padi Sawah, Lampiran 1
Dari Tabel 11, jumlah tanggungan keluarga petani padi sawah yang menerima dana bantuan program optimasi lahan paling banyak adalah ≥ 3 orang yaitu 17 petani atau 85%, sedangkan yang paling sedikit adalah 2 orang yaitu 3 petani atau 15%.
Tabel 15. Jumlah Tanggungan Petani Padi Sawah Yang Tidak Menerima Dana Bantuan Program Optimasi Lahan di Desa Melati II Kecamatan Perbaungan
No Jumlah Tanggungan Jumlah Petani (Jiwa) %
1 1 1 5
2 2 5 25
3 ≥ 3 14 70
Total 20 100
Sumber : Analisis Data Primer Petani Padi Sawah, Lampiran 1
4.2.4 Lama Berusahatani
Tabel 16. Lama Berusaha Tani Petani Petani Padi Sawah Yang Menerima Dana Bantuan Program Optimasi Lahan di Kelurahan Tualang Kecamatan Perbaungan
Sumber : Analisis Data Primer Petani Padi Sawah, Lampiran 1
Dari Tabel 13, lamaa berusahatani petani padi sawah yang menerima dana bantuan program optimasi lahan paling lama yaitu > 15 tahun sebanyak 8 petani atau 40%, sedangkan yang paling kecil yaitu <5 tahun dan 6-10 tahun masing masing sebanyak 3 petani atau 15%.
Tabel 17. Lama Berusaha Tani Petani Petani Padi Sawah Yang Tidak Menerima Dana Bantuan Program Optimasi Lahan di Desa Melati II Kecamatan Perbaungan
Sumber : Analisis Data Primer Petani Padi Sawah, Lampiran 1
4.2.5 Luas Lahan
Tabel 18. Luas Lahan Petani Padi Sawah Yang Menerima Dana Bantuan Program Optimasi Lahan di Kelurahan Tualang Kecamatan Perbaungan
No Besar Lahan
Sumber : Analisis Data Primer Petani Padi Sawah, Lampiran 1
Dari Tabel 15, luas lahan petani padi sawah yang tidak menerima dana bantuan program optimasi lahan paling banyak sebesar 6-15 rante dan 16-25 rante masing-masing sebanyak 8 orang atau 40%, sedangkan yang paling kecil adalah > 25 rante yaitu 1 petani atau 5%.
Tabel 19. Luas Lahan Petani Padi Sawah Yang Tidak Menerima Dana Bantuan Program Optimasi Lahan di Desa Melati II Kecamatan Perbaungan
No Besar Lahan
Sumber : Analisis Data Primer Petani Padi Sawah, Lampiran 1
48
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Distribusi Dana Bantuan Program Optimasi Lahan
Program optimasi lahan pertanian merupakan usaha meningkatkan pemanfaatan
sumber daya lahan pertanian menjadi lahan usahatani tanaman pangan,
hortikultura, dan perkebunan melalui upaya perbaikan dan peningkatan daya
dukung lahan, sehingga dapat menjadi lahan usahatani yang lebih produktif.
Kegiatan optimasi lahan pertanian diarahkan untuk memenuhi kriteria lahan
usahatani tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan dari aspek
teknis, perbaikan fisik dan kimiawi tanah, serta peningkatan infrastruktur
usahatani yang diperlukan. Kegiatan optimasi lahan diarahkan untuk menunjang
terwujudnya ketahanan pangan dan antisipasi kerawanan pangan.
Adapun tujuan pelaksanaan kegiatan optimasi lahan adalah:
6) Memanfaatkan lahan yang sementara tidak diusahakan menjadi lahan pertanian
produktif dan meningkatkan Indeks Pertanaman (IP) untuk memperluas areal
tanam,
7) Mendukung Program Peningkatan Beras Nasional (P2BN),
8) Meningkatkan produksi pertanian, khususnya padi untuk mendukung surplus
10 juta ton beras,
9) Meningkatkan pemanfaatan sumber daya lahan pertanian,
10) Memperluas kesempatan kerja dan kesempatan berusaha di pedesaan.
Dana Bantuan Program Optimasi Lahan tanaman padi sawah merupakan bantuan
langsung bentuk tunai dalam bentuk dana bantuan sosial (bansos) Kementerian
tani, pihak dinas pertanian telah melakukan survey terlebih dahulu ke calon lokasi
penerima dana bantuan. Hal ini bertujuan agar dana bantuan yang diberikan tepat
sasaran.
