BUDAYA ORGANISASI RADIO DAKWAH
(STUDI KASUS RADIO SUARA AKBAR SURABAYA 107.5 FM)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh:
Mutmainah B04212038
PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH JURUSAN DAKWAH
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
ABSTRAK
Mutmainah, Nim B04212038, 2016, Study Kualitatif Tentang Budaya Organisasi Radio Dakwah (Studi Kasus Radio Suara Akbar Surabaya 107,5).
Fokus Masalah yang diteliti dalam skripsi ini mengenai: Bagaimana membentukan budaya organisasi radio dakwah, di Radio Suara Akbar Surabaya?
Untuk mengidentifikasi persoalan tersebut secara mendalam dan menyeluruh, maka penelitian menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pengumpulan data wawancara, observasi, dan dokumentasi. Fokus masalah penelitian ini terlek pada pembentukan dan mempertahankan budaya organisasi radio dakwah, di radio suara akbar surabaya. Untuk menjawab rumusan masalah penelitian ini menggunakan jenis penelitian fenomenalogi dengan metode pengumpulan data, wawancara, analisis dan menulis. Penelitian ini menggunakan jenis data primer dan sekunder yang diperoleh dari hasil wawancara,observasi dandokumentasimengenai jenis data-data yang dibutuhkan.
Dari hasil penelitian ini memperoleh jawaban yaitu: dari pembentukan dan mempertahankan budaya organisasi radio dakwah, di Radio Suara Akbar Surabaya terdapat empat aspek penting yang saling berkaitan yaitu: Filosofi para pendiri yang membentuk dan memberi keputusan kepada bawahan untuk menjalankan misi dengan mewujudkan visi. Kriteria seleksi yang dilakukan oleh SAS FM untuk mendapatkan calon tim penyiar baru dapat menyesuaikan diri dari budaya organisasi yang ada di SAS FM. Manajemen puncak (pemimpin) yang dapat menjaga sikap dan perilaku budaya. Sosialisasi, terhadap keluarga SAS FM dan pendengar.
DAFTAR ISI
JUDUL HALAMAN
SAMPUL DALAM ...i
PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ...ii
PENGESAHAN TIM PENGUJI ...iii
MOTTO ...iv
PERSEMBAHAN ...v
PERNYATAAN PERTANGGUNGJAWABAN ORIENTASI SKRIPSI ..vii
ABSTRAK ...viii
KATA PENGANTAR ...ix
DAFTAR ISI ...xi
DAFTAR TABEL ...xiv
BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah ...1
B. Rumusan Masalah ... 6
C.Tujuan Penelitian ...7
D.Manfaat Penelitian ...7
E. Devinisi Konsep ...8
F. Sistematika Pembahasan ...10
BAB II KAJIAN TEORITIK A.Penelitian Terdahulu yang Relevan... 12
B. Kerangka Teori 1. Pengertian Badaya Organisasi ...13
a. Fungsi Budaya Organisasi ...16
b. Menciptakan Budaya Oraganisasi ...17
c. Proses Budaya Organisasi ...17
e. Membangun Budaya Organisasi ...21
2. Pengertian Radio ...22
a. Karakteristik Radio...24
b. Sifat Penyiar Radio dan Pendengar ...25
3. Pengertian Dakwah ...25
a. Komponen Dakwah Radio ...26
b. Materi Radi Dakwah ...28
c. Metode Dakwah dalam Radio ...30
d. Media Dakwah ...30
e. Logistik Dakwah ...33
4. Budaya Radio Dakwah ...33
BAB III METODE PENELITIAN A.Pendekatan dan Jenis Penelitian ...35
B.Lokasi Penelitian ...37
C.Jenis dan Sumber Data ...37
D.Tahap-tahap Penelitian ...41
E. Teknik Pengumpulan Data ...43
F. Teknik Validitas Data...46
G.Teknik Analisis Data ...47
BAB IV HASIL PENELITIAN A.Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Sejarah Berdirinya SAS FM ...48
2. Visi dan Misi SAS FM ...50
3. Logo SAS FM ...50
4. Profil Manajemen SAS FM ...51
5. Struktur Organisasi SAS FM ...52
B. Penyajian Data ...66
C. Pembahasan Hasil Penelitian (Analisis Data) ...74
BAB V PENUTUP A.Kesimpulan...87
C.Keterbatasan Peneliti ...88
DAFTAR PUSTAKA
BAB l
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Seiring berkembangnya Zaman di Era-moderen radio semakin
berkurang minat para pendengar maupun para pengiklan, sehingga
diperlukan berbagai cara memalui komunikasi untuk memulihkan minat
para pendengar dengan memului berubahan program dengan mengikuti
perkembangan budaya pada Era-moderen pada Radio. Sebab radio
merupakan alat informasi yang sudah tua yang paling banyak dimiliki oleh
masyarakat, dan radio juga mempunyai daya persuasi yang khusus bagi
masyarakat pendengar bisa mendengarkan radio dimana dan kapan saja.
Karena dengan adanya kemajuan teknologi yang menggabungkan radio
dengan internet dan juga telepon gengam, karena radio menjadi barang
yang banyak dimiliki masyarakat Menurut Selo Sumarjan, pada dasarnya
ilmu kominikasi mempelajari cara-cara penyampaian, informasi dengan
disebarkan baik secara pribadi, kelompok maupun massal.1
Karena itu radio SAS FM memiliki program dengan budaya Islami
yang akan memberikan suatu intansi yaitu jalan suksesnya radio tersebut.
1
Sehingga Radio SAS FM menghadirkan siaran yang bermanfaat,
menghibur, dan syar’i, agar menghindari rasa bosan untuk para pendengar,
pendengar tidak akan bosan karena radio ini bukan hanya radio dakwah
namun juga radio religi yang memberikat manfaat dengan nilai-nilai islam
yang dikemas sehingga tidak menimbulkan kebosanan untuk para
pendengar. Radio SAS FM ingin memberikan nilai-nilai yang berakhlak
baik. Dalam Hadits menerangkan seperti berikut:
اق اق هْنع ه ىضر رْيره ىبأ ْنع مِمتأ تْثعب امَنإ م س هي ع ه ى ص ه وسر
قا ْخأا را م. م سم طرش ى ع هححص مكاحلا دعس نبا ، دمحأ هجرخأ. ىق ي لا ىم يدلا.
Artinya: “Abu Huraira radhiyallahu ‘anhu berkata: “Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya aku diutus hanyalah untuk
menyempurnakan budi pekerti yang mulia.2
Dalam tradisi, seringkali terkandung nilai-nilai budi pekerti yang
luhur atau akhlak yang baik, dan Islam pun datang untuk
menyempurnakannya akhlak dalam budi pekerti untuk menyadarkan diri
agar bisa membangun dan membangkitkan perilaku, sikap atau ide-ide.3
oleh karena itu, kita dapati beberapa hukum syari’ah dalam Islam diadopsi
dari tradisi jahiliah seperti hukum qasamah dengan budi pekerti yang ada
seperti pengalaman nyata yang ada dalam lingkungan.
2
Hadist (HR. Ahma, 8939), 3
Budaya sering di artikan sebagai suatu kehidup yang berkembang
dan memiliki kebersamaan oleh sebuah kelompok atau organisasi dan
diwariskan dari generasi kegenerasi, budaya terbentuk dari banyak unsur
yang rumit termasuk sistem agama, politik, adat istiadat, bahasa, perkakas,
pakaian, bangunan, dan karya seni.4 Bahasa juga sebagaimana budaya yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari diri manusia sehingga
banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara generasi.
Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan seseorang yang berbeda
dengan budaya maka mereka akan berusaha untuk menyesuaikan
perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari.
Radio Suara Akbar Surabaya (SAS FM) adalah Media penyiaran
yang merupakan Radio Dakwah yang bermanfaat, menghibur dan syar’i.
Radio ini bukan hanya Radio Dakwah namun juga Radio Religi yang
berformat seperti musik family, news, pop islam yang mengandung sejuk
dan bermakna yang mengedepankan nilai Religi dan membantu
menyebarkan syi’ar keagamaan Islam. Namun bukan hanya itu tapi juga
memenuhi kebutukan masyarakat dengan program-program acara siaran
kebutuhan yaitu, hiburan, pendidikan, bisnis Islam, informasi, keagamaan
Islam untuk menuju masyarakat yang seimbang antara kebutuhan jasmani
dan rohani dengan nilai-nilai Islami dan dikemas sehingga tidak
menimbulkan dan menghindari kebosanan kepada para pendengar.
