• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan motivasi belajar dan keterampilan berpikir kreatif siswa. Survei pada siswa kelas XII IIS di SMA N 3 Yogyakarta, SMA N 8 Yogyakarta, SMA Stella Duce 1 Yogyakarta di Kota Yogy

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan motivasi belajar dan keterampilan berpikir kreatif siswa. Survei pada siswa kelas XII IIS di SMA N 3 Yogyakarta, SMA N 8 Yogyakarta, SMA Stella Duce 1 Yogyakarta di Kota Yogy"

Copied!
155
0
0

Teks penuh

(1)PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. HUBUNGAN TINGKAT KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN AKTIF PADA MATERI AKUNTANSI DENGAN MOTIVASI BELAJAR DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA Survei pada siswa kelas XII IIS di SMA N 3 Yogyakarta, SMA N 8 Yogyakarta, SMA Stella Duce 1 Yogyakarta di Kota Yogyakarta. SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi. Oleh: IRENE CAHYA PRANANINGTYAS NIM: 131334089. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017 i.

(2) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ii.

(3) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. iii.

(4) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PERSEMBAHAN Kupersembakan karya ini untuk: Tuhan Yesus Kristus Kedua orang tuaku yang luar biasa Adik adikku Tercinta Dosen pembimbing Dosen Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Akuntansi Teman teman satu bimbingan skripsi Teman teman satu angkatan Pendidikan Akuntansi 2013 Untuk almamaterku Universitas Sanata Dharma. iv.

(5) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. MOTTO Lakukan segala sesuatu dengan TAAT Tuhan berfirman Aku percaya Aku melakukan bagianku Tuhan pun akan melakukan bagianNya. Serahkanlah segala kekuatiranmu kepadaNya, sebab Ia yang memelihara kamu (1 Petrus 5:7). Apapun yang kamu perbuat, perbuatlah seakan untuk Tuhan dan bukan untuk manusia (Kolose 3:23). Hidup ini seperti sepeda. Agar tetap seimbang, kau harus terus bergerak (Albert Einstein). v.

(6) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 28 Juli 2017 Penulis. Irene Cahya Prananingtyas. vi.

(7) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama. : Irene Cahya Prananingtyas. Nomor Mahasiswa. : 131334089. Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: HUBUNGAN TINGKAT KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN AKTIF PADA MATERI AKUNTANSI DENGAN MOTIVASI BELAJAR DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal: 28 Juli 2017 Yang menyatakan,. Irene Cahya Prananingtyas. vii.

(8) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRAK HUBUNGAN TINGKAT KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN AKTIF PADA MATERI AKUNTANSI DENGAN MOTIVASI BELAJAR DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA Survei pada siswa kelas XII IIS di SMA N 3 Yogyakarta, SMA N 8 Yogyakarta, SMA Stella Duce 1 Yogyakarta di Kota Yogyakarta. Irene Cahya Prananingtyas Universitas Sanata Dharma 2017 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan positif antara tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif dengan: 1) motivasi belajar siswa, 2) keterampilan berpikir kreatif siswa. Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XII Jurusan IIS di Kota Yogyakarta yang menerapkan Kurikulum 2013. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2017 sampai dengan bulan Maret 2017. Dari populasi sebanyak 412 siswa, diambil sampel 106 dengan teknik Cluster Sampling. Hipotesis di uji dengan menggunakan korelasi Spearman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) terdapat hubungan positif tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan motivasi belajar siswa (Spearman’s rho = +0,643; nilai sig (1-tailed) = 0,000 < α = 0,01); 2) terdapat hubungan positif tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif dengan keterampilan berpikir kreatif (Spearman’s rho = +0,616; nilai sig (1-tailed) = 0,000 < α = 0,01).. viii.

(9) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRACT THE CORRELATIVE LEVEL OF ACTIVE LEARNING ACTIVITIES IN ACCOUNTING MATERIALS TOWARDS LEARNING MOTIVATION AND CREATIVE THINKING SKILLS OF THE STUDENTS A survey on the last year of high school students of SMA N 3 Yogyakarta, SMA N 8 Yogyakarta, and SMA Stella Duce 1 Yogyakarta in Yogyakarta Irene Cahya Prananingtyas Sanata Dharma University 2017 The purpose of this research is to find out the correlation between the level of active learning activities and: 1) students’ learning motivation, 2) students’ creative thinking skills. The type of this research a correlation research. The population of this research are the twelfth year students of social science department which have already implemented 2013 curriculum. This research was carried out from February to March 2017. The populations of this study were 412 respondents, with total samples were 106 that were collected by using Cluster Sampling. The hypothesis was analyzed by using Spearman Correlation. The results show that: 1) there is a positive correlation level of active learning in accounting materials towards the students’ learning motivation (Spearman’s rho = + 0,643; value sig (1-tailed) = 0,000 < 𝛼 = 0,01); 2) there is a positive correlation level of active learning in accounting materials towards creative thingking skills (Spearman’s rho = + 0,616; value sig (1-tailed) = 0,000 < 𝛼 = 0,01).. ix.

(10) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena kasih dan karuniaNya penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian dengan judul “Hubungan Tingkat Keterlaksanaan Pembelajaran Aktif pada Materi Akuntansi dengan Motivasi Belajar dan Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa” dengan lancar.. Penulisan proposal ini diajukan sebagai salah satu syarat. terselesaikannya skripsi yang mana skripsi adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi. Selama penyusunan dan penilisan proposal penelitian ini banyak pihak yang telah membantu terselesaikannya proposal penelitian ini dengan baik. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada: 1. Bapak Rohandi, Ph. D., selaku. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu. Pendidikan, Universitas Sanata Dharma. 2. Bapak Ignatius Bondan Suratno, S.Pd, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Sanata Dharma. 3. Bapak Ignatius Bondan Suratno, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus endidikan Akuntansi, Akuntansi Sanata Dharma. 4. Ibu Natalina Premastuti Brataningrum, S.Pd., M.Pd., selaku Dosen Pembimbing itu terima kasih untuk doa, bimbingan, serta bantuannya selama ini.. x.

(11) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 5. Bapak Laurentius Saptono yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini 6. Bapak dan Ibu Dosen Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Akuntansi yang telah membagikan ilmu pengetahuan dan membimbing saya selama proses perkuliahan. 7. Staf Kesekretariatan Pendidikan Akuntansi BKK Pendidikan Akuntansi yang telah membantu saya dalam urusan administrasi selama proses perkuliahan. 8. Kedua Orang Tuaku Bapak Tri Suranto dan Ibu Rantimi yan telah dengan sabar membimbingku selama ini dengan senantiasa meberikan doa, dukungan, dan perhatian dan kasih sayang dalam penyusunan skripsi ini. 9. Adikku Elkana Gracia Prananingtyas dan Athalia Tri Prananingtyas yang telah memberikan doa, dukungan dan menjadi bagian dari semangatku untuk menyelesaikan skripsi. 10. Keluarga besarku Alm. Wito Suwarno dan Alm. Tuginem. 11. Sahabar-sahabat terbaikku: Anastasia Lana, Bety Cahyaning, Ayuni Teguh, Asavia Bulan Marie, Wahyu Dwi, Leo Yoga, Yovita Kasih. 12. Teman-teman satu bimbingan skripsi: Yosepha Irma, Stella Maris Ria, Mandala Surya, Monika Elsa, Ira Satria, Kornelia Venti, Yeriani Gulo, Laurentius Dedy, Agnes Aryanti, Leni Katri, Agus Purwoko, Manda, Desy. 13. Teman-teman satu angkatan Pendidikan Akuntansi angkatan 2013 yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, terimakasih atas empat tahu yang. xi.

(12) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. penuh dengan pengalaman yang begitu luar biasa dan dinamika kita yang mendewasakan semasa kuliah. 14. Adik-adik SOLAGOSPA Choir yang menjadi salah satu penyemangat dan penghibur dalam menyelesaikan skripsi. 15. Delta Copy Center and Digital Printing yang telah banyak membantu penulis dalam proses mencetak skripsi. 16. Semua pihak yang mendukung dan membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu.. Yogyakarta, 28 Juli 2017 Penulis,. Irene Cahya Prananingtyas. xii.

(13) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL ............................................................................................ .......i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................ ......ii HALAMAN PENGESAHAN. ............................................................................. .....iii HALAMAN PERSEMBAHAN. ......................................................................... .....iv HALAMAN MOTTO. ......................................................................................... ......v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA. ............................................................. .....vi LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK LEPENTINGAN AKADEMIS. .......................................... ....vii ABSTRAK ............................................................................................................ ...viii ABSTRACT ........................................................................................................... .....ix KATA PENGANTAR. ......................................................................................... ......x DAFTAR ISI ......................................................................................................... ...xiii DAFTAR TABEL ................................................................................................ ...xvi DAFTAR LAMPIRAN. ....................................................................................... .xviii BAB 1 PENDAHULUAN ......................................................................................... 1 A. Latar Belakang........................................................................................... 1. xiii.

(14) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. B. Batasan Masalah ........................................................................................ 3 C. Rumusan Masalah ..................................................................................... 3 D. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 4 E. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 4 BAB II KAJIAN TEORI ........................................................................................... 6 A. Kurikulum 2013 ........................................................................................ 6 B. Keterlaksanaan Pembelajaran Aktif .......................................................... 9 C. Motivasi Belajar....................................................................................... 20 D. Keterampilan Berpikir Kreatif ................................................................. 25 E. Kerangka Berpikir .................................................................................... 31 F. Model Penelitian ...................................................................................... 32 G. Hipotesis Penelitian ................................................................................. 33 BAB III METODE PENELITIAN .......................................................................... 34 A. Jenis Penelitian ........................................................................................ 34 B. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................. 34 C. Subyek dan Obyek Penelitian .................................................................. 35 D. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling ................................................. 35 E. Definisi Operasional Variabel dan Pengukurannya ................................ 39 F. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 43 G.Pengujian Instrumen Penelitian ................................................................ 44. xiv.

