• Tidak ada hasil yang ditemukan

MACAM MACAM METODOLOGI PENGAJARAN BAHASA ARAB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MACAM MACAM METODOLOGI PENGAJARAN BAHASA ARAB"

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

Kangmartho.com Page 1 MACAM-MACAM METODOLOGI PENGAJARAN BAHASA ARAB

1. Metode Ceramah

Yang dimaksud dengan metode ceramah yaitu cara menyampaikan suatu pelajaran tertentu dengan jalan penuturan secara lisan kepada anak didik atau khalayak ramai. Dalam sejarah Islam, Nabi Muhammad SAW dan para sahabat, dalam mengembangkan dan mendakwahkan agama Islam banyak menggunakan dengan acara berceramah ini. Hal ini tercermin dalam hadits beliau yang berbunyi sebagai berikut :

“Sampaikanlah olehmu walaupun hanya satu ayat”

Jadi cara penyampaian dakwah disini yaitu dengan cara berceramah secara lisan atau ucapan. Meskipun dakwah secara bil hal (dengan perbuatan) sangat diutamakan dalam Islam, namun ceramah tetap penting.

Ciri yang menonjol dalam metode ceramah, dalam pelaksanaan pengajaran di kelas, adalah peranan gutu tampak sangat dominan. Adapun murid mendengarkan dengan teliti dan mencatat isi ceramah yang disampaikan oleh guru di depan kelas.

Ceramah tepat digunakan :

1. Apabila guru ingin menyampaikan sejumlah fakta dan pendapat yang tidak tertulis dan tercatat dalam buku catatan atau naskah

2. Apabila bahan pelajaran yang akan disampaikan cukup banyak, sementara waktu yang tersedia sangat terbatas

3. Apabila guru seorang pembicara yang baik dan memikat serta penuh antusias 4. Apabila gutu akan merangkum pokok penting pelajaran yang telah dipelajari,

sehingga diharapkan siswa memhami dan mengerti secara gamblang

(2)

Kangmartho.com Page 2 6. Apabila jumlah siswa terlau banyak sehingga bahan pelajaran sulit

disampaikan melalui metode lain1

Untuk bidang studi Agama, metode ceramah ini tepat digunakan misalnya : jika ingin menerangkan pelajaran mengenai pengertian “keimanan, akhlak” dan lain sebagainya.

Keuntungan Metode Ceramah

1. Bahan dapat disampaikan sebanyak mungkin dalam jangka waktu yang singkat

2. Guru dapat menguasai situasi kelas

3. Organisasi kelas lebih sederhana dan mudah dilaksanakan 4. Tidak terlalu banyak memakan biaya dan tenaga

Kelemahan Metode Ceramah

1. Ceramah hanya cenderung mempertimbangkan segi banyaknya bahan pelajaran yang akan dijadikan, dan kurang memperhatikan/mementingkan segi kualitas (mutu) penguasaan bahan pelajaran

2. Bila situasi kelas tidak dapat dikuasai oleh guru secara baik, maka proses pengajaran akan dapat menjadi tidak efektif. Bahkan dapat berkaitan lebih jauh (misalnya kacaunya situasi proses pengajaran)

3. Pada metode ceramah proses komunikasi banyak terpusat kepada guru. Dan siswa banyak berperan sebagai pendengar setia. Sehingga proses pengajaran sering dikritik sebagai sekolah dengar, murid terlalu pasirf.

4. Sulit mengukur sejauh mana penguasaan bahan pelajaran yang telah diberikan itu oleh anak didik

5. Apabila ceramah tidak mempertimbangkan segi psikologis dan diktatis, maka ceramah dapat bersifat melantur tanpa arah dan tujuan yang jelas.

Langkah-langkah persiapan ceramah :

Dibawah ini ada beberapa langkah-langkah persiapan metode ceramah, yang dapat mempertinggi bobot dan efektivitas ceramah yakni sebagai berikut :

1

(3)

Kangmartho.com Page 3 1. Merumuskan tujuan khusus yang hendak dicapai

2. Materi ceramah hendaklah disusun secara sistematis

3. Sikap/penampilan dan gaya bahasa ceramah umumnya dapat meningkatkan dan mendorong serta merangsang perhatian anak didik

4. Tujuan ceramah untuk memperjelas pengertian siswa mengenai materi pelajaran yang telah disampaikan, maka alat bantu/alat peraga mesti ditetapkan sebelumnya

5. Usahakan menanamkan pengertian yang jelas. Hal ini misalnya dapat dilakukan dengan cara memberikan ikhtisar atau kesimpulan, dan mengenai catatan kecil mengenai bahan yang telah diberikan tersebut

6. Dalam perjalanan agama hendaklah pemakaian metode ceramah ini diselingi dengan metode-metode lain misalnya metodologi audio visual, demonstrasi, tanya jawab dan lain-lainnya

7. Metode ceramah semestinya hanya sebagai pendukung/pendamping metode-metode lain

2. Metode Diskusi atau Musyawarah

Dalam kehidupan kita sehari-hari, khususnya dalam hubungan interaksi edukatif sering dihadapkan kepada berbagai macam permasalahan, yang kadang-kadang tidak dapat diselesaikan hanya dengan satu cara, akan tetapi memerlukan berbagai macam cara yang terbaik. Tentang sesuatu permasalahan yang sulit disimpulkan sendiri.

Metode diskusi merupakan salah satu cara yang dapat digunakan dalam menyelesaikan masalah, yang mungkin menyangkut kepentingan bersama, dengan jalan muswarah untuk mufakat. Memperluas pengetahuan dan cakrawala pemikiran.

(4)

Kangmartho.com Page 4 berhubungan yang terdapat di dalamnya : dengan jalan menguraikan, membanding-bandingkan, menilai hubungan itu dan mengambil kesimpulan yang dapat ditarik daripadanya2. Bersama-sama melalui diskusi bisa ditemui 2, 3 atau lebih jawaban/kesimpulan, yang semuanya dapat diterima/benar

Adapun masalah-masalah yang baik untuk didiskusikan adalah meliputi sifat-sifat sebagai berikut :

1. Menarik minat siswa dan sesuai dengan taraf perkembangannya

2. Mempunyai kemungkinan jawaban lebih dari satu, yang masing-masing dapat dipertahankan kebenarannya

3. Bila pertanyaan dimaksudkan untuk mencari pertimbangan dan perbandingan daripadanya

Kebaikan dari metode diskusi

1. Suasana kelas lebih hidup dan dinamis

2. Mempertinggi pertisipasi siswa, untuk mengeluarkan pendapatnya baik secara individu maupun secara kelompok

3. Merangsang siswa untuk mencari jalan pemecahan masalah yang dihadapi bersama, dengan cara bermusyawarah dan urun rembuk bersama-sama

4. Melatih sikap dinamis dan kreatif dalam berpikir

5. Menumbuhkan sikap toleransi dalam berpendapat maupun bersikap 6. Hasil diskusi dapat disimpulkan dan mudah dipahami

7. Memperluas cakrawala dan wawasan berpikir peserta diskusi Kelemahan-kelemahan metode diskusi

1. Kemungkinan siswa yang tidak ikut aktif dijadikan kesempatan untuk bermain-main dan mengganggu temannya yang lain

2. Apabila suasana kelas tidak dapat dikuasai, kemungkinan pengguna waktu menjadi tidak efektif, dan dapat berakibat tujuan pengajaran tidak tercapai

2

Tayar Yusuf. Ilmu Praktek Mengajar, Metodik Khusus Pengajaran Agama. Al-Ma’arif, Bandung,

(5)

Kangmartho.com Page 5 3. Sulit memprediksi arah penyelesaian diskusi. Hal ini terjadi jika proses jalannya diskusi hanya merupakan ajang perbedaan pendapat yang tidak ada ujung penyelesainnya

4. Siswa mengalami kesulitan untuk mengeluarkan pendapat secara sistematis. Terutama bagi siswa yang memiliki sifat pemalu dan rasa takut mengeluarkan pendapat

5. Kesulitan mencari tema diskusi yang aktual, yang hangat dan menarik untuk didiskusikan

Peranan guru atau pimpinan dalam diskusi

1. Guru atau pimpinan diskusi sebagai pengatur lalu lintas pembicaraan

Sebagai pimpinan diskusi, ia harus mampu mengatur jalannya diskusi, dan menstimulir para peserta diskusi untuk menyeluarkan pendapatnya

Sebagai pimpinan diskusi, ia memiliki hak untuk :

a. Mengajukan pertanyaan kepada anggota kelompok tertentu

b. Mengatur agar tidak semua anggota peserta diskusi berbicara serentak tanpa mengindahkan untuk mengambil bagian berbicara secara bergilir c. Mencegah kemungkinan dikuasainya forum diskusi oleh orang-orang

tertentu saja. Sehingga tidak adnaya pemerataan berbicara

d. Memberikan kesempatan kepada siswa yang tidak aktif berbicara, karena malu, atau pendiam agar dapat menyumbangkan buah pikirannya

2. Guru atau pimpinan diskusi berperan sebagai dinding penangkis

(6)

Kangmartho.com Page 6 3. Pimpinan diskusi sebagai penunjuk jalan

Sebagai penunjuk jalan pimpinan diskusi dapat memberikan penerangan dan penjelasan, serta meluruskan obyek pembicaraan, bila ada tanda-tanda pembicaraan menyimpang dari tema diskusi semula

Teknik-teknik mengajukan pertanyaan dalam diskusi

1. Mula-mula diajukan kepada semua siswa, baru kediamuan ditujukan kepada siswa tertentu

2. Beri waktu siswa untuk berpikir dan menyusun jawabannya

3. Pertanyaan tidak diajukan berdasarkan urutan absen arau deretan bangku. Tetapi kepada semua siswa, yang telah siap untuk menjawab bahan diskusi Tujuan metode diskusi