4
Radio Suara Akbar Surabaya adalah salah satu media sarana yang
berdakwah dengan cukup memberikan manfaat, hiburan dan harapan bagi
kemajuan syiar Islam yang ada di Indonesia terutama khususnya di jawa
timur. Radio Dakwah ini terletak di basement Masjid Nasional Al-Akbar
Surabaya Masjid terbesar kedua setelah Masjid Istiklal di Indonesia, Nama
dari “Suara Akbar” di ambil dari nama Masjid Nasional Al-Akbar
Surabaya, Radio Dakwah ini juga berada dibawah naungan PT. Radio
Media As-Salam Surabaya dan radio tersebut didirikan dengan bertujuan
untuk mendirikan Radio SAS FM 107.5 Surabaya dan untuk bekerja sama
dengan Masjid Nasiol Al-Akbar Surabaya yang terletak di Jl.MAS Timur
Pagesagan. Radio SAS FM Surabaya diresmikan pada tanggal 17 Agustus
2008 pada hari ahad, 14 sa’ban, 1429. Yang dihadiri oleh banyak tokoh
salah satunya adalah Bapak Din Syamsuddin. dengan harapan menjadi
Radio Dakwah yang menjadi kebanggaan masyarakat khususnya
masyarakat surabaya dan dengan memiliki visi misi.5 Sebagai Radio yang mengedepankan unsur Dakwah yang bermanfaat, menghibur dan syar’i,
dan denagn visi dan misi.
Dan juga dengan adanya Profil Budaya organisasi yang dibangun
di Radio Suara Akbar Surabaya (SAS FM) adalah budaya yang memiliki
nilai-nilai keislaman yang relevan seperti pencerahan, mempertahankan
keIslaman, iklan yang memiliki brand Islam, dan menjaga marwah Islam,
musik yang bernuansa Islami, yang memiliki manfaat, menghibur, syar’i
5
dan untuk memperkuat kesan bahwa radio ini adalah Radio Dakwah yang
menarik sehingga para pendengar tidak bosan.
Sebagai sebuah media penyiaran yang memiliki faktor budaya
merasa penting untuk menarik perhatikan, seperti nilai-nilai inti organisasi.
Dengan tata nilai organisasi yang berperan sebagai sumber kekuatan yang
penting untuk meyakinkan dan dianut secara luas dalam menghadapi
tantangan perubahan lingkungan. Umumnya proses perubahan tidak
mudah terjadi terkecuali jika kegiatan meletakkan Profil Budaya
Organisasi dengan tersedia fasilitasnya sebagai acuan vital kepentingan
Manajemen Puncak dalam menggerakkan dan mengendalikan arah
perubahan.6
Budaya Organisasi adalah sebuah karakteristik yang terdapat
dalam suatu organisasi atau dalam diri manusia (individu) budaya yaitu
perilaku atau norma, budaya organisasi menjadi panutan sebagai pembeda
antara satu organisasi dengan organisasi yang lain.7 atau budaya organisasi juga diartikan sebagai nilai-nilai dan norma perilaku yang diterima dan
dipahami secara bersama oleh anggota organisasi sebagai dasar dalam
aturan perilaku yang terdapat dalam organisasi tersebut.
Radio adalah suatu alat komunikasi massa teknologi dan sebagai
media penyiaran informasi yang efektif sejak dulu, karena dekat dengan
masyarakat. Dalam menyampaian berita di radio suara penyiar sangat jelas
6
Nevizond Chatab, 2007 Profil Budaya Organisasi, Bandung : Alfabeta, hal 2 7
dan membawa berita juga harus jelas, agar pendengar mengerti apa yang
dimaksud dalam penyampaian informasi yang telah di sampaikan penyiar
seperti berita atau pun iklan dan sponsor. Radio selalu memperbaharui
suatu informasi dengan tujuan agar pendengar selalu update dengan berita
terkini8.
Oleh karena itu peneliti ingin tau budaya yang telah diterapkan
oleh organisasi kepada perusahaan, maka dari itu peneliti tertarik untuk
penelitian dengan berjudul Budaya Organisasi Radio Dakwah (Studi
Khasus Radio Suara Akbar Surabaya 107.5 FM Surabaya). Karena Radio
Suara Akbar Surabaya (SAS FM) berda dengan radio yang lain, Radio
Suara Akbar Surabaya memiliki program-program yang menarik dengan
budaya islam yang diterapkan.
B. Rumusan Masalah Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah di paparkan
di atas, maka dapat diambil rumusan masala sebagai berikut:
1. Bagaimana Membentukan Budaya Organisasi Radio Dakwah, di Radio
Suara Akbar Surabaya (SAS FM) 107.5 FM Surabaya?
8
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pokok permasalahan yang ditemukan diatas, maka
tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui Bagaimana membentukan Budaya Organisasi
Radio Dakwah, diRadio Suara Akbar Surabaya (SAS FM) 107.5
FM Surabaya.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis
yang sekurang – kurangnya dapat berguna bagi pembaca terutama bagi
yang menggunakan topik yang mengenai Budaya Organisasi dalam
perusahaan.
2. Manfaat Praktis
Agar dalam penelitian ini bisa menambah wawasan dari dalam
penulisan penelitian ini yang mengenai wacana nilai dalam budaya
organisasi dalam perusahaan dalam ilmu manajemen yang akan dijadikan
E. Definisi Konsep
Budaya Organisasi
Budaya Organisasi adalah apa yang dipersepsikan karyawan dan
persepsi itu menciptakan suatu pola keyakinan, nilai ekspektasi. Menurut
Edgar Schein budaya organisasi adalah suatu pola dari asumsi dasar ynag
diciptakan, ditemukan, atau dikembangkan oleh kelompok tertentu saat
belajar menghadapi masalah adaptasi eksternal dan internal yang telah
belajar cukup baik untuk dianggap valid dan oleh karena itu, untuk
diajarkan kepada anggotavbaru sebagai cara yang benar untuk
berpersepsi, berpikir, dan berperasaan sehubung dengan masalah.9
Menurut Robbins, budaya organisasi adalah Filosofi dasar yang
memberikan arahan bagi kebijakan organisasi pengelolaan dalam
nasabah. Sebuah sistem makna bersama dibentuk oleh warga negara yang
sekaligus menjadi pembeda dengan oganisasi lain. Sistem pemaknaan
bersama merupakan seperangkat karakter kunci dari nilai-nilai
organisasi.10
Budaya Organisasi Radio Dakwah
Menurut Fatmasari Radio dakwah adalah sebagai salah satu
pilihan media hiburan dan informasi yang menggunakan format Dakwah
Islami dengan mengajak pendengar yang menjadi sasaran Dakwah, sebab
9
Hardani Wibi, 2006, Perilaku dan Manajemen Organisasi, Bandung: Erlangga,hal.44 10
Agama Islam telah diturunkan oleh Allah swt, dan bukan hanya untuk
sekelompok manusia termasuk Da’i Atau Mubaligh dan pengelolah
Dakwah yang menyampaikan ajaran Islam kepada pendengar melalui
radio dan para penyiar radio, pengelolah, Da’i yang mengisi acara
maupun pihak yang terkait yang ada hubungannya dengan proses
penyampainan acara keagamaan yang di proses oleh radio dakwah.11 Sedangakan menurut Asmuni, Masyarakat Indonesia adalah
sebagai penerima Ajaran-ajaran Islam yang disampaikan Da’i atau
mubaligh. Karena masyarakat memegang peranan penting dalam kegiatan
Dakwah karena tanpa masyarakat yang mendengar tidak dapat dikatakan
sebagai Radio Dakwah melalui Program Keagamaan Dakwah Islamiuah.12 jika dilihat dari latar belakang budaya daerah keturunannya, atau budaya
dimana dia tinggal dan dibesarkan. Untuk itu dalam rangka mencari
banyak pendengar, beberapa stasiun Radio mengambil unsur budaya
setempat sebagai ciri khas.
11
Fatmasari Ningrum, 2007, Sukses Menjadi Penyiar, Jakarta : Penebar Swadaya, Hal. 5-15 12
F. Sistematika Pembahasan
Untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas pada penulisan
skripsi, penelitian akan menguraikan pembahasannya. Adapun sistematika
pembahasan penulisan pada skripsi ini sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab pendahuluan ini berisi tentang latar belakang masalah
yang akan melatar belakangi dari penelitian, fokus penelitian yang
berbentuk rumusan masalah, tujuan yang ingin dicapai oleh
penelitian, manfaat yang diharapkan dalam penelitian, definisi
konsep yang merupakan penjelasan dari judul, dan sistematika
pembahasan agar penelitian lebih sistematis.
