PEMAKAIAN KATA SAPAAN PADA TUTUR SAPA KALANGAN
PEDAGANG PASAR LAWANG KECAMATAN MOJOSONGO
KABUPATEN BOYOLALI
SKRIPSI
Disusun untuk Melengkapi Persyaratan
guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Kependidikan Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni
Diajukan Oleh :
Ardyan Anggih Wibowo 1111300832
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS WIDYA DHARMA KLATEN
ii
PERSETUJUAN
PEMAKAIAN KATA SAPAAN PADA TUTUR SAPA KALANGAN
PEDAGANG PASAR LAWANG KECAMATAN MOJOSONGO
KABUPATEN BOYOLALI
Diajukan Oleh
Nama : Ardyan Anggih Wibowo
NIM : 1111300832
Program Studi : Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah
Jurusan : Pendidikan Bahasa dan Sastra
Telah disetujui oleh
Jabatan Tanggal Tanda Tangan
Pembimbing I
Drs. H. Tukiyo, M.Pd. ……… ………
NIK.680 889 111
Pembimbing II
Eric Kunto Aribowo, S.S., M.A. ……… ………
NIK. 690 911 323
Mengetahui,
Ketua Program Studi PBSD
iii
PENGESAHAN
PEMAKAIAN KATA SAPAAN PADA TUTUR SAPA KALANGAN
PEDAGANG PASAR LAWANG KECAMATAN MOJOSONGO
KABUPATEN BOYOLALI
Diajukan Oleh
Nama : Ardyan Anggih Wibowo
NIM : 1111300832
Program Studi : Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah
Jurusan : Pendidikan Bahasa dan Sastra
Telah disetujui oleh
Jabatan Tanggal Tanda Tangan
Pembimbing I
Drs. H. Tukiyo, M.Pd. ……… ………
NIK.690 889 111
Pembimbing II
Eric Kunto Aribowo, M.A. ……… ………
NIK. 690 911 323
Mengetahui
Dekan FKIP Ketua Program Studi
Drs. H. Udiyono, M. Pd. Drs. Luwiyanto, M. Hum.
iv
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini.
Nama : ARDYAN ANGGIH WIBOWO
NIM : 1111300832
Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Daerah (Jawa)
Fakultas : KIP
Dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi
Judul : PEMAKAIAN KATA SAPAAN PADA TUTUR SAPA
KALANGAN PEDAGANG PASAR LAWANG KECAMATAN
MOJOSONGO KABUPATEN BOYOLALI
Adalah benar-benar karya saya sendiri dan bebas dari plagiat. Hal-hal yang
bukan merupakan karya saya dalam skripsi ini telah diberi tanda sitasi dan ditunjukan
dalam Daftar Pustaka.
Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, saya bersedia
menerima sanksi akademik berupa pembatalan ijazah dan pencabutan gelar yang saya
peroleh dari skripsi tersebut.
Klaten, April 2015
Yang menyatakan
vi
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan sebagai tanda terima kasih kepada:
1. Bapak Trima Trimanto S.Pd. dan Ibu Sri Arini Marganingsih yang tidak
pernah lelah dalam berusaha untuk membiayai saya kuliah dan doa yang
dipanjatkan sebagai bentuk dukungan untuk anaknya agar menjadi insan
mulia yang bermanfaat bagi Nusa dan Bangsa.
2. Kakak Yulian Ari Prabowo dan Adik Linda Laita Pratiwi yang selalu
mendukung dan memberi semangat untuk selalu berjuang tanpa lelah untuk
menyelesaikan kuliah dengan harapan bisa mendapatkan kehidupan yang
lebih baik.
