• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR PUSTAKA. 1. Aris Munandar, W dan Saito, H Penyegar Udara, Cetakan Keenam Jakarta : PT.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DAFTAR PUSTAKA. 1. Aris Munandar, W dan Saito, H Penyegar Udara, Cetakan Keenam Jakarta : PT."

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR PUSTAKA

1. Aris Munandar, W dan Saito, H “ Penyegar Udara “, Cetakan Keenam Jakarta : PT. Pradaya Paramita, 2002

2. Djokosetyardjo. M. J “nKetel Uap “. Edisi Kedua. Jakarta : PT. Pradya paramita, 1989

3. Hendarto Kuswanto, “ Teknologi Pemrosesan Pengemasan & Penyimpanan Benih “, Kanisius – Yogyakarta

4. Koestoero, Raldi Artono,” Perpindahan Kalor Untuk Mahasiswa Teknik “ Jkarta : Salemba Teknika, 1991

5. Kreith, Frank. Prijono, Arko “ Prinsip-Prinsip Perpindahan Panas “ Edisi Ketiga. Jakarta Erlangga, 1991

(2)

SPESIFIKASI ALAT PENGERING SISTEM ABSORBSI DENGAN

DUA TUNGKU PENGERING DAN DUA TUNGKU PEMANAS

BAHAN BAKAR BATU BARA (BRIKET)

Kapasitas Alat : 10 kg

Temperatur Ruang Pengering : 160 °C

Bahan Bakar Yang Digunakan : Briket Batubara

Penghantar Panas Yang Digunakan : Pipa Tembaga Ø 8 mm Bahan Yang Digunakan :

 Bagian Luar : Plat Alumunium 1mm

 Bagian Dalam : Plat Stenlistil Jepang ( 304 ) 0.5 mm

 Rangka : Baja Profil Kotak 20x20 mm

DIMENSI P x l x t

 Alat Pengering : 70 cm x 40 cm x 40 cm

 Ruang Pengering : 40 cm x 30 cm x 30 cm

 Ruang Tungku : 15 cm x 30 cm x 20 cm

(3)

ABSTRAK

Proses penurunan kadar air berkisar antara 5-10 %, atau lebih dikenal dengan istilah pengeringan. Pengeringan yang dilakukan secara tradisional yaitu dengan penjemuran produk dibawah terik sinar matahari, pengeringan dengan cara ini sangat bergantung kepada kondisi cuaca yang selalu berubah-rubah sehingga dapat menurunkan produktipitas industri ini dan proses pengeringan tersebut sangat rentang terhadap gangguan-gangguan lain seperti burung, ayam, atau hewan lain yang dapat mengurangi kwantitas bahan yang dikeringkan.

Dalam tugas akhir ini penulis menganalisa dan merancang suatu alat pengering dengan sistem absorpsi yaitu menggunakan batu zeolit sebagai media arbsorbernya. Dengan standart ruang pengering dijaga pada suhu pasteurisasi, yaitu dengan temperatur bola kering 50°C dan temperatur bola basa 45°C serta kadar air 5 -10 % kadar air, maka setelah dilakukan uji coba terhadap ikan, cabai dan jahe didapat hasil sebagai berikut :

 Ikan 174 gram dikeringkan selama 8 jam, hinga berat 65 gram, sehingga kadar air yang tersisa adalah 10 % dari berat keseluruhan.

 Cabai 400 gram dikeringkan selama 23 jam, hinga berat 20 gram, sehingga kadar air yang tersisa adalah 6 % dari berat keseluruhan.

