• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH SISTEM PENGUKURAN AKUNTANSI. Diajukan sebagai tugas matakuliah teori akuntansi DISUSUN OLEH: KELOMPOK IV. Castelein Marleen Latanna

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MAKALAH SISTEM PENGUKURAN AKUNTANSI. Diajukan sebagai tugas matakuliah teori akuntansi DISUSUN OLEH: KELOMPOK IV. Castelein Marleen Latanna"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

“ SISTEM PENGUKURAN AKUNTANSI ”

Diajukan sebagai tugas matakuliah teori akuntansi

DISUSUN OLEH: KELOMPOK IV

Sofia Indrawati A31113520 Castelein Marleen Latanna A31113527 Andi St. Haniah P A31113508

Lisdayani A31113526

Sulis Darmanto A31113504

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2016

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas hidayah-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, nikmat, dan inayah-Nya kepada penulis. Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW. Makalah yang berjudul “ Sistem Pengukuran Akuntansi ” diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Teori Akuntansi.

Adapun makalah yang berjudul “ Sistem Pengukuran Akuntansi ” ini telah penulis usahakan dapat disusun dengan sebaik mungkin dengan mendapat bantuan dari berbagai pihak, sehingga penyusunan makalah ini dapat diselesaikan secara tepat waktu. Untuk itu penulis tidak lupa untuk menyampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam penulisan makalah ini.

Terlepas dari upaya penulis untuk menyusun makalah ini dengan sebaik-baiknya, penulis tetap menyadari bahwa tentunya selalu ada kekurangan, baik dari segi penggunaan kosa-kata, tata bahasa maupun kekurangan-kekurangan lainnya. Oleh karena itu, dengan lapang dada penulis membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang bermaksud untuk memberikan kritik dan saran kepada penulis agar penulis dapat memperbaiki kualitas makalah ini.

Penulis berharap semoga makalah yang berjudul “ Sistem Pengukuran Akuntansi ” ini bermanfaat, dan pelajaran-pelajaran yang tertuang dalam makalah ini dapat diambil hikmah dan manfaatnya oleh para pembaca.

Makassar, 12 Maret 2016

(3)

DAFTAR ISI

Kata Pengantar... ii

Daftar Isi... iii

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang... 1

B. Rumusan Masalah... 1

C. Tujuan Penulisan... 2

BAB II PEMBAHASAN... 3

A. Historical Cost Accounting ... 3

B. Current Cost Accounting ... 8

C. Exit Price Accounting ... 13

BAB III PENUTUP... 22

(4)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Sistem historical cost ini mulai digunakan sebagai prinsip akuntansi setelah terjadinya Wall Street Collapse pada 1929. Sistem ini tidak sistematis. Sistem historical cost merupakan sistem akuntansi yang fundamental sebagai dasar untuk mengukur modal dan untuk mencatat, melaporkan kegiatan ekonomi dan terkait dari suatu entitas sampai akhir 1930-an.

Pada 1960-an beberapa alternatif sistem penilaian dikembangkan berdasarkan historical cost sebagai fundamental sistem akuntansi. Pertama, yang diperbarui dari sistem biaya dengan mengusulkan untuk mengukur penggunaan sumber daya dan penilaian modal pada harga beli sekarang (current buying price). Kedua menggunakan harga jual sekarang (current selling price).

Ada 2 sistem dasar harga beli saat ini. Pada tahun 1961, Edwards dan Bell mengusulkan sistem akuntansi biaya saat ini dalam Theory and Measurement of Business Income. Karena pada sistem ini didasarkan pada harga saat ini, dapat dianggap sebagai presentasi metodologi pertama dari sistem akuntansi fair value. Sistem yang ditawarkan oleh Edward dan Bell didasarkan pada konsep pemeliharaan modal keuangan, tetapi seperti yang digambarkan dalam versi kedua dari biaya saat ini yang menggunakan pemeliharaan modal fisik, pilihan konsep modal secara signifikan mempengaruhi ukuran penurunan pengukuran keuntungan. Sistem utama yang kedua menggunakan harga jual atau nilai keluar untuk memperoleh pengukuran pendapatan dan modal. Dukungan untuk versi yang berbeda telah bervariasi, bab selanjutnya menguraikan dan menggambarkan kelebihan dan kekurangan masing – masing sistem akuntansi. Sistem telah mencapai berbagai dukungan dalam konteks global dan terakhir standar akuntansi internasional secara parsial menggabungkan setiap sistem dalam konsep “fair value”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, kami akan merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apa yang dimaksud Historical Cost Accounting ?

2. Apa yang dimaksud Current Cost Accounting(entry value) ? Apa yang dimaksud Exit Price Accounting (current selling price) ?

(5)

C. Tujuan Penulisan

Berdasarkan latar belakang penulisan makalah yang telah dijelaskan, maka tujuan penulisan makalah ini adalah:

1. Dapat menjelaskan Historical Cost Accounting.

2. Dapat menjelaskan Current Cost Accounting(entry value). 3. Dapat menjelaskan Exit Price Accounting (current selling price).

BAB II PEMBAHASAN A. Historical Cost Accounting

1. Tujuan Akuntansi

Dengan pertumbuhan perusahaan selama setengah abad terakhir, informasi akuntansi membawa makna yang lebih besar sebagai sumber informasi tentang perusahaan. Satu alasan untuk ini adalah bahwa bentuk

(6)

perusahaan untuk sebuah bisnis besar menyebabkan pemisahan kepemilikan usaha dan kontrol, akuntabilitas, oleh karena itu dipandang menjadi tujuan paling penting dari fungsi pelaporan.

Tujuan kepengurusan biaya historis menekankan pada sebuah hubungan kontrak konservatif antara perusahaan dan mereka yang menyediakan sumber daya untuk itu dengan membuat manajemen bertanggung jawab atas input dari aset operasional dan output berikutnya pada nilai bersih dari ekuitas operasi. Dengan demikian, laporan laba rugi adalah mekanisme komunikasi kunci.