3. Hana MSN yang memotivasi supaya segera menyelesaikan skripsi.
4. Teman-teman Vitus, Arko, Singgih, Cahyo, Hari, Panji, Varif, Dani, Alek,
Aji, Lina, Wuri, Aini, Bekti, Rahma dan teman-teman seperjuangan bahasa
v MOTTO
Dengan bersyukur kita akan merasa cukup, menyadari jika
tak semua apa yang kita inginkan harus tercapai. (Penulis)
Ketegaran berawal dari kesabaran,
kesabaran berawal dari penerimaan,
penerimaan berawal dari ketulusan. (penulis)
Majulah melangkah tanpa harus menyingkirkan orang lain
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan baik. Skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan guna
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Bahasa dan Seni di Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Widya Dharma Klaten.
Selama mengerjakan skripsi ini penulisan banyak menerima bantuan
berupa petunjuk, bimbingan maupun pengarahan dari berbagai pihak. Untuk itu
penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat:
1. Prof. Drs. H. Udiyono, M.Pd., selaku dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Widya Dharma Klaten.
2. Drs. Luwiyanto, M.Hum., selaku Kepala Program Studi Pendidikan Bahasa
dan Sastra Daerah (Jawa) Universitas Widya Dharma Klaten.
3. Drs. H. Tukiyo, M.Pd., selaku pembimbing I yang telah meluangkan waktunya
untuk membaca dan memberi saran dalam penyusunan skripsi.
4. Eric Kunto Aribowo, S.S., M.A., selaku pembimbing II yang telah bersedia
meluangkan waktu guna memberi masukan-masukan yang berguna dalam
skripsi.
5. Bapak dan Ibu dosen Pendidikan Bahasa Daerah (Jawa) yang telah
memberikan bekal ilmu yang bermangfaat bagi penulis.
6. Ayah dan Ibu yang dengan kasih sayangnya telah membesarkan, mendidik,
viii 7. Teman-teman seperjuangan bahasa Jawa.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat kekurangan dan
kekeliruannya. Oleh sebab itu, segala saran dan kritik penulis terima dengan
senang hati. Akhirnya, semoga skripsi ini bermangfaat bagi kita semua. Amin.
Klaten, April 2015
ix DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERNYATAAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TANDA DAN SINGKATAN ... xi
ABSTRAK ... xii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 5
C. Tujuan Penelitian ... 6
D. Manfaat Penelitan ... 6
E. Sistematika Penulisan ... 7
BAB II LANDASAN TEORI A. Sosiolinguistik ... 9
B. Komponen Peristiwa Tutur ... 12
C. Kata Sapaan ... 13
1. Pengertian Sapaan ... 13
x
3. Faktor Sosial yang Mempengaruhi Penggunaan Sapaan ... 16
4. Jenis Sapaan ... 16
D. Masyarakat Bahasa ... 19
E. Penelitian yang Relevan ... 20
F. Kerangka Berpikir ... 21
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 23
B. Data dan Sumber Data ... 23
C. Alat-Alat Penelitian ... 24
D. Teknik Pengumpulan Data ... 24
E. Teknik Analisis Data ... 25
F. Teknik Penyajian Analisis Data ... 27
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Jenis-Jenis Sapaan Berdasarkan Nomina Gender ... 28
1. Gender Laki-Laki ... 28
2. Gender Perempuan ... 31
B. Faktor-Faktor yang Melatarbelakangi Pemakaian Kata Sapaan .. 37
1. Laki-Laki ... 37
2. Perempuan ... 53
BAB V PENUTUP A. Simpulan ... 82
B. Saran ... 83
xii ABSTRAK
Ardyan Anggih Wibowo. NIM. 1111300832. Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah Konsentrasi Pendidikan Bahasa Jawa Jurusan Pendidikan Bahasa Seni, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Widya Dharma Klaten, 2015. Skripsi: Pemakaian Kata Sapaan Pada Tutur Sapa Kalangan Pedagang Pasar Lawang Kecamatan Mojosongo Kabupaten Boyolali (Kajian Sosiolinguistik).
