56
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Metode Pengakuan Pendapatan yang Digunakan oleh PT. Mekarindo
Mitrasarana
PT. Mekarindo Mitrasarana menerapkan metode persentase penyelesaian untuk mengakui pendapatan per periodik atas jasa konstruksi yang dilakukannya, karena proyek-proyek yang dilaksanakan PT. Mekarindo Mitrasarana termasuk proyek jangka panjang, yaitu kontrak proyek yang melebihi jangka waktu 1 bulan sedangkan untuk proyek dengan jangka waktu pelaksanaan melebihi 1 tahun disebut sebagai proyek Multi Years.
PT. Mekarindo Mitrasarana dengan menggunakan metode persentase penyelesaian, maka dalam menghitung tingkat persentase penyelesaian dari pelaksanaan suatu proyek pada suatu periode tertentu, ditetapkan dengan cara menghitung bobot fisik dari seluruh pekerjaan yang telah diselesaikan sesuai persentase dalam kontrak kemudian dikaitkan dengan nilai kontrak sebagai dasar pengakuan pendapatan dan dibuatkan permohonan penagihan proyek yang juga sesuai persentase dalam kontrak yang telah disepakati.
Penetapan persentase penyelesaian dilakukan oleh Kepala Pelaksana Sipil. Persentase bobot fisik yang telah diselesaikan, kemudian dicatat dalam Laporan Kemajuan Pekerjaan yang dibuat oleh unit pelaksana. Laporan ini berisi informasi mengenai volume, yaitu bobot prestasi yang telah diselesaikan
57 yang berguna sebagai alat untuk mengukur kemajuan fisik proyek yang dikerjakan oleh bagian yang bertanggung jawab atas pelaksanaan proyek tersebut, yang pada dasarnya merupakan laporan prestasi yang dibuat berdasarkan perhitungan intern perusahaan dan diketahui oleh pengawas lapangan atau konsultan. Setiap bulan laporan ini diikhtisarkan menjadi Laporan Ikhtisar Bobot Prestasi Karya untuk periode atau bulan yang bersangkutan.
Pada tanggal 09 Maret 2010, PT. Mekarindo Mitrasarana yang beralamat di Ruko Taman Ratu Indah Blok C.1 No.38, Jl. Ratu Teratai, Duri Kepa, Kebon Jeruk, Jakarta Barat mendapat sebuah proyek baru untuk melakukan pekerjaan pembuatan rumah toko (selanjutnya disebut “ruko”) di Blok J sebanyak 18 (delapan belas) unit di lahan A1, Kawasan City Park, Bumi Citra Idaman, Cengkareng, dari PT. Reka Rumanda Agung Abadi dengan nilai kontrak sebesar Rp. 7.755.000.000 (sesudah PPN). Nilai kontrak tersebut bersifat Lump Sum Fixed Price sampai pada tahap yang direncanakan sudah termasuk PPN 10%, jasa kontraktor dan PPH, serta sudah termasuk biaya-biaya terhadap kendala-kendala yang mungkin timbul di lapangan akibat pengaruh alam atau kejadian yang tak terduga. Proyek tersebut akan dilaksanakan mulai tanggal 16 Maret 2010. Tabel harga pekerjaan pembuatan Ruko di Blok J, lahan A1, Kawasan City Park, Bumi Citra
Idaman, Cengkareng, yang terlampir dalam SPK (Surat Perintah Kerja)
58 Adapun pembayaran per termin dilakukan 10 (sepuluh) tahap dengan ketentuan dan syarat sebagai berikut :
1. Pembayaran pertama (Uang Muka) sebesar 10% (sepuluh persen) dari nilai Pekerjaan dibayar pada saat diterimanya SPK.
2. Pembayaran kedua (Termin 1) sebesar 10% (sepuluh persen) dari nilai Pekerjaan, dibayar setelah pekerjaan mencapai 25% (dua puluh lima persen) dari nilai total keseluruhan Pekerjaan.