Kritikus berpendapat bahwa historical cost hanya melaporkan penghasilan/pendapatan saja (yang cocok dengan input/masukan pada konsep biaya historis) tanpa pengakuan atas perubahan nilai aktiva dan kewajiban adalah menyesatkan dan menghasilkan kebijakan dividen yang tidak benar.

2. Modal dan Laba

Dalam rangka untuk keuntungan biaya historis akan ditentukan, entitas akuntansi yang pertama harus mempertahankan jumlah modal yang sama (aktiva dikurangi kewajiban) yang memiliki awal periode dimana semua aktiva dan kewajiban dinilai berdasarkan biaya pembelian historis. Sehingga pendapatan adalah kenaikan modal biaya historis pada akhir periode akuntansi. Pendapatan menunjukkan prestasi perusahaan untuk periode tertentu, biaya merupakan upaya dikeluarkan (dalam hal cocok biaya historis) dan laba berkorelasi dengan efektivitas perusahaan sebagai unit operasi. laporan laba rugi adalah karena laporan keuangan yang paling penting, karena mengungkapkan hasil operasi bisnis.

3. Pencocokan Teori Biaya

Akuntan biaya historis/historicsl cost melacak aliran biaya. Dengan kata lain akuntan harus menentukan biaya yang telah jatuh tempo dan karena itu harus dicocokkan terhadap pendapatan dalam laporan laba rugi, dan mana biaya yang masih belum jatuh tempo dan karena itu harus ditempatkan pada neraca sebagai residual/sisa (unmatched aset). Teori pencocokan biaya terdapat pada laporan laba rugi.

Matching cost (pencocokan biaya) berhubungan historical cost untuk melihat sejarah dari akuntansi keuangan dari masa lampau sehingga dapat

(7)

melihat apa yang terjadi. Hubungan dengan historical cost untuk mengetahui bahwa assets tersebut dapat didepresiasikan.

4. Konservatisme

Komponen lain yang penting adalah penerapan prosedur pencocokan konservatif. Beban harus dialokasikan sesegera mungkin, sedangkan pendapatan tidak harus diakui sampai ada kemungkinan besar bahwa pendapatan akan diterima. Artinya, ada bias terhadap pengakuan beban dan pengakuan pendapatan. Selain itu, konsep konservatisme menyatakan bahwa peningkatan nilai aset tidak harus diakui, namun penurunan nilai harus menjadi lebih rendah dari aturan biaya atau pasar harus diakui.

Penerapan prosedur tersebut berarti bahwa laba dihitung secara konservatif dan berarti bahwa setiap aliran pendapatan potensial mengalir ke laporan laba rugi perlahan seiring waktu. Misalnya, jika nilai aset meningkat karena peningkatan aliran potensi masa depan ekonomi kas, maka hanya diakui secara perlahan dalam pendapatan sebagai potensi peningkatan arus pendapatan mereka direalisasikan. Dengan demikian, konsep konservatisme memperkuat pendekatan transaksi dengan akuntansi (transaksi harus dibuktikan oleh baik kredit atau uang tunai) dan pengakuan yang tidak dihasilkan dalam transaksi (seperti kenaikan harga). Contoh : utang garansi, kegiatan yang meyakinkan bahwa produknya tersebut bagus, memungkinkan utang tersebut tidak tertagih.

5. Dukungan Biaya Historis

Akuntansi biaya historis telah diserang oleh banyak orang, terutama atas dasar bahwa hal itu tidak melaporkan realitas komersial atau memberikan penilaian sampai dengan tanggal bernilai. Pembela telah menyajikan argumen berikut:

a. Biaya historis relevan dalam pengambilan keputusan ekonomi.

Sebagai manajer yang membuat keputusan mengenai komitmen masa depan, membutuhkan data transaksi di masa lalu. Untuk melakukan review atas upaya masa lalu dan ukuran dari upaya ini adalah biaya historis.

b. Biaya historis didasarkan pada transaksi yang aktual, bukan hanya transaksi yang mungkin terjadi.

(8)

Dalam akuntansi biaya historis, dilakukan pencatatan atas transaksi yang aktual. Oleh karena itu disediakan sebuah pencatatan untuk mendukung angka-angka yang disajikan pada laporan keuangan. c. Sepanjang sejarah, laporan keuangan berdasarkan biaya historis telah

berguna.

Mautz menyatakan: Jika orang-orang yang membuat keputusan manajemen dan investasi belum menemukan bahwa laporan keuangan berdasarkan biaya historis berguna selama bertahun-tahun, perubahan akuntansi akan sejak lama dibuat.

d. Konsep terbaik memahami laba adalah selisih harga jual atas biaya historis.

Gagasan profit diterima sebagai ukuran keberhasilan kinerja. Mautz menyatakan bahwa manajer keuntungan mengharuskan penggunaan waktu yang cukup, tempat dan bentuk yang ditambahkan ke bahan, produk atau jasa yang dibeli sehingga bisa dijual di atas biaya. Keputusan mengenai apakah akan melanjutkan lini produk atau divisi atau pabrik bergantung besar pada apakah ada penyebaran menguntungkan antara pendapatan dan biaya.

e. Akuntan harus menjaga integritas data terhadap modifikasi internal Catatan transaksi masa lalu yang diperlukan untuk akuntan selama akuntabilitas adalah penting. Ini menjadi tujuan utama untuk memahami fungsi kepengurusan biaya historis harus digunakan. f. Seberapa bergunanyakah informasi keuntungan berdasarkan biaya saat

ini atau exit price ?