Melalui metode diskusi, tujuan pengajaran selain untuk mencari dan menemukan jawaban yang benar dan setepat-tepatnya juga dimaksudkan untuk : 1. Dapat menemukan cara baru yang ditempuh dalam menyelesaikan masalah

yang dihadapi bersama

2. Mengumpulkan fakta dan pendapat-pendapat dari para peserta atau pihak yang dimintai keterangan

3. Merumuskan hasil diskusi dan kemungkinan tindak lanjut yang dapat direalisasikan

Fungsi diskusi :

1. Mendorong siswa untuk berpikir dan mengeluarkan pendapatnya dengan dasar argumentasi yang kuat dan akurat

2. Mengembangkan daya imajinasi dan intuitif serta daya pikir yang kritis

3. Disamping itu diskusi dapat berfungsi sebagai bahan masukan yang sangat berharga bagi seorang guru atau pimpinan sekolah

(7)

Kangmartho.com Page 7 Demikian pula dalam pelajaran sejarah, kita dapat memilih tema, misalnya : bagaimana peranan umat Islam dalam merebut kemerdekaan, dalam menumpas penjajah dan komunis/PKI di masa pra kemerdekaan. Dan dapat pula mendiskusikan peran umat Islam secara global/internasional. Pendek kata tema diskusi harus juga disesuaikan dengan taraf kemampuan dan perkembangan anak didik. Pada kelas-kelas yang masih rendah diskusi dapat dilakukan dengan yang ringan-ringan, sedangkan pada kelas-kelas yang maju/tingkat tinggi, diskusi dapat bersifat abstrak dan problematik pemikiran.

Dalam Al-Qur’an Allah mengajurkan kepada kita untuk berdiskusi dan bermusyawarah secara baik dalam menghadapi berbagai masalah yang dihadapi bersama, yang berbunyi :

Maka disebabkan rahmat dari Allah0lah kamu berlaku lemah lembut terhadap

mereka. Sekiranya kamu bersikap kera s, lagi berhati kasar, tentulah mereka

menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma afkanlah mereka, mohonkanlah

ampunan bagi mereka, dan bermusya warahlah dengan mereka dalam urusan itu.

Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka berta wa kanlah kamu

kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang berta waqal

kepada-Nya (Q.S Ali Imran:159).

(8)

Kangmartho.com Page 8

Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya dan

mendirikan shalat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musya wa rah

antara mereka dan mereka menafkahkan bagian dari rezeki yang kami berikan

kepada mereka (Q.S Asy-Syura (Musya wa rah) : 38).

3. Metode Demontrasi dan Eksperimen

Yang dimaksud dengan metode demonstrasi adalah : metode mengajar dengan menggunakan alat peragaan (meragakan), untuk memperjelas suatu pengertian, atau untuk memperlihatkan bagaimana untuk melakukan dan jalannya suatu proses pembuatan tertentu kepada siswa. To Show atau memperkenalkan/ mempertontonkan.

Kalau demonstrasi titik tekanannya terletak pada memperagakan, bagaimana jalannya proses tertentu. Maka pada eskperimen adalah melakukan percobaan/ praktek langsuang atau dengan cara meneliti dan mengamati secara seksama. Dalam pelaksanaan kedua metode ini dapat dipakai bersama-sama/bergantian.

Metode demonstrasi dalam pelaksanaannya antara lain dapat digunakan dalam menyampaikan bahan pelajaran fiqih, misalnya bagaimana berwudlu’ yang benar, bagaimana cara mengerjakan salat yang benar, baik itu shalat wajib lima waktu sehari semalam maupun salat sunat seperti salah jenazah, salat sunat istiqarah, tahajjud, istisqa dan lain-lain sebagainya. Sebab kata demontrasi terambil dari Demonstra stion = to show (memperagakan/memperlihatkan) proses kelangsungan sesuatu.

(9)

Kangmartho.com Page 9 dengan minuman-minuman keras yang mengandung alkohol, yang justru dapat membahayakan bagi kesehatan dan kecerdasan otak manusia itu sendiri. Dan terlarang menurut syariat dan ajaran agama Islam. Dan hal ini yang sama dapat pula mendemonstrasikan bagaimana mencoba praktik mengajar di depan kelas bagi calon-calon guru, praktek ibadah pada metode demonstrasi. Dan lain sebagainya. Eksperimen misalnya : mencoba hafalan ayat-ayat Al-Qur’an, mencoba menuliskan yang benar dan sebagainya. Metode demontrasi dan eksperimen tepat digunakan apabila :

1. Dimaksudkan untuk memberikan keterangan dan keterampilan tertentu kepada anak didik

2. Untuk memudahkan penjelasan, hingga mudah dipahami, sebab penggunaan bahasa dalam pengajaran memiliki sifat keterbatasan

3. Untuk menghindari verbalisme dalam pengajaran

4. Untuk meneliti sejumlah fakta dan obyek tertentu secara seksama Kebaikan metode demonstrasi

1. Perhatian siswa dapat difokuskan kepada titik berat yang dianggap penting bagi guru

2. Dengan keterlibatan siswa secara aktif terhadap jalannya suatu proses tertentu melalui pengamatan dan percobaan, siswa mendapatkan pengalaman praktis, yang biayanya bersifat tahan lama

3. Menghindarkan pengajaran yang bersifat verbalisme, di mana siswa tidak bisa memahami dan mengerti apa yang diucapkan (pandai mengucapkan tapi tidak mengerti maksudnya), tau bisa membaca Al-Qur’an tetapi tak bisa menulis dengan benar. Guru agama tidak boleh salah-salah menulis ayat Al-Qur’an atau hadits. Karena itu banyak dicoba (anak-anak dieskperimen) oleh guru 4. Dapat mengurangi kesalahan bila dibandingkan dengan hanya membaca buku,

karena siswa telah memperoleh gambaran yang jelas dari hasil pengamatan langsung

(10)

Kangmartho.com Page 10

Kekurangan metode demonstrasi

1. Dalam pelaksanaannya demonstrasi memerlukan waktu dan persiapan yang matang, sehingga dapat menyita waktu yang cukup banyak

2. Demonstrasi dalam pelaksanaannya banyak menyita biaya dan tenaga yang tidak sedikit (jika memakai alat-alat yang mahal)

3. Tidak semua hal yang dapat didemonstrasikan di dalam kelas. Hal ini dapat terjadi misalnya bila alat-alat peraga demonstrasi sangat besar/berat, atau berada di tempat jauh. Dalam bidang agama masalah Tauhid atau keimanan misalnya sulit diterapkan melalui metode ini. Sebab masalah keimanan bersifat abstrak, dan tidak dapat divisualisasikan

4. Demosntrasi akan menjadi tidak efektif siswa tidak turut akatif dan suasana gaduh

Cara merencana kan demonstra si yang efektif :

1. Merumuskan tujuan yang jelas dari sudut kecakapan atau kegiatan yang hendak dicapai

2. Menetapkan garis besar langkah-langkah demosntrasi yang akan dilaksanakan (bila diperlukan adakanlah terlebih dahulu uji coba, sebelum didemosntrasikan di depan kelas)

3. Memperhitungkan waktu yang akan diperlukan, termasuk waktu siswa untuk bertanya, memberi komentar, kesimpulan serta catatan yang diperlukan

4. Selama demonstrasi berlangsung kita dapat mengajukan pertanyaan, apakah keterangan itu dapat didengar oleh siswa dan apakah alat sudah ditempatkan pada posisi yang tepat? Dan lain sebagainya

5. Menetapkan rencana penelitian, mengenai hasil yang dicapai melalui demonstrasi

6. Dapat merekam kembali/mengulangi kembali proses demosntrasi, jiak siswa merasa belum paham/mengerti tentang masalah yang dibicarakan

Keunggulan-keunggulan Metode Eksperimen :

(11)

Kangmartho.com Page 11 2. Siswa dapat aktif mengambil bagian untuk berbuat bagi dirinya, dan tidak

hanya melihat orang lain, tanpa dirinya melakukan

3. Siswa dapat aktif mengambil bagian yang besar, untuk melaksanakan langkah-langkah dalam cara berpikir ilmiah. Jal ini dilakukan melalui pengumpulan data-data observasi memberikan penafsiran serta kesimpukan, yang dilakukan oleh siswa itu sendiri

4. Kemungkinan kesalahan dalam mengambil kesimpulan dapat dikurangi, karena siswa mengamati langsuang terhadap suatu proses yang menjadi obyek pelajaran atau mencoba melaksanakan sesuatu

5. Siswa mendapatkan pengalaman langsung dan praktis dalam kenyataan sehari-hari yang sangat berguna bagi dirinya

Kelemahan-kelemahan metode eksperimen

1. Apabila sarana tidak tersedia atau kurangmemadai, maka proses jalannya eksperimen akan menjadi tidak efektif

2. Metode ini dilaksanakan bila siswa belum matang untuk melaksanakan eksperimen. Hal ini berarti melaksanakan eksperimen memerlukan ketrampilan yang mahir dari pihak gurunya

3. Memerlukan waktu yang panjang/lama. Keterbatasan waktu dalam eksperimen dapat berakibat terputusnya pemahaman siswa, terhadap topik yang menjadi pokok bahasan. Dan ini bertujuan pengajaran tidak tercapai dengan baik

4. Memerlukan keterampilan/kemahiran dari pihak guru dalam menggunakan serta membuat alat-alat eksperimen

5. Bagi guru yang telah terbiasa dengan metode ceramah secara rutin misalnya. Cenderung memadang metode eksperimen sebagai suatu pemborosan dan memberatkan

Saran-saran dalam melaksanakan eksperimen

Agar eksperimen dapat berjalan dengan baik dan tujuan dapat tercapai secara baik pula, maka perlu diperhatikan saran-saran berikut ini antara lain :

(12)

Kangmartho.com Page 12 2. Menjelaskan prosedur/langkah-langkah yang akan ditempuh dalam

eksperimen serta persiapan alat-alat eksperimen

3. Membantu siswa untuk mendapatkan bahan-bahan bacaan serta alat-alat yang akan diperlukan dalam eksperimen

4. Setelah eksperimen dilakukan berilah kesempatan kepada siswa untuk mengevaluasi hasil kerjanya dengan membandingkan hasil eksperimen temannya dengan membandingan hasil eksperiman temannya sehingga dapat memberikan peluang untuk saling tukar pendapat dan saling lengkapi-melengkapi kekurangan yang dimilikinya

5. Memberikan kesimpulan dan catatan seperlunya terhadap eksperimen yang baru saja dilakukan

6. Diharapkan siswa dapat memberikan ikhtisar berupa laporan mengenai hasil eksperimen mereka

Metode kesperimen dan demonstrasi ini sebetulnya telah mempunyai akar tradisi dalam sejarah Islam. Sebagaimana halnya Nabi Muhammad SAW bersabda : “Salatlah kamu sebagaimana akumelakukan salat”. Jadi Rasulullah sendiri telah melakukan demonstrasi, cara salat yang benar untuk diikuti oleh umatnya.