Dana Bantuan Program Optimasi Lahan diberikan kepada Kelompok Tani Maju
Bersama yang merupakan salah satu kelompok tani di Kelurahan Tualang
Kecamatan Serdang Berdagai. Berikut ini merupakan identitas kelompok
penerima dana bantuan program optimasi lahan:
Nama Kelompok Tani : Maju Bersama
Alamat : Lingkungan II Kelurahan Tualang
Jumlah Anggota : 141 orang
Luas Lahan : 56 Ha
Jumlah Dana : Rp 20.000.000
Dana bantuan program optimasi lahan ini diberikan melalui dua tahap yaitu pada
awal tahun 2014 dan sisanya pertengahan tahun 2014. Dalam menggunakan dana
bantuan program optimasi lahan, kelompok petani terlebih dahulu berunding
untuk memutuskan barang atau produk apa yang mereka butuhkan untuk
menunjang produksi padi sawah mereka.
Dana bantuan program optimasi lahan yang diberikan selanjutnya digunakan
kelompok tani untuk membeli traktor yang berfungsi untuk meratakan tanah
seharga Rp 18.000.000 dengan merk Quick Impala sehingga proses pengolahan
lahan semakin mudah, kemudian sisanya digunakan untuk membeli pupuk
kompos sebanyak 4 ton, senilai dengan Rp 2.000.000. Berdasarkan penelitian
yang dilakukan, pupuk kompos tersebut tidak didistribusikan secara rata di daerah
yang kondisi lahannya tidak rata, sehingga tidak semua petani mendapatkan
bantuan pupuk kompos tersebut.
Gambar 2. Traktor Quick Impala
Dana bantuan program optimasi lahan yang seharusnya ditujukan untuk
meningkatkan Indeks Pertanaman (IP), ternyata oleh kelompok petani padi sawah
penerima dana bantuan digunakan untuk membeli traktor dengan tujuan untuk
menekan biaya upah tenaga kerja dan menghemat waktu pengerjaan. Petani yang
tidak memiliki traktor pada umumnya mengeluarkan biaya Rp 45.000 per rante
untuk upah pengolahan lahan, namun dengan adanya traktor dari distribusi dana
bantuan program optimasi lahan, petani mengeluarkan biaya Rp 40.000 per rante
untuk upah pengolahan lahan, selain itu adanya traktor diharapkan mampu
memudahkan petani dalam mengolah lahan dan menjadi aset (inventaris) bagi
kelompok tani itu sendiri.
Petani padi sawah di Kelurahan Tualang dikenakan biaya Rp 40.000 per rante
untuk upah pengolahan lahan. Biaya ini sudah mencakup uang perawatan traktor
tersebut yaitu sebesar Rp 10.000 per rante. Biaya perawatan ini nantinya akan
dimasukkan ke dalam kas kelompok tani dan akan digunakan untuk perawatan
traktor. Adapun traktor dari dana bantuan optimasi lahan, hanya boleh digunakan
untuk anggota Kelompok Tani Maju Bersama itu sendiri, hal ini ditetapkan oleh
ketua kelompok tani agar traktor tersebut memiliki umur penggunaan yang lebih
panjang, karena dikhawatirkan apabila traktor dipinjamkan secara sembarang
maka daya tahan traktor akan berkurang sehingga traktor menjadi cepat rusak.
Selain itu untuk menjaga umur ekonomis traktor, setiap petani yang menggunakan
traktor tersebut harus mengembalikan traktor dalam keadaan bersih, hal ini
dilakukan agar traktor terhindar dari karat yang bisa memperpendek umur
5.2 Efektivitas Pemberian Dana Bantuan Program Optimasi Lahan
Menurut Hidayat (1986), efektivitas adalah pengukuran dalam arti tercapainya
tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Efektif merupakan suatu ukuran yang
menyatakan seberapa jauh target (kuantitas, kualitas, dan waktu) yang telah
tercapai. Dimana semakin besar persentase target yang dicapai, makin tinggi
efektivitasnya.
Pada penelitian ini efektivitas pemberian dana bantuan dapat dilihat dari beberapa
sudut pandang, yaitu tepat jumlah (jumlah dana yang diberikan) , tepat sasaran
(kepada siapa dana tersebut diberikan), tepat waktu (kapan dana tersebut
diberikan), dan tepat guna (untuk apa dana tersebut digunakan).
Dengan metode analisis skoring likert, dapat diketahui jawaban masing-masing
petani padi sawah yang menerima dana bantuan program optimasi lahan terhadap
kuesioner yang berisi pernyataan-pernyataan yang diberikan mengenai efektivitas
dana bantuan program optimasi lahan. Respon yang ditunjukkan dalam kuesioner
ini adalah respon setuju atau tidak setuju terhadap suatu objek. Untuk pernyataan
tersebut, jawaban Sangat Setuju (SS) diberi nilai 5, Setuju diberi nilai 4, Netral
diberi nilai 3, Tidak Setuju diberi nilai 2, dan Sangat Tidak Setuju diberi nilai 1.