(15) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. H.Teknik Analisis Data ................................................................................ 51 BAB IV GAMBARAN UMUM ................................................................................ 57 A. Identitas SMA Negeri 3 Yogyakarta ....................................................... 57 B. Identitas SMA Negeri 8 Yogyakarta ....................................................... 60 C. Identitas SMA Stella Duce 1 ................................................................... 63 BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN........................................................................ 66 A. Deskripsi Data ................................................................................................... 66 B. Pengujian Prasyarat Analisa Data ...................................................................... 70 C. Pengujian Hipotesis ........................................................................................... 72 D. Pembahasan ....................................................................................................... 75 BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN ......................................... 83 A. Kesimpulan ........................................................................................................ 83 B. Keterbatasan ...................................................................................................... 83 C. Saran .................................................................................................................. 84. DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 86 LAMPIRAN. ..............................................................................................................89. xv.

(16) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR TABEL Tabel 3.1. Nama dan Alamat Sekolah......................................................... 34. Tabel 3.2. Nama Sekolah dan Jumlah Siswa……………………………... 35. Tabel 3.3. Nama Sekolah dan Jumlah Responden………………………... 37. Tabel 3.4. Operasional Variabel Keterlaksanaan Pembelajaran Aktif….... 40. Tabel 3.5. Operasional Variabel Motivasi………………………………... 41. Tabel 3.6. Operasional Variabel Keterampilan Berpikir Kreatif…………. 42. Tabel 3.7. Skor Instrumen……………………………………………….... 43. Tabel 3.8. Hasil Pengujian Validitas Variabel Tingkat Keterlaksanaan Pembelajaran Aktif……………………………………………. 45. Tabel 3.9. Hasil Pengujian Validitas Variabel Motivasi Belajar…………. 46. Tabel 3.10. Hasil Pengujian Kedua Validitas Variabel Motivasi Belajar…. 47. Tabel 3.11. Hasil Pengujian Validitas Keterampilan Berpikir Kreatif…….. 48. Tabel 3.12. Hasil Pengujian KeduaValiditas Keterampilan Berpikir Kreatif…………………………………………………………. 49. Tabel 3.13. Hasil Pengujian Reliabilitas Instrumen Penelitian…………. .... 50. Tabel 3.14. Nilai Persentil PAP Tipe II……………………………………. 52. Tabel 3.15. Interval Skor Tingkat Keterlaksanaan Pembelajaran Aktif….... 53. Tabel 3.16. Interval Skor Motivasi Belajar……………………………….... 53. Tabel 3.17. Interval Skor Keterampilan Berpikir Kreatif………………….. 54. Tabel 3.18. Tingkat Hubungan Variabel…………………………………... 56. Tabel 5.1. Responden Penenlitian……………………………………….... 66. xvi.

(17) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi Jumlah Siswa Berdasarkan Asal Sekolah………………………………………………………… 67. Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi Jumlah Siswa Berdasarkan Jenis Kelamin………………………………………………………... 67. Tabel 5.4. Interpretasi Tingkat Keterlaksanaan Pembelajaran Aktif……... 68. Tabel 5.5. Interpretasi Motivasi Belajar Siswa…………………………… 69. Tabel 5.6. Interpretasi Keterampilan Berpikir Kreatif……………………. 70. Tabel 5.7. Hasil Uji Normalitas Tingkat Keterlaksanaan Pembelajaran Aktif pada Materi Akuntansi dengan Motivasi Belajar Siswa.... Tabel 5.8. 71. Hasil Uji Normalitas Tingkat Keterlaksanaan Pembelajaran Aktif pada Materi Akuntansi dengan Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa………………………………………………….. Tabel 5.9. Hasil Uji Korelasi Tingkat Keterlaksanaan Pembebelajaran Aktifpada Materi Akuntansi dengan Motivasi Belajar……….... Tabel 5.10. 71. 73. Hasil Uji Korelasi Tingkat Keterlaksanaan Pembebelajaran Aktifpada Materi Akuntansi dengan Keterampilan Berpikir Kreatif………………………………………………………….. xvii. 74.

(18) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR LAMPIRAN LAMPIRAN ......................................................................................................... 90 LAMPIRAN 1 Data SMA Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta. ........................ 90 LAMPIRAN 2 Kuesioner Instrumen Penelitian. ................................................ 93 LAMPIRAN 3 Data Induk Penelitian. ..............................................................104 LAMPIRAN 4 Perhitungan Tabel Korelasi R. .................................................114 LAMPIRAN 5 Hasil Uji Validitas ....................................................................118 LAMPIRAN 6 Hasil Uji Reliabilitas ................................................................124 LAMPIRAN 7 Hasil Uji Normalitas.................................................................126 LAMPIRAN 8 Hasil Uji Hipotesis ...................................................................128 LAMPIRAN 9 Surat Ijin Penelitian ..................................................................131 LAMPIRAN 10 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ........................136. xviii.

(19) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini kita hidup di era globalisasi, dimana teknologi dan komunikasi berkembang begitu cepat. Semua informasi dapat diakses dengan begitu mudahnya. Dalam masyarakat, pendidikan diharapkan dapat menjadi bekal untuk kehidupan. Oleh karena itu, pendidikan adalah salah satu faktor penting yang harus dimiliki individu agar mampu bersaing dan menghadapi tantangan perkembangan zaman. Pendidikan di Indonesia terus menerus di perbaiki. Hal ini dapat ditunjukkan dengan kurikulum yang terus berubah. Kurikulum yang digunakan saat ini adalah kurikulum 2013 yang menuntut siswa untuk lebih aktif dalam kegiatan belajar di kelas. Keaktifan siswa dapat ditumbuhkan dengan menggunakan pembelajaran aktif. Namun belum semua sekolah yang ada di Indonesia menerapkan pembelajaran aktif. Dalam pelaksanaan pembelajaran ini guru hanya sebagai fasilitator dan siswa harus lebih aktif untuk pembelajaran. Pembelajaran aktif melibatkan mental dan fisik siswa. Hal ini dianggap tidak mudah sehingga belum semua sekolah mampu menerapan pembelajaran ini. Pembelajaran. aktif. itu. penuh. semangat,. hidup,. giat,. berkesinambungan, kuat, dan efektif. Dalam pembelajaran aktif guru diharapkan untuk membuat suasana pembelajaran menjadi menyenangkan supaya pembelajaran menjadi hidup dan penuh semangat. Banyak sekali. 1.

(20) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2. metode pembelajaran yang menunjang proses pembelajaran aktif dan akan memicu keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Hal ini sangat membantu guru dalam menyampaikan pembelajaran dan mempermudah siswa karena metode-metode pembelajaran yang ada begitu menyenangkan. Pembelajaran aktif ini diharapkan akan menumbuhkan motivasi belajar dari dalam diri siswa. Proses pembelajaran yang menyenangkan akan membuat siswa lebih bersemangat dan giat dalam belajar. Setiap siswa akan mengambil peranannya di kelas dengan aktif saat proses pembelajaran berlangsung. Hal ini akan memacu keaktifan siswa dalam setiap kegiatan pembelajaran. Sehingga timbulah motivasi belajar siswa. Keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Menurut Depdiknas (2005: 3) kata aktif dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan. Siswa belajar secara aktif ketika mereka secara terus menerus terlibat, baik secara mental ataupun secara fisik. Siswa yang aktif dalam pembelajaran tentu saja akan menanggapi atau memberikan umpan balik terhadap pembelajaran yang disampaikan oleh guru. Dibutuhkan mental yang baik untuk ikut aktif dalam kegiatan belajar di kelas. Ketika siswa ingin aktif dengan cara bertanya atau menyampaikan gagasan tentu saja siswa akan membuat atau menyusun pertanyaan secara baik sehingga pertanyaan atau. pernyataan. yang. disampaikan itu bermutu dan sesuai dengan materi yang sedang di pelajari. Dibutuhkan kreativitas untuk menyusun suatu pertanyaan atau gagasan yang.

(21) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3. bermutu. Pembelajaran aktif diharapkan mampu menumbuhkan rasa keingintahuan siswa sehingga dapat mengembangkan keterampilan berpikir kreatif siswa. Penelitian ini dimaksudkan untuk melakukan konfirmasi terhadap tiga sekolah menengah atas di kota Yogyakarta. Ketiga sekolah tersebut yakni SMA Negeri 3, SMA Negeri 8, dan SMA Stella Duce 1. Sekolah - sekolah tersebut dianggap memiliki prestasi yang tinggi di kota Yogyakarta dan pembelajaran aktif sudah dilaksanakan dalam setiap kegiatan pembelajaran di sekolah tersebut. Maka penulis berkeinginan untuk meneliti “Hubungan Tingkat Keterlaksanaan Pembelajaran Aktif Pada Materi Akuntansi dengan Motivasi Belajar dan Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa”.. B. Batasan Masalah Untuk lebih mengarahkan penelitian yang dilakukan, maka peneliti membatasi ruang lingkup masalah mengenai persepsi siswa tentang hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan motivasi belajar dan keterampilan berpikir kreatif siswa.. C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan suatu masalah sebagai berikut: 1. Apakah ada hubungan positif antara tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dan motivasi belajar siswa?.

