• Tidak ada hasil yang ditemukan

2epertemuan3 4motivasiveny hidayat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "2epertemuan3 4motivasiveny hidayat"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

TEORI

(2)

TEORI-TEORI MOTIVASI

Teori-Teori Kebutuhan:

Drive-Reduction Theory

Homeostasis

Incentives

Teori kebutuhan Maslow

Teori Dua Faktor Herzberg

Process

theories

• Expectancy

Theory

(3)

MASLO W

Teori Hierarki (Abraham H.Maslow, 1943)

Teori ERG (Clayton Alderfer, 1972)

Teori Kesehatan – motivator / Dua Faktor (Frederick

Herzberg,1966)

Teori Motivasi X dan Y (Douglas McGregor)

Teori Motivasi kebutuhan (McClelland)

Teori Harapan (Victor H.Vroom, 1964)

Teori penetapan tujuan /

goal setting theory

(Edwin Locke)

Alderfer

Herzberg

Mcgregor

Mc Clelland

Teori Motivasi

(4)
(5)

TEORI PSIKOLOGI INSTING & 

EVOLUSI

Insting atau 

Naluri adalah perilaku kompleks yang

mempunyai pola tetap pd seluruh spesies yang

berbeda dan tidak dipelajari

 (Tinbergen, 1951).

Wanita membangun berbagai jenis rumah

burung membangun hanya satu jenis sarang.

(6)
(7)

DRIVE­REDUCTION THEORY

Teori Reduksi Dorongan

gagasan bahwa kebutuhan fisiologis menciptakan

dorongan (drive) yang memotivasi organisme

untuk memenuhi kebutuhan

(8)

AROUSAL

THEORY =

TEORI GAIRAH

Orang-orang

mencari tingkat

(9)

TEORI PSIKOSOSIAL

:

1.

Incentive

-

motivation =

motivasi Insentif -

hasil dari

“tarikan" rangsangan

lingkungan eksternal

2.

Cognitive

-

motivation =

motivasi Kognitif

(10)

INCENTIVE

Where our needs push, 

incentives

 (positive or 

negative stimuli) pull us in reducing our drives.

Dimana kebutuhan kita dorong, insentif (rangsangan positif atau

negatif) menarik kita dalam mengurangi drive kita.

(11)

TEORI

BIOPSIKOSOSIAL:

1.

Hierarki kebutuhan Maslow: interaksi

kebutuhan biologis, psikologis, dan

sosial; motif yang lebih rendah

(12)
(13)

TEORI HIERARKI

ABRAHAM H. MASLOW (1943,1954)

Teori motivasi yang dikembangkan oleh Abraham H. Maslow pada intinya berkisar pada pendapat bahwa manusia mempunyai lima tingkat atau hierarki kebutuhan, yaitu :

(1) kebutuhan fisiologikal (physiological needs), seperti : rasa lapar, haus, istirahat dan sex; (2) kebutuhan rasa aman (safety needs), tidak dalam arti fisik semata, akan tetapi juga mental,

psikologikal dan intelektual;

(3) kebutuhan akan kasih sayang (love needs);

(4) kebutuhan akan harga diri (esteem needs), yang pada umumnya tercermin dalam berbagai simbol-simbol status; dan

(5) aktualisasi diri (self actualization), dalam arti tersedianya kesempatan bagi seseorang untuk mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya sehingga berubah menjadi kemampuan nyata.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa lebih tepat apabila berbagai kebutuhan manusia digolongkan sebagai rangkaian dan bukan sebagai hierarki. Dalam hubungan ini, perlu ditekankan bahwa :

• Kebutuhan yang satu saat sudah terpenuhi sangat mungkin akan timbul lagi di waktu yang akan datang; Pemuasaan berbagai kebutuhan tertentu, terutama kebutuhan fisik, bisa bergeser dari pendekatan kuantitatif menjadi pendekatan kualitatif dalam pemuasannya.

• Berbagai kebutuhan tersebut tidak akan mencapai “titik jenuh” dalam arti tibanya suatu

kondisi dalam mana seseorang tidak lagi dapat berbuat sesuatu dalam pemenuhan kebutuhan itu.

(14)

MASLOW

(15)

TEORI KESEHATAN – MOTIVATOR

/ DUA FAKTOR

FREDERICK HERZBERG (1966)

Menurut teori ini yang dimaksud faktor motivasional adalah

hal-hal yang mendorong berprestasi yang sifatnya intrinsik, yang

berarti bersumber dalam diri seseorang, sedangkan yang

dimaksud dengan faktor hygiene atau pemeliharaan adalah

faktor-faktor yang sifatnya ekstrinsik yang berarti bersumber dari

luar diri yang turut menentukan perilaku seseorang dalam

kehidupan seseorang.

