• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KUALITAS PRODUK, KUALITAS PELAYANAN DAN HARGA TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN PADA PRODUK FASHION ZOYA DIPONEGORO SURABAYA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH KUALITAS PRODUK, KUALITAS PELAYANAN DAN HARGA TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN PADA PRODUK FASHION ZOYA DIPONEGORO SURABAYA."

Copied!
102
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KUALITAS PRODUK, KUALITAS PELAYANAN

DAN HARGA TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN PADA

PRODUK FASHION ZOYA DIPONEGORO SURABAYA

SKRIPSI

Oleh :

MAULIDAH AGUSTINA NIM : C74212133

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

PRODI EKONOMI SYARIAH

SURABAYA

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

Skripsi yang berjudul “Pengaruh Kualitas Produk, Kualitas Pelayanan dan

Harga terhadap Loyalitas Pelanggan pada Produk Fashion Zoya Diponegoro

Surabaya” ini merupakan hasil penelitian kuantitatif yang bertujuan untuk

menjawab pertanyaan tentang apakah kualitas produk, kualitas pelayanan dan harga secara simultan berpengaruh signifikan terhadap loyalitas pelanggan produk fashion Zoya Diponegoro Surabaya dan apakah kualitas produk, kualitas pelayanan dan harga secara parsial berpengaruh signifikan terhadap loyalitas pelanggan produk fashion Zoya Diponegoro Surabaya.

Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian asosiatif. Penelitian asosiatif adalah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh ataupun juga hubungan antara dua variabel atau lebih. Adapun responden dalam penelitian ini sebanyak 100 pelanggan. Teknik pengambilan sampelnya menggunakan sampel aksidental yang artinya penentuan sampel pada penelitian ini berdasarkan kebetulan, siapa saja yang kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu sesuai dengan sumber data. Teknik pengumpulan data dengan memberi kuesioner pada responden, wawancara, dan dokumentasi. Dalam membuktikan dan menganalisis hal tersebut, maka digunakan uji validitas dan reliabilitas, uji asumsi klasik, uji regresi linier berganda serta uji F (simultan) dan uji t (parsial).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada uji simultan F variabel kualitas produk, kualitas pelayanan dan harga didapati hasil sebesar 0,000 yang mana nilainya lebih kecil dari 0,05. Maka hal ini menunjukkan bahwa variabel kualitas produk, kualitas pelayanan, dan harga jika diuji secara simultan (bersama-sama) hasilnya yaitu berpengaruh signifikan terhadap variabel loyalitas pelanggan. Jika pada uji parsial t, pada variabel kualitas produk didapati hasil sebesar 0,000 pada variabel kualitas pelayanan sebesar 0,020 dan pada variabel harga sebesar 0,480 yang artinya bahwa hasil variabel kualitas produk dan kualitas pelayanan lebih kecil dari 0,05 dan variabel harga lebih besar dari 0,05. Maka hal ini menunjukkan bahwa variabel kualitas produk dan kualitas pelayanan jika diuji secara parsial (sendiri) hasilnya yaitu berpengaruh signifikan terhadap variabel loyalitas pelanggan, sedangkan pada variabel harga menunjukkan jika diuji secara parsial (sendiri) hasilnya yaitu tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel loyalitas pelanggan.

(7)

DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL DALAM ... i

PERNYATAAN KEASLIAN ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

PENGESAHAN ... iv

MOTTO ... v

ABSTRAK ... vi

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR TRANSLITERASI ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 9

C. Tujuan Penelitian ... 9

D. Kegunaan Hasil Penelitian ... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 11

A. Landasan Teori... 11

1. Kualitas Pelanggan ... 11

2. Kualitas Pelayanan ... 17

3. Harga ... 21

4. Loyalitas Pelanggan ... 28

B. Penelitian Terdahulu ... 34

C. Kerangka Konseptual ... 39

D. Hipotesis ... 40

BAB III METODE PENELITIAN... 41

A. Jenis Penelitian... 41

(8)

C. Populasi dan Sampel ... 41

D. Variabel Penelitian ... 43

E. Definisi Operasional ... 44

F. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas ... 46

G. Jenis dan Sumber Data ... 50

H. Teknik Pengumpulan Data ... 51

I. Teknik Analisis Data... 53

1. Uji Asumsi Klasik ... 53

2. Analisis Regresi Linier Berganda ... 55

3. Uji Hipotesis ... 56

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 59

A. Deskripsi Umum Objek Penelitian ... 59

1. Lokasi Penelitian ... 59

2. Sejarah Zoya Fashion Diponegoro Surabaya ... 59

3. Profil Zoya Fashion Diponegoro Surabaya... 60

a. Kualitas Produk ... 60

b. Kualitas Pelayanan ... 61

c. Harga ... 62

4. Karakteristik Responden ... 63

B. Analisis Data ... 66

1. Uji Asumsi Klasik ... 66

2. Analisis Persamaan Regresi Linier Berganda ... 70

3. Uji Hipotesis ... 73

BAB V PEMBAHASAN ... 78

A. Pengaruh Kualitas Produk, Kualitas Pelayanan dan Harga terhadap Loyalitas Pelanggan pada Produk Fashion Zoya Diponegoro Surabaya secara Simultan 78 B.Pengaruh Kualitas Produk, Kualitas Pelayanan dan Harga terhadap Loyalitas Pelanggan pada Produk Fashion Zoya Diponegoro Surabaya secara Parsial 80 BAB VI PENUTUP ... 90

A. Kesimpulan ... 90

B. Saran ... 91

(9)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada era modernisasi saat ini perkembangan bisnis sangatlah pesat.

Hal ini ditandai dengan banyaknya unit usaha baru yang dirintis oleh

masyarakat mulai dari yang berskala kecil, menengah, sampai yang

berskala besar. Banyaknya bisnis yang bermunculan berdampak pada

meningkatnya pesaing antara pengusaha satu dengan pengusaha lainnya.

Hal ini membuat para pengusaha untuk selalu memaksimalkan kinerja

usahanya agar dapat bersaing di pasar. Untuk mengatasi hal tersebut, para

pengusaha harus memiliki strategi pemasaran yang kuat dalam

memasarkan produk-produknya dan mempertahankan pelanggannya,

sehingga dapat bertahan dalam persaingan tersebut.

Baru-baru ini banyak bermunculan bisnis yang berbasis syariah,

seperti perbankan syariah, travel syariah, hotel syariah, salon syariah, dan

lain sebagainya termasuk pakaian atau produk fashion yang syar’i.

Perkembangan fashion busana muslim di Indonesia saat ini sangatlah

pesat. Tidak hanya busana wanita, melainkan juga busana pria, mulai dari

dewasa, remaja, dan anak-anak. Pada negara-negara maju seperti

Amerika, Inggris, Prancis, dan Korea telah menjadi negara dengan

(10)

2

Indonesia pada saat ini lebih memfokuskan bagaimana fashion busana

muslim Indonesia dapat dipandang oleh dunia.1

Allah SWT. berfirman dalam QS. Al-Ahzab ayat 59:



Artinya: “Hai nabi, Katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”2

Banyak sekali merek busana muslim yang bermunculan di Indonesia,

seperti Rabbani, Dannis, Elzatta, Zoya, Nafisa, dan lain sebagainya. Zoya

merupakan salah satu merk busana muslim terkenal di Indonesia yang

disukai para wanita Indonesia, mulai dari remaja sampai dewasa. Gayanya

yang chic, trendy, dan modis membuat Zoya mampu berkreasi model

busana dari jenis kasual hingga busana formal. Zoya tercipta pada tahun

2005 sebagai alternatif busana muslim berkualitas dan up-to-date. Zoya

merupakan salah satu lini bisnis dari Shafco Enterprise, sebuah holding

company yang bergerak dalam bidang muslim fashion sejak tahun 1989

dengan kantor pusat di Bandung, Indonesia.3

Persaingan di dunia fashion muslim yang ketat menuntut pengusaha

Zoya untuk selalu berinovasi serta memiliki strategi yang kuat dalam

1 Suci Pratiwi, “Indonesia Kiblat Fashion Muslim Dunia”,

http://www.jurnalasia.com/2015/12/23/indonesia-kiblat-fashion-muslim-dunia/, diakses pada 29 Maret 2016.

(11)

3

memasarkan produk-produknya dan mempertahankan pelanggannya.