5.2.1 Tepat Sasaran
Indikator tepat sasaran untuk mengetahui apakah dana bantuan program optimasi
lahan sudah tepat diberikan kepada petani padi sawah Tualang sebagai sasaran
atau tidak. Berikut merupakan hasil analisis dana bantuan program optimasi lahan
yang diberikan pada petani padi sawah kelompok tani Maju Bersama tehadap
Tabel 20. Sikap Petani Penerima Dana Bantuan Program Optimasi Lahan Terhadap Indikator Tepat Sasaran
Kategori Jawaban Bobot Frekuensi Persentase (%)
SS(Sangat Setuju) 5 2 10
S (Setuju) 4 18 90
N (Netral) 3 0 0
TS (Tidak Setuju) 2 0 0
STS (Sangat Tidak Setuju) 1 0 0
Total Responden 20 100
Sumber: Analisis Data Primer Lampiran 36
Rata-rata terbobot untuk indikator tepat sasaran yang diperoleh adalah 4,10. Nilai
ini berada dalam rentang skala 3,40 < x≤ 4,20, sehingga dapat disimpulkan bahwa
berdasarkan indikator tepat sasaran, dana bantuan program optimasi lahan
dikatakan efektif.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada responden petani padi sawah,
dana bantuan program optimasi lahan ditujukan untuk lahan sawah yang
kondisinya tidak rata, kondisi tersebut disebabkan oleh lahan yang bergelombang
dan lahan bekas galian sehingga lahan menjadi tidak rata dan unsur hara yang
terdapat pada lahan tersebut kurang.
5.2.2 Tepat Waktu
Indikator tepat waktu untuk mengetahui apakah dana bantuan program optimasi
lahan yang diberikan kepada petani padi sawah Tualang sesuai dengan masa
tanam petani padi sawah atau tidak. Berikut merupakan hasil analisis dana
bantuan program optimasi lahan yang diberikan pada petani padi sawah kelompok
Tabel 21. Sikap Petani Penerima Dana Bantuan Program Optimasi Lahan Terhadap Indikator Tepat Waktu
Kategori Jawaban Bobot Frekuensi Persentase (%)
SS(Sangat Setuju) 5 4 20
S (Setuju) 4 14 70
N (Netral) 3 2 10
TS (Tidak Setuju) 2 0 0
STS (Sangat Tidak Setuju) 1 0 0
Total Responden 20 100
Sumber: Analisis Data Primer Lampiran 36
Rata-rata terbobot untuk indikator tepat sasaran yang diperoleh adalah 4,10. Nilai
ini berada dalam rentang skala 3,40 < x≤ 4,20, sehingga dapat disimpulkan bahwa
berdasarkan indikator tepat waktu, dana bantuan program optimasi lahan
dikatakan efektif.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada responden petani padi sawah,
dana bantuan program optimasi lahan mulai diterima pada awal tahun 2014 secara
bertahap. Adapun musim tanam padi sawah di Kelurahan Tualang adalah bulan
April dan bulan Oktober. Dengan demikian pemberian dana bantuan program
optimasi lahan dinilai tepat waktu karena bantuan dapat dimanfaatkan petani
selama musim tanam berlangsung dengan musim hujan di Kabupaten Serdang
Berdagai mulai pada bulan Juli dan Agustus.
5.2.3 Tepat Jumlah
Indikator tepat waktu untuk mengetahui apakah jumlah dana bantuan program
optimasi lahan yang diberikan kepada petani sesuai dengan kebutuhan petani
Berikut merupakan hasil analisis dana bantuan program optimasi lahan yang
diberikan pada petani padi sawah kelompok tani Maju Bersama tehadap indikator
tepat waktu:
Tabel 22. Sikap Petani Penerima Dana Bantuan Program Optimasi Lahan Terhadap Indikator Tepat Jumlah
Kategori Jawaban Bobot Frekuensi Persentase (%)
SS(Sangat Setuju) 5 0 0
S (Setuju) 4 0 0
N (Netral) 3 3 15
TS (Tidak Setuju) 2 15 75
STS (Sangat Tidak Setuju) 1 2 10
Total Responden 20 100
Sumber: Analisis Data Primer Lampiran 36
Rata-rata terbobot untuk indikator tepat sasaran yang diperoleh adalah 2,05. Nilai
ini berada dalam rentang skala 1,80 < x≤ 2,60, sehingga dapat disimpulkan bahwa
berdasarkan indikator tepat jumlah, dana bantuan program optimasi lahan
dikatakan tidak efektif.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada responden petani padi sawah,
dana bantuan program optimasi lahan didistribusikan untuk membeli sarana
produksi traktor dan pupuk kompos. Jumlah dana bantuan program optimasi lahan
ini dinilai tidak sesuai dengan kebutuhan petani dalam meningkatkan produksi
padi sawah, sebab traktor tidak mampu meningkatkan produksi padi sawah secara
nyata, namun traktor mampu menekan biaya pengolahan lahan.
