DAKWAH DAN PEMBERDAYAAN PETANI CABAI JAMU
(Upaya Pendampingan Pada Komunitas Tahlil di Dusun Basoka Tengah Desa Basoka Kec. Rubaru Kab. Sumenep)
Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Menyelesaikan Program
Sarjana Strata Satu (S-1) Pada Program Studi : "Pengembangan Masyarakat Islam"
“SKRIPSI”
Disusun oleh : Haeron B02211017
PROGRAM STUDI PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM
JURUSAN DAKWAH
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
DAKWAH DAN PEMBERDAYAAN PETANI CABAI JAMU
(Upaya Pendampingan Pada Komonitas Tahlil di Dusun Basoka Tengah Desa Basoka Kec. Rubaru Kab. Sumenep)
Oleh Haeron.
Abstrak : Ada satu persoalan yang dikaji dalam skripsi ini, yaitu : bagaimana cara
membangun kesadaran dalam mengelola aset komunitas tahlil sebagai media untuk pemberdayaan ekonomi masyarakat.
Satu persoalan di atas digali secara mendalam dan mendasar dengan menggunakan metode penelitian ABCD (Asset Bassed Community Development) yang mana dengan menggunakan metode ini diharapkan mampu menjawab dalam membangun kesadaran masyarakat dalam mengelola aset. Untuk mencapai hal tersebut diperlukan ekonomi kreatif agar pengetahuan pertanian masyarakat bertambah.
Masyarakat Dusun Basoka Tengah Desa Basoka pada umumnya adalah petani, yang mana pendapatan dari hasil pertaniannya sangat tidak tentu. Oleh karena itu untuk meningkatkan pendapatan masyarakat perlu memobilisasi komunitas tahlilan untuk meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat harus rela berjuang di tempat perantauan karena dengan cara seperti tersebut, masyarakat dapat mengubah kondisi keuangannya. Maka dari itu, pendapingan berbasis aset ini dilakukan untuk meningkatkan tarap hidup masyarakat dengan memobilisasi komunitas tahlil dengan penanaman cabai jamu sebagai salah satu cara untuk berdaya. Tetapi, masih mempertimbangkan kondisi dan kecendrungan anggota komunitas agar bisa di terima dengan baik. Pendekatan lokal dan kultural sangat penting dalam rangka menemukan entry point yang tepat, karena hal itu menentukan proses selanjutnya.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... I
PERSETUJUAN PEMBIMBING ... II
PENGESAHAN SKRIPSI... III
MOTTO ... IV
PERNYATAAN KEASLIAN ... V
PERSEMBAHAN ... VI
KATA PENGANTAR ... VII
DAFTAR ISI ... X
DAFTAR GAMBAR ... XIII
DAFTAR TABEL ... XIV
ABSTRAK ... XV
BAB I PENDAHULUAN ... 001
A. Latar Belakang Pendampingan ... 001
B. Fokus Pendampingan ... 007
C. Pihak – Pihak yang Terkait ... 008
D. Sistematika Penulisan ... 009
BAB II PRESPEKTIF TEORITIS ... 011
A. Teori Pengembangan ekonomi kreatif... 011
B. Definisi dan Ciri-ciri kreatif... 014
C. Etos Kerja ... 015
E. Prinsip –Prinsip Pokok Faktor- Faktor Produksi... 019
F. Cabai Jamu ………. 020
G. Monitoring Dan Evaluasi Pendampingan... . 020
H. Hasil pendampimpangan terdahulu... 021
BAB III METODELOGI RISET PENDAMPINGAN ... 024
A. Pengertian ABCD ... 024
B. Prinsip – prinsip pendampingan ... 026
C. Teknik – teknik pendampingan ... 032
D. Langkah – langkah pendampingan ... 037
E. Strategi Pendampingan ... 040
BAB IV PROFIL LOKASI PENDAMPINGAN ... 044
A. Realitas Desa Basoka ... 044
1. Komunitas yang monoton ... 045
2. Keadaan Iklim basoka ... 046
3. letak Geografis ... 047
4. Keadaan Demografi ... 049
B. Fasilitas Publik ... 050
BAB V PENGENALAN ASET DAN POTENSI PENDAMPINGAN 057 A. Aset-aset dan Potensi ... 057
1. Aset ... 058
a. Aset Budaya... 058
b. Aset Alam Basoka ... 060
d. Kondisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian ... 065
e. Pendidikan Masyarakat ... 068
2. Potensi di Dusun Bosoka Tengah ... 070
B. Peluang Dan Hambatan Dalam Pendampingan ... 077
a) Faktor Penghambat... 077
b) Faktor Pendukung... 078
BAB VI DINAMIKA PROSES PENDAMPINGAN ... 080
A. Menyatu bersama masyarakat (Inkulturasi) ... 082
B. Cerita sukses di masa lalu (Discovery) ... 085
C. Meraih Masa Depan Bersama Masyarakat (Dream) ... 087
D. Merencanakan kegiatan untuk meraih masa depan (Design) ... 092
E. Menentukan kekuatan untuk mencapai harapan (Define) ... 096
F. Melaksanakan rencana masyarakat (Destiny) ... 098
G. Hasil Monitoring dan Evaluasi Pendampingan... 102
BAB VII REFLEKSI ... 105
BAB VIII PENUTUP....... 108
A. Kesimpulan ... 108
B. Saran ... 108
DAFTAR PUSTAKA ... 110
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pendampingan
Kemampuan rakyat Desa dan keunggulan pengetahuan rakyat desa adalah kemampuannya untuk mempertahankan, meluaskan dan membetulkannya. Dalam kemampuan ini termasuk ketajaman
pengamatan, ingatan baik yang terinci, dan penyebarannya melalui pelajaran, permagangan dan dari cerita mulut ke mulut. Cara penyebaran
seperti ini diperlukan, karena banyaknya ilmu dan pengetahuan yang hilang dan yang harus diganti, lebih lama dari pada yang dialami ilmu pengetahuan “orang luar” yang tersimpan dalam tulisan, di perpustakaan
dan pita komputer, pengetahuan rakyat Desa itu juga mudah hilang dan disesuaikan dengan keadaan. Ilmu dapat hilang terbawa mati pemiliknya,
tetapijugaterusmenerusdiperbaruidandibetulkanmelaluipengamatan.1
Gagasan umum ini selanjutnya diperluas dan dikembangkan
dengan konsep modal manusia, terutama oleh Theodore Schultz dia
memperlihatkan dalam penelitiannya bahwa “mutu” penduduk, yakni
kemampuan mereka, baik fisik maupun psikis-intelektual, jauh lebih
penting untuk proses pembangunan ekonomi dari pada modal fisik.2
Sejak manusia mengenal kehidupan bergaul, tumbuhlah suatu
masalah yang harus di pecahkan bersama-sama, yaitu bagaimana setiap
1
Robert Chambers, Pembangunan Desa Mulai Dari Belakang, (Jakarta: LP3ES, 1987), hal. 115-116.
2
2
manusia memenuhi kebutuhan hidup mereka masing-masing. Karena kebutuhan seseorang tidak mungkin dapat dipenuhi oleh dirinya sendiri.
Makin luas pergaulan mereka, bertambah kuatlah ketergantungan antara satu sama lain untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Peribahasa pada zaman yunani purbakala mengatakan bahwa manusia adalah mukhluk social. Istilah tersebut menggambarkan bagaimana eratnya hubungan atau pergaulan antara seorang manusia dan
manusia lainnya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Pergaulan ini berawal dari satu orang dengan orang lainnya, kemudian dianjurkan dari
suku (kaum, kabilah atau Desa) kepada suku lainnya. Sehingga semakin luaslah pergaulan manusia tersebut pada beberapa ratus tahun terakhir ini.
Bukan saja pergaulan dan hubungan antara satu bangsa dan bangsa tetangga saja, tetapi sudah menjadi pergaulan dan hubungan international, yaitu dengan hubungan Negara dengan Negara lain di seluruh dunia.3
Semakin berkembangnya hubungan antar manusia kepada manusia lainnya menjadikan ilmu pengetahuan semakin berkembang. Hal ini menjadi prioritas utama dalam mengejar sebuah ketertinggalan bagi
manusia lainnya. Bahkan perkembangan tersebut bisa menguntungkan bagi sebagian orang dan keterbelakangan dalam menghadapi kehidupan
yang semakin meng-global ini. Oleh karena itu, sebuah komunitas menjadi sebuah alternatif untuk memperoleh perubahan yang signifikan dalam proses kehidupan yang lebih baik, komunitas tersebut adalah komunitas
3
3
yang berdasarkan nilai-nilai keagamaan. Jadi, ada faktor keyakinan masyarakat untuk menjalani proses kehidupan selanjutnya.