3. Pembayaran ketiga (Termin 2) sebesar 10% (sepuluh persen) dari nilai Pekerjaan, dibayar setelah pekerjaan mencapai 35% (tiga puluh lima persen) dari nilai total keseluruhan Pekerjaan.
4. Pembayaran keempat (Termin 3) sebesar 10% (sepuluh persen) dari nilai Pekerjaan, dibayar setelah pekerjaan mencapai 45% (empat puluh lima persen) dari nilai total keseluruhan Pekerjaan.
5. Pembayaran kelima (Termin 4) sebesar 10% (sepuluh persen) dari nilai Pekerjaan, dibayar setelah pekerjaan mencapai 55% (lima puluh lima persen) dari nilai total keseluruhan Pekerjaan.
6. Pembayaran keenam (Termin 5) sebesar 10% (sepuluh persen) dari nilai Pekerjaan, dibayar setelah pekerjaan mencapai 65% (enam puluh lima persen) dari nilai total keseluruhan Pekerjaan.
7. Pembayaran ketujuh (Termin 6) sebesar 10% (sepuluh persen) dari nilai Pekerjaan, dibayar setelah pekerjaan mencapai 75% (tujuh puluh lima persen) dari nilai total keseluruhan Pekerjaan.
59 8. Pembayaran kedelapan (Termin 7) sebesar 10% (sepuluh persen) dari nilai Pekerjaan, dibayar setelah pekerjaan mencapai 85% (delapan puluh lima persen) dari nilai total keseluruhan Pekerjaan.
9. Pembayaran kesembilan (Termin 8) sebesar 15% (sepuluh persen) dari nilai Pekerjaan, dibayar setelah pekerjaan selesai 100% (seratus persen). 10.Pembayaran kesepuluh (Pelunasan) sebesar 5% (lima persen) dari nilai
pekerjaan dibayarkan setelah masa pemeliharaan berakhir.
Penagihan berdasarkan Berita Acara Termin yang diajukan oleh Pihak Kedua yang dinilai dan disetujui oleh Pihak Pertama dan pembayaran paling lambat 1 (satu) bulan sejak dokumen tagihan diterima dan disetujui oleh Pihak Pertama. Dokumen tagihan diajukan dalam rangkap 2 (dua) dengan kelengkapan sebagai berikut :
1. Kwitansi
2. Berita Acara Termin
3. Berita Acara Serah Terima Pekerjaan (Untuk pekerjaan selesai 100%) 4. Foto pekerjaan di lapangan prestasi untuk setiap Termin
Dari cara pembayaran per termin yang dilakukan oleh PT. Mekarindo Mitrasarana terlihat bahwa mereka tidak memperhatikan berapa biaya yang terserap dalam tiap progress fisik yang telah diselesaikan, mereka hanya melihat jika kemajuan pekerjaan atau progress fisik telah mencapai persentase tertentu dari total pekerjaan yang akan diselesaikan maka akan ditagihkan kwitansi sesuai termin-termin dalam SPK (Surat Perintah Kerja). Hal ini bisa terjadi karena permintaan owner atau PT. Reka Rumanda Agung Abadi dan
60 sesuai dengan isi SPK yang menyebutkan bahwa nilai SPK bersifat Lump Sum Fixed Price, sudah termasuk PPN, jasa dan PPH serta termasuk biaya-biaya terhadap kendala-kendala yang mungkin timbul di lapangan akibat pengaruh alam atau kejadian yang tak terduga.