 Jahe 600 gram dikeringkan selama 10 jam, hinga berat 37.7 gram, sehingga kadar air yang tersisa adalah 6 % dari berat keseluruhan

(4)

PANDUAN MENGGUNAKAN

ALAT PENGERING SISTEM

ABSORBSI DENGAN DUA TUNGKU PENGERING DAN

DUA TUNGKU PEMANAS BAHAN BAKAR BATU BARA

( BRIKET )

CARA MENGGUNAKAN ALAT PENGERING

1. Celupkan 10 buah batu bara ( briket ) kedalam minyak tanah 2. Bakar batu bara ( briket ) lalu diamkan hingga menjadi bara

3. Masukan batu bara ( beriket ) kedalam tungku pemanas 2 buah dan tungku pengering 3 buah

4. Diamkan 5 menit hingga suhu didalam ruang pengering merata

5. Masukan media atau bahan yang akan dikeringkan ketiap rak yang ada didalam ruang pengering

6. Tutup ruang pengering dengan rapat

PENGATURAN SUHU

Ketika suhu didalam ruang pengering melebihi kebutuhan yang kita inginkan gunakan fan ( kipas ) yang terdapat di ruang absorber

Cara menggunakannya adalah sebagai berikut :

1. Pasang 1 buah batrey kotak 9 Volt didalam ruang absorber 2. Putar perlahan – lahan potensiometer searah jarum jam 3. Fan ( kipas ) berputar

(5)

DAFTAR SYMBOL

SYMBOL KETERANGAN

dt dw

Tingkat pengeringan (lb/hr)

Kg Koefisien perpindahan massa (lb/hr.ft2) A Luas permukaan pengeringan (ft2) Ps Tekanan uap air dipermukaan (atm)

Pa Tekanan parsial uap air di udara (atm)

Hs Kelembaban permukaan (lb/lb udara kering)

Ha Kelembaban udara (lb/lb udara kering)

dt dQ

Tingkat perpindahan panas ( btu/hr )

c

h Perpindahan panas konveksi ( btu/hr.ft2.F ) a

θ Temperatur bola kering ( F ) s

θ Temperatur permukaan kering ( F ) L Panas laten penguapan pada θs (btu/lb) A1 Permukaan kering efektif (ft2/lb produk kering ) d Wadah kedalaman material basah ( ft )

s

ρ Densitas curahan produk kering (lb/ft3) tc Tingkat waktu pengeringan konstan ( hr )

Wo Kandungan kelembaban produk awal ( lb/lb produk kering )

Wc Kandungan kelembaban akhir pada tingkat waktu konstant ( lb/lb produk kering )

(6)

Dc Karakteristik dimensi system ( ft ) a, n, m Persamaan empirik konstant

W Kandungan uap air produk pada waktu t ( lb/lb produk kering )

We Keseimbangan kandungan uap air produk pada temperatur udara dan kelembaban ( lb/lb produk kering )

W Kandungan uap air rata-rata ( lb/lb produk kering ) c

W Kandungan uap air awal (lb/lb produk kering ) D Difusifitas cairan (ft2.hr)

γ Kelembaban spesifik kg/kg udara kering w M a M RH Kelembaban relative w

P Tekanan parsial uap air ( Pa ) g

P Tekanan jenuh uap air ( Pa ) k

q Perpindahan panas konduksi ( W ) k Konduktivitas termal bahan ( W/m.K )

A Luas penampang yang dilalui aliran panas ( m2 )

dx dT

Gradien suhu pada penampang tersebut (oC)

r

q Jumlah energi radiasi yang dipancarkan (W)

(7)

A Luas permukaan

T Beda temperatur antara permukaan dengan temperatur fluida

c

q Perpindahan panas konveksi ( W ) c

h Koefisien perpindahan panas konveksi ( W/m2.K ) T

∆ Beda suhu antara suhu permukaan dengan suhu fluida (oC)

.

m Laju aliran massa ( kg/s ) ρ Massa jenis udara ( kg/m3 ) Q Debit udara ( m3/s )

H q

.

Panas yang dihasilkan Heater ( W )

p

c Panasjenis udara pada tekanan konstan ( Kj/kg.oC )

e

q Panas yang dibutuhkan untuk pengeringan ( W ) e

m Massa air yang diuapkan ( kg ) fg

h Enthalpi penguapan ( Kj/Kg )

e q

.

Laju panas pengeringan ( W )

e m

.