(13)

Kangmartho.com Page 13 4. Metode Sosiodrama dan Bermain Peranan (Role Playing Method)

Istilah sosiodrama dan bermain peranan (role playing) dalam metode merupakan dua istilah yang kembar, bahkan di dalam pelaksanaannya dapat dilakukan dalam waktu bersamaan dan silih berganti

Sosiodrama dimaksudkan adalah suatu cara mengajar dengan jalan mendramatisasikan bentuk tingkah laku dalam hubungan sosial

Pada metode bermain peranan, titik tekanannya terletak pada keterlibatan emosional dan pengamatan indera ke dalam suatu situasi masalah yang secara nyata dihadapi

Kedua istilah ini (sosiodrama dan bermain peranan), kadang-kadang juga disebut metode dramatisasi. Hanya bedanyakedua metode tersebut tidak disiapkan terlebih dahulu naskahnya.

Dalam pendidikan agama metode sosiodrama dan bermain peranan ini efektif dalam menyajikan pelajaran akhlak, sejarah Islam dan topik-topik lainnya. Dalam pelajaran sejarah, misalnya guru ingin menggambarkan kisah sahabat khalifah Abu Bakar, ketika beliau masuk Islam. Kisah tersebut tentu amat menarik jika disajikan melalui metode sosiodrma dan bermain peranan. Sebab siswa disamping mengetahui proses jalannya khalifah Abu Bakar masuk Islam, juga dapat menghayati ajaran dan hikmah yang terkandung dalam kisah tersebut.

Demikian pula halnya pada pelajaran akhlak. Misalnya bagaimana sosok akhlaqul karimah (seorang yang berakhlak mulia) dan anak yang saleh ketika berhadapan dengan orang tuanya maupun anak durhaka kepada orang tuanya, misalnya sebagaimana cerita “Si Malin Kundang” yang tersohor itu. Dan lain -lainnya yang bersifat sosiodrama, dan bermain peranan

Peranan sosiodrama dapat digunakan apabila :

1. Pelajaran dimaksudkan untuk melatih dan menanamkan pengertian dan perasaan seseorang

2. Pelajaran dimaksudkan untuk menumbuhkan rasa kesetiakawanan sosial dan rasa tanggung jawab dalam memikul amanah yang telah dipercayakan

(14)

Kangmartho.com Page 14 4. Apabila dimaksudkan untuk mendapatkan ketrampilan tertentu sehingga diharapkan siswa mendapatkan bekal pengalaman yang berharga, setelah mereka terjun dalam masyarakat kelak

5. Dapat menghilangkan malu, dimana bagi siswa yang tadinya mempunyai sifat malu dan takut dalam berhadapan dengan sesamanya dan masyarakat dapat berangsur-angsur hilang, menjadi terbiasa dan terbuka untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya

6. Untuk mengembangkan bakat dan potensi yang dimiliki oleh siswa sehingga amat berguna bagi kehidupannya dan masa depannya kelak, terutama yag berbakat bermain drama, lakon film dan sebagainya.

Langkah-langkah yang ditempuh

1. Bila sosiodrama baru ditetapkan dalam pengajaran, maka hendaknya guru menerangkannya terlebih dahulu teknik pelaksanaanya, dan menentukan diantara siswa yang tepat untuk memerankan lakon tertentu, secara sederhana dimainkan di depan kelas

2. Menerapkan siatuasi dan masalah yang akan dimainkan dan perlu juga diceritakan jalannya peristiwa dan latar belakang cerita yang akan dipentaskan tersebut

3. Pengaturan adegan dan kesiapan mental dapat dilakukan sedemikian rupa 4. Setelah sosiodrama itu dalam peuncak klimas, maka guru dapat menghentikan

jalannya drama. Hal ini dimaksudkan agar kemungkinan-kemungkinan pemecahan masalah dapat diselesaikan secara umum, sehingga penonton ada kesempatan untuk berpendapat dan menilai sosiodrama yang dimainkan. Sosiodrama dapat pula dihentikan bila menemui jalan buntu

5. Guru dan siswa dapat memberikan komentar, kesimpulan atau berupa catatan jalannya sosiodrama untuk perbaikan-perbaikan selanjutnya

Kebaikan Metode Sosiodrama Bermain Peranan

(15)

Kangmartho.com Page 15 2. Sangat menarik bagi siswa, sehingga memungkinkan kelas menjadi dinamis

dan penuh antusias

3. Membangkitkan gairah dan semangat optimisme dalam diri siswa serta menumbuhkan rasa kebersamaan dan kesetiakawanan sosial yang tinggi 4. Dapat menghayati peristiwa yang berlangsung dengan mudah, dand apat

memetik butir-butir hikmah yang terkandung di dalamnya dengan penghayatan siswa sendiri

5. Dimungkinkan dapat meningkatkan kemampuan profesional siswa, dan dapat menumbuhkan / membuka kesempatan bagi lapangan kerja

Kelemahan-kelemahannya

Sebagaimana dengan metode-metode yang lain, metode sosiodrama dan bermain peranan memiliki sisi-sisi kelemahan. Namun yang penting disini, kelemahan dalam suatu metode tertentu dapat ditutupi dengan memakai metode yang lain.

Mungkin sekali kita perlu memakai metode diskusi, ausid visual, tanya jawab dan metode-metode lain yang dapat dianggap melengkapi metode sosiodrama/bermain peranan

Kelemahan metode sosiodrama dan bermain peranan ini terletak pada :

1. Sosiodrama dan bermain peranan memelrukan waktu yang relatif panjang/banyak

2. Memerlukan kreativitas dan daya kreasi yang tinggi dari pihak guru maupun murid. Dan ini tidak semua guru memilikinya

3. Kebanyakan siswa yang ditunjuk sebagai pemeran merasa malu untuk memerlukan suatu adegan tertentu

4. Apabila pelaksanaan sosiodrama dan bermain pemeran mengalami kegagalan, bukan saja dapat memberi kesan kurang baik, tetapi sekaligus berarti tujuan pengajaran tidak tercapai

5. Tidak semua materi pelajaran dapat disajikan melalui metode ini

(16)

Kangmartho.com Page 16 Saran-saran yang perlu pendapat perhatian dalam pelaksanaan metode ini 1. Merumuskan tujuan yang akan dicapai dengan melalui metode ini. Dan

tujuan tersebut diupayakan tidak terlalu sulit/berbelit-belit, akan tetapi jelas dan mudah dilaksanakan

2. Melatar belakang cerita sosiodrama dan bermain peranan tersbeut. Misalnya bagaimana guru dapat menjelaskan latar belakang kehidupan sahabat Aku Bakar sebelum menceritakan kisah sahabat Abu Bakar masuk Islam. Hal ini agar materi pelajaran dapat dipahami secara gamblang dan mendalam oleh siswa/anak didik

3. Guru menjelaskan bagaimana proses pelaksanaan sosiodrama dan bermain peranan melalui peranan yang harus siswa lakukan/mainkan

4. Menetapkan siapa-siapa diantara siswa yang pantas memainkan/melakonkan jalannya suatu cerita. Dalam hal ini termasuk peranan penonton

5. Guru dapat menghentikan jalannya permainan apabila telah sampai titik klimaks. Hal ini dimaksudkan agar kemungkinan-kemungkinan pemecahan masalah dapat didiskusikan secara seksama

6. Sebaiknya diadakan latihan-latihan secara matang, kemudian diadakan uji coba terlebih dahulu, sebelum sosiodrama dipentaskan dalam bentuk yang sebenarnya.

5. Metode Kerja Kelompok

Istilah kerja kelompok mengandung arti : siswa-siswi dalam suatu kelas dibagi dalam ke dalam beberapa kelompok, baik dalam kelompok kecil maupun kelompok besar. Pengelompokkan itu biasanya didasarkan atas prinsip mencapai tujuan bersama. Dan oleh karena itu kerja kelompok berarti bekerja bersama-sama secara bergotong royong untuk mencapai tujuan yang menjadi cita-cita bersama pula.

(17)

Kangmartho.com Page 17 group tertentu untuk menyelesaikan tugas yang telah ditetapkan, dengan cara bersama-sama dan bertolong-tolongan

Cara pengelompokkan disini dapat pula dilakukan oleh siswa itu sendiri, dengan maksud agar siswa dapat menetapkan mana di antara teman yang dapat diajak untuk bekerja sama dalam kelompoknya. Namun pengelompokkan dapat juga dilakukan dengan cara bimbingan guru bersangkutan dengan didasari atas pertimbangan didaktis dan psikologis.