Menurut Herzberg, yang tergolong sebagai faktor motivasional

antara lain ialah pekerjaan seseorang, keberhasilan yang diraih,

kesempatan bertumbuh, kemajuan dalam karier dan pengakuan

orang lain. Sedangkan faktor-faktor hygiene atau pemeliharaan

mencakup antara lain status seseorang dalam organisasi,

(16)

Jetidak puasan

dan

Tidak termotivasi

Tidak puas

tetapi

Tidak termotivasi

Kepuasan positif

dan termotivasi

Faktor

Kebersihan

•Kebijakan perusahaan

•Kualitas pengawasan

• Hubungan dengan orang lain

•kehidupan pribadi

•Tingkat gaji

•keamanan pekerjaan

• kondisi kerja

Faktor Motivasi

•Achievement = prestasi

•Career advancement = kemajuan karir

•Personal growth = pertumbuhan pribadi

•Job interest = minat pekerjaan

•Recognition = pengakuan

•Responsibility = tanggung jawab

(17)

PERBEDAAN TEORI MASLOW (1943) &

(18)

TEORI KEBUTUHAN

Maslow

Herzberg

Hygiene

Motivators

Factors

Social

Safety

Physiological

Self-Actualisation

(19)

Prentice Hall, 2001

Chapter 6

19

Expectancy Theory =

Teori Pengharapan

(Vroom)

3. Rewards-Personal goals relationship = Valence

1. Effort-Performance relationship = Expectancy

2. Performance-Rewards relationship = Instrumentality

Individual

Effort

Individual

Performance

Personal

Goals

Organisational

Rewards

1

2

(20)

TEORI GOAL SETTING = PENETAPAN

TUJUAN

Tujuan

khusus

Sulit

Diterima

Dampak pd Diri

Directs attention

Energises

Encourages persistency

New strategies developed

Feedback

(21)

MOTIVASI

Sumber motivasi :

-

Internal

(22)

MOTIVASI

INTERNAL

dorongan dari dalam

diri untuk melakukan

sesuatu.

(23)

Motivasi eksternal

dorongan yang diperoleh dari faktor luar dalam

(24)

PIKIRKAN !!!

Apa bakat dan minatmu?

Apa tujuan karirmu yang ingin

dicapai?

Apa yang ingin kau raih dalam

2 tahun ini?

(25)

MEMOTIVASI DIRI

SENDIRI

Lakukan sekarang

Mulailah dari yang ringan

jangan menunggu datangnya

mood atau inspirasi

Solusi akan datang jika sudah

(26)

TEORI ERG

CLAYTON ALDERFER (1972)

• Teori Alderfer dikenal dengan akronim “ERG” . Akronim “ERG” dalam teori Alderfer merupakan huruf-huruf pertama dari tiga istilah yaitu : E = Existence (kebutuhan akan eksistensi), R = Relatedness (kebutuhanuntuk berhubungan dengan pihak lain, dan G = Growth (kebutuhan akan pertumbuhan)

• Jika makna tiga istilah tersebut didalami akan tampak dua hal penting. Pertama, secara konseptual terdapat persamaan antara teori atau model yang dikembangkan oleh Maslow dan Alderfer. Karena “Existence” dapat dikatakan identik dengan hierarki pertama dan kedua dalam teori Maslow; “ Relatedness” senada dengan hierarki kebutuhan ketiga dan keempat menurut konsep Maslow dan “Growth” mengandung makna sama dengan “self actualization” menurut Maslow. Kedua, teori Alderfer menekankan bahwa berbagai jenis kebutuhan

manusia itu diusahakan pemuasannya secara serentak.

Apabila teori Alderfer disimak lebih lanjut akan tampak bahwa :

• Makin tidak terpenuhinya suatu kebutuhan tertentu, makin besar pula keinginan untuk memuaskannya;

• Kuatnya keinginan memuaskan kebutuhan yang “lebih tinggi” semakin besar apabila kebutuhan yang lebih rendah telah dipuaskan;

• Sebaliknya, semakin sulit memuaskan kebutuhan yang tingkatnya lebih tinggi, semakin besar keinginan untuk memuasakan kebutuhan yang lebih mendasar.

(27)

ERG THEORY

(28)

TEORI MOTIVASI X DAN Y

(DOUGLAS MCGREGOR)

Douglas McGregor menemukan teori X dan teori Y setelah mengkaji cara para manajer

berhubungan dengan para karyawan. Kesimpulan yang didapatkan adalah pandangan manajer mengenai sifat manusia didasarkan atas beberapa kelompok asumsi tertentu dan bahwa mereka cenderung membentuk perilaku mereka terhadap karyawan berdasarkan asumsi-asumsi tersebut.

Ada empat asumsi yang dimiliki manajer dalam teori X:

• Karyawan pada dasarnya tidak menyukai pekerjaan dan sebisa mungkin berusaha untuk menghindarinya.