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mendeskripsikan kata sapaan yang digunakan pedagang di pasar Lawang Kecamatan Mojosongo Kabupaten Boyolali, dan (2) Mendeskripsikan faktor-faktor yang melatarbelakangi pemakaian kata sapaan dikalangan pedagang di pasar Lawang Kecamatan Mojosongo Kabupaten Boyolali.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan cara terjun langsung ke lapangan tanpa diketahui objek penelitian yang dilakukan dengan cara merekam percakapan pedagang dan pembeli yang berada di pasar Lawang Mojosongo Kabupaten Boyolali. Teknik lanjutan dalam SBLC (Simak Bebas Libat Cakap) peneliti tidak ikut campur dalam proses pembicaraan baik sebagai penutur maupun sebagai mitra tutur, baik bersifat komunikasi dua arah atau timbal balik, maupun bersifat kontak satu arah. Teknik analisis data yang saya gunakan yaitu menggunakan metode padan. Dan teknik dasar yang saya gunakan adalah teknik PUP (Pilah Unsur Penentu). Teknik PUP adalah teknik yang alatnya berupa daya pilih yang bersifat mental yang dimiliki oleh penelitinya. Sedangkan teknik lanjutannya adalah teknik HBS (Hubung Banding Menyamakan) dan teknik HBSP (Hubung Banding Menyamakan Hal Pokok) Sudaryanto (1993: 21-25).
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa ada jenis kata sapaan Bahasa Jawa di Pasar Lawang Kecamatan Mojosongo Kabupaten Boyolali sebanyak 16 sapaan, Meliputi (1) berdasarkan gender laki-laki ada 6 sapaan dan berdasarkan gender perempuan 9 sapaan. Di dalam 16 sapaan tersebut yang paling sering di pakai yaitu kata sapaan untuk perempuan karena rata-rata yang berjualan di Pasar tersebut perempuan dan hanya ada beberapa pedagang gender laki-laki saja, Dan faktor-faktor yang melatarbelakangi pemakaian kata sapaan yaitu jenis kelamin laki-laki dan perempuan, umur sekitar 10 tahun ke atas dan rasa hormat penutur kepada mitra tutur dalam menentukan pilihan kata sapaan. Hal ini menunjukkan bahwa tutur sapa memiliki peranan dalam pemakaian kata sapaan.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Di dalam kehidupan sehari-hari manusia sepanjang hidupnya tidak lepas
dari peristiwa komunikasi. Manusia memerlukan sarana untuk mengungkapkan
ide, gagasan, isi pikiran, maksud, realitas dan sebagainya. Manusia butuh interaksi
dengan sesamanya agar dapat berkomunikasi dan alat untuk berinteraksi adalah
bahasa. Bahasa mempunyai peranan penting dalam kehidupan sehari-hari, karena
hampir seluruh aktivitas manusia berhubungan dengan bahasa. Bahasa merupakan
sistem tanda paling penting dalam komunikasi. Dengan demikian fungsi bahasa
yang paling utama adalah sebagai sarana komunikasi. Menyinggung tentang
komunikasi, bahasa merupakan sarana komunikasi antar manusia. Sarana
komunikasi yang dilakukan dengan dua cara yaitu komunikasi lisan dan tulis.
Komunikasi lisan adalah penyampaian pesan dari satu orang ke orang lain yang
dilakukan dengan ragam bahasa lisan. Sebaliknya, komunikasi tulis adalah
penyampaian pesan dari satu orang ke orang lain yang dilakukan dengan ragam
bahasa tulis. Penggunaan bahasa sangatlah beragam dalam interaksi sosial. Bentuk
kebahasaan yang sering menyertai penggunaan bahasa lisan adalah sapaan,
dengan kata lain, sapaan menyangkut interaksi antara dua pihak atau lebih, yaitu
untuk penyapa dan orang yang disapa atau bisa disebut pesapa. Hal tersebut
sebagaimana dikemukakan oleh Sumarlam (2009: 17) yang menyatakan bahwa
2
setiap anggota masyarakat dan komunitas selalu terlibat dalam komunikasi
bahasa, baik dia bertindak sebagai komunikator (pembicara/penulis) maupun
sebagai komunikan (mitra bicara, menyimak, pendengar atau pembaca).