DalamAl-Qur’an banyak ayat yang menunjukkan pentingnya kerja kelompok ini menjadi prinsip dalam pendidikan Islam : Sebagaimana firman Allah yang berbunyi :

Bertolong-tolonglah untuk kebaikan dan takwa, dan janganlah kamu

bertolong-tolongan tentang dosa dan pemusuhan

Langkah-langkah pengelompokkan yang perlu diperhatikan

1. Tidak mengabaikan asas individualitas, dimana masing-masing siswa dalam kelompoknya dapat dipandang sebagai pribadi yang berada dari segi kemampuan dan minatnya masing-masing. Dan oleh karena itu siswa dapat dilayani sesuai dengan karakteristik mereka masing-masing

2. Jika dimaksudkan untuk memperolehdan memperbesar peran atau partisipasi dari masing-masing siswa dalam kelompoknya

3. Mempertimbangkan fasilitas yang tersedia/dimiliki

4. Pembagian jenis kerja dan tujuan khusus yang hendak dicapai Segi-segi kebaikan metode kerja kelompok :

1. Menumbuhkan rasa kebersamaan dan toleransi dalam sikap dan perbuatan 2. Menumbuhkan rasa ingin maju dan mendorong anggota kelompok untuk

(18)

Kangmartho.com Page 18 3. Kemungkinan terjadi adanya transfer pengetahuan antar sesama dalam kelompok yang masing-masing dapat saling isi mengisi dan melengkapi kekurangan dan kelebihan antar mereka

4. Timbul rasa kesetiakawanan sosial antar kelompok/group yangb dilandasi motivasi kerja sama untuk kepentingan dan kebaikan bersama

5. Dapat meringankan tugas guru atau pemimpin sekolah Kekurangan metode kerja kelompok :

1. Melalui metode kerja kelompok, memerlukan persiapan dan perencanaan yang matang

2. Persaingan yang tidak sehat akan terjadi manakala guru tidak dapat memberikan pengertian kepada siswa. Bahkan pembagian tugas yang dilakukan bukanlah dimaksudkan membeda-bedakan satu dengan yang lainnya dalam arti yang luas

3. Bagi siswa yang tidak memiliki disiplin diri dan pemalas terbuka kemungkinan untuk pasif dalam kelompoknya, dan hal ini berpengaruh kepada aktivitas kelompok secara kolektif

4. Sifat dan kemampuan individualitas kadang-kadang terasa diabaikan

5. Jika tugas yang diberikan kepada kelompok masing-masing kemudian tidak diberikan batas-batas waktu tertentu, maka cenderung tugas tersebut diabaikan /terlupakan

6. Tugas juga dapat terbengkalai manakala tidak mempertimbangkan segi psikologis dan didaktis anak didik

Saran-saran pelaksanaan metode kerja kelompok

1. Usahakan jumlah anggota dari masing-masing kelompok tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil/sedikit. Biasanya jumlah anggota kelompok berkisar antara 4 (empat) sampai 6 (enam) orang, sebaiknya 5 (lima) orang

2. Pembentukan dan pembagian kelompok hendaknya mempertimbangkan segi minat dan kemampuan siswa

(19)

Kangmartho.com Page 19 4. Masing-masing siswa dalam kelompoknya harus bertanggung jawab dan

bekerja bersama-sama untuk kemajuan kelompoknya

Dalam pelajaran agama, metode kerja kelompok ini dapat diterapkan. Misalnya pada pekerjaan menerjemahkan buku-buku agama yang mungkin literatur berbahasa Arab dan Inggris. Dan membahas/meresume bahan-bahan pelajaran pada bab-bab tertentu dan lain sebagainya.

Dengan melalui kerja kelompok tersebut siswa merasa tergugah untuk mendalami ajaran agama Islam yang begitu luas ini.

6. Metode Tanya Jawab

Dimaksudkan metode tanya jawab yaitu suatu cara menyajikan materi pelajaran dengan jalan guru mengajukan suatu pertanyaan-pertanyaan kepada siswa untuk dijawab, bisa pula diatur pertanyaan-pertanyaan diajukan siswa lalu dijawab oleh siswa lainnya.

Antarametode tanya jawab dengan metode diskusi memiliki segi-segi perbedaan. Kalau pada metode tanya jawab, guru pada umumnya menanyakan kepada siswa apakah mereka telah mengerti dan memahami pelajaran yang diberikan dan bagaimana proses pemikiran yang dipakai oleh siswa. Maka dalam metode diskusi, pertanyaan guru lebih dititikberatkan untuk merangsang siswa berpikir abstrak dan kompleks serta jawaban atas pertanyaan tersebut diharapkan tidak bersifat tunggal atau mutlak adanya, akan tetapi dapat mengandung alternatif dan penafsiran yang berbeda-beda.

Metode tanya jawab tepat digunakan apabila :

1. Untuk merangsang siswa agar perhatinnya terpusat kepada masalah/materi pelajaran yang sednag dibicarakan

2. Sebagai pre test terhadap pelajaran yang telah diberikan

3. Menyelingi pembicaraan untuk mendapatkan kerja sama dari siswa 4. Memimpin pengamatan dan pikiran siswa agar terarah

(20)

Kangmartho.com Page 20

Metode tanya jawab kurang tepat digunakan apabila

1. Menilai kemajuan siswa

2. Memberi jawaban dari siswa, namun membatasi kemungkinan jawaban yang berbeda

3. Memberi giliran pertanyaan berdasarkan urutan bangku atau absen siswa 4. Pertanyaan hanya ditujukan kepada orang/siswa tertentu saja

Keunggulan metode tanya ja wab

1. Situasi kelas menjadi hidup/dinamis, karena siswa aktif berpikir dan memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan

2. Melatih siswa agarberani mengemukakan pendapat secara argumentatif dan bertanggung jawab

3. Mengetahui perbedaan pendapat antar siswa dan guru yang dapat membawa ke arah diskusi yang positif

4. Membangkitkan semangat belajar dan daya saing yang sehat diantara siswa 5. Dapat mengukur batas kemampuan dan penguasaan siswa terhadap pelajaran

yang telah diberikan

Kelemahan metode tanya ja wab

1. Bila terjadi perbedaan pendapat, akan banyak menyita waktu untuk menyelesaikannya. Bahkan perbedaan pendapat antar guru dan siswa dapat menjurus kepada negatif, dimana siswa menyalahkan guru, dan ini besar risikonya

2. Tanya jawab dapat menimbulkan penyimpangan dari pokok persoalan/materi pelaharan, hal ini terjadi jika guru tidak dapat mengendalikan jawaban atas segala pertanyaan siswanya

3. Tidak cepat merangkum bahan pelajaran

4. Tanya jawab akan dapat membosankan jika yang ditanyakan tidak ada variasi Teknik mengajukan pertanyaan

(21)

Kangmartho.com Page 21 1. Mula-mula pertanyaan ditujukan kepada semua siswa baru kemudian diajukan

kepada siswa tertentu yang dapat menguasi 2. Beri siswa untukberpikir menjawab pertanyaan

3. Pertanyaan hendaklah singkat/padat dan tidak berbelit-belit

4. Guru tidak menjadi hakim atas pertanyaan yang diajukannya, namun memberikan kemungkinan bagi siswa untuk memberikan jawaban yang benar dan memuaskan

Saran-saran pelaksanaan metode tanya ja wab

1. Merumuskan pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan secaramatang dan terencana

2. Pertanyaan yang diajukan singkat/padat dan dapat merangsang berpikir siswa 3. Pertanyaan disesuaikan dengan kemampuan dan perkembangan siswa

4. Pertanyaan memiliki jawaban yang pasti

5. Jawaban dari siswa dapat disempurnakan jika kurang tepat dan mengenai sasaran

Dalam pendidikan agama, metode tanya jawab dapat diterapkan dalam menyajikan bahan pelajaran : Fikih dan dalam pelajaran akhlak serta pokok-pokok bahasan lainnya yang mengandung nilai tanya jawab. Misalnya pelajaran sejarah Islam.

Pada pelajaran fiqih misalnya pokok bahasan mengenai fiqh menukahat, jinayat, mawaris, puasa, haji dan lain-lainnya. demikian juga dalam pelajaran akhlak dan sejarah Islam.

(22)

Kangmartho.com Page 22

“Bagaimana (Mu‟az), engkau memutuskan, apabila datang kepadamu suatu

perkara? Mu‟az menjawab : aku putuskan berdasarkan Kitabullah. Jiika aku

tidak ketemukan hukumnya dalam Kitabullah maka berdasarkan Sunnah

Rasulullah, maka kuberijtihat dengan penda patku, dan aku tidak akan

mengabaikan (perkaraitu). Lalu Rasulullah mengusap-usap pundak Mu‟az seraya

bersabda : Segala puji bagi Allah yang telah memberikan taufiq kepada utusan

Rasulullah kepada sesuatu yang diridhai oleh Rasulullah” (H.R Ahmad Abu

Daud).

7. Metode Latihan Siap (Drill)

Metode latihan siap (drill) pengertiannya sering dikacaukab dengan istilah “ulangan”. Padahal maksud keduanya berbeda

Latihan siap dimaksudkan yaitu agar pengetahuan siswa dan kecakapan tertentu dapat menjadi miliknya, dan betul-betul dikuasai siswa. Dengan kata lain metode latihan siap (drill) adalah suatu cara menyajikan bahan pelajaran dengan jalan/cara melatih siswa agar menguasai pelajaran dan terampil dalam melaksanakan tugas latihan yang diberikan

Sedangkan ulangan hanyalah untuk salah satu alat untuk, mengukur sejauh mana siswa telah menguasai dan menyerap pelajaran yang telah diberikan. Latihan-latihan perlu untuk ketrampilan, kemahiran dan spontanitas penguasaan hasil belajar.

