• Tidak ada hasil yang ditemukan

USAHA KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PADA MAN 1 BANJARMASIN. Oleh: Musthafa Ridha * Abstrak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "USAHA KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PADA MAN 1 BANJARMASIN. Oleh: Musthafa Ridha * Abstrak"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

179

USAHA KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PADA

MAN 1 BANJARMASIN Oleh: Musthafa Ridha*

Abstrak

Kompetensi guru merupakan gambaran tentang apa yang seyogyanya dapat dilakukan seseorang guru dalam melaksanakan pekerjaannya, baik berupa kegiatan, berperilaku maupun hasil yang dapat ditunjukkan. Kompetensi guru terdiri dari kompetensi pedagogik, kompetensi personal, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. Sejalan dengan tantangan kehidupan global, peran dan tanggung jawab guru pada masa mendatang akan semakin kompleks, sehingga menuntut guru untuk senantiasa melakukan berbagai peningkatan dan penyesuaian penguasaan kompetensinya.

Kepala Sekolah memiliki peranan yang strategis dalam rangka meningkatkan kompetensi guru, baik sebagai educator (pendidik), manajer, administrator, supervisor, leader (pemimpin), pencipta iklim kerja maupun sebagai wirausahawan. Seberapa jauh kepala sekolah dapat mengoptimalkan segenap peran yang diembannya, secara langsung maupun tidak langsung dapat memberikan kontribusi terhadap peningkatan kompetensi guru, dan pada gilirannya dapat membawa efek terhadap peningkatan mutu pendidikan di sekolah.

Kata Kunci: Kompetensi, pedagogik, personal, sosial dan profesional

(2)

A. Pendahuluan

Dalam sejarah perkembangan peradaban bangsa terlihat jelas bahwa kemajuan bangsa sangat terkait dengan pendidikan sebagai bagian yang tak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Dalam kegiatan pendidikan yang dilaksanakan di Indonesia pada dasarnya bertitik tolak pada Pendidikan Nasional sebagaimana yang termaktub dalam Undang-Undang RI No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang berbunyi:

Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.1

Untuk mewujudkan hal tersebut di atas, maka dalam proses pembangunan pendidikan terus menerus dilakukan peningkatan dan penyempurnaan dalam sistem penyelenggaraannya di sekolah. Dengan demikian diharapkan program pendidikan di sekolah senantiasa dapat menyesuaikan diri dengan tuntutan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan tidak mengesampingkan keimanan dan ketakwaan.

Dalam hal ini seluruh komponen warga sekolah dituntut berpartisipasi secara penuh dalam memberikan kontribusi yang konstruktif demi kemajuan sekolah. Dengan adanya partisipasi yang diberikan oleh semua pihak tersebut, maka secara otomatis akan timbul rasa kebersamaan, tanggung jawab dan disiplin yang tinggi dalam mewujudkan sekolah yang berkualitas.

Dalam suatu lembaga pendidikan, kepala sekolah sebagai tenaga struktural mempunyai peranan penting dalam mencapai tujuan pendidikan dan sekolah. Dimana keberhasilan kegiatan

1Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003, Tentang Sistem

(3)

192 Ta’lim Muta’allim, Vol. II Nomor 03 Tahun 2012

Kependidikan. Universitas Negeri Malang. Accessed, 31 Oct 2002.

Zuhairini, dkk., Metode Khusus Pengajaran Agama (MKPA),Surabaya: Usaha Nasional, 1983.

Musthafa Ridha, 181 Usaha Kepala Sekolah dalam Meningkatkan ...

pendidikan di sekolah sangat bergantung kepada peranan kepala sekolah dalam menjalankan tugas, tanggung jawab dan wewenangnya. Jika hal itu dilaksanakan berarti kepala sekolah dapat melaksanakan amanat dan tanggung jawab yang diembannya.