BAB II : KAJIAN TEORITIK
Pada bab ini berisi tentang kajian pustaka, kerangka teoritik, dan
penelitian terdahulu yang relevan sebagai acuan dan pembuktian
bahwa penelitian ini belum pernah diteliti sebelumnya.
BAB III : METODE PENELITIAN
Bab ini memuat uraiyan secara rinci tentang metode dan
langkah-langkah penelitian yang meliputi pendekatan dan jenis penelitian
dalam penelitian, teknik pengumpulan data, tahap penelitian,
teknik analisa data yang digunakan untuk memecahkan
pemasalahan, serta teknik pemeriksaan keabsahan data.
BAB IV : HASIL PENELITIAN
Bab ini berisi tentang hasil penelitian yang menjeaskan tentang
setting penelitian yaitu memaparkan secukupnya agar pembaca
mengetahui sasaran penelitian tersebut dan juga memaparkan
penyajian data yang mengenai data dan fakta subjek penelitian,
terutama yang terkait dengan rumusan masalah yang diajukan.
BAB V : PENUTUP
Pada bab penutup ini merupakan bab yang terakhir dalam
penulisan skirpsi, yang memuat tentang kesimpulan atau ringkasan
tentang hasil penelitian atau juga yang merupakan jawaban
langsung dari permasalahan
BAB II
KAJIAN TEORITIK
A. Penelitian Terdahulu Yang Relevan
Dhiani Intan Prasetyo Putri Telah Melakukan Penelitian Di
Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia Programe 2 FM
Surabaya. Pada tahun 2013 yang berjudul Implementasikan Perubahan
Segmentasi Terhadap Budaya Organisasi. Penelitiannya bertujuan
untuk mendestripsikan implementasi perubahan segmentasi terhadap
budaya organisasi di RRI Pro 2 FM Surabaya. Persamaan dengan
penelitian ini adalah fokus penelitiannya yaitu tentang budaya
organisasi, tempat di penyiaran dan menggunakan metode penelitian
kualitatif. Perbedaannya dengan penelitian ini adalah tempat penelitian
adalah di Radio Suara Akbar Surabaya dan berjudul Budaya
Organisasi.
Dianohita Ayu Hermanda Judul Penelitian Analisis
Pengembangan Budaya Organisasi Pada Radionswasta Lokal (Studi
Komparatif Radio Pop FM, Magelang Dan Radio Merapi Indah FM,
Magelang) pada tahun 2012. Penelitian ini bertujuan untuk
membandingkan pengembangan budaya dalam organisasi dalam 2
tempat penelitian. Yang membedakan dari penelitian ini adalah sama
bebeda penelitian ini fokus tentang Budaya Organisasi yang ada di
Radio Suara Akbar Surabaya.
Lailatu Zumaroh telah melakukan penelitian dengan berjudul
Budaya Organisasi PT “X” pada tahun 2014, peneliti ini bertujuan
untuk mengetahui sejauhmana penerapan dalam budaya organisasi di
PT “X” dengan jumlah sampel sebanyak 80 karyawan . teknik
instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner.
Dengan menggunakan metode kuantitatif menggunakan statistik
deskriptif. Yang membedakan dengan peneliti adalah peneliti
menggunakan penelitian kualitatif dan peneliti meneliti budaya
organisasi di radio.
B. Kerangka Teori 1. Budaya Organisasi
Pengertian Budaya Organisasi
Budaya organisasi merupakan suatu kesatuan sosial yang tidak
tampak, yang dapat menggera kkan orang-orang dalam suatu organisasi
untuk melakukan aktifitas kerja.
Robbins (1990), Budaya organisasi yang kuat sangat mendukung
dengan tujuan-tujuan yang ada dalam perusahaan, sebaliknya yang lemah
atau negatif menghambat atau bertentangan dengan tujuan-tujuan
Dalam suatu perusahaan yang budaya organisasinya yang kuat,
nilai-nilai bersama, perilaku, dan diperjuangkan oleh sebagian besar para
anggota organisasi (karyawan perusahaan). Budaya yang kuat dan positif
sangat berpengaruh terhadap perilaku dan efektifitas kinerja perusahaan
sebagaimana menimbulkan antara nilai-nilai sebagai berikut:
1) Nilai-nilai kunci yang saling menjalin, tersosialisasikan,
menginternalisasi, menjiwai pada para anggota, dan merupakan kekuatan
yang tampak
2) Perilaku-perilaku karyawan secara tak disadari terkendali dan
terkoordinasi oleh kekuatan yang informal atau tidak tampak
3) Para anggota merasa komit dan loyal pada organisasi
4) Adanya musyawarah dan kebersamaan atau kesertaan dan dalam hal-hal
yang berarti sebagai bentuk partisipasi, pengakuan, dan penghormatan
terhadap karyawan
5) Semua kegiatan berorientasi atau diarahkan kepada misi atau tujuan
organisasi
6) Para karyawan merasa senang, karena diakui dan dihargai martabat dan
kontribusinya,
7) Adanya koordinasi, integrasi, dan konsistensi yang menstabilkan
kegiatan-kegitan perusahaan
8) Berpengaruh kuat terhadap organisasi dalam tiga aspek pengarahan
organisasi, penyebaranya pada para anggota organisasi, kekuatannya yaitu
menekan para anggota untuk melakukan nilai-nilai budaya
9) Budaya berpengaruh terhadap perilaku individu maupun kelompok.1
Menurut Cushway dan Lodge dalam Nawawi (2003) budaya
organisasi adalah suatu kepercayaan dan nilai yang menjadi falsafah
utama yang dipegang teguh anggota organisasi dalam menjelankan atau
mengoperasionalkan kegiatan organisasi.
Budaya adalah suatu konsep yang memberikan suatu minat.
Secara formal budaya didefinisikan sebagai tatanan pengetahuan,
pengalaman, kepercayaan, sikap, nilai, perilaku, makna, adat, norma,
agama, waktu, penerapan, hubungan ruang, konsep alam semesta, objek
materi, dan milik yang diperoleh sekelompok besar orang dari generasi ke
generasi melalui usaha individu dan kelompok.2
Budaya, dapat diartikan sebagai himpunan pengalaman yang
dipelajari, mengacu pada pola-pola perilaku yang disebarkan secara sosial,
dan akhirnya menjadi kelompok sosial tertentu. Menurut American
Haritage Dictionary budaya adalah sebagai suatu keseluruhan dari pola
perilaku yang di kirimkan melalui kehidupan sosial, seni, agama,
1
Edy Sutrisno, Budaya Organisasi, ( Jakarta, Kencana, 2011), h.14 2
kelembagaan, dan semua hasil kerja dan pemikiran manusia atau suatu
kelompok manusia.3
a. Fungsi dari Budaya Organisasi
Fungsi pada umumnya sukar dibedakan dengan fungsi budaya
kelompok atau organisasi, karena budaya merupakan gejala sosial. Menurut
Ndraha (1997: 21), ada beberapa fungsi budaya, yaitu:
1. Sebagai identitas dan citra suatu organisasi
2. Sebagai pengikat suatu organisasi
3. Sebagai sumber
4. Sebagai kekuatan penggerak dalam organisasi
5. Sebagai kemampuan untuk membentuk nilai tambah
6. Sebagai pola perilaku
7. Sebagai warisan.
Sedangkan Menurut Robbins (1999 : 294), fungsi budaya dalam organisasi,
yaitu:
1. Budaya mempunyai suatu peran menerapkan tampa batas
2. Budaya rerati identitas bagi suatu anggota organisasi
3. Budaya mempermudah timbulnya komitmen
4. Budaya menimbulkan kemantapan sistem sosial.4
3
Dengan demikian fungsi budaya kerja adalah sebagai perekat sosial
dalam mempersatukan anggota-anggota dalam mencapai tujuan organisasi
berapa ketentuan-ketentuan atau nilai-nilai yang harus dikatakan dan
dilakukan oleh para karyawan, dengan ini fungsi budaya juga sebagai
kontrol atas perilaku para karyawan.
b. Menciptakan Budaya Organisasi
Menurut Robert Konopaske dalam buku Wibi Hardani dalam
sebuah budaya diciptakan sehingga mempengaruhi perilaku, sesuai dengan
keinginan manajemen. Hal ini merupakan pernyataan dalam usaha dan
percobaan menciptakan suatu budaya yang positif dan produktif dilakukan
disebuah perusahaan. Dalam manajer puncak secara teratur bertemu untuk
menentukan nilai inti dari perusahaan. Sebuah panduan dikembangkan
untuk menyajikan inti dari nilai sebagai, memberi perhatian secara detail,
melakukan hal tepat sejak awal, mengirim prodak bebas cacat, dan
menggunakan komunikasi terbuka.5
c. Proses Budaya Organisasi
Proses budaya organisasi dapat di pandang dari terbentuknya atau
terciptanya, dipertahankan/dipeliharanya dan diubah atau dikembangkannya
budaya organisasi. Sedangkan untuk menghadapi tentang perubahan budaya
diperlukan adaptasi proses budaya.