Apakah berguna untuk menunjukkan keuntungan sebagai kenaikan nilai suatu aset yang dimiliki perusahaan yang tidak berniat untuk dijual ? Misalkan sebuah perusahaan memiliki investasi jangka panjang dalam sekuritas lain, hal ini dilakukan agar perusahaan bisa menjamin pasokan bahan baku.

g. Perubahan harga pasar dapat diungkapkan sebagai data tambahan Dalam banyak kasus, para pendukung biaya historis berpendapat bahwa biaya historis tidak memiliki perbedaan yang material dengan current cost. Tambahan data pada harga saat ini adalah cara yang

(9)

praktis dan efisien dalam berhadapan dengan informasi tersebut tanpa harus bergeser dari basis biaya historis ke basis current cost.

h. Ada bukti cukup untuk membenarkan akuntansi biaya historis

Akuntan tradisional berpendapat bahwa tidak ada bukti empiris yang menyakinkan yang menunjukkan bahwa informasi biaya saat ini atau informasi akuntansi exit price lebih berguna daripada informasi biaya historis. Sebagian besar studi penelitian menunjukkan bahwa data biaya saat ini tidak memberikan banyak informasi dibanding data biaya historis.

6. Kritik Akuntansi Biaya Historis a. Tujuan Akuntansi

Akuntansi biaya historis, tujuannya untuk memberikan informasi yang berguna dalam pengambilan keputusan ekonomi, yang berarti memberikan informasi tentang fungsi kepengurusan manajemen. Meskipun penting, tujuan ini adalah interpretasi yang relatif sempit. Sejarah akuntansi mengungkapkan bahwa peran lain akuntansi adalah untuk memenuhi kebutuhan pengambilan keputusan pengguna.

b. Konsep harga perolehan

Salah satu pembenaran untuk penggunaan biaya historis adalah asumsi kelangsungan usaha. Anggapan bahwa kehidupan perusahaan adalah tidak terbatas, sehingga harapan normal mengenai item non moneter akan terpenuhi. Inventori dapat diharapkan akan dijual, dan aktiva tidak lancar akan sepenuhnya digunakan dalam bisnis. Oleh karena itu, biaya historis aktiva, atau sebagian dialokasikan tersebut adalah jumlah yang sesuai dengan pendapatan.

c. Sesuai/sepadan (Matching)

Pada pemeriksaan lebih dekat tentang teori konvensional, kita menemukan bahwa asumsi kelangsungan tidak menggaris bawahi penggunaan biaya historis. Konsep pencocokan mengharuskan bahwa ketika pendapatan yang diperoleh, beban yang terjadi tersebut akan dicocokkan terhadap pendapatan untuk menghitung keuntungan. d. Pengertian tentang kebutuhan investor

Telah ada pendapat bahwa historical cost, dalam menentukan laba, menyebabkan distorsi atau penyembunyian pengungkapan.Whitman

(10)

dan Shubik berpendapat bahwa masalah ini muncul karena tujuan dari akuntansi biaya konvensional historis salah untuk dipahami, bahwa:

1) akuntan memiliki pandangan sederhana tentang investor dan kebutuhan mereka

2) akuntan menerima gaya lama, pandangan fundamentalis tentang bagaimana perusahaan dan sahamnya harus dianalisis.

Diketahui bahwa ada perbedaan antara analisis pangsa pasar dan analisis perusahaan. Untuk yang pertama, analisis terutama terdiri dari mencoba untuk memastikan apa yang investor pikirkan. Pengikut perspektif ini tidak benar-benar khawatir tentang fakta perusahaan, tetapi tentang psikologi pasar. Mereka tertarik pada apa yang Keynes sebut “pendapat rata-rata berpendapat rata-rata”. Menurut Whitman dan Shubik, alasan untuk penekanan ini pada psikologi investor daripada kenyataan perusahaan bahwa:

1) Investor biasanya memiliki sedikit pengetahuan tentang perusahaan, manajemen, kebijakan dan tujuan tersebut, peluang dan masalah.

2) investor sebagai pemegang saham mengambil peran pasif karena mereka dalam posisi untuk mengubah cara sumber daya perusahaan digunakan.

3) Investor yang ideal dengan efek yang sangat berharga dan karena itu bergerak masuk dan keluar dari situasi yang mudah. 4) Investor mengembangkan pandangan jangka pendek karena

ekonomi investasi pangsa pasar diarahkan untuk tujuan itu.

B. Current Cost Accounting

1. Tujuan akuntansi biaya sekarang (Current Cost Accounting)

Akuntansi biaya sekarang (CCA) adalah sistem akuntansi dimana aset dinilai berdasarkan harga pasar saat membeli dan laba ditentukan oleh alokasi berdasarkan pada biaya saat ini.

Apa tujuan dari current cost? Perlunya pertimbangan manajer dihadapkan dengan keputusan dalam menjalankan bisnis. Satu asumsi kita bisa buat adalah bahwa manajer dari suatu perusahaan ingin mengetahui

(11)

bagaimana mereka harus mengalokasikan sumber daya perusahaan untuk memaksimalkan keuntungan.

Edward dan Bell mengungkapkan masalah mendasar dalam hal tiga pertanyaan:

a. Berapa jumlah aset harus dilakukan pada waktu tertentu? Ini adalah masalah ekspansi.

b. Apa yang harus menjadi bentuk aset ini? Ini adalah masalah komposisi.

c. Bagaimana seharusnya aset yang akan dibiayai? Ini adalah masalah pembiayaan.

Manajer membuat keputusan terhadap tiga pertanyaan berdasarkan harapan tentang peristiwa masa depan. Manajer harus mengevaluasi kegiatan masa lalu dan keputusan. Berguna dan sebagai alat dalam evaluasi ini adalah perbandingan data akuntansi untuk suatu periode tertentu dengan harapan ditentukan untuk periode tersebut. Jika perbandingan ini menunjukkan bahwa harapan itu tidak akurat, kejadian terkini atau harapan harus diubah.

Contoh, jika data akuntansi mengungkapkan bahwa total biaya bahan baku lebih tinggi dari dianggarkan, karenanya perusahaan perlu untuk mengubah harapan masa depan harga bahan baku dan keputusan pada nilai anggaran bagaimana untuk total biaya bahan baku di masa mendatang. Untuk informasi akuntansi berguna dalam pengambilan keputusan, harus mengukur peristiwa-peristiwa aktual suatu periode seakurat mungkin. Jika informasi yang mencakup kejadian periode sebelumnya dicampur dengan kejadian terkini atau jika menghilangkan beberapa kejadian terkini, proses evaluasi menjadi bingung dan kegunaan evaluasi akan berkurang.