Pelanggan (customer) berbeda dengan konsumen (consumer), seorang

dapat dikatakan sebagai pelanggan apabila orang tersebut mulai

membiasakan diri untuk membeli produk atau jasa yang ditawarkan oleh

badan usaha. Kebiasaan tersebut dapat dibangun melalui pembelian

berulang-ulang dalam jangka waktu tertentu, apabila dalam jangka waktu

tertentu tidak melakukan pembelian ulang maka orang tersebut tidak

dapat dikatakan sebagai pelanggan tetapi sebagai seorang pembeli atau

konsumen.4

Memasuki millennium baru, orientasi perusahaan masa depan

mengalami pergeseran dari pendekatan konvensional ke arah pendekatan

kontemporer. Pendekatan konvensional menekankan pada kepuasan

pelanggan, reduksi biaya, pangsa pasar, dan riset pasar. Sedangkan

pendekatan kontemporer berfokus pada loyalitas pelanggan, retensi

pelanggan, zero defections, dan life long customers.

Loyalitas sendiri menurut Fandy Tjiptono adalah suatu komitmen

pelanggan terhadap suatu merek, toko, atau pemasok berdasarkan sikap

positif dan tercermin dari pembelian yang konsisten.5 Sedangkan menurut

Kotler loyalitas pelanggan adalah suatu ukuran keterikatan pelanggan

terhadap suatu produk yang terwujud pada keinginan untuk

merekomendasikannya pada orang lain.

4 Trisno Musanto, “Faktor-Faktor Kepuasan Pelanggan dan Loyalitas Pelanggan: Studi Kasus

pada CV. Sarana Media Advertising Surabaya”, Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, No. 2 (September, 2004), 128.

(12)

4

Dari beberapa definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

loyalitas pelanggan adalah suatu komitmen pelanggan terhadap

perusahaan yang tercermin pada sikap positif dengan melakukan

pembelian ulang dan keinginan untuk merekomendasikan kepada orang

lain.

Untuk memenuhi loyalitas pelanggan, perusahaan harus mempunyai

strategi untuk memuaskan pelanggan agar mereka tetap setia pada

perusahaan tersebut.

Kepuasan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah perihal

(yang bersifat) puas; kesenangan; kelegaan dsb.6 Kepuasan dapat

diartikan sebagai perasaan puas, rasa senang, dan kelegaan seseorang

dikarenakan mengkonsumsi suatu produk atau jasa untuk mendapatkan

pelayanan suatu jasa.

Secara umum, kepuasan (satisfaction) adalah perasaan senang atau

kecewa seseorang yang timbul karena membandingkan kinerja yang

dipersepsikan produk (atau hasil) terhadap ekspektasi mereka. Jika kinerja

gagal memenuhi ekspektasi, pelanggan akan tidak puas. Jika kinerja

sesuai dengan ekspektasi, pelanggan akan puas. Jika kinerja melebihi

ekspektasi, pelanggan akan sangat puas atau senang. Penilaian pelanggan

atas kinerja produk tergantung pada banyak faktor, terutama jenis

hubungan loyalitas yang dimiliki pelanggan dengan sebuah merek.

6 Tim Redaksi Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga

(13)

5

Konsumen sering membentuk persepsi yang lebih menyenangkan tentang

sebuah produk dengan merek yang sudah mereka anggap positif.7

Dari pengertian kepuasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa

kepuasan pelanggan mencakup perbedaan antara harapan dan kinerja atau

hasil yang dirasakan. Pelanggan adalah orang yang menerima hasil

pekerjaan seseorang atau suatu organisasi, oleh karena itu hanya

merekalah yang dapat menentukan kualitasnya seperti apa dan hanya

mereka yang dapat menyampaikan apa dan bagaimana kebutuhan

mereka.8

Menurut Lupiyoadi, ada lima faktor dalam menentukan kepuasan

pelanggan yang harus diperhatikan oleh perusahaan agar pelanggan tetap

loyal, yaitu: kualitas produk, kualitas pelayanan, emosi, harga, dan biaya.

Dari kelima faktor yang diungkapkan oleh Lupiyoadi Rambat,

peneliti mengambil tiga dari kelima faktor tersebut untuk diketahui lebih

dalam dan diambil sebuah judul penelitian yang kemudian diuji sesuai

teori dan objek penelitian yang ada. Dimana penelitian ini akan dilakukan

sesuai dengan permasalahan yang ditemukan peneliti sebelumnya.

Ketiga faktor tersebut adalah kualitas produk, kualitas pelayanan, dan

harga. Dalam memilih suatu produk hal terpenting yang akan

dipertimbangkan konsumen adalah kualitas produk. Produk sendiri

terdapat dua macam yaitu berupa barang dan jasa. Barang dan jasa yang

7 Philip Kotler dan Kevin Lane Keller, Manajemen Pemasaran, Edisi 13, Jilid 1 (Jakarta:

Erlangga, 2009), 139.

8 Fandy Tjiptono dan Anastasia Diana, Total Quality Management, Edisi Revisi (Yogyakarta:

(14)

6

diproduksi dalam Islam didasarkan kepada akidah pokok dalam

muamalah, yaitu apa saja dibolehkan kecuali yang dilarang. Ini berarti

bahwa barang dan jasa yang diproduksi hendaknya yang halal, bukan yang

haram. Barang yang dijualpun harus jelas, tidak boleh ada unsur gharar

(ketidakjelasan), dan tidak cacat.

Selain ditinjau dari kualitas produk, kualitas pelayanan juga

merupakan hal penting yang menjadi pertimbangan pelanggan untuk

bertahan dalam melakukan pembelian di suatu perusahaan. Islam

mengajarkan jika ingin memberikan hasil usaha baik berupa barang

maupun pelayanan jasa hendaknya memberikan yang berkualitas, jangan

memberikan yang buruk atau tidak berkualitas kepada orang lain. Seperti

dijelaskan dalam Al-Qur’an surat al-baqarah ayat 267:

 Allah) sebagian dari usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang kami keluarkan dari bumi untuk kamu dan janganlah kamu memilih yang berburuk-buruk lalu kamu nafkahkanlah dirinya padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memicingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah bahwa Allah maha kaya lagi maha terpuji.”9

Faktor yang mempengaruhi loyalitas pelanggan selanjutnya adalah

harga. Harga juga merupakan salah satu bagian yang sangat penting

(15)

7

dalam pemasaran suatu produk, karena harga adalah satu dari empat

bauran pemasaran. Terdapat sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Anas

sebagai berikut:

َلاَق ٍسَنَأ ْنَع

ِهَللا ُلوُسَر َلاَقَ ف اَنَل ْرِعَسَف ُرْعِسلا َََغ ِهَللا َلوُسَر اَي ُساَنلا

ِهْيَلَع ُهَللا ىَلَص

َأ َسْيَلَو َهَللا ىَقْلَأ ْنَأ وُجْرَََ ِِِإَو ُقِزاَرلا ُطِساَبْلا ُضِباَقْلا ُرِعَسُمْلا َوُ َهَللا َنِإ َمَلَسَو

ََ

ٍلاَم َََو ٍمَد ِِ ٍةَمَلْظَِِ ُِِبِلاَطُي ْمُكْنِم

Artinya: “Dari Anas, ia berkata: Orang-orang berkata, "Wahai Rasulullah, harga telah naik, maka tetapkanlah harga untuk kami." Lalu Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya Allah yang menetapkan harga, yang mempersempit, dan yang memperluas, dan aku berharap bertemu dengan Allah sedangkan salah salah seorang dari kalian tidak menuntutku karena kezhaliman dalam darah atau harta.” (HR: Ibnu Majah).10

Menurut Yusuf Qordhawi, yang dimaksud hadits tersebut adalah

manusia dikuasakan atas harta mereka dengan syarat tidak

membahayakan mereka dan orang lain, karena tidak boleh ada bahaya dan

tidak boleh membahayakan orang lain.

Dari penjelasan tentang harga tersebut maka dapat dikatakan bahwa

dalam menetapakan harga antara penjual dan pembeli tidak boleh ada

yang dirugikan. Ketika produk tersebut mahal maka kualitasnya juga

harus bagus dan mengandung manfaat lebih, pelanggan juga harus merasa

puas walaupun harganya mahal.