5
1. Pembentukan Atau Menciptakan Budaya
Terbentuknya budaya terutama karena adanya para pendiri, yaitu
orang berpengaruh yang dominant atau kharismatik yang mempertahankan
bagaimana organisasi seharusnya bekerja dalam menjalankan misi guna
meraih visi yang diterapkan. Selanjutnya diseleksi orang yang memiliki
pengetahuan, keterampilan kepemimpinan dan keteladanan untuk
melanjutkan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan kaidah dan norma dari
para pendirinya. Komitmen manajemen puncak yang diperagakan amat
menentukan implementasi perubahan budaya organisasi. Wujudnya dapat
berupa penetapan keputusan yang terkait pembentukan budaya baru.
Sedangkan sosialisasi dalam program kegiatan dengan berbagai metode
sosialisasi dan sesuai dengan tata nilai budaya selama karir bekerja dari
anggota.
2. Mempertahankan Budaya
Jika dampak organisasi terhadap keefektifan atau kinerjanya
profesional maka tetap perlu keteladanan pimpinan puncak, praktek
seleksi (terhadap pilihan para anggota organisasi) dan metode sosialisasi
yang diterapkan.
Untuk mempertahankan budaya setidaknya terdapat 3 kekuatan
a) Tindakan dan keterlibatan manajemen punak
Komitmen mana yang diperagakan amat menentukan
implrmrntasi perubahan buday organisasi. Wujudnya dapat berupa
penetapan keputusan yang terkait dengan pembentukan budaya baru.
organisasi agar selalu mensosialisasikan program kegiatan dengan
berbagai metode sosialisasi dan sesuai dengan tata nilai budaya, selam
karir bekerja dari anggotanya. Pembentukan budaya digambarkan seperti
berikut6.
Bagian 1.1 Bagaimana Organisasi Mementuk Budaya
Filosofi Para Pendiri
Organisasi
Kriteria Seleksi
Manajemen Puncak
Sosialisasi
Budaya Organisasi
6
d. Dan juga ada Nilai-Nilai Budaya dalam Perusahaan
Miller (1984), mengatakan bahwa masa mendatang ditandai oleh
kompetisi global, dan perusahaan yang sukses ialah yang mampu
mengelola budaya yang baru dengan nilai-nilai yang bisa mengembangkan
perilaku perusahaan ke arah keberhasilan yang kompetitas. Kita sedangkan
memasuki era baru dan peradaban baru yang bersifat global, saling
tergantung, saling bersaing yang ditandai oleh:
1) Motivasi berdasar atas imbalan materi saja semakin tidak memadai.
Kebutuhan-kebutuhan pribadi yang bersifat materi semakin
menurun, sedangkan kebutuhan-kebutuhan yang bersifat rohani
semakin meningkat. Manajer yang berhasil harus belajar semangat
baru yang produk didalam perusahaan. Pekerjaan manajer harus
membantu karyawannya dalam pencapain harga.
2) Sifat-sifat pekerjaan menjadi kurang fisikal, dalam arti kurang
menyadarkan pada kekuatan fisik semata-mata, melainkan lebih
banyak bersifat kognitif, karena karyawan dituntut untuk lebih
berpikir kreatif, belajar, dan turut ambil bagian.
3) Pada masa sekarang karyawan mempunyai banyak pilihan yang
lebih luas dari pada sebelumnya. Ia dapat pindah, berlatif, dan
manajemen dengan keterlibatan atau partisipasi serta dorongan
positif mulai dilaksankan
4) Jumlah manajemen akan menurun drastis, pekerjaan-pekerjaan juga
akan terpengaruh yang membutuhkan hanya sedikit jika seorang
manajer terlalu memberikan perintah kepada karyawannya. Namun
jika manajer-manajer ada yang masih bertahan ialah meraka para
teknisi yang akan memberikan konsultasi dengan berseni membuat
komitmen bukan hanya bemberiperintah
5) Persaingan dunia tidak hanya dalam bidang teknologi, tetapi juga
dalam bidang kemampuan manajemen, namun sedang ditantang,
bukan karena negara-negara lain sedang mengembangkan
teknologinya, tetapi mereka menantang dalam keterampilan
manajemen. Kemampuan manajemen akan menjadi penentu yang
paling kritikal bagi keberhasilan perusahaan dan bangsa dalam
persaingan yang baru.
Dengan lima fenomena yang telah ada diatas sekarang sudah
menjadi kenyataan. Oleh sebab itu perusahaan yang kompetitif dan
ingin sukses harus mengubah perilaku budaya organisasinya yang
sudah lama menjadi budaya organisasi yang baru, dengan berisi
nilai-nilai primer operatif sebagai landasan dasar operasi
perusahaan.7
7
e. Membangun dan menbina budaya organisasi
Kebiasaan pada saat ini, tradisi, dan cara-cara umum untuk
melaksanakan pekerjaan kebanyakan berasal dari apa yang telah
dilaksanakan sebelumnya dan tingkat keberhasilan dari usaha-usaha yang
telah dilakukan. Menurut Hafidhuddin (2003 : 60), menyebutkan bahwa
pencipta budaya adalah seorang pemimpin, setiap pemimpin pasti
memiliki visi dan misi tertentu yang kemudian disebarkan kebawahannya
lalu menjadi kebiasaan-kebiasaan, dan akhirnya hal ini menjadi budaya
Rusulullah SAW memandang orang lain sebagai manusia yang seutuhnya
artinya bahwa Rasulullah tidak membeda-bedakan derajat seseorang.
meskipun itu bawahannya, misalnya Rasulullah menganggap
pembantunya rumah tangga beliau sebagai saudara, implikasinya apa yang
dimakan oleh pembantu sama dengan apa yang di makan oleh beliau
begitu pula pakaian. Jika setiap pemimpin perusahaan melakukan hal yang
sama, maka hasilnya akan lebih baik, karena jika suasana kerja sudah
terbentuk dengan suasana yang kondusif maka karyawan akan lebih
menikmati pekerjaanya kemudian muncul kreatifitas-kreatifitas pada
karyawan dalam perusahaan.8
2. Pengertian Radio
Menuut Dominck (2000), bahwasanya radio merupakan salah satu
media massa elektronik pertama serta menjadi medium penyiaran nasional
8
pertama. Selama hampir satu abad lebih keberadaanya, radio siaran telah
berhasil mengatasi persaingan yang sangat ketat dan keras dengan bioskop,
rekaman kaset, televisi kebel, elektronic games, dan personal casset player.
Radio telah berabtasi dengan perubahan dunia, dengan mengembangkan
hubungan saling menguntungkan dan melengkapi dengan media lainnya.
Radio memproduksi jaringan program, dan bintang-bintang yang
membuat televisi sukses dalam waktu singkat. Radio hanya memanfaatkan
fungsi auditori saja sehingga jika dibandingkan dengan televisi akan sangat
[image:32.595.129.514.249.527.2]jauh berbeda. Dilihat dari segi penyajiannya televisi mampu menampilkan
gambar dan suara namun radio hanaya menampilkan suara saja. Audiens yang
menikmati siaran radio akan memberikan imijinasi terlebih dahulu dalam
memahami progaram yang disajikan.9
Program acara radio secara umum dibagi menjadi tiga ketegori yaitu:
Hiburan, berita, dan talkshow. Hiburan lebih lebih sering didominasi oleh
acara musik, meskipun ada beberapa radio yang menawarkan program drama,
kuis, komedi, bahkan Variety show.10 Berita sendri, radio lebih sering menawarkan berita yang dibacakan langsung dari studio atau berita yang
diberikan langsung oleh reporter yang ada dilapangan. Sedangkan acara talk
show, radio biasanya mendatangkan narasumber guna membahas masalah
atau topik terpenting yang diperbincangkan
9
Masduki, Jurnalistik Radio (Yogyakarta : LKIS,2001), hal. 91 10
a. Karakteristik Radio
Radio merupakan media massa yang memiliki karakteristik sendiri
yang membedakanya dengan media massa lain seperti media cetak maupun
televisi, kareakter yang dimilikim radio yaitu.11
1. Mobilitas Tinggi
Radio bisa “membawa pendengarnya kemana-mana” sambil tetap
sibuk bekerja
2. Realitas
Radio mengiriringi pendengar ke dalam kenyataan dengan
suara-suara aktual dan bunyi dari fakta yang terekam dan disiarkan.