Edward dan Bell mempertimbangkan pergerakan harga dalam suatu periode tertentu adalah peristiwa-peristiwa yang penting bagi manajemen. Meskipun Edward dan Bell menekankan kebutuhan informasi manajemen, mereka berpendapat bahwa banyak data juga relevan untuk orang luar. Seperti pemegang saham dan kreditur. Pemegang Saham dan kreditur juga tertarik dalam mengevaluasi kinerja manajer, dan dengan demikian juga perusahaan.

(12)

a. Evaluasi oleh manajer terhadap keputusan masa lalu mereka dan untuk membuat keputusan terbaik untuk masa depan.

b. Evaluasi manajer oleh pemegang saham, kreditur dan lain-lain.

Evaluasi oleh kedua orang dalam dan luar menyediakan sarana untuk keberhasilan fungsi ekonomi karena, secara teoritis, maka sumber daya akan dialokasikan lebih efisien.

2. Konsep Laba Usaha Dan Keuangan Modal

Berkaitan dengan laba, manajemen sering menghadapi dua keputusan:

a.

Memegang keputusan tentang apakah asset dan kewajiban akan ditahan atau akan digunakan (misalnya penjualan asset atau pembayaran utang)

b.

Operasi keputusan tentang bagaimana menggunakan dan membiayai operasi entitas.

Untuk mengevaluasi baik induk dan operating keputusan manajer, Edwards dan Bell menawarkan konsep laba yang yang disebut dengan “laba bisnis” yang terdiri dari:

a. laba operasi saat ini dan b. penghematan biaya realisasi.

Laba operasi lancar merupakan selisih lebih dari nilai saat ini dari output terjual dengan biaya beli saat ini. Penghematan biaya realisasi adalah peningkatan biaya saat ini aset yang dimiliki oleh perusahaan pada periode berjalan. Mencakup baik perubahan Realisasi biaya yang belum direalisasi. Laba usaha itu dihitung secara riil, yaitu yang 'fiksi' elemen karena perubahan tingkat harga umum dihilangkan. Istilah untuk penghematan biaya realisasi adalah “holding gains/losses”, yang dapat maupun yang belum direalisasi. Karena biaya penggunaan sumber daya yang cocok dengan harga beli saat ini, semua aset dan kewajiban juga diukur pada harga beli saat ini dan muncul dalam laporan posisi keuangan sebesar nilai kontemporer.

Modal adalah konsep kepemilikan keuangan real yang berarti laba yang ditentukan setelah nilai pembelian/ pembukaan (modal) pada tingkat harga umum, laba adalah peningkatan laba usaha dan holding gains and losses

(13)

setelah disesuaikan untuk setiap kenaikan atau tingkat penurunan harga secara umum.

3. Holding Gains and Losses

Asumsi mendasar sebuah laba bisnis adalah bahwa penggabungan holding gains/losses dan operating gains/losses membingungkan evaluasi keputusan manajemen dan menghalangi alokasi sumber daya dalam perekonomian. Konsep laba usaha memungkinkan pemisahan komponen ini. Holding komposisi aktiva dan kewajiban tertentu adalah salah satu cara manajemen berusaha untuk meningkatkan posisi pasar perusahaan. Dalam historical cost, gains dicatat hanya pada saat aktiva tersebut dilepaskan. Oleh karena itu, menentukan apakah kegiatan pengelolaan akan berhasil atau tidak hampir tidak mungkin, kecuali untuk aktiva yang dibeli dan dijual pada periode yang sama. Serta berdasarkan akuntansi biaya historis, ketika perusahaan membandingkan, kita mungkin akan disesatkan untuk perusahaan yang lebih efisien.

Pembenaran lain mungkin untuk penyertaan holding gains sebagai keuntungan adalah untuk mengatakan bahwa apresiasi nilai adalah sebuah fenomena ekonomi aktual yang dapat direalisasikan jika perusahaan itu menjual aset tersebut. Namun, beberapa akuntan berpendapat bahwa pembelian aset perusahaan yang paling untuk digunakan dalam operasi perusahaan, tanpa perubahan harga. Oleh karena itu, kemungkinan likuidasi aset adalah realistis. Selain itu, alasannya adalah tidak pantas untuk konsep biaya saat ini karena penekanannya pada nilai likuidasi atau harga keluar, sedangkan saat ini biaya pengukuran akuntansi aset pada entri (biaya) nilai.

Revsine berpendapat bahwa komponen laba likuidasi berorientasi pada konsistensi dengan informasi kebutuhan investor. Investor khawatir dengan arus kas masa depan perusahaan, terutama dalam hal dividen kepada diri mereka sendiri dan hasil dari penjualan saham mereka. Dalam jangka panjang, keuntungan dan dividen berkaitan langsung dengan menggunakan aktiva operasi, tidak melikuidasi mereka.

Argumen Revsine menyiratkan bahwa arus keuntungan biaya adalah indikator utama arus kas masa depan, pembenaran teoritis hubungan ini

(14)

adalah hubungan antara laba biaya saat ini dan keuntungan ekonomi. Laba ekonomi didefinisikan sebagai selisih antara nilai (diskon) kini dari arus kas bersih yang diharapkan dari suatu perusahaan, tidak termasuk investasi tambahan dan distribusi kepada pemilik.

Laba ekonomi dapat dibagi dalam dua bagian : arus kas didistribusikan atau laba yang diharapkan dan laba yang tak terduga. Komponen ini didefinisikan sebagai:

a. Laba yang diharapkan = tingkat pengembalian pasar (market rate of return) dikali nilai awal aktiva bersih (beginning value of net asset) b. Laba tak terduga = kenaikan sporadis atau penurunan nilai kini aktiva

bersih karena perubahan ekspektasi tentang tingkat arus kas masa depan.