Oleh karena itu, bahwa keyakinan beragama menjadi pilihan utama untuk mempertahankan nilai-nilai moral, penyimpangan dan ketertindasan
terhadap masyarakat yang tidak memiliki daya saing yang disebabkan oleh banyak faktor. Karena semakin berkembangnya zaman negara harus bekerja ekstra keras untuk meningkatkan pembangunan. Alhasil, banyak
peristiwa yang dilakukan berdasarkan kepentingan pribadi. Sehingga masyarakat kecil menjadi tumbal dari perbuatan-perbuatan itu. Agama
Islam yang mengajarkan kepada kita semua sebagai umat yang taat pada aturan Islam untuk tidak melakukan hal-hal yang buruk yang mana
perbuatan tersebut merugikan orang lain, bahkan sebaliknya sebagai umat dan manusia yang baik harus bisa bermanfaat kepada semua makhluk tuhan lainnya baik itu manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan dan yang
lebih penting kepada yang maha pencipta kehidupan alam semesta ini.
Selain itu juga, sebagai umat Islam yang baik hendaklah untuk berusaha dalam persoalan dunia, seolah-olah kita hidup selama-lamanya,
dan tidak lupa untuk beramal untuk urusan akhirat seolah-olah kita akan mati besok pagi, hal itu berlandaskan oleh sabda nabi yang artinya ialah:
“Berusahalah untuk duniamu seolah-olah kamu akan hidup
selamanya, dan beramallah untuk akhiratmu seolah-olah kamu akan mati besok pagi,”4
4
4
Pemahaman hadist nabi di atas bahwa sebagai umat Islam harus berusaha memenuhi kebutuhan duniawi kita sebagai manusia dan tidak
lupa untuk bersedekah kepada orang yang tidak mampu, anak yatim, dan guru/kiai, sehingga kehidupan sosial tersebut tetap seimbang antara urusan dunia dengan urusan akhirat. Untuk itulah adanya komunitas tahlilan ini
yang berada di daerah Dusun Basoka Tengah Desa Basoka Kec. Rubaru. Kab. Sumenep di dirikan. Salah satunya untuk membentengi dan
memperkokoh keimanan masyarakat dengan adanya kegiatan tahlil yang menjadi rutinitas masyarakat Dusun Basoka Tengah.
Kegiatan tahlilan ini menjadi penting karena kegiatan ini menjadi kekuatan bagi masyarakat Basoka Tengah untuk tetap berusaha, berjuang
untuk hidup (Struggle for life) dunia dan akhirat serta mengembangkan dan melestarikan ekonomi masyarakat yang ada di Dusun Basoka Tengah. Karena kehidupan masyarakat Dusun Basoka selama ini tidak menyadari
bahwa komunitas tahlilan tersebut belum bisa berinovasi serta tidak memiliki terobosan baru dalam memenuhi kebutuhan keluarga
sehari-harinya. Untuk itu menyadarkan kembali masyarakat dalam berkreativitas supaya mendorong masyarakat agar sadar kebutuhan ekonomi masyarakat sangatlah penting.
Dengan demikian masyarakat banyak mengeluh dalam persoalan pendapatan keluarga bahkan pengeluaran yang selalu banyak. Sehingga masyarakat basoka sudah terpengaruh oleh ajakan-ajakan kerabat, sahabat
5
Karena menurut Andrew Jackson dalam bukunya Michel Sharraden mengatakan bahwa kekayaan dan kekuatan negara adalah penduduknya,
dan bagian terbaik dari pendukuk adalah mereka yang menggarap lahan pertanian. Petani mandiri merupakan pondasi masyarakat dan kawan sejati dari pembebasan dan kemerdekaan.5 Inilah yang menjadi keresahan oleh
beberapa warga masyarakat Dusun Basoka Tengah karena tidak bisa memaksimalkan aset yang mereka miliki. Dengan melalui media
komunitas ini sebagai upaya penyampai perubahan untuk mengubah masyarakat untuk tidak menjadi TKW/TKI walaupun hal itu sangat drastis
dalam segi ekonomi.
“Masyarakat disini sudah mulai terpengaruh menjadi TKI/TKW, ini menjadi sebuah kehilangan yang pada akhirnya mematikan kegiatan masyarakat basoka untuk memajukan Desa, saya sama sekali tidak setuju jika solusi untuk menambah pendapatan keluarga harus merantau jauh meninggalkan anak-anak mereka. Untuk itu, saya bersama masyarakat yang aktif di mengikuti kegiatan ini banyak melakukan diskusi, tentang pertanian kita untuk bisa dikembangkan menjadi lebih baik, karena selama ini pertanian disini hanya begitu-gitu aja tidak ada yang menarik, kecuali harga penjualan mahal baru masyarakat gembira, tetapi selama ini harga tidak menentu kadang mahal ya kadang biasa-biasa saja yang penting
tidak rugi”6
Oleh sebab itulah peran komunitas tahlilan yang dilakukan setiap minggu bisa mempertahankan nilai keIslaman dan budaya-budaya Islam
sekaligus mengembangkan ekonomi yang kreatif yang ada di Dusun Basoka Tengah Desa basoka melalui kegiatan komunitas tahlilan tersebut. Kegiatan ini sebenarnya sudah berjalan cukup lama, sehingga dalam
5
Sharraden, michel, Aset untuk orang miskin perspektif baru usaha pengentasan kemiskinan. Jakarta : PT RAJAGRAFINDO PERSADA, 2006. Hal.98
6
6
proses pendampingan hanya perlu pemahaman dan kesadaran masyarakat dalam menghadapi ekonomi masyarakat yang selama ini terlihat sangat
monoton. Dan hanya tergantung terhadap para tengkulak. Oleh karenanya kesadaran menjadi prioritas utama untuk menjalankan kegiatan yang bersifat kreatif dalam pertanian. Ekonomi kreatif menjadi alternatif bagi
masyarakat untuk menambah pendapatan dalam jangka panjang merawatnya tetapi bisa dinikmati setiap pekan hasil dari ekonomi kreatif
tersebut. Seperti penanaman pohon kelapa dan cabai jamu.
Perlu dipahami bahwa Dusun Basoka Tengah adalah Dusun yang
terletak di Desa Basoka Kec. Rubaru dimana masyarakatnya adalah petani, dari dulu pertanian adalah salah satu pekerjaan sehari-hari untuk
memenuhi kebutuhan makanan pokok untuk bisa bertahan hidup. Lahan yang dimiliki yaitu milik mereka sendiri yang diwariskan oleh nenek moyang mereka secara turun-temurun, zaman dulu masyarakat Basoka
tersebut melakukan sebuah perkumpulan dengan inisiatif warga dan pemahaman keagamaan mereka yaitu Islam sebagai pondasi awal untuk
menciptakan warga yang rukun dan damai.
Upaya pendampingan yang akan dilakukan adalah yang pertama adalah menyadarkan masyarakat tentang potensi masyarakat yang selama
ini tidak mereka sadari. Salah satunya melalui kekuatan masyakat melalui komunitas tahlilan ini bisa membangun kepercayaan dan kesadaran masyarakat dalam memengaruhi masyarakat lainnya. Oleh karena itu,
7
atau dilakukan oleh masyarakat Dusun Basoka Tengah Desa Basok Kec. Rubaru seperti halnya penanaman cabai jamu yang menjadi modal biaya
hidup mereka sehari-hari. Dengan demikian, perlu adanya sebuah perubahan yang dilakukan dengan cara mengungkit kekuatan masyarakat Dusun Basoka Tengah agar bisa memiliki kreatifitas yang bersumber dari
lingkungan mereka sendiri.
Maka dari itu, bagaimana masyarakat sadar bahwa ada banyak hal
yang bisa dijadikan tambahan pendapatan keluarga dan tentunya dengan sebuah kumpulan-kumpulan yang tidak mengikat dengan instansi
pemerintah. Tema tersebut dipilih dan menarik untuk diteliti karena menjadi prioritas utama untuk melakukan proses pemberdayaan
masyarakat berbasis kegiatan sosial-agama. Sehingga peneliti sampai pada sebuah kesimpulan jadul “Dakwah dan pemberdayaan petani cabai jamu (pendampingan pada komunitas tahlilan di Dusun Basoka Tengah Desa
Basoka Kec. Rubaru Kab. Sumenep)”.
B. Fokus Pendampingan
1. Bagaimana cara membangun kesadaran dalam mengelola aset
komunitas tahlilan sebagai media untuk mengembangkan peningkatan ekonomi?
8
C. Pihak Pihak Yang Terkait
Pihak pihak yang terkait dengan upaya pemanfaatan lahan kosong
dalam peningkatan ekonomi masyarakat Dusun Basoka Tengah Desa Basoka Kec. Rubaru Kab. Sumenep sebagaiman berikut;
1. KepalaDesa Basoka
Kepala Desa mememiliki peran untuk mengkordinasi masyarakat pemiliki lahan kosong untuk dimanfaatkan dan dijadikan
salah satu peningkatan ekonomi. 2. MasyarakatBasoka.
