• Tidak ada hasil yang ditemukan

Index of /ProdukHukum/kehutanan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Index of /ProdukHukum/kehutanan"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

RUMUSAN HASI L PEMBEKALAN

PETUGAS PEGAWAI PADA DI NAS KEHUTANAN PROVI NSI DAN BALAI

PEMANTAUAN PEMANFAATAN HUTAN PRODUKSI DALAM RANGKA

PENI NGKATAN EFEKTI FI TAS PELAKSANAAN e- RPBBI dan PELAPORAN

REALI SASI NYA

Dasar Pertimbangan :

1.

UU Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan;

2.

UU Nomor 11 Tahun 2008 tentang I nformasi dan Transaksi Elektronik;

3.

PP Nomor 6 Tahun 2006 jo Nomor 3 Tahun 2008 tentang Tata Hutan dan Penyusunan

Rencana Pengelolaan Hutan serta Pemanfaatan Hutan;

4.

I npres Nomor 3 Tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan

e-Government;

5.

Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.16/ Menhut-I I / 2007 jo. P.43/ Menhut-I I / 2009

tentang Rencana Pemenuhan Bahan Baku I ndustri Primer Hasil Hutan Kayu;

6.

Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.17/ Menhut-I I / 2009 tentang Tentang Tata Cara

Pengenaan Sanksi Administratif Terhadap Pemegang I zin Usaha I ndustri Primer Hasil

Hutan Kayu;

7.

Arahan Dirjen BPK;

8.

Penyajian materi regulasi pengendalian bahan baku dan penggunaan aplikasi on line

system RPBBI ;

9.

Hasil diskusi/ dialog dengan para peserta pembekalan.

Pokok- Pokok Rumusan :

1.

I ndustri Primer Kehutanan mengalami berbagai permasalahan yang kompleks, sehingga

mengakibatkan menurunnya kinerja industri baik dari segi produk maupun nilai ekspor.

2.

Untuk mengantisipasi agar kondisi kinerja industri kehutanan tidak semakin terpuruk.

Dephut telah menetapkan kebijakan prioritas yaitu diantaranya : Revitalisasi sektor

kehutanan khususnya revitalisasi industri kehutanan dengan visi : “Terwujudnya

industri primer hasil hutan yang mantap berbasis bahan baku lestari dari hutan

tanaman dan menghasilkan produk yang berdaya saing global”, dengan misi :

a.

Memfasilitasi pelaksanaan restrukturisasi/ revitalisasi I PHH;

b.

Mendorong peningkatan pemenuhan bahan baku dari hutan tanaman;

c.

Mendorong peningkatan efisiensi penggunaan bahan baku dan produksi industri

primer yang berdaya saing tinggi;

d.

Memfasiltasi terwujudnya pemenuhan dan penggunaan bahan baku dari sumber

yang syah dan berkelanjutan;

e.

Mendorong peningkatan kinerja I PHH;

f.

Mendorong peningkatan pemasaran produk industri hasil hutan yang bersertifikat

SVLK.

(2)

-2-

3.

Langkah yang ditempuh pemerintah dalam restrukturisasi industri kehutanan, yaitu

diantaranya melalui regulasi kebijakan pengendalian bahan baku I PHHK sebagaimana

telah ditetapkan dalam Permenhut Nomor P.16/ I I / 2007 jo. P.43/

Menhut-I Menhut-I / 2009 tentang Rencana Pemenuhan Bahan Baku Menhut-I ndustri Primer Hasil Hutan Kayu dan

Petunjuk Pelaksanaannya, menunjukan bahwa Departemen kehutanan telah

melaksanakan kebijakan e-Government di bidang pengendalian bahan baku I PHHK.

4.

Kebijakan RPBBI on line system sebagai wujud nyata dari pelaksanaan reformasi

birokrasi dalam rangka mewujudkan good governance, yaitu memberikan kemudahan,

kelancaran, fleksibilitas, efektifitas, trasparansi, akuntabilitas pelayanan publik dan

reward serta penegakan low enforsement di bidang bahan baku I PHHK.

5.

Untuk optimalisasi pelaksanaan kebijakan pengendalian bahan baku melalui RPBBI on

line system diperlukan :

a.

Pemahaman yang sama dan kerja sama antara Pemerintah Pusat dan daerah,

dunia usaha swasta dan masyarkat.

b.

Pembinaan, bimtek, supervisi dan sosialisasi/ pembekalan secara berkala dan

intensif baik di Pusat maupun di daerah.

6.

Untuk kelancaran dan ketertiban peran Dinas Kehutanan Provinsi, Dinas Kehutanan

Kabupaten/ Kota dan BP2HP diperlukan pemahaman yang sama dalam melaksanakan

tugas dan tanggungjawabnya sesuai ketentuan Permenhut Nomor P.16/ Menhut-I I / 2007

jo. P. 43/ Menhut-I I / 2009 tentang Rencana Pemenuhan Bahan Baku I ndustri Primer

Hasil Hutan Kayu.