Laju penguapan air ( kg/s )

p

t Waktu pengeringan ( s ) u

(8)

DH Diameter hidrolik ( m )

D2 Diameter luar pipa ( m )

D1 Diameter dalam pipa ( m )

DH

Re Bilangan Reynolds untuk penampang saluran V Kecepatan aliran udara ( m/s )

µ Piskositas kinematik ( N.s/m2 )

KA Kadar air berdasarkan berat basah/kering ( kg ) W Berat kering benih ( kg )

w Jumlah air yang diuapkan dalam proses pengeringan ( kg )

m Jumlah air yang diuapkan ( kg )

M Berat produk sebelum dikeringkan ( kg ) p

η Efisiensi pengeringan ( % ) rak

Total

A Luas keseluruhan rak ( m2 ) Rak

A Luas Masing-masing rak ( m2 ) P Panjang ( m )

L Lebar ( m )

saluran Tiap

A Luas penampang yang dilalui aliran udara ( m2 ) w Lebar saluran udara ( m )

h Tinggi saluran udara (m)

udara Saluran

Σ Jumlah saluran yang dilalui aliran udara TDB 1 Temperatur lingkungan (oC)

TDB 2 Temperatur udara di ruang pengering (oC)

(9)

RH1 Kelembaban relative untuk lingkungan ( % )

b

m Massa produk basah ( kg ) k

m Massa produk kering ( kg ) Pr Bilangan Prandtl

L Panjang saluran ( m )

DH U

(10)

DAFTAR SYMBOL

SYMBOL KETERANGAN SATUAN

(SI)

A Luas penampang m2

h

C Panas jenis ikan kJ/kg°C

Cp Panas jenis pada temperatur pengeringan

kJ/kg.°C

d Diameter silinder M

DH Garis tengah hidrolik m

f Tekanan persial uap air pada udara t

mmHg

'

(11)

udara t′

h Entalpi kcal/kg'

a

h Koefisien perpindahan panas W/m2°C

c

h Koefisien perpindahan panas W/m2°C

a

h Entalpi pada udara

lingkungan

kJ/kg

b

h Entalpi pada udara ruang pengering

kJ/kg

H Perbandingan kelembaban dari udara lembab

kg/kg′

a

H kelembaban udara awal kg/kg′

b

H Kelembaban udara akhir kg/kg′

k Konduktivitas termal W/m°C

A

K kadar air berdasarkan berat kering

(12)

KA kadar air berdasarkan berat basah

%

L Panjang silinder m

m banyaknya kadar air yang harus dikeluarkan

kg

a

m Kadar air sebelum

pengeringan

kg

b

m Kadar air sesudah

pengeringan

kg

M Massa ikan kg

w

M Massa udara kering mmHg

a

M Massa uap air mmHg

v Kecepatan udara m/det

V Laju aliran udara kering m3

/s vs volume spesifik udara

pengering

(13)

q Kalor yang dilepaskan udara pengering

kJ

q Laju perpindahan panas Watt

c

q Perpindahan panas konveksi Watt

k

q Perpindahan panas konduksi Watt

l

q Laju aliran panas untuk silinder berlubang

Watt

r

q

jumlah energi radiasi yang

dipancarkan

Watt

l

Q Panas untuk menguapkan air kJ

t

Q panas untuk menaikan

temferatur ikan

kJ

w

Q Panas untuk memanaskan ikan

kJ

QTotal Panas pengeringan kJ Q kebutuhan udara pengering kJ/s

(14)

r Jari-jari m

t Waktu pengeringan s

t temperatu bola kering °C

t′ Temperatu bola basa °C

1

T Temperatur udara lingkungan °C

2 T Temperatur udara pengeringan °C ∞ T Temperatur tungku °C

W Laju perpindahan air kg/s

Wa Berat kering benih kg

w jumlah air yang diuapkan kg

µ Viskositas udara kg/m.det

ρ Kerapatan udara pada temperatur pengeringan

kg/m3

γ Kelembaban spesifik %

(15)

p η effisiensi pengeringan % Nu Bilangan Nusselt - e R Bilangan Reynold - x T

∂ / Gradien suhu pada

penampang tersebut

-

T

∆ Beda suhu antara suhu

permukaan dengan suhu fluida

(16)

