• Tidak ada hasil yang ditemukan

ProdukHukum RisTek BUKU POLA KARIER

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ProdukHukum RisTek BUKU POLA KARIER"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I P E N D A H U L U A N

A. LATAR BELAKANG

Kementerian Riset dan Teknologi sebagai instansi pemerintah yang mempunyai tugas dan fungsi utama,

“Merumuskan kebijakan dan koordinasi di bidang riset berusaha memberikan fasilitas dan pelayanan di

bidang riset sehingga manfaatnya dapat dirasakan oleh negara serta dapat mewujudkan masyarakat yang

sejahtera melalui penyelenggaraan riset iptek yang efektif dan efisien dalam kerangka Negara Kesatuan

Republik Indonesia”.

Keberhasilan Kementerian Riset dan Teknologi dalam menjalankan tugas sesuai visi dan misinya yang

antara lain ialah, “Mewujudkan SDM, Sarana dan Prasarana serta Kelembagaan Iptek yang berkualitas dan

kompetitif,” sangat dipengaruhi oleh kemampuan organisasi dalam memberikan pemikiran–pemikiran baik

yang bersifat strategis maupun operasional juga perlu didukung oleh sistem pengelolaan Sumber Daya

Manusia (SDM) yang profesional sehingga memungkinkan organisasi dapat bergerak lincah dan inovatif

karena ditunjang oleh komitmen dan profesionalitas dari pegawainya.

Kementerian Riset dan Teknologi sebagai salah satu Kementerian Negara membutuhkan dukungan

SDM yang berkualitas yaitu SDM yang memiliki keunggulan kompetitif dan memegang teguh etika birokrasi

dalam memberikan pelayanan yang sesuai dengan tingkat kepuasan dan keinginan masyarakat. Oleh karena

itu Kementerian Riset dan Teknologi harus diisi oleh pegawai yang tepat baik berdasarkan pendidikan,

keahlian, keterampilan dan pengalaman sehingga dapat melaksanakan tugas Kementerian Riset dan

Teknologi secara tepat sasaran.

Dalam rangka mewujudkan sosok Pegawai Negeri Sipil (PNS) tersebut dibutuhkan dukungan perangkat

sistem organisasi yang dapat menjadi daya tarik bagi calon pegawai terbaik untuk bergabung di Kantor

Kementerian Riset dan Teknologi termasuk yang memungkinkan tumbuhnya komitmen pegawai secara

optimal. Salah satu perangkat sistem organisasi tersebut adalah perangkat pengelolaan pegawai yaitu Pola

Karier PNS.

Pola Karier adalah pola pembinaan PNS yang menggambarkan alur pengembangan karier yang

menunjukkan keterkaitan dan keserasian antara jabatan, pangkat, pendidikan dan pelatihan jabatan,

kompetensi, serta masa jabatan seorang Pegawai Negeri Sipil sejak pengangkatan pertama dalam jabatan

tertentu sampai dengan pensiun. PP 100 tahun 2000 jo. PP 12 tahun 2002

Pola Dasar Karier adalah pedoman yang memuat teknik dan metode penyusunan pola karier dengan

menggunakan unsur-unsur antara lain pendidikan formal, pendidikan dan latihan, usia, masa kerja, pangkat

golongan/ruang, tingkat jabatan dan penugasan. Dengan adanya pola karier PNS yang jelas, terarah,

konsisten, transparan dan adil maka dibutuhkan motivasi pegawai untuk meningkatkan profesionalitasnya

(2)

B. PERMASALAHAN

1. Sesuai ketentuan Pasal 12 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun 2000 tentang

Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dalam Jabatan Struktural, bahwa untuk menjamin kepastian

arah pengembangan karier ditetapkan pola dasar karier dengan Keputusan Presiden yakni sebagai

acuan bagi instansi untuk menetapkan pola karier Pegawai Negeri Sipil dilingkungannya.

Keputusan Presiden tersebut sampai saat ini belum ditetapkan.

2. Sebagai akibat belum ditetapkannya Keputusan Presiden dimaksud, dalam pengangkatan,

pemindahan dan pemberhentian pegawai Ristek belum mencerminkan perjalanan karier pegawai

dari awal sampai dengan puncak karier.