Berikut tabel 4.1 Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya Pelaksanaan
: PEKERJAAN PEMBUATAN 18 UNIT RUKO : LAHAN A1, BLOK J, KAWASAN CITY PARK
BUMI CITRA IDAMAN, CENGKARENG : 240 (DUA RATUS EMPAT PULUH)
HARI KALENDER : : : 07/SPK-CKRG/RRAA/0310, 09 MARET 2010 : : : Rp. 7,755,000,000.- (Incl. PPN 10%) : PT. REKA RUMANDA AGUNG ABADI
JUMLAH (Rp.) NILAI KONTRAK 1 NILAI SPK 7,755,000,000.00 2 PPN 10% 705,000,000.00 DPP 7,050,000,000.00 NET SALES 7,050,000,000.00 100.00 NO. ACC GENERAL ITEM 54,096,898.00 0.77 MATERIAL 4,980,074,017.00 70.64 UPAH 1,062,910,000.00 15.08 OVERHEAD LAPANGAN - Biaya Overhead 25,321,000.00 0.36 - Biaya Operasional 171,202,900.00 2.43 OVERHEAD KANTOR - Biaya Operasional 130,689,378.00 1.85 - Biaya Penagihan 7,950,000.00 0.11 TOTAL RABP 6,432,244,193.00 91.24 Estimasi Profit sebelum PPH 4% 617,755,807.00 8.76
PPH 4% 282,000,000.00 4.00
Estimasi Profit setelah PPH 335,755,807.00 4.76 Sumber : Lembar RABP PT. Mekarindo Mitrasarana
NILAI KONTRAK PEMILIK PROYEK WAKTU PELAKSANAAN NO. SPH / TANGGAL
NO. PELULUSAN / TANGGAL NO. SPK / TANGGAL
NO. PROYEK / TANGGAL NO. KONTRAK / TANGGAL
RENCANA ANGGARAN BIAYA PELAKSANAAN (RABP)
100.00 TABEL 4.1
REKAPITULASI RENCANA ANGGARAN BIAYA PELAKSANAAN (RABP)
NO. URAIAN PERSEN
TASE KET.
PROYEK LOKASI
62 Dari tabel 4.1 dapat dilihat Total RABP sebesar Rp. 6.432.244.193,- sehingga masih ada nilai sisa sebesar Rp. 335.755.807,- atau bila dalam hitungan persentase sebesar 4,76% yang merupakan estimasi profit setelah dipotong PPh yang akan didapatkan oleh PT. Mekarindo Mitrasarana atas proyek tersebut. PPh yang dikenakan sebesar 4%, dikarenakan pada masa awal proyek PT. Mekarindo Mitrasarana belum memiliki Surat Izin Usaha Jasa Konstruksi (SIUJK) dan apabila sudah memiliki SIUJK maka akan dikenakan PPh sebesar 3%. Pada tabel 4.1 nilai sisa pada RABP adalah perkiraan keuntungan atas pembangunan pada suatu proyek, karena hanya bersifat rencana maka nilai tersebut sangat memungkinkan dapat berubah nilainya pada masa pembangunan proyek telah sepenuhnya selesai.
B. Penentuan Tingkat Kemajuan Penyelesaian Suatu Proyek (Progress Fisik
Pekerjaan)
Penetapan persentase kemajuan dari suatu proyek dalam PT. Mekarindo Mitrasarana dilakukan oleh Kepala Pelaksana Sipil yang diketahui oleh pengawas lapangan dan konsultan.
Pengukuran tingkat kemajuan penyelesaian ditetapkan dengan menghitung bobot fisik dalam volume dari seluruh pekerjaan yang telah diselesaikan pada periode atau bulan yang bersangkutan kemudian dibandingkan dengan bobot fisik dari seluruh pekerjaan yang harus diselesaikan berdasarkan ketentuan nilai di Surat Perintah Kerja (SPK).
63 C. Perlakuan Akuntansi pada Pendapatan Proyek Menurut Perusahaan
Perlakuan akuntansi pada pendapatan PT. Mekarindo Mitrasarana didasarkan dengan penerimaan per termin dimana setiap termin dapat ditagih bila progress pekerjaan di lapangan sudah sesuai dengan ketentuan persentase progress per termin pada Surat Perintah Kerja (SPK). Pada tabel 4.2 nampak setiap termin yang dibayar oleh PT. Reka Rumanda Agung Abadi selaku pemilik lahan, pembayaran didasarkan pada progress pekerjaan.