Tujuan penetapan harga dapat mendukung strategi pemasaran

berorientasi pada permintaan primer apabila perusahaan meyakini bahwa

10 Muhammad Nashiruddin Al-Albani, Kutubus Sittah Shahih Sunan Ibnu Majah (Kampung

(16)

8

harga yang lebih murah dapat meningkatkan jumlah pemakai atau tingkat

pemakaian atau pembelian ulang dalam bentuk atau kategori produk

tertentu.11

Berdasarkan penjelasan di atas, banyaknya pesaing baik kalangan

bawah, menengah, ataupun kalangan atas membuat pelanggan Zoya

berpindah-pindah dan tingkat loyalitas pelanggan selalu mengalami

fluktuasi setiap bulannya, sehingga mempertahankan loyalitas pelanggan

menjadi salah satu strategi pemasaran yang digunakan oleh Zoya dengan

selalu memperbaiki kualitas produk, kualitas pelayanan, dan harga agar

sesuai dengan harapan pelanggan dan sesuai dengan syariat Islam. Selain

itu, untuk mempertahankan loyalitas pelanggan dapat menguntungkan

perusahaan, karena pelangan yang loyal secara tidak langsung akan

menceritakan pengalamannya melakukan pembelian di suatu perusahaan.

Itu akan menjadi nilai positif tersendiri bagi perusahaan untuk

mendapatkan pelanggan baru tanpa mengeluarkan biaya lebih. Oleh sebab

itu, untuk mengetahui faktor mana yang berpengaruh dalam

meningkatkan loyalitas pelanggan Zoya peneliti melakukan penelitian

dengan judul “Pengaruh Kualitas Produk, Kualitas Pelayanan dan Harga

terhadap Loyalitas Pelanggan pada Produk Fashion Zoya Diponegoro

Surabaya”.

11 Fandy Tjiptono, Gregorius Chandra dan Dadi Adrianan, Pemasaran Strategik (Yogyakarta:

(17)

9

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti merumuskan masalah

penelitian sebagai berikut:

1. Apakah kualitas produk, kualitas pelayanan dan harga berpengaruh

secara simultan terhadap loyalitas pelanggan pada produk fashion

ZOYA Diponegoro Surabaya?

2. Apakah kualitas produk, kualitas pelayanan dan harga berpengaruh

secara parsial terhadap loyalitas pelanggan pada produk fashion ZOYA

Diponegoro Surabaya?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian adalah:

1. Untuk membuktikan bahwa kualitas produk, kualitas pelayanan dan

harga berpengaruh secara simultan terhadap loyalitas pelanggan pada

produk fashion ZOYA Diponegoro Surabaya.

2. Untuk membuktikan bahwa kualitas produk, kualitas pelayanan dan

harga berpengaruh secara parsial terhadap loyalitas pelanggan pada

produk fashion ZOYA Diponegoro Surabaya.

D. Kegunaan Hasil Penelitian

1. Kegunaan teoritis

Dapat memperkaya wawasan dan wacana dalam ekonomi Islam

(18)

10

meningkatkan kompetensi diri, kecerdasan intelektual dan emosional

tentang perilaku konsumen dan strategi dalam mempertahankan

loyalitas pelanggan di suatu perusahaan.

2. Kegunaan praktis

a. Bagi Pengusaha

Sebagai sumbang saran dan masukan bagi para pengusaha

dalam mengetahui perubahan perilaku konsumen yang dihadapi

oleh sebuah perusahaan, serta dapat memberikan kontribusi

positif bagi masyarakat dalam melakukan aktifitas ekonominya.

b. Bagi Zoya Diponegoro Surabaya

Menambah sumbangan pemikiran kepada Zoya Diponegoro

Surabaya tentang perilaku konsumen, supaya mampu

mempertahankan loyalitas pelanggannya dengan selalu

memperbaiki kualitas produk dan kualitas pelayanannya, serta

(19)

11

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

Loyalitas pelanggan merupakan suatu komitmen pelanggan terhadap

perusahaan yang tercermin pada sikap positif dengan melakukan

pembelian ulang dan keinginan untuk merekomendasikan kepada orang

lain. Menurut Kotler, loyalitas pelanggan akan mengalami peningkatan

ketika pelanggan merasa puas setelah melakukan pembelian. Kepuasan

pelanggan menjadi salah satu indikator penting dalam menentukan

loyalitas pelanggan. Kepuasan pelanggan akan terjadi apabila produk

yang dipilih melebihi harapan pelanggan atau setidaknya sesuai dengan

keinginan pelanggan. Sedangkan ketidakpuasan akan terjadi apabila

produk yang dipilih tidak memenuhi harapan yang diinginkan pelanggan.1

Kata kepuasan satisfaction berasal dari bahasa latin “satis” yang

berarti cukup baik, memadai dan “facio” yang berarti melakukan atau

membuat. Menurut Kotler dan Keller, kepuasan mencerminkan penilaian

seseorang tentang kinerja produk anggapannya (atau hasil) dalam

kaitannya dengan ekspektasi. Jika kinerja produk tersebut tidak

memenuhi ekspektasi, pelanggan tersebut tidak puas dan kecewa. Jika

1

(20)

12

kinerja produk sesuai ekspektasi, pelanggan tersebut puas. Jika kinerja

produk melebihi ekspektasi, pelanggan tersebut senang.2

Sedangkan menurut Zeithmal dan Bitner kepuasan adalah respon atau

tanggapan konsumen mengenai pemenuhan kebutuhan. Kepuasan

merupakan penilaian mengenai ciri atau keistimewaan produk atau jasa,

atau produk itu sendiri yang menyediakan tingkat kesenangan konsumen

berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan konsumsi konsumen.

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa, kepuasan

pelanggan adalah tingkat kepuasan pelanggan ketika hasil atau kinerja

produk sesuai dengan ekspektasi mereka.

Menurut Lupiyoadi terdapat lima faktor yang dapat mempengaruhi

kepuasan konsumen, yaitu: kualitas produk, kualitas pelayanan, emosi,

biaya, dan harga. 3

Dari teori yang diungkapkan oleh Kotler di atas dapat diketahui bahwa

kepuasan pelanggan mempengaruhi loyalitas pelanggan, sedangkan

kepuasan pelanggan dipengaruhi oleh kualitas produk, kualitas pelayanan,

emosi, harga, dan biaya. Sehingga dapat dikatakan bahwa hal-hal yang

menjadi indikator kepuasan pelanggan dapat mempengaruhi loyalitas

pelanggan yaitu, kualitas produk, kualitas pelayanan, emosi, harga, dan

biaya. Tiga dari kelima faktor yang sering menjadi topik pembahasan

dalam persaingan akan dijelaskan dalam penelitian ini.

2 Philip Kotler dan Kevin Lane Keller, Manajemen Pemasaran, Edisi 13, Jilid 2 (Jakarta:

Erlangga, 2009), 14.

3 Lupiyoadi Rambat, Manajemen Pemasaran Jasa Teori dan Praktek (Jakarta: Salemba Empat,

(21)

13

1. Kualitas Produk

Konsep produk berpendapat bahwa konsumen menyukai produk

yang menawarkan kualitas, kinerja, dan fitur inovatif terbaik.4 Oleh

karena itu, perusahaan harus terus menerus meningkatkan upaya

dalam perbaikan produknya sehingga konsumen tertarik membeli dan

menggunakannya kemudian melakukan pembelian ulang.

Menurut Goets dan Davist dalam Fandy Tjiptono, kualitas

merupakan suatu kondisi dinamis yang berpengaruh dengan produk,

jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi

harapan. Konsep kualitas itu sendiri sering dianggap sebagai ukuran

relatif kebaikan suatu produk atau jasa yang terdiri atas kualitas

desain dan kualitas kesesuaian. Kualitas desain merupakan fungsi

spesifikasi produk, sedangkan kualitas kesesuaian adalah suatu

ukuran seberapa jauh suatu produk mampu memenuhi persyaratan

atau spesifikasi kualitas yang telah ditetapkan.

Secara konseptual, produk adalah pemahaman subjektif dari

produsen atau ‘sesuatu’ yang bisa ditawarkan sebagai usaha untuk

mencapai tujuan organisasi melalui pemenuhan kebutuhan dan

keinginan konsumen, sesuai dengan kompetensi dan kapasitas

organisasi serta daya beli pasar.5 Menurut Kotler produk merupakan

sesuatu yang ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta,

4 Philip Kotler dan Kevin Lane Keller, Manajemen Pemasaran, Edisi 13, Jilid 2 (Jakarta:

Erlangga, 2009), 19.

(22)

14

dicari, dibeli, digunakan atau dikonsumsi pasar sehingga pemenuha

kebutuhan dan keinginan pasar yang bersangkutan dapat terpenuhi.

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa kualitas produk

merupakan suatu hal yang penting bagi pelanggan agar tetap bertahan

pada suatu produk, sehingga pelanggan akan terus melakukan

pembelian ulang. Produk yang ditawarkan haruslah benar-benar

produk yang berkualitas dan telah teruji, karena pelanggan sangat

mengutamakan kualitas produk itu sendiri. Pelanggan akan lebih

menyukai dan memilih produk yang mempunyai kualitas lebih baik

daripada produk lain sejenis yang kualitasnya tidak begitu baik, dan

pelanggan akan rela mengeluarkan biaya berapapun untuk membeli

produk yang berkualitas dan dapat memenuhi kebutuhan dan

keinginannya.

