• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - BAB I ONGKI SUSANTO MANAJEMEN'17

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - BAB I ONGKI SUSANTO MANAJEMEN'17"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan Pemerintah Daerah (Republik Indonesia, 2009). Berbicara tentang pariwisata, Indonesia merupakan negara yang memiliki beribu-ribu destinasi wisata yang dapat dikunjungi. Destinasi tersebut akan sangat berbeda disetiap daerahnya, karena di setiap daerah mempunyai budaya dan ciri khas tersendiri. Hal ini yang dapat diperhitungkan oleh wisatawan yang ingin berkunjung ke Indonesia.

(2)

sebuah sarana untuk memperkenalkan tempat wisata, beserta dengan fasilitas-fasilitas yang terdapat di tempat wisata tersebut. Bauran promosi (promotion mix) juga merupakan hal yang wajib diperhatikan pemasar dalam memasarkan produk maupun jasa agar tidak kalah dalam persingan bisnis di era modern.

Pada saat ini kemajuan zaman dan teknologi informasi dan komunikasi yang begitu pesat mendorong banyaknya media yang dapat digunakan untuk promosi pariwisata. Teknologi ini sudah banyak diadopsi oleh kalangan pemerintahan, pendidikan, bisnis dan lainnya sebagai sarana promosi, desiminasi informasi dan transaksi. Salah satu bentuk dari kemajuan teknologi tersebut adalah media sosial. Media sosial adalah alat berbasis komputer yang memungkinkan orang untuk membuat, berbagi, atau bertukar informasi, ide, dan gambar/video dalam komunitas dan jaringan virtual (Wikipedia, 2016). Jenis-jenis media sosial itu seperti Facebook, Twitter, Instagram, Blog, dll.

Berkat media sosial, orang mudah untuk berbagi ide, foto, video dengan dunia dan mudah mencari informasi mengenai apa saja yang di unggah seseorang atau lembaga ke dalam media sosial. Teman, keluarga atau kontak bisnis membentuk kelompok-kelompok komunitas tersendiri dan kemudian berkomunikasi secara intens melalui media sosial. Begitu pula dengan maraknya trend para wisatawan yang sering membagi kenikmatan, kepuasan dan keindahan daerah wisata yang telah dukunjungi kepada rekan-rekannya didalam sebuah media sosial.

(3)

bertambah, fitur-fitur di dalam media sosisal memudahkan para penggunannya untuk memakai media sosial tersebut. Salah satu media sosial yang sedang

booming saat ini adalah Instagram. Media sosial Instagram menempati urutan

popularitas ke 2 setelah Facebook di Indonesia, dengan jumlah pengguna

Facebook sebanyak 1,6 miliar user, Instagram 500 juta user, dan Twitter 400

juta user (m.katadata.co.id, 2016).

Media sosial Instagram yaitu media sosial yang dimana para penggunanya dapat menggunggah foto maupun video disertai keterangan tempat, waktu, maupun suasana hati (Wikipedia, 2016). Media sosial Instagram juga memiliki fitur untuk saling berbagi pesan maupun komentar mengenai postingan yang ada didalamnya. Adanya fitur inilah yang membuat orang semakin tertarik menggunakan Instagram. Informasi foto maupun video yang di unggah melalui

Instagram dapat disaksikan oleh banyak orang, dan dapat memberikan

informasi maupun referensi bagi setiap para orang yang melihatnya. Kepopuleran Instagram dapat dilihat berdasarkan data terakhir hingga saat ini mencapai 500 juta user secara global, dan 89% diantaranya adalah pengguna dari Indonesia (Mufid, 2016). Mengingat data tersebut, Instagram dapat dijadikan salah satu media promosi wisata.

Salah satu akun yang digunakan sebagi promosi wisata adalah @explorebanyumas. Akun @explorebanyumas per 25 September 2016 memiliki pengikut/follower sebanyak kurang lebih 211.000 dan hastag kurang lebih sebanyak 41.353 kiriman (Instagram, 2016). Akun sosial media

(4)

(audiovisual) mengenai destinasi wisata dan kegiatan budaya apa saja yang ada di Banyumas yang seringkali menjadi media referensi wistawan ketika akan mengunjungi tempat wisata di Banyumas.

Berkunjung kesuatu tempat dalam hal ini dapat dikatakan pariwisata karena pariwisata di pandang sebagai suatu perjalanan yang terencana, yang dilakukan secara individu maupun kelompok dari suatu tempat ke tempat lain dengan tujuan untuk mendapatkan suatu bentuk kepuasan dan kesenangan semata (Sinaga, 2010). Pada dasarnya minat kunjungan dapat timbul apabila ada rasa ketertarikan.

Audiovisual adalah media yang mempunyai unsur suara dan gambar (Hermawan, 2013). Dalam hal ini audiovisual yang dimaksud dalam penilitian ini berupa foto, video maupun informasi yang di unggah oleh akun Instagram @explorebanyumas yang dapat di jadikan referensi oleh orang lain mengenai apa saja destinasi wisata di Kabupaten Banyumas.