7.

RPBBI / perubahannya dan laporan bulanan realisasi RPBBI kapasitas di atas 6.000

m3/ tahun disusun oleh pemegang I UI PHHK dan disampaikan secara elektronik melalui

aplikasi RPBBI kepada Dirjen BPK (tembusan kepada Kepala Dinas Kehutanan Provinsi

dan Kepala BP2HP dapat dipantau melalui log in masing-masing, tembusan kepada

Kadis Kab/ Kota dicetak melalui aplikasi RPPBI ).

8.

Pemantauan penyampaian RPBBI / perubannya dan laporan bulanan realisasi RPBBI

kapasitas di atas 2.000 – 6.000 m3/ tahun dilakukan oleh Kadisprov dan disampaikan

secara elektronik melalui aplikasi RPBBI kepada Dirjen BPK.

9.

Pemantauan penyampaian RPBBI / perubannya dan laporan bulanan realisasi RPBBI

kapasitas sampai dengan 2.000 m3/ tahun dilakukan oleh Kepala BP2HP dan

disampaikan secara elektronik melalui aplikasi RPBBI kepada Dirjen BPK.

10.

Komunikasi dan koordinasi petugas atau user pada Dinas Kehutanan Provinsi, BP2HP

dan Departemen Kehutanan dalam melaksanakan tugasnya masing-masing dapat

melalui fasilitas Nota Dinas pada Sistem I nformasi RPBBI .

11.

I PHHK kapasitas izin produksi sampai dengan 2.000 m3/ tahun kondisinya tidak dapat

disamakan dengan kapasitas izin produksi di atas 6.000 m3/ tahun, sehingga diperlukan

penyesuaian antara lain format RPBBI dan format laporan bulanan realisasi untuk

diakomodir dalam petunjuk pelaksanaannya.

12.

Aplikasi untuk pelaporan RPBBI dan realisasi RPBBI kapasitas izin produksi sampai

dengan 6.000 m3/ tahun masih memerlukan penyempurnaan antara lain :

a.

Database I PHHK pada sistem informasi belum sesuai dengan kondisi atau

perkembangan saat ini, sehingga perlu dilengkapi melalui input data oleh

administrator;

(3)

-3-

b.

Pada bagian form isian data pemasaran hasil hutan disesuaikan dengan format

RPBBI dan realisasinya yang berlaku;

c.

Pada tabel rekapitulasi realisasi bulanan hasil input data belum dapat ditampilkan

sebagaimana mestinya;

d.

Pada menu laporan bulanan realisasi khususnya terkait dengan tampilan periode

bulan untuk dapat berfungsi sebagaimana mestinya;

e.

Dilengkapi dengan menu koreksi hasil input data yang telah terkirim tetapi

dikemudian hari ternyata harus dilakukan koreksi.

13.

Direktorat BPPHH mengirim Surat Edaran kepada Dinas Kehutanan Provinsi dengan

tembusan kepada Dinas Kehutanan Kabupaten/ Kota dan BP2HP untuk menyampaikan

data I PHHK kapasitas izin produksi sampai dengan 6.000 m3/ tahun pada sistem

informasi RPBBI (sudah dilakukan dengan surat Nomor SE.03/ BPPHH-2/ 2009 tanggal 6

Agustus 2009).

14.

Hasil input data I PHHK pada sistem informasi oleh administrator akan diakses oleh

petugas Dinas Kehutanan Provinsi dan BP2HP dalam melakukan pemasukan data RPBBI

dan laporan realisasi bulanan RPBBI kapasitas izin produksi sampai dengan 6.000

m3/ tahun.

15.

Pada sistem informasi tersebut database I PHHK kapasitas izin produksi sampai dengan

6.000 m3/ tahun yang sudah out of date atau industrinya sudah tidak ada sehingga

perlu dihapus.

Jakarta, 6 Agustus 2009

Mengetahui : Panitia Penyelenggara :

Direktur Bina Pengolahan Ketua,

dan Pemasaran Hasil Hutan

Mewakili,

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian yang telah dilakukan dalam dua siklus dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: (1) kemampuan berbicara anak dapat ditingkatkan melalui penerapan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan efikasi diri dan prestasi belajar matematika pada siswa kelas X SMA Santo Bernardus Pekalongan.. Subjek

Summary of change:  Create compact GML implementation of Geometry objects corresponsing to Circle, Arc, Rectangle, Triangle similar to compact encoding of LineString vs

[r]

Direktur Utama /Pimpinan Perusahaan yang nama penerima kuasanya tercantum dalam akte Pendirian dan Perubahannya ( membawa Surat Kuasa Bermaterai untuk yang dikuasakan). Membawa

[r]

Peserta yang diundang menghadiri tahap Pembuktian yaitu pimpinan perusahaan yang. tertera di

Sebagaimana diketahui bahwa selama masa sanggah tanggal 1 September 2014 sampai dengan tanggal 3 September 2014 di dalam sistem SPSE Kota Tangerang Selatan, maka