• Tidak ada hasil yang ditemukan

Anatomi Kamera & Fotografi 2.3 - Repository UNIKOM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Anatomi Kamera & Fotografi 2.3 - Repository UNIKOM"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Apakah fotografi itu?

• Fotografi berasal dari 2 buah kata dalam

bahasa Yunani, yaitu:

Photos,

yang berarti:

cahaya

, dan

Graphos

, yang berarti:

menulis atau melukis.

Dengan kata lain fotografi adalah melukis/menulis dengan cahaya

(3)
(4)

Bagaimanakah proses terjadinya

sebuah foto ?

• Foto terjadi karena cahaya yang jatuh pada

permukaan media perekam (film atau sensor

digital), sehingga terjadi citra di atas media

perekam tersebut.

• Dengan media perekam, citra yang terjadi

disebabkan oleh reaksi kimia, pada media film

(proses analog). Sedangkan pada media sensor

digital terjadi, pulsa-pulsa elektronik (proses

digital).

(5)
(6)
(7)

Faktor-faktor apa saja, yang menentukan

terjadinya sebuah citra di atas media perekam

1. Jumlah cahaya yang jatuh di atas media perekam. Biasanya disebut kuat cahaya atau iluminasi.

2. Kepekaan media perekamnya yang dinyatakan, yang

dinyatakan dalam satuan: ISO (International Standard Organiztion), ASA (American Standard Association), atau DIN (Deutsche Industrie Normal).

3. Kalau jumlah cahaya yang jatuh ke atas media perekam berpadanan dengan kepekaan media

perekamnya, kita akan mendapatkan gambar yang baik dari segi exposure/pencahayaan. Dalam artian bahwa di atas media perekam akan kita peroleh

(8)
(9)

Bagian-bagian dari sebuah kamera.

• Pada dasarnya sebuah kamera terdiri atas 3

bagian inti, yaitu:

– Badan kamera (camera body), yang merupakan sebuah kotak hitam, di mana bagian-bagian lain dipasangkan).

– Lensa kamera (camera lens), sebuah sarana optik untuk membuat citra di atas media perekam jelas untuk dilihat.

(10)

Jenis-Jenis kamera

• Menurut ukuran filmnya:

– Kamera 135 (miniature camera):

• Kamera pocket sederhana (point and shot camera)

• Kamera pocket dengan lensa zoom/vario dan pengatur jarak (auto focus/AF)

• Kamera dengan bingkai dan pengukur jarak (range finder camera) • Kamera Reflex Lensa Tunggal (RLT), atau lazimnya disebut SLR

camera (Single Lens Reflex)

– Kamera format medium 120 (medium format camera):

• Kamera yang paling sederhana di awal kelahirannya disebut; Kodak Box Brownie, yang sifatnya mirip dengan kamera pocket 135 yang sederhana.

• Range finder camera 120.

• SLR 120 dan Twin Lens Reflex (TLR) 120.

– Kamera format besar (large format camera)

(11)
(12)
(13)
(14)

Jenis-jenis lensa

Lensa mata ikan (fish eye lens), 8mm - 15 mm

Lensa super lebar (super wide angle lens). 12mm – 25 mm

Lensa sudut lebar (wide angle lens). 28 mm – 40 mm

Lensa normal (normal lens) 45mm – 60 mm Lensa tele pendek (short telephoto lens) 70mm – 135 mm

Lensa tela medium

(medium tele photo lens) 150mm – 300 mm

Lensa tele untuk

pemotretan olah raga dan fauna (Sport & Wildlife lens) 350 – 1200 mm.

Lensa vario/zoom (WA – N – ST),(N – MT), (ST – LT).

Lensa Makro/Close up.

Lensa portrait.

(15)

Bagian-bagian lensa

Dudukan lensa.

Gelang/ selektor diafragma.

Indikator bukaan diafragma.

Indikator film infra merah.

Selektor zoom (vario).

Selektor jarak.

Indikator rentang ketajaman.

Indikator jarak.

Selektor A/F-Manual focus.

Kontak elektronik.

Ulir/dudukan filter/tudung lensa.

Nama lensa.

Index kuat lensa.

Index diameter lensa.

Index panjang fokus.

(16)
(17)

FILM (media perekam)

Pembahasan dalam lingkup Sistim Analog (non digital)

1. Menurut jenis film.

Film negatif warna.

Fim diapositif warna.

Film negatif hitam-putih (Black & White/Monochrome).