TABEL 4.2
TERMIN PEMBAYARAN PEKERJAAN OLEH PT. REKA RUMANDA AGUNG ABADI KEPADA PT. MEKARINDO MITRASARANA Termin Persentase Pembayaran Persentase Progress Total (Rp.) DP (13/04/10) 10% 0% 747.300.000 I (05/07/10) 10% 25% 747.300.000 II (20/07/10) 10% 35% 747.300.000 III (20/08/10) 10% 45% 747.300.000 IV (13/10/10) 10% 55% 754,350,000 V (10/11/10) 10% 65% 754,350,000 VI (22/11/10) 10% 75% 754,350,000 VII (23/12/10) 10% 85% 754,350,000 VIII (14/03/11) 15% 100% 500,000,000 (28/03/11) 15% 100% 631,525,000 Retensi (03/08/11) 5% 100% (masa pemeliharaan) 377.175.000
Sumber : Data yang telah diolah
Pada tabel 4.2, dapat dilihat nilai pembayaran yang berbeda dengan cara perhitungan yang sama (Nilai Kontrak x 10% - (DPP per Termin x PPh))
64 yaitu diantara Down Payment (DP), termin I hingga termin III sebesar Rp. 747.300.000,- dengan termin IV hingga termin VII sebesar Rp. 754.350.000,-. Hal ini dikarenakan pada saat pembayaran termin ke IV, PT. Mekarindo Mitrasarana sudah memiliki SIUJK maka pembayaran yang awalnya PPh dikenakan 4% berubah menjadi 3%. Berikut cara perhitungannya:
DP/Termin I – III = Nilai Kontrak x Persentase Progress – (Nilai Dasar Pengenaan Pajak (DPP per Termin x PPh 4%) Berdasarkan rumus diatas, bila nilainya diterapkan dalam rumus. Maka hasil yang diperoleh adalah :
DP/Termin I – III = 7.755.000.000 x 10% - (DPP per Termin x 4%) = 775.500.000 - (705.000.000 x 4%)
= 775.500.000 - 28.200.000 = 747.300.000
Dan berikut perhitungan termin pembayaran yang dikenakan PPh sebesar 3% : Termin IV – VII = Nilai Kontrak x Persentase Progress – (Nilai Dasar
Pengenaan Pajak (DPP per Termin x PPh 3%) Berdasarkan rumus diatas, bila nilainya diterapkan dalam rumus. Maka hasil yang diperoleh adalah :
Termin IV – VII = 7.755.000.000 x 10% - (DPP per Termin x 3%) = 775.500.000 - (705.000.000 x 3%)
= 775.500.000 - 21.150.000 = 754.350.000
65 TABEL 4.3
PERHITUNGAN BIAYA PROYEK PT. MEKARINDO MITRASARANA Thn General
Item
Material Upah Overhead
Lapangan
2010 51.400.898 3.903.855.172,10 995.490.000 159.375.400
2011 2.696.000 980.497.555,65 67.420.000 10.708.500
Overhead Kantor
Total Grand Total
2010 119.716.068 - 5.229.837.538,10
6.302.132.903,75
2011 10.973.310 - 1.072.295.365,65
Sumber : Data dari MYOB Premier v7.5 yang telah diolah TABEL 4.4
PENDAPATAN YANG DIAKUI PT. MEKARINDO MITRASARANA TAHUN 2010 s/d 2011 Tahun Pendapatan 2010 Rp. 6,006,600,000 2011 Rp. 1,508,700.000 Total Rp. 7,515,300,000
Sumber : Data dari MYOB Premier v7.5 yang telah diolah
D. Perlakuan Akuntansi Pada Pendapatan Proyek Sesuai ED PSAK No.34
(Revisi 2010)
Menurut PSAK No.34 Paragraf 20 dinyatakan bahwa pendapatan kontrak dan biaya kontrak yang berhubungan dengan kontrak konstruksi harus diakui masing-masing sebagai pendapatan dan beban dengan memperhatikan tahap penyelesaian aktivitas kontrak pada tanggal neraca. Taksiran rugi pada kontrak konstruksi tersebut harus segera diakui sebagai beban atau dengan
66 kata lain besar kemungkinan terjadi bahwa total biaya kontrak akan melebihi pendapatan kontrak, taksiran rugi harus diakui sebagai beban. Jumlah kerugian tersebut ditentukan tanpa memperhatikan apakah pekerjaan kontrak telah dilaksanakan atau belum.