Masyarakat merupakan pihak penting yang mampu
mensukseskan suatu pendampingan, karena masyarakat adalah objek maupun subjek dalam suatu pemberdayaan secara mandiri. Seperti
para prangkat Desa, petani, para tokoh masyarakat yakni Kiai dan lain-lain. Dari masyarakat peneliti memperoleh informasi-informasi
yang valid yang bisa dipertanggung jawabkan kebenarannya. Dari masyarakat sendirilah keberhasilan dan kegagalan pendampingan yang dilakukan secara partisipasi aktif.
3. Lembagaorganisasimasyarakat
Dalam pendampingan ini tentu saja membutuhkan
bantuan-bantuan dari organisasi masyarakat karena lewat lembaga organisasi itulah proses pendampingan akan lebih mudah dan lebih efektif dari pada berjalan sendiri tanpa ada bantuan dari pihak yang lain.
9
lain karena lewat perkumpulan masyarakat itulah proses pendampingan akan lebih mudah.
4. Tokoh agama
Dalam proses pendampingan ini perlu tokoh yang disegani oleh masyarakat untuk menjalankan pendampingan masyarakat
melalui komunitas tahlilan. Oleh karena itu tokoh agama sangat berpengaruh untuk meningkatkan proses pendampingan ekonomi
kreatif tersebut.
D. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan pada penulisan pendampingan upaya pemanfaatan komunitas tahlil dalam pendapatan ekonomi masyarakat Dusun Basoka Tengah Desa Basoka Kecamatan Rubaru Kabupaten
Sumenep, sebagaimanaberikut:
1. Bab I membahas tentang realitas problematika yang ada pada Dusun
Basoka Tengah Desa Basoka Kec. Rubaru Kab. Sumenep, yang meliputi penjelasan tentang pengembangan ekonomi dampingan itu
seperti apa, dan focus pendampingannya serta membahas tentang agenda yang akan dilakukan.
2. Bab II membahas teori–teori yang mengiringi pendampingan ini seperti: teori yang membahas teori pembangunan, etos kerja, dan teori
10
prinsip-prinsip pokok faktor produks, monitoring dan evaluasi pendampingan, hasil pendampingan terdahulu.
3. Bab III membahas tentang metodologi dan strategi pendampingan berbasis Aset Bassed Community Development (ABCD) lebih mendalam.
4. Bab IV membahas tentang profil lokasi dampingan yang meliputi realitas Dusun Basoka Tengah Desa Basoka didalamnya ada letak
geografis, iklim, dan demografi. Setelah itu membahas tentang
5. Bab V membahas tentang aset dan potensi yang ada, meliputi: aset
fisik, aset budaya, mata pencaharian, sosial, peluang dan tantangan dampingan.
6. Bab VI membahas lebih banyak proses pendampingan mulai proses
discovery, dream, design, define, dan destiny. Kesemua itu diulas lebih mendalam dalam bab ini.
7. Bab VII membahas tentang refleksi atas dampingan yang dilakukan mulai dari proses pra-dampingan, saat dampingan, pasca-dampingan serta kesimpulan refleksi atas ketiga sub proses tersebut.
8. Bab VIII membahastentang penutupdari proses pendampingan yang meliputi kesimpulan akan perubahan proses dampingan ini, adanya
BAB II
PERSPEKTIF TEORITIS
A. Pengembangan Ekonomi Kreatif
Ekonomi merupakan sebuah kegiatan manusia memanivestasikan
sesuatu dalam berbagai bentuk. Tidak hanya dalam bentuk uang, pada zaman dahulu terkenal dengan sistem barter dikarenakan dahulu belum ada
pendidikan yang tinggi dan persaingan yang ketat. Maka nenek moyang dalam berkehidupan masyarakat sedikit terjadi gesekan.1
Dewasa ini dalam perkembangannya ekonomi bermertamorfosis, dalam dunia ekonomi ada beberapa pos yang memiliki peran masing – masing dan membuat ekonomi sangat kompleks, dan rentan sekali akan praktik
penyelewengan baik itu brerasal dari ekonom maupun pemerintah itu sendiri.2 Pada tahun 2015, perokonomian dunia mengalami lesu akibat Negara
Amerika Serikat yang adigdaya mengalami kerusuhan rasis selama 6 bulan terakhir, dan PHK besar – besaran. Kedigdayaan Negara Amerika Serikat ini berkat agresi politik, budaya dan ekonomi ke negara - negara berkembang
serta miskin. Negara – negara berkembang sendiri sekitar 60% di Asia-Afrika yang berarti mangsa pasar basah bagi produsen yakni negara maju 15 tahun
terakhir terutama AS. 3
1
Kwik Kian Gie, Kebijakan Ekonomi Politik dan Hilangnya Nalar. (Jakarta: Kompas. 2009), hal. 30.
2 Ibid 3
12
Ekonomi kreatif merupakan cabang ekonomi yang 40 tahun terakhir sangat digalakkan dan menjadi konsen petinggi negara atau bangsa.
Dikarekana ekonomi kreatif lahir ttidak serta merta ada namun dikarenakan akibat revolusi perancis dan sisiem kapitalis yang sangat merajalela. Kreatif itu sendiri berasal dari sesuatu yang sederhana, dan bahan yang digunakan
sudah ada disekitarnya. Seperti: bank sampah.4
Istilah Ekonomi Kreatif pertama kali diperkenalkan oleh tokoh
bernama John Howkins, penulis buku "Creative Economy, How People Make Money from Ideas". Jhon Howkins adalah seorang yang multi profesi. Selain
sebagai pembuat film dari Inggris ia juga aktif menyuarakan ekonomi kreatif kepada pemerintah Inggris sehingga dia banyak terlibat dalam diskusi-diskusi pembentukan kebijakan ekonomi kreatif dikalangan pemerintahan
negara-negara Eropa. Menurut definisi Howkins, Ekonomi Kreatif adalah kegiatan ekonomi dimana input dan outputnya adalah Gagasan. Benar juga, esensi dari
kreatifitas adalah gagasan. Bayangkan hanya dengan modal gagasan, seseorang yang kreatif dapat memperoleh penghasilan yang sangat layak. Gagasan seperti apakah yang dimaksud? Yaitu gagasan yang orisinil dan
dapat diproteksi oleh HKI. Contohnya adalah penyanyi, bintang film, pencipta lagu, atau periset mikro biologi yang sedang meneliti farietas unggul padi
yang belum pernah diciptakan sebelumnya ( Nenny, 2008)5
Unsur – unsur yang ada pada ekonomi dasar sendiri memiliki
beberapa, antara lain: 1) Barang, 2) Orang, dan 3) Akad. Barang disini ada 2
4Deni Harianto, “Fenomena Bank Sampah”,
Jawa Pos (13 Nopember, 2014), hal. 6 5
13
dimensi yakni barang yang akan di tukar / barter seperti pada zaman dahulu dan sekarang diganti dengan uang sebagai barang barometer yang memiliki
nilai dalam menukarkan barang keperluan sehari – hari baik itu primer, sekunder, dan tersier. Faktor dari unsur ekonomi yakni orang dan akad merupakan hal yang urgent daripada barang. Diketahui bersama faktor orang
ini memiliki varibel yang mengiringi baik itu latarbelakang pendidikan, dan budaya.6
Didalam ekonomi konvensional dan ekonomi kreatif tidak ada perbedaan yang terpaut jauh, yang mencolok hanya penekanan ekonomi
kreatif berawal dari hal yang sederhana, barang yang mudah didapat dan tercetus atas pemikiran radikal atas sebuah problematik ayang dihadapi seseorang atau kelompok pada tempat tinggalnya.7 Tidak ada yang
mengejutkan lagi dari ekonomi kreatif, yang berbeda hanyalah munculya pada tahun 1970-an eksak dari revolusi perancis dan perang duina II, banyak sekali
ahli menuding kalau ekonomi kreatif hanya kedok menutupi sejarah kelam yang mengiringi dua peristiwa tersebut. Banyak sekali ketimpangan, penyimpangan dan hal yang tidak terduga timbul setelah konflik.
Pengembangan ekonomi kreatif pada dasarnya sama dengan ekonomi kreatif, namun ekonomi kreatif menekankan kepada produk kearifan lokal
yang ada di suatu tempat sebagai khazanah keilmuan dan sebagai icon tempat tersebut yang mendatangkan para turis baik domestik maupun manca negara.8
6 Ibid 7
http://m.netmedia.co.id/program/index/episodes/113/dSIGN, di akses 12 Mei 2016, pukul 20.00 WIB.