Kualitas produk mencerminkan kemampuan produk untuk

menjalankan tugasnya yang mencakup daya tahan, kehandalan,

kemajuan, kekuatan, kemudahan dalam pengemasan, dan reparasi

produk dan ciri-ciri lainnya.6

Menurut Fandy Tjiptono, terdapat enam dimensi kualitas produk,

yaitu:7

6 Philip Kotler dan Gary Amstrong, Prinsip-Prinsip Pemasaran, Jilid 1 (Jakarta: Erlangga, 1997),

279.

(23)

15

a. Kinerja (performance)

Kinerja merupakan karakteristik pokok dari produk inti (core

product) yang dibeli.

b. Keistimewaan tambahan (features)

Karakteristik sekunder atau pelengkap.

c. Keandalan (reliability)

Kemungkinan kecil akan mengalami kerusakan atau gagal dipakai.

d. Kesesuaian dengan spesifikasi (conformance to specifi cations)

Sejauh mana karakteristik desain dan operasi memenuhi

standar-standar yang telah ditetapkan sebelumnya.

e. Daya tahan (durability)

Berkaitan dengan berapa lama produk tersebut dapat terus

digunakan. Dimensi ini mencakup umur ekonomis suatu produk.

f. Estetika (asthethic)

Daya tarik produk terhadap panca indera, seperti: bentuknya yang

menarik, desain yang artistik, warna produk, dan sebaginya.

Menurut Fandy Tjiptono menyebutkan bahwa kualitas produk

memiliki hubungan yang erat dengan kepuasan pelanggan untuk

menjaga ikatan hubungan yang kuat dengan perusahaan dalam jangka

panjang, ikatan seperti ini memungkinkan perusahaan untuk

memahami dengan seksama harapan pelanggan serta membutuhkan

mereka.8

(24)

16

Di dalam konsep ekonomi Islam, terdapat beberapa aturan yang

menjadi dasar hukum tentang perilaku konsumen yang merupakan

pegangan umat Islam dalam melakukan konsumsinya. Diantaranya

yang terdapat dalam firman Allah Surat Ali-Imran (14):



Artinya: “Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).”9

Dari ayat di atas, telah diketahui batasan-batasan bagaimana

umat Islam dalam melakukan kegiatan konsumsinya. Setidaknya

dalam melakukan konsumsi, seorang muslim harus memperhatikan:

1) Jenis barang yang dikonsumsi haruslah baik dan halal, baik dari

segi zatnya maupun proses mendapatkannya.

2) Kemanfaatan/kegunaan barang yang dikonsumsi, artinya barang

yang dikonsumsi lebih memberikan manfaat dan jauh dari

merugikan dirinya sendiri maupun orang lain.

3) Kuantitas barang yang dikonsumsi tidak berlebihan dan tidak

terlalu sedikit atau kikir, tetapi pertengahan. Serta ketika memiliki

kekayaan lebih hendaklah mau berbagi kepada sesama melalui

(25)

17

zakat, infaq dan sedekah, sebaliknya ketika kekurangan haruslah

sabar dan merasa cukup dengan apa yang dimilikinya.10

Adanya aturan tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan dan

mewujudkan kemaslahatan hidup di dunia dan di akhirat. Sehingga

konsep perilaku konsumen dalam ekonomi Islam tidak hanya

menggunakan rasional dan kepuasan semata, tetapi didasarkan juga

pada syariat-syariat Islam untuk menyeimbangkan antara kebutuhan

materiil dan spiritual demi tercapainya falah (kemaslahatan).

2. Kualitas Pelayanan

Pengertian pelayanan secara umum menurut Purwadarminto

adalah menyediakan segala apa yang dibutuhkan orang lain.11

Sedangkan menurut Fandy Tjiptono pelayanan adalah kegiatan yang

dilakukan perusahaan kepada pelanggan yang telah membeli

produknya.12

Menurut Kasmir, pelayanan merupakan rasa yang menyenangkan

yang diberikan kepada orang lain disertai keramahan dan kemudahan

dalam memenuhi kebutuhan mereka.13 Pelayanan diberikan sebagai

tindakan atau perbuatan seseorang atau organisasi untuk memberikan

kepuasan kepada pelanggan. Tindakan tersebut dapat dilakukan

melalui cara langsung melayani pelanggan. Karyawan langsung

berhadapan dengan pelanggan atau menetapkan sesuatu dimana

10 Abdul Aziz, Etika Bisnis Perspektif Islam (Bandung: Alfabeta, 2013), 166.

11 Purwadarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia (Jakarta: Balaik Pustaka, 1996), 245. 12 Fandy Tjiptono, Manajemen Jasa, 94.

(26)

18

pelanggan sudah mengetahui tempatnya atau pelayanan melalui

telepon. Tindakan yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan

pelanggan akan suatu produk atau jasa yang mereka butuhkan.

Menurut Kotler pelayanan adalah setiap tindakan atau kegiatan

yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain, yang pada

dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan

apapun. Produksinya dapat dikaitkan atau tidak dikaitkan pada satu

produk fisik. Pelayanan merupakan perilaku produsen dalam rangka

memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan demi tercapainya

kepuasan pada pelnggan itu sendiri.

Dari definisi yang telah dikemukakan oleh beberap ahli di atas,

dapat disimpulkan bahwa kualitas pelayanan adalah ciri,

karakteristik, atau perilaku karyawan terhadap pelanggan yang

berpengaruh pada kemampuan untuk memuaskan keinginan dan

kebutuhan pelanggan. Kepuasan tersebut dapat ditandai dengan rasa

puas atau kecewa. Jika pelanggan tersebut merasa puas dengan

pelayanan yang ada maka sikap loyalitas mereka akan tumbuh dan

mereka akan tetap bertahan (retensi pelanggan).

Menurut Lupiyoadi Rambat terdapat lima hal yang menjadi

dimensi kualitas pelayanan, yaitu:14

(27)

19

a. Tampilan Fisik (Tangibles)

Tampilan fisik merupakan kemampuan suatu perusahaan

dalam menunjukkan eksistensinya kepada pihak eksternal.

Penampilan dan kemampuan sarana dan prasarana fisik harus

dapat diandalkan, keadaan lingkungan sekitarnya adalah bukti dari

pelayanan yang diberikan.

b. Kehandalan (Reliability)

Kehandalan yaitu kemampuan untuk memberikan jasa sesuai

dengan yang dijanjikan dengan akurat dan handal. Hal ini sangat

penting bagi sebagian pelanggan, sehingga mereka bersedia

mengeluarkan biaya tambahan agar perusahaan melakukan

transaksi sesuai dengan yang dijanjikan. Hal ini dapat

digambarkan dengan kecepatan pelayanan.

c. Daya Tanggap (Responsiveness)

Daya tanggap merupakan kesediaan untuk membantu

pelanggan dan memberikan pelayanan dengan segera dan tepat.

Dimensi ini menentukan pada kecepatan dalam menghadapi

permintaan, pertanyaan, keluhan, dan kesulitan pelanggan.

Dimensi ini dapat digambarkan dengan karyawan tanggap dalam

menghadapi keluhan, kesediaan membantu pelanggan, kecepatan

(28)

20

d. Jaminan (Assurance)

Jaminan merupakan pengetahuan dan keramahan karyawan

serta kemampuannya untuk memberikan kesan dapat dipercaya

dan penuh keyakinan.

e. Kepedulian (Emphaty)

Kepedulian adalah memiliki rasa memperhatikan dan

memelihara kepada masing-masing pelanggan.

Penjelasan di atas didukung dengan konsep ekonomi Islam

tentang kualitas pelayanan. Diantaranya yaitu dalam firman Allah

QS. Al-A’raaf (26) dan QS. Al-Ahzab (21):

Artinya: “Hai anak adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan, dan pakaian takwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat.”15

(29)

21

Kedua ayat tersebut menjelaskan bahwa manusia harus selalu

menjaga penampilannya dengan berpakaian yang indah dan menutu

aurat. Selain itu, harus selalu berperilaku baik sesuai dengan yang

telah dicontohkan pada diri Rasulullah sebagai suri tauladan bagi

umat manusia.