Film khusus:

Film negatif monokrom dengan proses warna.

Film infra merah.

Film tungsten.

Film orthochromatis.

2. Kepekaan film

Dinyatakan dengan sandi ISO, ASA atau DIN. DX-coding.

Dapat dikompensasikan dengan waktu proses (push & pull), maksimal +/- 2 stop.

ISO 25 –ISO 125 – butiran halus. – lambat (intensitas cahaya tinggi).

ISO 125 – ISO 400 – butiran medium. – cepat. (intensitas cahaya sedang).

ISO 400< - butiran agak kasar. – sangat cepat (intensitas cahaya rendah).

(18)

FILM (media perekam) - lanjutan

Pembahasan dalam lingkup Sistim Analog (non digital)

3. Format film

Miniature – 16 mm, untuk kamera Minox.

Film 110 & Film 126 /cakram, untuk kamera instant.(X)

Film APS (Advance Photo System).

Format standar 35 mm (135):

• ½ frame (bingkai) – 18 x 24 mm. (72 bingkai) • Full frame (bingkai penuh) - 24 X 36 mm (36 bingkai)

• Bujur sangkar (Kamera Robot) - 24 X 24 mm (50 bingkai) • Panorama (Hasselblad Expand) - 24 x 70 mm (12 bingkai)

Format medium 60 mm (120/220)

• Bujur sangkar - 60 X 60 mm (12/24 bingkai) • Persegi panjang - 45 x 60 mm (16/32 bingkai)

- 60 X 70 mm (10/20 bingkai) - 60 X 80 mm (9/18bingkai) - 60 x 90 mm (8/16 bingkai)

• Panorama - 60 x 170 mm (4/8 bingkai)

Format besar >4 inch x 5 inch

(19)

Apakah yang dimaksudkan dengan

foto yang baik?

• Secara teknis ada dua faktor yang perlu diperhatikan:

– Jumlah cahaya yang masuk harus berpadanan dengan

kepekaan media perekamnya, sehingga jelas gelap terang dan warnanya yang terekam/tertangkap (well exposed).

– Ketajaman citranya, sehingga jelas batas-batas antara benda-benda yang terekam/tertangkap (sharpness).

• Secara estetis, kita harus memperhatikan peletakan dan keserasian benda-benda yang terekam, serta penyajian akhirnya (composition & presentation).

• Hendaknya sebuah foto yang baik mempunyai pesan atau tema yang akan disampaikan kepada para pemirsa (picture content.theme).

(20)
(21)
(22)
(23)
(24)

Faktor-faktor teknis sebuah foto

(Dasar Pencahayaan)

• Setelah kita mengisi film/media perekam dan mengatur kepekaan media perekamnya (menyetel ISO/ASA/DIN), kita mengatur/

mengendalikan jumlah cahaya yang masuk dan jatuh ke atas film/ sensor, agar berpadanan dengan kepekaannya, melalui kombinasi:

– Kecepatan rana (shutter speed), dan – Bukaan diafragma (aperature).

• Ada 4 variasi yang dapat dilakukan untuk mengendalikan jumlah cahaya yang masuk, yaitu:

– Pilihan Program (dengan sandi P), yaitu, otomatik penuh.

– Pilihan Prioritas kecepatan rana (dengan sandi S), yaitu otomatik dengan mematok kecepatan rana yang diinginkan.

– Pilihan Prioritas bukaan diafragma (dengan sandi A), yaitu otomatik dengan mematok bukaan diafragma yang diinginkan.

(25)

Beda sandinya, sama fungsinya

• Pada sistim Nikon

– P = Program

– A = Aperture priority – S = Shutter Priority – M = Manual

• Pada sistim Canon

– P = Program

(26)

Fungsi program

• Telah kita ketahui bahwa:

– media perekam kita (film) akan menampakkan hasil yang baik, kalau jumlah cahaya yang jatuh di atasnya, sesuai dengan kepekaan media perekam (film) nya.

– Untuk mengatur jumlah cahaya yang jatuh pada media perekam (film), kita

mengendalikannya melalui pilihan kombinasi kecepatan rana (S/Tv) dan bukaan

diafragma (A/Av).

• Sesungguhnya, kamera2 generasi terakhir, dapat digolongkan sebagai;

kamera pintar, karena dapat mengatur secara otomatis kombinasi

kecepatan rana dan bukaan diafragma yang dibutuhkan melalui fungsi

program. Salah satu patokan yang “dibaca” oleh kamera secara otomatis adalah jenis lensa yang terpasang, karena lensa2 panjang dan berat perlu ditopang oleh kecepatan rana yang tinggi, agar foto yang direkam tidak goyang.