Pimpinan sekolah yang merupakan bagian dari sekian banyak pihak yang mempunyai kepentingan stakeholders terhadap sekolah, memiliki peranan yang besar dalam mengimplementasikan peningkatan kualitas pendidikan sekolah tersebut.

Dalam pelaksanaan pendidikan, seorang guru dituntut untuk menjalankan tugas dan fungsinya sebagai pendidik. Oleh karena itu, seorang guru sebagai tenaga profesional harus memahami hal-hal yang bersifat filosofis dan konseptual, serta dapat melaksanakan hal-hal yang bersifat teknis. Sebagai tenaga pendidik yang profesional, maka seorang guru dituntut untuk menguasai keahlian di bidangnya baik itu bersifat teoritis maupun praktis.

Dalam kenyataan di lapangan sering kita lihat para guru yang kurang profesional, dalam artian cara mengajar dan metode yang digunakan untuk mengajar tidak relevan dengan tuntutan dunia sekarang dan hanya mengarahkan peserta didik pada apa yang dikehendakinya (guru), bukan memfasilitasi peserta didik ke arah perkembangan siswa tersebut secara optimal. Sehingga perlu adanya pengawasan dan pembinaan serta pengembangan dari pihak-pihak tertentu agar guru dapat meningkatkan kompetensi yang dimilikinya dan mempunyai disiplin serta kinerja yang tinggi.

Kepala sekolah selaku pimpinan di lembaga pendidikan bertanggung jawab penuh akan hal itu. Selain sebagai tenaga edukatif, kepala sekolah juga berfungsi sebagai manager, administrator dan supervisor.

Peran kepala sekolah begitu penting serta dituntut untuk mampu melakukan semua tugas yang menjadi tanggung jawabnya tersebut. Namun jika tanggung jawab tersebut tidak dilaksanakan

(4)

maka selain tujuan yang diharapkan tidak akan tercapai hal ini juga akan mendapat image yang tidak diinginkan. Kepala sekolah bertanggung jawab atas penyelenggaraan pendidikan, dan administrasi sekolah serta upaya pembinaan dan pengembangan tenaga kependidikan di dalam sekolah yang berarti kepala sekolah berupaya membina dan mengembangkan tenaga pendidik. Hal ini mempunyai makna menyangkut pembinaan, pengembangan dan peningkatan mutu kompetensi guru yang berkaitan.

Dalam Undang-Undang RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dinyatakan bahwa : “ kompetensi guru … meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi”.2

Berdasarkan hasil pengamatan yang penulis lakukan selama beberapa bulan terakhir pada MAN 1 Banjarmasin, penulis tertarik untuk mengkaji lebih jauh dan mendalam dengan mengadakan sebuah penelitian ilmiah berkenaan dengan hal tersebut ke dalam bentuk penelitian yang berjudul : Usaha Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kompetensi Profesional Guru Pada MAN 1 Banjarmasin.

B. Penegasan Judul Penelitian

Untuk memberikan kejelasan mengenai judul penelitian ini, maka penulis merasa perlu untuk memberikan penegasan judul sebagai berikut :

1. Usaha

Usaha yaitu segala kegiatan yang mengarahkan tanaga, pikiran dan badan untuk mencapai suatu tujuan.3

Usaha yang dimaksud dalam penelitian ini adalah usaha yang dilakukan kepala sekolah MAN 1 Banjarmasin untuk meningkatkan kompetensi profesional guru, baik bidang kompetensi kepribadian, sosial, pedagogik dan profesional.

2 Undang-Undang RI No.14 Tahun 2005, Tentang Guru dan

Dosen, Bab IV Pasal 10 ayat (1), (Bandung, Fermana, 2006), h. 8.

3 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa

Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2001), h. 263.

Usaha Kepala Sekolah dalam Meningkatkan ...

S. Nasution, Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara, 2000.

Sapariadi, et.al, Mengapa Anak Berkelainan Perlu Mendapatkan Pendidikan, Jakarta:Balai Pustaka, 1982.