Laba yang diharapkan mengukur arus kas perusahaan mampu menghasilkan tak terbatas, sedangkan laba tak terduga mengukur perubahan arus kas karena faktor lingkungan yang tidak diprediksi pada awal periode. Dalam ekonomi persaingan sempurna, keuntungan biaya saat ini identik dengan keuntungan ekonomi. Laba usaha lancar pada saat ini, sama dengan biaya dengan komponen arus kas didistribusikan atau keuntungan yang diharapkan. Holding gains secara langsung berhubungan dengan laba tak terduga. Termasuk keuntungan sebagai komponen laba mencerminkan pandangan modal keuangan. Setiap jumlah pada akhir periode yang melebihi jumlah yang diinvestasikan pada awal periode, tidak termasuk investasi tambahan dan distribusi kepada pemilik, adalah keuntungan. Oleh karena itu, laba adalah bagian dari keuntungan. Hasil investasi adalah sejumlah uang yang melebihi nilai investasi (disesuaikan dengan inflasi).

4. Financial Capital vs Physical Capital a. Financial Capital

Kapital finansial adalah klaim dipandang dari jumlah atau nilai yang melekat padanya tanpa memperhatikan wujud fisis klaim tersebut. Kalau pun berwujud fisis, wujud kapital tersebut adalah instrumen atau aset finansial. Pada umumnya kapital finansial adalah kapital yang dikuasaipemegang saham atau pemegang obligasi. Dengan

(15)

konsep ini, laba atau kembalian atas kapital finansial akan timbul bila jumlah klaim finansial pada akhir periode melebihi jumlah rupiah klaim finansial pada awal periode (setelah pengaruh transaksi pemilik/penguasa klaim selama perioda dikeluarkan). Ini tidak terlalu kontroversi karena pengukurannya dalam bentuk satuan mata uang, satuan mata uang tersebut secara umum dijadikan tolak ukur daya beli.

b. Physical Capital

Kapital fisik lebih kontroversi dibanding dengan kapital finansial. Kapital fisis merupakan sumber ekonomik yang dikuasai oleh entitas yang dipandang atau dimaknai sebagai kapasitas produksi fisis (physical productive capacity) yaitu kemampuan menghasilkan barang dan jasa. Dengan konsep ini, kapital dapat dipertahankan kalau aset nonmoneter diukur atas dasar kos sekarang (current cost) atau kos pengganti (replacement cost) pada saat pengukuran. Selisih antara kos sekarang akhir dengan kos sekarang awal (atau cost historis) merupakan jumlah penyesuaian untuk mempertahankan kapital sehingga bagian tersebut tidak termasuk bagian dari laba. Disinilah muncul perdebatan karena kapital fisis bertujuan untuk mempertahankan produktifitas kapital dalam perusahaan, ini adalah sesuatu hal yang tidak mudah untuk di terjemahkan kedalam satuan mata uang.

C. Exit Price Accounting

1. Pendapatan dan modal

Exit price accounting merupakan sistem akuntansi yang menggunakan harga jual pasar untuk mengukur posisi keuangan perusahaan dan kinerja keuangan.

Memiliki dua hal utama dari biaya historis konvensional:

a. Nilai aktiva non-moneter disesuaikan untuk mengukur perubahan harga jual pasar khusus untuk aktiva dan mereka dimasukkan dalam pendapatan sebagai keuntungan yang belum direalisasi.

(16)

b. Perubahan daya beli umum uang dipertimbangkan ketika mengukur modal keuangan dan hasil usaha.

Aset di neraca disajikan kembali sebesar nilai keluar (harga jual) sehingga mereka mewakili 'nilai pasar wajar' kepada perusahaan dalam likuidasi, yaitu tidak dalam situasi 'fire-sale'.

Laporan laba rugi merupakan laba (rugi) usaha serta keuntungan disesuaikan dengan inflasi dari aset induk. Oleh karena itu, laba diukur dengan konsep 'komprehensif' yang mengukur perubahan nyata total nilai semua elemen yang diakui dari ekuitas, dan mewakili akuntansi surplus bersih .Akuntansi surplus bersih adalah ketika laporan laba rugi menghubungkan keseimbangan neraca penutupan, dan tidak ada penyesuaian yang dibuat langsung ke cadangan.

2. Tujuan Akuntansi

a. Pengambilan Keputusan Adaptif

Ketika perusahaan membeli aktiva tidak lancar, ia akan berubah kemampuannya untuk beradaptasi. Jika aset tersebut dibeli untuk kas, penurunan saldo kas perusahaan berkurang kebebasannya untuk lay out kas untuk investasi lainnya. Jika aset tersebut dibeli secara kredit, hal ini mengurangi kemampuan perusahaan untuk memperoleh kredit lebih lanjut. Tetapi konsep perilaku adaptif melihat perusahaan selalu siap untuk tindakan membuang aset merupakan yang terbaik. Maka, perusahaan akan menjaga aktiva tidak lancar hanya apabila nilai sekarang dari arus kas masa depan bersih dari penggunaan aktiva lebih besar dari nilai sekarang dari arus kas yang diharapkan bersih dari investasi alternatif keluar nilai aset tersebut.

Pada setiap waktu, oleh karena itu, perusahaan harus mempertimbangkan apakah kesempatan alternatif untuk keuntungan yang lebih besar ada untuk aset non-lancar jika mereka dijual dan hasil investasi. Ini adalah konsep biaya peluang, yang menggunakan harga jual dan bukan harga penggantian aset, sebagai basis pengukuran. Tapi konsep perilaku adaptif melihat perusahaan sebagai selalu siap untuk membuang aset jika tindakan ini adalah kepentingan yang terbaik. Chamber mengakui bahwa

(17)

setiap aset, pada prinsipnya, sebuah nilai tukar (harga keluar) dan nilai pakai. Nilai pakai (nilai sekarang) pada dasarnya adalah sejumlah nilai yang dihitung dari harapan sekarang dan chambers berpendapat bahwa itu merupakan keyakinan tentang masa depan, bukan fakta sekarang.

b. Argumen untuk exit price accounting 1) Menyediakan informasi yang berguna

Perusahaan bisnis terutama yang dimiliki langsung oleh orang atau mitra kelompok kecil. Akuntan yang menyiapkan laporan keuangan memiliki kewajiban untuk hanya dua pihakyang tertarik: pemilik, yang mengelola bisnis dan tahu semua rinciannya, dan kreditur, yang tertarik terutama dalam kemampuan pemiliknya untuk membayar rekening atau pinjaman saat jatuh tempo. Keuntungan harus mencakup semua keuntungan maupun yang belum direalisasi dan kerugian sesuai dengan prinsip surplus bersih.