Menurut Suhardi dan Sembiring (2007: 12) keberagaman bahasa
ditentukan oleh berbagai aspek luar biasa, seperti kelas sosial, jenis kelamin,
etinitas, dan umur. Sebagian besar aspek tersebut merupakan hal-hal yang
berkaitan dengan pemakaian bahasa itu. Adanya perbedaan dialek dalam satu
komunitas merupakan bukti keberagaman itu yang keberadaannya dipengaruhi
oleh aspek sosial, misalnya daerah asal pedagang, lingkungan pedagang,
lingkungan pergaulan di Pasar dan sebagainya. Kesamaan daerah asal
memungkinkan munculnya dialek-dialek daerah yang tidak lazim digunakan pada
tempat pedagang saat ini.
Bahasa daerah bagi masyarakaat Indonesia digunakan sebagai bahasa ibu
atau bahasa pertama. Bahasa ibu biasanya digunakan oleh penuturnya untuk
keperluan sehari-hari dalam berkomunikasi antar kelompok maupun masyarakat
penutur bahasa itu. Bahasa ibu biasanya berfungsi sebagai sarana interaksi sosial
dalam lingkungan keluarga di tempat penuturnya menetap yang digunakan
sebagai sarana komunikasi daerah bersangkutan. Untuk itu, bahasa daerah
merupakan salah satu unsur budaya yang harus dijaga kelestariannya karena
bahasa daerah merupakan bagian dari komponen kebudayaan bangsa Indonesia.
Bahasa dapat dijadikan ciri terpenting dari suatu masyarakat, sebab
melalui bahasa keanggotaan seseorang dalam suatu masyarakat dapat
3
dipelajari dan dibahas secara mendalam lagi, salah satu bidang keilmuan yang
membahas tentang hubungan antara bahasa dengan pengguna bahasanya adalah
bidang sosiolinguistik.
Sosiolinguistik merupakan ilmu antar disiplin antara sosiologi dan
linguistik, dua bidang ilmu empiris yang sangat kuat kaitanya. Sosiologi berusaha
mengetahui bagaimana masyarakat itu terjadi, berlangsung dan tetap ada.
Sedangkan linguistik adalah bidang ilmu yang mempelajari bahasa atau bidang
ilmu yang mengambil bahasa sebagai objek kajiannya. Dengan demikan secara
mudah dapat dikatakan bahwa sosiolinguistik adalah bidang ilmu antar disiplin
yang mempelajari bahasa dalam kaitanya dengan penggunaan bahasa itu di dalam
masyarakat, Abdul Chaer dan Leonie Agustina (1995: 2)
Pasar adalah tempat bertemunya penjual dan pembeli untuk melakukan
transaksi jual beli (Tim Pena Cendekia: 47). Menurut ilmu ekonomi, pasar
berkaitan dengan kegiatannya bukan tempatnya. Ciri khas sebuah pasar adalah
adanya kegiatan transaksi atau jual beli. Para konsumen datang ke pasar untuk
berbelanja dengan membawa uang untuk membayar harganya. Stanton,
mengemukakan pengertian pasar yang lebih luas. Pasar dikatakannya merupakan
orang-orang yang mempunyai keinginan untuk puas, uang untuk berbelanja, dan
kemauan untuk membelanjakannya. Jadi, dalam pengertian tersebut terdapat
faktor-faktor yang menunjang terjadinya pasar, yakni: keinginan, daya beli, dan
tingkah laku dalam pembelian. Pasar tradisional adalah tempat pembeli dan
penjual melakukan transaksi secara langsung dan disertai dengan proses tawar
4
Pasar Lawang terletak di Kecamatan Mojosongo. Pasar Lawang
merupakan pusat Pasar di daerah Kelurahan Jurug dan Karangnongko. Dilihat dari
letaknya yang strategis, maka masyarakat di pasar Lawang memiliki beraneka
macam ragam bahasa, contoh sapaan yang digunakan pada tutur sapa ialah untuk
laki-laki: dhe, kang, le, lik, mas, mbah dan pak sedangkan untuk perempuan:
budhe jeng, lik,mbak, mbok, mbokdhe, ndhuk, nok dan yu.