Sardiman A. M. Pedoman Bagi Guru dan Calon Guru,(Jakarta: P.T Raja Grafindo Persada, 1990, cet ke- 6.

Shadily, John. M. Echols dan Hasan, Kamus Inggris Indonesia, Jakarta: Gramedia, 1987.

Soemanto, Hendyat Soetopo dan Wasty, Pengantar Operasional Administrasi Pendidikan, Malang: Usaha Nasional, 1982. Sunarto, Perilaku Organisasi, Yogyakarta: Amus, 2003.

Surakhmad, Winarno, Pengantar Interaksi Belajar Mengajar (Dasar-Teknik Metodologi Pengajaran), Bandung: Tarsito,1982),cet ke-2

___________, Metodologi Pengajaran Nasional, t.tp: t.p, 1979. Suryosubroto, B., Proses Belajar Mengajar di Sekolah, Jakarta:

PT. Rineka Cipta, 1997.

Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab II Pasal 3, Bandung, Fermana, 2006.

Wiyono, Bambang Budi, 2000. Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Semangat Kerja Guru dalam Melaksanakan Tugas Jabatan di Sekolah Dasar. (abstrak) Ilmu Pendidikan: Jurnal Filsafat, Teori, dan Praktik

(5)

190 Ta’lim Muta’allim, Vol. II Nomor 03 Tahun 2012

Departemen Agama Republik Indonesia Proyek Pengadaan Kitab Suci Al-Qur’an, Al-Qur’an dan Terjemahannya, Jakarta: Dept. Agama RI. Pelita, 1984.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1990.

Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: PT.Rineka Cipta, 2002, cet ke-34.

Djamarah, Syaiful Bahri, Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru, Surabaya: Usaha Nasional, 1994.

Karim, Abdullah, Tanggung Jawab Kepemimpinan, Jakarta Press, 1999.

Mansyur, Dasar-dasar Kependidikan, Jakarta: Dirjen Pembinaan Kelembagaan Agama Islam Departemen Agama, 1991. Muhibinsyah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru,

Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1995.

Mulyasa, E., Kurikulum Berbasis Kompetensi, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2003.

Munsyi, Abdul Kadir, dkk., Pedoman Mengajar Bimbingan Praktis untuk Calon Guru, Surabaya: Al Ikhlas, 1981. Piet, A, Sahertian dan Frans Mataheru, Prinsip dan Teknik

Supervisi Pendidikan, Surabaya: Usaha Nasional, 1981. Roestiyah N.K, Masalah-masalah Ilmu Keguruan, Jakarta: Balai

Pustaka, 1990.

Rusyan, Cece Wijaya dan A. Tabrani, Kemampuan Guru Dalam Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1991, cet ke-1.

Musthafa Ridha, 183 Usaha Kepala Sekolah dalam Meningkatkan ... 2. Kepala Sekolah

Berdasarkan SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 0296/U/1996 tentang penugasan pegawai negeri sipil sebagai kepala sekolah di lingkungan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan pada pasal 1 diterangkan bahwa “kepala sekolah adalah kepala sekolah di lingkungan Departemen dan kepala sekolah yang dipekerjakan di sekolah swasta”.4

3. Kompetensi Profesional

Kompetensi profesional adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru dalam melaksanakan tugas atau pekerjaan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi.

Kompetensi profesional yang penulis maksud di sini adalah kompetensi yang harus dimiliki oleh guru dalam melaksanakan tugasnya yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi yang meliputi penguasaan landasan kependidikan, penguasaan bahan pengajaran, mampu menyusun program pengajaran, mampu melaksanakan program pengajaran dan mampu menilai hasil dan proses pembelajaran yang telah dilaksanakan.

C. Perumusan Masalah

Perumusan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana usaha kepala sekolah dalam peningkatan

kompetensi profesional guru di MAN 1 Banjarmasin baik kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional?

4Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah,Direktorat Pendidikan Dasar,1996/1997/, h.19.

(6)

2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi peranan kepala sekolah dalam meningkatkan kompetensi profesional guru pada MAN 1 Banjarmasin?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dalam skripsi ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui aktivitas / upaya / langkah / cara-cara / usaha apa saja yang dilakukan oleh kepala sekolah dalam rangka meningkatkan kompetensi profesional guru baik kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional.

2. Mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi aktivitas/ upaya/langkah/cara-cara /usaha kepala sekolah dalam meningkatkan kompetensi profesional guru baik kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional.

E. Signifikansi Penelitian

Penelitian ini diharapkan bermanfaat, sebagai berikut: 1. Sebagai bahan informasi bagi penulis mengenai masalah

yang diteliti.

2. Sebagai masukan tambahan referensi dalam menambah khazanah keilmuan khususnya ilmu keislaman yang berkenaan dengan kepemimpinan dan keprofesionalan. 3. Diharapkan mampu menggali objektivitas yang

sebenarnya terjadi di lapangan sehingga hasil yang didapat bisa bermanfaat bagi stakeholders pendidikan. 4. Sebagai sumbangan dari penulis dalam bidang

kepemimpinan (kepala sekolah) yang berkaitan dalam perannya meningkatkan kompetensi para guru yang ada di lembaga pendidikan (sekolah/madrasah).

5. Sebagai bahan tambahan dalam bidang kepemimpinan kepala sekolah bagi yang memerlukan.

F. Temuan Data Hasil Penelitian

Agar proses pendidikan dapat berjalan efektif dan efisien, guru dituntut memiliki kompetensi yang memadai, baik dari segi

Usaha Kepala Sekolah dalam Meningkatkan ... DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Sofyani dan Burhanuddin, Ilmu Pendidikan Islam,Banjarmasin: Lambung Mangkurat University Press, 1995.

Ahmadi, Abu, Metode Khusus Pendidikan Agama (MKPA), Bandung: Armico, 1986.

Al Bukhari, Al Imam Abdi Abdullah Muhammad bin Ismail, Shoheh Bukhari. Jilid 3. Juz 9 Bairut: Darul Fikr, tth. Lihat Abi Husen Muslim bin Hizaz Al-Qusairy Annai Saburi, Shaheh Muslim Jilid 2,Bairut: Darul Fikr, 1993.

Anwar, Tayar Yusuf dan Syaiful, Metodologi Pengajaran Agama Islam dan Bahasa Arab, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1995.

Arikunto, Suharsimi, Manajemen Pengajaran Secara Manusiawi, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1993, cet. ke 2.

Danim, Sudarwan, Inovasi Pendidikan: Dalam Upaya Meningkatkan Profesionalisme Tenaga Kependidikan. Bandung: Pustaka Setia, 2002.

Daradjat, Zakiah, at.al, Metode Khusus Pengajaran Agama Islam, Jakarta: Proyek Pembinaan Prasarana dan Sarana Perguruan Tinggi Agama, Dirjen Binbagais,1985.

_____________, Metodologi Pengajaran Agama Islam (MPAI), Jakarta: Proyek Pembinaan Sarana dan Prasarana Perguruan Tinggi Agama Islam (PTAIN),1981/1982.

(7)

188 Ta’lim Muta’allim, Vol. II Nomor 03 Tahun 2012 G. Simpulan

Berdasarkan dari uraian dan analisis terdahulu, maka dapat dikemukakan beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Kompetensi guru merupakan gambaran tentang apa yang seyogyanya dapat dilakukan seseorang guru dalam melaksanakan pekerjaannya, baik berupa kegiatan, berperilaku maupun hasil yang dapat ditunjukkan. 2. Kompetensi guru terdiri dari kompetensi pedagogik,

kompetensi personal, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional.