5.2.4 Tepat Guna
Indikator tepat waktu untuk mengetahui apakah penggunaan dana bantuan
program optimasi lahan yang diberikan kepada petani padi sawah untuk
Berikut merupakan hasil analisis dana bantuan program optimasi lahan yang
diberikan pada petani padi sawah kelompok tani Maju Bersama tehadap indikator
tepat guna:
Tabel 23. Sikap Petani Penerima Dana Bantuan Program Optimasi Lahan Terhadap Indikator Tepat Guna
Kategori Jawaban Bobot Frekuensi Persentase (%)
SS(Sangat Setuju) 5 0 0
S (Setuju) 4 6 30
N (Netral) 3 0 0
TS (Tidak Setuju) 2 14 70
STS (Sangat Tidak Setuju) 1 0 10
Total Responden 20 100
Sumber: Analisis Data Primer Lampiran 36
Rata-rata terbobot untuk indikator tepat sasaran yang diperoleh adalah 2,40. Nilai
ini berada dalam rentang skala 1,80 < x≤ 2,60, sehingga dapat disimpulkan bahwa
berdasarkan indikator tepat guna, dana bantuan program optimasi lahan dikatakan
tidak efektif.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada responden petani padi sawah,
dana bantuan program optimasi lahan seharusnya digunakan sebagai modal untuk
membeli sarana produksi untuk Indeks Pertanaman (IP), sehingga produksi padi
sawah juga bisa meningkat. Namun atas kesepakatan petani padi sawah, dana
tersebut digunakan untuk membeli sarana produksi berupa traktor yang berguna
untuk meratakan tanah dan memudahkan proses pengolahan tanah, adanya traktor
ternyata tidak signifikan untuk meningkatkan produksi padi sawah di daerah
penelitian, tetapi traktor mampu menekan biaya tenaga kerja pengolahan tanah.
Kemudian selebihnya dana tersebut digunakan untuk membeli pupuk kompos
yang digunakan untuk memperbaiki kondisi tanah yang tidak rata. Dalam hal ini
karena tidak signifikan dalam menunjang peningkatan Indeks Pertanaman (IP)
dan meningkatkan produksi padi sawah.
5.2.5 Rekapitulasi Indikator Efektivitas
Rata-rata terbobot efektivitas dana bantuan program optimasi lahan yang
diberikan kepada kelompok tani Maju Bersama di Kelurahan Tualang dapat
diketahui melalui rata-rata terbobot dari masing-masing indikator efektivitas.
Tabel 23. Rekapitulasi Persentase Jawaban Responden Dan Rata-Rata Terbobot Berdasarkan 4 Indikator Efektivitas
Indikator Efektivitas
Persentase Jawaban Responden (%)
Rata-rata Terbobot Sangat
Setuju Setuju Netral
Tidak
Sumber: Analisis Data Primer Lampiran 36
Berdasarkan Tabel, diperoleh rata-rata terbobot efektivitas sebesar 3,17. Besar
rata-rata terbobot tersebut diperoleh dengan menjumlahkan rata-rata terbobot dari
masing-masing indikator efektivitas (4 indikator), kemudian merata-ratakannya.
Nilai rata-rata terbobot untuk efektivitas berada dalam rentang skala 2,60 < x ≤
3,40, sehingga dapat disimpulkan bahwa pemberian dana bantuan program
optimasi lahan kepada petani padi sawah di Kelurahan Tualang untuk
meningkatkan produksi padi sawah dikatakan cukup efektif.
5.3 Analisis Perbandingan Usahatani Padi Sawah
Responden pada penelitian ini adalah petani padi sawah di Kecamatan
yang menerima dana bantuan program optimasi lahan di Kelurahan Tualang dan
20 petani padi sawah yang tidak menerima dana bantuan program optimasi lahan
di Desa Melati II.
Berikut merupakan perbandingan usahatani padi sawah yang menerima dana
bantuan program optimasi lahan di Kelurahan Tualang dengan usahatani padi
sawah yang tidak menerima dana bantuan program optimasi lahan di Desa Melati