• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Komunikasi Interpersonal dengan Respon terhadap Konflik antar Pribadi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Suruh T1 132010057 BAB IV

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Komunikasi Interpersonal dengan Respon terhadap Konflik antar Pribadi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Suruh T1 132010057 BAB IV"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1. Gambaran Lokasi Penelitian

SMP Negeri 2 Suruh terletak di Jl. Salatiga-Dadapayam km. 11, desa

Cukilan, Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang, telp. 08282806084. Dengan

lokasi yang berada di pinggir jalan raya, menjadikan sekolah ini sangat strategis.

SMP Negeri 2 Suruh memiliki jumlah siswa yang tidak sedikit. Menurut

data yang ada, untuk tahun ajaran 2013/2014 jumlah seluruh siswa adalah 471

siswa. Selain itu, juga terdapat 26 tenaga pengajar dan 10 karyawan. Saat ini

yang menjabat sebagai Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Suruh adalah Umi

Mazro’ah, S.Pd.

Fasilitas yang ada di SMP Negeri 2 Suruh juga sangat menunjang

kegiatan belajar mengajar. Hal ini terlihat dari tersedianya perpustakaan,

laboratorium IPA, ruang komputer, lapangan olah raga, mushola, kantin, aula,

dan satu rumah penjaga.

Selain itu juga terdapat kegiatan ekstrakulikuler. Kegiatan ekstrakurikuler

yang diadakan oleh SMP Negeri 2 Suruh diberikan dalam rangka penyaluran

bakat dan minat para siswa, diantaranya Pramuka dan Olahraga.

4.2. Pelaksanaan Penelitian

4.2.1. Permohonan Ijin Penelitian

Langkah awal yang harus dilakukan oleh peneliti sebelum melaksanakan

(2)

ini dikeluarkan oleh Dekan Fakutas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Kristen Satya Wacana Salatiga.

Pada tanggal 10 Mei 2014 peneliti meminta ijin kepada Umi Mazro’ah,

S.Pd selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Suruh. Berdasarkan surat ijin

penelitian tertanggal 12 Mei 2014 sampai dengan selesai, maka peneliti dapat

melaksanakan penelitian di SMP Negeri 2 Suruh.

4.2.2. Pengumpulan Data

Penelitian dilakukan pada tanggal 12-17 Mei 2014. Jumlah sampel yang

digunakan adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 2 Suruh dengan total

sampel 141 siswa, yaitu siswa kelas VII A, VII B, VII C, dan VII D.

Skala sikap komunikasi interpersonal dan konflik antar pribadi diberikan

secara langsung kepada subyek penelitian secara klasikal sesuai jadwal layanan

Bimbingan dan Konseling pada masing-masing kelas. Hal ini dilakukan untuk

mengantisipasi adanya kesalahan dalam pengisian skala sikap, kesalahan

persepsi siswa terhadap item pernyataan, serta kelengkapan jumlah skala sikap

pada waktu dikembalikan kepada peneliti.

4.3. Analisis Deskriptif

4.3.1. Analisis Deskriptif Komunikasi Interpersonal

Analisis diskriptif didapat dari hasil penjumlahan skor komunikasi

interpersonal yang kemudian diolah untuk mencari frekuensi. Penyajian data

dalam penelitian ini menggunakan tabel frekuensi menurut teori Sugiyono

(2010), yaitu merubah frekuensi menjadi persen. Dalam Sugiyono (2010) makin

(3)

Namun jumlah kelas tersebut paling banyak adalah 15 kelas, karena jika sudah

lebih dari itu tabel menjadi panjang.

Langkah pertama dalam pembuatan tabel distribusi frekuensi yaitu

menentukan range terlebih dahulu dengan cara mengurangkan nilai maksimum

dengan nilai minimum, yaitu: 195 – 125 = 72

Kemudian langkah selanjutnya adalah menentukan interval untuk tiap

kategori dengan cara range (maksimum – minimum) dibagi dengan jumlah

Adapun hasil pengolahan distribusi frekuensi tingkat komunikasi

interpersonal siswa kelas VII SMP Negeri 2 Suruh semester 2 Tahun Ajaran

2013/2014 dapat dikategorikan seperti yang dilaporkan oleh tabel 4.1 berikut:

Tabel 4.1

Distribusi Frekuensi Tingkat Komunikasi Interpersonal Siswa

Kelas VII SMP Negeri 2 Suruh

Interval Kategori Frekuensi Prosentase

181-195 sangat tinggi 11 8%

Tabel di atas menunjukkan bahwa tingkat komunikasi interpersonal pada

siswa kelas VII SMP Negeri 2 Suruh untuk kategori sangat rendah sebanyak 9

orang (6,3%); untuk kategori rendah sebanyak 40 orang (28,3%); untuk kategori

(4)

(27%) dan untuk kategori sangat tinggi sebanyak 11 orang (8%). Dapat

disimpulkan bahwa dari tabel 4.1 tingkat komunikasi interpersonal sebagian

besar siswa berada pada kategori sedang

4.3.2. Analisis Deskriptif Respon Terhadap Konflik Antar Pribadi

Analisis diskriptif didapat dari hasil penjumlahan skor respon terhadap

konflik antar pribadi yang kemudian diolah untuk mencari frekuensi. Penyajian

data dalam penelitian ini menggunakan tabel frekuensi menurut teori Sugiyono

(2010), yaitu merubah frekuensi menjadi persen. Dalam Sugiyono (2010) makin

banyak (variasi) data, maka akan semakin banyak jumlah kelas intervalnya.