• Karena karyawan tidak menyukai pekerjaan, mereka harus dipakai, dikendalikan, atau diancam dengan hukuman untuk mencapai tujuan.

• Karyawan akan mengindari tanggung jawab dan mencari perintah formal, di mana ini adalah asumsi ketiga.

• Sebagian karyawan menempatkan keamanan di atas semua faktor lain terkait pekerjaan dan menunjukkan sedikit ambisi.

Bertentangan dengan pandangan-pandangan negatif mengenai sifat manusia dalam teori X, ada pula empat asumsi positif yang disebutkan dalam teori Y.

• Karyawan menganggap kerja sebagai hal yang menyenangkan, seperti halnya istirahat atau bermain.

• Karyawan akan berlatih mengendalikan diri dan emosi untuk mencapai berbagai tujuan.

(29)
(30)

TEORI MOTIVASI KEBUTUHAN

(MCCLELLAND)

Teori kebutuhan McClelland dikembangkan oleh David McClelland dan teman-temannya. Teori kebutuhan McClelland berfokus pada tiga kebutuhan yang didefinisikan sebagai berikut:

kebutuhan pencapaian: dorongan untuk melebihi, mencapai standar-standar, berusaha

keras untuk berhasil.

kebutuhan kekuatan: kebutuhan untuk membuat individu lain berperilaku sedemikian

rupa sehingga mereka tidak akan berperilaku sebaliknya.

kebutuhan hubungan: keinginan untuk menjalin suatu hubungan antarpersonal yang

ramah dan akrab.

Dari McClelland dikenal tentang teori kebutuhan untuk mencapai prestasi atau Need for Acievement (N.Ach) yang menyatakan bahwa motivasi berbeda-beda, sesuai dengan kekuatan kebutuhan seseorang akan prestasi. Murray sebagaimana dikutip oleh Winardi merumuskan kebutuhan akan prestasi tersebut sebagai keinginan :“ Melaksanakan

(31)

TEORI HARAPAN

VICTOR H.VROOM (1964)

Victor H. Vroom, dalam bukunya yang berjudul “Work And Motivation”

mengetengahkan suatu teori yang disebutnya sebagai “ Teori

Harapan”. Menurut teori ini, motivasi merupakan akibat suatu hasil

dari yang ingin dicapai oleh seorang dan perkiraan yang bersangkutan

bahwa tindakannya akan mengarah kepada hasil yang diinginkannya

itu. Artinya, apabila seseorang sangat menginginkan sesuatu, dan

jalan tampaknya terbuka untuk memperolehnya, yang bersangkutan

akan berupaya mendapatkannya.

Teori harapan adalah kekuatan dari suatu kecenderungan untuk

(32)

TEORI PENETAPAN TUJUAN

/

GOAL SETTING THEORY

(EDWIN LOCKE)

Edwin Locke mengemukakan bahwa dalam penetapan tujuan memiliki

empat macam mekanisme motivasional yakni : (a) tujuan-tujuan

mengarahkan perhatian; (b) tujuan mengatur upaya; (c)

tujuan-tujuan meningkatkan persistensi; dan (d) tujuan-tujuan-tujuan-tujuan menunjang

strategi-strategi dan rencana-rencana kegiatan. Bagan berikut ini menyajikan

tentang model instruktif tentang penetapan tujuan.

Referensi

Dokumen terkait

Referen legalitas produk bukan menjadi acuan konsumen dalam membeli buah lokal dengan nilai -0,705 dikarenakan keyakinan normatif konsumen terhadap legalitas produk buah

• Penyebaran skor dari suatu kelompok standar yang dirancang sebagai acuan untuk mengevaluasi atau menginterpretasi skor yang diperoleh individu dalam suatu pengukuran.. • Patokan

Salah satu sumber hukum yang termasuk dalam kategori UD¶\X dan tidak disepakati oleh ulama adalah maslahah mursalah.. Maslahah mursalah ialah penetapan hukum

TDNdiket: Jumlah TDN yang terdapat dalam tabel kebutuhan nutrisi kambing PropCamp2: Hasil pengurangan antara Pro dengan TDNCamp2 dan hasilnya harus selalu

Hasil yang dicapai dari intervensi tersebut antara lain menambah pengetahuan dan keterampilan anggota, dan hasil tersebut dirasa belum sesuai dengan kebutuhan

Venus FC, dari 38 skala yang dibagikan, yang dapat diisi sebanyak 33, dari 5 skala yang tidak kembali sebagai berikut, 3 pemain tidak mengisi semua skala dan 2 pemain tidak

Pertama-tama, atas nama Keluarga Besar Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) mengucapkan Selamat Datang kepada seluruh undangan baik kepada Bapak Menteri

1) Permen keras menunjukkan kualitas yang bagus karena telah memenuhi SNI dilihat dari kandungan kadar air, kadar abu, sakarosa, ALT, dan AKK. 2) Setelah diolah menjadi