3. Harga

Harga adalah satu-satunya unsur dalam bauran pemasaran yang

dapat menghasilkan pendapatan. Harga juga merupakan unsur yang

paling luwes, dimana harga dapat diubah secara cepat.

Definisi sederhana dari harga adalah jumlah uang yang

dibebankan atas suatu produk atau jasa. Arti lebih luasnya adalah

sejumlah nilai yang ditukarkan konsumen dengan manfaat dari

memiliki atau menggunakan produk atau jasa tersebut.17

Sedangkan menurut Limakrisna Nanda tentang penetapan

strategi harga, harga merupakan suatu alat pemasaran yang

dipergunakan oleh suatu organisasi (marketing). Harga merupakan

alat yang sangat penting, merupakan faktor yang mempengaruhi

keputusan pembelian di dalam sektor publik, harga sering tidak

terikat pada produk (barang/jasa).18

William J. Stanton mendefinisikan harga dengan jumlah uang

(kemungkinan ditambah beberapa barang) yang dibutuhkan untuk

17 Philip Kotler dan Gary Amstrong, Prinsip-prinsip, 559.

(30)

22

memperoleh beberapa kombinasi sebuah produk dan pelayanan yang

menyertainya.19

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan yang dimaksud

harga secara garis besar adalah sejumlah uang yang dibayar untuk

mendapatkan produk (barang/jasa) tertentu.

Menurut Philip Kotler dan Kevin Lane Keller, nilai merupakan

kombinasi kualitas, pelayanan, dan harga yang disebut juga “tiga

elemen pelanggan”. Nilai meningkat seiring dengan meningkatnya

kualitas dan pelayanan, dan sebaliknya menurun seiring dengan

menurunnya harga.20

Menurut Marwan Asri, bahwa penilaian harga dapat memberikan

pengaruh yang besar bagi pelanggan untuk memilih produk tertentu

maupun toko/penjual tertentu. Semakin tinggi manfaat yang

dirasakan seseorang dari produk tersebut maka semakin tinggi nilai

tukar produk tersebut di mata pelanggan dan semakin besar pula alat

penukar yang bersedia dikorbankan.

Selain itu, Jill Griffin berpendapat dalam customer loyalty bahwa

pelanggan menginginkan nilai nyata atas uang mereka sehingga

mereka dapat mengeluarkan uang dengan lebih bijaksana.

Banyak hal yang berkaitan tentang harga yang menjadi latar

belakang konsumen dalam memilih suatu produk untuk dimilikinya.

19 Marius P. Angipora, Dasar-dasar Pemasaran (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1999), 174. 20 Philip Kotler dan Kevin Lane Keller, Manajemen Pemasaran, Edisi Ketiga Belas, Jilid 1

(31)

23

Diataranya yang pertama, karena konsumen benar-benar ingin

merasakan nilai dan manfaat dari suatu produk tersebut. Yang kedua,

karena melihat bahwa produk tersebut dapat dimiliki dengan harga

lebih murah dari biasanya atau karena ingin dilihat oleh konsumen

lain bahwa tahu banyak tentang produk tersebut.

a. Tujuan Penetapan Harga

Pada dasarnya ada empat jenis tujuan penetapan harga, yaitu:21

1) Tujuan Berorientasi pada Laba

Asumsi teori ekonomi klasik menyatakan bahwa setiap

perusahaan selalu memilih harga yang dapat menghasilkan

laba paling tinggi. Tujuan ini dikenal dengan istilah

maksimalisasi laba.

2) Tujuan Berorientasi pada Volume

Harga ditetapkan sedemikian rupa agar dapat mencapai

target volume penjualan atau pangsa pasar. Tujuan ini banyak

diterapkan oleh perusahaan-perusahaan penerbangan.

3) Tujuan Berorientasi pada Citra

Perusahaan dapat menetapkan harga tinggi untuk

membentuk atau mempertahankan citra prestisius. Sedangkan

harga rendah dapat digunakan untuk membentuk citra nilai

tertentu. Pada hakekatnya baik penetapan harga tinggi atau

(32)

24

rendah bertujuan untuk meningkatkan persepsi konsumen

terhadap keseluruhan bauran produk yang ditawarkan.

4) Tujuan Stabilitas Harga

Dalam pasar yang konsumennya sangat peka terhadap

harga, bila suatu perusahaan menurunkan harganya, maka para

pesaingnya harus menurunkan pula harga mereka. Tujuan

stabilitas dilakukan dengan jalan menetapkan harga untuk

mempertahankan hubungan yang stabil antara harga suatu

perusahaan dan harga pemimpin industri.

5) Tujuan-tujuan lainnya

Harga dapat pula ditetapkan dengan tujuan mencegah

masuknya pesaing, mempertahankan loyalitas pelanggan,

mendukung penjualan ulang, atau menghindari campur tangan

pemerintah.

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Harga

Menurut Kotler dan Amstrong terdapat faktor-faktor yang

mempengaruhi perusahaan di dalam memutuskan harga, yaitu

faktor intern dan ekstern perusahaan.22

Diantara faktor-faktor intern yang mempengaruhi keputusan

harga adalah:

(33)

25

1) Sasaran Pemasaran

Jika perusahaan telah memilih pasar sasaran dan posisi

pasarnya dengan teliti dan cermat maka dalam strategi harga

yang diciptakan nantinya akan berjalan cukup lancar.

Diantara contoh sasaran-sasaran yang umum adalah:23

a) Bertahan Hidup

Sasaran utama apabila mengalami kesulitan dalam hal

kelebihan kapasitas produksi, persaingan keras dan

perubahan keinginan konsumen.

b) Maksimumkan laba jangka pendek

Perusahaan harus memperhatikan dan

mempertimbangkan prestasi keuangan jangka pendeknya,

tidak hanya melihat kemampuan keuangan perusahaan

yang ada.

c) Kepemimpinan market share

Perusahaan meyakini bahwa dengan market share

yang besar, biaya yang dikeluarkan perusahaan akan lebih

sedikit dan mendapatkan laba tinggi dalam jangka

panjang.

(34)

26

d) Kepemimpinan mutu produk

Keputusan ini mengharuskan penetapan harga yang

tinggi untuk menutup biaya pengendalian mutu produk

serta biaya riset dan pengembangan yang tinggi.

2) Strategi marketing mix

Keputusan mengenai harga haruslah dikoordinasikan

dengan bauran pemasaran lainnya seperti desain produk,

distribusi dan promosi sehingga membentuk program

pemasaran yang efektif.

3) Biaya

Biaya merupakan unsur penting dalam strategi penetapan

harga oleh suatu produk perusahaan. Oleh karenanya

perusahaan perlu menetapkan suatu harga untuk menutupi

semua biaya-biaya yang telah dikeluarkannya.

4) Organisasi penetapan harga

Manajemen harus menetapkan siapa di dalam organisasi

yang bertanggung jawab atas penetapan harga.

Sedangkan faktor-faktor ekstern yang mempengaruhi

keputusan harga antara lain:

a) Pasar dan permintaan

Pasar dan permintaan merupakan harga tertinggi,

berbanding terbalik dengan biaya, yang mana biaya

(35)

27

harga, pemasar harus memahami terlebih dahulu hubungan

antara permintaan dengan harga terhadap suatu produk atau

jasa.

b) Persaingan

Biaya dan harga produk yang dimiliki pesaing akan

menjadi acuan penetapan harga produk yang dimiliki oleh

suatu perusahaan, apalagi bila produk yan ditawarkan sejenis.

c) Lain-lain faktor lingkungan (ekonomi, penjual-ulang,

pemerintah)

Perusahaan juga harus memperhatikan faktor-faktor

ekstern yang ada di sekitar lingkungannya, seperti tentang

kondisi ekonomi, pemerintah serta penjual ulang (reseller)

terhadap produk yang dikeluarkan.

Dalam konsep ekonomi Islam, mekanisme penentuan harga

sesuai dengan maqashid al-syariah, yaitu dengan merealisasikan

kemaslahatan dan menghindari kerusakan di antara manusia. Harga

ditentukan oleh keseimbangan permintaan dan penawaran.

Keseimbangan ini terjadi apabila antara penjual dan pembeli bersikap

saling merelakan.24 Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an surat an

-nisa’ ayat 29:

24 Muhammad Birusman Nuryadin, Harga dalam Perspektif Islam”,

(36)

28

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu, Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.”25

Dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa Allah SWT melarang

hambaNya yang beriman memakan harta sesamanya dengan jalam

yang batil. Maksudnya yaitu melalui usaha yang tidak sesuai dengan

syariat, seperti dengan cara riba, ghasab, menipu, pengelabuan, dan

cara-cara lainnya yang termasuk dalam kategori tersebut.