8
14
Ekonomi kreatif sendiri di Indonesia telah diatur sedemikian rupa dan diproteksi langsung oleh pemerintah baik dari jajaran legislatif maupun
eksekutif serta yudikatif. Seperti Batik Sidoarjo dan Suku Tengger. Batik Sidoarjo sendiri diproteksi secara seksama terlihat dari kebijakan nasional hari
kamis dan jum‟at mengenakan batik atau pakaian khas daerah masing –
masing walau belum maksimal dan merata penerapannya, terlebih eksekusi hukuman bagi yang melanggar serta tidak mematuhinya.9
Berbeda dengan Batik Sidoarjo, Suku Tengger yang berada di beberapa kota - kota di Jawa Timur yang mengelilingi Gunung terbesar di
Jawa yakni Mahameru ini tidak hanya menampilkan produk barang, budaya namun juga erat dengan sumberdaya alam berupa gunung yang takhayal tiap hari khusunya week-end ramai pengunjung yang rata para pesepeda motor
atau club motor yang berasal dari Kota di Jawa Timur yakni Surabaya, Malang, Blitar, dan sebagainya. Dalam kunjungannya tak hanya berkendara
jauh namun sebagai menghilangkan penat dari pekerjaan.10
B. Definisi dan Ciri-ciri Kreatif
Definisi Kreatif adalah memiliki daya cipta, mempunyai kemampuan untuk mencipatakan, atau mampu menciptakan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun kenyataan yang relatif berbeda dengan apa yang
telah ada sebelumnya. Menurut Wollfolk, kreativitas adalah kemampuan individu untuk menghasilkan sesuatu (hasil) yang baru atau asli atau
9 Ibid
10
15
pemecahan suatu masalah. Cony Seniman menyatakan bahwa kreativitas adalah kemampuan untuk menghasilkan atau mencipatakan suatu produk
baru.11 Sedangkan ciri-ciri kreatif diantaranya ialah :
1. Mereka tak pernah berhenti belajar
2. Mereka memandang kegagalan sebagai satu langkah maju untuk mendekati kesuksesan
3. Imajinatif
4. Rasa ingin tahu yang lebih 5. Menemukan relasi-relasi
6. Kolaborasi
7. Memiliki pertanyaan yang besar 8. Berani mengatakan tidak
9. Meluangkan waktu 10. Mencari pengalaman baru
11. Selalu mencoba hal-hal baru 12. Mengikuti impian dan harapan
C. Etos Kerja
Etos yang berasal dari kata Yunani, dapat mempunyai arti sebagai
sesuatu yang diyakini, cara berbuat, sikap serta persepsi terhadap nilai bekerja. Dari kata ini lahirlah apa yang disebut dengan “ethic” yaitu,
pedoman, moral dan prilaku, atau dikenal pula etiket yang artinya cara
11
16
bersopan santun. Sehingga dengan kata etik ini, dikenalah istilah etika bisnis yaitu cara atau pedoman prilaku dalam menjalankan suatu usaha dan
sebagainya.12
Di sisi yang lain makna “bekerja” bagi seorang muslim adalah suatu
upaya yang sungguh-sungguh, dengan mengarahkan seluruh aset, fikir, dan
dzikirnya untuk mengaktualisasikan atau menampakkan arti dirinya sebagai hamba Allah yang harus menundukkan dunia dan menempatkan dirinya
sebagai bagian dari masyarakat yang terbaik (khoiroummah) atau dengan kata lain dapat juga kita katakan bahwa hanya dengan bekerja manusia itu
Artinya : Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: "Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, Padahal Kami Senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."14
12
Toto Tasmara, Etos Kerja Pribadi Muslim, (Jakarta: Dana Bhakti Wakaf, 1995), hal. 25.
13
Ibid, hal. 27.
14
17
Pada satu ayat Q.S Al-Baqoroh ayat 30 ini kita memiliki hubungan dengan pengembangan masyarakat sebanyak Sembilan wacana penting:
Pertama, Ayat ini diawali dengan kata ا bisa diartikan dengan kaca mata pengembangan masyarakat sebagai sebuah „planning/proyek/rencana’ yang dibuat oleh Tuhan. Kedua, Setelah terciptanya sebuah
‘planning/proyek/rencana’ sang Khalik tidak mengambil keputusan sendiri
Dia (Tuhan) mencontohkan kepada manusia untuk selalu
„discussing/musyawaroh’ anjuran untuk discussing/musyawaroh’ termaktup
pada kata setelahnya yaitu ةكئَمللكُبر, Ketiga, tidak cuma itu Tuhan juga
memberitahukan kepada manusia siapakah yang harusnya diajak untuk
discussing/musyawaroh’ dengan makna tersirat yang bisa kita dapatkan dari sifat makhluk yang diajak discussing/musyawaroh’oleh tuhan yaitu malaikat.
Kita semua tahu bahwasannya malaikat itu memiliki sifat suci, bersih, jujur dan segala kebaikan merupakan sifat dari malaikat sendiri. Jadi kita sebagai
manusia sudah seharusnya untuk bermusyawaroh dengan orang-orang yang
„benar’.
Keempat, Setelah itu jika kita lihat ayat tadi terdapat kata لع ج dari
sini muncul pertanyaan mengapa tidak menggunakan kata kholiqun saja? Jawabannya terletak pada penggunaan konteks kalimat selanjutnya. Arti dari
kedua kata tersebut memang sama-sama menciptakan tetapi tujuannya berbeda karena لع ج adalah menciptakan dengan beberapa unsur dan melalui
18
kesimpulan untuk kata setelahnya yaitu ةفيلخ, bahwasannya jika manusia ingin dirinya digolongkan sebagai ةفيلخ itu memiliki kriteria. kriteria yang paling
jelas adalah dia merupakan pilihan dari manusia lain dan memiliki sifat kreatif. Keenam,ةفيلخ (Seseorang yang dijadikan pengganti dari yang lain atau seseorang yang diberi wewenang untuk bertindak dan berbuat sesuai dengan
ketentuan-ketentuan dari yang memberi wewenang) sendiri memiliki asal kata فلخ yang berarti belakang. Dari arti asli katanya dapat dikembangkan
kembali bahwasannya kata tersebut memiliki arti pengganti, maka jika ada pengganti pastilah ada yang digantikan oleh karena itu arti ini bisa dimakanai
sebagai regenerasi. Oleh karena ةفيلخ disini pasti akan mengalami regenerasi maka penting juga bagi PM untuk memperhatikan penerus-penerus para
ةفيلخyang berkualitas. Ketujuh, seorang PM juga diajarkan oleh Al-qur’an
pada ayat ini adalah setelah membuat planning/proyek/rencan itu harus memiliki lokasi yang jelas termaktub pada kata-kata را ٌلع ج.
Kedelapan, pada kata ا اّلا كف يي ل ف ا يي ل ا ا disini terdapat dua kemungkinan kenapa malaikat menyebutkan hal tersebut, kemungkinan pertama malaikat sudah mengetahui masa depan sedangkan kemungkinan
berikutnya adalah malaikat „berfikir’ secara futuristik. Jika kita ambil alasan
kedua maka dapat juga dicontoh oleh PM sebagai salah satu cara
mengembangkan masyarakat yaitu ketika bermusyawaroh seharusnya didalamnya terdapat cara berfikir sama seperti malaikat yaitu berfikir
19
mengajarkan kepada kita bahwasannya makhluk yang hanya bertasbih dan
ta’at saja itu tidak cukup untuk dijadikan kholifah. Oleh karena itu untuk
menjadi khalifah itu „tidak hanya’ orang yang suci dan rajin bertasbih saja,
tetapi perpaduan antara keduanya dengan berimbanglah yang bisa disebut dengan kholifah.
Jadi, menurut pendapat penulis bahwa ayat di atas memberikan pelajaran dan sebagai pedoman hidup dalam menjalani proses pengembangan
masyarakat atau fasilitator. Memahami konteks diatas menjadi bagian dari kita sebagai individu yang bermanfaat terhadap orang lain. Penulis
memberikan pendapat bahwa ada kemerdekaan dalam mengutamakan kebutuhan orang lain atas kebutuhan diri sendiri, sepatutnya sebagai fasilitator harus lebih mementingkan kebutuhan orang lain ketimbang dirinya
sendiri.
E. Prinsip Prinsip Pokok Faktor-Faktor Produksi
Menurut para ahli ekonomi faktor produksi terdiri atas empat macam, yaitu:
1. Tenaga alam: tanah, air, cahaya, dan udara
2. Tenaga modal: uang dan barang/benda
3. Tenaga manusia: pikiran dan jasmani
4. Tenaga organisasi kecakapan mengatur.
Bagi seorang materialis, pokok segala persoalan hanyalah materi,
20
mereka bahwa dibalik materi itu, yaitu tenaga alam dan tenaga modal, ada suatu kuasa gaib yang maha kuasa yang sewaktu-waktu dapat menahan atau
mencurahkannya.15
F. Cabai Jamu
Cabai jamu (Piper Retrofractum Vahl) biasa disebut dengan cabai jawa adalah jenis rempah yang masih berkerabat dengan lada dan kemukus,
termasuk dalam suku sirih-sirihan atau Piperaceae. Nama lainnya adalah cabai jamu adalah cabai jawa atau cabai saja. Sedangkan menurut daerah
Madura sendiri adalah cabai solak (madura) dan cabia (sulawesi).
Produk perdagangan cabai jamu ini adalah untai yang dikeringkan, berguna sebagai bumbu masak dan berkhasiat pengobatan. Dalam
perdagangan, seringkali untai kering ini dianggab sama dengan untai kering dari lada panjang, sehingga lada panjang pun juga sering disematkan pada
cabai jawa.