C. TUJUAN DAN SASARAN

Berdasarkan permasalahan tersebut diatas, penyusunan pola karier PNS dilingkungan Kementerian

Riset dan Teknologi bertujuan untuk memberikan kepastian perjalanan karier bagi PNS Kementerian Riset

dan Teknologi. Sedangkan sasaran yang hendak dicapai adalah terlaksananya sistem pembinaan karier oleh

pejabat yang berwenang dalam rangka pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian pegawai

Kementerian Riset dan Teknologi.

D. DASAR HUKUM

1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 jo. Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang

Pokok-pokok Kepegawaian;

2. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1979 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2008

tentang Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil;

3. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dalam

Jabatan Fungsional;

4. Peraturan Pemerintah Nomor 97 Tahun 2000 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2003

tentang Formasi Pegawai Negeri Sipil;

5. Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2000 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2002

tentang Kenaikan Pangkat Pegawai Negeri Sipil;

6. Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun 2000 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2002

tentang Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dalam Jabatan Struktural;

7. Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 tentang Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Negeri

Sipil;

8. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2008 jo.

(3)

Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil;

Pola karier disusun berdasarkan alur pengembangan karier yang menunjukkan keterkaitan dan

keserasian antara masa kerja, usia, kepangkatan, golongan/ruang, pendidikan formal, pendidikan

dan pelatihan dan jabatan Pegawai Negeri Sipil dilingkungan Kementerian Riset dan Teknologi.

2. Sistematika

E. Ruang Lingkup dan Sistematika

BAB II UNSUR POLA KARIER PEGAWAI NEGERI SIPIL

A. Umum

B. Unsur Pola Karier Pegawai Negeri Sipil 1. Pengadaan dan Penempatan 2. Kenaikan Pangkat

3. Pendidikan dan Pelatihan 4. Penugasan

5. Pemberhentian

BAB III POLA DASAR KARIER PEGAWAI NEGERI SIPIL

A. Umum

B. Pola Dasar Karier

1. Pegawai Negeri Sipil Lulusan SMU dan sederajat 2. Pegawai Negeri Sipil Lulusan D3 atau Sarjana Muda 3. Pegawai Negeri Sipil Lulusan Strata 1

4. Pegawai Negeri Sipil Lulusan Strata 2 dan Strata 3

BAB IV POLA PERPINDAHAN JABATAN STRUKTURAL PEGAWAI NEGERI SIPIL

A. Umum

B. Pola Perpindahan Jabatan Struktural

1. Perpindahan Jabatan Struktural yang Horizontal 2. Perpindahan Jabatan Struktural yang Vertikal 3. Perpindahan Jabatan Struktural yang Diagonal

(4)

BAB II

UNSUR POLA KARIER PEGAWAI NEGERI SIPIL

A. UMUM

Dalam rangka terwujudnya perjalanan karier Pegawai Negeri Sipil (PNS) Kementerian Riset dan

Teknologi yang terarah dan terpadu, terdapat 5 (lima) unsur yang sangat menentukan yaitu :

1. Unsur Pengadaan dan Pengangkatan Pegawai;

2. Unsur Kenaikan Pangkat Pegawai;

3. Unsur Pendidikan dan Pelatihan;

4. Unsur Penugasan Pegawai;

5. Unsur Pemberhentian.

Kelima unsur tersebut mempunyai peranan penting dan saling terkait satu sama lain yang merupakan satu

kesatuan yang utuh dalam rangka pembinaan karier, sehingga dapat memberikan semangat atau motivasi

bagi setiap pegawai untuk senantiasa meningkatkan profesionalisme dan dapat menjadi acuan bagi pejabat

yang berwenang dalam rangka pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian PNS dilingkungan

Kementerian Riset dan Teknologi.

B. UNSUR POLA KARIER PEGAWAI NEGERI SIPIL 1. Pengadaan dan Pengangkatan

a. Pengadaan Pegawai

Pengadaan PNS Kementerian Riset dan Teknologi adalah proses kegiatan untuk mengisi

formasi yang lowong yang diakibatkan oleh PNS yang berhenti, pensiun, meninggal dunia, dan

adanya perluasan organisasi.

1) Pengadaan PNS Kementerian Riset dan Teknologi bertujuan untuk mendapatkan pegawai

yang tepat jumlah, tepat mutu dan tepat waktu, sesuai kebutuhan jabatan pada organisasi

Kementerian Riset dan Teknologi.