(22) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4. 2. Apakah ada hubungan positif antara keterlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dan keterampilan berpikir kreatif siswa?. D. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. Adanya hubungan antara tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif dan motivasi belajar siswa pada materi akuntansi. 2. Adanya hubungan antara tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif dan keterampilan berpikir kreatif siswa pada materi akuntansi.. E. Manfaat Penelitian 1. Bagi Siswa Dengan adanya penelitian ini, dapat menambah wawasan penulis tentang hubungan yang terjadi antara pembelajaran aktif dengan motivasi belajar dan keterampilan berpikir kreatif. 2. Bagi Guru Dengan adanya penelitian ini, diharapkan menjadi bahan evaluasi guru dalam menerapkan pembelajaran aktif dalam proses pembelajaran di sekolah supaya siswa juga dapat berperan aktif dalam pembelajaran. 3. Bagi Lembaga Pendidikan Dengan adanya penelitian ini, diharapkan hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sebagai bahan acuan kalangan akademi yang.

(23) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5. akan melakukan penelitian lebih lanjut lagi tentang hubungan antara pembelajaran aktif dengan motivasi belajar dan kemampuan berpikir kreatif siswa..

(24) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB II KAJIAN TEORI A. Kurikulum 2013 1. Kurikulum 2013 Kurikulum (Widyastono, 2014: 119) adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran, serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggara kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Kurikulum yang berlaku di Indonesia pada saat ini adalah Kurikulum 2013. Kurikulum 2013 ini menuntut untuk siswa belajar dengan aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Kurikulum 2013 menekankan pengembangan kompetensi pengetahuan, keterampilan, dan sikap peserta didik secara holistik (seimbang). 2. Prinsip Pembelajaran Kurikulum 2013 Menurut Daryanto (2014:16-19), pembelajaran kurikulum 2013 mempunyai 14 prinsip sebagai berikut: a. Dari siswa diberi tahu menuju siswa mencari tahu. b. Dari guru sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi belajar berbasis aneka sumber. c. Dari. pendekatan. tekstual. menuju. proses. sebagai. penguatan. penggunaan pendekatan ilmiah. d. Dari pembelajaran berbasis konten menuju pembelajaran berbasis kompetensi.. 6.

(25) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7. e. Dari pembelajaran parsial menuju pembelajaran terpadu. f. Dari pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal menuju pembelajaran dengan jawaban yang kebenarannya multi dimensi. g. Dari pembelajaran verbalisme menuju keterampilan aplikatif. h. Peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisikal dan keterampilan mental. i. Pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan siswa sebagai pembelajar sepanjang hayat. j. Pembelajaran. yang. menerapkan. nilai-nilai. dengan. memberi. keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan kreativitas siswa dalam proses pembelajaran. k. Pembelajaran berlangsung di rumah, di sekolah, dan di masyarakat. l. Pembelajaran menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru dan siapa saja adalah siswa. m. Pemanfaatan. teknologi. informasi. dan. komunikasi. untuk. meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran. n. Pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya siswa, cita-cita, latar belakang keluarga, cara mendapat pendidikan di rumah, cara pandang, cara belajar, cara berpikir, keyakinan siswa yang berbeda-beda. 3. Kelebihan dan Kekurangan Kurikulum 2013 Kurikulum 2013 mulai dilaksanakan pada tahun ajaran 2013/2014 pada sekolah yang ditunjuk pemerintah, maupun sekolah yang siap.

(26) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8. melakukannya. Terdapat beberapa hal penting dari perubahan atau penyempurnaan kurikulum 2013, yaitu kelebihan dan kekurangan (Kurniasih, 2014: 40-42): a. Kelebihan Kurikulum 2013 1) Siswa dituntut lebih aktif. Kurikulum 2013 mengajak siswa untuk ikut andil dalam setiap proses pembelajaran. Tidak hanya guru saja yang aktif dalam pembelajaran namun siswa pun ikut berkontribusi. 2) Adanya penilaian dari semua aspek. Kurikulum 2013 tidak hanya menilai tugas atau ujian siswa namun juga menilai dari segi sikap, keterampilan siswa etika mengikuti pembelajaran. 3) Munculnya pendidikan karakter dan budi pekerti. 4) Adanya kompetensi yang sesuai dengan tuntutan fungsi dan tujuan pendidikan nasional. 5) Kompetensi yang dimaksud menggambarkan secara holistic domain sikap, keterampilan, dan pengetahuan. b. Kekurangan Kurikulum 2013 1) Banyak guru yang salah kaprah. Dalam kurikulum 2013 ada beberapa guru yang menganggap bahwa siswa yang aktif dalam pembelajaran tanpa bimbingan dari guru. Padahal guru tetap dituntut untuk membangkitkan keaktifan siswa. 2) Banyak guru yang belum siap secara mental. Dalam kurikulum 2013 guru dituntut untuk lebih kreatif dalam mengemas.

(27) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9. pembelajaran di dalam kelas dan guru belum siap untuk hal tersebut. 3) Kurangnya kemampuan guru untuk memenuhi administrasi. Dalam kurikulum 2013 ada beberapa administrasi yang harus dipenuhi seperti silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang berbeda dengan kurikulum sebelumnya. B. Keterlaksanaan Pembelajaran Aktif 1. Keterlaksanaan Menurut. Kamus. Besar. Bahasa. Indonesia. (2007:. 627). keterlaksanaan berasal dari kata dasar laksana, yang mempunyai arti sifat, laku, atau perbuatan. Imbuhan keter-an menyatakan suatu hal atau peristiwa yang telah terjadi. Maka dari itu, keterlaksanaan adalah suatu hal, peristiwa, atau kejadian yang telah terjadi. 2. Pengertian Pembelajaran Aktif Menurut Depdiknas (2005: 3) kata aktif dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan. Menurut Pat Hollingsworth dan Gina Lewis (2008: viii), pembelajaran aktif itu siswa belajar secara aktif ketika mereka secara terus menerus terlibat, baik secara mental ataupun secara fisik. Pembelajaran aktif itu penuh semangat, hidup, giat, berkesinambungan, kuat, dan efektif. Pembelajaran aktif melibatkan pembelajaran yang terjadi ketika siswa bersemangat, siap secara mental, dan bias memahami pengalaman yang.

(28) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10. dialami. Menurut Silberman (2013: ix) ketika pembelajaran terjadi secara aktif, murid mengerjakan sebagian besar tugasnya. Mereka menggunakan otaknya, memelajari ide-ide memecahkan masalah, dan menerapkan halhal yang mereka pelajari. Berdasarkan. uraian. di. atas. dapat. disimpulkan. bahwa. keterlaksanaan pembelajaran aktif merupakan terjadinya suatu proses pembelajaran dimana siswa turut berperan dalam setiap kegiatan pembelajaran. Siswa mau menyampaikan gagasan-gagasan dan pertanyaan yang berhubungan dengan pelajaran. Siswa dengan penuh semangat mengikuti pembelajaran. 3. Model Pembelajaran Aktif Menurut E. Kosasih (2014: 83-97) model pembelajaran aktif dibagi menjadi tiga, yaitu: a. Discovery Learning Model ini mengarahkan siswa untuk dapat menemukan sesuatu melalui proses pembelajaran yang dilakukannya. Sebagai strategi belajar, Discovery Learning mempunyai prinsip yang sama dengan inkuiri (inquiry) dan Problem Solving. Tidak ada perbedaan yang prinsipil pada ketiga istilah ini, pada Discovery Learning lebih menekankan pada ditemukannya konsep atau prinsip yang sebelumnya tidak diketahui. Perbedaannya dengan discovery ialah bahwa pada discovery masalah yang diperhadapkan kepada siswa semacam masalah yang direkayasa oleh guru..

(29) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11. b. Problem Based Learning Pembelajaran berbasis masalah merupakan sebuah pendekatan pembelajaran. yang. menyajikan. masalah. kontekstual. sehingga. merangsang peserta didik untuk belajar. Dalam kelas yang menerapkan pembelajaran berbasis masalah, peserta didik bekerja dalam tim untuk memecahkan masalah dunia nyata (real world). c. Project Based Learning Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning=PjBL) adalah model pembelajaran yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai media. Peserta didik melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar. Pembelajaran berbasis proyek merupakan metode belajar yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam beraktifitas secara nyata. 4. Metode Pembelajaran Aktif Dalam buku Amir (2013: 113) terdapat beberapa metode pembelajaran yang dapat diterapkan dalam strategi ini dan dapat dipilih dalam gambaran metode di bawah ini: a. Metode Pembelajaran dengan Audio Visuals Metode pembelajaran yang menggunakan audio visual dapat memberikan dimensi lain pada pembelajaran dan selain itu materi audio visual efektif menjangkau pembelajar dengan gaya belajar yang.

(30) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12. berbeda-beda. Materi audio visual dapat berteknologi rendah (misalnya tape recorder) ataupun berteknologi tinggi (seperti TV dan pemutar DVD). b. Metode Curah Pendapat Metode curah pendapat dapat juga digunakan dalam strategi pembelajaran yang aktif. Metode ini sangat efektif untuk mengetahui apa yang telah diketahui oleh siswa. c. Metode Studi Kasus Metode studi kasus juga dapat digunakan dalam pembelajaran aktif. Strategi pembelajaran dengan memanfaatkan situasi atau kasus yang. dapat. memberikan. siswa. pembelajaran. bermakna. dan. bermanfaat. Biasanya, guru memberikan sebuah cerita yang berkaitan dengan konsep ataupun keterampilan yang akan dipelajari. Kemudian, siswa berdiskusi untuk melakukan analisis, sintesis, dan evaluasi atas fakta-fakta ataupun situasi yang ada dalam kasus tersebut. d. Metode Demonstrasi Metode demonstrasi juga digunakan dalam pembelajaran aktif, sebab bersentuhan dengan bagaimana siswa memperagakan sesuatu. Strategi pembelajaran ini memperlihatkan bagaimana ia melakukan sesuatu yang kemudian diamati dan dibahas. e. Metode Penemuan Metode penemuan merupakan metode yang mendorong siswa aktif. Metode penemuan ini merupakan strategi pembelajaran di mana.

