• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - HANANI SULMA BAB I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - HANANI SULMA BAB I"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Perbankan merupakan urat nadi perekonomian di seluruh negara. Tidak sedikit roda–roda perekonomian terutama di sektor riil digerakkan oleh perbankan baik secara langsung maupun tidak langsung. Salah satu perbankan

yang turut serta dalam perekonomian yaitu perbankan syariah di mana sistem perbankan yang ingin diwujudkan oleh Bank Indonesia ialah

perbankan syariah yang modern, yang bersifat universal terbuka untuk seluruh masyarakat Indonesia tanpa terkecuali. Salah satu produk dari bank syariah ialah pembiayaan yang hingga saat ini merupakan aktiva

produktif yang memberikan pendapatan utama kegagalan suatu bank karena mengandung risiko tinggi yang dapat mempengaruhi tingkat kesehatan

dan kelangsungan hidup suatu bank (Paramita, 2012).

Pembiayaan merupakan salah satu bentuk penyaluran dana yang diberikan bank syariah kepada masyarakat yang membutuhkan untuk

menggunakan dana yang telah dikumpulkan oleh bank syariah dari masyarakat yang memiliki dana surplus. Oleh karena itu bank harus

memperhatikan berbagai faktor dan aspek apa saja yang harus dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan terhadap masalah pembiayaan

(2)

mudharabah dan musyarakah. Transaksi sewa-menyewa dalam

bentuk ijarah atau sewa beli dalam bentuk ijarah muntahiya bittamlik.

Transaksi jual beli dalam bentuk piutang murabahah, salam, dan istishna’. Transaksi pinjam meminjam dalam bentuk piutang qardh. Transaksi

sewa-menyewa jasa dalam bentuk ijarah untuk transaksi multijasa (Mokhtar et al dalam Popita, 2013).

Dengan melakukan penjualan produk pembiayaan maka akan

timbul kemungkinan risiko yang dihadapi seperti menambah pegawai yang mengurus dan mengawasi administrasi pembiayaan. Sehingga

sebelum melakukan realisasi pembiayaan, pengelola bank haruslah mampu mengestimasikan kelancaran pengembalian pembiayaan dan pembayaran berdasarkan kebijakan–kebijakan yang telah ditentukan oleh pihak perbankan.

Di mana salah satu indikator besarnya pemberian pembiayaan oleh perbankan syariah yaitu dapat dilihat dari persentase financing deposito

ratio (FDR) yang merupakan rasio untuk mengukur komposisi jumlah

pembiayaan yang diberikan dibandingkan dengan jumlah dana pihak ketiga yang digunakan, yang biasanya diikuti oleh perubahan tingkat non

performing financing (NPF) yang merupakan adanya pembayaran

pembiayaan yang tidak tepat waktu bahkan tidak dibayarkan sama sekali.

Sehingga pembiayaan bermasalah ini akan dapat mempengaruhi pendapatan bank. Kegiatan bank sebagai penghimpun dana dan menyalurkannya dalam

(3)

Risiko kredit pada perbankan konvensional tercermin dari rasio non performing loan (NPL), sedangkan risiko pembiayaan pada perbankan syariah

tercermin dari rasio non performing financing (NPF). NPF merupakan salah satu indikator stabilitas perbankan, hal ini diperkuat dengan tulisan Ascarya

dan Yumanita (2009) dalam Poetry dan Sanrego (2011) yang menyatakan bahwa ketidakstabilan suatu sistem keuangan ditandai oleh terjadinya tiga hal, dan salah satunya adalah kegagalan perbankan dimana bank-bank mengalami

kerugian yang besar akibat memburuknya tingkat NPF.

Non performing financing (NPF) merupakan indikator pembiayaan

bermasalah yang perlu diperhatikan karena sifatnya yang fluktuatif dan tidak pasti sehingga penting untuk diamati dengan perhatian khusus. Non performing financing (NPF) merupakan salah satu instrument penilaian

kinerja sebuah bank syariah yang menjadi intrepretasi penilaian pada aktiva produktif, khususnya dalam penilaian pembiayaan bermasalah.