2) Pengadaan Pegawai dilaksanakan berdasarkan pada :

a) Analisis Daftar Susunan Pegawai (DSP).

b) Analisis kebutuhan yang disebabkan pergerakan (mutasi) baik promosi atau rotasi.

c) Analisis kebutuhan yang disebabkan adanya pegawai yang berhenti, pensiun atau

meninggal dunia.

3)

Pengadaan Pegawai merupakan peluang bagi setiap warga negara yang memenuhi

syarat-syarat tertentu.

(5)

a) Setelah melalui proses ketentuan yang berlaku warga negara yang memenuhi syarat-syarat

dapat diangkat menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS).

b) CPNS yang telah menjalankan masa percobaan dapat diangkat menjadi PNS dalam

jabatan dan pangkat tertentu dengan keputusan Menteri Riset dan Teknologi selaku pejabat

pembina kepegawaian.

c)

CPNS yang lebih dari 2 (dua) tahun belum diangkat, pengangkatannya harus dengan

persetujuan Badan Kepegawaian Negara (BKN) setelah adanya penjelasan keterlambatan

pengangkatannya.

d)

Pengangkatan CPNS menjadi PNS apabila yang bersangkutan memenuhi syarat terutama

Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3), sehat jasmani dan rohani, serta telah

mengikuti dan lulus diklat prajabatan.

2. Kenaikan Pangkat

a. Pangkat adalah kedudukan yang menunjukkan tingkat seseorang PNS berdasarkan

jabatannya dalam rangkaian susunan kepegawaian dan digunakan sebagai dasar penggajian.

b. Kenaikan pangkat pegawai adalah penghargaan yang diberikan atas prestasi kerja dan

pengabdian PNS yang bersangkutan terhadap negara.

c. Karena pemberian kenaikan pangkat adalah merupakan penghargaan dari negara untuk

para PNS yang berprestasi, maka prinsip yang harus dijalankan adalah : ”Kenaikan Pangkat

diberikan kepada orang yang tepat dan pada waktu yang tepat”.

d. Pemberian kenaikan pangkat sebagai penghargaan dilaksanakan secara adil, dibedakan bagi

pegawai yang memiliki prestasi tinggi dengan pegawai yang tidak memiliki prestasi, yang pada

akhirnya dapat memacu setiap pegawai untuk senantiasa meningkatkan kemampuan diri.

e. Dalam Pola Karier PNS, kenaikan pangkat menduduki tempat yang penting dan strategis,

karena sangat berpengaruh terhadap jenjang jabatan, keikutsertaan pada Diklat dalam Jabatan

dan kesejahteraan pegawai itu sendiri.

f. Sesuai Peraturan Pemerintah RI Nomor 99 Tahun 2000 tentang Kenaikan Pangkat Pegawai

Negeri Sipil, ada 4 (empat) jenis Kenaikan Pangkat yakni :

1) Kenaikan Pangkat Reguler

Kenaikan pangkat reguler diberikan kepada Pegawai Negeri Sipil yang telah memenuhi

syarat-syarat yang telah ditentukan tanpa terkait pada jabatan yang dipangkunya. Kenaikan

pangkat reguler diberikan kepada pegawai negeri sipil yang tidak menduduki jabatan

struktural atau jabatan fungsional tertentu dan diberikan sepanjang tidak melampaui pangkat

atasan langsungnya. Kenaikan pangkat reguler untuk kenaikan pangkat pertama dihitung

sejak pengangkatan sebagai calon pegawai negeri sipil. Kenaikan pangkat reguler dapat

(6)

penilaian prestasi kerja sekurang-kurangnya bernilai baik dalam 2 (dua) tahun terakhir.

2) Kenaikan Pangkat Pilihan

Kenaikan pangkat pilihan adalah kepercayaan dan penghargaan yang diberikan kepada

pegawai negeri sipil yang berprestasi tinggi. Kenaikan pangkat pilihan juga diberikan kepada

Pegawai Negeri Sipil yang memangku jabatan struktural yang pangkatnya masih dalam

jenjang pangkat terendah dapat dinaikan setingkat lebih tinggi yang berlaku setelah pelantikan

atau jabatan fungsional tertentu dalam batas-batas jenjang pangkat yang ditentukan untuk

setiap jabatan dan harus pula memenuhi angka kredit yang ditentukan. Kenaikan pangkat

pilihan diberikan juga kepada Pegawai Negeri Sipil yang menunjukkan prestasi kerja luar

biasa dan menemukan penemuan baru yang bermanfaat bagi negara.

