BADAN PENGELOLAAN
PENDAPATAN DAERAH
P E M E R I N T A H K A B U P A T E N B O G O R
BADAN PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH
Jl. Tegar Beriman Telp.(021)87912462, Fax.(021)87912441 Cibinong - 16914KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... ii
BAB I PENDAHULUAN....... I-1
1.1. Latar Belakang ... I-1 1.2. Landasan Hukum ... I-6 1.3 Maksud dan Tujuan... I-10 1.4. Sistematika Penulisan... I-10
BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA SKPD TAHUN LALU... II-1
2.1. Evaluasi Pelaksanaan Renja SKPD Tahun Lalu dan Capaian
Renstra SKPD... II-1 2.2. Analisis Kinerja Pelayanan SKPD... II-20
2.3. Isu-isu Penting Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi
SKPD... II-22
2.4. Review Terhadap Rancangan Awal RKPD Tahun
2017... II-30
2.5. Penelaahan Usulan Program dan Kegiatan
Masyarakat... II-42
BAB III TUJUAN, SASARAN DAN PROGRAM KEGIATAN... III-1
3.1. Telaahan Terhadap Kebijakan Nasional dan
Provinsi... III-1 3.2. Tujuan dan Sasaran Renja SKPD ... III-5 3.3. Program dan Kegiatan... III-9
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas tersusunnya Rencana Kerja (Renja) Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2017. Renja ini merupakan penjabaran pelaksanaan dari Perubahan Renstra Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018 sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah.
Renja Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah Tahun 2017 ini memuat evaluasi pelaksanaan rencana kerja Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah tahun 2016 triwulan 1 dan uraian mengenai tujuan, sasaran, program dan kegiatan yang akan dilaksanakan pada tahun 2017. Didalamnya memuat pula sasaran kegiatan berupa indikator output dan outcome kegiatan sebagai upaya pelaksanaan secara terencana dan berorientasi hasil.
Kami harapkan adanya kritik dan saran untuk kesempurnaan penyusunan Renja ini. Ucapan terima kasih kami sampaikan ke semua pihak yang telah membantu penyusunan Renja ini, mudah-mudahan bermanfaat bagi semua pihak dalam melaksanakan tugas sebagai abdi negara dan abdi masyarakat.
Cibinong, Januari 2017
K E P A L A,
DEDI A. BACHTIAR
Pembina Utama Muda
LAMPIRAN I KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH
NOMOR : 050/448/Kpts/Per-UU/2016
TANGGAL : 11 Nopember 2016
RENCANA KERJA BADAN PENGELOLAAN PENDAPATAN
DAERAH KABUPATEN BOGOR TAHUN 2017
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah telah mengatur dengan jelas tentang kewenangan konkuren bagi Pemerintah Daerah, baik Provinsi maupun Kabupaten/Kota. Pembagian kewenangan daerah tersebut diikuti dengan adanya perubahan nomenklatur perangkat daerah sebagaimana ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah yang menetapkan pembentukan perangkat daerah baru berdasarkan urusan dan bidang urusan pemerintahan daerah.
Sebagai konsekuensi dengan ditetapkannya Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah, Pemerintah Kabupaten Bogor telah membentuk Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 12 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah. Dengan adanya perubahan susunan perangkat daerah, sehingga perlu disusun Rencana Kerja Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah. Penyusunan Rencana Kerja Tahun 2017 Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah berdasarkan Kewenangan Urusan Penunjang pada Bidang Keuangan, dimana dokumen tersebut memuat substansi rencana program dan kegiatan yang disertai dengan target kinerja perangkat daerah tahun 2017 dan rencana pendanaan dan sumber pendanaan.
Sebagai bagian dari rangkaian perencanaan tahun keempat periode perencanaan jangka menengah Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018, Rencana Kerja Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah Tahun 2017 merupakan hasil dari pendekatan perencanaan teknokratis yang dipadukan dengan usulan politis, partisipatif, top-down, dan bottom-up yang terintegrasi dengan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Bogor Tahun 2017.
Penyusunan Renja Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah tahun 2017 mengacu pada Rencana Strategis (Renstra) Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah periode tahun 2013-2018, dimana sesuai dengan visi Pemerintah Kabupaten Bogor yang tercantum dalam perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bogor tahun 2013-2018, Kabupaten Bogor menjadi Kabupaten Termaju di Indonesia.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) menyusun Rencana Kerja (Renja) yang mengacu pada Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD), perubahan Rencana Strategis (Renstra) SKPD, hasil evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan periode sebelumnya, masalah yang dihadapi dan usulan program serta kegiatan yang berasal dari masyarakat. Renja SKPD memuat kebijakan, program dan kegiatan pembangunan, baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah daerah maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat.
Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018 merupakan tahap ketiga dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Bogor Tahun 2005-2025. Berdasarkan pelaksanaan, pencapaian, dan sebagai keberlanjutan RPJMD tahap kedua, RPJMD tahap ketiga ini ditujukan untuk merealisasikan visi dan misi pembangunan daerah melalui pengembangan dan percepatan pembangunan daerah secara menyeluruh di berbagai bidang/urusan pemerintahan sesuai dengan kewenangan yang dimiliki oleh Pemerintah Kabupaten Bogor.
Renja Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah tahun 2017 merupakan rencana tahun keempat dalam pelaksanaan RPJMD Kabupaten Bogor tahun 2013-2018 yang harus memuat rencana pencapaian indikator-indikator penciri termaju Kabupaten Bogor, pencapaian indikator-indikator sesuai dengan ketentuan Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah serta beberapa indikator lainnya yang sesuai dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM), kebijakan nasional dan Provinsi Jawa Barat serta muatan lokal lainnya. Adapun khusus untuk Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor, maka indikator termaju yang harus dicapai adalah : Pendapatan Asli Daerah (PAD) termasuk tertinggi di Indonesia.
Rencana Kerja SKPD merupakan penjabaran dari rencana jangka menengah dan jangka panjang yang disusun berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaan pengelolaan anggaran pendapatan, pengelolaan anggaran belanja, penatausahaan dan pelaporan pendapatan daerah, pada tahun-tahun yang sebelumnya, antisipasi atas permasalahan yang dihadapi, serta mengakomodasikan dan mempertimbangkan berbagai kebijakan nasional, kebijakan Pemerintah Propinsi Jawa Barat dan kebijakan Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor serta mempertimbangkan hasil penjaringan aspirasi masyarakat.
Pasal 110 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah menyebutkan bahwa :
(1) Kepala Bappeda menyiapkan Surat Edaran Kepala Daerah kepada
Kepala SKPD perihal Penyampaian Rancangan Awal RKPD yang sudah dibahas dalam forum konsultasi publik, sebagai bahan penyusunan rancangan Renja SKPD;
(2) Surat Edaran Kepala Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat
dan Musrenbang RKPD, sekaligus batas waktu penyampaian rancangan Renja SKPD kepada Kepala Bappeda untuk dilakukan verifikasi.
Berdasarkan aturan tersebut, maka dalam rangka mewujudkan sinkronisasi perencanaan pembangunan tahunan daerah perlu dibuat Renja SKPD Tahun 2017 yang sistematis, bermutu, akuntabel dan tepat waktu. Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja SKPD) Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor tahun 2017 disusun dengan mengacu pada Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Bogor tahun 2017 yang merupakan dokumen induk perencanaan pembangunan tahunan dan didalamnya memuat kebijakan pembangunan daerah tahun anggaran 2017.
Disamping mengacu pada RKPD Tahun 2017, penyusunan Renja Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2017 juga berpedoman pada perubahan Rencana Strategis (Renstra) Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018 yang saat ini sedang dalam proses penyusunan sebagai bagian integral dari penyusunan perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018. Diharapkan rancangan Renja yang akan disempurnakan pasca penyelenggaraan Forum Gabungan SKPD akan menjadi bahan penyusunan dan penyempurnaan RKPD Tahun 2017. Selain itu Renja Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2017 juga mengacu pada Renstra Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah Propinsi Jawa Barat dan Renstra Kementrian Keuangan Republik Indonesia.
Rencana Kerja Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2017 merupakan penjabaran dari rencana jangka menengah dan jangka panjang yang disusun berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaan pengelolaan anggaran pendapatan, pengelolaan anggaran belanja, penatausahaan dan pelaporan keuangan daerah pada tahun-tahun yang sebelumnya, antisipasi atas permasalahan yang dihadapi serta mengakomodasikan dan mempertimbangkan berbagai kebijakan nasional, kebijakan Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan kebijakan Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor serta mempertimbangkan hasil penjaringan aspirasi masyarakat.