TABEL 4.5
TERMIN PEMBAYARAN BERDASARKAN PROGRESS FISIK PT. MEKARINDO MITRASARANA Termin Persentase Progress Total DP (13/04/10) 8% Rp. 597.840.000 I (05/07/10) 23% Rp. 1.120.950.000 II (20/07/10) 33% Rp. 747.300.000 III (20/08/10) 40% Rp. 523.110.000 IV (13/10/10) 53% Rp. 980.655.000 V (10/11/10) 67% Rp. 1.056.090.000 VI (22/11/10) 79% Rp. 905.220.000 VII (23/12/10) 93% Rp. 1.056.090.000 VIII (14/03/11) (28/03/11) 100% Rp. 150.870.000
Retensi 5% (09/08/11) 100% (masa pemeliharaan) Rp. 377.175.000 Sumber : Data yang telah diolah
Berdasarkan tabel di atas maka pengakuan pendapatan selama masa kontrak pekerjaan pembuatan 18 unit ruko di Blok J di lahan A1, kawasan City Park yang dimulai pada tanggal 3 Maret 2010 sampai dengan 31 Maret 2011 adalah sebagai berikut :
67 Harga dasar : Rp. 7.050.000.000 Progress Fisik : 8% Persentase tagihan : Rp. 564.000.000 PPn 10% : Rp. 56.400.000 PPh 4% : (Rp. 22.560.000) + Total Tagihan Rp. 597.840.000 Jurnal Penagihan DP :
Piutang Usaha Jasa Konstruksi Rp. 597.840.000
PPh 4% Rp. 22.560.000
Piutang Prestasi Rp. 564.000.000
PPn Keluaran Rp. 56.400.000
Penerimaan DP :
Bank Rp. 620.400.000
Piutang Usaha Jasa Konstruksi Rp. 620.400.000 2. Termin I Harga dasar : Rp. 7.050.000.000 Progress Fisik : 23% Persentase tagihan : Rp. 1.057.500.000 PPn 10% : Rp. 105.750.000 PPh 4% : (Rp. 42.300.000) + Total Tagihan Rp. 1.120.950.000
Jurnal Penagihan Termin I :
68 PPh 4% Rp. 42.300.000 Piutang Prestasi Rp. 1.057.500.000 PPn Keluaran Rp. 105.750.000 Penerimaan Termin I : Bank Rp. 1.163.250.000
Piutang Usaha Jasa Konstruksi Rp. 1.163.250.000 3. Termin II Harga dasar : Rp. 7.050.000.000 Progress Fisik : 33% Persentase tagihan : Rp. 705.000.000 PPn 10% : Rp. 70.500.000 PPh 4% : (Rp. 28.200.000) + Total Tagihan Rp. 747.300.000
Jurnal Penagihan Termin II :
Piutang Usaha Jasa Konstruksi Rp. 747.300.000
PPh 4% Rp. 28.200.000
Piutang Prestasi Rp. 705.000.000
PPn Keluaran Rp. 70.500.000
Penerimaan Termin II :
Bank Rp. 775.500.000
Piutang Usaha Jasa Konstruksi Rp. 775.500.000 4. Termin III
69 Progress Fisik : 40% Persentase tagihan : Rp. 493.500.000 PPn 10% : Rp. 49.350.000 PPh 4% : (Rp. 19.740.000) + Total Tagihan Rp. 523.110.000
Jurnal Penagihan Termin III :
Piutang Usaha Jasa Konstruksi Rp. 523.110.000
PPh 4% Rp. 19.740.000
Piutang Prestasi Rp. 493.500.000
PPn Keluaran Rp. 49.350.000
Penerimaan Termin III :
Bank Rp. 542.850.000
Piutang Usaha Jasa Konstruksi Rp. 542.850.000 5. Termin IV Harga dasar : Rp. 7.050.000.000 Progress Fisik : 53% Persentase tagihan : Rp. 916.500.000 PPn 10% : Rp. 91.650.000 PPh 3% : (Rp. 27.495.000) + Total Tagihan Rp. 980.655.000
Jurnal Penagihan Termin IV :
Piutang Usaha Jasa Konstruksi Rp. 980.655.000
70 Piutang Prestasi Rp. 916.500.000
PPn Keluaran Rp. 91.650.000
Penerimaan Termin IV :