4. Loyalitas Pelanggan

Menurut Oliver loyalitas (loyalty) merupakan komitmen yang

dipegang secara mendalam untuk membeli atau mendukung kembali

produk atau jasa yang disukai di masa depan meski pengaruh situasi

dan usaha pemasaran berpotensi menyebabkan pelanggan beralih.26

Loyalitas menurut Fandy Tjiptono adalah suatu komitmen

pelanggan terhadap suatu merek, toko, atau pemasok berdasarkan

sikap positif dan tercermin dari pembelian yang konsisten.27

Sedangkan menurut Kotler loyalitas pelanggan adalah suatu ukuran

25 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, 83.

26 Philip Kotler dan Kevin Lane Keller, Manajemen Pemasaran, Edisi Ketiga Belas, Jilid 1

(Jakarta: Erlangga, 2009), 138.

(37)

29

keterikatan pelanggan terhadap suatu produk yang terwujud pada

keinginan untuk merekomendasikannya pada orang lain.

Dari beberapa definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

loyalitas pelanggan adalah suatu komitmen pelanggan terhadap

perusahaan yang tercermin pada sikap positif dengan melakukan

pembelian ulang dan keinginan untuk merekomendasikan kepada

orang lain.

Menurut Fandy Tjiptono, kualitas produk dan kualitas pelayanan

merupakan tingkat keunggulan yang diharapkan dan pengendalian

atas keunggulan tersebut untuk memenuhi harapan pelanggan. Produk

yang berkualitas dan pelayanan yang baik akan meningkatkan

kepuasan pelanggan sehingga bersedia untuk melakukan pembelian

ulang secara teratur.28

Menurut Jill Griffin, loyalitas pelanggan dalam kaitannya dengan

perilaku pembelian ditandai dengan adanya:29

a. Melakukan pembelian ulang secara teratur

Pelanggan membeli kembali produk yang sama yang

ditawarkan oleh perusahaan.

b. Melakukan pembelian antarlini produk jasa

Pelanggan melakukan pembelian antarlini produk/jasa yang

ditawarkan oleh perusahaan.

28 Ibid., 22.

29 Jill Griffin, Customer Loyalty Menumbuhkan dan Mempertahankan Kesetiaan Pelanggan, Alih

(38)

30

c. Mereferensikan kepada orang lain

Pelanggan melakukan komunikasi dari mulut ke mulut

berkenaan dengan produk tersebut terhadap orang lain.

d. Menunjukkan kekebalan terhadap tarikan pesaing

Pelanggan tidak tertarik terhadap tawaran produk sejenis yang

dihasilkan oleh pesaing.

Secara sederhana sebelum membeli suatu barang atau jasa,

konsumen membentuk suatu keyakinan dalam dirinya tentang produk

tersebut, kemudian memiliki perasaan suka atau tidak suka pada

akhirnya akan mengambil suatu keputusan. Ada beberapa tahap

untuk menjadikan calon pembeli menjadi pelanggan yang loyal,

menurut Jill Griffin adalah:30

1) Suspects

Semua orang yang akan membeli barang perusahaan. Disebut

suspect karena yakin bahwa mereka akan berbuat tetapi belum

mengetahui apapun mengenai perusahaan, barang, dan jasa yang

ditawarkan.

2) Prospects

Orang-orang yang memiliki produk dan jasa tertentu dan

mempunyai kemampuan untuk membelinya, para prospect ini

meskipun mereka belum melakukan pembelian, mereka telah

(39)

31

mengetahui keberadaan perusahaan, barang dan jasa yang

ditawarkannya.

3) Disqualified prospect

Prospect yang mengetahui keberadaan barang dan jasa tetapi

tidak mempunyai kebutuhan dan kemampuan untuk membeli,

disini konsumen sudah mengetahui harga atau tarif dari barang

dan jasa yang ditawarkan.

4) Firts time customer (pelanggan pemula)

Konsumen yang membeli pertama kali, mereka masih menjadi

konsumen dari produk dan jasa pesaing.

5) Repeat customer (pelanggan berulang)

Konsumen yang telah melakukan pembelian berulang suatu

produk sebanyak dua kali atau lebih, baik itu produk yang sama

atau berbeda.

6) Client (pelanggan tetap)

Konsumen yang membeli semua produk yang ditawarkan dan

berlangsung lama, yang membuat mereka tidak terpengaruh oleh

tarikan pesaing lain.

7) Advocates (penganjur)

Konsumen membeli barang dan jasa yang ditawarkan dan

yang mereka butuhkan, serta merupakan pembelian secara teratur,

selain itu mereka mendorong teman-temannya agar membeli

(40)

32

langsung mereka telah melakukan pemasaran untuk perusahaan

dan membawa konsumen untuk perusahaan.

Memasuki millennium baru, orientasi perusahaan masa depan

mengalami pergeseran dari pendekatan konvensional ke arah

pendekatan kontemporer. Pendekatan konvensional menekankan pada

kepuasan pelanggan, reduksi biaya, pangsa pasar, dan riset pasar.

Sedangkan pendekatan kontemporer berfokus pada loyalitas

pelanggan, retensi pelanggan, zero defections, dan life long

customers.

Fandy Tjiptono menyatakan bahwa pelanggan yang benar-benar

loyal bukan saja sangat potensial menjadi word of mouth advertisers,

namun juga kemungkinan besar loyal pada portofolio produk dan jasa

perusahaan untuk jangka waktu yang lama. Perilaku pembelian ulang

seringkali dihubungkan dengan loyalitas merek (brand loyalty). Akan

tetapi, ada perbedaan di antara keduanya. Loyalitas merek

mencerminkan identitas terhadap merek tertentu, sedangkan perilaku

pembelian ulang semata-mata menyangkut pembelian merek tertentu

yang sama secara berulang kali (bisa jadi satu-satunya merek yang

tersedia, merek termurah, dan sebagainya).31

Menurut Fandy Tjiptono, loyalitas dibagi dua komponen yaitu

loyalitas sebagi perilaku dan loyalitas sebagai sikap. Kombinasi

(41)

33

kedua komponen tersebut menghasilkan empat situasi kemungkinan

loyalitas yaitu:32

a) No Loyalty

Bila sikap dan perilaku pembelian ulang pelanggan sama-sama

lemah, maka loyalitas tidak terbentuk. Ada dua kemungkinan

penyebabnya, yang pertama sikap yang lemah (mendekati netral)

dapat terjadi bila suatu produk atau jasa baru diperkenalkan atau

pemasarnya tidak mampu mengkonsumsikan keunggulan unik

produknya. Penyebab yang kedua berkaitan dengan dinamika

pasar, dimana merek-merek yang berkompetisi dipersepsikan

serupa atau sama. Konsekuensinya, pemasar mungkin sangat sulit

membentuk sikap yang positif atau kuat terhadap produk atau

perusahaannya.

b) Spurious loyalty

Bila sikap yang relatif lemah disertai pola pembelian ulang

yang kuat, maka yang terjadi adalah spurious loyalty. Situasi

semacam ini ditandai dengan pengaruh faktor non sikap terhadap

perilaku, mislanya norma subjektif dan faktor situasional. Situasi

ini dapat dikatakan pula inertia, dimana konsumen sulit

membedakan berbagai merek dalam kategori produk dengan

keterlibatan rendah, sehingga pembelian ulang dilakukan atas

dasar pertimbangan situasional. Dalam konteks produk industrial,

(42)

34

pengaruh sosial juga dapat menimbulkan spurious loyalty. Jika

disertai penyempurnaan kualitas produk dan komunikasi

pemasaran, ikatan sosial semacam itu dapat memperkokoh

loyalitas pelanggan.

c) Latent loyalty

Situasi latent loyalty tercermin bila sikap yang kuat disertai

pola pembelian ulang yang lemah. Situasi yang menjadi perhatian

besar para pemasar ini disebabkan pengaruh faktor-faktor non

sikap yang sama kuat atau bahkan cenderung lebih kuat daripada

faktor sikap dalam menentukan pembelian ulang.

d) Loyalty

Situasi ini merupakan situasi ideal yang paling diharapkan

para pemasar, di mana konsumen bersikap positif terhadap produk

atau produsen (penyedia jasa) dan disertai pola pembelian ulang

yang konsisten.

B. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu merupakan ringkasan dari penelitian yang

dilakukan seputar masalah yang akan diteliti sehingga diketahui bahwa

kajian yang akan dilakukan bukan merupakan pengulangan dari kajian

penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya.