• Ada juga kamera yang menyediakan pilihan “short cuts”, misalnya untuk membuat portrait, close up dari sekuntum bunga, pemandangan alam pada waktu sunset. Kita tinggal menekan tombol yang diberi sandi sesuai dengan keinginan kita dan kamera secara otomatis akan mengatur kombinasi

(27)

Fungsi speed priority

• Telah kita bahas, bahwa kecepatan rana yang

tinggi mengurangi

resiko goyang

, sehingga

gambar menjadi kabur.

• Sebaliknya, kecepatan rendah dapat

memberikan efek-efek gerak yang menarik,

seperti

panning

dan

aliran air

. Demikian juga

dengan

rear curtain flash synchro.

(28)

Fungsi aperature priority

• Ada anggapan dan uji coba yang membuktikan bahwa, performa maksimum sebuah lensa didapatkan pada bukaan ke 3 atau ke 4 dari bukaan maksimum (ditunjukkan dengan angka paling kecil). • Akibat dari anggapan tersebut, sering seorang fotografer mematok

bukaan diafragmanya pada posisi tersebut dengan harapan memperoleh hasil terbaik dari lensanya.

• Anggapan lain menyatakan bahwa bukaan paling kecil (ditunjukkan dengan angka paling besar), adalah posisi diafragma yang

memberikan hasil maksimal. Ada kelompok fotografer di Amerika yang menamakan kelompoknya f=64.

• Sebetulnya, sifat optik yang paling dalam konteks bukaan diafragma adalah: “rentang tajam” (depth of field/DOF). Dengan memahami sifat optik ini, kita dapat memainkan dimensi foto kita dengan

(29)

Fungsi pilihan manual

• Pada pilihan ini, fotografer berada dalam posisi

pengendalian penuh

atas jumlah cahaya yang

masuk di media perekamnya (film).

• Biasanya pilihan manual ini dilakukan pada

kondisi cahaya yang sulit, misalnya perbedaan

antara bagian gelap dan terang terlalu jauh.

• Juga banyak digunakan dalam pemotretan

(30)

Mengukur cahaya,

supaya jumlah yang masuk ke media perekam pas

• Melalui fungsi P, S dan A, kita memanfaatkan sistim pengukuran cahaya otomatik yang terserta (built in) di dalam kamera.

• Pada pilihan M (manual), kita dapat menggunakan; alat pengukur cahaya yang terserta di dalam kamera. Atau alat pengukur cahaya genggam (hand held light meter). • Mengukur cahaya secara manual dengan pengukur

cahaya genggam, dilakukan dengan 2 cara:

– Mengukur cahaya yang dipantulkan oleh obyek (reflected light metering), atau

Referensi

Dokumen terkait

Ada beberapa jenis media perekam citra radiografi neutron antara lain adalah gabungan antara film sinar-X dengan skrin konvertcr, pial pencitraan (imaging plafe), palt track

Sehingga dengan kondisi fotografer memakai kecepatan tinggi, yang akan terjadi adalah cahaya yang masuk ke film juga akan lebih singkat, gerakan objek akan tertangkap kamera

CCD menangkap cahaya menggunakan permukaan yang peka terhadap cahaya, karena itulah diberi nama sesuai dengan cara sensor tersebut menampilkan dan menyimpan data dari citra

Citra SEM tersebut menunjukkan bahwa film tipis yang ditumbuhkan dengan daya plasma yang tinggi memiliki ukuran butir ( grain size ) yang lebih besar dengan morfologi permukaan

(Belajar Fotografi, par. 1 ) Pada masa kamera film dulu, ISO dikenal juga sebagai AS (American Standards Association). Pada masa kamera film, media perekam cahaya adalah berada

Sedangkan, jika cahaya jatuh pada permukaan yang tidak kasar atau tidak rata, maka cahaya tersebut akan dipantulkan dengan arah sembarang ke segala arah, sehingga terjadi

Merupakan kumpulan dari beberapa lensa optik yang digunakan bersama dengan sebuah badan kamera dan bekerja untuk menghasilkan gambar suatu obyek pada media film atau sensor

2.5 Pengenalan Kamera Kamera merupakan sebuah alat yang diciptakan untuk mempermudah merekam gambar pada sebuah objek, kamera bekerja dengan memanfaatkan cahaya sebagai media lukis,