Konsepsi perencanaan pembangunan tahunan yang merupakan penjabaran dari perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Bogor dan perubahan Renstra SKPD Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah, memuat kerangka pengelolaan anggaran pendapatan, pengelolaan anggaran belanja, penatausahaan dan pelaporan keuangan daerah. Rencana Kerja Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah Tahun 2017 yang memuat prioritas peningkatan kinerja pemerintahan daerah disusun dengan maksud memberikan landasan dan pedoman bagi semua aparatur daerah dalam memantapkan manajemen pemerintahan daerah Kabupaten Bogor. Bagi masing-masing bidang dan satuan kerja di lingkungan Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah berkewajiban untuk mempedomani serta sebagai acuan dalam pelaksanaan kegiatan pengelolaan pendapatan daerah sebagai manifestasi dari pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah yaitu membantu Bupati dalam melaksanakan urusan Pemerintah Daerah berdasarkan asas otonomi di bidang pendapatan daerah.
Dokumen Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja SKPD) Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2017 dilengkapi dengan lampiran yang berisi uraian program dan kegiatan beserta volume kegiatan dan usulan biaya sebagai bahan acuan dalam melaksanakan pengelolaan pendapatan daerah tahun 2017 di Kabupaten Bogor.
Renja Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah tahun 2017 yang disusun merupakan bagian integral dari implementasi visi dan misi Bupati dan Wakil Bupati periode 2013-2018 yang menginginkan agar dalam periode kepemimpinan lima tahun dapat mewujudkan Kabupaten Bogor menjadi Kabupaten termaju di Indonesia. Untuk itu penyusunan Renja Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor harus dilakukan secara serius dan bersinergi antar lembaga sehingga seluruh target indikator yang menjadi kinerja Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor yang telah dirumuskan dalam RPJMD dan Renstra Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018 dapat dicapai sesuai atau bahkan melampaui target yang telah ditetapkan.
Dengan berdasarkan beberapa pertimbangan yang ada baik dari tingkat pusat, provinsi maupun daerah, prioritas pembangunan Kabupaten Bogor tahun 2017 yang ditetapkan adalah:
1. Peningkatan aksesibilitas sarana dan prasarana wilayah;
2. Peningkatan daya saing perekonomian daerah;
3. Peningkatan kualitas dan kuantitas pelayanan pendidikan dan
kesehatan;
4. Peningkatan Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial dan
Masyarakat;
5. Pemantapan Tata Kelola Penyelenggaraan Pemerintahan.
Dalam dokumen Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Bogor Tahun 2017, Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor masuk dalam prioritas pembangunan ke-5, yaitu : Pemantapan Tata Kelola Penyelenggaraan Pemerintahan, dengan fokus : Meningkatkan Kinerja Pemerintahan Daerah yang Akuntabel.
Berkenaan dengan prioritas pembangunan nasional tahun 2017, karena belum dipublikasikan, maka Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor belum mengetahui dimana posisinya, namun dalam prioritas dan fokus pembangunan daerah Provinsi Jawa Barat tahun 2017 ditujukan untuk kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat Jawa Barat pada umumnya dan Kabupaten Bogor pada khususnya melalui optimalisasi penerimaan PAD yang dapat menunjang pembangunan bagi kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Bogor.
Prioritas pembangunan Provinsi Jawa Barat tahun 2017 berkaitan dengan Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah Kabupaten
Bogor tahun 2017, diarahkan pada penuntasan prioritas
pembangunan sektoral dan prioritas pembangunan kewilayahan, dimana prioritas pembangunan sektor (common goals) membutuhkan sinergitas lintas bidang dan OPD di lingkungan pemerintahan baik pusat, kabupaten/kota maupun desa/kelurahan dan antar pelaku pembangunan baik pemerintah, dunia usaha maupun masyarakat, serta perwilayahan pembangunan, khususnya di bidang pendapatan daerah Kabupaten Bogor tahun 2017.
Indikator kinerja kunci Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor tahun 2017 adalah :
1. Optimalisasi penerimaan Pendapatan Daerah sebesar Rp. 6.046.736.131.321;
2. Optimalisasi penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebesar Rp. 2.141.734.058.799;
3. Jumlah pajak daerah sebanyak 10 pajak daerah.
Berkenaan dengan 25 penciri termaju Kabupaten Bogor tahun 2013-2018, Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor masuk dalam penciri ke-20, yaitu : Pendapatan Asli Daerah (PAD) termasuk tertinggi di Indonesia. Sementara itu berkenaan dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri No.54 tahun 2010, indikator pada Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor adalah : Jumlah pajak daerah sebanyak 10 pajak daerah.
1.2 Landasan Hukum
Penyusunan Rencana Kerja Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor tahun 2017 mengacu pada :
1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan
Daerah-Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Djawa Barat (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 8), sebagaimana telah diubah Dengan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1968 tentang Pembentukan Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Subang Dengan Mengubah Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950
tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten Dalam
Lingkungan Propinsi Djawa Barat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1968 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2851);
2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan
Negara yang Bersih dan Bebas dari Kolusi, Korupsi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851);
3. Undang- Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
7. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);
8. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);
9. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234);
10.Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 224, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 11.Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);
12.Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembahan Negara Republik Indonesia Nomor 4815);
13.Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata
Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817);
14.Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833);
15.Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);
16.Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2008 tentang Penataan Ruang
Kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Puncak, Cianjur;
17.Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019;
18.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang
Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 517);
19.Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 25 Tahun 2013
tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2018 (Lembaran Daerah Tahun 2013 Nomor 25 Seri E);
20.Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 11 Tahun 2016 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Tahun 2016-2036 (Lembaran Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2016 Nomor 95, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Bogor Nomor 95);
21.Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 12 Tahun 2016 tentang
Kabupaten Bogor Tahun 2016 Nomor 12, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Bogor Nomor 96);
22.Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 12 Tahun 2016 tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah;
23.Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 2 Tahun 2016 tentang Pajak Daerah;
24.Peraturan Bupati Bogor Nomor 34 Tahun 2009 tentang Nilai Jual Pengambilan Bahan Galian Golongan C;
25.Peraturan Bupati Bogor Nomor 60 Tahun 2010 tentang Nilai Jual Obyek Pajak Reklame;
26.Peraturan Bupati Bogor Nomor 74 Tahun 2010 tentang Tata Cara Perhitungan Nilai Perolehan Air Tanah;
27.Peraturan Bupati Bogor Nomor 75 Tahun 2010 tentang Sistem dan
Prosedur Pajak Hotel, Restoran dan Hiburan;
28.Peraturan Bupati Bogor Nomor 76 Tahun 2010 tentang Sistem dan
Prosedur Pajak Penerangan Jalan;
29.Peraturan Bupati Bogor Nomor 77 Tahun 2010 tentang Sistem dan
Prosedur Pajak Air Tanah;
30.Peraturan Bupati Bogor Nomor 78 Tahun 2010 tentang Sistem dan
Prosedur Pengelolaan dan Pemungutan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB);
31.Peraturan Bupati Bogor Nomor 59 Tahun 2011 tentang Sistem dan
Prosedur Pengelolaan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan;
32.Peraturan Bupati Nomor 70 Tahun 2016 tentang Kedudukan,
Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, serta Tata Kerja Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah;
33.Peraturan Bupati Bogor Nomor 104 Tahun 2016 tentang
Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Pajak Daerah pada Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah.
1.3 Maksud dan Tujuan
Maksud penyusunan Rencana Kerja Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2017 adalah untuk memaduserasikan antara prioritas kegiatan pembangunan pada Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Bogor tahun
2017 dengan program dan kegiatan pada Rencana Kegiatan dan Anggaran (RKA) Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor tahun anggaran 2017.
Sedangkan tujuan disusunnya Rencana Kerja adalah :
a. Sebagai acuan/arah bagi Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah
dalam menyusun program/kegiatan prioritas tahun 2017 berdasarkan ketersediaan sumberdaya dalam rangka mencapai Kabupaten Bogor sebagai kabupaten termaju di Indonesia;
b. Merumuskan rencana program dan kegiatan Badan Pengelolaan
Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor pada tahun 2017.