Penelitian yang pertama dilakukan oleh Dian Irwina Putri, Fakultas

(43)

35

Surabaya, 2014, skripsi kuantitatif dengan judul Pengaruh Harga terhadap

Kepuasan Pelanggan Busana Muslim di Toko Dannis Collection di Royal

Plaza Surabaya. Hasil dari penelitian ini adalah ada pengaruh harga

terhadap kepuasan pelanggan di toko Dannis Collection di Royal Plaza

Surabaya.

Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Ropinov Saputra,

Fakultas Ekonomi, Universitas Diponegoro Semarang, 2010, skripsi

kuantitatif dengan judul Analisis Pengaruh Kualitas Produk, Kualitas

Pelayanan, dan Kepercayaan pelanggan terhadap Loyalitas Pelanggan

(Studi pada PT. Nusantara Sakti Demak). Hasil dari penelitian ini yaitu

variabel kualitas produk, kualitas pelayanan, dan kepercayaan pelanggan

berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas pelanggan PT.

Nusantara Sakti Demak.

Selanjutnya penelitan oleh Choirotul Ummah, Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, 2016,

skripsi kuantitatif dengan judul Pengaruh Merek, Kualitas Produk, Dan

Harga Terhadap Keputusan Pembelian Air Minum Dalam Kemasan

(AMDK) UINSA Fresh Di Pusat Pengembangan Bisnis Uin Sunan Ampel

Surabaya. Hasil dari penelitian ini secara simultan ketiga variabel

tersebut bersamaan mempengaruhi terhadap keputusan pembelian. Secara

parsial menunjukkan ada pengaruh negatif tetapi signifikan dari variabel

(44)

36

produk serta harga terhadap keputusan pembelian AMDK UINSA Fresh

di Pusat Pengembangan Bisnis UIN Sunan Ampel Surabaya.

Selanjutnya penelitian oleh Novandianto, Fakultas Psikologi,

Universitas Airlangga Surabaya, 2007, skripsi kuantitatif dengan judul

Pengaruh Atribut Produk dan Kualitas Layanan terhadap Loyalitas

Pelanggan pada Golf Pangkalan Jati (PGPJ). Hasil dari penelitian ini

yaitu ada pengaruh yang signifikan dari atribut produk dan kualitas

layanan terhadap loyalitas pelanggan.

Selanjutnya penelitian oleh Mochammad Yunus, Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Islam, Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang, 2015,

skripsi kuantitatif dengan judul Pengaruh Etika Bisnis Islam dan Kualitas

Produk terhadap Loyalitas Konsumen (Studi Kasus pada UKM Bandeng

Tandu Kendal). Hasil dari penelitian ini yaitu variabel-variabel dalam

penelitian ini berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap loyalitas

konsumen. Secara simultan variabel dalam penelitian ini berpengaruh

positif dan signifikan terhadap loyalitas konsumen.

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu yang Relevan

No Peneliti Persamaan Perbedaan

1 Dian Irwina Putri

Persamaannya yaitu sama-sama memiliki variabel independen harga dan jenis penelitian yang akan diteliti sama-sama berjenis kuantitatif dengan analisis regresi berganda.

Perbedaannya adalah pada penelitian terdahulu variabel independennya hanya satu yaitu harga, sedangkan pada penelitian sekarang ada tiga variabel independen yaitu kualitas produk, kualitas pelayanan, dan harga.

(45)

37

variabel dependennya yaitu kepuasan pelanggan, sedangkan pada penelitian sekarang yaitu loyalitas pelanggan. Pada penelitian terdahulu objeknya yaitu pelanggan Toko Dannis Collection di Royal Plaza Surabaya, sedangkan pada penelitian ini objeknya yaitu pelanggan Zoya Fashion Diponegoro Surabaya.

2 Ropinov Saputra

Persamaannya yaitu sama-sama memiliki variabel independen kualitas produk dan kualitas pelayanan.

Memiliki variabel dependen yang sama yaitu loyalitas pelanggan dan jenis penelitian yang akan diteliti sama-sama berjenis kuantitatif dengan analisis regresi berganda.

Perbedaannya adalah pada penelitian terdahulu variabel independen Pada penelitian terdahulu objeknya yaitu pelanggan PT. Nusantara Sakti Demak, sedangkan pada penelitian ini objeknya yaitu pelanggan Zoya Fashion Diponegoro Surabaya.

3 Choirotul Ummah

Persamaannya yaitu sama-sama memiliki variabel independen kualitas produk dan harga, serta jenis penelitian yang akan diteliti sama-sama berjenis kuantitatif dengan analisis regresi berganda.

(46)

38 objeknya yaitu pelanggan Zoya Fashion Diponegoro Surabaya.

4 Novandianto Persamaannya yaitu sama-sama memiliki variabel independen kualitas produk dan kualitas pelayanan.

Memiliki variabel dependen yang sama yaitu loyalitas pelanggan dan jenis penelitian yang akan diteliti sama-sama berjenis kuantitatif dengan analisis regresi berganda.

Perbedaannya adalah pada penelitian terdahulu variabel independennya dua yaitu atribut produk dan kualitas pelayanan, sedangkan pada penelitian sekarang ada tiga variabel independen yaitu kualitas produk, kualitas pelayanan, dan harga.

Pada penelitian terdahulu objeknya yaitu pelanggan pada Golf Pangkalan Jati (PGPJ), sedangkan pada penelitian ini objeknya yaitu pelanggan Zoya Fashion Diponegoro Surabaya.

5 Mochammad Yunus

Persamaannya yaitu sama-sama memiliki variabel independen kualitas produk dan variabel dependen loyalitas pelanggan, serta jenis penelitian yang akan diteliti sama-sama berjenis kuantitatif dengan analisis regresi berganda.

Perbedaannya adalah pada penelitian terdahulu variabel independennya dua yaitu etika bisnis Islam dan kualitas layanan, sedangkan pada penelitian sekarang ada tiga variabel independen yaitu kualitas produk, kualitas pelayanan, dan harga.

(47)

39

Berdasarkan penjelasan di atas tentang persamaan dan perbedaan

antara penelitian terdahulu dengan penelitian yang akan dilakukan

sekarang, maka penelitian dengan judul “Pengaruh Kualitas Produk,

Kualitas Pelayanan dan Harga terhadap Loyalitas Pelanggan pada Produk

Fashion Zoya Diponegoro Surabaya” merupakan bukan duplikasi dari

penelitian-penelitian sebelumnya.

C. Kerangka Konseptual

Berdasarkan pada tinjauan pustaka maka kerangka pemikiran teoritis

yang disajikan dalam penelitian dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Keterangan:

= Pengaruh secara simultan

= Pengaruh secara parsial

Loyalitas Pelanggan (Y) Kualitas

Produk (X1)

Kualitas Pelayanan (X2)

(48)

40

D. Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran teoritis dan hasil penemuan

beberapa penelitian, maka hipotesis dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Ho = Kualitas produk, kualitas pelayanan dan harga secara simultan

tidak berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan produk fashion pada

Zoya Diponegoro Surabaya.

Ha = Kualitas produk, kualitas pelayanan dan harga secara simultan

berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan produk fashion pada Zoya

Diponegoro Surabaya.

2. Ho = Kualitas produk, kualitas pelayanan dan harga secara parsial

tidak berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan produk fashion pada

Zoya Diponegoro Surabaya.

Ha = Kualitas produk, kualitas pelayanan dan harga secara parsial

berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan produk fashion pada Zoya

(49)

41 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah

penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah sumber data yang

mampu disuguhkan dalam bentuk angka-angka.1 Metode penelitian

kuantitatif merupakan salah satu jenis penelitian yang spesifikasinya

adalah sistematis, terencana, dan terstruktur dengan jelas.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

1. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Mei 2016.

2. Tempat pelaksanaan penelitian ini dilakukan di Zoya Jl. Diponegoro

No. 116 Surabaya.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau

subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya.2 Sampel adalah bagian atau sejumlah cuplikan tertentu

yang diambil dari suatu populasi dan diteliti secara rinci.3 Populasi dalam

1

Sukandarrumudi, Metode Penelitian Petunjuk Praktis Untuk Peneliti Pemula (Yogyakarta: Gajah Mada University, 2004), 63.

2

Jonathan Sarwono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2006), 90.

3

(50)

42

penelitian ini adalah semua pelanggan yang datang ke Zoya Diponegoro

Surabaya.