Tumbuhan asli Indonesia ini popular sebagai tanaman obat pekarangan dan tumbuh pula di hutan-hutan sekunder dataran rendah (hingga
600m di atas permukaan laut).
G. Monitoring dan Evaluasi Pendampingan
Monitoring dan evaluasi (monev) adalah kegiatan yang sangat penting
dalam proses pengembangan dan pemberdayaan masyarakat. Dengan adanya monev, maka akan diketahui sejauh mana efektivitas dan efisiensi program
15
21
social yang diberikan. Pemantauan secara terus menerus proses perencanaan dan pelaksaan kegiatan, dan mengukur berhasil tidaknya program yang
dilaksanakan, apa sebabnya berhasil dan apa sebabnya gagal, serta bagaimana tindak lanjutnya.16
Evaluasi adalah mengidentifikasikan keberhasilan danatau kegagalan
suatu rencana kegiatan atau program. Berbeda dengan monitoring, evaluasi biasanya lebih difokuskan pada pengidentifikasian kualitas program.17
Pendekatan berbasis aset dalam suatu pendampingan membutuhkan proses monitoring dan evaluasi. Dalam suatu kegiatan pasti berkaitan dengan
keberhasilan dan kegagalan. Kegiatan monev sangat penting dilakukan untuk melihat seberapa tingkat keberhasilan dan kegagalan dari proses pendampingan yang telah dilakukan. Dari semua itu tergantung bagaimana
masyarakat mampu memobilisasi aset serta membedakaan mana yang berpotensi maksimal terhadap suatu perubahan.
H. Hasil Pendampingan Terdahulu
Skripsi: Pencarian Peluang Pengembangan Perdagangan sawo Dusun
Bunut Desa Bringin Kec. Badas Kab. Kediri, Pendampingan Berbasis Aset Pada Masyarakat Pedagang Sawo, oleh Khozinatul Asror.18
16
Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, (Bandunng: PT. Refika Aditama, 2014), hal. 117-118.
17
Ibid. hal. 119. 18
22
Pendampingan ini melihat dari aset yang dimiliki oleh masyarakat Dusun Bunut yang menjadi ciri khas sebagai Dusun penghasil buah sawo
yang menjadi dagangan oleh masyarakat Dusun Bunut. Pendampingan ini menitikberatkan pada penguatan akan profesi yang menjadi pekerjaannya selama ini, karena sedikit banyak masyarakat Dusun Bunut meninggalkan
pekerjaan ini. Disamping itu pohon-pohon sawo sudah mulai berkurang dari masa ke masa. Pendampingan ini menjelaskan apa saja yang menjadi factor
pendukung dan penghambat yang dialami oleh pedagang sawo di Dusun Bunut.
Dalam melakukan pendampingan, Khozinatul Asror menggunakan pendekatan ABCD yang disertai analisis jelas, dimana mengungkapkan secara terperinci wilayah dan juga kondisi masyarakat Dusun Bunut yang
kaitannya dengan pedagang sawo yang menjadi cirri khas yang ditengarai lapak-lapak untuk menjual sawo sebagai komoditas utama Desa Bringin.
Penekanan aset berupa pohon sawo untuk meningkatkan ekonomi masyarakat, dimana untuk mendapatkan hasil buah sawo yang siap jual membutuhkan beberapa tenaga kerja mulai dari pengambil buah sawo dari
pohonnya, pencuci buah sawo, bahkan pengepul yang siap menjualkan buah sawo ke luar kota. Sedangkan untuk pedagang ada yang menjual dari hasil
kebun sendiri atau membeli dari pemiliki pohon sawo.
Dalam proses pendampingan dibutuhkan Local leader untuk
23
Bringinnya. Untuk melestarikan ciri khas tersebut diperlukan Local leader
untuk meneruskan proses pendampingan sampai pada tingkat keberhasilan
BAB III
METODELOGI RISET PENDAMPINGAN
A. Asset Bassed Community Development (ABCD)
Asset Bassed Community Development atau (ABCD) menurut R.M.
Brown ialah:
Bila anda mencari masalah, anda akan menemukan lebih banyak masalah; Bila anda mencari sukses, anda akan menemukan lebih banyak sukses Bila anda percaya pada mimpi, anda akan merengkuh keajaiban maka motto kami adalah
“mencari akar penyebab sukses” dan bukan “akar penyebab masalah.1
Sedangkan dalam Metode ABCD memiliki lima langkah kunci untuk melakukan proses riset pendampingan, diantaranya:2
1. Define (Menentukan)
Ketua komunitas tahlilan bersama anggotanya di Dusun Basoka Tengah
menentukan „memilih topik positif’: tujuan dari proses pencarian atau
deskripsi mengenai perubahan yang diinginkan.
Pendamping dengan para anggota komunitas tahlilan terlibat dalam
FGD. Pada Proses FGD pendamping anggota komunitas tahlilan dan bersama ketua bersama tokoh agama menetukan fokus pembahasan. Fokus pembahasan yang akan dibahas merupakan hal yang positif dan
memotivasi dari setiap anggota komunitas tahlilan.
1
Christopher Dureau, Pembaru dan kekuatan lokal untuk pembangunan, Australian Community Development and Civil Society Strengthening Scheme (ACCESS) Tahap II, (Agustus 2013), hal 59.
2
25
2. Discovery (Menemukan)
Proses menemukan kembali kesuksesan dilakukan lewat proses
percakapan atau wawancara kepada Key-People yakni Ach. Dhofir, Kh. Ghozali, Jausi dan bapak Jauhari dan harus menjadi penemuan personal tentang apa yang menjadi kontribusi individu yang memberi hidup pada
sebuah kegiatan atau usaha. Pada tahap discovery, dimulai memindahkan tanggung jawab untuk perubahan kepada para individu yang
berkepentingan dengan perubahan tersebut yaitu entitas lokal.
Pendamping melakukan wawancara kepada masyarakat Dusun
Basoka Tengah tentang kondisi Dusun. Wawancara tersebut dapat digiring untuk mengetahui potensi desa yang ada. Wawancara ini bersifat cerita antara masyarakat dengan pendamping sehingga yang banyak berbicara
nantinya adalah Masyarakat Dusun Basoka Tengah. 3. Dream (Impian)
Kreatif dan kolektif adalah salah satu cara melihat masa depan yang mungkin terwujud, apa yang sangat dihargai dikaitkan dengan apa yang paling diinginkan. Pada tahap ini, setiap orang Warga Dusun Basoka
Tengah mengeksplorasi harapan dan impian mereka baik untuk diri mereka sendiri maupun untuk organisasi. Sebuah mimpi atau visi bersama
terhadap masa depan yang bisa terdiri dari gambar, tindakan, kata-kata, lagu, dan foto di lingkungan mereka berada.
26
Dusun Basoka Tengah. Setelah mengetahui keinginan atau impian maka langkah selanjutnya yaitu merancang sebuah kegiatan untuk memenuhi
impian masyarakat. 4. Design (Merancang)
Proses ini seluruh anggota komunitas (atau kelompok tahlilan)
Dusun Basoka Tengah harus terlibat langsung dalam proses belajar tentang kekuatan atau aset yang dimiliki agar bisa memulai memanfaatkan
dengan cara yang konstruktif, inklusif, dan kolaboratif untuk mencapai aspirasi dan tujuan seperti yang sudah ditetapkan sendiri di atas.
Proses merencanakan ini merupakan proses cara mengetahui aset – aset yang ada pada masyarakat Dusun Basoka Tengah. Aset yang terlihat di Dusun Basoka Tengah adalah organisasi masyarakat yang berbentuk
tahlilan. Aset ini akan dimanfaatkan untuk memenuhi impian masyarakat Basoka.
5. Deliver (Lakukan)
Serangkaian tindakan inspiratif yang mendukung proses belajar
terus menerus dan inovasi tentang “apa yang akan terjadi.” Hal ini
merupakan fase akhir yang secara khusus fokus pada cara-cara personal dan organisasi untuk melangkah maju.
B. Prinsip – Prinsip Pendampingan
1) Setengah Terisi lebih Berarti
27
komunitas terhadap dirinya. Tidak hanya terpaku pada kekurangan dan masalah yang dimiliki. Tetapi memberikan perhatian kepada apa yang
dipunyai dan apa yang dapat dilakukan.3 2) Semua Punya Potensi
Dalam konteks ABCD, prinsip ini dikenal dengan istilah “Semua
punya potensi”. Setiap manusia terlahir dengan kelebihan masing-masing. Tidak ada yang tidak memiliki potensi, walau hanya sekedar kemampuan
untuk tersenyum dan melihat air. Semua berpotensi dan semua bisa memiliki kontribusi terhadap sesuatu.