Dalam pelajaran agama, metode latihan siapa dapat dilakukan misalnya : untuk melatih siswa agar terampil dalam membaca al-Qur’an, latihan ibadah salat, latihan berpuasa bulan Ramadhan, dan berbagai topik lainnya, misalnya latihan menulis kaligrafi (tulisan khat/Arab), latihan-latihan menulis ayat, bahasa Arab dan sebagainya.

(23)

Kangmartho.com Page 23 dilakukan pada anak didik tidak merasa canggung setelah merasa dewasa.dan Islam memberi sangsi bagi mereka yang tidak melaksanakan setelah sampai usia baligh/dewasa. Sebagaimana hadits Rasulullah SAW berbunyi :

“Perhatikanlah anak-anakmu sala ketika berumur tujuh tahun, pukullah mereka karena meningglkan salat pada waktu mereka berumur sepuluh tahun dan

pisahkanlah mereka dari tempat tidurmu”

Jadi Islam sangat mementingkan cara latihan siap ini dalam sistem pendidikan Islam.

Dalam pelaksanaannya metode latihan siap ini, tentunya sebelumnya siswa telah dibekali dengan pengetahuan secara teori secukupnya, kemudian siswa disuruh mempraktekkannya atas bimbingan guru sehingga menjadi mahir dan terampil

Kebaikan metode latihan siap (drill)

1. Dalam waktu yang tidak lama siswa dapat memperoleh pengetahuan dan ketrampilan yang diperlukan

2. Siswa memperoleh pengetahuan praktis dan siap pakai, mahir dan lancar 3. Menumbuhkan kebiasaan belajar secara kontinyu dan disiplin diri, melatih

diri, belajar mandiri

4. Pada pelajarana gama dengan melalui metode latihan siap ini anak didik menjadi terbiasa dan menumbuhkan semangat untuk beramal kepada Allah Kekurangan metode latihan siap terletak pada :

1. Dapat menjadi pembakat dan inisiatif siswa sebab melalui cara/metode ini, ini berarti para siswa dibawah kepada konformitas dan diarahkan kepada uniformitas

(24)

Kangmartho.com Page 24 mengembangkan sesuatu yang baru menjadi terikat. Hal ini berarti bertentangan dengan prinsip-prinsip teori belajar

3. Membentuk kebiasaan yang kaku yang bersifat mekanis dan rutinitas. Kurang memperhatikan aspek intelektual anak didik

4. Pengajaran cenderung bersifat verbalisme

5. Dalam pelaksanaanya metode ini memakan waktu/proses yang cukup banyak/ lama

6. Dalam pelajaran agama memerlukan ketelatenan/ketekunan serta kesabaran dari pihak guru maupun dari siswa sendiri

Prinsip-prinsip latihan siap (drill), yaitu

Berikut ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan metode latihan siap (drill) :

1. Waktu yang digunakan dalam latihan siap (drill) cukup tersedia

2. Latihan siap (drill) hendaklah disesuaikan dengan taraf kemampuan dan perkembangan siswa anak didik

3. Latihan siap (drill) memiliki daya tarik dan merangsang siswa untukbelajar dan berlatih secara sungguh-sungguh

4. Dalam latihan tersebut pertama diutamakan ketepatan kemudian kecepatan, akhirnya kedua-duanya

5. Pada waktu latihan harus diutamakan yang esensial

6. Latihan dapat memenuhi perbedaan kemampuan dan kecakapan individu siswa

7. Dapat menyelingi latihan, sehingga tidak membosankan

8. Diperlukan kesabaran dan ketelatena dari pihak guru, terutama materi pembelajaran agama

8. Metode Pemberian Tugas (Resitasi)

(25)

Kangmartho.com Page 25 hingga sampai siap sebagaimana mestinya. Metode ini populer dengan bentuk PR (Pekerjaan Rumah). Sebetulnya bukan hanya itu/bukan hanya di rumah

Dengan kata lain metode resitasi dimaksudkan; yaitu guru menyajikan bahan pelajaran dengan cara memberikan tugas kepada siswa, untuk dikerjakan dengan penuh rasa tanggung jawab dan kesadaran. Dalam pelaksanaannya metode resitasi bukan saja hanya dilakukan oleh siswa dirumah, akan tetapi pemberian tugas (resitasi) dapat dikerjakan/dilaksanakan di sekolah/halaman sekolah, perpustakaan, laoratorium, di masjid, di langgar/mushalla dan lain tempat. Tergantung jenis tugas yang diberikan. Setiap tugas-tugas murid harus diberi nilai/dikoreksi, dan dicatat perkembangan prestasi murid-murid.

Dalam pendidikan agama, melalui metode pemberian tugas ini dapat diterapkan terutama materi pelajaran yang bersifat praktis. Misalnya memberikan tugas menerjemahkan literatur-literatur yang berbahasa asing (Arab, Inggris), membuat paper, kliping, resume dan lain-lain yang ada hubungannya dengan pelajaran agama.

Langkah-langkah pemberian tugas (resitasi) yang perli diperhatikan :

1. Merumuskan tujuan secara operasinal/spesifik mengenai target yang akan dicapai

2. Memperkirakan apakah tujuan yang telah dirumuskan itu dapat dicapai dalam batas-batas waktu, tenaga serta sarana yang tersedia

3. Dapat mendorong siswa secara aktif dan kreatif untuk mempelajari dan mempraktekan pelajaran yang telah diberikan

4. Agar siswa mempunyai pengetahuan yang integral/terpadu Kebaikan metode pemberian tugas (resitasi)

1. Hasil pelajaran lebih tahan lama dan membekas dalam ingatan siswa 2. Siswa belajar dan mengembangkan inisiatif dan sikap mandiri 3. Memberikan kebiasaan untuk disiplin dan giat belajar

4. Dapat mempraktekkan hasil teori/konsep dalam kehidupan yang nyata/ masyarakat

(26)

Kangmartho.com Page 26

Kekurangan metode pemberian tugas (resita si) :

1. Siswa dapat melakukan penipuan terhadap tugas yang diberikan hanya dikerjakan oleh orang lain, atau menjiplak karya orang lain

2. Bila tugas diberikan terlalu banyak diberikan, siswa dapat mengalami kejenuhan/kesukaran, dan hal ini dapat berakibat ketenangan batin siswa merasa terganggu

3. Sukar memberikan tugas yang dapat memenuhi sifat perbedaan individuy dan minat dari masing-masing siswa

4. Pemberian tugas cenderung memakan waktu dan tenaga serta biaya yang cukup berarti

Saran-saran pelaksanaannya :

Oleh karena metode pemberian tugas (resitasi) ini tidak lepas dari kekurangan dan kelemahannya, maka kiranya perlu guru memperhatikan saran-saran pelaksanaannya sebagai berikut :

1. Merencanakan resitasi secara matang

2. Tugas yang diberikan hendaklah didasarkan atas minat dan kemampuan anak didik

3. Tugas yang diberikan berkaitan dengan materi pelajaran yang telah diberikan 4. Jenis tugas yang diberikan kepada siswa itu hendaknya telah dimengerti betul

oleh siswa, agar tugas dapat dilaksanakan secara baik

5. Jika tugas yang diberikan itu bersifat tugas kelompok maka pembagian tugas (materi tugas) harus diarahkan, termasuk batas waktu penyelesaiannya

6. Guru dapat membantu penyediaan alat dan sarana yang diperlukan dalam pemberian tuhas

7. Setiap hasil kerja PR murid-murid harus dikoreksi dengan teliti, diberi nilai dan kertasnya dikembalikan, untukmemberi rangsangan/dorongan

8. Perkembangan nilai prestasi murid-murid perlu dicatat pada buku catatan nilai guru agar diketahui grafik belajar mereka

(27)

Kangmartho.com Page 27 9. Metode Sistem Regu (Team Teaching)

Sistem regu adalah suatu cara menyajikan bahan pelajaran dimana dua orang atau lebih bekerja sama untuk mengajar suatu kelompok (group) siswa/kelas tertentu

Kadang-kadang ada unit pelajaran yang tidak dapat disampaikan oleh seorang guru secara keseluruhan. Akan tetapi justru memerlukan bantuan dan kerja sama dari pihak guru lain. Misalnya ; pada pendidikan agama mengenai pelajaran fiqh. Hal mana kemungkinan seseorang guru tidak dapat menguasai bagian-bagian fiqh yang mencakup : Fiqh munakahat, fiqh jinayat, fiqh mu’amalat, termasuk fiqh mawaris dan lain-lain sebagainya, yang tercakup dalam materi ilmu fiqh. Maka cara yang ditempuh adalah dengan jalan/cara sistem beregu. Artinya dua orang guru atau lebih bekerja sama untuk mengajarkan unit-unit materi pelajaran yang terkandung dalam pelajaran fiqh tersebut.

Atau misal lain satu tim sejarah, masing-masing menyajikan sejarah Umum, sejarah Islam, sejarah Indonesia, sejarah pendidikan dan lain-lain. Semua guru tersebut bekerja sama dan saling berkomunikasi mengenai pelajaran sejarah untuk diajarkan

Sesuai dengan sifatnya metode sistem regu (team teaching) dilaksanakan dengan tujuan membantu siswa agar lebih lancar dalam proses belajarnya, dan meningkatkan kerja sama antar guru dalam memikirkan dan mengembangkan mata pelajaran tertentu

(28)

Kangmartho.com Page 28

Demi masa, sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian.

Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan na

sihat-menasihati supaya mentaati kebenaran dan nasihat menasehati supaya menetapi

kesabaran (Al „Ashr : 3).

