Informasi Dokumen
- Penulis:
- Hadi Mulyanto
- Mirza Syah Alam
- Sekolah: Universitas Indonesia
- Mata Pelajaran: Teknik Sipil
- Topik: Tugas Manajemen Proyek
- Tipe: Resume
- Tahun: 2014
- Kota: Depok
Ringkasan Dokumen
I. PROJECT INTEGRATION MANAGEMENT
Manajemen integrasi proyek melibatkan proses dan kegiatan untuk mengidentifikasi, menentukan, menggabungkan, menyatukan, dan mengkoordinasikan berbagai proses dan kegiatan dalam manajemen proyek. Hal ini penting untuk memastikan bahwa semua aspek proyek terintegrasi dan berfungsi dengan baik. Melalui pengembangan dokumen seperti Project Charter dan Project Management Plan, manajer proyek dapat menetapkan batasan dan tujuan yang jelas, serta mengelola sumber daya secara efisien.
1.1 Develop Project Charter
Pengembangan Project Charter adalah langkah awal yang krusial dalam manajemen proyek. Dokumen ini secara resmi mengakui keberadaan proyek dan memberikan otoritas kepada manajer proyek untuk mengalokasikan sumber daya. Proses ini melibatkan analisis kebutuhan bisnis dan perjanjian yang ada, serta faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi proyek. Dengan memiliki Project Charter yang jelas, proyek dapat dimulai dengan tujuan yang terdefinisi dan dukungan dari manajemen senior.
1.2 Develop Project Management Plan
Merupakan proses mendefinisikan, mempersiapkan, dan mengkoordinasikan semua rencana yang diperlukan untuk proyek. Rencana ini menjadi pusat dokumen yang mendefinisikan dasar dari semua pekerjaan proyek. Dengan adanya rencana yang terintegrasi, manajer proyek dapat memastikan bahwa semua aspek proyek dikelola secara efektif dan efisien, yang pada gilirannya meningkatkan kemungkinan keberhasilan proyek.
1.3 Direct and Manage Project Work
Proses ini melibatkan kepemimpinan dan pelaksanaan pekerjaan yang ditetapkan dalam rencana manajemen proyek. Dengan memimpin tim proyek dan menerapkan perubahan yang disetujui, manajer proyek dapat memastikan bahwa tujuan proyek tercapai. Ini juga termasuk pengumpulan data kinerja yang diperlukan untuk memantau kemajuan proyek.
1.4 Monitor and Control Project Work
Proses ini melibatkan pelacakan, peninjauan, dan pelaporan kemajuan proyek untuk memastikan bahwa proyek tetap pada jalurnya. Dengan memantau kinerja dan membandingkannya dengan rencana yang telah ditetapkan, manajer proyek dapat mengidentifikasi masalah dan mengambil tindakan korektif yang diperlukan untuk mencapai tujuan proyek.
1.5 Perform Integrated Change Control
Proses ini penting untuk mengelola perubahan yang terjadi selama proyek. Dengan melakukan kontrol perubahan yang terintegrasi, manajer proyek dapat memastikan bahwa semua perubahan dikelola dengan baik dan tidak mengganggu jalannya proyek. Ini meliputi analisis dampak dari perubahan dan pembaruan dokumen proyek sesuai kebutuhan.
1.6 Close Project or Phase
Menutup proyek atau fase adalah langkah terakhir dalam manajemen proyek. Proses ini memastikan bahwa semua pekerjaan selesai dan hasil proyek diterima oleh pemangku kepentingan. Dokumentasi yang baik selama proses ini juga penting untuk pembelajaran di masa depan dan untuk memastikan bahwa semua aspek proyek telah dipenuhi.
II. PROJECT SCOPE MANAGEMENT
Manajemen ruang lingkup proyek mencakup proses yang diperlukan untuk memastikan bahwa semua pekerjaan yang diperlukan, dan hanya pekerjaan yang diperlukan, untuk menyelesaikan proyek dengan sukses. Hal ini melibatkan mendefinisikan dan mengendalikan ruang lingkup proyek agar tidak terjadi penyimpangan dari rencana yang telah ditetapkan.
2.1 Manajemen Ruang Lingkup Perencanaan
Proses ini menciptakan rencana manajemen ruang lingkup yang mendokumentasikan bagaimana ruang lingkup proyek akan didefinisikan, divalidasi, dan dikendalikan. Rencana ini memberikan panduan yang jelas untuk tim proyek dalam mengelola ruang lingkup dan memastikan bahwa semua kebutuhan stakeholder terpenuhi.
2.2 Mengumpulkan Kebutuhan
Mengumpulkan kebutuhan adalah proses penting yang melibatkan identifikasi dan dokumentasi kebutuhan dari para pemangku kepentingan. Dengan memahami kebutuhan ini, tim proyek dapat mendefinisikan ruang lingkup proyek dengan lebih baik dan memastikan bahwa semua aspek yang diperlukan untuk keberhasilan proyek telah dipertimbangkan.
2.3 Menentukan Lingkup
Menentukan lingkup proyek adalah proses yang menghasilkan deskripsi rinci tentang proyek dan produk yang akan dihasilkan. Dengan mendokumentasikan kebutuhan secara jelas, tim proyek dapat memastikan bahwa semua deliverable yang diharapkan dapat dipenuhi.
2.4 Create WBS
Proses ini melibatkan pengelompokan deliverable proyek menjadi komponen yang lebih kecil dan lebih mudah dikelola. Dengan membuat Work Breakdown Structure (WBS), tim proyek dapat mendapatkan gambaran yang jelas tentang apa yang harus disampaikan dan bagaimana pekerjaan akan dikelola.
2.5 Validate Scope
Validasi ruang lingkup adalah proses yang memastikan bahwa deliverable proyek diterima secara resmi. Proses ini meningkatkan kemungkinan bahwa produk akhir akan diterima oleh pemangku kepentingan dengan memvalidasi setiap deliverable sesuai dengan kriteria penerimaan yang telah ditetapkan.
2.6 Control Scope
Kontrol ruang lingkup adalah proses yang melibatkan pemantauan dan pengendalian perubahan pada ruang lingkup proyek. Dengan memastikan bahwa ruang lingkup tetap sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan, manajer proyek dapat menghindari penyimpangan yang dapat mempengaruhi keberhasilan proyek.
III. PROJECT TIME MANAGEMENT
Manajemen waktu proyek mencakup proses yang diperlukan untuk mengelola dan menyelesaikan pekerjaan proyek tepat waktu. Ini melibatkan serangkaian langkah untuk mendefinisikan, mengurutkan, dan memperkirakan aktivitas yang diperlukan untuk mencapai tujuan proyek.
3.1 Manajemen Perencanaan Jadwal Proyek
Proses ini mencakup semua kegiatan yang diperlukan untuk mengelola jadwal proyek. Dengan merencanakan jadwal secara efektif, tim proyek dapat memastikan bahwa semua aktivitas diselesaikan tepat waktu dan sesuai dengan anggaran yang telah ditetapkan.
3.2 Mendefinisikan Kegiatan
Menentukan kegiatan adalah langkah penting dalam manajemen waktu yang melibatkan identifikasi dan dokumentasi tindakan spesifik yang harus dilakukan untuk menghasilkan deliverable proyek. Ini memberikan dasar untuk estimasi, penjadwalan, dan pengendalian pekerjaan proyek.