3. Kesegeraan
Radio menyajikan informasi dan petunjuk yanng dibutuhkan
pendengar secara cepat, bahkan secara langsung pada saat kejadian. Selain
itu, pendengar juga bisa berinteraksi dengan penyiar secara mudah melalui
fasilitas telepon.
11
b. Sifat penyiar radio dan pendengar
Dalam rangka memproduksi siaran yang hendaknya disampaikan,
maka sangat perlu memperhatikan beberapa sifat radio, karena dalam
menyiarkan suatu acara sebaiknya kita harus mengetahui bagaimana kondisi
atau status masyarakat yang menjadi pendengar acara kita, karena dengan
mengetahui hal tern=sebut kita akan lebih mudah untuk menyesuaikan apa
yang mereka butuhkan. Adapun sikap pendengar radio yaitu:
Hetorogen, Pendengar radio adalah massa, sejumlah orang yang
sangat banyak bersifat heterogen, terpencar-pencar di berbagai tempat , dikota
didesa, dirumah, pos tentara, asrama, warung kopi, dan sebagainya. Pribadi,
karena pendengar berada dalam keadaan heterogen, terpencar-pencar
diberbagai tempat dan umumnya dirumah-rumah, maka sesuatu isi pesan akan
dapat diterima dan diengerti, kalau sifatnya pribadi personal sesuai dengan
situasi dimana pendengar itu berada.Aktif, karena bila menjumpai suatu yang
menarik dari sebuah stasiaun radio, mereka aktif berpikir dan aktif interpraksi.
Selektif, disenanginya.12
3. Pengertian Dakwah
Secara teknologi dakwah diartikan sebagai kegiatan berupa
ajakan baik dalam bentuk lisan, tulisan maupun tingkah laku yang
12
dilakukan secara sadar dan terencana (melalui media tertentu) dalam
rangka untuk mempearuhi orang lain. Baik secara individual maupun
secara kolektif, agar timbu dirinya suatu pengertian dan, kesadaran, sikap,
penghayatan, serta pengalaman, terhadap ajaran agama, sebagai yang
disampaikan kepadanya dengan tanpa unsur-unsur paksa.13
Menurut Asmuni Syukir dakwah dapat dilakukan dengan cara
sebagai berikui:
a) Ceramah
b) Tanya jawab
c) Mujadallah
d) Percakapan antara pribadi
e) Demontrasi
f) Pendidikan dan pengajaran
g) Kunjungan rumah (silahturahmi).
Cara tersebut digunakan sesuai dengan kondisi objek dakwah yang
dihadapi dan media yang digunakan dengan kata lain mengetahui kondisi
dan situasi sasaran dakwah menggunakan media yang disesuaikan dengan
komponen dakwah.
a. Komponen-Komponen Dakwah di Radio
Agar dakwah dapat dilaksanakan dan berjalan mak harus
mengandung komponen-komponen sebagai berikut:
13
1. Subyek Dakwah
Subyek dakwah adlah da’i atau yang melaksanakan tugas dakwah
biak secara perorangan atau kelompok, subyek dakwah di stasiun
penyiaran radio bisanya ulama, da’i atau penyiar. Untuk menjadi
penyampai ajaran islam yang baik dan mampu memberi pengaruh yang
besar bagi masyarakat tidaklah mudah, untuk itu di tuntut untuk belajar,
baik secara teoritad maupun pengalaman yang ada selama itu juga harus
memiliki:
a) Intergritas kepribadian, yaitu kepribadian yang marupakan kesatuan
antara ilmu, iman dan amal
b) Kemampuan intelektualitas yang tinggi, paham tentang
masalah-masalah kemasyarakatan serta karya akankonsepsi pemecahan maslah.
c) Keterampilan mewujudkan konsepsi islam sebagai program
pemecahan maslah-maslah kemasyarakatan dan umat manusia,
sehingga masyarakat merasakan secara langsung sebagai
rahmatanlilalamin.14
Dengan memiliki kemampuan tersebut diharapkan seorang
penyapai dakwah (Da’i) bisa menyampaikan ajaran agama islam dengan
berjalan cukup lancar dan segala kendala yang dapat mengahambat proses
pelaksanaan dakwah dapat dianalisir sedemikian kecil.
14
2. Obyek Dakwah
Obyek dakwah yang menjadi obyek (sarana) dakwah Islamiyah adalah
masyarakat baik muslim maupun non muslim yang ada di seluruh dunia.
Masyarakat disni adalah sebagai penerima ajaran-ajaran agama Islam yang di
sampaikan oleh para da’i, mubaligh, atau penyiar. Karena itu masyarakat
memegang peranan penting dalam kegiatan dakwah sebab tanpa masyarakat
yang mendengar tidak dapat dikatakan sebagai dakwah. Pada dasarnya obyek
dakwah di stasiun penyiaran radio merupakan individu (personal) dan jarang
yang berupa kelompok meskipun dalam segi kualitas realitas banyak
melibatan massa pedengar.
b. Materi Radio Dakwah
Radio dakwah menggunakan materi dakwah islam ialah seluruh dari
ajaran-ajaran islam yang bersumber dari Al Qur’an dan Hadits yang
menyangkut bidang-bidang.
1) Aqidah Ialam yang meliputi rukun iman dan rukun Islam
2) Ibadah , akhlak dan mu’amalah yang meliputi hukum niaga,
munakahat, warisan, jinayat, khilafiyah, jihad dan sosial
ekonomi.15
Sementara menurut Hamzah Ya’cub, yang dikutip oleh Sutirman
Eka ardana, bahwa materi dakwah boleh lepas dari: aqidah islam, tauhid
15
dan keimanan, pembentukan pribadi yang sempuna. Pembangunan
masyarakat adil dan makmur, serta kemakmuran dan kesejahteraan baik di
dunia maupun di akhirat.16 Dengan demikian disini kita akan mencoba membahas mengenai materi yang disampaikan oleh para mubalig atau da’i
yang disampaikan kepada pendengar maupun materi yang diputar
berdasrkan rekaman kaset.
Oleh karena itu materi yang hendaknya disampaikan sebagainya
terlebih dahulu disesuaikan dengan kondisi yang terjadi dalam masyarakat,
karena denagan menyesuaikan dengan materi terhadap kejadian yang ada
akan membuat proses pelaksanaan dari setiap acara yang diprodiksi akan
berjalan dengan lancarnya.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa radio berfungsi selain
sebagai media informasi, pendidikan, dan hiburan namun juga berfungsi
sebagai media komunikasi untuk melalukan dakwah islamyah. Dalam
kegiatan dakwah islam merupakan tugas kita semua sesuai dengan apa
yang disampaikan oleh para Nabi terdaulu hingga Nabi Muhammad SAW
yang perlu kita semua lanjutkan sebagai umat hingga sepanjang massa,
dan apabila dakwah islam tidak dilaksanakan, maka ajaran-ajarannya
islam. tidak akan tersebar luas, karena itu dengan adanya media dakwah.
16
c. Metode dakwah dalam radio
Menurut Toto Tasmara dalam buku “Komunikasi Dakwah” metode
dakwah adalah cara-cara yang dilakukan oleh seseorang mubaligh
(komunikasor) untuk mencapai tujuan tertentu atas dasar hikmah dan kasih
sayang.17
Metode dakwah radio yaitu cara yang ditempuh oleh subyek
dakwah dalam melaksanakan kegiatan dakwah yang berupa dialog
interaktif, ceramah monolog, taklh show dan sebagainya.
d. Media Dakwah
Media berasar dari bahasa latin, yaitu media merupakan bentuk
jamak dari medium secara bahasa yang berarti alat perantara. Secara
spesifik, yang dimaksud media adalah alat-alat teknologi yang menjelaskan
tentang informasi atau pengajaran seperti buku, radio, televisi, kaset, dan
sebagainya. Beberapa para ahlli berbeda pendapat mengenai definisi media
dakwah, berarti beberapa definisi media dawkwah yaitu :
Menurut Samsul Munir Amin, media dakwah adalah suatu peralatan
yang digunakan produsen untuk menyampaikan materi-materi dakwah
kepada si peneliti dakwah (konsumen), seperti contoh majalah, televisi,
radio, kaset dan sebagainya.18 Menurut Hamzah Ya’cub, madia dakwah
adalah alat objek yang menjadi saluran, yang menghubungkan ide dengan
17
Too Tasmara, 1997, Komunikasi Dakwah, Jakarta: Gaya Media Pratama, cet. Ke2, hal.43 18
umat, suatu elemen yang vital dan merupakan kehidupan dalam dakwah.19 Dari beberapa pendapat para ahli diatas, dapat kita tarik kesimpulan bahwa
media dakwah adalah sarana atau alat teknologi yang memberikan informasi
atau memberikan pengarahan tentang dakwah agar dapat dipahami dan
diterima oleh mad’u. Oleh karena itu, media dakwah perlu menjadi
perhatian para pelaksana dakwah. Seorang dakwah dalam memilih media
dakwah yang tepat akan mempermudah dalam prosedur penyampaian
dakwah.