3) Kenaikan Pangkat Anumerta

Kenaikan pangkat Anumerta diberikan kepada Pegawai Negeri Sipil atau calon Pegawai

Negeri Sipil yang tewas untuk menghargai pengabdian dan jasa-jasanya kepada Negara dan

Bangsa. Pegawai Negeri Sipil yang dinyatakan tewas, diberikan kenaikan pangkat anumerta

setingkat lebih tinggi yang berlaku mulai tanggal Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan

tewas. Bagi Calon Pegawai Negeri Sipil yang tewas, diangkat Pegawai Negeri Sipil terhitung

mulai awal bulan yang bersangkutan tewas.

4) Kenaikan Pangkat Pengabdian

Pegawai Negeri Sipil yang akan diberhentikan dengan hormat dengan hak pensiun karena

mencapai batas usia pensiun, dapat diberikan kenaikan pangkat pengabdian setingkat lebih

tinggi apabila :

a) Memiliki masa kerja sebagai Pegawai Negeri Sipil selama :

(1) 30 (tiga puluh) tahun atau lebih secara terus menerus dan sekurang-kurangnya telah

1 (satu) bulan dalam pangkat terakhir;

(2) 25 (dua puluh lima) tahun atau lebih tetapi kurang dari 30 (tiga puluh) tahun secara

terus menerus dan sekurang-kurangnya telah 1 (satu) tahun dalam pangkat terakhir;

(3) 20 (dua puluh) tahun atau lebih tetapi kurang dari 25 (dua puluh lima) tahun secara

terusmenerus dan sekurang-kurangnya telah 2 (dua) tahun dalam pangkat terakhir;

(4) 10 (sepuluh) tahun atau lebih tetapi kurang dari 20 (dua puluh) tahun secara terus

menerus dan sekurang-kurangnya telah 4 (empat) tahun dalam pangkat terakhir;

b) Tidak pernah dijatuhi hukuman disiplin tingkat berat.

3.

Pendidikan Dan Pelatihan

a. Keberhasilan organisasi dalam melaksanakan tugasnya, sangatlah tergantung pada

kemampuannya SDM-nya. Dengan demikian peningkatan profesionalisme SDM menjadi

(7)

b. Pendidikan dan pelatihan Jabatan PNS yang selanjutnya disebut Diklat adalah proses

penyelenggaraan belajar mengajar dalam rangka meningkatkan kemampuan PNS yang

mengacu pada kompetensi jabatan.

c. Diklat harus mampu menjawab semua kebutuhan akan pemenuhan kompetensi suatu

jabatan/tugas. Sehingga apabila tujuan dari pelaksanaan diklat tercapai, maka kebutuhan

organisasi akan SDM yang berkompeten akan terpenuhi pula dan pada gilirannya tugas

organisasi dapat berjalan dengan baik.

d. Diklat mempunyai keterkaitan dengan pengembangan karier PNS, oleh karena itu setiap

pegawai harus mendapatkan kesempatan yang sama dalam memberikan motivasi bagi

pegawai untuk meningkatkan profesionalismenya sehingga mempunyai kesempatan untuk

mengembangkan kariernya.

e. Jenis-jenis Pendidikan dan Pelatihan (Diklat), yaitu:

1)

Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan (Pre Service Training)

a) Diklat Prajabatan dilaksanakan untuk memberikan pengetahuan dalam rangka

pembentukan wawasan kebangsaan, kepribadian, etika PNS, disamping pengetahuan

dasar tentang sistem penyelenggaraan pemerintahan negara, bidang tugas, dan budaya

organisasi agar mampu melaksanakan tugas di Ristek.

b) Pendidikan dan pelatihan Prajabatan merupakan syarat pengangkatan Calon Pegawai

Negeri Sipil menjadi Pegawai Negeri Sipil. Calon Pegawai Negeri Sipil wajib

diikutsertakan dalam Diklat Prajabatan selambat-lambatnya 2 (dua) tahun setelah

pengangkatan CPNS dan apabila telah lulus Diklat Prajabatan dapat diangkat menjadi

Pegawai Negeri Sipil.

c) Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan terdiri dari :

(1) Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan I untuk menjadi PNS Golongan I.

(2) Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan II untuk menjadi PNS Golongan II.

(3) Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan III untuk menjadi PNS Golongan III.