Bank Rp. 1.008.150.000
Piutang Usaha Jasa Konstruksi Rp. 1.008.150.000 6. Termin V Harga dasar : Rp. 7.050.000.000 Progress Fisik : 67% Persentase tagihan : Rp. 987.000.000 PPn 10% : Rp. 98.700.000 PPh 3% : (Rp. 29.610.000) + Total Tagihan Rp. 1.056.090.000
Jurnal Penagihan Termin V :
Piutang Usaha Jasa Konstruksi Rp. 1.056.090.000
PPh 3% Rp. 29.610.000
Piutang Prestasi Rp. 987.000.000
PPn Keluaran Rp. 98.700.000
Penerimaan Termin V :
Bank Rp. 1.085.700.000
Piutang Usaha Jasa Konstruksi Rp. 1.085.700.000 7. Termin VI
Harga dasar : Rp. 7.050.000.000 Progress Fisik : 79%
71 Persentase tagihan : Rp. 846.000.000
PPn 10% : Rp. 84.600.000
PPh 3% : (Rp. 25.380.000) +
Total Tagihan Rp. 905.220.000
Jurnal Penagihan Termin VI :
Piutang Usaha Jasa Konstruksi Rp. 905.220.000
PPh 3% Rp. 25.380.000
Piutang Prestasi Rp. 846.000.000
PPn Keluaran Rp. 84.600.000
Penerimaan Termin VI :
Bank Rp. 930.600.000
Piutang Usaha Jasa Konstruksi Rp. 930.600.000 8. Termin VII Harga dasar : Rp. 7.050.000.000 Progress Fisik : 93% Persentase tagihan : Rp. 987.000.000 PPn 10% : Rp. 98.700.000 PPh 3% : (Rp. 29.610.000) + Total Tagihan Rp. 1.056.090.000
Jurnal Penagihan Termin VII :
Piutang Usaha Jasa Konstruksi Rp. 1.056.090.000
PPh 3% Rp. 29.610.000
72
PPn Keluaran Rp. 98.700.000
Penerimaan Termin VII :
Bank Rp. 1.085.700.000
Piutang Usaha Jasa Konstruksi Rp. 1.085.700.000 9. Termin VIII Harga dasar : Rp. 7.050.000.000 Progress Fisik : 100% Persentase tagihan : Rp. 141.000.000 PPn 10% : Rp. 14.100.000 PPh 3% : (Rp. 4.230.000) + Total Tagihan Rp. 150.870.000
Jurnal Penagihan Termin VIII :
Piutang Usaha Jasa Konstruksi Rp. 150.870.000
PPh 3% Rp. 4.230.000
Piutang Prestasi Rp. 141.000.000
PPn Keluaran Rp. 14.100.000
Penerimaan Termin VIII :
Bank Rp. 155.100.000
Piutang Usaha Jasa Konstruksi Rp. 155.100.000 10. Retensi (dibayarkan setelah masa pemeliharaan pekerjaan 3 bulan
kalender terhitung sejak seluruh pekerjaan yang dinyatakan selesai oleh para pihak telah dilampaui dan dinyatakan dengan Berita Acara Serah Terima tersendiri serta ditandatangani oleh kedua belah pihak)
73
Retensi 5% : Rp. 377.175.000
Jurnal Penagihan Retensi :
Piutang Retensi Jasa Konstruksi Rp. 377.175.000
PPh 3% Rp. 10.575.000
Piutang Prestasi Rp. 352.500.000
PPn Keluaran Rp. 35.250.000
Penerimaan Retensi :
Bank Rp. 387.750.000
Piutang Usaha Jasa Konstruksi Rp. 387.750.000 Sesuai dengan ED PSAK No.34 (Rev. 2010), pembebanan biaya pun ditentukan dan disesuaikan dengan biaya yang telah dikeluarkan perusahaan selama kurun waktu tertentu dalam pencapaian progress untuk mendapatkan pembayaran termin. Maka bila disesuaikan dengan aturan PSAK No.34, dapat dilihat pada tabel 4.6 biaya yang diperlukan oleh PT. Mekarindo Mitrasarana dalam usaha pencapaian progress penyelesaian.