1.4 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan Rencana Kerja Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor tahun 2017 sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mengemukakan pengertian ringkas tentang Renja Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2017, proses penyusunan Renja Badan Pengelolaan Pendapatan
Daerah, keterkaitan antara Renja Badan Pengelolaan
Pendapatan Daerah dengan Dokumen RKPD, Renstra Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah dengan Renja Kementrian Keuangan dan Renja Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah Propinsi Jawa Barat, serta tindak lanjutnya dengan proses penyusunan RAPBD;
1.2 Landasan Hukum
Memuat penjelasan tentang Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, Peraturan Daerah dan ketentuan peraturan lainnya yang mengatur tentang SOTK, kewenangan SKPD serta pedoman yang dijadikan acuan dalam penyusunan perencanaan dan penganggaran SKPD;
1.3 Maksud dan Tujuan
Memuat penjelasan tentang maksud dan tujuan dari penyusunan Renja Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2017;
1.4 Sistematika Penulisan
Menguraikan pokok bahasan dalam penulisan Renja Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2017 serta susunan garis besar isi dokumen;
BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA SKPD TAHUN LALU, pada
bab ini dibagi menjadi empat bagian pembahasan, yaitu :
2.1 Evaluasi Pelaksanaan Renja SKPD Tahun Lalu dan Capaian
Renstra SKPD, memuat kajian terhadap hasil evaluasi
pelaksanaan Rencana Kerja SKPD tahun lalu (n-2) dan perkiraan capaian tahun berjalan (n-1), mengacu pada APBD tahun berjalan yang seharusnya pada waktu penyusunan Rencana Kerja SKPD sudah disahkan. Selanjutnya dikaitkan dengan pencapaian target Renstra SKPD berdasarkan realisasi program dan kegiatan pelaksanaan Rencana Kerja SKPD tahun-tahun sebelumnya.
2.2 Analisis Kinerja Pelayanan SKPD, memuat kajian terhadap
capaian kinerja pelayanan SKPD berdasarkan indikator kinerja yang sudah ditentukan dalam SPM, maupun terhadap IKK sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 6 Tahun 2008 dan Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007. Indikator yang dikaji disesuaikan dengan tugas dan fungsi masing-masing SKPD, serta ketentuan peraturan perundang-undangan yang terkait dengan kinerja pelayanan;
2.3 Isu-Isu Penting Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi SKPD,
memuat uraian-uraian mengenai sejauh mana tingkat kinerja pelayanan SKPD dan hal kritis yang terkait dengan pelayanan SKPD, permasalahan dan hambatan yang dihadapi dalam menyelenggarakan tugas dan fungsi SKPD, dampak capaian visi
dan misi kepala daerah terhadap capaian program
nasional/internasional seperti SPM dan MDGs (Millenium
Development Goals), tantangan dan peluang, serta formulasi
isu-isu penting berupa rekomendasi dan catatan yang strategis untuk ditindaklanjuti dalam perumusan program dan kegiatan prioritas tahunan yang direncanakan. Adapun beberapa Isu Strategis Kabupaten Bogor Tahun 2017 diantaranya (a) sinergi
pembangunan pusat-provinsi-daerah dan desa meliputi implementasi Nawacita dalam Prioritas Pembangunan Daerah,
pemberlakuan peraturan perundang-undangan sebagai
penjabaran UU No.23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah, kebijakan nasional dan provinsi Jawa Barat (Pengarusutamaan SDG’s dan MEA), (b) pelayanan publik dalam bidang sosial, ekonomi, sarana dan prasarana, serta pemerintahan meliputi
pemcapaian target penciri termaju Kabupaten Bogor,
pencapaian indikator kinerja SKPD, SPM, (c) kemiskinan,
pengangguran, kependudukan, dan capaian IPM, (d)
pengembangan potensi daerah (ekonomi, sosial, budaya dan pariwisata), (e) penataan dan pengelolaan ruang meliputi pemekaran wilayah dan pemanfaatan ruang;
2.4 Review Terhadap Rancangan Awal RKPD Tahun 2017,
memuat telaahan terhadap rancangan awal RKPD untuk membandingkan antara rumusan hasil identifikasi kebutuhan program dan kegiatan berdasarkan analisis kebutuhan yang telah mempertimbangkan kinerja pencapaian target Renstra SKPD dan tingkat kinerja yang dicapai oleh SKPD. Tema Pembangunan 2017 Penguatan Infrastruktur dan Pelayanan Publik dalam Mendukung Terwujudnya Kabupaten Bogor Menjadi Kabupaten Termaju di Indonesia. Prioritas dan Fokus Pembangunan 2017 meliputi (1) penguatan manajemen dan kualitas administrasi perangkat daerah, (2) meningkatkan
kualitas perencanaan dan pembangunan daerah, (3)
meningkatkan pelayanan publik, (4) optimalisasi kinerja
kecamatan, (5) meningkatkan kerjasama daerah, (6)
meningkatkan kinerja pemerintahan daerah yang akuntabel, (7) meningkatkan layanan keamanan dan ketertiban umum;
2.5 Penelaahan Usulan Program dan Kegiatan Masyarakat,
memuat kajian atas program dan kegiatan yang diusulkan oleh masyarakat yang merupakan bagian dari kegiatan jaring aspirasi terkait kebutuhan dan harapan pemangku kepentingan terhadap prioritas dan sasaran pelayanan serta kebutuhan pembangunan tahun yang direncanakan sesuai dengan tugas dan fungsi SKPD. Akan tetapi dalam evaluasi pelaksanaan renja
SKPD tahun lalu, pada Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah tidak ada penelaahan usulan program dan kegiatan masyarakat;
BAB III TUJUAN, SASARAN DAN PROGRAM KEGIATAN, pada bab ini
pembahasan dibagi menjadi beberapa pembagian pembahasan, yaitu :
3.1 Telaahan Terhadap Kebijakan Nasional dan Provinsi, memuat
telaahan yang menyangkut arah kebijakan dan prioritas pembangunan nasional yang terkait dengan tugas pokok dan fungsi SKPD;
3.2 Tujuan dan Sasaran Renja SKPD, pada bagian ini, tujuan dan
sasaran Rencana Kerja SKPD didasarkan atas rumusan isu-isu penting penyelenggaraan tugas dan fungsi SKPD yang dikaitkan dengan sasaran target kinerja Renstra SKPD;
3.3 Program dan Kegiatan, pada bagian ini, program dan kegiatan
dirumuskan sesuai dengan prioritas dan sasaran pembangunan tahun yang direncanakan berdasarkan tingkat urgensi dan relevansinya yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan untuk memecahkan isu-isu penting terkait penyelenggaraan tugas dan fungsi SKPD dalam pembangunan daerah.
BAB IV PENUTUP, menguraikan tentang catatan penting yang perlu
mendapat perhatian (dalam pelaksanaan maupun dalam kondisi
ketidaksesuaian antara ketersediaan anggaran dengan
kebutuhan), kaidah-kaidah pelaksanaan dan rencana tindak lanjut.
BAB II
EVALUASI PELAKSANAAN RENJA SKPD TAHUN LALU
2.1 Evaluasi Pelaksanaan Renja SKPD Tahun Lalu dan Capaian
Renstra SKPD
Pada Tahun Anggaran 2016, Dinas Pendapatan Daerah memberikan kontribusi terhadap pencapaian kebijakan prioritas pembangunan daerah yang ketujuh, yaitu Pemantapan Kinerja Pelayanan Pemerintah Daerah yang Transparan dan Akuntabel dengan Fokus Pembangunan Pemantapan Manajemen Pemerintahan. Kontribusi pencapaian kebijakan tersebut ditandai dengan capaian rata-rata Indikator Kinerja Kunci (IKK) sebesar 102,09 %, dengan predikat kinerja Sangat Tinggi. Uraian capaian kinerja indikator kinerja kunci sebagai berikut :
1) Jumlah dan macam pajak daerah serta retribusi daerah, dari
rencana 10 pajak dan 16 retribusi, terealisasi 10 pajak daerah dan 16 retribusi atau 100%;
2) Optimalnya penerimaan pendapatan daerah dari rencana sebesar
Rp. 5.816.883.356.100,00 terealisasi Rp. 5.527.769.442.426,38 atau 95,03 %.
Capaian Indikator Kinerja Kunci (IKK) tersebut menunjukkan telah tercapainya sasaran, yaitu : Meningkatnya pendapatan daerah. Pencapaian Indikator Kinerja Kunci diatas merupakan hasil kontribusi dari pelaksanaan 6 program dan 70 kegiatan, dengan uraian sebagai berikut:
1) Program Peningkatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah, dengan
34 kegiatan;
2) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran, sebanyak 16
kegiatan;
3) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur, sebanyak 8
kegiatan;
4) Program Peningkatan Displin Aparatur, sebanyak 1 kegiatan;
5) Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur, sebanyak
6) Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan, sebanyak 9 kegiatan.