Dengan demikian, tidak ada alasan bagi setiap masyarakat Dusun Basoka Tengah untuk tidak berkontribusi secara konkrit untuk mengubah hidup yang baik. Bahkan, keterbatasan fisikpun tidak menjadi alasan untuk
tidak berkontribusi. Ada banyak kisah dan inspirasi orang-orang sukses yang justru berhasil membalikkan keterbatasan dirinya menjadi sebuah
berkah, sebuah kekuatan. 4 3) Partisipasi
Partisipasi adalah suatu keterlibatan mental dan emosi seseorang
kepada pencapaian tujuan dan ikut bertanggung jawab di dalamnya. Banyak ahli memberikan pengertian mengenai konsep partisipasi.5
Partisipasi berarti peran serta seseorang atau kelompok masyarakat Dusun Basoka Tengah Barat dalam proses pembangunan baik dalam bentuk
pernyataan maupun dalam bentuk kegiatan dengan memberi masukan
28
pikiran, tenaga, waktu, keahlian, modal dan atau materi, serta ikut memanfaatkan dan menikmati hasil-hasil pembangunan.6
Pengertian tentang partisipasi dapat juga berarti bahwa pembuat keputusan menyarankan kelompok atau masyarakat Dusun Basoka Tengah ikut terlibat dalam bentuk penyampaian saran dan pendapat, barang,
keterampilan, bahan dan jasa. Partisipasi dapat juga berarti bahwa kelompok mengenal masalah mereka sendiri, mengkaji pilihan mereka,
membuat keputusan, dan memecahkan masalahnya. 7 4) Kemitraan
Partnership merupakan salah satu prinsip utama dalam pendekatan
pengembangan masyarakat berbasis aset (Asset Based Community Development). Partnership merupakan modal utama yang sangat
dibutuhkan dalam memaksimalkan posisi dan peran masyarakat Dusun Basoka Tengah dalam pembangunan yang dilakukan. Hal itu dimaksudkan
sebagai bentuk pembangunan dimana yang menjadi motor dan penggerak utamanya adalah masyarakat itu sendiri (community driven development). Karena pembangunan yang dilakukan dalam berbagai variannya
seharusnya masyarakatlah yang harus menjadi penggerak dan pelaku utamanya, tidak menjadi penonton di tempat mereka tinggali. Sehingga
diharapkan akan terjadi proses pembangunan yang maksimal, berdampak empowerment secara masif dan terstruktur. Hal itu terjadi karena dalam
diri masyarakat telah terbentuk rasa memiliki (sense of belonging)
6 Ibid 7
29
terhadap pembangunan yang terjadi di sekitarnya.8 Didalam proses pendampingan ini kemitraan yang dibangun adalah bersinerginya antar
komunitas tahlilan masyarakat untuk memberdayakan petani cabe jamu serta keikutsertaan steakholder didalamnya.
5) Penyimpangan Positif (Positive Deviance)
Positive Deviance atau (PD) secara harfiah berarti penyimpangan positif. Secara terminologi positive deviance (PD) adalah sebuah
pendekatan terhadap perubahan perilaku individu dan sosial yang didasarkan pada realitas bahwa dalam setiap masyarakat Dusun Basoka
Tengah - meskipun bisa jadi tidak banyak- terdapat orang-orang yang mempraktekkan strategi atau perilaku sukses yang tidak umum, yang memungkinkan mereka untuk mencari solusi yang lebih baik atas masalah
yang dihadapi daripada rekan-rekan mereka itu sendiri.9 Praktek tersebut bisa jadi, seringkali atau bahkan sama sekali keluar dari praktek yang pada
umum dilakukan oleh Masyarakat Dusun Basoka Tengah. Realitas tersebut mengisyaratkan bahwa sering kali terjadi pengecualian - pengecualian dalam kehidupan masyarakat Dusun Basoka Tengah dimana seseorang
atau beberapa orang mempraktekkan perilaku dan strategi berbeda dari kebanyakan masyarakat pada umumnya. Strategi dan perilaku tersebut
yang membawa kepada keberhasilan dan kesuksesan yang lebih dari yang lainnya. Realitas ini juga mengisyaratkan bahwa pada dasarnya masyarakat
(anggota Masyarakat Dusun Basoka Tengah) memiliki aset atau sumber
8
Ibid. hal. 20.
9
30
daya mereka sendiri untuk melakukan perubahan-perubahan yang diharapkan.
Positive deviance merupakan modal utama dalam pengembangan Masyarakat Dusun Basoka Tengah dalam memberdayakan petani cabe melalui komunitas tahlilan yang dilakukan dengan menggunakan
pendekatan berbasis aset-kekuatan. Positive deviance menjadi energi alternatif yang vital bagi proses pengembangan dan pemberdayaan
masyarakat yang dilakukan. Energi itu senantiasa dibutuhkan dalam konteks lokalitas masing-masing komunitas.10
6) Berawal Dari Masyarakat (Endogenous)
Endogenous dalam konteks pembangunan memiliki beberapa konsep inti yang menjadi prinsip dalam pendekatan pengembangan dan
pemberdayaan komunitas - masyarakat Dusun Basoka Tengah berbasis aset-kekuatan.11 Beberapa konsep inti tersebut adalah sebagai berikut:
1. Memiliki kendali lokal atas proses pembangunan Dusun Basoka Tengah.
2. Mempertimbangkan nilai-nilai dakwahnya secara sungguh-sungguh.
3. Mengapresiasi cara pandang.
4. Menemukan keseimbangan antara sumber daya lokal dan eksternal.
Beberapa aspek diatas merupakan kekuatan pokok yang sangat penting dalam pembangunan masyarakat. Sehingga dalam aplikasinya,
konsep “pembangunan endogen” kemudian mengakuinya sebagai
10
Ibid, hal. 25.
11
31
kekuatan utama yang bisa dimobilisasi untuk digunakan sebagai modal utama dalam pengembangan Masyarakat Dusun Basoka Tengah. Aset
komunitas tahlilan ini secara tidak sadar bahwa sebenarnya kekuatan tersebut bisa jadi sebelumnya terabaikan atau bahkan seringkali dianggap sebagai penghalang dalam pembangunan. Aset-aset tersebut terintrodusir
dalam kelompok aset spiritual, sistem kepercayaan, cerita, dan tradisi yang datang dari adat istiadat masyarakat Dusun Basoka Tengah dan hal itu
sangat mempengaruhi kehidupan sehari-hari komunitas. Pembangunan Endogen mengubah aset-aset tersebut menjadi aset penting yang bisa
dimobilisasi untuk pembangunan sosial dan ekonomi kerakyatan. Metode ini menekankan dan menjadikan aset-aset tersebut sebagai salah satu pilar pembangunan. Sehingga dalam kerangka pembangunan endogen, aset-aset
tersebut kemudian menjadi bagian dari prinsip pokok dalam pendekatan ABCD yang tidak boleh dinegasikan sedikitpun. 12
7) Menuju Sumber Energi
Energi dalam pengembangan bisa beragam. Diantaranya adalah mimpi besar yang dimiliki oleh komunitas, proses pengembangan yang
apresiatif, atau bisa juga keberpihakan anggota komunitas yang penuh totalitas dalam pelaksanaan program. sumber energi ini layaknya
keberadaan matahari bagi tumbuhan.13 Terkadang bersinar dengan terang, mendung, atau bahkan tidak bersinar sama sekali. Sehingga energi dalam
komunitas ini harus tetap terjaga dan dikembangkan.
12
Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Masyarakat, (Bandung: Refika Aditama, 2010), hal. 28.
13
32
Masyarakat Dusun Basoka Tengah juga seharusnya mengenali peluang-peluang sumber energy lain yang mampu memberikan penyegaran
kekuatan baru dalam proses pengembangan. Sehingga tugas komunitas tidak hanya menjalankan program saja, melainkan secara bersamaan memastikan sumber energy dalam kelompok mereka tetap terjaga dan
berkembang. 14
C. Teknik – Teknik Pendampingan
Metode dan alat menemukenali dan memobilisasi aset untuk
pemberdayaan masyarakat melalui Asset Based Community Development
(ABCD), antara lain: 1. Penemuan Apresiatif
Appreciative Inquiry (AI) adalah cara yang positif untuk melakukan perubahan organisasi di Dusun Basoka Tengah berdasarkan
asumsi yang sederhana yaitu bahwa setiap organisasi memiliki sesuatu yang dapat bekerja dengan baik, sesuatu yang menjadikan organisasi hidup, efektif dan berhasil, serta menghubungkan organisasi tersebut
dengan komunitas dan stakeholdernya dengan cara yang sehat.15
AI dimulai dengan mengidentifikasi hal-hal positif dan
menghubungkannya dengan cara yang dapat memperkuat energi dan visi untuk melakukan perubahan untuk mewujudkan masa depan organisasi
yang lebih baik.
14
Ibid, hal 29.
15
33
AI melihat isu dan tantangan organisasi dengan cara yang berbeda. Berdeda dengan pendekatan yang fokus pada masalah, AI mendorong
anggota organisasi untuk fokus pada hal-hal positif yang terdapat dan bekerja dengan baik dalam organisasi. AI tidak menganalisis akar masalah dan solusi tetapi lebih konsen pada bagaimana memperbanyak hal-hal
positif dalam organisasi.