Sistem regu (Team : teaching) tepat digunakan apabila :

1. Jumlah siswa terlalu besar, sehingga pembagian tugas belajar kurang merata dan penangkapan siswa kurang sempurna

2. Pelajaran yang disampaikan mencakup unit yang luas, sehingga hanya dimungkinkan melalui metode sistem regu pengajaran dapat berjalan secara efektif

3. Pelajaran yang diberikan dimaksudkan agar pengertian dan pemahaman siswa lebih luas dan mendalam

4. Kerja sama dan komunikasi antar regu bidang studi tersebut dapat memungkinkan terlaksana

5. Fasilitas dan sarana untuk itu cukup tersedia Kelebihan metode sistem regu

1. Melalui metode sistem regu (team teaching) ini banyak menguntungkan, karena interaksi mengajar akan lebih lancar

2. Penguasaan dan pemahaman siswa terhadap pelajaran yang diberikan dapat mendalam. Karena masing-masing guru bidang studi dapat memberikan / kajian yang berbeda-beda sesuai dengan spesialisasi mereka masing-masing 3. Unsur kerja sama antar siswa dan guru masing-masing bidang studi sangat

menonjol, sehingga dimungkinkan adanya kerja sama yang harmonis, yang justru sangat diperlukan dalam proses belajar mengajar

4. Tugas mengajar guru sedikit lebih ringan, sehingga cukup waktu untuk merencanakan persiapan mengajar yang lebih baik

(29)

Kangmartho.com Page 29

Kekurangan metode sistem regu terletak pada :

1. Pelajaran menjadi tidak sistematis, apabila masing-masing berjalan sendiri-sendiri, dan tidak adanya koordinasi yang baik. Hal ini dapat berakibat membingungkan dan menyulitkan bagi siswa

2. Bagi guru yang kurang disiplin, bila mendapatkan giliran bebas tugas, kemungkinan waktu tersebut hanya digunakan untuk beristirahat daripada membuat rencna pelajaran yang baik

3. Kemungkinan bagi pementukan (team teaching) hanya sekedar memperbincangkan faktor ekonomis dan administrasi pengajaran yang justru hal yang pokok

4. Apabila tidak tercipta hubungan yang harmonis dan kerja sama yang kompak antar guru bidang studi, maka kemungkinan akan berakibat fatal bagi tercapainya tujuan pengajaran

5. Kecenderungan sistem pengajaran modern menghendaki adanya pemisahan yang tugas spesialisasi dari masing-masing mata pelajaran

Saran-saran pelaksanaan metode sistem regu :

1. Komunikasi dan koordinasi antar regu bidang studi harus terbina dengan baik. Sebab hal ini merupakan kunci utama keberhasilan metode sistem regu

2. Pembagian tugas diusahakan sedemikian rupa dan tidak terjadi tumpang tindih dari masing-masing guru bidang studi

3. Dalam pelaksanaannya perlu mempertimbangkan segi sarana dan fasilitas yang tersedia

(30)

Kangmartho.com Page 30 10.Metode Insersi (Sisipan)

Metode lampiran (insersi), merupakan metode yang baru diperkenalkan belakangan ini. Sehingga metode ini belum begitu dikenal dan populer, tetapi telah sering terlaksana dalam berbagai media dan berdaya guna.

Metode lampiran (insersi), yaitu cara menyajjikan bahan/materi pelajaran dengan cara; inti sari ajaran-ajaran Islam atau jiwa agama/emosi religius diselipkan/disisipkan di dalam mata pelajaran umum (ilmu-ilmu yang bersifat sekuler).

Sifat penyisipan jiwa agama ke dalam mata pelajaran umum, seperti bidang studi hukum, ilmu sosial, ilmu pasti, ilmu sjarah dan bidang-bidang ilmu-ilmu lainnya itu hendaknya disajikan secara halus, sehingga hampir tidak terasa/kentara, bahwa sesungguhnya siswa/mahasiswa telah mendapat suntikan atau santapan rohaniah (agama).

Pelaksanaan pengajaran melalui metode insersi atau lampiran ini dilihat dari segi waktu pelaksanaannya, tidaklah terlalu memakan banyak waktu, sebab disaat berlangsungnya atau berakhirnya pelajaran umum lalu dihubungkan sebentar (2 atau 3 menit), dengan hal-hal yang mengandung nilai agama, baik dengan melalui prolog, melalui cerita mini maupun dengan melalui penguatan dalil logika, yang dapat menggugah semangat dan perhatian siswa/mahasiswa.

Namun yang penting disini, sebagaimana guru dapat merencanakan persiapan mengajar sebaik-baiknya, sebab disini tujuan pokok adalah mengajarkan pelajaran umum. Sedangkan pelajaran agama hanya bersifat sisipan/selipan saja. Guru umum dalam menyajikan pelajaran umum menyisipkan nilai agama disaat ia mengajar umum itu.

Kebaikan metode lampiran/insersi :

1. Dalam pelaksanaannya, melalui metode ini, tidak banyak memakan waktu. Sebab dengancara menyisipkan secara halus terhadap jiwa agama dalam vak umum, guru hanya memerlukan waktu berkisar, 2 sampai 3 menit saja.

(31)

Kangmartho.com Page 31 3. Merupakan selingan yang bermanfaat, dan bernilai ibadah.

4. Tidak memerlukan saran/peralatan yang memadai Keluhan metode ini :

1. Penyajian pelajaran agama tidak mendalam, karena materi pelajaran agama hanya diberikan sambil lalu

2. Dapat mengaburkan persepsi anak didik terhadap agama, bila guru tidak pandai membawa murid/siswa kepad pengertian yang jelas. Sebab guru tidak memiliki jiwa agama dan pengetahuan yang cukup. Semestinya sang guru memiliki jiwa agama/motivasi keagamaan yang kuat.

3. Memerlukan kemahiran dan kejelian dalam membaca situasi kelas, jangan sampai kentara, namun mengena.

4. Memerlukan perencanaan yang matang. Hal ini merupakan tantangan bagi guru-guru umum, agar dapat memberi napas agama pada tugas-tugas mengajar mereka.

Saran-saran pelaksanaannya :

1. Sebelum pelajaran disajikan di sekolah, ada dua hal yang perlu diwujudkan oleh seorang guru, yaitu :

a. Persiapan mengajar yang matang setiap kali pertemuan

b. Perencanaan yang serasi mengenai situasi dan kondisi kelas dengan materi pelajaran pokok / umum

2. Menyajikan bahan pelajaran agama tersebut disesuaikan dengan taraf perkembangan dan pemikiran anak didik/mahasiswa

3. Memerlukan keseungguhan dan penghayatan jiwa agama yang tinggi dari guru yang memegang mata pelajaran umum

(32)

Kangmartho.com Page 32 11.Metode Menyelubung (Wrapping)

Metode membungkus (wrapping method) maksudnya ialah : cara menyajikan bahan/materi pelajaran agama atau hikmah keimanan dan sebagainya, sengaja dibungkus atau diselubungi dengan bentuk-bentuk lain, misalnya kisah cerita atau dengan ilmu-ilmu lain seperti sejarah, ilmu-ilmu skuler yakni vak umum yang ada disekolah atau diperguruan tinggi. Yakni nilai norma agama diselubungu vak umum.

Jadi, untuk menyampaikan pelajaran agam, sengaja dicari materi pelajaran lain bidang umum sebagai pembungkusnya sehingga agama disajikan terselubung dalam pelajaran umum itu. Hal ini dilakukan karena di lembaga sekolah umum tertentu sangat sulit dimasuki pelajaran agama. Maka seorang guru/dosen agama, hanya dapat menempuh dengan cara seperti ini.

Misalnya guru hanya mengajar tentang sejarah Diponegoro, sejarah Perang Salib, dan lain-lainnya. akan tetapi di dalamnya sengaja dihadirkan jiwa keimanan, keutamaan-keutamaan agama serta fungsi kemahakuasaan Tuhan, yang disajikan secara menarik. Sehingga lama-kelamaan secara berangusr-angsur rasa cinta gama dan rasa memilikinya mulai tumbuh dan meresap pada jiwa mereka.

Berbeda dengan inversi atau lampiran, metode membungkus (wrapping), untuk menyampaikan pelajaran agama selalu memulai dengan vak umum yang berfungsi sebagai pembawanya. Dan yang pokok adalah agamanya, sedangkan vak umum (pelajaran umum) hanya sebagai kulitnya.

Pada metode lampiran/inversi, unsur agama/jiwa agama hanya ditumpangkan dalam pelajaran vak umum. Dan tugas pokok sang guru adalah di bidang vak umum tersebut. Walhasil perbedaan kedua metode tersebut (metode lampiran/insersi dengan metode membungkus/wrapping), adalah terletak pada mata pelajarannya.

Kebaikan metode membungkus/wrapping :

(33)

Kangmartho.com Page 33 2. Pengetahuan siswa menjadi luas, sebagai konsekuensi dari point pertama

diatas

3. Bila guru trampil dan simpatik dalam menyajikan materi pelajaran, dengan sendirinya citra agama dan guru agama yang tadinya dianggap remeh/rendah akan menjadi disenangi/dicintai, bahkan ada keinginan untuk memperdalam ajaran-ajaran agama tersebut.

Kekurangan metode membungkus/wrapping :

Sebagaimana halnya metode lampiran/insersi, maka metode membungkus / wrapping memiliki unsur kelemahan yang cukup mendasar, yaitu :

1. Penyajian materi agama biasanya tidak jelas, bahkan tersamar dengan vak umum yang merupakan sandaran / pembungkusnya

2. Kebanyakan guru agama Islam/dosen agama, lemah dalam menguasai pelajaran vak umum. Akibatnya kesulitan dalam meramu / menyajikan pelajaran agama itu kedalam vak umum.

3. Memerlukan perencanaan yang matang. Disini setiap saat akan mengajar guru/dosen agama, bukan saja harus menyiapkan dan menguasai pelajaran agama. Akan tetapi juga harus menyiapkan dan menguasai pelajaran vak umum. Dan unu berarti tugas guru / dosen agama menjadi tidak ringan.