(31) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13. siswa didorong untuk menemukan sendiri pengetahuan atau konsep baru. f. Metode Kegiatan Lapangan Metode pembelajaran kegiatan lapangan adalah metode yang berusaha menelusuri dan menginvestigasi masalah tertentu di lapangan. Kegiatan di luar kelas untuk mempelajari situasi baru dan berbeda. g. Metode Ceramah Metode pembelajaran melalui ceramah adalah metode yang menghendaki siswa harus mendapat informasi yang sama dalam jumlah siswa yang banyak. Kegiatan pembelajaran yang menekankan pada penyampaian informasi secara verbal dan cenderung searah (guru  siswa) ini dapat terstruktur, menggunakan teknologi rendah, dan memungkinkan. Kegiatan ini untuk mengajarkan siswa –siswa dalam waktu yang relatif singkat. h. Metode Diskusi Kelompok Metode. diskusi. kelompok. merupakan. metode. yang. menghendaki agar siswa dan guru serta siswa dengan siswa lainnya terjadi interaksi dan saling tukar pengalaman dan informasi dalam memecahkan suatu masalah. Kegiatan pembelajaran dengan metode ini mendorong siswa untuk berinteraksi dan membantu memahami pendapat. berbeda. yang. mungkin. muncul. selama. kegiatan.

(32) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14. berlangsung. Kegiatan ini juga mendorong siswa untuk menghargai perbedaan pendapat. i. Metode Debat Metode pembelajaran dengan metode debat adalah metode yang dirancang untuk memecahkan masalah dari sudut pandang yang berbeda.. Biasanya. menghadirkan. beberapa. ahli,. sehingga. memecahkan masalah dari sudut pandang keahlian mereka. Metode ini biasanya terdiri dari diskusi antara dua belah pihak yang mempunyai pendapat yang berbeda bahkan bertentangan, terutama berkaitan dengan masalah-masalah yang kontroversial. 5. Indikator Pembelajaran Aktif Menurut Zulfahmi, (2003: 278-284) diuraikan indikator-indikator pembelajaran aktif sebagai berikut:. a.. Pembelajaran yang berpusat pada siswa Pembelajaran hendaknya berpusat pada siswa. Oleh sebab itu, materi pembelajaran hendaknya dikaitkan dengan kebutuhan, minat, dan orientasi siswa dalam kehidupan nyata. Jika materi pembelajaran hanya perlu dalam pandangan guru, siswa tidak akan berpartisipasi aktif dalam proses dan pemerolehan hasil belajarnya.. b.. Pembelajaran didasarkan atas tujuan yang jelas dan dipahami siswa. Pembelajaran hendaknya didasarkan atas tujuan yang jelas dan dipahami siswa. Guru hendaknya mengkomunikasikan tujuan pembelajaran sebelum proses pembelajaran dilaksanakan. Tanpa.

(33) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15. kejelasan tujuan, siswa tidak mungkin terlibat aktif dalam proses dan pemerolehan hasil belajarnya. c.. Pembelajaran aktif membuat siswa melakukan proses penemuan. Pembelajaran. aktif. hanya. dimungkinkan. jika. siswa. dihadapkan pada suatu masalah yang perlu dipecahkan sehingga siswa melakukan proses penemuan. Namun, perlu dipertimbangkan kualitas masalah tersebut. Jika masalah terlalu ringan atau mudah untuk dipecahkan siswa cenderung tidak termotivasi. Sebaliknya, jika masalah terlalu berat atau sukar (mungkin disebabkan juga oleh ketidakmampuan guru mengemas masalah tersebut) siswa cederung menarik diri atau tidak termotivasi. d.. Melakukan penemuan dengan memiliki rambu-rambu yang jelas. Melakukan penemuan, siswa hendaknya memiliki ramburambu yang jelas. Rambu-rambu tersebut dirumuskan bersama oleh guru. dan. siswa,. atau. dirumuskan. guru. namun. yang. dimiliki. disetujui,. dikomunikasikan, dan dipahami siswa. e.. Mengaitkan. pengalaman/pengetahuan. dengan. pengalaman baru. Pembelajaran aktif adalah pembelajaran yang memungkinkan siswa mengaitkan pengalaman atau pengetahuan siap yang telah dimilikinya dengan pengalaman baru yang ditawarkan guru dalam bentuk masalah tersebut. Selanjutnya, interrelasi pengalaman tersebut akan mengembangkan kesadaran siswa tentang kebermaknaan.

(34) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16. pembelajaran bagi kehidupan, baik kehidupan sehari-hari maupun kehidupan akademis. Jika tidak terdapat pengaitan dan interrelasi pengalaman, pembelajaran tersebut tidak akan bermakna bagi siswa. f.. Adanya perspektif/ pandangan baru siswa tentang topik/ materi pembelajaran. Pembelajaran aktif adalah pembelajaran yang memungkinkan adanya perspektif/pandangan baru siswa tentang topik atau materi pembelajaran. Perspektif baru tentang topik atau materi hendaknya bukan karena dijejalkan guru, tetapi sesuai dengan pengalaman ketika melakukan proses penemuan dan pemecahan masalah. Oleh sebab itu, keaktifan siswa dapat diunjukkan melalui menanyakan, menanggapi, menyanggah, atau mengusulkan sesuatu kepada kelas (siswa lain dan guru).. g.. Berkembangnya konteslasi nilai dan asumsi dari disiplin ilmu dalam diri siswa. Pembelajaran. aktif. hendaknya. memungkinkan. berkembangnya konteslasi nilai dan asumsi dari berbagai disiplin ilmu dalam diri siswa. Pembelajaran tentang menyimak berita, misalnya, hendaknya mampu mengembangkan kesadaran siswa bahwa berita yang baik bukan hanya didasarkan atas penggunaan bahasa yang baik dan benar, tetapi juga didasarkan atas wawasan keilmuan (sosiologi, psikologi, antropologi, dan sebagainya) penulis berita..

(35) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17. h.. Siswa dapat mengembangkan sikap terbuka terhadap hasil belajarnya. Pembelajaran. aktif. hendaknya. memungkinkan. siswa. mengembangkan sikap terbuka terhadap hasil pembelajarannya. Artinya, siswa memahami hasil-hasil pembelajaran yang telah dicapai sesuai dengan topik dan menyadari hal-hal apa yang belum dipahami. i.. Pembelajaran dengan media yang layak. Untuk menfasilitasi memahami permasalahan dan mengaitkan pengalaman siap dengan pengalaman yang baru, pembelajaran aktif memerlukan media yang layak. Konsep kelayakan media jelas bersifat relatif. tergantung. pada. karakteristik. siswa,. materi,. tujuan. pembelajaran, sarana dan prasarana, serta kemampuan guru. Namun, dalam pembelajaran menyimak, karakteristik utama media yang diperlukan. siswa. adalah. media. yang. memungkinkan. siswa. mengembangkan kemampuan auditori. Jadi, media tersebut dapat berupa media audiovisual atau yang paling sederhana adalah media auditif. Untuk pembelajaran menulis, misalnya menulis artikel, media teks tertulis merupakan hal yang mutlak diperlukan agar siswa tidak mengembangkan. verbalisme. tentang. artikel. dan. langsung. memperoleh gambaran yang jelas tentang artikel tersebut beserta karakteristiknya..

(36) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18. j.. Siswa sadar bahwa dia adalah subyek yang bertanggungjawab secara mandiri. Pembelajaran hanya dimungkinkan jika siswa memiliki kesadaran bahwa dirinya merupakan subyek yang bertanggung jawab secara mandiri, baik dalam proses maupun pemerolehan hasil belajarnya. Faktor kesadaran dan tanggung jawab individual siswa merupakan faktor yang penting karena siswa akan aktif memilih, merencanakan, melaksanakan, dan mempertanggungjawabkan strategi individual guna mencapai keberhasilan belajarnya. Untuk itu, siswa hendaknya. mengembangkan. kesadaran. tentang. apa. tujuan. pembelajaran yang hendak ditempuh, apa manfaatnya baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam konteks akademis, sosial, dan pengembangan diri, apa langkah yang harus ditempuh dalam pembelajaran, bagaimana melaksanakan langkah-langkah tersebut, dan berani menanggung resiko atas hal-hal yang sudah disadari dan dilakukannya dalam proses pembelajaran. k. Tidak hanya melibatkan aktivitas fisik dan mental tapi juga keseluruhan indera. Pembelajaran tidak hanya melibatkan aktivitas fisik dan mental tetapi juga keseluruhan indera. Seluruh faktor tersebut akan digerakkan jika siswa menempuh prinsip belajar sambil berbuat dan belajar melalui mengalami. Dengan kata lain, aktivitas tersebut akan.