TUGAS AKHIR

UNIVERSITAS MERCU BUANA

DAFTAR SYMBOL

SYMBOL KETERANGAN SATUAN (SI)

A Luas penampang m2

h

C Panas jenis ikan kJ/kg°C

Cp Panas jenis pada temperatur pengeringan kJ/kg.°C

d Diameter silinder M

DH Garis tengah hidrolik m

f Tekanan persial uap air pada udara t mmHg

'

f tekanan uap air jenuh pada udara t′ mmHg

h Entalpi kcal/kg'

a

h Koefisien perpindahan panas W/m2°

C

c

h Koefisien perpindahan panas W/m

C

a

h Entalpi pada udara lingkungan kJ/kg

b

h Entalpi pada udara ruang pengering kJ/kg

H Perbandingan kelembaban dari udara lembab kg/kg′

a

H kelembaban udara awal kg/kg′

b

H Kelembaban udara akhir kg/kg′

(17)

TUGAS AKHIR

UNIVERSITAS MERCU BUANA

A

K kadar air berdasarkan berat kering %

KA kadar air berdasarkan berat basah %

L Panjang silinder m

m banyaknya kadar air yang harus dikeluarkan kg

a

m Kadar air sebelum pengeringan kg

b

m Kadar air sesudah pengeringan kg

M Massa ikan kg

w

M Massa udara kering mmHg

a

M Massa uap air mmHg

v Kecepatan udara m/det

V Laju aliran udara kering m3

/s

vs volume spesifik udara pengering m3

/kg q Kalor yang dilepaskan udara pengering kJ

q Laju perpindahan panas Watt

c

q Perpindahan panas konveksi Watt

k

q Perpindahan panas konduksi Watt

l

q Laju aliran panas untuk silinder berlubang Watt

r

q

jumlah energi radiasi yang dipancarkan Watt l

Q Panas untuk menguapkan air kJ

t

Q panas untuk menaikan temferatur ikan kJ

w

(18)

TUGAS AKHIR

UNIVERSITAS MERCU BUANA

QTotal Panas pengeringan kJ

Q kebutuhan udara pengering kJ/s

r Jari-jari m

t Waktu pengeringan s

t temperatu bola kering °C

t′ Temperatu bola basa °C

1

T Temperatur udara lingkungan °C

2

T Temperatur udara pengeringan °C

T Temperatur tungku °C

W Laju perpindahan air kg/s

Wa Berat kering benih kg

w jumlah air yang diuapkan kg

µ Viskositas udara kg/m.det

ρ Kerapatan udara pada temperatur pengeringan kg/m3

γ Kelembaban spesifik % ϕ Kelembaban relatif % p η effisiensi pengeringan % Nu Bilangan Nusselt - e R Bilangan Reynold - x T

∂ / Gradien suhu pada penampang tersebut -

T

∆ Beda suhu antara suhu permukaan dengan suhu fluida

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan, maka penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kadar air gambut dengan variasi temperatur pemanas dan waktu pemanasan.

Teluk

Dari analisis yang dilakukan Hyman dan Sheatsley dalam Venus (2009:130) terhadap kegagalan kampanye tersebut disimpulkan bahwa:.. 1) Pada kenyataanya memang selalu ada

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai terhadap pemberian biochar dan berbagai dosis bioaktivator yang difermentasi

Clustering merupakan metode yang dapat digunakan untuk pengelompokan berdasarkan kemiripan dari variabel RFM, jika memiliki karakteristik yang sama akan dikelompokkan dalam satu

Tujuan penelitian ini adalah 1 mengetahui pengaruh ekstrak kulit batang Cinnamomum burmanii dan daun Carica pubescens terhadap kadar MDA pembuluh koroner mencit secara in vivo;

(3) Pengujian Hipotesis untuk Menjawab Rumusan Masalah Ketiga Pengujian hipotesis rumusan masalah ketiga dilakukan apabila pebelajaran dengan pendekatan open-ended dalam

Kelayakan investasi dilakukan dengan cara menganalisa ekonomi dari investasi suatu pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) yang akan dirancang di gedung kuliah