3. Sejalan dengan tantangan kehidupan global, peran dan tanggung jawab guru pada masa mendatang akan semakin kompleks, sehingga menuntut guru untuk senantiasa melakukan berbagai peningkatan dan penyesuaian penguasaan kompetensinya.

4. Kepala sekolah memiliki peranan yang strategis dalam rangka meningkatkan kompetensi guru, baik sebagai educator (pendidik), manajer, administrator, supervisor, leader (pemimpin), pencipta iklim kerja maupun sebagai wirausahawan.

5. Seberapa jauh kepala sekolah dapat mengoptimalkan segenap peran yang diembannya, secara langsung maupun tidak langsung dapat memberikan kontribusi terhadap peningkatan kompetensi guru, dan pada gilirannya dapat membawa efek terhadap peningkatan mutu pendidikan di sekolah.

Musthafa Ridha, 185 Usaha Kepala Sekolah dalam Meningkatkan ...

jenis maupun isinya. Namun, jika kita selami lebih dalam lagi tentang isi yang terkandung dari setiap jenis kompetensi, - sebagaimana disampaikan oleh para ahli maupun dalam perspektif kebijakan pemerintah -, kiranya untuk menjadi guru yang kompeten bukan sesuatu yang sederhana, untuk mewujudkan dan meningkatkan kompetensi guru diperlukan upaya yang sungguh-sungguh dan komprehensif.

Dalam upaya peningkatan mutu pendidikan, kompetensi guru merupakan salah satu faktor yang amat penting. Kompetensi guru tersebut meliputi: kompetensi pedagogik, kompetensi personal, kompetensi sosial dan kompetensi profesional.

1. Usaha kepala sekolah dalam meningkatkan kompetensi profesional guru pada MAN 1 Banjarmasin, dilihat dari: a. Aspek pedagogik

Kompetensi pedagogik yaitu merupakan kemampuan dalam pengelolaan peserta didik yang meliputi: (a) pemahaman wawasan atau landasan kependidikan; (b) pemahaman terhadap peserta didik; (c) pengembangan kurikulum/silabus; (d) perancangan pembelajaran; (e) pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis; (f) evaluasi hasil belajar; dan (g) pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.

Tenaga kependidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam pembentukan pengetahuan, ketrampilan, dan karakter peserta didik. Oleh karena itu, tenaga kependidikan yang professional akan melaksanakan tugasnya secara professional sehingga menghasilkan tamatan yang lebih bermutu. Menjadi tenaga kependidikan yang profesional tidak akan terwujud begitu saja tanpa adanya upaya untuk meningkatkannya, adapun salah satu cara untuk mewujudkannya adalah dengan pengembangan profesionalisme ini membutuhkan dukungan dari pihak yang mempunyai peran penting dalam hal ini adalah kepala sekolah, dimana kepala sekolah merupakan pemimpin pendidikan yang

(8)

sangat penting karena kepala sekolah berhubungan langsung dengan pelaksanaan program pendidikan di sekolah.

b. Aspek kepribadian

Kompetensi kepribadian yaitu merupakan kemampuan kepribadian yang: (a) mantap; (b) stabil; (c) dewasa; (d) arif dan bijaksana; (e) berwibawa; (f) berakhlak mulia; (g) menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat; (h) mengevaluasi kinerja sendiri; dan (i) mengembangkan diri secara berkelanjutan.

c. Aspek sosial

Kompetensi sosial yaitu merupakan kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat untuk: (a) berkomunikasi lisan dan tulisan; (b) menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional; (c) bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orangtua/wali peserta didik; dan (d) bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar.

d. Aspek profesional

Kompetensi profesional merupakan kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang meliputi: (a) konsep, struktur, dan metode keilmuan/ teknologi/seni yang menaungi/koheren dengan materi ajar; (b) materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah; (c) hubungan konsep antar mata pelajaran terkait; (d) penerapan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari; dan (e) kompetisi secara profesional dalam konteks global dengan tetap melestarikan nilai dan budaya nasional.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi peran kepala sekolah dalam meningkatkan kompetensi profesional guru pada MAN 1 Banjarmasin