Proses AI terdiri dari 4 tahap yaitu Discovery, Dream, Design dan
Destiny atau sering disebut Siklus 4-D. AI ini diwujudkan dengan adanya
Forum Group Discussion (FGD) yang dilakukan pada jenjangnya masing–
masing.
2. Pemetaan Komunitas
Pendekatan atau cara untuk memperluas akses ke pengetahuan
lokal. Community map merupakan visualisasi pengetahuan dan persepsi berbasis masyarakat mendorong pertukaran informasi dan menyetarakan
kesempatan bagi semua anggota masyarakat Dusun Basoka Tengah untuk berpartisipasi dalam proses yang mempengaruhi lingkungan dan kehidupan mereka.16
Daftar lengkap aset di Dusun Basoka Tengah yang bisa dipetakan adalah:
a. Aset personal atau masyarakat Dusun Basoka Tengah b. Asosiasi atau aset social Dusun Basoka Tengah
c. Institusi d. Aset Alam
16
34
e. Aset Fisik
f. Aset Spiritual dan Kultural
3. Penelusuran Wilayah (transect)
Transect adalah garis imajiner sepanjang area Dusun Basoka Tengah untuk menangkap keragaman sebanyak mungkin. Dengan berjalan
sepanjang garis itu dan mendokumentasikan hasil pengamatan, penilaian terhadap berbagai aset dan peluang dapat dilakukan. Misalnya, dengan
berjalan dari atas bukit ke lembah sungai dan di sisi lain, maka akan mungkin untuk melihat berbagai macam vegetasi alam, penggunaan lahan,
jenis tanah, tanaman, kepemilikan lahan, dan lain sebagainya. Penelusuran wilayah dilakukan berbarengan dengan pemetaan komunitas (community mapping) yang dilakukan pada 20 Mei 2016 pukul 20.00wib. 17
4. Pemetaan Asosiasi dan Institusi
Asosiasi merupakan proses interaksi yang mendasari terbentuknya
lembaga-lembaga sosial di Dusun Basoka Tengah yang terbentuk karena memenuhi faktor-faktor sebagai berikut : (1) kesadaran akan kondisi yang sama, (2) adanya relasi sosial, dan (3) orientasi pada tujuan yang telah
disepakati bersama.18
17
Suntoyo Usman, Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), hal. 38.
18
35
5. Pemetaan Aset Individu (Individual Inventory Skill)
Metode/alat yang dapat digunakan untuk melakukan pemetaan
individual asset antara lain kuisioner, interview dan focus group discussion.19 Manfaat dari Pemetaan Individual Aset antara lain:
a. Membantu membangun landasan untuk memberdayakan masyarakat
Dusun Basoka Tengah dan untuk saling ketergantungan dalam masyarakat,
b. Membantu membangun hubungan dengan masyarakat Dusun Basoka Tengah, dan
c. Membantu warga Dusun Basoka Tengah mengidentifikasi keterampilan dan bakat mereka sendiri.
6. Sirkulasi Keuangan (Leaky Bucket)
Perputaran ekonomi yang berupa kas, barang dan jasa merupakan hal yang tidak terpisahkan dari warga Dusun Basoka Tengah atau
komunitas dalam kehidupan mereka sehari-hari. Seberapa jauh tingkat dinaminitas dalam pengembangan ekonomi lokal mereka dapat dilihat, seberapa banyak kekuatan ekonomi yang masuk dan keluar. Untuk
mengenali, mengembangkan dan memobilisir asset-asset tersebut dalam ekonomi komunitas atau warga lokal diperlukan sebuah analisa dan
pemahaman yang cermat. Salah satu pendekatan yang digunakan dalam
19
36
pendekatan ABCD [Asset Based Community Development] adalah melaluil Leacky Bucket. 20
Leaky bucket atau biasa dikenal dengan istilah wadah bocor atau ember bocor merupakan salah satu cara untuk mempermudah masyarakat Dusun Basoka Tengah, terutama pada anggota komunitas tahlilan agar
dapat mengenali, mengidentifikasi dan menganalisa berbagai bentuk aktivitas atau perputaran keluar dan masuknya ekonomi lokal
komunitas/warga di Dusun Basoka Tengah. Lebih singkatnya, leaky bucket
adalah alat yang berguna untuk mempermudah warga Dusun Basoka
Tengah atau komunitas untuk mengenal berbagai perputaran asset ekonomi lokal yang mereka miliki. Hasilnya bisa dijadikan untuk meningkakan kekuatan secara kolektif dan membangunnya secara
bersama.
7. Skala Prioritas (Low hanging fruit)
Setelah masyarakat Dusun Basoka Tengah mengetahui potensi, kekuatan dan peluang yang mereka miliki dengan melalui menemukan informasi dengan santun, pemetaan aset, penelusuran wilayah, pemetaan
kelompok/ institusi dan mereka sudah membangun mimpi yang indah maka langkah berikutnya, adalah bagaimana mereka bisa melakukan
semua mimpi-mimpi diatas, karena keterbatasan ruang dan waktu maka tidak mungkin semua mimpi mereka diwujudkan. Skala prioritas adalah
salah satu cara atau tindakan yang cukup mudah untuk diambil dan
20
37
dilakukan untuk menetukan manakah salah satu mimpi mereka bisa direalisasikan dengan menggunakan potensi masyarakat di Dusun Basoka
Tengah itu sendiri tanpa ada bantuan dari pihak luar.21
D. Langkah – Langkah Pendampingan
Tahap 1: Mempelajari dan Mengatur Skenario
Dalam Appreciative Inquiry (AI) terkadang disebut „Define’.
Dalam Asset Based Community Development (ABCD), terkadang
digunakan frasa “Pengamatan dengan Tujuan/PurposefulReconnaissance’.
Pada dasarnya terdiri dari dua elemen kunci memanfaatkan waktu untuk mengenal orang-orang dan tempat di mana perubahan akan dilakukan, dan menentukan fokus program. 22 Ada empat langkah terpenting di tahap ini,
yakni menentukan: 1. Tempat
2. Orang
3. Fokus Program
4. Informasi tentang Latar Belakang Tahap 2: Menemukan Masa Lampau
Kebanyakan pendekatan berbasis aset dimulai dengan beberapa cara untuk mengungkap (discovering) hal – hal yang memungkinkan
38
berfungsi sampai saat ini membuktikan bahwa ada sesuatu dalam masyarakat yang harus dirayakan. Tahap ini terdiri dari:
i. Mengungkap (discover) sukses – apa sumber hidup dalam komunitas. Apa yang memberi kemampuan untuk tiba di titik ini dalam rangkaian perjalanannya. Siapa yang melakukan lebih baik.
ii. Menelaah sukses dan kekuatan – elemen dan sifat khusus apa yang muncul dari telaah cerita – cerita yang disampaikan oleh komunitas. Tahap 3: Memimpikan Masa Depan
Memimpikan masa depan atau proses pengembangan visi (visioning) adalah kekuatan positif luar biasa dalam mendorong perubahan. Tahap ini mendorong komunitas menggunakan imajinasinya untuk membuat gambaran positif tentang masa depan mereka. Proses ini
menambahkan energi dalam mencari tahu “apa yang mungkin.” 24 Tahap 4: Memetakan Aset
Tujuan pemetaan aset adalah agar komunitas belajar kekuatan yang
sudah mereka miliki sebagai bagian dari kelompok. Apa yang bisa dilakukan dengan baik sekarang dan siapa di antara mereka yang memiliki keterampilan atau sumber daya Dusun Basoka Tengah. Mereka ini
kemudian dapat diundang untuk berbagi kekuatan demi kebaikan seluruh kelompok atau komunitas. 25
24
Ibid, hal. 138.
25
39
Pemetaan dan seleksi aset dilakukan dalam 2 tahap:
1) Memetakan aset komunitas atau bakat, kompetensi dan sumber daya yang ada.
2) Seleksi mana yang relevan dan berguna untuk mulai mencapai mimpi
komunitas.