Realisasi pelaksanaan program dan kegiatan Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor tahun anggaran 2016 menghasilkan rata-rata capaian Indikator Kinerja Output sebesar 68,13 %, adapun realisasi keseluruhan anggaran sebesar Rp.39.785.201.433,00 atau 98,36 %, dari total rencana anggaran sebesar Rp.40.442.560.000,00 uraian kegiatan beserta capaian indikator kinerja outputnya sebagai berikut :
1) Program Peningkatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah terdiri
dari 33 kegiatan dengan perincian sebagai berikut :
1.1. Kegiatan Intensifikasi dan Ekstensifikasi Sumber-sumber
Pendapatan Daerah dengan realisasi anggaran Belanja Langsung pada Kegiatan ini Rp.592.132.050,00 (99.29%) dari total anggaran Rp.596.350.000,00 dengan realisasi fisik kegiatan 100.00%;
1.2. Kegiatan Penyusunan Data dan Perhitungan Bagian Desa
Dari Hasil Penerimaan Pendapatan Daerah dengan realisasi
anggaran Belanja Langsung pada Kegiatan ini
Rp.133.050.108,00 (99.81%) dari total anggaran
Rp.133.299.000,00 dengan realisasi fisik kegiatan 100.00%;
1.3. Kegiatan Penagihan Pajak Daerah dengan realisasi anggaran
Belanja Langsung pada Kegiatan ini Rp.491.666.650,00 (99.47%) dari total anggaran Rp.494.305.000,00 dengan realisasi fisik kegiatan 100.00%;
1.4. Kegiatan Pemeriksaan dan Pengendalian Pajak daerah
dengan realisasi anggaran Belanja Langsung pada Kegiatan ini Rp.432.656.814,00 (99.95%) dari total anggaran Rp.432.892.000,00 dengan realisasi fisik kegiatan 100.00%;
1.5. Kegiatan Perhitungan dan Penetapan Pajak Daerah dengan
realisasi anggaran Belanja Langsung pada Kegiatan ini
Rp.144.141.460,00 (99.34%) dari total anggaran
Rp.145.093.000,00 dengan realisasi fisik kegiatan 100.47%;
1.6. Kegiatan Pengolahan Data Penerimaan Pendapatan Daerah
dengan realisasi anggaran Belanja Langsung pada Kegiatan ini Rp.516.420.418,00 (99.80%) dari total anggaran Rp.517.476.000,00 dengan realisasi fisik kegiatan 100.00%;
1.7. Kegiatan Pelayanan dan Pengadministrasian benda berharga
dengan realisasi anggaran Belanja Langsung pada Kegiatan ini Rp.94.955.400,00 (100.00%) dari total anggaran Rp.94.958.000,00 dengan realisasi fisik kegiatan 100.00%;
1.8. Kegiatan Pendistribusian dan Pengendalian SPPT PBB
dengan realisasi anggaran Belanja Langsung pada Kegiatan ini Rp.1.638.163.700,00 (98.92%) dari total anggaran Rp.1.656.033.000,00 dengan realisasi fisik kegiatan 104.07%;
1.9. Kegiatan Sosialisasi Pendapatan Daerah dengan realisasi
anggaran Belanja Langsung pada Kegiatan ini
Rp.1.036.294.625,00 (97.89%) dari total anggaran
Rp.1.058.661.000,00 dengan realisasi fisik kegiatan 100.00%;
1.10. Kegiatan Pembinaan Aparatur Pelaksana Pemungut Pajak
Daerah dengan realisasi anggaran Belanja Langsung pada Kegiatan ini Rp.380.444.325,00 (98.43%) dari total anggaran Rp.386.503.000,00 dengan realisasi fisik kegiatan 100.00%;
1.11. Kegiatan Penyusunan Produk Hukum di Bidang Pajak
Daerah dengan realisasi anggaran Belanja Langsung pada Kegiatan ini Rp.241.948.528,00 (99.36%) dari total anggaran Rp.243.501.000,00 dengan realisasi fisik kegiatan 100.00%;
1.12. Kegiatan Penagihan PBB dengan realisasi anggaran Belanja
Langsung pada Kegiatan ini Rp.1.720.505.190,00 (96.28%) dari total anggaran Rp.1.786.970.000,00 Dengan realisasi fisik kegiatan 102.64%;
1.13. Kegiatan Pelayanan Validasi BPHTB dengan realisasi
anggaran Belanja Langsung pada Kegiatan ini
Rp.420.921.750,00 (100.00%) dari total anggaran
Rp.420.923.000,00 dengan realisasi fisik kegiatan 100.00%;
1.14. Kegiatan Penelitian dan Verifikasi SPPD BPHTB dengan
realisasi anggaran Belanja Langsung pada Kegiatan ini Rp.374.636.450,00 (100.00%) dari total anggaran Rp.374.637.000,00 dengan realisasi fisik kegiatan 100.00%;
1.15. Kegiatan Evaluasi dan Pengendalian BPHTB dengan realisasi
anggaran Belanja Langsung pada Kegiatan ini
Rp.258.471.000,00 (100.00%) dari total anggaran
Rp.258.471.000,00 dengan realisasi fisik kegiatan 100.00%;
1.16. Kegiatan Penagihan dan Pengadministrasian Dana Transfer
dengan realisasi anggaran Belanja Langsung pada Kegiatan ini Rp.430.972.479,00 (100.00%) dari total anggaran Rp.430.973.000,00 dengan realisasi fisik kegiatan 87.82%;
1.17. Kegiatan Pendaftaran Wajib Pajak Daerah dengan realisasi
anggaran Belanja Langsung pada Kegiatan ini
Rp.250.274.600,00 (99.22%) dari total anggaran
Rp.252.232.000,00 dengan realisasi fisik kegiatan 100.00%;
1.18. Kegiatan Pendataan Wajib Pajak Daerah dengan realisasi
anggaran Belanja Langsung pada Kegiatan ini
Rp.615.144.300,00 (99.15%) dari total anggaran
Rp.620.449.000,00 dengan realisasi fisik kegiatan 132.41%;
1.19. Kegiatan Penerbitan dan Pendistribusian Dokumen
Ketetapan Pajak Daerah dengan realisasi anggaran Belanja Langsung pada Kegiatan ini Rp.376.884.040,00 (99.20%) dari total anggaran Rp.379.905.000,00 Dengan realisasi fisik kegiatan 109.02%;
1.20. Kegiatan Penyusunan Target Penerimaan Pendapatan Daerah
dengan realisasi anggaran Belanja Langsung pada Kegiatan ini Rp.370.977.020,00 (99.54%) dari total anggaran Rp.372.702.000,00 dengan realisasi fisik kegiatan 100.00%;
1.21. Kegiatan Evaluasi Zona Nilai Tanah dengan realisasi
anggaran Belanja Langsung pada Kegiatan ini
Rp.828.616.480,00 (98.48%) dari total anggaran
Rp.841.404.000,00 dengan realisasi fisik kegiatan 100.00%;
1.22. Kegiatan Up Dating Data PBB dengan realisasi anggaran
Belanja Langsung pada Kegiatan ini Rp.1.033.615.000,00 (99.63%) dari total anggaran Rp.1.037.407.000,00 dengan realisasi fisik kegiatan 104.07%;
1.23. Kegiatan Pemeliharaan Basis Data Objek Pajak PBB dengan
realisasi anggaran Belanja Langsung pada Kegiatan ini
Rp.1.558.162.000,00 dengan realisasi fisik kegiatan 100.00%;
1.24. Kegiatan Pengolahan Data BPHTB & Teknologi Informasi
dengan realisasi anggaran Belanja Langsung pada Kegiatan ini Rp.195.211.850,00 (100.00%) dari total anggaran Rp.195.212.000,00 dengan realisasi fisik kegiatan 100.00%;
1.25. Kegiatan Penerapan Sistem Pelaporan On Line Pajak Hotel
dan Restoran dengan realisasi anggaran Belanja Langsung pada Kegiatan ini Rp.697.961.271,00 (99.20%) dari total anggaran Rp.703.621.000,00 dengan realisasi fisik kegiatan 100.00%;
1.26. Kegiatan Penanganan Keberatan dan Pengurangan PBB
dengan realisasi anggaran Belanja Langsung pada Kegiatan ini Rp.671.147.500,00 (92.84%) dari total anggaran Rp.722.878.000,00 dengan realisasi fisik kegiatan 100.00%;
1.27. Kegiatan Verifikasi Data Objek Pajak Bumi dan Bangunan
Pajak dengan realisasi anggaran Belanja Langsung pada Kegiatan ini Rp.916.212.200,00 (95.85%) dari total anggaran Rp.955.930.000,00 dengan realisasi fisik kegiatan 101.24%;
1.28. Kegiatan Monitoring dan Evaluasi PBB dengan realisasi
anggaran Belanja Langsung pada Kegiatan ini
Rp.1.119.453.000,00 (99.02%) dari total anggaran
Rp.1.130.541.000,00 dengan realisasi fisik kegiatan 100.00%;
1.29. Kegiatan Penilaian PBB pada Sektor Telekomunikasi
(Tower/BTS) dengan realisasi anggaran Belanja Langsung pada Kegiatan ini Rp.319.860.800,00 (95.00%) dari total anggaran Rp.336.707.000,00 dengan realisasi fisik kegiatan 106.45%;
1.30. Kegiatan Pengelolaan Teknologi Informasi PBB dengan
realisasi anggaran Belanja Langsung pada Kegiatan ini
Rp.577.084.502,00 (99.71%) dari total anggaran
Rp.578.735.000,00 dengan realisasi fisik kegiatan 100.00%;
1.31. Kegiatan Integrasi Sistem Aplikasi Pendapatan Daerah
dengan realisasi anggaran Belanja Langsung pada Kegiatan ini Rp.476.829.071,00 (100.00%) dari total anggaran Rp.476.830.000,00 dengan realisasi fisik kegiatan 100.00%;