2)

Pendidikan dan pelatihan dalam jabatan (In Service Training)

a) Pendidikan dan pelatihan dalam jabatan dilaksanakan untuk mengembangkan

pengetahuan, ketrampilan, dan sikap agar dapat melaksanakan tugas-tugas

pemerintahan secara profesional serta untuk pembinaan karier Pegawai Negeri Ristek.

b) Pendidikan dan pelatihan dalam jabatan terdiri dari :

(1) Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan (Diklatpim)

Diklat ini dilaksanakan untuk memenuhi persyaratan kompetensi kepemimpinan

aparatur pemerintah yang sesuai dengan jabatan struktural, yang terdiri dari :

(8)

(b) Diklatpim Tingkat III adalah Diklatpim untuk jabatan struktural Eselon III;

(c) Diklatpim Tingkat II adalah Diklatpim untuk jabatan struktural Eselon II; dan

(d) Diklatpim Tingkat I adalah Diklatpim untuk jabatan struktural Eselon I.

(2) Pendidikan dan Pelatihan Fungsional (Diklat Dungsional)

Diklat Fungsional dilaksanakan untuk mencapai persyaratan kompetensi yang sesuai

dengan jenis dan jenjang jabatan fungsional ditetapkan oleh instansi pembina jabatan

fungsional yang bersangkutan.

(3) Pendidikan dan Pelatihan Teknis (Diklat Teknis)

Diklat Teknis dilaksanakan untuk mencapai persyaratan kompetensi teknis yang

diperlukan untuk pelaksanan tugas PNS. Diklat Teknis dapat dilaksanakan secara

berjenjang dan ditetapkan oleh instansi teknis yang bersangkutan.

4. Penugasan

a. Penugasan pada dasarnya dimulai sejak seseorang diangkat menjadi CPNS yang ditetapkan

oleh pejabat yang berwenang, sehingga menimbulkan adanya wewenang dan tanggung jawab.

Penugasan yang tepat harus dapat mengembangkan potensi pegawai yang bersangkutan,

sehingga dapat menunjang peningkatan atau pengembangan kariernya.

b. Periode penugasan diawali dari periode pengenalan tugas, penguasaan tugas, pengembangan

kemampuan dan pemantapan sampai dengan puncak karier.

c. Perpindahan penugasan dapat dilakukan didalam satu unit kerja maupun antar unit kerja, pada

Eselon I yang sama dan atau Eselon I yang berbeda, serta perpindahan antar

Kementerian/Instansi.

d. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penugasan :

1) Penugasan/penempatan dalam jabatan agar tepat dan dilaksanakan berdasarkan hasil

pemantauan secara terus menerus meliputi aspek pengalaman, pendidikan dan pelatihan

(rangking), prestasi kerja minat dan bakat.

2) Untuk memantapkan kader pemimpin, maka kader tersebut diberikan pengalaman

penugasan pada beberapa fungsi atau unit kerja (karier terbuka) yang memungkinkan

sehingga akan memperluas wawasan, mematangkan pengetahuan, kepemimpinan dan

penghayatan terhadap tugas-tugas Kementerian Riset dan Teknologi.

3) Penugasan pada jabatan penting dan memerlukan tanggung jawab yang besar, diberikan

kepada pegawai yang berprestasi tinggi serta mempunyai potensi yang dapat dikembangkan

untuk menduduki jabatan atau tanggung jawab yang lebih besar.

4) Lama penugasan pada suatu jabatan struktural berkisar antara 2 s.d. 5 tahun dan dapat

dipersingkat atau diperpanjang berdasarkan kepentingan organisasi dan pembinaan karier.

(9)

a. Pemberhentian sebagai PNS adalah pemberhentian yang mengakibatkan yang bersangkutan

kehilangan statusnya sebagai PNS.

b.