Namun jumlah kelas tersebut paling banyak adalah 15 kelas, karena jika sudah

lebih dari itu tabel menjadi panjang.

Langkah pertama dalam pembatan tabel frekuensi yaitu menentukan

range terlebih dahulu dengan cara mengurangkan nilai maksimum dengan nilai

minimum, yaitu: 194 – 197 = 97

Kemudian langkah selanjutnya adalah menentukan interval untuk tiap

kategori dengan cara range (maksimum – minimum) dibagi dengan jumlah

Adapun hasil pengolahan distribusi frekuensi tingkat respon terhadap

konflik antar pribadi siswa kelas VII SMP Negeri 2 Suruh semester 2 Tahun

Ajaran 2013/2014 dapat dikategorikan seperti yang dilaporkan oleh tabel 4.2

(5)

Tabel 4.2

Distribusi Frekuensi TingkatRespon Terhadap Konflik Antar Pribadi Siswa

Kelas VII SMP Negeri 2 Suruh

Interval Kategori Frekuensi Prosentase

175-194 sangat tinggi 3 2%

155-174 Tinggi 27 19%

136-154 Sedang 79 56%

117-135 Rendah 22 16%

97-116 sangat rendah 10 7%

Jumlah 141 100%

Tabel di atas menunjukkan bahwa tingkat respon terhadap konflik antar

pribadi pada siswa kelas VII SMP Negeri 2 Suruh untuk kategori sangat rendah

sebanyak 10 orang (7%); untuk kategori rendah sebanyak 22 orang (16%); untuk

kategori sedang sebanyak 79 orang (56%); untuk kategori tinggi sebanyak 27

orang (19%) dan untuk kategori sangat tinggi sebanyak 3 orang (2%). Dapat

disimpulkan bahwa dari tabel 4.2 tingkat respon terhadap konflik antar pribadi

sebagian besar siswa berada pada kategori sedang.

4.4. Analisis Data

Untuk mengetahui hubungan antara komunikasi interpersonal dengan

respon terhadap konflik antar pribadi, peneliti menggunakan teknik Corellate Kendall Tau melalui program SPSS (Statistical Product and Service Solutions) Release 16.0 for Windows.

Kemudian berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, maka diperoleh

(6)

Tabel 4.3

Hubungan Antara Komunikasi Interpersonal dengan

Respon Terhadap Konflik Antar Pribadi

Correlations

komunikasi konflik

Kendall's tau_b komunikasi Correlation Coefficient 1.000 .458**

Sig. (1-tailed) . .000

N 141 141

konflik Correlation Coefficient .458** 1.000

Sig. (1-tailed) .000 .

N 141 141

**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).

Dari tabel di atas didapatkan hasil koefisien korelasi rxy = 0,458**

dengan signifikansi p = 0,000 < 0,01. Tabel tersebut menunjukkan bahwa ada

hubungan yang signifikan antara komunikasi interpersonal dengan respon

terhadap konflik antar pribadi pada siswa kelas VII SMP Negeri 2 Suruh Tahun

Ajaran 2013/2014.

4.5. Uji Hipotesis

Signifikansi hubungan antara komunikasi interpersonal dengan konflik

antar pribadi pada siswa kelas VII SMP Negeri 2 Suruh jika dirumuskan:

Ho : Tidak ada hubungan yang signifikan antara komunikasi

interpersonal dengan respon terhadap konflik antar pribadi pada siswa kelas VII

(7)

Ha : Ada hubungan yang signifikan antara komunikasi interpersonal

dengan respon terhadap konflik antar pribadi pada siswa kelas VII SMP Negeri

2 Suruh

Berdasarkan hasil analisis, maka hipotesis yang menyatakan bahwa ada

hubungan yang signifikan antara komunikasi interpersonal dengan respon

terhadap konflik antar pribadi pada siswa kelas VII SMP Negeri 2 Suruh Tahun

Ajaran 2013/2014, didapat hasil koefisien korelasi rxy = 0,458** dengan

signifikansi p = 0,000 < 0,01 hal ini menunjukkan bahwa hipotesis yang

diajukan diterima.

4.6. Pembahasan

Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui signifikansi

hubungan antara komunikasi interpersonal dengan respon terhadap konflik antar

pribadi pada siswa kelas VII SMP Negeri 2 Suruh.

Merujuk pada tabel 3.4 tentang pedoman ketentuan terhadap koefisien

korelasi menurut Sugiyono (2010), dihasilkan nilai rxy = 0,458** maka dapat

dinyatakan kekuatan hubungan antara komunikasi interpersonal dengan respon

terhadap konflik antar pribadi ini berada pada tingkat sedang.