1.32. Kegiatan Pelayanan Mobil Keliling dengan realisasi anggaran
Belanja Langsung pada Kegiatan ini Rp.640.252.500,00 (94.74%) dari total anggaran Rp.675.812.000,00 dengan realisasi fisik kegiatan 100.00%;
1.33. Kegiatan Identifikasi dan Penilainan Individu PBB pada
Objek Pajak anggaran Belanja Langsung pada Kegiatan ini dengan realisasi Rp.672.546.500,00 (98.68%) dari total anggaran Rp.681.549.000,00 dengan realisasi fisik kegiatan 106.00%;
2) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran terdiri dari 16 kegiatan dengan perincian sebagai berikut :
2.1. Kegiatan Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air dan
Listrik dengan realisasi anggaran belanja langsung pada kegiatan ini Rp.2.089.191.350,00 (99.79%) dari total anggaran Rp.2.093.516.000,00 dengan realisasi fisik kegiatan 100.00%;
2.2. Kegiatan Penyediaan Jasa Pemeliharaan dan Perizinan
Kendaraan Dinas/Operasional dengan realisasi anggaran belanja langsung pada kegiatan ini Rp.46.426.100,00 (91.79%) dari total anggaran Rp.50.580.000,00 dengan realisasi fisik kegiatan 100.00%;
2.3. Kegiatan Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor dengan
realisasi anggaran belanja langsung pada kegiatan ini
Rp.433.685.800,00 (97.64%) dari total anggaran
Rp.444.146.000,00 dengan realisasi fisik kegiatan 100.00%;
2.4. Kegiatan Penyediaan Alat Tulis Kantor dengan realisasi
anggaran belanja langsung pada kegiatan ini
Rp.299.854.300,00 (99.06%) dari total anggaran
Rp.302.699.000,00 dengan realisasi fisik kegiatan 100.00%;
2.5. Kegiatan Penyediaan Barang Cetakan dan Penggandaan
dengan realisasi anggaran belanja langsung pada kegiatan ini Rp.314.396.950,00 (96.14%) dari total anggaran Rp.327.017.000,00 dengan realisasi fisik kegiatan 100.00%;
2.6. Kegiatan Penyediaan Komponen Instalasi Listrik/Penerangan
Bangunan Kantor dengan realisasi anggaran belanja langsung pada kegiatan ini Rp.197.846.400,00 (96.86%) dari
total anggaran Rp.204.254.000,00 dengan realisasi fisik kegiatan 100.00%;
2.7. Kegiatan Penyediaan Bahan Bacaan dan Peraturan
Perundang-undangan dengan realisasi anggaran belanja langsung pada kegiatan ini Rp.142.800.000,00 (100.00%) dari total anggaran Rp.142.800.000,00 dengan realisasi fisik kegiatan 100.00%;
2.8. Kegiatan Penyediaan Bahan Logistik Kantor dengan realisasi
anggaran belanja langsung pada kegiatan ini
Rp.12.167.100,00 (98.68%) dari total anggaran
Rp.12.330.000,00 dengan realisasi fisik kegiatan 100.00%;
2.9. Kegiatan Penyediaan Makanan dan Minuman dengan
realisasi anggaran belanja langsung pada kegiatan ini
Rp.706.760.000,00 (100.00%) dari total anggaran
Rp.706.760.000, dengan realisasi fisik kegiatan 100.00%;
2.10. Kegiatan Rapat-rapat Koordinasi dan Konsultasi ke Dalam
dan Luar Daerah dengan realisasi anggaran belanja langsung pada kegiatan ini Rp.1.359.804.900 (99.80%) dari total anggaran Rp.1.362.554.000,00 dengan realisasi fisik kegiatan 100.00%;
2.11. Kegiatan Penyediaan Jasa Tenaga Pendukung
Administrasi/Teknis Perkantoran dengan realisasi anggaran belanja langsung pada kegiatan ini Rp.177.688.000,00 (99.70%) dari total anggaran Rp. 178.230.000,00 dengan realisasi fisik kegiatan 100.00%;
2.12. Kegiatan Pelayanan dokumentasi dan arsip SKPD dengan
realisasi anggaran belanja langsung pada kegiatan ini
Rp.461.196.000,00 (99.59%) dari total anggaran
Rp.463.080.000,00 dengan realisasi fisik kegiatan 100.00%;
2.13. Kegiatan Penyediaan Pelayanan Administrasi Barang dengan
realisasi anggaran belanja langsung pada kegiatan ini Rp.215.919.750,00 (99.71%) dari total anggaran Rp. 216.537.000,00 dengan realisasi fisik kegiatan 100.00%;
2.14. Kegiatan Penyediaan Sewa Tempat dengan realisasi anggaran
belanja langsung pada kegiatan ini Rp.829.075.000,00 (99.89%) dari total anggaran Rp.830.000.000,00 dengan realisasi fisik kegiatan 100.00%;
2.15. Kegiatan Penyediaan Pengelolaan Administrasi Kepegawaian
dengan realisasi anggaran belanja langsung pada kegiatan ini Rp.249.936.325,00 (96.75%) dari total anggaran Rp.258.327.000,00 dengan realisasi fisik kegiatan 100.00%;
2.16. Kegiatan Pengamanan Sarana dan Prasarana Perkantoran
dengan realisasi anggaran belanja langsung pada kegiatan ini Rp.1.040.047.500,00 (99.91%) dari total anggaran Rp. 1.041.000.000,00 dengan realisasi fisik kegiatan 100.00%; 3) Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur, terdiri dari 9
kegiatan dengan perincian sebagai berikut :
3.1. Kegiatan Pembangunan Gedung Kantor dengan realisasi
anggaran belanja langsung pada kegiatan ini
Rp.1.513.892.894,00 (92.14%) dari total anggaran Rp. 1.643.027.000,00 dengan realisasi fisik kegiatan 100.00%;
3.2. Kegiatan Pengadaan Kendaraan Dinas/Operasional dengan
realisasi anggaran belanja langsung pada kegiatan ini
Rp.341.520.000,00 (100.00%) dari total anggaran
Rp.341.520.000,00 dengan realisasi fisik kegiatan 100.00%;
3.3. Kegiatan Pengadaan Peralatan Kantor dengan realisasi
anggaran belanja langsung pada kegiatan ini
Rp.750.436.000,00 (98.57%) dari total anggaran Rp. 761.341.000,00 dengan realisasi fisik kegiatan 100.00%;
3.4. Kegiatan Pengadaan Perlengkapan Kantor dengan realisasi
anggaran belanja langsung pada kegiatan ini
Rp.1.662.767.900,00 (98.21%) dari total anggaran Rp. 1.693.068.000,00 dengan realisasi fisik kegiatan 100.00%;
3.5. Kegiatan Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor dengan
realisasi anggaran belanja langsung pada kegiatan ini Rp.1.902.522.605,00 (99.59%) dari total anggaran Rp. 1.910.263.000,00 dengan realisasi fisik kegiatan 100.00%;
3.6. Kegiatan Pemeliharaan rutin/berkala Kendaraan
Dinas/Operasional dengan realisasi anggaran belanja langsung pada kegiatan ini Rp.542.833.133,00 (96.71%) dari total anggaran Rp. 561.300.000,00 dengan realisasi fisik kegiatan 100.00%;
3.7. Kegiatan Pemeliharaan rutin/berkala peralatan gedung
kantor dengan realisasi anggaran belanja langsung pada kegiatan ini Rp.742.533.675,00 (98.14%) dari total anggaran Rp. 756.573.000,00 dengan realisasi fisik kegiatan 100.00%;
3.8. Kegiatan Pemeliharaan rutin/berkala Taman Halaman
Kantor dengan realisasi anggaran Belanja Langsung pada kegiatan ini Rp.986.863.140,00 (99.03%) dari Total anggaran Rp.996.524.000,00 dengan realiasi fisik kegiatan 100.00%;
3.9. Kegiatan Pemeliharaan rutin/berkala Instalasi Jaringan
Listik dan komunikasi dengan realisasi anggaran belanja langsung pada kegiatan ini Rp.19.697.000,00 (98.49%) dari total anggaran Rp. 20.000.000,00 dengan realisasi fisik kegiatan 100.00%;
4) Program peningkatan disiplin aparatur terdiri dari 1 kegiatan dengan
perincian sebagai berikut :
4.1. Kegiatan Pengadaan Pakaian Dinas Beserta Perlengkapannya
dengan Realisasi anggaran belanja langsung pada pada kegiatan ini Rp.110.828.000,00 (100.00%), dari total anggaran Rp.110.828.000,00 dengan realisasi fisik 100.00%; 5) Program peningkatan kapasitas sumber daya aparatur terdiri dari 2
kegiatan dengan perincian sebagai berikut :
5.1. Kegiatan Pendidikan dan pelatihan Formal dengan realisasi
anggaran belanja langsung pada kegiatan ini
Rp.814.000.000,00 (98.79%) dari total anggaran
Rp.824.000.000,00 dengan realisasi fisik kegiatan 100.00%;
5.2. Kegiatan Pembinaan Mental dan Rohani bagi Aparatur
dengan realisasi anggaran Belanja langsung pada Kegiatan ini Rp.230.880.000,00 (100.00%) dari total anggaran Rp.230.880.000,00 dengan realisasi fisik kegiatan 100.00%.
6) Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja
dan keuangan terdiri dari 9 kegiatan dengan perincian sebagai berikut :
6.1. Kegiatan Penyusunan Laporan Capaian Kinerja dan Ikhtiar realisasi Kinerja SKPD dengan realisasi anggaran Belanja langsung pada Kegiatan ini Rp.74.610.500,00 (99.89%) dari total anggaran Rp.74.689.000,00 dengan realisasi fisik kegiatan 100.00 %;
6.2. Kegiatan Penyusunan Pelaporan Keuangan Semesteran dengan realisasi anggaran Belanja langsung pada Kegiatan ini Rp.24.636.590,00 (98.55%) dari total anggaran Rp.25.000.000, dengan realisasi fisik kegiatan 100.00%;
6.3. Kegiatan Penyusunan Pelaporan Keuangan Akhir Tahun
dengan realisasi anggaran Belanja langsung pada Kegiatan ini Rp.24.032.940,00 (96.13%) dari total anggaran Rp.25.000.000, dengan realisasi fisik kegiatan 100.00%;
6.4. Kegiatan Penyusunan Perencanaan Anggaran dengan
realisasi anggaran Belanja Langsung pada Kegiatan ini
Rp.215.517.800,00 (96.82%) dari total anggaran
Rp.222.597.000,00 dengan realisasi fisik kegiatan 100.00%;
6.5. Kegiatan Penatausahaan Keuangan SKPD dengan realisasi
anggaran Belanja Langsung pada Kegiatan ini
Rp.627.492.800,00 (97.55%) dari total anggaran
Rp.643.242.000,00 dengan realisasi fisik kegiatan 100.00%; 6.6. Kegiatan Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan SKPD dengan
realisasi anggaran Belanja Langsung pada Kegiatan ini
Rp.74.391.800,00 (99.89%) dari total anggaran
Rp.74.470.000,00 dengan realisasi fisik kegiatan 100.00%; 6.7. Kegiatan Publikasi Kinerja SKPD dengan realisasi anggaran
Belanja Langsung pada Kegiatan ini Rp.216.000.000,00 (100.00%) dari total anggaran Rp.216.000.000, dengan realisasi fisik kegiatan 100.00%;
6.8. Kegiatan Penyusunan Renja SKPD dengan realisasi anggaran
Belanja Langsung pada Kegiatan ini Rp.63.767.800,00 (99.94%) dari total anggaran Rp.63.805.000,00 dengan realisasi fisik kegiatan 100.00%;
6.9. Kegiatan Penyusunan Renstra SKPD dengan realisasi
anggaran Belanja Langsung pada Kegiatan ini
Rp.63.403.800,00 (99.88%) dari total anggaran
Prestasi dan Keberhasilan
Keberhasilan yang dilaksanakan sampai dengan triwulan IV tahun 2016 sebagai berikut :
1) Meningkatnya penerimaan pendapatan daerah Kabupaten Bogor
yang melebihi target yaitu dari rencana sebesar Rp. 5.816.883.356.100,00 terealisasi Rp. 5.527.769.442.426,38 atau 95.03 %;
Permasalahan dan Solusi
1) Masih terdapatnya wajib pajak yang belum sadar dan tertib dalam
membayar pajak tepat waktu dan tepat jumlah;
2) Masih belum banyaknya tenaga juru penilai, juru sita dan
pemeriksa pajak daerah yang kompeten di bidangnya;
3) Masih belum terintegrasinya sistem di Badan Pengelolaan
Pendapatan Daerah baik dari bidang PBB, Pajak Daerah, BPHTB, Renbang dan Sekretariat (UPT) serta instansi terkait seperti BPN, Notaris (PPAT) dan Bank.
2.2 Analisis Kinerja Pelayanan SKPD
Analisis kinerja pelayanan Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah berisikan capaian kinerja pelayanan Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah berdasarkan Indikator Kinerja Kunci (IKK) sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008, dan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007. Indikator kinerja kunci Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor tahun 2016 adalah :
1. Optimalisasi penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebesar Rp. 2.201.680.264.161,38;
2. Jumlah pajak daerah sebanyak 10 pajak daerah.
Berkenaan dengan 25 penciri termaju Kabupaten Bogor tahun 2013-2018, Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor masuk dalam penciri ke-20, yaitu : Pendapatan Asli Daerah (PAD) termasuk tertinggi di Indonesia. Sementara itu berkenaan dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri No.54 tahun 2010, indikator pada Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor adalah : Jumlah Pajak Daerah sebanyak 10 pajak daerah. Hasil analisis kinerja pelayanan SKPD disajikan dalam tabel 2.2. Pencapaian Kinerja Pelayanan Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah, sebagaimana terlampir.