74 TABEL 4.6
PEMBEBANAN BIAYA BERDASARKAN PROGRESS FISIK PT. MEKARINDO MITRASARANA Termin Persentase Progress Total (Rp.) DP 10% Rp. 630.213.290,38 I 26% Rp. 1.008.341.264,60 II 39% Rp. 819.277.277,49 III 47% Rp. 504.170.632,30 IV 58% Rp. 693.234.619,41 V 72% Rp. 882.298.606,53 VI 81% Rp. 567.191.961,34 VII 93% Rp. 756.255.948,45 VIII 100% Rp. 378.127.974,23
Retensi 5% 100% (masa pemeliharaan) Rp. 63.021.329,04 Sumber : Data progress yang telah diolah
TABEL 4.7
PT. MEKARINDO MITRASARANA
JURNAL PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BIAYA TAHUN 2010 s/d 2011
THN KETERANGAN DEBET
(Rp.)
KREDIT (Rp.) 2010 Biaya Konstruksi Proyek
Proyek Dalam Pelaksanaan
Pendapatan Dari Konstruksi Proyek
5.860.983.600,49 1.126.271.399,51
6.987.255.000 2011 Biaya Konstruksi Proyek
Proyek Dalam Pelaksanaan
Pendapatan Dari Konstruksi Proyek
441.149.303,26 86.895.696,74
75 Sumber : Data yang telah diolah
TABEL 4.8
PERBEDAAN PENCATATAN PENDAPATAN DAN BIAYA ANTARA PT. MEKARINDO MITRASARANA DENGAN PSAK NO. 34
Tahun Perusahaan (Rp.) PSAK No.34 (Rp.) Selisih (Rp.) 2010 Pendapatan 6.006.600.000,00 6.987.255.000,00 (980.655.000,00) Biaya 5.229.837.538,10 5.860.983.600,49 (631.146.062,39) 2011 Pendapatan 1.508.700.000,00 528.045.000,00 980.655.000,00 Biaya 1.072.295.365,65 441.149.303,26 631.146.062,39 Sumber : Data yang telah diolah
Dari tabel diatas serta perhitungan-perhitungan yang telah dilakukan sebelumnya, diketahui bahwa pengakuan pendapatan pada tahun 2010 yang diakui perusahaan lebih kecil sebesar Rp. 980.655.000,00 dibandingkan dengan PSAK No.34 sehingga pada tahun 2011 pengakuan pendapatan menurut perusahaan menjadi lebih besar sebesar Rp. 980.655.000,00 dibandingkan dengan PSAK No.34. Sedangkan untuk biaya yang diakui perusahaan pada tahun 2010 lebih kecil sebesar Rp. 631.146.062,39 sehingga pada tahun 2011 biaya yang diakui perusahaan menjadi lebih besar sebesar Rp. 631.146.062,39 dibandingkan menurut PSAK No.34. Hal tersebut dapat terjadi karena perbedaan persentase progress/kemajuan fisik yang tidak sesuai dengan permohonan proses tagihan proyek. Dimana tahap-tahap pembayaran yang telah disepakati sesuai dengan persentase progress fisik tidak dilakukan
76 tepat pada waktunya melainkan sering melebihi progress fisik yang terjadi dilapangan. Hal tersebut nampak pada termin I sampai dengan termin VIII dimana progress fisik telah melewati proyek awal akan tetapi proses penagihan yang dilakukan kepada pihak pemilik tidak sesuai dengan kemajuan progress fisik. Sehingga mengakibatkan perbedaan pada laba yang diakui pada akhir tahun 2010, dimana jika sesuai dengan PSAK maka laba yang akan diakui lebih besar daripada laba yang diakui menurut perusahaan. Selain itu metode persentase yang digunakan tidak menggunakan ukuran biaya yang telah dikeluarkan selama proyek tersebut dikerjakan, sampai dengan keluarnya progress fisik pada saat tertentu. Sehingga nilai tagihan kepada owner tidak sesuai dengan matching concept principle.