Dengan perbedaan status sosial masyarakat di pasar Lawang, maka
peneliti tertarik dan ingin mengetahui lebih dalam keanekagaraman sapaan di
pasar Lawang. Bentuk kebahasaan yang sering menyertai penggunaan bahasa
lisan adalah sapaan, dengan kata lain, sapaan menyangkut interaksi antara dua
pihak atau lebih, yaitu penyapa dan orang yang disapa yang disebut dengan
pesapa. Munculnya jenis-jenis kata sapaan dalam kalangan pedagang di pasar
Lawang Kecamatan Mojosongo Kabupaten Boyolali tak lepas dari faktor
lingkungan. Pergaulan antar pedagang yang memiliki budaya yang beragam
berdasarkan asal tempat tinggal. Hal tersebut dikemukakan oleh Sumampouw
(2000: 221) yang menyebutkan bahwa sistem sapaan muncul akibat adanya
peristiwa ujaran yang tercipta karena adanya interaksi sosial yang memiliki
sebutan lain yaitu tutur sapa. Dan Topik yang saya pilih dalam rancangan
penelitian adalah “Pemakaian kata sapaan dalam tutur sapa pada kalangan
pedagang di pasar Lawang Kecamatan Mojosongo Kabupaten Boyolali” dengan
tema wacana Sosiolinguistik.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, penulis tertarik
5
di kalangan Pedagang di Pasar Lawang Kecamatan Mojosongo Kabupaten
Boyolali karena tempat penelitian ini dekat dengan rumah peneliti sendiri,
sehingga dapat memudahkan peneliti dalam mencari data-data selain itu juga
bahasa yang digunakan dalam berkomunikasi menggunakan bahasa Jawa
sehingga memudahkan pencarian data. Penelitian ini menarik untuk diteliti karena
setiap hari manusia tak lepas dari kata sapaan. Dan dalam penelitian ini, peneliti
akan menjelaskan faktor apa yang mempengaruhi terjadinya pemakaian kata
sapaan. Kaitan bidang penilitian ini dengan ilmu kebahasaan adalah bidang ini
dapat dijadikan penelitian dalam ranah Sosiolinguistik karena dalam penelitian ini
perlu mempelajari struktur dan proses-proses sosial yakni bagaimana satuan
bahasa itu digunakan di dalam komunikasi.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah merupakan salah satu tahap sejumlah tahap penelitian
yang memiliki kedudukan yang sangat penting dalam kegiatan penelitian, tanpa
rumusan masalah, suatu kegiatan penelitian akan menjadi sia-sia dan tidak akan
membuahkan hasil. Adapun masalah yang akan dikaji pada penelitian ini adalah:
1. Apa saja kata sapaan yang digunakan dalam tutur sapa kalangan pedagang
di pasar Lawang Kecamatan Mojosongo Kabupaten Boyolali?
2. Faktor apa saja yang melatarbelakangi pemakaian kata sapaan pada
6
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah pernyataan singkat tentang tujuan
dilaksanakannya penelitian yang bersangkutan sesuai dengan masalah yang akan
menjadi kajian dalam penelitian Nugrahani (2010: 202). Tujuan penelitian ini
adalah:
1. Untuk mendeskripsikan kata sapaan yang digunakan pedagang di pasar
Lawang Kecamatan Mojosongo Kabupaten Boyolali.
2. Untuk mendeskripsikan faktor-faktor yang melatarbelakangi pemakaian kata
sapaan di kalangan pedagang di pasar Lawang Kecamatan Mojosongo
Kabupaten Boyolali.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian terdiri dari dua macam yaitu, mangfaat teoretis dan
mangfaat praktis.