2.3 Isu – Isu Penting Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi SKPD
Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor mempunyai tugas pokok membantu Bupati dalam melaksanakan urusan Pemerintah Daerah berdasarkan asas otonomi di bidang pendapatan daerah. Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor mempunyai fungsi sebagai berikut :
1. Perumusan kebijakan teknis di bidang pendapatan daerah;
2. Penyelenggaraan urusan pemerintah dan pelayanan umum di
bidang pendapatan daerah;
3. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang pendapatan daerah;
4. Pengelolaan kesekretariatan badan; dan
5. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 70 Tahun 2016 tentang Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah, Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah merupakan perangkat daerah sebagai unsur pelaksana penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang pendapatan daerah, dipimpin oleh seorang Kepala Badan yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor tidak terlepas dari berbagai permasalahan yang dihadapi, permasalahan tersebut antara lain :
1. Potensi dan lokasi objek pajak yang sangat strategis namun
belum dioptimalkan dalam menggali sumber-sumber penerimaan
pendapatan daerah, baik dari sisi intensifikasi maupun
ekstensifikasi;
2. Masih belum terintegrasinya sistem penerimaan pendapatan
daerah antara Pajak Daerah, PBB, BPHTB, yang terintegrasi antara
UPT Pajak Daerah, Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah, BRI, BJB dan PPAT/Notaris serta SIPKD sehingga memudahkan untuk melakukan upaya peningkatan kinerja dan mengevaluasi kinerja;
3. Kualitas dan kuantitas sumber daya manusia dan kelembagaan/
ketatalaksanaan yang belum memadai khususnya dalam hal pajak
daerah dan retribusi daerah, PBB dan BPHTB, karena institusi Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah dan Unit Pelaksana Teknis (UPT) baru terbentuk pada tahun 2012, yang didalamnya banyak pegawai dari luar yang baru masuk, sehingga belum terlalu menguasai permasalahan di bidang pajak daerah dan retribusi daerah. Keterbatasan kualitas dan kuantitas SDM ini juga disebabkan terbitnya berbagai regulasi baru tentang pendapatan daerah sehingga persepsi yang belum merata dari setiap pegawai Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah tentang regulasi tersebut;
4. Belum terbentuknya budaya kerja dari seluruh pegawai Badan
Pengelolaan Pendapatan Daerah, karena Visi, Misi, Nilai-nilai, Strategi dan Kebijakan dari Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah baru disusun dalam Renstra pada tahun 2012 dan sekarang
diperbaharui pada Renstra 2013-2018, sehingga belum
disosialisasikan kepada seluruh pegawai Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah;
5. Kurangnya pengawasan dan pemeriksaan pajak daerah, terutama
dalam memperhitungkan, membayar dan melaporkan pajak/retribusi daerah dengan benar, termasuk dalam melakukan porporasi karcis/bill/nota penjualan serta melaporkan secara teratur bonggol karcis/bill/nota penjualan dan sisa karcis/bill/nota pejualan yang tidak laku setiap bulannya, termasuk dalam membayar pajak daerah dan retribusi daerah;
6. Kurangnya sosialisasi dan informasi tentang pembayaran pajak
daerah sehingga masih banyak masyarakat yang belum paham akan kemudahan dalam membayar pajak daerah;
Apabila capaian kinerja Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor rendah/tidak mencapai target sesuai yang telah ditetapkan pada tahun 2015 yaitu optimalisasi penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD), yang merupakan target penciri termaju ke-20 yaitu Pendapatan Asli Daerah (PAD) termasuk tertinggi di Indonesia, maka akan berdampak terhadap tidak tercapainya visi Pemerintah Kabupaten Bogor menjadi Kabupaten Termaju se-Indonesia, misi ke-5 Pemerintah Kabupaten Bogor, tidak tercapainya prioritas pembangunan Kabupaten
Bogor ke-7 dan fokus pembangunan yaitu optimalisasi penerimaan PAD. Hal ini akan berdampak juga pada tidak tercapainya prioritas pembangunan provinsi Jawa Barat dan prioritas nasional, khususnya yang berkaitan dengan pendapatan daerah.
Metode SWOT Analysis adalah salah satu metode untuk dapat menganalisis berbagai permasalahan baik permasalahan internal maupun eksternal yang dihadapi oleh suatu organisasi. Dalam analisis SWOT lingkungan internal dan eksternal menjadi dua kunci utama dalam menganalisis kondisi-kondisi yang dihadapi oleh suatu organisasi dalam menjalankan kegiatannya. Lingkungan internal
meliputi Strength (Kekuatan) dan Weaknesses (Kelemahan). Sedangkan
lingkungan eksternal meliputi Opportunity (Peluang) dan Threaths (Ancaman). Adapun masing-masing kondisi lingkungan internal dan eksternal antara lain sebagai berikut :
1. LINGKUNGAN INTERNAL
KEKUATAN (STRENGTH):
1). Hukum dan Perundangan :Terbitnya Peraturan Daerah No. 70
Tahun 2016 tentang Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah dan Peraturan Bupati Nomor 3 Tahun 2012 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja UPT Pajak Daerah pada Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah. Sebagai dasar dalam pengelolaan pendapatan asli daerah, maka acuan hukum yang digunakan oleh Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor dapat bersumber dari aturan yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat sebagai petunjuk teknis yang mengatur tentang sistem administrasi dalam pengelolaan PAD, maupun peraturan daerah yang ditetapkan oleh pemerintah daerah/badan legislatif daerah sebagai dasar hukum penyelenggaraan pemungutan pajak/retribusi daerah;
2). Potensi dan lokasi : letak geografis Wilayah Kabupaten Bogor
sebagai penyangga ibu kota negara yang strategis sudah
barang tentu menjadikan suatu kekuatan terhadap
perkembangan pembangunan perumahan, sektor industri dan sektor jasa perdagangan lain yang berpotensi menjadi
sumber-sumber penerimaan pendapatan daerah, baik dari sektor PAD, Dana Perimbangan maupun Lain-Lain Pendapatan yang Sah;
3). Kelembagaan dan Tata Laksana : Pada tahun 2012 Dinas
Pendapatan, Keuangan dan Barang Daerah berubah mengalami pemisahan fungsi menjadi Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah dan Dinas Pengelolaan Keuangan dan Barang Daerah. Hal ini menjadi suatu kekuatan bagi Dinas Pendapatan untuk lebih fokus melaksanakan pengelolaan pendapatan daerah. Indikator yang digunakan dalam penilaian kinerja berdasarkan perbup 104 tahun Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor adalah produktivitas,
kualitas layanan, responsiveness, responsibility dan
akuntabilitas. Berkenaan dengan baru terbentuknya Unit Pelaksana Teknis di 20 UPT turut menjadikan kekuatan bagi Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah karena dapat menjangkau wajib pajak ke seluruh desa/kecamatan serta lebih fokus menangani pendapatan daerah;
4). Sumber Daya Manusia : Aspek sumber daya manusia yang
berkualitas dengan latar belakang Strata-3, Strata-2 dan Strata-1 sebanyak 37.90%, yang merupakan kekuatan dan dapat meningkatkan kinerja Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah dalam melaksanakan pengelolaan pendapatan daerah maupun pelayanan terhadap masyarakat wajib pajak;
5). Pembiayaan : Tersedianya anggaran/dana yang memadai
untuk penyelenggaraan program dan kegiatan Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah;
6). Sarana/Prasarana : Tersedianya sistem informasi tentang
pajak daerah dan pajak on line sehingga optimalisasi pengelolaan data pendapatan daerah dapat terwujud. Selain itu gedung yang representatif dan dilengkapi dengan peralatan memadai menjadikan kekuatan di bidang sarana/prasarana;
7). Budaya Kerja; Budaya kerja dalam satu institusi/organisasi
haruslah memiliki kesamaan, dikarenakan disatukan oleh visi misi dan tujuan yang sama. Budaya kerja harus disosialisasikan terus menerus agar dapat berjalan sesuai dengan harapan;
8). Kepemimpinan; Aspek kepemimpinan yang menjadi perhatian adalah gaya kepemimpinan serta sikap dalam pengambilan keputusan oleh Kepala Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor. Dalam memimpin organisasinya kedua aspek tersebut akan mempengaruhi kinerja para pegawai yang berada didalamnya. Hal ini terkait dengan human relation,
delegation of authority (pendelegasian wewenang) dan divison of
work (pembagian kerja). Selain itu, komitmen pimpinan dan staf yang sangat tinggi sebagai institusi baru, dapat mewujudkan visi dan misi Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor;
KELEMAHAN (WEAKNESSES):