Mengenai media dakwah, zaman dahulu pada da’i sangat menjadi
etika dan norma-norma pada saat berdakwah, antara lain media dakwah
tidak boleh bertentangan dengana ajaran Al-Quraan dan Sunnah, dalam
berdakwah tidak menjurus pada hal-hal yang konteks dakwah, jelas dalam
tahapan-tahapan penggunaanya, dan dapat digunakan dalam berbagai
kondisi oleh mad’u.20 Media dakwah dalam pekasanaan penyampain pesan
dalm dakwah di dalam radio suara muslim pun merupakan salah satu
penentu dalam keberhasilan dakwah. Media dakwah sebagai perantara dan
penghubungan yang digunakan dalam proses penyampein meteri dakwah
kepada para mad’u agar dengan mudah diterima, diresapi, dan dimengerti.
Media juga menyampaikan bahwa informasi melalui lisan dan ucapan dalam
hal ini dakwah dapat disebar luaskan dalam bentuk pengajian-pengajian
kecil ataupun dalam lingkup besar melalui kegiatan ceramah agama, pidata,
seminar, musyawaroh, ataupu pengajian.
19
Hamzah Ya’ u , Publisistik Islam Teknik dan Leadership, (Bandung: Diponegoro, 1986) 20
Dakwah juaga memeiliki tujuan yang sangat berpengaruh terhadap
proses dadkwah. Seorang da’i harus memiliki keyakinan yang kuat akan
tujuannya dengan berdakwah, karena jika keyakinannya berkuarang maka
akan menimbulkan berbagai masalah yang menyebabkan kegagalan
terhadap dakwahnya tersebut.
Menurut Amrullah Ahmad dalam bukunya Ali Azaz, menyinggung
tentang tujuan dakwah yaitu untuk mempengaruhi cara meras, berpikir,
bersikap dan bertindak manusia pada dataran individu dan sosiokultural
dalam rangka terwujudnya ajaran islam dalam semua segi kehidupan.21
Ada dua tujuan yaitu tujuan umum dan tujuan khusus, tujuan umum
dakwah yaitu menyelamtkan umat manusia dari lembah kegelapan dan
membawanya ketempat terang menderang, dari jalan yang sesat kejalan
yang lurus, dan sedangkan tujuan yang khusus dakwah yaitu dengan
terlaksananya ajaran islam secara keseluruhan dengan caa yang benar dan
berdasarkan keislaman, terwujudnya masyarakat muslim yang
diidam-idamkan dalam suatu tatanan hidip berbangsa dan bernegara, adil,
makmur, damai, dan sejahtera dibawa limpahan rahmat Allah SWT,
mewujudkan sikap beragama yang benar dari masyarat
21
e. Logistik Dakwah
Logistik Dakwah di radio adalah dana yang diperlukan dalam rangka
dakwah. Dana ini presentase terbesar diperoleh dari pemasangan iklan melalui
pensponsoran program siaran.22
4. Budaya Radio Dakwah
Menurut Fatmasari Radio dakwah adalah sebagai salah satu pilihan
media hiburan dan informasi yang menggunakan farmat dakwah, karena
agama Islam telah diturunkan oleh Allah SWT. Dan bukan hanya untuk
sekelompok manusia termasuk da’i atau mubaligh dan pengelolah dakwah
yang menyampaikan ajaran Islam kepada pendengar memalui radio dan
penyiar Radio, pengelolah, dai yang mengisi acara maupun pihak yang
terkait yang ada hubungannya dengan proses penyampaian acaran
keagamaan yang di proses oleh Radio Dakwah.23
Sedangkan menurut Asmuni, Masyarat Indonesia adalah sebagai
penerima ajaran-ajaran Islam yang disampaikan da’i atau mubaligh, karena
masyarakat memegang peranan penting dalam kegiatan dakwah karena
tanpa masyarakat yang mendengar tidak dapat dikatakan sebagai Radio
Dakwah melalui program keagamaan Dakwah Islamiah.24
22
Masduki, 2004, Menjadi Broadcaster Profesional, Yogyakarta: Pustaka Populer Lkis, hal.15 23
Fatmasari Ningrum, 2007, Sukses Menjadi Penyiar, Jakarta: Penebar Swadaya, Hal.5-15 24
Sedangkan menurut Nugi, sang program director, Radio Religi
seperti MQ FM misalnya, mengatakan semua tulisan harus mengandung
nilai-nilai Agama, yang harus membuka Al-Quran dan Hadits, ditulis
kembali dalam bahasa siaran, agar siaranlebih enak didengar tanpa
mengganti isinya, sedangkan juga naskah iklan juga tidak boleh
melenceng dari norma Islam tema gaya hidup hidonisme atau
membangga-banggakan diri misalnya, tidak diizinkan dalam membuat
naskah iklan ataupun tulisan-tulisan lainnya. Pendeknya tulisan yang
dibuat harus mengarahkan pendengarnya untuk mendekatkan diri kepada
sang mahakuasa, sesuai dengan Visi dan Misi Radio.25
25
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode penelitian merupakan seperangkat pengetahuan tentang
langkah-langkah sistematika yang logis dalam mencari data yang
sehubungan dengan masalah tertentu. Data tersebut kemudian diolah,
dianalisa, disimpulkan kemudian mencari cara pemecahannya.
A. Pendekatan Dan Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif
penelitian deskriptif bertujuan untuk memberikan gambaran suatu gejala
tertentu yang menggambarkan Budaya Organisasi yang di lakukan di
Radio Suara Akbar Surabaya (SAS FM) dalam mematuhi budaya
didalamnya. Penelitian yang memanfaatkan wawancara terbuka untuk
menelaah dan memahami sikap, pandangan, perasaan, dan perilaku. Juga
dilakukan dengan memakai beberapa metode yang sudah ada, dalam arti
metodeadalah untuk menguji jalannya teori-teori tertentu dengan
carameneliti hubungan antar variabel.1 Dalam bentuk konteks budaya organisasi radio dakwah di radio SAS FM Surabaya. Dalam penelitian ini
peneliti menggunakan massa selama 2 bulan dengan menggunakan
penelitian langsung dan melakukan wawancara dengan tim penyiar dan
1
pengurus studio di SAS FM, dan melakukan pengamatan dengan cara
mendengarkan siaran Radio SAS FM melalui radio striming lewat hp dan
melihat siaran video lewat internet siaran striming dengan menggunakan
laptop. Dari situlah peneliti mencari maksud dan tujuan perusahaan
menggunakan sistem budaya organisasi, Peneliti jugaberusaha memahami
sekaligus mengcoba mengerti maksud dan tujuan perusahaan
menggunakan sistem budaya organisasi yang dilakukan oleh Radio SAS
FM surabaya.2
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian
kualitatif yang menggunakan pendekatan yang termasuk kategori jenis
studi kasus, Studi Kasus adalah suatu metode penelitian kuaitatif yang
bersifat komprehensif, intens, terperinci dan mendalam serta lebih
diarahkan sebagai upaya untuk menelaah masalah-masalah atau fenomena
yang bersifat kontemporer.3 Dalam subjek penelitian dapat saja individu,
kelompok, lembaga, maupun masyarakat. Peneliti ingin mempelajari
secara intensif latar belakang, sifat-sifat serta karakter-karakter yang khas
dari kasus, ataupun status dari individu,yang kemudian dari sifat-sifat khas
diatas akan jadikan suatu hal yang bersifat umum.4
2
Lexy J. Moleong, 2009, Metode Penelitian Kualitatif. Edisi Revisi Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, hal. 5
3
Haris Herdiansyah, 2010, Metode Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-Ilmu Sosial, jakarta: selemba Humanika, hal. 76
4
Berdasarkan pernyataan-pernyataan diatas, dapat disimpulkan
bahwa jenis penelitian ini adalah kualitatif deskeptif yang menggunakan
metode studi kasus.
B. Lokasi penelitian
Lokasi atau objek dari penelitian yang berjudul “Budaya
Organisasi Radio Dakwah (Studi Kasus Radio Suara Akbar Surabaya FM
(SAS FM) 107.5 FM” radio tersebut terletak besement Masjid Nasional
Al-Akbar Surabaya Jalan MAS Timur No.1 pagesangan Surabaya
.