Berdasarkan hasil yang diperoleh di lapangan, ditemukan ada beberapa faktor yang mempengaruhi peran kepala sekolah dalam meningkatkan kompetensi profesional guru pada MAN 1 Banjarmasin, yaitu:

Usaha Kepala Sekolah dalam Meningkatkan ...

a. Pengetahuan yang dimiliki kepala sekolah terhadap studi kompetensi guru

Kepala Sekolah sebagai pengelola memiliki tugas mengembangkan kinerja personel, terutama meningkatkan kompetensi profesional guru.” Perlu digarisbawahi bahwa yang dimaksud dengan kompetensi profesional di sini, tidak hanya berkaitan dengan penguasaan materi semata, tetapi mencakup seluruh jenis dan isi kandungan kompetensi sebagaimana telah dipaparkan di atas.

Kepala Sekolah memiliki peranan yang strategis dalam rangka meningkatkan kompetensi guru, baik sebagai educator (pendidik), manajer, administrator, supervisor, leader (pemimpin), pencipta iklim kerja maupun sebagai wirausahawan.

b. Manajemen personalia yaitu, data kongkrit tentang seluruh riwayat hidup para guru

Mayoritas tenaga yang ada di MAN 1 Banjarmasin tersebut adalah lulusan S1 pendidikan, namun karena kurangnya pelatihan-pelatihan terhadap guru-guru tersebut mengakibatkan proses belajar mengajar yang ada sekolah tersebut menjadi kurang baik, hal tersebut sangat dirasakan oleh karena terbatasnya pengetahuan guru terhadap penggunaan teknologi yang semakin canggih.

c. Komponen lain, seperti sarana penunjang yang diperlukan oleh para guru dalam peningkatan kompetensi profesional yang dimilikinya serta alokasi dana yang diperlukan

Sarana penunjang merupakan suatu hal yang sangat penting bagi peningkatan kualitas profesional guru dalam memberikan pengajaran dan pendidikan kepada siswa, sehingga dengan terlengkapinya sarana penunjang tersebut membuat guru menjadi semangat dalam mengajar, terutama buku-buku yang relevan dan sarana penunjang lainnya seperti alat-alat teknologi sekarang yang sesuai dengan mata pelajaran yang dipegang oleh guru masing-masing.

Referensi

Dokumen terkait

Atas rahmat dan kebesaran-Nya peneliti dapat menyelesaikan penelitian yang berjudul “Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Optimisme Mahasiswa Psikologi Dalam

Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D.. Bandung:

anggota Sivitas Akademika diposisikan sebagai insan dewasa yang memiliki kesadaran sendiri dalam mengembangkan potensi diri di Perguruan Tinggi untuk menjadi intel-

Langkah untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dilakukan peninjauan ulang atas tanah sisa sesuai dengan Surat K eputusan Nomor 1601/UND/P2T/300-33.74/X I/2016 mengenai

Indikator kinerja yang dipakai dalam penelitian tindakan kelas ini adalah terjadi peningkatan motivasi belajar siswa dengan menggunakan metode pembelajaran

8 Tetapi temuan ini tidak sesuai dengan penelitian dari Korkmaz pada guru sekolah dasar dan sekolah menegah pertama di Turkey menemukan bahwa guru perempuan mengalami

Pada tanggal28 Mei 2013 Mahkamah Konstitusi membatalkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012, karena Mahkamah Konstitusi menganggap undang-undang ini bertentangan dengan UUD

b Tampak belakang Gambar 11 : Realisasi Antena array mikrostrip sssssssssssscollinear 4 elemen Pengujian Gain Metode yang digunakan pada pengujian gain adalah dengan