1. Manfaat Teoretis
a. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai refrensi dalam bidang
kajian sosiolinguistik.
b. Hasil penelitian ini berguna sebagai sumbangan pemikiran untuk
pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya dalam bidang kajian
7
2. Manfaat Praktis
Dapat memperkaya hasil penelitian dan tentunya akan melestarikan
budaya jawa. Dalam peristiwa kebahasaan terutama mengenai kata
sapaan dan memberikan pengertian tentang kata sapaan yang baik dan
benar. Selain itu, juga dapat merangsang peneliti-peneliti yang akan
datang untuk menggali kata sapaan daerah pada umumnya, dan
khususnya kata sapaan daerah yang ada di provinsi Jawa Tengah.
E. Sistematika Penulisan
Sistematika dalam penelitian artinya urutan-urutan dalam menyusun hasil
suatu penelitian. Sistematika penulisan yang baik akan memudahkan dalam
memahami penelitian. Adapun sistematika penelitian ini disusun dalam lima bab,
yaitu dengan urutan sebagai berikut.
Bab I Pendahuluan. Bab ini terdiri atas beberapa pokok, yaitu latar
belakang masalah, perumusan masalah, tujuan masalah, mangfaat penelitian, dan
sistematika penulisan.
Bab II Landasan Teori. Bab ini mencangkup beberapa pokok, yaitu
pengertian sosiolinguistik, komponen peristiwa tutur, kata sapaan, masyarakat
bahasa, penelitian yang relevan dan kerangka berpikir.
Bab III Metodologi Penelitian. Bab ini mencangkup beberapa pokok,
yaitu jenis penelitian, data dan sumber data, alat penelitian, teknik pengumpulan
8
Bab IV Pembahasan. Berisi deskripsi dan pembahasan pemakaian kata
sapaan pada tutur sapa kalangan pedagang pasar Lawang Kecamatan Mojosongo
Kabupaten Boyolali.
82
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan analisis data pada bab IV, maka penelitian tentang
pemakaian kata sapaan pada tutur sapa kalangan pedagang Pasar Lawang
Kecamatan Mojosongo Kabupaten Boyolali. Dari hasil deskripsi data, analisis
data, serta interpretasi data dapat penulis simpulkan sebagai berikut:
Jenis kata sapaan Bahasa Jawa di Pasar Lawang Kecamatan Mojosongo
Kabupaten Boyolali sebanyak 16 sapaan, yaitu ; (1) berdasarkan gender laki-laki
ada 6 sapaan yaitu (a) sapaan untuk memanggil kakak laki-laki dari orang tua atau
sodara kakak laki-laki dari bapak atau ibu, (b) sapaan saudara laki-laki yang lebih
tua, (c) sapaan untuk anak kecil laki, (d) sapaan untuk memanggil adik
laki-laki dari orang tua atau sodara adik laki-laki-laki-laki dari bapak atau ibu, (e) sapaan anak
laki-laki dan (f) sapaan untuk menyapa orang tua laki-laki; (2) berdasarkan gender
perempuan 9 sapaan yaitu (a) sapaan untuk memanggil kakak perempuan dari
bapak atau ibu, (b) sapaan untuk memanggil adik perempuan dari bapak atau ibu,
(c) sapaan untuk panggilan seorang suami kepada istrinya, (d) sapaan untuk orang
perempuan yang umurnya seumurng dengan saudara tua perempuan, (e) sapaan
untuk orang tua yang umurnya sama dengan umur orang tua bapak atau ibu, (f)
sapaan untuk orang tua perempuan umurnya kira-kira sama dengan umur orang
tua perempuan, (g) sapaan untuk memanggil kakak perempuan dari bapak atau
ibu, (h) sapaan untuk memanggil anak perempuan, (i) sapaan untuk memanggil
anak perempuan dan (j) sapaan untuk kakak perempuan yang lebih tua. Di dalam
83
16 sapaan tersebut yang paling sering di pakai yaitu kata sapaan untuk perempuan
karena rata-rata yang berjualan di Pasar tersebut perempuan dan hanya ada
beberapa pedagang gender laki-laki saja.