2) Relevan dan informasi yang dapat dipercaya

Untuk menjadi relevan, informasi harus berguna dalam model keputusan pengguna laporan akuntansi. Model keputusan, pada gilirannya, memungkinkan pengguna untuk menentukan tindakan dari beberapa alternatif tindakan. Jika tidak ada kendala, informasi dapat dikumpulkan yang relevan untuk setiap pengguna. Namun, kendala ada karena informasi sumber daya produksi langka dan mahal. Masalahnya adalah untuk memilih model keputusan yang sesuai dengan menilai kemampuan model untuk memprediksi konsekuensi dari program alternatif yang tersedia saat tindakan. 3) Additivity

Cahmbers mempertimbangkan masalah aditif menjadi faktor kunci dalam mendukung akuntansi CCE. Produk utama dari sistem akuntansi laporan akuntansi - neraca dan laporan laba rugi. Jika kita memberikan nilai yang berbeda dengan karakteristik yang relatif kecil dari fakta dan menggunakan skala pengukuran relatif kecil, maka tidak ada arti tertentu atau komersial dapat dideduksi dari agregat - mereka tidak dapat secara logis ditambahkan

(18)

bersama-sama. Sebagai contoh, kita tidak bisa nilai kewajiban sebesar harga perolehan (surat hutang), beberapa aset sebesar biaya penggantian (persediaan), yang lain sebesar nilai kini (sewa aset) dan yang lain di setara kas (debitur) dan memperoleh neraca yang sesuai. Juga tidak bisa kita gunakan untuk mencampuradukan biaya historis pada tanggal yang berbeda dan makna berbeda pada perhitungan aktiva bersih.

Maka, penilaian dari semua elemen dalam neraca dan laporan laba rugi pada setara uang mereka (nilai keluar), menyediakan satu aturan yang dapat diterapkan secara konsisten terhadap perusahaan manapun. Sistem ini berkonsentrasi pada pengukuran kemampuan keuangan penting - uang dan setara uang. Itu membuat tidak menggunakan karakteristik fisik atau aset lainnya.

4) Alokasi

Thomas mengeluhkan kenyataan bahwa sistem akuntansi biaya (historis dan arus) sangat bergantung pada alokasi exit price adalah bahwa laporan keuangan bebas alokasi. Laporan laba-rugi tidak dapat melaporkan perubahan dalam jumlah yang dialokasikan, tapi melaporkan arus masuk aktiva dan perubahan nilai-nilai keluar dari aset perusahaan dan kewajiban dalam suatu periode tertentu. Laba menampilkan jumlah perubahan daya beli riil dari aktiva bersih, tidak termasuk investasi tambahan oleh dan distribusi kepada pemilik.

5) Kenyataan

Exit price melibatkan referensi untuk contoh-contoh yang nyata karena, berpendapat bahwa mengacu pada saat ini, harga pasar sebenarnya. Penyusutan tidak didefinisikan dengan cara konvensional, namun dalam arti ekonomi penurunan harga pasar. Penyusutan tidak mungkin terjadi dalam beberapa tahun jika harga naik atau tetap konstan. Jika tidak ada nilai realisasi dapat dikaitkan dengan item, maka item tersebut akan memiliki saldo nol. Selain itu, dipertukarkan adalah bagian dari definisi suatu aset sehingga

(19)

goodwill tidak dapat dijual secara terpisah, tidak termasuk dari pertimbangan. Dengan dua kendala - dipertukarkan dan adanya harga jual - semua item pada laporan keuangan dapat dikuatkan dengan bukti nyata-dunia.

6) Obyektifitas

Hal ini sering dikatakan bahwa harga pasar saat ini tidak objektif. Namun, beberapa studi penelitian menunjukkan bahwa harga pasar relatif lebih objektif daripada kebanyakan orang percaya. Parker melakukan studi penelitian tentang perbandingan relatif dan objektivitas untuk exit price dan jumlah biaya historis tercatat. Objektivitas didefinisikan sebagai konsensus di antara penilai. Komparatif didefinisikan sebagai sebuah konsensus dalam pengukuran. Menggunakan 148 perusahaan bisnis, Parker menunjukkan bahwa untuk mengukur objektivitas dan komparatif, exit price mengungkapkan dispersi kurang dari jumlah tercatat. Penyebab utama dari kurangnya objektivitas nilai tercatat adalah dispersi estimasi akuntansi di masa manfaat dan nilai sisa. McKeown juga menerapkan model ruang untuk sebuah perusahaan berukuran sedang jalan kontraksi, dan menyimpulkan dengan analisa statistik bahwa metode yang digunakan untuk menentukan exit price adalah objektivitas lebih (diverifikasi) daripada metode berdasarkan Financial Accounting Standard. Dalam studi lain, McKoewn dibandingkan empat model yang diusulkan dengan metode GAAP untuk objektivitas mereka (verifiability) dan menyimpulkan bahwa model CCE adalah yang paling objektivitas. 7) Ukuran risiko

Exit price dan perubahan exit price juga bisa menjadi indikasi risiko keuangan pembelian aset. Misalnya, jika sebuah perusahaan pembelian aset dengan nilai keluar yang berbeda secara signifikan dari harga entri, maka aset tersebut adalah proposisi berisiko. Informasi keuangan menunjukkan bahwa pembelian aset tersebut harus merupakan proposisi jangka panjang dimana nilai ekonomi

(20)

yang ditemukan oleh nilai pakai, Sebaliknya, jika exit price meningkat secara drastis, biaya peluang meningkat kembali dan harus dioperasikan dengan lebih efisien.