4. Tidak semua pelajaran agama reliabel dengan pelajaran vak umum. Saran-saran :

1. Sebaiknya guru agama meningkatkan pengetahuannya dan penguasaan pelajaran vak umum, agar dengan itu dapat memadukan kedua pelajaran (pelajaran agama dan umum) secara integral, dengan demikian pengetahuan menjadi utuh dan padu.

(34)

Kangmartho.com Page 34 memandang remeh guru/dosen agama mereka. Maka dari itu, guru/dosen agama, disamping hendaknya menguasai pelajaran juga menguasai metodologi pengajaran.

3. Setiap akan memberikan materi pelajaran, guru hendaknya merencanakan materi pelajaran secara matang. Hilangkanlah sikap dan kebiasaan mengajar hanay untuk memenuhi panggilan kewajiban. Guru yang baik adalah ia senantiasa bermotivasi untuk mencari dan menemukan sesuatu yang terbaik untuk anak didiknya

4. Untuk disadari oleh guru/dosen agama, bahwa ia adalah sosok pribadi yang utuh dan bersih dihadapan anak didiknya. Dan menjadi cahaya panutan dalam semua sikap dan tingkah lakunya. Akan tetapi sesekali kepribadian tadi tercemar oleh pebuatan tercela dan nafsu yang rendah. Maka akibatnya lunturlah kepribadian kepribadian tersebut dan hilanglah roh kebaikan dalam dirinya. Maka dari itu, tunjukkanlah dan jagalah kepribadian itu secara baik.

12.Metode Audio Visual

Metode audio visual yaitu : suatu cara menyajikan bahan pelajaran dengan menggunakan alat-alat media pengajaran yang dapat memperdengarkan, atau memperagakan bahan-bahan tersebut sehingga siswa / murid-murid dapat menyaksikan secara langsung, mengamat-amati secara cermat, memegang / merasakan bahan-bahan peragaan itu. Pada setiap kali penyajian bahan pelajaran semestinya guru menggunakan media pengajaran, seperti lembaran balik, papan planel, proyektor, dan lain sebagainya.

Metode audio visual dikenal dengan keharusan penggunaan audio visual aids atau audio visual material. Ketiga istilah (baik audio visual aids, audio visual material, maupun audio visual method) sama-sama menekankan kepada pemberian pengalaman secara nyata kepada anak didik. Dengan melihat langsung, mendengar, meraba, mencium jika perlu, tentang hal-hal yang dipelajari itu.

(35)

Kangmartho.com Page 35 hitam, tape recorder, gambar-gambar peta, dan lain-lain sebagainya. Lebih utama menggunakan benda-benda asli sebagai peraga.

Langkah-langkah yang ditempuh dengan metode audio visual :

1. Bendanya yang asli itu perlu diperagakan didepan kelas jika mungkin

2. Contohnya dalam ukuran kecil (misalnya miniatur kapal terbang, televisi), dan lain sebagainya

3. Foto dari suatu benda, bentuk-bentuk gambar lain atau guru sendiri dapat menggambarnya di papan tulis

4. Jika ketiga hal tersebut diatas tidak dapat kita usahakan, maka guru dapat menjelaskan bentuk bendanya, sifat-sifatnya, dengan jalan mendemonstrasikan melalui gerakan tangan, kata-kata atau mimik tertentu, sehingga menarik perhatian anak didik/siswa

Kebaikan metode audio visual :

1. Siswa dapat menyaksikan, mengamati serta mengucapkan langsung sekaligus 2. Dengan memeragakan bendanya secara langsung tersebut, hal ini sangat

menarik perhatian siswa

3. Pengetahuan siswa menjadi inegral, fungsional dan dapat terhindar dari pengajaran verbalisme

4. Pengajaran menarik minat dan perhatian siswa Kekurangan metode audio visual :

1. Memerlukan waktu dan perencanaan yang matang

2. Tugas guru menjadi berat, sebab disamping harus merencanakan materi pelajaran yang akan disajikan juga harus menguasai berbagai alat sarana peragaan / media pengajaran berbagai alat sarana peragaan serta alat komunikasi lainnya.

(36)

Kangmartho.com Page 36 4. Kecenderungan menganggap bahwa pengajaran melalui berbagai macam alat / media pengajaran bersifat pemborosan, bahkan memakan / menyita waktu yang banyak.

Pada pelajaran agama, dengan melalui metode visual ini diharapkan pengajaran menjadi lebih bermakna dan mudah dipahami serta dihayati. Misalnya pengajaran fiqh, seperti : bagaimana proses mengafani, memandikan mayat / jenazah dengan cara audio visual, atau melalui visualisasi peragaan. Juga dapat diterapkan cara bagaimana proses melaksanakan tawaf. Demikian juga proses pengajaran bahasa Arab melalui alat pendengaran berupa tape recorder. Dan berbagai topik lainnya yang dapat disajikan melalui audio visual tersebut.

13.Metode Pemecahan masalah (problem solving)

Problem solving, adalah uatu cara menyajikan bahan pelajaran dengan jalan dimana siswa dihadapkan dengan kondisi masalah. Dari masalah yang sederhana, menuju kepada masalah yang sulit/muskil.

John Dewey (AS), sebagai tokoh pencipta metode problem solving ini menyarankan agar dalam pelaksanaan melalui metode ini siswa/siswi dibiasakan percaya pada diri sendiri untuk mengatasi kesulitan/masalah yang sedang dihadapinya. Baik mengenai dirinya sendiri, lingkungan maupun lingkungan dalam arti yang lebih luas, yakni masyarakat.

Pada pelajaran agama melalui penerapan metode problem solving ini, misalnya menyajikan bahan pelajaran fiqh, yakni masalah yang mengandung problematik dan khilafiah para ulama, serta topik lain yang justru mengandung problem bagi siswa untuk kemudian dipecahkan. Tujuan metode ini adalah agar anak-anak terbiasa berlatih menghadapi berbagai masalah, sebagai calon pemimpin ia berkemampua tinggi dan siap mental menghadapi / memecahkan berbagai masalah.

Metode problem solving tepat digunakan :

(37)

Kangmartho.com Page 37 2. Apabila pelajaran dimaksudkan untuk melatih keberanian siswa, dan rasa

tanggung jawab dalam menghadapi kehidupan yang menantang 3. Untuk mendorong berfikir mandiri dan berdikasi

4. Apabila untuk menumbuhkan wawasan/harizon yang luas tentang berbagai pemikiran agama Islam

Kebaikan metode problem solving :

1. Mendorong siswa untuk berfikir aktif dan kreatif dalam mencari bentuk-bentuk pemecahan masalah sepenuh hati dan teliti. Meskipun harus melalui trial and error (terus mencoba, meskipun mengalami kesalahan).

2. Mendorong siswa untuk belajar sambil bekerja (learning by doing) 3. Memupuk rasa tanggung jawab

4. Mendorong siswa untuk tidak berfikir sempit, fanatik. Kekurangan metode problem solving :

1. Tidak semua pelajaran dapat mengandung masalah / problem, yang justru harus dipecahkan. Akan tetapi memerlukan pengulangan dan latihan-latihan tertentu. Misalnya pada pelajaran agama, mengenai cara pelaksanaan shalat yang benar, cara berwudhu, dan lain-lain

2. Kesulitan mencari masalah yang tepat/sesuai dengan taraf perkembangan dan kemampuan siswa

3. Banyak menimbulkan resiko. Terutama bagi anak yang memiliki kemampuan kurang. Kemungkinan akan menyebabkan rasa frustasi dan ketegangan batin, dalam memecahkan masalah-masalah yang muskil dan mendasar dalam agama.

4. Kesulitan dalam mengevaluasi secara tepat. Mengenai proses pemecahan masalah yang ditempuh siswa.

5. Memerlukan waktu dan perencanaan yang matang Saran-saran dalam pelaksanaan metode problem solving :

(38)

Kangmartho.com Page 38 1. Dalam memilik masalah mempertimbangkan aspek kemampuan dan

perkembangan anak didik

2. Siswa terlebih dahulu dibekali pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan 3. Bimbingan secara kontinu dan persediaan alat-alat/sarana pengajaran yang

perlu diperhatikan

4. Merencanakan tujuan yang hendak dicapai secara sistematis

14.Metode inquiry

Inquiry yaitu salah satu metode pengajaran dengan cara guru menyuguhkan suatu peristiwa kepada siswa yang menimbulkan teka-teki, dan memotivasi siswa untuk mencari pemecahan masalah.

Metode inquiry ditelusuri dari fakta menuju teori. Dengan harapan agar siswa terangsang untuk mencari dan meneliti, serta memecahkan masalah dengan kemampuannya sendiri

Dalam pelaksanaannya metode inquiry dapat dilakukan dengan cara guru membagi tugas meneliti suatu masalah di kelas. Siswa dibagi kedalam beberapa kelompok, dan masing-masing kelompok mendapat tugas tertentu yang harus diselesaikan. Kemudian tugas itu mereka pelajari, mereka teliti, serta dibahas bersama-sama dalam kelompoknya. Setelah dibahas, dan didiskusikan, kemudian masing-masing kelompok itu membuat laporan hasil kerja, dengan cara sistematis dan dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya.