C. Jenis dan Sumber Data
Hampir keseluruhan data-data yang diperoleh peneliti untuk
peneliti ini adalah data primer yang digali langsung dari responden untuk
mendapatkan data yang real dan aktual. Selanjutnya untuk data-data
pendekatan yang lain menggunakan data-data kepustakaan atau tentang
hal yang berkaitan dengan objek peneliti sebagai data sekunder. Data
yang diambil disesuaikan dengan fokus dan rumusan masalah. Data juga
disesuaikan dengan teori yang relevan.
Data Primer data yang akan digali dalam penelitian ini mengenai
diperoleh dengan cara mencari suatu jawaban atas tinjaun teoritis yang
mengenai elemen-elemen yang berkaitan dengan teori pembentukan
budaya organisasi. Aspek-aspek pokok tersebut meliputi: Filosofi para
pendiri, Kriteria seleksi, Manajemen puncak, Sosialisasi. Aspek ini
merupakan tinjauan teoritis tentang pembentukan budaya organisasi yang
akan melahirkan jenis-jenis data dan pada akhirnya akan menegaskan
proses pembentukan budaya organisasi di Radio SASFM. Dalam buku
metode penelitian kualitatif karangan Prof. DR. Lexy J. dan Moleong, M.
A, jenis data dalam penelitian kualitatif dibagi kedalam kata-kata dan
tindakan, sumber data tertulis, foto, dan statistik. Dalam penerapan
penelitian hanya menggunakan jenis data kata-kata dan tindakan,
Sumber data tertulis, dan foto yang kemudian lebih penelitian
kerucutkan menjadi data primer dan data sekunder.
1. Sumber data
Berdasarkan sumbernya, jenis data menjadi 2 bagiayan yaitu data
primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh
secara langsung dari sumber yang di teliti. Sedangkan data sekunder
adalah data yang bukan diusahakan sendiri pengumpulannya oleh
peneliti.
Data primer adalah data yang hanya dapat kita peroleh dari sumber
aslinya atau pertama.5 Data yang diperoleh secara langsung dari
responden atau objek yang akan diteliti melalui pertanyaan-pertanyaan
yang sesuai dengan fokus penelitian. Jenis data yang dikumpulkan oleh
peneliti adalah makna dari budaya organisasi radio dakwah yang terdapat
dalam di radio suara akbar surabaya dan kemudian dipahami secara fokus
dengan fokus penelitian
Dengan menggunakan objek yang akan diteliti melakui
pertanyaan-pertanyaan yang sudah di siapkan sesuai fokus penelitian
yang tertulis dengan teliti. Data primer diperoleh melalui wawancara
hanya beberapa rasponden yaitu yang terdiri 1 kepada Program Manajer
Bapak Alik Al-Ajin, 1 kepada Oprasional Bapak M.Rohanidin, dan 1 tim
penyiar kepada mbak Arin Rosa Lina. Data yang digali responden adalah
data bagaimana pembentukan budaya organisasi di Radio SAS FM,
tentang bagaimana budaya organisasi yang diterapkan, sejarah berdirinya
radio suara akbar surabaya. Dan semua data untuk mendapatkan info
tentang penelitian.
5
b. Sumber data sekunder
Data sekunder merupakan data yang sudah tersedia sehingga
peneliti tinggal mencari dan mengumpulkan.6 Untuk itu peneliti bisa menggunakan dokumentasi maupun informasi lain yang berkaitan
dengan jalannya peneliti atau data pelengkap yang sifatnya untuk
melengkapi data yang sudah ada, seperti buku-buku referensi tentang
budaya organisasi, buku organisasi dalam perusahan, buku penelitian,
serta situs-situs lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini. Data
sekunder yang dapat dari peneliti beberapa responden, dan data yang
digali adalah bukti fisik dan berntuk budaya organisasi yang ada dalam
program siaran yang terdapat di Radio SASFM. Dengan data yang
diagali digunakan untuk mendapatkan kelengkapan informasi tentang
budaya yang ada diradio dari responden 1 dan 2.
Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data yang
diperoleh.
a. Program Manajer Radio SASFM
Beliau adalah yang mengerti tentang berdirinya Radio Suara
Akbar Surabaya dan bagaimana bentuk dari budaya kerja yang di
ciptakan oleh radio yang berhubungan dengan budaya kerja dan
budaya radio SAS FM.
6
b. Opradional Manajer Radio SASFM
Bapak Didin adalah seorang Diraksi Operasional Manajer yang
sudah lama menjadi seorang radio SAS FM dan beliou
merupakan yang paling mengerti tentang terlaksana dan tidaknya
job desciption, yang bisa memberikan informasi yang mendalam
untuk penelitian dan lebih tau mengenai sejarah terbentuknya
dan budaya kerja di SAS FM tersebut.
c. Tim Penyiar Radio SASFM
Sedangakan mbak Arin adalah seorang karyawan penyiar yang
baru saja bergabung di radio SAS namun beliou juga sedikit
mengerti tentang bentuk budaya organisasi di radio SAS FM.
D. Tahap-tahap penelitian
Dalam penelitian ini dilakukan tahap-tahap peneliti agar penelitian
tersebut lebih sistematis dan lebih optimal. Langkah-langkah tahap
penelitian sebagai berikut:
1) Tahap Pra Lapangan
a. Menyusun rencana penelitian: membuat matriks atau pra proposal
b. Memilih lapangan penelitian : pemilihan di Radio Suara Akbar
c. Memulai meneliti melalui radio siaran striming lewat HP
d. Mengurus perijinan : mengirim surat perijinan untuk penelitian dari
pihak jurusan ditujukan kepada pihak HRD Radio Suara Akbar
Surabaya
e. Menjajaki dan menilai lapangan : mengindefikasi Radio Suara
Akbar Surabaya dengan segi mendengarkan acara siaran di Radio
FM melalui HP, melihan video siaran dari internet dan dengan
mendengarkan aplikasi radio ataupun observasi langsung
f. Memilih dan memanfaatkan informan : memilih target informan
dari Radio Suara Akbar Surabaya yaitu satu dari HDR Radio Suara
Akbar Surabaya dan satu tim penyiaran atau pembawa acara dari
Radio Suara Akbar Surabaya
g. Menyiapkan perlengkapan penelitian : membawa perlenhkapan alat
tulis buku, bulpen, perekap suara untuk wawancara, dan kamera
untuk pengambilan dekomentasi
h. Persoalan Etika penelitian : memahami etika dalam peraturan dan
budaya dalam organisasinya perusahaan dan menerapkan etika
sebagai seorang peneliti, memahami aturan yang telah diterapkan
oleh pihak perusahaan.
a. Memahami latar penelitin dan persiapan diri : memahami latar
belakang penelitian di Radio Suara Akbar Surabaya (SAS FM) dan
mempersiapkan diri melalui bimbingan dengan dosen pembimbing.
b. Memasuki lapangan : melakukan penelitian langsung ke Radio
Suara Akbar Surabaya Dengan fokus pada penerapan budaya
organisasi di Radio Suara Akbar Surabaya.
3) Tahap Analisis Data
Menganalisis data yang telah diperoleh dari Radio Suara Akbar
Surabaya dengan menggunakan teknik analisis data kualitatif.
E. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standar
untuk memperoleh data yang diperlukan.7 Pada tahapan ini aktifitas mengumpulkan data penelitian yang di dapat dari hasil observasi,
dekomentasi dan wawancara.
Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian
ini adalah:
a. Wawancara
7
Wawancara adalah proses untuk memperoleh keterangan untuk
tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertahap maka antara
pewawancara dan narasumber.8 Wancara bukanlah suatu kegiatan dengan kondisi satu orang melakukan atau memualai pembicaraan sementara yang
lain hanya mendengarkan.9dan peneliti melakukan wawancara dengan Dereksi Program Manajer, Dereksi Operasional, dan tim penyiar Radio
SAS FM Surabaya untuk mengumpulkan data informasi yang dibutuhkan.
Wawancara atau Interview adalah percakapan dengan maksud
penentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, pihak pertama sebagai
pewawancara (Interview) yang mengajukan pertanyaan dan yang
diwawancarai (Interview) yang memberikan Jawaban atas pertanyaan.10
Wawancara ini dilakukan oleh peneliti untuk mendapatkan data
dari Responden 1, 2 dan 3 (primer), sebagai pelengkap teknik
pengumpulan lainnya, dan menguji hasil pengumpulan data lainnya. Ada 3
responden yang peneliti wawancarai.
b. Dekumontasi
Dekomentasi adalah metode pengumpulan data dengan cara
mencatat dokumen-dokumen atau catatan. Dokumen isinya terdiri atas
penjelasandan pemikiran tarhadap peristiwa dengan sengaja untuk
8
Burhan Bungin,2011, Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya, Jakarta: Prenada Media Group, hal.111
9
Haris Herdiansyah, 2011, Metode Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-Ilmu Sosial, Jakarta: Salemba Humanika, hal.118
10
menyipan atau merumuskan keterangan peristiwa tersebut.11 Penelitian menggunakan teknik ini sebagai bukti nyata membentukan dan
mempertahankan budaya organisasi di SAS FM.