Untuk memungkinkan pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi posisi risiko dan kinerja dalam mengelola risiko keuangan yang signifikan dengan rancangan standar akan membutuhkan:

a) deskripsi dari setiap risiko keuangan yang signifikan dan tujuan perusahaan serta kebijakan untuk mengelola risiko tersebut.

b) informasi tentang dampak risiko tersebut terhadap laporan posisi keuangan (neraca) dan laporan kinerja keuangan. c) Informasi mengenai metode dan asumsi utama yang

digunakan untuk memperkirakan nilai wajar instrumen keuangan.

3. Argumen Versus Harga Keluar Akuntansi a. Konsep laba

Argumen versus harga keluar akuntansi harus mampu mengukur peristiwa masa lalu, peristiwa–peristiwa yang benar–benar terjadi, daripada peristiwa yang mungkin terjadi jika perusahaan melakukan sesuatu yang lain dari apa yang direncanakan semula.

b. Additivity

Nilai realisasi untuk sebuah aset yang harus dijual segera mungkin dalam likuidasi memaksa sangat menyimpang dalam likuidasi dan bertahap teratur. Jika, pada kenyataannya, antisipasi tidak dapat dihindari dalam setara kas saat ini, maka model harga keluar sendiri melanggar prinsip eksklusi perhitungan antisipatif.

c. Penilaian kewajiban

Chambers berpendapat bahwa hutang obligasi secara efektif berbentuk modal danharus dinyatakan sebesar nilai nominal, bukan di nilai pasar. d. Biaya saat ini atau exit price

(21)

Satu pertanyaan sangat penting dalam memutuskan apakah akan menggunakan biaya saat ini atau harga keluar. Di tahap mana dari siklus operasi harga keluar harus mendominasi penilaian aset? Menggunakan harga keluar mengarah ke revaluasi anomali atas akuisisi karena segera setelah nilai pembelian biasanya jatuh sehingga kurang dari harga perolehan. Menggunakan harga keluar menyiratkan pendekatan jangka pendek untuk operasi bisnis karena salah satu tertarik pada nilai-nilai disposisi dan likuidasi. Menggunakan harga keluar untuk persediaan barang jadi mengarah pada antisipasi terhadap laba operasi sebelum titik skala karena persediaan dinilai lebih dari biaya saat ini.

4. Value in Use Vs Value in Exchange

Staubus menunjukkan bahwa sejumlah faktor yang umum untuk setiap viewpoint:

a. pengamatan harga pasar lebih relevan untuk pengambilan keputusan keuangan.

b. keandalan yang dibutuhkan oleh sistem pengukuran, yaitu penilaian tidak bergantung pada alokasi subjektif.

c. aditif (pengukuran) dari fenomena ekonomi adalah dibuat dalam satuan yang sama, disesuaikan dengan pergerakan inflasi dan harga.

Ini dapat digambarkan oleh beberapa keputusan aturan sederhana yang menggunakan kembali akuntansi (EXA dan CCA) dalam hubungannya dengan kebutuhan net present value (NPV):

a. Jika CCA> EXA, dan CCA> NPV, maka aset memiliki nilai di saat ini digunakan - mempertahankan operasi saat ini.

b. Jika EXA> CCA, dan CCA> NPV, lalu melikuidasi aset saat ini yang digunakan – dan terus-menerus aset tersebut beradaptasi untuk alternatif investasi lainnya.

c. Jika EXA>CCA, dan CCA < NPV ,maka melikuidasi dan menghentikan semua operasi.

(22)

Current Cost Accounting ini telah, atau direkomendasikan untuk digunakan, pada tahap tertentu yaitu selama tahun 1970-an dan 1980-an di Amerika Serikat, United Kingdom dan Australia dan kemudian ditinggalkan. Kebanyakan sistem didasarkan pada modal fisik dan tidak mengakui holding gains sebagai pendapatan. Pemeriksaan IFRS menunjukkan bahwa historical cost accounting umum dipakai dan masih berlaku umum dari beberapa jenis nilai standar akuntansi yang berlaku.

Namun, metode pengukuran tidak secara fundamental didorong oleh prinsip-prinsip yang nyata dan terakhir IASB standar akuntansi telah mengambil pendekatan sedikit demi sedikit untuk penilaian. Pengukuran yang berbeda digunakan untuk nilai aktiva dan kewajiban menurut situasi yang spesifik. Pengatur standar telah dikompromikan dalam masalah ini dengan mendukung definisi yang tidak jelas dari "nilai wajar" daripada merekomendasikan satu metode akuntansi mencakup semua pengukuran. Ini tercermin dalam konsep pengukuran yang berbeda yang digunakan dalam standar dan beberapa berpendapat bahwa hal itu mencerminkan pengukuran dari konsep teoritis pemeliharaan modal.

Menurut Horton dan Macve, IASB bergerak menuju pendekatan nilai keluar (exit price) dan pada tahun 2004, mengusulkan sistem yang didasarkan pada akuntansi nilai wajar di mana semua kenaikan nilai wajar akan dianggap menjadi bagian dari laporan laba rugi. Namun, pada tahap saat ini, pendekatan IASB dapat dilukiskan sebagai pendekatan penilaian dicampur dengan fair value accounting kadang-kadang didefinisikan sebagai current market entry cost prices tetapi juga sebagai nilai historis, harga jual dan discounted cash flow masa depan.

6. A mixed measurement system and international standards

a. Nilai pasar, exit price yang tersirat di fair value dan pendekatan dalam pelaporan keuangan standar internasional

(23)

b. Kurangnya sebuah konsep teoritis penilaian, modal pemeliharaan dan pengukuran laba, hasilny asistem pengukuran campuran masih harus diperbaiki dan kurangnya konsistensi. 7. Issues For Auditors

a. Model pengukuran campuran menciptakan kesalahan pernyataan sehingga auditor berjuang untuk memenuhi salah satu tujuan utama auditor tersebut.

b. Menentukan apakah laporan keuangan disajikan dengan pandangan yang adil dan benar.