Dasar pertimbangan pemberhentian adalah peraturan perundang-undangan yang berlaku

yang meliputi pemberhentian karena proses alamiah (mencapai batas usia pensiun),

pertimbangan kondisi jasmani dan/rohani, pencerminan prilaku yang bersangkutan selama

dinas dan berkaitan dengan kebutuhan organisasi atau pemberhentian karena sebab-sebab

lain.

c. Proses administrasi pemberhentian harus dilaksanakan secara tertib dan benar sehingga

hak-hak yang harus diterima oleh PNS yang diberhentikan dapat diterima secara tepat waktu dan

tepat jumlah.

d. Jenis-jenis Pemberhentian, yaitu :

1) Pemberhentian Atas Permintaan Sendiri

Pemberhentian jenis ini terdiri dari 2 (dua) macam, yaitu :

a) Pemberhentian atas Permintaan Sendiri Tanpa Hak Pensiun

Pemberhentian atas permintaan sendiri tanpa hak pensiun diberikan apabila Pegawai

Negeri Sipil yang bersangkutan mengajukan surat permintaan berhenti dengan hormat

sebagai Pegawai Negeri Sipil, yang dibuat diatas bermeterai.

b) Pemberhentian atas Permintaan Sendiri dengan Hak Pensiun

Pemberhentian atas permintaan sendiri dengan hak pensiun diberikan kepada Pegawai

Negeri Sipil yang telah memenuhi persyaratan :

(1) Telah mencapai usia sekurang-kurangnya 50 (limapuluh) tahun.

(2) Telah memiliki masa kerja pensiun sekurang-kurangnya 20 (duapuluh) tahun.

(3) Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan mengajukan surat permintaan berhenti

dengan hak pensiun.

2) Pemberhentian Karena Mencapai Batas Usia Pensiun

Pemberhentian karena mencapai Batas Usia Pensiun atau Pensiun Otomatis, diberikan

kepada Pegawai Negeri Sipil yang telah :

a) Mencapai batas usia 56 tahun;

b) Mencapai batas usia 60 tahun bagi Pegawai Negeri Sipil yang menduduki jabatan

struktural Eselon I dan II dan atau jabatan fungsional tertentu; dan

c) Mencapai batas usia 65 tahun bagi yang memangku jabatan fungsional tertentu atau

jabatan lain yang ditentukan oleh Presiden.

3) Pemberhentian Karena Adanya Penyederhanaan Organisasi

Pemberhentian karena adanya penyederhanaan organisasi atau perubahan satuan organisasi

(10)

maka PNS yang kelebihan itu disalurkan pada satuan organisasi lain. Dalam hal penyaluran

dimaksud tidak mungkin dilaksanakan, maka PNS yang kelebihan itu :

a) Diberhentikan dengan hormat sebagai PNS dengan hak pensiun, apabila telah mencapai

usia sekurang-kurangnya 50 (limapuluh) tahun.

b) Diberhentikan dengan hormat dari jabatan negeri dengan mendapat uang tunggu atau

hak-hak kepegawaiannya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

c) Uang tunggu diberikan paling lama 1 (satu) tahun dan dapat diperpanjang tiap-tiap kali

paling lama 1 (satu) tahun serta tidak boleh lebih dari 5 tahun.

4) Pemberhentian Karena Melakukan Pelanggaran/Tindak Pidana/Penyelewengan PNS

Pemberhentian karena melakukan Pelanggaran/Tindak Pidana/Penyelewengan PNS dapat

diberhentikan dengan tidak hormat sebagai PNS karena :

a) Melanggar sumpah/janji PNS, sumpah/janji jabatan atau peraturan disiplin PNS.

b) Hukum penjara berdasarkan keputusan pengadilan yang sudah mempunyai kekuatan

hukum tetap karena dengan sengaja melakukan suatu tindak pidana kejahatan yang

diancam dengan pidana penjara setinggi-tingginya 4 tahun atau diancam pidana yang

lebih berat.

c) Dihukum penjara atau kurungan karena melakukan suatu tindak pidana kejahatan

jabatan atau yang berhubungan dengan jabatan.

d) Dihukum penjara atau kurungan karena melakukan suatu tindak pidana kejahatan

sebagaimana dimaksud dalam pasal 104 sampai 161 KUHP.

e) Melakukan usaha atau kegiatan yang bertujuan mengubah ideologi Negara Pancasila

dan UUD 1945 atau terlibat dalam gerakan atau melakukan kegiatan yang menentang

Negara dan Pemerintahan.

5) Pemberhentian Karena Tidak Cakap Jasmani/Rohani

PNS diberhentikan dengan hormat dengan mendapat hak-hak kepegawaian berdasarkan

peraturan perundang-undangan yang berlaku apabila berdasarkan surat keterangan penguji

kesehatan dinyatakan :

a) Tidak dapat bekerja lagi dalam semua jabatan negeri karena kesehatannya.

b) Menderita penyakit atau kelainan yang berbahaya bagi dirinya sendiri atau lingkungan.

c) Setelah berakhirnya cuti sakit belum mampu bekerja sendiri.