Tahap dokumentasi penelitian di lakukan untuk mendapatkan bukti
fisik terbentuknya budaya, pekaksanaan budaya, laporan setiap hari bagi
karyawan yang menjalankan dan prgogram yang ada di SAS FM.
Pengambilan data ini berhubungan dengan budaya organisasi radio
dakwah yang di terapkan pada radio suara akbar surabaya.
F. Teknik validitas data
Untuk menghindari kesalahan data yang akan dianalisa maka
kevalidan agar data dapat diuji dengan cara teknik triangulasi. Berikut ini
teknik triangulasi
a. Triangulasi teknik : melakukan bermacam-macam teknik pengumpulan
data pada sumber data yang sama
b. Triangulasi sumber : menggunakan satu teknik pengumpulan data pada
bermacam-macam sumber data.12
11
Lexy J. Motoeng, Metodelogi Penelitian Kualitatif, hal. 190-191. 12
A. Teknik analisis data
Analis data merupakan proses mencari dan menyusun secara
sistematika data yang di peroleh dari hasil observasi, dekomenter, dan
sebagainya dengan cara mengorganisasikan kedalam kategori, memilih
mana data yang penting dan akan dipelajar, dan membuat kesimpulan
sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.13
Menurut sumberlain analisis data adalah proses penyusunan dan
menggabungkan data ke dalam pola, tema kategori, sedangkan penafsiran
adalah memberikan makna kepada analisis, menjelaskan pola atau
katagori, dan mencari hubungan antara beberapa konsep. Penafsiran
menggambarkan perspektif penelitian bukan kebenaran. Analisis dan
penafsiran data dalam penelitian kualitatif pada dasarnya bukan
merupakan hal yang berjalan bersama, keduanya dilakukan sejak awal
penelitia
13
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Sejaran berdirinya Radio suara akbar surabaya (SAS FM)
Radio Suara Akbar Surabaya (SAS) FM 107,5 MHz merupakan
salah satu media dakwah yang cukup memberikan manfaat dan harapan
bagi kemajuan syar’i Islam yang ada di Jawa Timur Khususnya. Suara
Akbaf sendiri diambil dari nama Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya.
Radio SAS FM berada dibawah naungan PT. Radio Media
As-Salam Surabaya didirikan oleh Akte Notaris H. Noor Alamsjah, SH.
Nomer 2 pada tanggal 14 Desember 2007 dan mengalami perubahan
Nomer 14 pada tanggal Februari 2008 Oleh notaris yang sama, Radio
Medio As-Salam beralamat di jl. Raya Margorejo Indah No A-509
Surabaya dan bertujuan untuk membangun usaha dibidang Radio Swasta
yaitu dengan nama Suara Akbar Surabaya (SAS) FM untuk pelaksanaanya
berkerja sama denga Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya Yang beralamat
di Jl. MAS Timur 1 Pagesangan Surabaya. SAS FM diresmikan pada
Tanggal 17 Agustus 2008, sama dengan tanggal lahir Masjid Nasional
Brand Image yang dibawa oleh Radio SAS FM 107,5 MHz adalah
radio religi yang memberikan banyak informasi sejuk, bermakna, dan
syar’i. Baik agama maupun yang berguna bagi kemajuan umat Islam. SAS
FM merupakan radio swasta atau komersial dengan format siaran secara
umum terdiri dari program pendidikan, keluarga, budaya, ekonomi dan
teknologi.1
Radio SAS FM memiliki program antara lain: Request, News,
dialog interaktif, Talk Show dan layanan masyarakat serta musik religi
barat dan juga indonesia, acara siara dari pagi sampai malam. SAS FM
meliki maksud dan tujuan dalam siara yaitu sebagai sara syiar, pendidikan,
hiburan yang baik kepada masyarakat, sebagai sarana untuk menyebarkan
aktivitas dakwah dan peribadatan yang dilaksanakan secara rutin ataupun
insidensial di Masjid Nasional Al-Akbar, baik secara live maupun
rekaman, juga sebagai sarana bagi masyarakat untuk mempublikasikan
kegiatan-kegiatan (informasi) dan sebagai media promosi baik jasa
maupunproduk layanan publik lainnya.2
1 Hasil Mengutip di Radio Suara Akbar Surabaya, 02 juli 2016: 09.30 Wib 2
2. Visi dan Misi Radio SAS FM
Visi:
SAS FM sebagai media pengembangan syiar, pendidikan, ekonomi dan
sosial budaya menuju masyarakat yang berakhlaq karimah dengan
mengedepankan aspek informasi yang menyejukkan dan memberi nilai demi
perbaikan umat.
Misi:
1. Pengembangan dakwah dan syiar Islam
2. Pengembangan pendidikan
3. Pengembangan sosial budaya
4. Pengembangan ekonomi dan bisnis Islam
3. Arti dari Logo SAS FM
a. Logo segi delapan adalah lambang dari kubah Masjid Nasional
b. Lingkaran berbentuk tiga dimensi mengartikan media itu dinamis
dan mengikuti perkembangan zaman
c. Tulisan SAS FM singkatan dari Suara Akbar Surabaya
d. Warna Emas adalah warna Exlusif
e. Warna Hijau adalah warna Favorit Islam
f. Warna Biru adalah warna mewakili warna sejuk
g. Dan Warna Orange adalah warna semangat3
4. PROFESIONAL MANAMEMEN
Komisaris
1) Komisaris Utama : Ir H. Mohammad Djaelani, MM
2) Komisaris : H. Rinto Harno
Direksi
1) Direktur Utama / General Manager : Ir. H. Tedjo Surjono
2) Manajer Pemasaran dan Usaha : Ir. H. R. Eddy Soekamto
3) Manajer Teknik dan Siaran : Drs. H. Helmy M. Noor
4) Manajer Administrasi dan Keuangan : Ir. H. Shakib Abdullah4
3 Hasil Wawancara dengan M. Rohanidin, 24 juli 2016; 11.00 Wib 4
5. STRUKTUR RADIO SAS FM
Direksi
Program Manajer (Alik Al-Ajin) Operasional
(M. Rohanidin)
Penyiar 1. Arin Rosa Lina 2. Diana Raharejja
3. Hanim Mufida 4. Nikmah Ajid
PROFIL RADIO
Nama Badan Hukum : PT. Radio Media Assalam Surabaya
Alamat Kantor : Jl. Raya Margorejo Indah A-509 Surabaya
Telepon : (031) 8432505 – 8437998
Fax : (031) 8437342
Station Call : SAS FM
Frekuensi : 107,5 Mhz
Alamat Studio : Kompleks Masjid Nasional Al Akbar Surabaya
Jl. MAS Timur 1 Pagesangan - Surabaya
Telepon : (031) 8297299
Fax : (031) 8297055
e-mail : sasfmsby@yahoo.com
SMS inbox : +6281230006345
Tag : Sejuk Bermakna
Misi Program Radio : Radio yang bermanfaat, menghibur, dan syar’i
Positioning Value : Make Muslim Grow and Smart
Sapaan Pendengar : Sahabat SAS FM
Jangkauan : Surabaya dan sekitarnya, sebagian wilayah gersik, sidoarjo,
bangkalan.
Format Siaran : Talk, Young Muslim Family, Musik, News
Format Musik : Pop Islam Indonesia, Pop Islami Manca Nasyid
Kelompok Usia :
Status Ekonomi Sosial :
40%
60%
Laki-laki
Perempuan
10%
20%
40%
30% < 15 tahun
15 s/d 24 tahun
25 s/d 29 tahun
40 s/d >50 tahun
10% 10%
20%
15% 15%
30% < 500.000 500.000-700.000
700.001-1.000.000
1.000.001-2.000.000
2.000.001-3.000.000
Tingkat Pendidikan
Pekerjaan
Program Siaran
JAM SIAR MATERI
03.30 – 06.00
Jelang Subuh
Program religi mulai bacaan tartil Al Quran hingga kumandang
adzan subuh kemudian dilanjutkan dengan kajian agama langsung
dari ruang utama Masjid Nasional Al Akbar
10% 10% 1