Resiko pembiayaan bermasalah, dapat menimbulkan kerugian bagi bank jika tidak dideteksi serta dikelola secara tepat. Indikasi Pembiayaan bermasalah dapat dilihat dari perilaku rekening (account attitudes),

perilaku kegiatan bisnis (bussiness activities attitudes), perilaku nasabah (customer attitudes) serta perilaku makro ekonoomi (economic macro

attitudes). Sedangkan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kredit

bermasalah dapat disebabkan oleh tiga unsur, yakni dari (1) pihak bank

(4)

oleh kinerja bank yang bersifat mikro ekonomi seperti profit loss sharing (PLS) dan financing deposito rasio (FDR), sedangkan faktor debitur

merupakan faktor dari pengguna dana dan faktor diluar keduanya merupakan faktor yang bersifat makro ekonomi seperti gross domestic

product (GDP), inflasi dan kurs (Rahmawulan 2008 dalam Popita 2013).

Penelitian yang dilakukan oleh Mutaminah dan Chasanah (2012) yang meneliti tentang analisis eksternal dan internal dalam menentukan non

performing financing bank umum syariah di Indonesia, menyimpulkan bahwa

pertumbuhan gross domestic product (GDP) riil dan kurs nilai tukar rupiah

terhadap dollar mempunyai pengaruh positif terhadap non performing

financing (NPF), inflasi mempunyai pengaruh negatif terhadap non

performing financing (NPF), rasio return profit loss sharing terhadap return total pembiayaan atau rasio return mempunyai pengaruh negatif terhadap non performing financing (NPF) dan rasio alokasi pembiayaan murabahah

terhadap alokasi pembiayaan profit loss sharing (PLS) atau rasio financing berpengaruh negatif terhadap non performing financing (NPF).

Penelitian yang dilakukan oleh Paramita (2012) yang meneliti tentang

implikasi kebijakan pemberian pembiayaan dan pengaruh financing deposito ratio terhadap non performing financing (studi kasus PT. Bank Muamalat

Pontianak) menyimpulkan bahwa tedapat pengaruh positif antara financing deposito ratio (FDR) terhadap non performing financing (NPF) serta saling

(5)

Penelitian yang dilakukan Popita (2013) yang meneliti tentang analisis penyebab terjadinya non performing financing pada bank umum syariah di

Indonesia, menyimpulkan bahwa pertumbuhan gross domestic product (GDP) riil dan financing deposito ratio (FDR) berpengaruh positif terhadap non

performing financing (NPF), inflasi, sertifikat wardiah Bank Indonesia

(SWBI) dan rasio return profit loss sharing (PLS) terhadap return total pembiayaan berpengaruh negatif terhadap non performing financing (NPF),

sedangkan total aset mempunyai pengaruh negatif terhadap non performing financing (NPF).

Penelitian yang dilakukan Poetry dan Sanrego (2011) yang meneliti tentang pengaruh variabel makro dan mikro terhadap non performing loan (NPL) perbankan konvensional dan non performing financing (NPF)

perbankan syariah, menyimpulkan bahwa kurs, gross domestic product (GDP), inflasi berpengaruh negatif terhadap non performing financing (NPF).

Penelitian yang dilakukan Halim (2015) yang meneliti tentang faktor internal dan faktor eksternal yang memepengaruhi non performing loan di bank pemerintah dan bank swasta Jawa Timur periode 2008-2012,

menyimpulkan bahwa inflasi berpengaruh positif terhadap non performing loan (NPL), sedangkan gross domestic product (GDP) berpengaruh terhadap

non performing loan (NPL).

Penelitian yang dilakukan Linda et al (2015) yang meneliti tentang

(6)

bahwa inflasi berpengaruh positif terhadap non performing loan (NPL) sedangkan kurs berpengaruh negatif terhadap non performing loan (NPL).

Dari uraian di atas menunjukkan hasil penelitian mengenai non performing financing (NPF) masih terdapat research gap, karena itulah

peneliti termotivasi untuk melakukan penelitian tersebut. Penelitian ini penting dilakukan karena kredit menjadi pilihan masyarakat sebagai jalan keluar untuk memenuhi kebutuhan yang terus meningkat serta adanya

pendapatan yang tidak mencukupi, sehingga penyaluran kredit cenderung naik khususnya pada lembaga keuangan perbankan. Hal tersebut mengakibatkan

tren kredit bermasalah atau non performing financing cenderung naik. Adapun beberapa faktor yang dianalisis dalam mempengaruhi non performing financing yaitu Gross Domestic Product (GDP), Inflasi, Kurs, Financing

Deposit Rasio (FDR) dan Profit Loss Sharing (PLS). Penelitian ini mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Mutaminah dan Chasanah (2012).