1). Hukum dan Perundangan : Masih belum banyaknya produk
hukum yang berkaitan dengan optimalisasi pendapatan daerah, seperti Peraturan Bupati, Keputusan Bupati dan Standar Operasional Prosedur mengenai pelayanan pajak daerah, PBB, BPHTB, pelayanan benda berharga dan lainnya, yang dapat dijadikan acuan kerja sehingga masih menyulitkan
untuk melakukan upaya peningkatan kinerja dan
mengevaluasi kinerja;
2). Potensi dan lokasi : letak geografis Wilayah Kabupaten Bogor
sebagai penyangga ibu kota negara belum dioptimalkan dalam menggali sumber-sumber penerimaan pendapatan daerah, baik dari sisi intensifikasi maupun ekstensifikasi. Hal ini terlihat masih belum tergali obyek pajak dan dipetakan secara detail potensi yang terkait dengan lokasi yang strategis tersebut;
3). Sumber Daya Manusia : Kualitas dan kuantitas sumber daya
manusia di bidang pendapatan daerah yang belum memadai khususnya dalam hal pajak daerah dan retribusi daerah, PBB dan BPHTB serta dana tranasfer, karena institusi Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah baru terbentuk pada tahun 2012, yang didalamnya banyak pegawai dari luar yang baru masuk, sehingga belum sepenuhnya menguasai permasalahan di bidang pajak daerah dan retribusi daerah. Keterbatasan kualitas dan kuantitas SDM ini juga disebabkan terbitnya
berbagai regulasi baru tentang pendapatan daerah sehingga persepsi dari setiap pegawai Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah yang belum merata tentang regulasi tersebut. Hal ini juga disebabkan karena baru terbentuknya Unit Pelaksana Teknis sebanyak 20 UPT pada tahun 2012, yang didalamnya masih banyak terdapat sumberdaya manusia baik sebagai Kepala UPT, Kasubag TU UPT maupun staf UPT yang belum sepenuhnya memahami tentang tugas pokok dan fungsi UPT, sebagai akibat belum tersedianya Standar Operasional Prosedur UPT. Selain itu kelemahan lainnya di bidang SDM adalah Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah belum memiliki PPNS, juru penilai, auditor, juru sita dan Sistem Pengawasan Internal (SPI), padahal jabatan fungsional tersebut sangat dibutuhkan;
4). Sarana/Prasarana : Kendala sarana prasarana karena Badan
Pengelolaan Pendapatan Daerah belum memiliki sistem yang
terintegrasi dan on line pada 40 kecamatan dan 20 UPT Pajak
Daerah;
2. LINGKUNGAN EKSTERNAL
PELUANG (OPPORTUNITY):
1). Dampak diberlakukannya UU No. 28 Tahun 2009 tentang
Pajak Daerah dan Retribusi Daerah adalah dilimpahkannya BPHTB dan PBB Sektor Perdesaan dan Perkotaan dari Pusat ke Daerah. Hal ini merupakan peluang bagi peningkatan penerimaan pendapatan daerah;
2). Dukungan dari Lembaga Eksekutif dan Lembaga Legislatif
kepada Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah atas pengelolaan pendapatan daerah di wilayah Kabupaten Bogor;
3). Kondisi sosial di wilayah Kabupaten Bogor cukup kondusif sehingga dapat memberikan rasa aman bagi investor untuk berinvestasi di wilayah Kabupaten Bogor;
4). Dengan semakin meningkatnya pertumbuhan industri dan
kegiatan bisnis di wilayah Kabupaten Bogor akan bertambah jumlah perusahaan/pengusaha yang melakukan kegiatan
bisnisnya sehingga diharapkan dapat meningkatkan potensi PAD;
5). Bantuan dana insentif dari Pemerintah Pusat kepada
Pemerintah Daerah untuk pelaksanaan kegiatan dan pembangunan daerah;
6). Kemajuan teknologi dan pemanfaatan perangkat keras yang menunjang efisiensi dan efektivitas pelayanan kepada publik;
7). Perkembangan PDRB dan pendapatan perkapita di wilayah
Kabupaten Bogor dari tahun ke tahun mengalami kenaikan yang cukup signifikan, sehingga mengakibatkan peningkatan dalam pendapatan daerah;
8). Kerjasama yang telah terjalin baik dengan para stakeholder, seperti pemerintah daerah lainnya, pemerintah pusat dan propinsi, instansi terkait lainnya, pihak perbankan dan KPP Pratama, PLN, PDAM, BUMD lainnya, pengusaha, asosiasi dan tokoh masyarakat, sehingga pelayanan publik dapat lebih baik;
ANCAMAN (THREAT):
1). Kesadaran masyarakat dalam memperhitungkan, membayar
dan melaporkan pajak/retribusi daerah dengan benar masih rendah;
2). Luas wilayah yang besar dan keterbatasaan sumber
pendapatan dan pembiayaan untuk pembangunan sangat menyulitkan menentukan skala prioritas;
3). Krisis ekonomi yang masih berkepanjangan yang
mengakibatkan roda perekonomian masih belum dapat bergerak secara optimal;
4). Kebijakan/regulasi pemerintah pusat yang kurang mendukung
terhadap para pengusaha sehingga akan berdampak terhadap laju operasi perusahaan. Hal ini pada akhirnya akan mempengaruhi kewajiban pajak/retribusi perusahaan;
5). Dikarenakan adanya lokasi objek pajak/subjek pajak/retribusi
dengan kabupaten/kota yang berada di sekitar wilayah Kabupaten Bogor, maka akan berdampak terhadap pembagian realisasi pajak itu sendiri terhadap masing-masing wilayah;
6). Dengan adanya wacana pemekaran Kabupaten Bogor Barat menjadi ancaman pengurangan pendapatan daerah Kabupaten Bogor.
Strategi Umum Kinerja Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor:
a.Tahap Perencanaan; Tahap ditentukannya berapa besar target
dan langkah-langkah apa yang harus dilakukan untuk merealisasikan target tersebut dalam periode waktu tertentu, pengelolaan dan pengolahan Data Potensi Pendapatan daerah yang lebih representatif dan akurat;
b.Tahap Pelaksanaan; Kegiatan pendaftaran dan pendataan
merupakan kegiatan yang menentukan dalam pengelolaan pendapatan asli daerah. Berdasarkan data yang diperoleh dari kegiatan pendaftaran dan pendataan akan diperoleh data wajib pajak/retribusi yang potensi sebagai dasar dalam menetapkan
prediksi penerimaan pendapatan. menumbuhkembangkan
pemahaman kepada masyarakat di bidang pendapatan daerah serta meningkatkan kapabilitas aparatur atas pengetahuan dan pemahaman mengenai pendapatan daerah;
c. Tahap Koordinasi; Koordinasi dengan instansi terkait sebagai unit
kerja pengelola sumber PAD diharapkan dapat lebih efektif dan efisien untuk menggali potensi-potensi baru yang belum diketahui atau yang akan dikelola oleh instansi-instansi tersebut;
d.Tahap Pengawasan; Pengawasan diharapkan dapat dilakukan
secara sinergis tidak hanya dilakukan terpusat pada aktivitas pemungutan di lapangan saja, tetapi pengawasan pun dilakukan dengan pemeriksaan administratif terhadap hasil pungutan pajak dan retribusi daerah secara khusus. Demikian pula dengan pengawasan internal yang dilakukan secara simultan dan
berkesinambungan dapat mengantisipasi penyimpangan/
penyelewengan dalam pengelolaan hasil pemungutan
pajak/retribusi daerah maupun kesalahan dalam pembuatan laporan;
e. Tahap Evaluasi; Evaluasi setiap program dan kegiatan yang
dilaksanakan di Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah diharapkan tidak hanya dilakukan secara insidentil, tetapi dapat
dilakukan secara berkesinambungan secara internal maupun dengan melibatkan instansi pengelola sumber PAD lainnya, sehingga perkembangan penerimaan dan berbagai persoalan yang berhubungan dengan pengelolaan PAD dapat diikuti dengan baik;
Isu penting dalam rencana penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi Dinas Pendapatan Daerah tahun 2016 yaitu melaksanakan urusan Pemerintah Daerah berdasarkan asas otonomi di bidang pendapatan daerah adalah sebagai berikut :
a. Meningkatnya realisasi pendapatan daerah;
b. Optimalnya penerimaan dari pemerintah Pusat dan pemerintah
Provinsi; dan
c. Meningkatnya kualitas administrasi dan teknologi informasi,
sistem perencanaan, pendataan, penilaian, penetapan,
penatausahaan, pembinaaan, pengembangan, penagihan, sistem pengawasan internal, evaluasi dan pengendalian pendapatan daerah.
2.4 Review Terhadap Rancangan Awal RKPD
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) merupakan kerangka dan langkah awal dalam menghimpun dan menyusun semua rencana kebutuhan pembangunan daerah. Sudah menjadi kewajaran apabila kebutuhan akan selalu lebih besar daripada sumber daya yang dimiliki. Dengan melihat dan membandingkan antara keinginan (rencana pembangunan) dengan realita kemampuan yang dimiliki, maka dilakukanlah seleksi terhadap rencana pembangunan untuk menuju skala prioritas rencana pembangunan hingga akhirnya disusunlah rumusan kebijakan umum anggaran.
Dengan berdasarkan beberapa pertimbangan yang ada baik dari tingkat pusat, provinsi maupun daerah, prioritas pembangunan Kabupaten Bogor tahun 2017 yang ditetapkan adalah:
1. Peningkatan aksesibilitas sarana dan prasarana wilayah;
2. Peningkatan daya saing perekonomian daerah;
3. Peningkatan kualitas dan kuantitas pelayanan pendidikan dan