(37) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19. mengembangkan kesadaran siswa tentang pembelajaran yang bermakna atau meaningfull learning. l. Melibatkan aktivitas belahan otak sebelah kanan dan juga kiri. Dari sudut aktivitas otak, pembelajaran bukan hanya melibatkan aktivitas belahan otak sebelah kanan namun juga kiri. Dengan kata lain, faktor kesadaran dan ambang sadar hendaknya dikembangkan secara maksimal. Faktor emosi sangat tergantung pada penciptaan suasana yang menyenangkan dalam konteks kelas yang demokratis. Siswa hendaknya juga mampu mengendalikan emosi dan dapat menikmati proses dan pemerolehan hasil belajarnya. m. Terdapat aktivitas individual dan juga faktor interaksi sosial juga menentukan. Meskipun pembelajaran merupakan aktivitas individual, namun faktor interaksi sosial juga sangat menentukan. Interaksi sosial, baik antara siswa-guru, siswa-siswa lainnya, siswa lingkungan merupakan manifestasi kemandirian dan tanggung jawab individu dalam konteks kebersamaan melalui kerja sama. Kebersamaan dan kerja sama sangat diperlukan dalam pembelajaran bahwa karena fungsi utama bahasa adalah alat komunikasi sehingga belajar bahasa berarti belajar berkomunikasi. Komunikasi tidak mungkin terjadi jika tidak ada konteks, di antaranya adalah pengirim dan penerima pesan atau peserta komunikasi..

(38) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20. n. Pembelajaran aktif dipengaruhi oleh umpan balik. Pembelajaran aktif dipengaruhi oleh umpan balik. Bagi siswa, umpan balik dimanfaatkan untuk merefleksi apa yang telah dipelajari, apa yang belum dikuasai, apa yang dapat direncanakan dan dikerjakan pada masa mendatang untuk mengembangkan hal-hal yang telah dipelajari, dan apa manfaat materi tersebut bagi pengembangan keilmuan maupun kehidupan masa mendatang. Bagi guru, umpan balik dapat dimanfaatkan untuk mencermati kelemahaman dan kekuatan pembelajaran yang telah dilaksanakan dan mengembangkan pembelajaran yang lebih baik pada masa mendatang.. C. Motivasi Belajar 1. Pengertian Motivasi Motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan individu tersebut bertindak atau berbuat. Motif adalah daya penggerak dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas tertentu, demi mencapai tujuan tertentu (Uno, 2016: 3). Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia disebutkan bahwa motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu. Menurut Yamin (2003: 82) dalam Kompri (2015: 2), motivasi merupakan perilaku yang akan menentukan kebutuhan atau wujud perilaku mencapai tujuan. Menurut Gleitman yang dikutip oleh Mahmuh (2010: 100), pengertian dasar motivasi ialah keadaan internal.

(39) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21. organisme baik manusia ataupun hewan yang mendorongnya untuk melakukan sesuatu. Menurut Mitcell (1997: 60-61) dikutip Kompri (2015: 3), motivasi adalah proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan seorang individu untuk mencapai tujuan). Menurut Mc. Donald dikutip Sardiman (2005: 73-74), motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya perasaan dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Berdasarkan pendapat para tokoh dapat disimpulkan bahwa motivasi merupakan dorongan dari dalam diri seseorang untuk melakukan suatu tindakan demi mencapai tujuan yang diharapkan atau dalam pemenuhan kebutuhan diri. Sehingga motivasi belajar merupakan dorongan dari dalam diri siswa untuk melakukan kegiatan belajar. 2. Fungsi Motivasi Fungsi motivasi menurut Hamalik dikutip Yamin (2006: 158-159) dalam Kompri (2015: 5) meliputi sebagai berikut: a. Mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan. Tanpa motivasi maka tidak akan timbul sesuatu perbuatan seperti belajar. b. Motivasi. berfungsi. sebagai. pengarah,. artinya. mengarahkan. perbuatan pencapaian tujuan yang diinginkan. c. Motivasi sebagai penggerak. Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan..

(40) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22. 3. Motivasi Belajar Siswa Uno (2016: 23), motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling memengaruhi. Belajar adalah perubahan tingkah laku secara relatif permanen dan secara potensial terjadi sebagai hasil dari praktik atau penguatan (reinforced practice) yang dilandasi tujuan untuk mencapai tujuan tertentu. Mudjiyono (2009: 97-99), mengemukakan beberapa unsur yang memengaruhi motivasi dalam belajar, yakni: a. Cita-cita dan aspirasi siswa. Cita-cita akan memperkuat motivasi belajar siswa baik intrinsik maupun ekstrinsik. b. Kemampuan siswa. Keinginan seseorang anak perlu dibarengi dengan kemampuan atau kecakapan dalam pencapaiannya. c. Kondisi siswa. Kondisi siswa yang meliputi kondisi siswa dan rohani memengaruhi motivasi belajar. Seorang siswa yang sedang sakit akan mengganggu perhatian belajar. Sebaliknya, seorang siswa yang sehat akan mudah memusatkan perhatian dalam belajar. d. Kondisi lingkungan siswa. Lingkungan siswa dapat berupa keadaan alam, lingkungan tempat tinggal, pergaulan sebaya, dan kehidupan bermasyarakat. 4. Jenis-Jenis Motivasi Woodworth dalam Purwanto (1998: 64) dikutip Kompri (2015: 6), menggolongkan/ membagi motif-motif menjadi tiga golongan, yakni:.

(41) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23. a. Kebutuhan-kebutuhan organis, yakni motif-motif yang berhubungan dengan kebutuhan-kebutuhan bagian dalam diri tubuh. b. Motif-motif darurat, yakni motivasi yang timbul jika motivasi menuntut timbulnya tindakan kegiatan yang cepat dan kuat dari kita. Dalam hal ini timbul akibat adanya rangsangan dari luar. c. Motif objektif, yakni motif yang diarahkan, ditujukan kepada suatu objek atau tujua tertentu disekitar kita. Motif ini timbul karena adanya dorongan dari dalam diri. Sumadi (2011: 72-73) dalam Kompri (2015: 6), juga membedakan motif menjadi dua, yakni: a. Motif ekstrinsik, yaitu motif-motif yang berfungsi karena adanya perangsangan dari luar, misalkan seseorang belajar dengan giat karena diberi tahu bahwa aka nada ujian. b. Motif intrinsik, motif-motif yang berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar. Dalam diri individu sudah memiliki dorongan itu. Misalnya seseorang yang gemar membaca akan mencari sendiri buku-buku yang ingin dibacanya. 5. Indikator Motivasi Hamzah B Uno (2016: 23), membagi indikator motivasi menjadi beberapa, yaitu: a.. Adanya hasrat dan keinginan berhasil Motivasi akan ada ketika seseorang memiliki tujuan dalam melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan yang lainnya..

(42) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24. b.. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar Motivasi ada bukan hanya adanya hasrat semata. Motivasi muncul karena adanya sutu dorongan dan kebutuhan dalam belajar. Kebutuhan yang harus dipenuhi dalam proses kehidupan terkadang membuat seseorang termotivasi.. c.. Adanya harapan dan cita-cita masa depan Seseorang akan memiliki motivasi yang tinggi ketika memiliki suatu cita-cita yang harus dicapai. Seseorang akan berusaha dan bersemangat dalam usaha mencapai harapan dan cita-cita yang dimilikinya.. d.. Adanya penghargaan dalam belajar Seseorang akan bersemangat dalam melakukan sesuatu hal ketikan diberikan suatu penghargaan. Penghargaan tersebut seperti sebuah pengakuan dari orang lain. Dalam proses belajar, seorang siswa dapat mendapat penghargaan dari guru seperti acungan jempol atau ungkapan “bagus” kepada siswa.. e.. Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar Motivasi dapat muncul ketika ada hal yang menarik dalam proses belajar. Guru dalam menyampaikan pelajaran dapat dengan variasi yang lain atau dengan menyelipkan permainan dalam kegiatan belajar..

(43) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25. f.. Tekun menghadapi tugas Ketika siswa tekun menghadapi tugas yang mudah maupun yang sulit akan timbul motivasi dalam belajar. Siswa merasa tertantang dan giat dalam menghadapi tugas yang ada dan motivasi itu pun muncul.. g.. Adanya lingkungan belajar yang kondusif, sehingga kemungkinan seorang siswa dapat belajar dengan baik. Lingkungan yang kondusif akan mendukung kegiatan belajar. siswa akan lebih fokus dan bersemangat dalam kegiatan belajar, sehingga proses belajar akan terlaksana dengan baik.. D. Keterampilan Berpikir Kreatif 1. Pengertian Berpikir Kreatif a. Berpikir Menurut Uno (2014: 110), berpikir menurut pemahaman umum manusia adalah hal yang menyangkut nilai kemanusiaan, karena berpikir inilah yang membedakan manusia dengan mahluk lain. Dengan berpikir manusia dapat menemukan hak-hal baru sehingga secara ekologi. dapat menyesuaikan dengan lingkungan. Berpikir. menjadi hal utama penyebab manusia terhindar dari kepunahan sampai saat ini. b. Kreativitas Kreativitas berasal dari kata to create yang memiliki arti membuat. Dengan kata lain, kreativitas adalah kemampuan seseorang.