Referensi dapat diartikan sebagai sumber acuan atau petunjuk (Departemen Pendidikan Nasional, 2008). Referensi juga sering disebut sebagai acuan pedoman, rujukan, sebagai suatu hal yang memiliki sifat untuk informasi atau menjelaskan suatu hal tertentu. Dalam hal ini yang berupa referensi adalah penggalian informasi sebagai sumber acuan baik secara langsung maupun tidak mengenai destinasi wisata yang diunggah oleh akun

Instagram @explorebanyumas. Setelah melakukan penggalian informasi

(5)

Minat beli adalah suatu model sikap seseorang terhadap objek barang yang sangat cocok dalam mengukur sikap terhadap golongan produk, jasa, atau merek tertentu (Schiffman dan Kanuk, 2007). Minat beli merupakan salah satu aspek psikologis yang mempunyai pengaruh cukup besar terhadap perilaku dan juga merupakan sumber motivasi yang akan mengarahkan pada apa yang akan konsumen lakukan. Minat adalah kesadaran suatu obyek, masalah, orang atau situasi yang mempunyai kaitan dengan dirinya. Dalam kaitannya dengan pemasaran, seorang konsumen harus mempunyai keinginan terhadap salah satu kategori produk maupun jasa terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk membeli dan menggunakan produk atau jasa tersebut.

Maksud dari penelitian ini adalah mengembangkan variabel penelitian dari Hasan (2014) yang berjudul Pengaruh Electronical Marketing Terhadap Minat Wisatawan Berkunjung ke Pulau Saronde dengan menjabarkan salah satu variabel menjadi lebih mendalam sehingga penelitian dapat lebih terfokus kepada salah satu obyek penelitian.

Untuk membatasi penelitian ini maka penelitian dilakukan pada obyek akun media sosial Instagram @explorebanyumas dengan follower, pengguna

hastag, dan para pengunjung akun sebagai populasi penelitian.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik melakukan penelitian mengenai pengaruh audiovisual, informasi, dan referensi terhadap minat kunjungan wisata pada akun Instagram @explorebanyumas.

(6)

B.Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Apakah audiovisual berpengaruh positif signifikan terhadap referensi pada akun Instagram @explorebanyumas ?

2. Apakah informasi berpengaruh positif signifikan terhadap referensi pada akun Instagram @explorebanyumas ?

3. Apakah audiovisual dan informasi secara bersama-sama berpengaruh positif signifikan terhadap referensi pada akun Instagram @explorebanyumas ?

4. Apakah audiovisual berpengaruh positif signifikan terhadap minat kunjungan wisata pada akun Instagram @explorebanyumas ?

5. Apakah informasi berpengaruh positif signifikan terhadap minat kunjungan wisata pada akun Instagram @explorebanyumas ?

6. Apakah referensi berpengaruh positif signifikan terhadap minat kunjungan wisata pada akun Instagram @explorebanyumas ?

7. Apakah audiovisual, informasi, dan referensi secara bersama-sama berpengaruh positif signifikan terhadap minat kunjungan wisata pada akun

(7)

C.Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh audiovisual terhadap referensi pada akun instagram @explorebanyumas.

b. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh informasi terhadap referensi pada akun instagram @explorebanyumas.

c. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh audiovisual dan informasi terhadap referensi pada akun instagram @explorebanyumas. d. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh audiovisual terhadap

minat kunjungan wisata pada akun instagram @explorebanyumas. e. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh informasi terhadap minat

kunjungan wisata pada akun instagram @explorebanyumas.

f. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh referensi terhadap minat kunjungan wisata pada akun instagram @explorebanyumas.

g. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh audiovisual, informasi, dan referensi terhadap minat kunjungan wisata pada akun instagram

(8)

2. Manfaat Penelitian a. Penulis

Melalui penelitian ini penulis ingin mengetahui bagaimana pengaruh audiovisual, informasi dan referensi terhadap minat kunjungan wisata pada akun Instagram @explorebanyumas dan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar S1 Sarjana Ekonomi Universitas Muhammadiyah Purwokerto.

b. Akademis

Peneliti menginginkan bahwa penelitian ini dapat berguna sebagai sumbangan teoritis dan dapat memberi wawasan bagi setiap pembacanya dalam bidang manajemen pemasaran.

c. Praktis

Referensi

Dokumen terkait

Struktur pasar monopolistik terjadi manakala jumlah produsen atau penjual banyak dengan produk yang serupa/sejenis, namun di mana konsumen produk tersebut

Ketiga tesis di atas secara substantif memang meneliti tentang pemasaran pendidikan di sebuah lembaga, baik pada sekolah tingkat menengah maupun sekolah tinggi. Akan

Bedasarkan faktor-faktor tersebut, maka ketiadaan hubungan paparan debu terhirup dengan kapasitas vital paru pada pekerja penyapu pasar Johar kota Semarang, tidak

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan bahasa Indonesia dalam publikasi tersebut belum memuaskan karena terdapat beberapa kesalahan, seperti kesalahan penulisan kata

[r]

Latar Belakang: Persiapan mental merupakan hal yang tidak kalah pentingnya dalam proses persiapan operasi karena mental pasien yang tidak siap atau labil dapat

2006 Festival Programmer – Jakarta Slingshortfest, South East Asia short film festival 2007 Festival Director OK.Video MILITIA – 3 rd Jakarta International Video Festival. 2009

Dengan Arisan Mapan, kami ingin membantu anggota untuk bisa lebih hemat dalam berbelanja, memiliki komunitas yang saling membantu jika dibutuhkan, dan memiliki pendapatan