Selain itu dari tabel 4.3 dapat dilihat bahwa probabilitas kesalahan (sig)

adalah 0,000 dimana nilai tersebut lebih kecil dari 0,01 (taraf kepercayaan 99 %).

Hal ini berarti taraf kesalahan yang dihasilkan daalam penelitian ini adalah 0 %.

Sehingga dapat dinyatakan Ho yang menyatakan tidak ada hubungan yang

signifikan antara komunikasi interpersonal dengan respon terhadap konflik antar

(8)

menyatakan ada hubungan yang signifikan antara komunikasi interpersonal

dengan respon terhadap konflik antar pribadi pada siswa kelas VII SMP Negeri

2 Suruh diterima.

Hasil di atas mengacu pada ketentuan alat uji statitik yang digunakan

untuk menguji hipotesis yaitu:

Jika probabilitas > 0,01 maka Ho diterima dan Ha ditolak

Jika probabilitas < 0,01 maka Ho ditolak dan Ha diterima

Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil penelitian ini menunjukkan

bahwa ada hubungan positif yang signifikan dengan tingkat hubungan pada

kategori sedang antara komunikasi interpersonal dengan respon terhadap konflik

antar pribadi pada siswa kelas VII SMP Negeri 2 Suruh.

Menurut Stoner (1986) pada dasarnya perbedaan pendapat disebabkan

karena kurang optimalnya komunikasi interpersonal. Joyce Hocker dan William

Wilmot (dalam Chandra, 1992) juga menyatakan penyebab konflik hanyalah

kegagalan berkomunikasi dengan baik, sehingga pihak lain tidak dapat

memahami maksud yang sesungguhnya.

Dasar dari konflik adalah permusuhan, pertentangan keinginan,

pertengkaran, mungkin ketidakpuasan yang terus menerus dan berkelanjutan. Hal

ini disebabkan oleh hal yang paling memengaruhi pemikiran dan sangat

berhubungan dengan apa yang telah membentuk respon individu, khususunya

respon yang menyebabkan rasa tidak nyaman, marah, gelisah atau berkonflik

(9)

Respon terhadap konflik akan timbul apabila individu dihadapkan pada

suatu stimulus. Suatu konflik yang sama belum tentu akan menimbulkan bentuk

respon yang sama dari individu. Sebaliknya, suatu respon yang sama juga belum

tentu timbul akibat adanya konflik yang serupa (Azwar, 1988).

Azwar (1988) menambahkan, bentuk respon didasari oleh proses evaluasi

dalam diri individu, yang memberi kesimpulan nilai terhadap stimulus dalam

bentuk baik atau buruk, positif atau negatif, menyenangan atau tidak

menyenangkan, suka atau tidak suka, yang kemudian mengkristal sebagai

potensi reaksi terhadap suatu objek. Dengan kata lain, jika komunikasi

interpersonal baik, individu akan mampu merespon dengan baik konflik antar

pribadi yang timbul, sebaliknya jika komunikasi interpersonalnya buruk,

individu juga akan merespon dengan buruk pula konflik antar pribadinya.

Hasil penelitian Yantyarso (2005) diperoleh hasil r : -0,613 dan p < 0,01

yang berarti ada hubungan negatif yang signifikan antara komunikasi dengan

konflik antar pribadi. Yang berarti semakin tinggi komunikasi semakin rendah

konflik antar pribadi, sebaliknya semakin rendah komnikasi maka semakin

Gambar

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Tingkat Komunikasi Interpersonal Siswa
Tabel di atas menunjukkan bahwa tingkat respon terhadap konflik antar
Tabel 4.3

Referensi

Dokumen terkait

Most of the Public relations practitioner in university have played their role as communication technician, expert prescriber where they have to define the program,

Sehubungan dengan pelelangan sederhana Pengadaan Alat Penentu Nilai Faktor Emisi CO2 DIPA Tahun Anggaran 2016, dengan ini kami memberitahukan bahwa berdasarkan evaluasi

PENINGKATAN HASIL BELAJAR TEMA SEHAT ITU PENTING MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM SOLVING PADA SISWA KELAS 5 SDN NGENING 01, BATANGAN - PATI TAHUN. 2014 - 2015

[r]

Kata “fardlu” (wajib) inilah yang kemudian dipopulerkan dan dibakukan dalam kitab- kitab fikih ketika membicarakan bab puasa Ramadlan, dengan pengertian wajib menurut

Memiliki ruang laboratorium kimia, yang dapat menampung minimum satu rombongan belajar, dengan luas sesuai ketentuan tetapi memiliki sarana tidak sesuai ketentuan.. 

Dari gambar 4 dapat dijelaskan bahwa dalam memberikan perlakuan dengan latihan sirkuit dengan kemampuan 75 % dari kemampuan maksimal selama 12 kali latihan

Dengan sistem pendidikan serupa ini diharapkan murid memiliki wawasan dan bekal yang memadai untuk menjadi seseorang yang menjalani ajaran Islam dengan baik. Walaupun belum