(44) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26. untuk membuat sesuatu, apakah itu dalam bentuk ide, langkah, atau produk (Sudarman, 2013: 9). Awalnya kreativitas dipahami sebagai sesuatu yang langka, sehingga hanya orang-orang tertentu yang memilikinya yaitu orang yang diyakini telah mendapatkan anugerah dari Tuhan. Hal ini sebagaimana ditunjukan oleh teori spekulatif tentang kreativitas. Disebut spekulatif karena tidak didasari oleh kerangka keilmiahan yang memadai. Menurut teori ini kreativitas dipandang sebagai; inspirasi ilahi, sebuah bentuk kegilaan, sebuah bentuk intuisi yang sangat dikembangkan, sebuah manifestasi dari daya kreatif yang melekat dari dalam diri sendiri, dan sebuah daya kosmis yang berpusat pada alam (Uno, 2014: 105). c. Berpikir Kreatif Upaya untuk menghubungkan benda-benda atau gagasangagasan yang sebelumnya tidak berhubungan. Perhatikan bahwa berfikir kreatif menggunakan benda-benda atau gagasan-gagasan yang sudah nyata ada, dan di dalam pikiran kitalah sesungguhnya proses kreativitas itu berlangsung. Proses ini tidak harus selalu menciptakan suatu konsep baru, walaupun hasil akhirnya mungkin akan tampak sebagai sesuatu yang baru hasil dari penggabungan dua atau lebih konsep-konsep yang sudah ada (Uno, 2014: 113). Menurut Robert (1989: 11) berpikir kreatif, kreativitas sering dianggap dari 2 unsur yaitu. kefasihan. dan. keluwesan.. Kefasihan. ditunjukkan. oleh. kemampuan menghasilkan sejumlah gagasan pemecahan masalah.

(45) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27. secara lancar dan cepat. Sedangkan keluwesan pada umumnya mengacu pada kemampuan untuk menemukan gagasan yang berbedabeda dan luar biasa untuk memecahkan suatu masalah. 2. Ganjalan – Ganjalan Mental Penghambat Berpikir Kreatif Menurut Rawlinson (1981: 15-33) terdapat beberapa gejala mental penghambat berpikir kreatif, yaitu: a. Ganjalan yang ditimbulkan sendiri Ganjalan yang ditimbulkan sendiri merupakan suatu jenis ganjalan yang lebih sulit kita kenali. Kita menyimpannya di dalam diri kita sendiri baik secara sadar ataupun tidak. b. Terpola atau terpaku pada suatu jawaban yang unik Setelah berhasil membentuk suatu pola, maka mungkin seseorang tidak mau bersusah payah lagi mencari bentuk-bentuk pola yang lain yang mungkin benar-benar ada. c. Kesesuaian, atau memberikan jawaban yang diharapkan Adanya kesesuaian jawaban yang diharapkan merupakan ganjalan dalam berpikir kreatif. Ketika jawaban sesuai tidak ada alternatif jawaban yang lainnya. d. Tidak mau menantang kenyataan Salah satu bentuk ganjalan yang ada adalah kurangnya usaha untuk menantang suatu jalan keluar yang sudah ada. Apabila kita dihadapkan. pada. suatu. persoalan,. biasanya. kita. memiliki. kecenderungan untuk berusaha mencari jawaban yang nyata, yang.

(46) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28. kemudian akan dapat diterima dengan suara bulat. Bahkan kita cukup senang kalau kita sudah dapat menemukan satu jawaban itu saja, setelah kita berhasil kita enggan untuk mempermasalahkan kembali tentang jawaban itu, walaupun mungkin saja kita dapat menemukan jawaban yang lebih baik. e. Menilai terlampau cepat Kebiasaan untuk menilai lebih cepat merupakan salah satu jenis ganjalan mental yang tidak terlampau mudah untuk dihilangan. Pada dasarnya setiap orang memiliki kemampuan untuk menilai gagasangagasan dan umumnya mekanisme ini akan berjalan secara otomatis segera setelah mereka dihadapkan dengan suatu ide ataupun gagasan baru. Seperti juga halnya dengan respon penolakan otomatis terhadap gagasan atau ide-ide yang agak berbeda. f. Takut terlihat bodoh Perasaan takut terlihat bodoh merupakan ganjalan mental terbesar dan paling sulit kita hilangkan. Ini merupakan jenis ganjalan tertua yang kita miliki dan sudah dimulai sejak awal kehidupan kita. Seseorang takut mengambil resiko khususnya ketika menyampaikan ide-ide baru yang berbeda dengan kebiasaan umum dan dianggap bodoh oleh orang lain..

(47) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29. 3. Indikator Berpikir Kreatif Menurut Uno, (2014: 115) diuraikan indikator-indikator berpikir kreatif sebagai berikut:. a. Kelancaran berpikir Gagasan dan ide baru akan muncul ketika memiliki kelancaran berpikir. Setiap kasus dan permasalahan yang ada dapat terselesaikan dengan berbagai cara. Kreativitas akan timbul dengan baik. b. Keluwesan berpikir Kreativitas akan timbul ketika memiliki keluwesan berpikir. Ide dan gagasan akan muncul begitu saja dan akan mempermudah dalam menyelesaikan suatu masalah. c. Rasional berpikir Keterampilan berpikir kreatif dipengaruhi oleh cara berpikir seseorang. Ketika seseorang berpikir secara rasional maka akan timbul ide-ide yang sudah ada maupun ide-ide baru. d. Elaborasi Tidak hanya pengamatan dari dalam saja namun pengamatan dari luar akan meningkatkan keterampilan berpikir kreatif seseorang. e. Menilai Dengan berpegangan pada prinsip atau nilai yang ada, kemampuan berpikir kreatif akan muncul..

(48) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30. f. Imajinatif Berimajinasi akan sesuatu hal membuat seseorang menemukan sesuatu yang baru atau mendapatkan hal-hal yang belum ada sebelumnya. g. Keaslian berpikir Keaslian dalam berpikir menimbulkan hal-hal yang asli pula. h. Menghadapi tantangan Keterampilan berpikir kreatif tumbuh ketika seseorang mau menghadapi setiap tantangan yang ada. Tantangan tersebut memaksa seseorang untuk berpikir bagaimana cara untung menghadapi tantangan tersebut. i. Ingin tahu Rasa ingin tahu akan sesuatu hal membuat seseorang terus berpikir bagaimana cara mengetahui hal tersebut. Akan timbul pertanyaanpertanyaan baru untuk mendapatkan informasi baru pula. j. Berani mengambil resiko Keberanian dalam mengambil resiko membuat seseorang berpikir apa saja resiko yang dihadapi dan bagaimana cara mengatasinya nanti. Berani dalam memulai sesuatu dan akan menerima setiap resiko yang ada. k. Menghargai Menghargai sesuatu yang dimiliki oleh diri sendiri dan menghargai setiap apa yang ada dalam hidup..

(49) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31. l. Memiliki prinsip Memiliki prinsip dimana seseorang berusaha mempertahankan prinsip yang dimiliki. E. Kerangka Berpikir 1. Hubungan. keterlaksanaan. pembelajaran. aktif. pada. materi. akuntansi dengan motivasi belajar siswa Dalam pembelajaran aktif terdapat beberapa indikator yang salah satunya yaitu pembelajaran didasarkan atas tujuan yang jelas dan dipahami siswa. Tujuan pembelajaran merupakan dasar dari suatu pembelajaran dengan kata lain, pembelajaran merupakan suatu hal yang akan dicapai dalam proses belajar. Guru dapat mengkomunikasikan tujuan pembelajaran sebelum proses pembelajaran dilaksanakan. Ketika siswa mengetahui tujuan pembelajaran sebelum proses pembelajaran, siswa mengetahui kemana arah pembelajaran akan berlangsung. Siswa akan berusaha untuk mencapai tujuan yang telah disampaikan oleh guru. Dalam usaha mencapai tujuan siswa akan aktif dalam proses pembelajaran. Siswa tidak hanya diam mendengarkan namun aktif memberikan umpan balik atau bertanya kepada guru mengenai hal yang belum dimengerti. Hal tersebut menumbuhkan semangat belajar dari siswa, sehingga motivasi belajar siswa akan tumbuh. Oleh karena itu, pembelajaran aktif yang berjalan dengan baik akan menumbuhkan motivasi belajar siswa..

(50) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32. 2. Hubungan. keterlaksanaan. pembelajaran. aktif. pada. materi. akuntansi dengan keterampilan berpikir kreatif siswa Dalam pembelajaran aktif terdapat salah satu indikator yaitu adanya perspektif/ pandangan baru siswa tentang topik/ materi pembelajaran. Siswa diminta untuk berani menyampaikan gagasa-gagasan atau ide-ide yang baru maupun yang sudah mereka ketahui ketika proses pembelajaran. Siswa terkadang malas untuk menemukan gagasan atau ide baru. Sebagai fasilitator, guru dapat membantu siswa untuk memunculkan ide atau gagasan baru. Guru dapat memberikan suatu permasalahan yang sesuai dengan materi pelajaran. Siswa dapat memecahkan permasalahan tersebut dengan saling memberikan ide dan gagasan. Setiap siswa pasti memiliki. pemikiran. yang. berbeda. untuk. memecahkan. permasalahan. Dari perbedaan pemikiran tersebut. suatu. akan muncul. pertanyaan - pertanyaan baru dan tanggapan dari siswa. Hal itu akan menciptakan keterampilan berpikir kreatif dari siswa. F. Model Penelitian Hubungan antara variabel-variabel dalam penelitian ini jika digambarkan secara sistematis dalam paradigma penelitian adalah sebagai berikut:. Y1 X. 1 2 Y2.