Penggunaan kata sapaan dalam tutur sapa pedagang dan pembeli
menentukan perilaku sosial penuturnya. Ia tidak bisa semaunya menggunakan
bahasa serta kata sapaan pada mitra tuturnya. Ia akan selalu mempertimbangkan
posisinya dalm berbahasa dan bertutur sapa.
Faktor-faktor yang melatarbelakangi dalam pemakaian kata sapaan pada
tutur sapa kalangan pedagang Pasar Lawang Kecamatan Mojosongo Kabupaten
Boyolali yaitu gender atau jenis kelamin laki-laki dan perempuan, umur sekitar 10
tahun ke atas dan rasa hormat penutur kepada mitra tutur dalam menentukan
pilihan kata sapaan tersebut.
B. Saran
Dalam kegiatan ini tidak semua aspek yang penulis teliti semua tidak
memuaskan dikarenakan adanya faktor penghambat. Dari kesimpulan yang telah
diuraikan, selanjutnya akan disampaikan beberapa saran. Dengan adanya
penelitian ini penulis menyarankan :
1. Penelitian ini masih sederhana dan jauh dari kata sempurna karena hanya
membahas jenis sapaan dan faktor yang melatarbelakangi saja. Masih
banyak yang dapat di teliti dari penelitian ini contohnya kesantunan dalam
84
2. Kepada peneliti masa yang akan datang agar dapat memperbanyak dan
memperhatikan aspek-aspek lain yang dapat diteliti. Sehingga penelitian
selanjutnya dapat berjalan dengan baik dan lebih sempurna.
3. Dapat dijadikan acuan yang akan datang agar kata sapaan yang ada disuatu
daerah dapat dikembangkan dan dilestarikan terutama oleh masyarakat
DAFTAR PUSTAKA
Chaer, Abdul dkk. 1995. Sosiolinguistik Perkenalan Awal. Jakarta: Rineka Cipta.
_____________. 2007. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.
Djajasudarma. 2006. Metode Linguistik. Bandung: PT. Asitama.
Dr. Purwadi, M.Hum. 2006. Kamus Jawa-Indonesia Indonesia-Jawa. Yogyakarta: Bina Media.
Hudson, R.A. 1981. Sociolinguistics. New York: Cambridge University Press.
Kridalaksana, H.1982. Fungsi Sikap Bahasa. Jakarta: Nusa Indah.
____________.1982. Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia
____________. 1985. Fungsi Bahasa dan Sikap Bahasa. Ende Flores: Nusa Indah.
Kurniasari, Nugraheni Endah. 2011. “Isolek Istilah Sapaan Kekerabatan Bahasa Jawa Sub Dialek Temanggung di Kabupaten Temanggung”. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
Mangunsuwito, S.A. 2002. Kamus Bahasa Jawa: Jawa-Jawa; Jawa-Indonesia; Indonesia-Jawa. Bandung: Yrama Widya.
M.Fuad, Christine H, Nurlela, Sugiarto, dan Paulus Y.E.F. 2000. Pengantar Bisnis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Mahsun. 2005. Metode penelitian Bahasa. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Sabardila, Atiqa. 2013. “Kasus Pemakaian Sapaan pada Judul Berita. Skripsi.Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta”.
Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Duta Wacana University Press.
Suhardi, B dan Sambring, B.C. 2007. Aspek Sosial Bahasa dalam Pesona Bahasa. Jakarta: PT. Grameda Pusaka Utama.
Sumampouw, E. 2006. Pola Penyapaan Bahasa Indonesia dalam Interaksi Verba dengan Latar Multilingual dalam Kajian Serba Linguistik. Jakarta: Pereksa Bahasa.
___________. 2012. Sosiolinguistik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Syukur Ibrahim, Abd. 1993. Kajian Tindak Tutur. Surabaya: Usaha Nasional.
Wijana, I Dewa Putu dkk. 2006. Sosiolinguistik Kajian Teori dan Analisis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.