(39)

Kangmartho.com Page 39

Keunggulan metode inquiry :

1. Mendorong siswa berpikir secara ilmiah dalam setai pemecahan masalah yang dihadapi

2. Membantu dalam menggunakan ingatan, dan transfer pengetahuan pada situasi proses pengajaran

3. Mendorong siswa untuk berfikir kreatif dan intuitif, dan bekerja atas dasar inisiatif sendiri

4. Menumbuhkan sikap obyektif, jujur dan terbuka

5. Situasi proses belajar mengajar menjadi hidup dan dinamis Kekurangan metode inquiry :

1. Memerlukan perencanaan yang teratur dan matang. Bagi guru yang terbiasa dengan cara tradisional, merupakan beban yang memberatkan

2. Pelaksanaan pengajaran melalui metode ini, dapat memakan watu yang cukup panjang. Apalagi proses pemecahan masalah itu memerlukan pembuktian secara ilmiah

3. Proses jalannya inquiry akan menjadi terhambat, apabila siswa telah terbiasa cara belajar “nrimo” tanpa kritik dan pasif apa yang diberikan oleh gurunya 4. Tidak semua materi pelajaran mengandung masalah. Akan tetapi justru

memerlukan pengulangan dan penanaman nilai. Misalnya pada pengajaran agama, mengenai keimanan, ibadah dan akhlak

5. Metode inquiry ini baru dilaksanakan pada tingkat SLTA, Perguruan Tingi. Dan untuk tingkat SLTP dan tingkat SD masih sulit dilaksanakan. Sebab pad tingkat tersbeut anak didik belum mampu berpikir secara ilmiah, merupakan ciri dari metode inquiry.

Hal-hal yang dapat mempertinggi teknik inquiry :

Agar teknik inquiry dapat dilaksanakan dengan baik, memerlukan kondisi belajar sebagai berikut :

(40)

Kangmartho.com Page 40 2. Kondisi lingkungan yang dapat memancing gairah intelektual, dan semangat

belajar yang tinggi

3. Guru mampu menciptakan situasi belajar yang kondusif dan responsif

15.Metode karya wisata

Karyawisata atau sering disebut study tour, yaitu melakukan studi kunjungan, kesuatu tempat atau obyek tertentu.

Dengan kata lain metode karya wisata yaitu suatu cara mengajar dengan jalan guru mengajar atau membawa siswa ke suatu tempat/obyek tertentu yang ada hubungannya dengan pendidikan atau memiliki nilai sejarah dan sebagainya. Misalnya guru membawa siswa-siswa untuk mengunjungi tempat-tempat, seperti : pabrik-pabrik (pabrik mobil, pabrik tenun, pabrik tapioka), mengunjungi tempat percetakan-percetakan, tempat kebun binatang, musium perjuangan, makam pahlawan, panti-panti asuhan, yayasan-yayasan yatim paiatu, dan lain-lain tempat yang sangat baik untuk dikunjungi dalam rangka mengkongkretkan bahan-bahan pengajaran/pengalaman lapangn

Dengan karya wisata dimaksudkan agar siswa dapat menyaksikan secara langsung, bagaimana proses pembuatan mobil itu, membuat kain dan merancang pakaian yang indah, menyaksikan bagaimana mengeliola berbagai Mass Media sehingga menjadi bahan bacaan dan informasi yang berharga. Demikian juga dengan mengunjungi kehidupan binatang di kebun bintang, dan musium-musium yang memiliki nilai sejarah. Sehingga dengan kunjungan karyawisata itu siswa mendapatkan pengetahuan dan pengalaman langsung yang bermanfaat untuk dihayati dan dipraktekkan.

(41)

Kangmartho.com Page 41 dan menggugah semangat jiwa keagamaan siswa sebagai suatu ciptaan Tuhan yang ajaib dan mengagumkan, dengan seraya berkata :

Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha

suci Engkau, maka peliharaklah kami dari siksa neraka

Dan ini berarti satu aspek jiwa agama telah kita tanamkan kepada anak-anak Islam kita

Keunggulan metode karya wisata :

1. Siswa dapat menyaksikan secara langsung bagaimana proses pembuatan / merakit mobil, merancang/menenun pakaian yang indah, dan bagaimana kehidupan binatang di kebun binatang yang kadang-kadang jarang mereka lihat di kelas itu.

2. Dapat menjawab masalah atau pertanyaan sekaligus selama di lapangan dengan mempertanyakan, mengamat-amati, mencatat, menyimpulkan dan lain-lain terhadap hal-hal yang belum/kurang dipahami

3. Dengan melalui dua hal tersebut diatas, dimungkinkan siswa dapat mempraktekkan hasil karyawisata/hasil kunjungannya.

4. Pengetahuan siswa menjado integral / terpadu

5. Sebagai selingan yang menyenangkan yang dapat menimbulkan semangat baru untuk belajar dengan sungguh-sungguh

6. Menimbulkan cakrawala pikir/ harizon yang luas dan intuisif Kekurangan metode karya wisata :

1. Dari segi perencanaan dan pelaksanaannya, metode karya wisata ini memakan waktu yang cukup lama/panjang

2. Dilihat dari segi tenaga dan biaya, metode ini juga tampak kurang efisien dan efektif

3. Dapat membawa resiko perjalanan cukup besar

(42)

Kangmartho.com Page 42

Langkah-langkah pelaksanaan karya wisata

Agar metode karya wisata dapat terlaksana dengan efektif, maka perlu diperhatikan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Merumuskan tujuan yang hendak dicapai secara matang

2. Dapat mempertimbangkan segi untung rugi serta manfaat karya wisata dilaksanakan

1. Jika karyawisata menuju tempat-tempat pabrik, ke suatu percetakan, musuam bersejarah dan ke panti asuhan biasanya diadakan terlebih dahulu kontak / hubungan dengan pimpinan instansi bersagkutan, dan menetapkan waktu pelaksanaannya

2. Mempersiapkan segala perangkat/peralatan yang diperlukan dalam perjalanan 3. Bila diperlukan bentuklah tim panitia pelaksana karya wisata. Yang bertugas

mengkoordinir dan bertanggung jawab penuh terhadap pelaksanaan karyawisata dan keamanan

4. Membuat tata tertib yang harus ditaati, merencanakan waktu yang tepat, rencana biaya dan sebagainya jauh-jauh hari sebelumnya

5. Mendiskusikan hasil karyawisata, serta merumuskan follow up dari hasil karya wisata. Misalnya dengan membuat laporan dan karangan ilmiah

6. Perli berhati-hati agar pelaksanaan metode ini tidak hanya merupakan pikink belaka

16.Metode proyek (Project Method)

Kata proyek berasal dari bahasa latin, yaitu proyektum yang berarti maksud tujuan, rancangan, rencana. Jadi memproyeksikan berarti : merancang, merencanakan dengan maksud dan tujuan tertentu. Mempunyai perencanaan yang baik (planning) di dalam kegiatan-kegiatan tahunan dan sebagainya.

(43)

Kangmartho.com Page 43 Metode proyek ini untuk pertama kalinya, diperkenalkan oleh John Dewey. Yang kemudian dikembangkan oleh W.H. Kilpatrik. Di Eropa abad XX ini giat sekali mengembangkan metode proyek ini. Di Indonesia metode proyek ini mendapat perhatian yang besar dari kalangan pembaharuan pendidikan dan pengajaran.

Langkah-langkah yang ditempuh melalui metode proyek ini yaitu :

Pertama : Merencanakan proyek yang akan dilaksanakan. Misalnya ; berapak kali kita melakukan proyek selama satu tahun.

Kedua : Pengalokasian waktu, dengan menghitung berapa minggu diadakan proyek dalam satu tahun. Misalnya untuk sementara waktu tiga kali dalam satu tahun sudah mencukupi. Tiap-tiap masa belajar 2 ½ bulan lamanya, diselingi masa proyek kira-kira satu bulan.

Mengenai pengalokasian waktu, misalnya dapat kita beri contoh di bawah ini .

Contoh alokasi waktu proyek dalam satu tahun :

Aug Sep Okt Nop Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul

Ini berarti jika dalam satu tahun ada 42 minggu kita pergunakan tiga kali dalam setahun untuk pelajaran proyek. Tiap-tiap bagian misalnya 4 minggu untuk proyek, maka dalam tiga bagian tersebut ada 12 minggu untuk proyek. Tentu saja di dalam 12 minggu tidaklah penuh 100% untuk metode proyek tersebut.

Proyek biasanya tidak lebih dari 50% dari waktu yang diperlukan. Jadi berarti hanya dipergunakan waktu ± 6 minggu dalam 1 tahun. Atau hanya 1/7 bagian dari seluruh waktu perjalanan/belajar yang disediakan. Dan ini waktunya tidak terlalu banyak dan tidak pula terlalu sedikit (jadi sedang).

(44)

Kangmartho.com Page 44 1. Dengan pengajaran royek, dapat membangkitkan dan mengaktifkan siswa,

dimana masing-masing belajar dan bekerja sendiri

2. Melalui metode proyek memberikan kesempatan kepada setiap siswa untuk mempraktekkan apa yang telah dipelajari

3. Melalui metode proyek memperhatikan segi minat, perbedaan serta kemampuan masing-masing individu siswa

4. Dapat menumbuhkan sikap sosial dan bekerja sama yang baik

5. Dapat membentuk siswa dinamis dan ilmiah dalam berbuat/berkarya Kekurangan metode proyek :

1. Memerlukan perencanaan yang matang

2. Tidak smua guru merencanakan/terbiasa dengan metode proyek. Sebab dengan metode proyek guru dituntut untuk bekerja keras dan mengorganisir pelajaran yang menjadi proyek secara terencana

3. Bila proyek diberikan terlalu banyak, akan berakibat membosankan bagi siswa

4. Bagi sekolah tingkat rendah (SD dan SLTP), metode proyek masih siulit dilaksanakan. Sebab metode proyek menuntut siswa untuk mencari, membaca, memikirkan serta dapat memecahkan masalahnya sendiri

5. Dilihat dari segi aktivitasnya, organisasi sekolah menjadi tidak sederhana. Disamping memerlukan banyak fasilitas, tenaga dan finansial

17.Metode Socrates

Metode Socrates adalah metode yanng dibuat/dirancang oleh seorang tokoh filsafat Yunani yang ulung. Yaitu Socrates (hidup antar tahun 469-399) sebelum masehi.

Referensi

Dokumen terkait