E. Kesesuaian Metode Pengakuan Pendapatan atas Proyek Jangka Panjang
yang Dilaksanakan oleh PT. Mekarindo Mitrasarana dengan Ketentuan
ED PSAK No. 34 Revisi 2010
Berdasarkan penghitungan yang telah dilakukan secara terpisah diantara penggunaan metode pengakuan pendapatan atas proyek jangka panjang yang dilaksanakan oleh PT. Mekarindo Mitrasarana dengan penggunaan metode pengakuan pendapatan yang sesuai dengan ketentuan PSAK No.34, dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa metode yang digunakan oleh PT. Mekarindo Mitrasarana tidak sesuai dengan PSAK No. 34. Letak perbedaannya adalah PT. Mekarindo Mitrasarana menentukan pendapatan berdasarkan pencapaian suatu progress tertentu yang dianggap sudah mencukupi persyaratan untuk penagihan suatu termin, sedangkan PSAK No.
77 34 menentukan pendapatan berdasarkan pembebanan biaya yang diperlukan oleh suatu perusahaan dalam usahanya mencapai suatu progress tertentu. F. Pengaruh Penerapan Metode Persentase Penyelesaian atas Laba Kotor
Perusahaan secara Periodik antara Perhitungan yang Dilakukan
Perusahaan serta Menurut PSAK No. 34
Dari perhitungan-perhitungan dan jurnal-jurnal yang telah dibahas, maka dapat diketahui laba kotor yang diakui pada tahun 2010 dan tahun 2011 sebagai berikut : TABEL 4.9 PT. MEKARINDO MITRASARANA LABA KOTOR TAHUN 2010-2011 Berdasarkan 2010 2011 Perusahaan Rp. 776.762.461,90 Rp. 436.404.634,35 PSAK No.34 Rp. 1.126.271.399,51 Rp. 86.895.696,74
Sumber : Data yang telah diolah
Dari tabel di atas, diketahui bahwa laba yang diakui oleh perusahaan pada tahun 2010 lebih kecil dibandingkan metode persentase penyelesaian kontrak menurut PSAK No. 34. Sedangkan untuk tahun 2011 laba yang diakui perusahaan lebih besar dibandingkan dengan laba yang seharusnya diakui sesuai dengan PSAK No. 34.
Hal ini dikarenakan dampak dari ketidaksesuaian penggunaan metode persentase penyelesaian perusahaan dengan PSAK No. 34 yang mempengaruhi besarnya laba kotor periodik, walaupun sama-sama
78 menggunakan metode persentase penyelesaian (percentage of completion method) tetapi cara perhitungan yang digunakan oleh PT. Mekarindo Mitrasarana tidak sesuai dengan ketentuan dalam PSAK No.34, karena perusahaan menagih hanya berdasarkan ketentuan termin, bukan berdasarkan progress fisik yang telah dicapai. Sedangkan PSAK No. 34 mengharuskan penghitungan tagihan didasarkan kepada progress nyata di proyek dan pembebanan biaya didasarkan biaya yang telah dikeluarkan untuk mancapai suatu progress tertentu. Maka dalam kondisi ini cara perhitungan atas tagihan dan pembebanan biaya yang dilakukan oleh perusahaan tidak sesuai dengan matching concept principle atas PSAK No.34. Letak perbedaan inilah yang mengakibatkan nilai laba kotor yang dihasilkan perusahaan berbeda dari PSAK No. 34 pada setiap periodenya.