(51) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33. X : Pembelajaran aktif Y : 1. Motivasi belajar siswa 2. KeterampilanBepikir kreatif siswa 1. Hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan motivasi belajar siswa 2. Hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan keterampilan berpikir kreatif siswa. G. Hipotesis Penelitian Berdasarkan kerangka berpikir, maka peneliti dapat mengajukan rumusan hipotesis sebagai berikut: 1. Ho:. Tidak. ada. hubungan. positif. antara. tingkat. keterlaksanaan. pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan motivasi belajar siswa Ha:. Ada hubungan positif antara tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan motivasi belajar siswa.. 2. Ho:. Tidak. ada. hubungan. positif. antara. tingkat. keterlaksanaan. pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan keterampilan berpikir kreatif siswa. Ha: Ada hubungan positif antara tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan keterampilan berpikir kreatif..

(52) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian korelasional merupakan studi yang mempelajari hubungan dua variabel atau lebih, yakni sejauh mana variasi dalam satu variabel berhubungan dengan variasi dalam variabel lain (Juliansyah, 2011: 39). Menurut Suharsimi (1989: 20) koefisien korelasi adalah suatu alat statistik, yang dapat digunakan untuk membandingkan hasil pengukuran dua variabel yang berbeda agar dapat menentukan tingkat hubungan antara variabelvariabel ini.. B. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Penelitian dilakukan mulai dari bulan Februari 2017 sampai dengan bulan Maret 2017. 2. Tempat Penelitian Tiga SMA di wilayah Kota Yogyakarta yang menerapkan kurikulum 2013. Tabel 3.1 Nama dan Alamat Sekolah No 1. Nama Sekolah SMA Negeri 3. 2. SMA Negeri 8. 3. SMA Stella Duce 1. Alamat Jl. Laksda Laut Yos Sudarso No.7, Yogyakarta Jl. Sidobali No.1, Muja Muju, Umbulharjo, Kota Yogyakarta Jl. Sabirin No. 1-3, Kotabaru, Gondokusuman, Kota Yogyakarta. 34.

(53) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35. C. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa SMA kelas XII IIS di wilayah Kota Yogyakarta yang menerapkan kurikulum 2013. 2. Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah persepsi siswa tentang hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan motivasi belajar siswa dan keterampilan berfikir kreatif siswa.. D. Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampling 1. Populasi Menurut. Sugiyono. (2014:. 148). populasi. adalah. wilayah. generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini populasi adalah siswa kelas XII IIS di wilayah Kota Yogyakarta yang menerapkan kurikulum 2013. Datanya adalah sebagai berikut: Tabel 3.2 Nama Sekolah dan Jumlah Siswa No 1 2 3 4 5 6 7 8. Nama Sekolah SMA Negeri 1 SMA Negeri 2 SMA Negeri 3 SMA Negeri 8 SMA Muhammadiyah 1 SMA Muhammadiyah 2 SMA BOPKRI 1 SMA Stella Duce 1 Jumlah. Jumlah Siswa 8 30 14 18 76 97 80 89 412.

(54) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36. 2. Sampel Menurut Sugiyono (2014:149) sampel adalah bagian dari jumlah dan. karakteristik. yang. dimiliki. oleh. populasi. tersebut.. Teknik. pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik sampel jenuh. Sampel jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai. sampel (Sugiyono, 2011:124). Besarnya. sampel dapat menggunakan perhitungan Krejcie-Morgan yaitu dengan rumus (Indrawan dan Yaniawati, 2014: 101): 𝑆=. 𝑋 2 . 𝑁. 𝑃 (1 − 𝑃) (𝑁 − 1)𝑑 2 + 𝑋 2 . 𝑃 (1 − 𝑃). Keterangan: S. = jumlah sampel. N. = ukuran populasi. 𝑋2. = nilai chi kuadrat (3,84). P. = proporsi populasi (0,5). d. = drajat ketelitian (0,05). 𝑆=. 3,84.412.0,5 (1 − 0,5) (412 − 1)0,052 + 3,84 . 0,5 (1 − 0,5). 𝑆=. 395,52 1,9875. 𝑆 = 199,0037735849 𝑆 = 199 𝑟𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛.

(55) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 199 responden. Namun demikian, sampel yang seharusnya sejumlah 199 responden menjadi 106 responden. Dalam penelitian ini terdapat 93 tidak terisi karena tidak mengembalikan kuesioner dan beberapa kuesioner tidak terisi dengan baik. Hal lain terdapat dua sekolah yaitu SMA Muhammadiyah 1 dan SMA Muhammadiyah 2 yang tidak mengizinkan dilakukannya penelitian pada semester genap. Berdasarkan teknik sampling yang dipilih, maka penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 3, SMA Negeri 8, dan SMA Stella Duce. Data sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Tabel 3.3 Nama Sekolah dan Jumlah Responden No 1 2 3. Nama Sekolah SMA Negeri 3 SMA Negeri 8 SMA Stella Duce 1 Jumlah. Jumlah Responden 14 18 74 106. Jumah sampel dalam penelitian ini tidak memenuhi proporsi, sehingga perhitungan ulang untuk derajat ketelitian sebagai berikut:. 𝑛=. 𝑁 1 + 𝑁𝑒 2. Keterangan: n = jumlah sampel N = jumlah populasi e = batas toleransi kesalahan dengan Margin of Error.

(56) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38. 106 =. 412 1 + 412𝑒 2. 106 (1+ 412𝑒 2 ) = 412 106 + 43627𝑒 2 = 412 43627𝑒 2 = 412 – 106 43627𝑒 2 = 306 𝑒 2 = 306/43627 𝑒 2 = 0,0070140051 𝑒 = 0,083749657313 𝑒 = 8,37 𝑒 = 8,4% Dikarenakan dalam penelitian ini jumlah sampel yang didapatkan lebih kecil dari jumlah sampel minimal hasil perhitungan, maka margin of error berubah dari 5% menjadi 8,4% dengan perhitungan menggunakan rumus Slovin. 3. Teknik Penarikan Sampel Teknik. pengambilan. sampel. dalam. penelitian. ini. adalah. menggunakan teknik Cluster Sampling. Menurut Siregar (2013: 32) teknik penarikan sampel dengan menggunakan metode cluster sampling adalah populasi dibagi dulu atas kelompok berdasarkan area atau cluster, lalu.

(57) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39. kemudian beberapa cluster dipilih sebagai sampel, dari cluster tersebut bisa diambil seluruhnya atau sebagian saja untuk dijadikan sampel. Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan cluster adalah sekolah. Sekolahsekolah yang masuk ke dalam populasi mempunyai ciri yang sama atau mirip yaitu telah menerapkan kurikulum 2013, telah mempelajari materi akuntansi perusahaan jasa, melakukan pembelajaran aktif dan siswa SMA kelas XII IIS di kota Yogyakarta. E. Definisi Operasional dan Pengukurannya Variabel 1. Operasional Variabel Operasional variabel adalah kegiatan menjabarkan variabel penelitian kedalam indikator untuk mendefinisikan dan mengukur variabel penelitian. a. Tingkat Keterlaksanaan Pembelajaran Aktif Tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif merupakan derajat yang menunjukkan seberapa sering kegiatan pembelajaran memenuhi kriteria /karakteristik pembelajaran aktif. Menurut Ryan dan Marten yang. dikutip. oleh. Bonwel. (1991:. 18). pembelajaran. aktif. didefinisikan sebagai berikut: Students learns both pssively and actively. Passive learning takes places when students take on the role of "reseptacles of knowledge"; that is; they do not directly participate in the learning process..Active learning is more likely to take place when students are doing something besides listening. Sejalan dengan definisi tersebut, melalui PP No.19 tahun 2005 BAB IV pasal 19 ayat 1 pemerintah menyatakan, "Proses.

(58) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40. pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik". Berdasarkan definisi tersebut, Zulfahmi mengembangkan indikator-indikator pembelajaran aktif yang tersaji pada tabel berikut: (2013: 278-284) Tabel 3.4 Operasional Variabel Tingkat Keterlaksanaan Pembelajaran Aktif No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.. 8. 9. 10.. 11. 12.. 13.. Indikator Berpusat pada siswa Didasarkan atas tujuan yang jelas Bersifat pemecahan masalah Mengoptimalkan kegiatan penemuan Memungkinkan siswa mengaitkan pengalaman yang telah dimiliki dengan pengalaman baru Memungkinkan adanya perspektif baru pada diri siswa tentang apa yang dipelajari Memungkinkan berkembangnya konstelasi nilai dan asumsi dari berbagai disiplin ilmu dalam diri siswa Memungkinkan siswa mengembangkan sikap terbuka terhadap hasil pembelajarannya Menggunakan media pembelajaranyang layak Hanya dimungkinkan jika siswa memiliki kesadaran bahwa dirinya merupakan subjek yang bertanggung jawab secara mandiri Melibatkan aktivitas fisik, mental, dan keseluruhan indera Pembelajaran bukan hanya melibatkan aktivitas belahan otak sebelah kanan namun juga sebelah kiri Terjadi dalam interaksi sosial yang kondusif dan dinamis. Nomor Item 1 2 3, 4 5 6, 7 8, 9 10, 11. 12, 13 14 15, 16. 17, 18, 19 20, 21. 22, 23.

(59) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41. No. Indikator. Nomor Item 24, 25. 14. Adanya umpan bali. b. Motivasi. Motivasi belajar merupakan dorongan internal dan eksternal pada peserta didik yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, yang ditunjukkan dengan beberapa indikator atau unsur, yakni: 1) adanya hasrat dan keinginan berhasil; 2) adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar; 3) adanya harapan dan cita-cita masa depan; 4) adanya penghargaan dalam belajar; 5) adanya kegiatan yang menarik dalam belajar; dan 6) adanya lingkungan belajar yang kondusif, sehingga memungkinkan siswa dapat belajar dengan baik (Hamzah B Uno, 2016:23). Tabel 3.5 Operasional Variabel Motivasi Aspek Dorongan Internal. Dorongan Eksternal. Indikator. No Item. 1. Adanya hasrat dan keinginan berhasil 2. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar 3. Adanya harapan dan citacita masa depan 1. Adanya penghargaan dalam belajar 2. Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar 3. Adanya lingkungan belajar yang kondusif sehingga memungkinkan peserta didik belajar dengan baik. 6, 9, 10, 22 1, 3, 4, 23 2, 5, 7, 24 12, 13, 25 15, 16, 17, 18 8, 19, 21.