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Mutaminah dan Chasanah (2012) yaitu menambah variabel Financing Deposito Ratio (FDR), variabel Financing Deposit Ratio (FDR) dipilih karena indikator

(7)

1.2Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka

masalah yang akan diteliti selanjutnya dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah Gross Domestic Product berpengaruh negatif terhadap Non

Performing Financing pada bank umum syariah di Indonesia?

2. Apakah Kurs berpengaruh negatif terhadap Non Performing Financing

pada bank umum syariah di Indonesia?

3. Apakah Inflasi berpengaruh positif terhadap Non Performing Financing

pada bank umum syariah di Indonesia?

4. Apakah Financing Deposit Ratio berpengaruh positif terhadap Non

Performing Financing pada bank umum syariah di Indonesia?

5. Apakah Profit Loss Sharing berpengaruh negatif terhadap Non

Performing Financing pada bank umum syariah di Indonesia?

1.3Pembatasan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka permasalahan dalam penelitian ini, maka peneliti membatasi masalah sebagai berikut :

1. Gross Domestic Product (GDP), Kurs, Inflasi, Financing Deposit Ratio

(FDR), Profit Loss Sharing (PLS) yang mempengaruhi Non Performing Financing (NPF).

2. Peneliti ini membatasi penelitian hanya pada laporan keuangan bank

(8)

1.4Tujuan penelitian

Berdasarkan permasalahan yang diatas, maka tujuan dari penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Untuk menganalisis Gross Domestic Product berpengaruh negatif

terhadap Non Performing Financing.

2. Untuk menganalisis Kurs berpengaruh negatif terhadap Non Performing

Financing.

3. Untuk menganalisis Inflasi berpengaruh positif terhadap Non Performing

Financing.

4. Untuk menganalisis Finacing Deposit Ratio berpengaruh positif

terhadap Non Performing Financing.

5. Untuk menganalisis Profit Loss Sharing berpengaruh negatif terhadap

Non Performing Financing.

1.5Manfaat Penelitian

Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat baik untuk penulis, kalangan mahasiswa, masyarakat/ lembaga, dan pembaca pada umumnya, yaitu:

1. Menjadi masukan bagi praktisi perbankan syariah dalam mengambil keputusan berkaitan risiko pembiayaan agar bisa meminimalisir potensi

kredit bermasalah.

2. Dapat memperkaya pemahaman mengenai konsep-konsep dalam praktik

(9)

3. Penelitian ini diharapkan bisa berguna bagi penelitian lebih lanjut berkenaan dengan topik penelitian ini.

Referensi

Dokumen terkait

Dari area bisnis yang ada, ditemukan beberapa hal menyangkut permasalahan yang ada, yaitu: (1) Pihak manajemen dalam melakukan perencanaan penjualan dan produksi memperoleh data dari

Hasil uji reliabilitas instrumen variabel motivasi belajar (Y) akan diukur tingkat reliabilitasnya berdasarkan interpretasi reliabilitas yang telah ditentukan pada

For science development, I hand over my thesis titled, The Influence of Work on Andrea Sachs’s Personality Development As Seen In Lauren Weisberger’s The Devil Wears Prada to

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi penelitian

Batasan Masalah Untuk lebih mengarahkan penelitian yang dilakukan, maka peneliti membatasi ruang lingkup masalah mengenai persepsi siswa tentang hubungan tingkat

Pemodelan penyelesaian permasalahan penjadwalan ujian Program Studi S1 Sistem Mayor-Minor IPB menggunakan ASP efektif dan efisien untuk data per fakultas dengan mata

BILLY TANG ENTERPRISE PT 15944, BATU 7, JALAN BESAR KEPONG 52100 KUALA LUMPUR WILAYAH PERSEKUTUAN CENTRAL EZ JET STATION LOT PT 6559, SECTOR C7/R13, BANDAR BARU WANGSA MAJU 51750

Dari hasil perhitungan back testing pada tabel tersebut tampak bahwa nilai LR lebih kecil dari critical value sehingga dapat disimpulkan bahwa model perhitungan OpVaR