Tahap 5: Menghubungkan dan Menggerakkan Aset/Perencanaan Aksi
Tujuan penggolongan dan mobilisasi aset adalah untuk langsung
membentuk jalan menuju pencapaian visi atau gambaran masa depan. Hasil dari tahapan ini harusnya adalah suatu rencana kerja yang didasarkan pada apa yang bisa langsung dilakukan diawal, dan bukan apa yang bisa dilakukan oleh lembaga dari luar. Walaupun lembaga dari luar dan potensi
dukungannya, termasuk anggaran pemerintah adalah juga aset yang tersedia untuk dimobilisasi, maksud kunci dari tahapan ini adalah untuk
membuat seluruh masyarakat yang ada di Dusun Basoka Tengah menyadari bahwa mereka bisa mulai memimpin proses pembangunan
lewat kontrol atas potensi aset yang tersedia dan tersimpan.26 Tahap 6: Pemantauan, Pembelajaran dan Evaluasi
Pendekatan berbasis aset juga membutuhkan studi data dasar (baseline), monitoring perkembangan dan kinerja outcome. Tetapi bila
suatu program perubahan menggunakan pendekatan berbasis aset, maka yang dicari bukanlah bagaimana setengah gelas yang kosong akan diisi, tetapi bagaimana setengah gelas yang penuh dimobilisasi. Pendekatan
26
40
berbasis aset bertanya tentang seberapa besar anggota organisasi atau masyarakat Dusun Basoka Tengah mampu menemukenali dan
memobilisasi secara produktif aset mereka mendekati tujuan bersama. Empat pertanyaan kunci Monitoring dan Evaluasi dalam pendekatan berbasis aset adalah:
1. Apakah komunitas sudah bisa menghargai dan menggunakan pola pemberian hidup dari sukses mereka di masa lampau?
2. Apakah komunitas sudah bisa menemukenali dan secara efektif memobilisasi aset sendiri yang ada dan yang potensial (keterampilan,
kemampuan, sistem operasi dan sumber daya?)
3. Apakah komunitas sudah mampu mengartikulasi dan bekerja menuju pada masa depan yang diinginkan atau gambaran suksesnya?
4. Apakah kejelasan visi komunitas dan penggunaan aset dengan tujuan yang pasti telah mampu memengaruhi penggunaan sumber daya luar
(pemerintah) secara tepat dan memadai untuk mencapai tujuan bersama?
E. Strategi Pendampingan
Didalam pendampingan penguatan ekonomi kreatif berbasis pertanian pohon cabe yang ada di Dusun Basoka Tengah ialah merupakan tempat yang
41
a) Pendekatan Partisipatif
Pendekatan partisipatif bertujuan melibatkan penerima manfaat
dalam pengumpulan data awal serta dalam perancangan kegiatan yang sesuai.27 Pendekatan partisipatif berkembang dari riset aksi dan proses refleksi aksi yang terkenal pada tahun 1970-an. Pada pertengahan tahun
1990-an pendekatan partisipatif diterapkan secara luas di berbagai proyek yang berhubungan dengan komunitas. Namun pada saat yang sama
beberapa kritikus menyatakan bahwa alat bantu untuk memastikan partisipasi menjadi lebih penting ketimbang tujuan awalnya. Alat bantu
proses partisipatif menjadi tujuan akhir dan bukan sarana bagi komunitas untuk mengendalikan proses masyarakat tetap menjadi obyek proses pengumpulan informasi bukan subyek proses pembangunan seperti yang
diharapkan. Kritikus pendekatan ini berargumentasi bahwa alat bantu yang digunakan masih membebani komunitas, dan kekuasaan tetap di tangan
donor atau organisasi perantara.
Pada saat yang sama, serangkaian pendekatan yang berpotensi untuk mengembalikan kekuasaan kembali ke tangan warga mulai
berkembang. Pendekatan-pendekatan ini bagian dari „keluarga’ pendekatan berbasis aset. Kebanyakan dari pendekatan berbasis aset berkembang dari
harapan yang sama, yaitu meningkatkan peluang terwujudnya pembangunan yang dipimpin oleh warga Dusun Basoka Tengah. Alat
bantu yang digunakan untuk meningkatkan partisipasi masih relevan dalam pendekatan berbasis aset ini. Namun, pemilihan alat ditentukan oleh
27
42
apa yang paling bisa memberdayakan komunitas untuk mengelola aset mereka sendiri. Alat bantu partisipatif digunakan untuk membantu
komunitas menemukan apa yang bisa mereka bawa ke dalam proses pemberdayaan. 28
b) Psikologi Positif
Para psikolog merujuk psikologi positif sebagai sebuah cara di mana manusia dan organisasi didorong untuk menghasilkan energi dan
antusiasme yang lebih besar demi mewujudkan perubahan yang diinginkan.29 Psikologi positif lahir dari beberapa eksperimen terkenal
seperti Placebo Effect dan Pygmalion Effect untuk menguji bagaimana manusia bereaksi terhadap umpan balik positif dan negatif.30 Beberapa eksperimen sosial tersebut mendemonstrasikan bagaimana seseorang
secara utuh bisa mengubah pola perilaku untuk memenuhi harapannya. Jika sebuah kelompok memiliki harapan pribadi yang kuat tentang
kesuksesan, maka pola perilaku kelompok tersebut kemungkinan besar akan merefleksikan harapan tersebut. Sebaliknya, jika gambaran yang dominan adalah tentang kegagalan, maka perilaku kelompok juga akan
mendukung gambaran tersebut. Visualisasi positif dan membayangkan visi sukses juga banyak diterapkan dalam psikologi olah raga serta penciptaan
lingkungan belajar yang mendukung dengan focus pada apa yang
, Solichun Abdul Wahab, Pengantar Kebijakan Publik, (Malang: UMM Press, 2013), hal. 38.
43
c) Modal Sosial
Modal sosial mengacu kepada hasil atau modal yang didapatkan
oleh masyarakat ketika dua atau lebih warganya bekerja untuk kebaikan bersama – membantu warga lain di Dusun Basoka Tengah barat tanpa tujuan mencari keuntungan. Modal sosial dalam konteks ini mengacu pada
aset yang didapat oleh sebuah komunitas ketika beberapa orang membentuk asosiasi atau kelompok untuk keswadayaan atau untuk
kebaikan bersama. Modal sosial merupakan bagian penting dari pendekatan Penghidupan Berkelanjutan. Namun demikian peran
pentingnya sebagai aset pembangunan teridentifikasi lebih jelas pada pendekatan berbasis aset yang lebih baru. 31
Modal sosial sebagai kumpulan:
1. Keyakinan (rasa saling percaya) antar-anggota sebuahmasyarakat atau komunitas di Dusun Basoka Tengah,
2. Kelompok-kelompok di dalam komunitas,
3. Norma sosial yang diterapkan kelompok-kelompok tersebut
4. Jejaring sosial atau relasi antar kelompok dan individu dalam
kelompok, dan
5. Organisasi atau kelompok lebih formal yang bekerja untuk kebaikan
bersama masyarakat Dusun Basoka Tengah lebih luas, tidak hanya untuk anggotanya.
31
BAB IV
PROFIL LOKASI PENDAMPINGAN
A. Realitas Desa Basoka
Pada bab ini, penulis ingin mendiskripsikan secara umum tentang kondisi sosial, keagamaan, pendidikan, budaya, politik dan sumber daya
manusia (SDM) serta sumber daya alam (SDA), yang menjadi latar alamiah penelitian, yaitu di Dusun Basoka Tengah Desa Basoka Kec. Rubaru Kab. Sumenep. Hal ini dimaksudkan karena dalam meneliti sesuatu yang ada
korelasinya tentang masyarakat secara umum. Perlu diketahui seperti letak wilayah dan demografisnya dan meliputi kondisi daerah, kekayaan-kekuatan
yang ada, termasuk juga unsur lokasi, luas dan batas yang merupakan lingkungan geografis setempat. Selanjutnya penduduk yang meliputi jumlah pertumbuhan, dan yang terakhir adalah pola hidup yang menyangkut dengan
kehidupan masyarakat peDesaan.
Tujuan meneliti di Dusun Basoka Tengah adalah mengembangkan
ekonomi kreatif yang ada di masyarakat melalui komunitas tahlilan adalah satu unsur dalam penelitian yaitu sebagai data penunjang yang dikonfirmasikan
45
1. Komunitas yang Monoton
Kita jarang berfikir bahkan tidak pernah berfikir, betapa besar jasa
para petani dalam menyediakan kebutuhan pokok hidup kita. Sektor pertanian pada akhir-akhir ini belum sepenuhnya mendapatkan perhatian.
Buktinya di Dusun Basoka Tengah Desa Basoka ini salah satunya, oleh karenanya rasa untuk bertani sedikit demi sedikit akan mulai luntur apabila tidak adanya pemerhatian. Seharusnya sektor pertanian merupakan
titik sentral pembangunan. Negeri ini hendaknya jangan melupakan jati dirinya sebagai negara agraris yang unggul sejak nenek moyang kita.
Pada zaman nenek moyang kita, khusunya pertanian yang dilakukakan oleh seluruh petani Desa terdahulu memiliki keunggulan pertaniannya dengan bercocok tanam yang bisa mencukupi kebutuhan
hidup keluarganya. Menunjukkan bahwa sumber daya alam sangat baik, tanah yang ada di pedesaan sangat produktif apabila selalu difungsikan
sebagaimana mestinya. Hal ini disebabkan karena kondisi alam yang subur, yang terletak di daerah khatulistiwa yang kaya akan sumber daya hayatinya.
Oleh karena itu, pendapatan masyarakat petani tidak tentu setiap bulannya, adanya komunitas tahlilan dan komunitas lainnya adalah
sebagai salah satu cara untuk masuk kepada masyarakat dengan melalui komunitas tersebut. Dengan pendekatan komunitas yang masih berjalan