(60) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42. c. Berfikir kreatif Berpikir kreatif merupakan bentuk pemikiran individu melalui tahap-tahap berpikir untuk menemukan hubungan baru, jawaban, metode baru dalam menanggapi suatu persoalan untuk memecahkan masalah yang bercirikan: 1) kelancaran perpikir; 2) keluwesan berpikir; 3) rasional berpikir; 4) menilai; 5) imajinatif; 6) keaslian berpikir; 7) senang menghadapi tantangan; 8) ingin tahu; 9) berani mengambil risiko; 10) menghargai; 11) memiliki prinsip. (Uno, 2014: 105). Tabel 3.6 Operasional Variabel Keterampilan Berfikir Kreatif No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11. Indikator Kelancaran berpikir Keluwesan berpikir Rasional berpikir Menilai Imajinatif Keaslian berpikir Menghadapi tantangan Ingin tahu Berani mengambil resiko Menghargai Memiliki prinsip. Nomor Item 1, 3, 9 4, 6, 7 11 14, 15 17, 18 19 22, 23 24 26 28,29. 2. Pengukuran Variabel Pengukuran yang dilakukan peneliti dalam mengukur persepsi peserta didik terhadap pembelajaran aktif terhadap motivasi siswa dan kemampuan berfikir kreatif adalah skala Likert. Menurut Sugiyono (2014: 168) skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Menurut.

(61) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43. Syofian Siregar (2013: 25) skala Likert adalah skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang tentang suatu objek atau fenomena tertentu. Skala Likert memiliki dua bentuk pernyataan, yaitu pernyataan positif dan pernyataan negatif. Tabel 3.7 Skor Instrumen Tanggapan Selalu Sering Kadang-kadang Jarang Tidak Pernah. Pernyataan Positif 5 4 3 2 1. Pernyataan Negatif 1 2 3 4 5. F. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik non tes yaitu teknik kuesioner yang berjenis kuesioner tertutup. Menurut Siregar (2013: 21) kuesioner adalah suatu teknik pengumpulan informasi yang memungkinkan analisis mempelajari sikap-sikap, keyakinan, perilaku, dan karakteristik beberapa orang utama di dalam organisasi yang bias dipengaruhi oleh sistem yang diajukan atau oleh sistem yang sudah ada. Menurut Siregar (2013; 21) kuesioner tertutup adalah kuesioner berisi pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada responden sudah dalam bentuk pilihan ganda, responden tidak diberi kesempatan untuk mengeluarkan pendapat..

(62) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44. G. Pengujian Instrumen Penelitian 1. Uji Validitas Suatu instrumen dikatakan valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2014: 203). Untuk menguji validitas digunakan rumus korelasi product moment menurut Azwar, (1992) dalam Siregar (2013: 47) rxy =. 𝐧 ∑ 𝐱𝐲−(∑ 𝐱) (∑ 𝐲) √{𝐧 ∑ 𝐱 𝟐 −(∑ 𝐱)𝟐 }{𝐧 ∑ 𝐲 𝟐 −(∑ 𝐲)𝟐 }. Keterangan: rxy = koefisien korelasi antara variabel x dengan y X = nilai tiap item Y = nilai total item N = jumlah sampel Untuk mengetahui skor masing-masing item pertanyaan valid atau tidak, maka ditetapkan kriteria statistik sebagai berikut: a. Jika r hitung > r tabel dan bernilai positif, maka variabel tersebut valid. b. Jika r hitung < r tabel, maka variabel tersebut tidak valid. c. Jika r hitung > r tabel tetapi bertanda negatif, maka Ho akan tetap ditolak dan Ha diterima. Untuk menentukan apakah instrumen itu valid maka ketentuannya yaitu besarnya koefisien korelasi r dihitung dengan menggunakan korelasi dengan signifikansi 5%. Pengujian validitas dilakukan dengan penelitian di SMA Negeri 3 Yogyakarta, SMA Negeri 8 Yogyakarta, dan SMA Stella.

(63) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45. Duce 1 Yogyakarta dengan jumlah data (n) 106 siswa dengan df = n-2. Dari hasil uji coba tersebut diketahui derajat kebebasan sebesar 104 (df=106-2) dengan taraf signifikansi 5% menunjukkan rtabel sebesar 0,1909. Hasil pengujian dari setiap item pernyataan dapat dilihat pada penyajian sebagai berikut: a. Variabel Tingkat Keterlaksanaan Pembelajaran Aktif Tabel 3.8 Hasil Pengujian Validitas Variabel Tingkat Keterlaksanaan Pembelajaran Aktif No. Item rhitung rtabel Keterangan 1 0,577 0,1909 Valid 2 0,611 0,1909 Valid 3 0,645 0,1909 Valid 4 0,667 0,1909 Valid 5 0,559 0,1909 Valid 6 0,544 0,1909 Valid 7 0,560 0,1909 Valid 8 0,677 0,1909 Valid 9 0,567 0,1909 Valid 10 0,651 0,1909 Valid 11 0,509 0,1909 Valid 12 0,696 0,1909 Valid 13 0,654 0,1909 Valid 14 0,731 0,1909 Valid 15 0,637 0,1909 Valid 16 0,663 0,1909 Valid 17 0,671 0,1909 Valid 18 0,602 0,1909 Valid 19 0,694 0,1909 Valid 20 0,680 0,1909 Valid 21 0,658 0,1909 Valid 22 0,713 0,1909 Valid 23 0,619 0,1909 Valid 24 0,675 0,1909 Valid 25 0,522 0,1909 Valid (Output Pengujian Validitas Variabel Tingkat Keterlaksanaan Pembelajaran Aktif Terlampir).

(64) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46. Tabel. 3.8. menunjukkan. bahwa. keseluruhan. butir. pernyataan tentang tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif adalah valid, dimana seluruh nilai corrected item-total correlation > rtabel = 0,1909 b. Variabel Motivasi Belajar Tabel 3.9 Hasil Pengujian Validitas Variabel Motivasi Belajar No. Item rhitung rtabel Keterangan 1 0,621 0,1909 Valid 2 0,642 0,1909 Valid 3 0,715 0,1909 Valid 4 0,641 0,1909 Valid 5 0,650 0,1909 Valid 6 0,633 0,1909 Valid 7 0,700 0,1909 Valid 8 0,767 0,1909 Valid 9 0,438 0,1909 Valid 10 0,582 0,1909 Valid 11 0,438 0,1909 Valid 12 0,557 0,1909 Valid 13 0,689 0,1909 Valid 14 0,038 0,1909 Tidak Valid 15 0,585 0,1909 Valid 16 -0,203 0,1909 Tidak Valid 17 0,671 0,1909 Valid 18 0,556 0,1909 Valid 19 0,415 0,1909 Valid 20 -0,503 0,1909 Tidak Valid 21 0,536 0,1909 Valid 22 0,316 0,1909 Valid 23 0,612 0,1909 Valid 24 0,529 0,1909 Valid 25 0,608 0,1909 Valid (Output Pengujian Validitas Variabel Motivasi Belajar Pribadi Terlampir) Tabel 3.9 menunjukkan bahwa ada tiga butir pernyataan yang tidak valid karena < 0,1909 yaitu pada butir 14, 16, dan 20 maka harus.

Gambar

Tabel 5.2  Distribusi Frekuensi Jumlah Siswa Berdasarkan Asal
Tabel 3.7  Skor Instrumen
Tabel  3.8  menunjukkan  bahwa  keseluruhan  butir  pernyataan  tentang  tingkat  keterlaksanaan  pembelajaran  aktif  adalah  valid,  dimana  seluruh  nilai  corrected  item-total  correlation &gt; r tabel   = 0,1909
Tabel  3.11  menunjukkan  bahwa  ada  sebelas  butir  pernyataan  yang  tidak  valid  karena  nilai  corrected  item-total  correlation  &lt;  0,1909  yaitu pada butir 2, 5, 8, 10, 12, 13, 16, 20, 21, 25, dan 27, sehingga
+6

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mempercepat adopsi teknologi yang telah dihasilkan oleh Badan Litbang Departemen Pertanian, maka sejak tahun 2009 telah ditandatngani nota kesepahaman antara Badan

% rumah sakit pasien mengalami infeksi nosokomial, pada survei lain.. menyatakan sekitar 1,4 juta pasien diseluruh dunia

PLN (Persero) APJ Banyuwangi dengan Metode Reliability Network Equivalent Approach; Canggi Purba Wisesa; 101910201045; 2014; 104 halaman; Program Studi Strata

[r]

Selanjutnya, ide ini diterapkan dalam pemberian perawatan pada orang lain secara nyata menggunakan pendekatan yang sistematik dengan menggunakan proses keperawatan mulai dari

[r]

maintenance data mata pelajaran yang terdapat pada rancangan sistem informasi. akademik (siakad) memiliki 3 aktor yang terlibat didalam prosesnya

Setelah menyelesaikan penandatanganan kontrak kerja calon petugas akan mendapatkan surat undangan pelatihan, surat tersebut nantinya akan digunakan untuk mengikuti