Auditor harus memperoleh bukti yang cukup dan sesuai pada penyajian secara wajar dan kepatuhan terhadap laporan keuangan. Berbagai risiko audit muncul dengan model pengukuran campuran. Beberapa risiko ini ditangani oleh auditor dengan mendapatkan penilaian ahli independen dan lainnya dengan menguji asumsi dasar untuk manajemen dan input data ke model penilaian. Risiko dari salah saji yang lebih tinggi dalam kondisi tertentu, seperti dalam keterlibatan pihak terkait.

(24)

BAB III PENUTUP

Sistem pengukuran akuntansi ada tiga yakni Historical Cost Accounting, Current Cost Accounting, dan Exit Price Accounting. Tujuan biaya historis menekankan pada sebuah hubungan kontrak konservatif antara perusahaan dan mereka yang menyediakan sumber daya untuk itu dengan membuat manajemen bertanggung jawab atas input dari aset operasional dan output berikutnya pada nilai bersih dari ekuitas operasi. Dengan demikian, laporan laba rugi adalah mekanisme komunikasi kunci. Sedangkan Akuntansi biaya sekarang (CCA) adalah sistem akuntansi dimana aset dinilai berdasarkan harga pasar saat membeli dan laba ditentukan oleh alokasi berdasarkan pada biaya saat ini. Tujuan dari current cost perlunya pertimbangan manajer dihadapkan dengan keputusan dalam menjalankan bisnis. Satu asumsi kita bisa buat adalah bahwa manajer dari suatu perusahaan ingin mengetahui bagaimana mereka harus mengalokasikan sumber daya perusahaan untuk memaksimalkan keuntungan.

Serta Exit price accounting merupakan sistem akuntansi yang menggunakan harga jual pasar untuk mengukur posisi keuangan perusahaan dan kinerja keuangan. Memiliki dua hal utama dari biaya historis konvensional: nilai aktiva non-moneter disesuaikan untuk mengukur perubahan harga jual pasar khusus untuk aktiva dan mereka dimasukkan dalam pendapatan sebagai keuntungan yang belum direalisasi dan perubahan daya beli umum uang dipertimbangkan ketika mengukur modal keuangan dan hasil usaha.

(25)

Current Cost Accounting ini telah, atau direkomendasikan untuk digunakan, pada tahap tertentu yaitu selama tahun 1970-an dan 1980-an di Amerika Serikat, United Kingdom dan Australia dan kemudian ditinggalkan. Kebanyakan sistem didasarkan pada modal fisik dan tidak mengakui holding gains sebagai pendapatan. Pemeriksaan IFRS menunjukkan bahwa historical cost accounting umum dipakai dan masih berlaku umum dari beberapa jenis nilai standar akuntansi yang berlaku.

Namun, metode pengukuran tidak secara fundamental didorong oleh prinsip-prinsip yang nyata dan terakhir IASB standar akuntansi telah mengambil pendekatan sedikit demi sedikit untuk penilaian. Pengukuran yang berbeda digunakan untuk nilai aktiva dan kewajiban menurut situasi yang spesifik. Pengatur standar telah dikompromikan dalam masalah ini dengan mendukung definisi yang tidak jelas dari "nilai wajar" daripada merekomendasikan satu metode akuntansi mencakup semua pengukuran. Ini tercermin dalam konsep pengukuran yang berbeda yang digunakan dalam standar dan beberapa berpendapat bahwa hal itu mencerminkan pengukuran dari konsep teoritis pemeliharaan modal.

Menurut Horton dan Macve, IASB bergerak menuju pendekatan nilai keluar (exit price) dan pada tahun 2004, mengusulkan sistem yang didasarkan pada akuntansi nilai wajar di mana semua kenaikan nilai wajar akan dianggap menjadi bagian dari laporan laba rugi. Namun, pada tahap saat ini, pendekatan IASB dapat dilukiskan sebagai pendekatan penilaian dicampur dengan fair value accounting kadang-kadang didefinisikan sebagai current market entry cost prices tetapi juga sebagai nilai historis, harga jual dan discounted cash flow masa depan.

(26)

DAFTAR PUSTAKA

Godfrey, Jayne, Allan Hodgson, Ann Tarca, Jane Hamilton, Scott Holmes (2010), Accounting Theory,7th ed., John Wiley & Sons, Inc. Suwardjono (2010),

https://www.academia.edu/9007651/ACCOUNTING_THEORY_I. Diakses pada tanggal 12 Maret 2016 pukul 19.34 WITA

https://www.scribd.com/doc/173921955/Teori-akuntansi-BAB-6. Diakses pada tanggal 12 Maret 2016 pukul 19. 45 WITA

https://www.scribd.com/doc/135867603/Ch-6-Sistem-Pengukuran-Akuntansi. Diakses pada tanggal 12 Maret 2016 pukul 20.00 WITA

Referensi

Dokumen terkait

Parameter observations include diversity, evenness, density, dominance and similarity, while the physical parameters include water temperature, air temperature, pH

Mekarindo Mitrasarana dengan menggunakan metode persentase penyelesaian, maka dalam menghitung tingkat persentase penyelesaian dari pelaksanaan suatu proyek pada

Berdasarkan apa yang telah di uraikan dapat di simpulkan bahwa tari cendrawasi lkan bahwa tari cendrawasi merupakan merupakan tarian yang mengisahkan tentang sepasang

%elama &amp;' hari terhadap rata(rata )mean* %uhu ruangan dan Jumlah a!at +rodu#%i... All requested aria&amp;les e&#34;tered.. Data negara Indone%ia %elama 1&amp; tahun

Dalam penelitian ini perempuan bekerja adalah perempuan yang bekerja sebagai pedagang kaki lima di pasar tradisionil, dengan indikator jenis pekerjaan, jumlah uang

Gedung H, Kampus Sekaran-Gunungpati, Semarang 50229 Telepon: (024)

If Russia as a whole was not considered low risk for certain controlled wood category, the next level referred to the subject of the Russian federation as a district of

Pada proses ini dilakukan oleh Sutiyono (45 th) salah satu fasilitator Kelompok Tani Sri Rezeki Desa Siki. Jika cahaya yang dihasilkan semakin terang maka dapat