Teknik menentukan ukuran sampel dapat dikategorikan menjadi dua

jenis, yaitu untuk jumlah populasi diketahui dan jumlah populasi tidak

diketahui. Dalam penelitian ini, jumlah populasinya tidak diketahui,

sehingga penentuan ukuran sampel dari populasi menggunakan teori yang

dikembangkan dari Isac Michael, yaitu:4

n

=

e = perkiraan tingkat kesalahan (5%)

Jadi besarnya sampel yang digunakan adalah:

n = 1,96

Berdasarkan perhitungan tersebut maka jumlah sampel yang

digunakan peneliti adalah 100 orang.

Dalam penelitian ini teknik yang digunakan untuk pengambilan

sampel adalah sampel aksidental yaitu teknik penentuan sampel

berdasarkan kebetulan, siapa saja yang kebetulan bertemu dengan peneliti

4

(51)

43

dapat digunakan sebagai sampel bila dipandang orang yang kebetulan

ditemui itu sesuai dengan sumber data.5

D. Variabel Penelitian

Variabel adalah sesuatu yang dapat berubah-ubah dan mempunyai

nilai yang berbeda-beda.6 Variabel adalah suatu atribut atau sifat aspek

dari orang maupun objek yang mempunyai variasi yang diterapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Variabel dalam

penelitian ini dapat dibedakan menjadi dua, diantaranya:7

1. Variabel independen, variabel ini sering disebut dengan variabel

stimulus, prediktor, antecedent. Dalam bahasa Indonesia sering disebut

dengan variabel bebas. Variabel bebas adalah variabel yang

mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya

variabel dependen (terikat). Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu

kualitas produk (X1), kualitas pelayanan (X2) dan harga (X3)

2. Variabel dependen, sering disebut sebagai variabel output, kriteria,

konsekuen. Dalam bahasa Indonesia sering disebut dengan variabel

terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang

menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel terikat pada

penelitian ini adalah loyalitas pelanggan pada produk fashion Zoya

Diponegoro Surabaya (Y).

5

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (Bandung: Alfabeta, ), 85.

6

Turmudi dan Sri Harini, Metode Statistika Pendekatan Teoritis dan Aplikatif (Malang : UIN Malang Press, 2008), 19.

7

(52)

44

E. Definisi Operasional

Dalam penelitian ini, definis operasional variabel penelitian dan

pengukuran variabel dapat dilihat pada tabel berikut:

1. Variabel Independen (X)

a. Kualitas Produk (X1)

Kualitas produk adalah nilai yang diberikan pada suatu produk

atas kemampuan/daya guna menjalankan fungsinya.

Pada variabel ini telah disusun beberapa indikator berdasarkan

teori yang dikemukakan oleh Fandy Tjiptono. Indikator adalah

sebagai berikut:

1) Kinerja

2) Keistimewaan tambahan

3) Keandalan

4) Kesesuaian dengan spesifikasi

5) Daya tahan

6) Estetika

(53)

45

Kualitas pelayanan adalah ciri, karakteristik, atau perilaku

karyawan terhadap pelanggan yang berpengaruh pada kemampuan

untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan pelanggan.

Pada variabel ini telah disusun beberapa indikator berdasarkan

teori yang dikemukakan oleh Rambat Lupiyoadi. Indikatornya

adalah sebagai berikut:

1) Tampilan fisik

2) Kehandalan

3) Daya tanggap

4) Jaminan

5) Kepedulian

c. Harga (X3)

Harga adalah jumlah uang yang dibayar untuk mendapatkan

produk tertentu.

Indikator yang disusun pada variabel harga adalah

menggunakan teori Kotler. Indikatornya adalah :

1) Kesesuaian harga dengan kualitas produk

2) Kesesuaian harga dengan manfaat yang diberikan

3) Harga mempengaruhi daya beli konsumen

4) Daya saing

(54)

46

Dalam penelitian ini, variabel dependennya adalah loyalitas

pelanggan. Loyalitas pelanggan adalah suatu komitmen pelanggan

terhadap perusahaan yang tercermin pada sikap positif dengan

melakukan pembelian ulang dan keinginan untuk merekomendasikan

kepada orang lain.

Pada variabel ini telah disusun indikator berdasarkan pada teori

yang dikemukakan oleh Jill Griffin sebagai berikut:

a. Melakukan pembelian ulang secara teratur

b. Melakukan pembelian antarlini produk jasa

c. Mereferensikan kepada orang lain

d. Menunjukkan kekebalan terhadap tarikan pesaing

F. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas

1. Uji Instrumen

a. Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk mengukur kevalidan atau

kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid

apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat

mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat.8 Suatu

skala pengukuran dikatakan valid jika ia dapat digunakan untuk

mengukur apa yang seharusnya diukur.9 Dalam penelitian ini,

8

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Edisi Revisi VI (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006), 168.

9

(55)

47

peneliti menggunakan program IBM Statistical Packeges for

Social Science (SPPS) sebagai alat bantu dalam analisis

pengolahan datanya. Metode yang digunakan dalam uji korelasi

ini adalah menggunakan rumus korelasi yang dikemukakan oleh

Pearson, yaitu rumus korelasi Product Moment10 sebagai berikut:

r

xy=

�∑ −(∑ )(∑ )

�∑ 2 2 {�∑ 2 ( 2)}

Dimana:

X = Skor yang diperoleh subjek dari seluruh item

Y = Skor total yang diperoleh dari seluruh item

∑X = Jumlah skor dalam distribusi X

∑Y = Jumlah skor dalam distribusi Y

∑X2 = Jumlah kuadrat dalam skor distribusi X

∑Y2 = Jumlah kuadrat dalam skor distribusi Y

N = Banyaknya responden

Kriteria penilaian uji validitas adalah:

a) Jika rhitung ˃ rtabel (pada taraf signifikansi 5%), maka dapat

dikatakan item kuisioner tersebut valid.

b) Sebaliknya jika rhitung ˂ rtabel (pada taraf signifikansi 5%), maka

dapat dikatakan item kuisioner tersebut tidak valid.

Tabel 3.1

Hasil Uji Validitas Variabel Kualitas Produk

Item rhitung rtabel Kesimpulan

10

(56)

48

Hasil Uji Validitas Variabel Kualitas Pelayanan

Item rhitung rtabel Kesimpulan

1 0.705 0.278 VALID

Hasil Uji Validitas Variabel Harga

Item rhitung rtabel Kesimpulan

1 0.718 0.278 VALID

2 0.584 0.278 VALID

3 0.726 0.278 VALID

4 0.717 0.278 VALID

Tabel 3.4

Hasil Uji Validitas Variabel Loyalitas Pelanggan

Item rhitung rtabel Kesimpulan

1 0.776 0.278 VALID

2 0.620 0.278 VALID

3 0.745 0.278 VALID

4 0.755 0.278 VALID

b. Uji Reliabilitas

Pengujian reliabilitas adalah pengujian terhadap kepercayaan

suatu instrumen. Apabila instrumen itu baik dan dapat dipercaya

maka responden tidak akan memilih jawaban-jawaban tertentu

sehingga menghasilkan data yang dipercaya. Hasil pengukuran

dapat dipercaya apabila dalam beberapa kali pengambilan,

Gambar

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu yang Relevan
Kerangka KonseptualGambar 2.1
Tabel 3.1 Hasil Uji Validitas Variabel Kualitas Produk
 Tabel 3.2
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sistem keselamatan setelah terjadinya Fukushima mengalami perubahan yang sangat menyeluruh yaitu harus terdapat sistem yang dapat mengantisipasi terhadap bahaya eksternal, karena

hatan dan akan diselenggarakan pada Kamis (4 / 10) pukul 13.00 - 15 .0 0 WIB di Bale Sawala , Gedung Rektorat

[r]

Mahasiswa tidak mampu sama sekali Memahami struktur data dan macam- macmnya Mengimplem entasikan dalam sebuah aplikasi sederhan adalam list, double list, stack, queue,

Selama proses tersebut, ibu hamil mengalami perubahan sehingga dibutuhkan kemampuan adaptasi untuk mampu beradaptasi dengan perubahan yang terjadi selama masa kehamilan yang

dari hasil wawancara dari 25 remaja mendapat kesimpulan bahwa media promosi dalam bentuk animasi interaktif tersebut meningkatkan daya tarik remaja untuk mengunjungi Desa

Pada hari ini Kamis tanggal Lima belas bulan Juni tahun Dua ribu tujuh belas, dimulai pukul 11.30 Wita bertempat di Ruang Subbag Sarpras Bag Sumda Polres Karangasem, ULP

Pada saat ini kondisi DAS di Indonesia terus mengalami kerusakan bahkan tidak sedikit yang sudah tergolong rusak berat. Terjadinya penggundulan hutan yang terus menerus