6) Pemberhentian Karena Meninggalkan Tugas

a) PNS meninggalkan tugasnya secara tidak sah lebih dari 2 (dua) bulan tetapi kurang dari

6 (enam) bulan dan telah dihentikan pembayaran gajinya dapat diberhentikan dengan

(11)

mengganggu suasana kerja jika ditugaskan kembali (Pasal 12 ayat (2) huruf b).

b) PNS yang selama 6 (enam) bulan atau lebih terus menerus meninggalkan tugasnya

secara tidak sah diberhentikan dengan tidak hormat sebagai PNS (Pasal 12 ayat (3)).

7) Pemberhentian Karena Meninggal Dunia atau Hilang

a) Pemberhentian karena meninggal dunia.

PNS yang meninggal dunia dengan sendirinya dianggap diberhentikan dengan hormat

sebagai PNS.

b) Pemberhentian karena hilang.

PNS yang hilang dianggap telah meninggal dunia pada akhir bulan ke-12 (dua belas) sejak

ia dinyatakan hilang.

8) Pemberhentian Sementara

PNS dapat dikenakan pemberhentian sementara dalam hal :

a) Untuk kepentingan peradilan PNS dikenakan tahanan sementara, karena didakwa telah

melakukan suatu kejahatan/pelanggaran jabatan.

b) PNS yang oleh pihak berwajib dikenakan tahanan sementara karena didakwa telah

melakukan suatu pelanggaran pidana yang tidak menyangkut jabatannya.

c) Apabila sesudah pemeriksaan oleh pihak yang berwajib dinyatakan tidak bersalah maka

PNS yang bersangkutan harus segera diangkat dan dipekerjakan kembali pada jabatan

semula.

BAB III

(12)

PEGAWAI NEGERI SIPIL

A. UMUM

Pola Umum Pembinaan Karier Pegawai Negeri Sipil (PNS) Kementerian Riset dan Teknologi merupakan

suatu rancangan yang menggambarkan secara umum perjalanan karier PNS Kementerian Riset dan

Teknologi yang berasal dari lulusan SMA, D3 atau Sarjana Muda, Strata 1 (S1), Strata 2 (S2), dan Strata 3

(S3) sejak mulai diangkat sebagai calon PNS sampai dengan puncak karier yang dapat dicapai hingga

mencapai batas usia pensiun.

PNS adalah setiap Warga Negara Republik Indonesia yang telah memenuhi syarat yang ditentukan,

diangkat oleh pejabat yang berwenang dan diserahi tugas dalam suatu jabatan negeri atau diserahi tugas

negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Warga Negara Republik Indonesia yang dapat diangkat menjadi PNS berusia serendah-rendahnya 18

tahun dan setinggi-tingginya 35 tahun. PNS akan diberhentikan dengan hormat dengan hak pensiun apabila

telah berusia serendah-rendahnya 50 tahun dan memiliki masa kerja serendah-rendahnya 20 tahun. Batas

Usia Pensiun PNS adalah 56 tahun dan dapat diperpanjang sampai dengan 60 tahun dan atau 65 tahun bagi

yang menduduki jabatan struktural atau fungsional tertentu.

Pangkat adalah kedudukan yang menunjukkan tingkat seorang PNS berdasarkan jabatannya dalam

rangkaian susunan kepegawaian dan digunakan sebagai dasar penggajian. Pengangkatan PNS dalam

pangkat awal ditetapkan berdasarkan tingkat pendidikan formal. Jabatan karier adalah jabatan struktural dan

fungsional yang hanya dapat diduduki PNS setelah memenuhi syarat yang ditentukan. Pengangkatan PNS

dalam suatu jabatan dilaksanakan berdasarkan prinsip profesionalisme sesuai dengan kompetensi, prestasi

kerja, dan jenjang pangkat yang ditetapkan untuk jabatan itu serta syarat obyektif lainnya. Jenjang pangkat

untuk setiap jabatan struktural adalah sebagai berikut :

1. Eselon I a pangkat terendah adalah Pembina Utama Madya, Gol/Ruang IV/d dan pangkat tertinggi

Pembina Utama, Gol/Ruang IV/e.

2. Eselon I b pangkat terendah adalah Pembina Utama Muda, Gol/Ruang IV/c dan pangkat tertinggi

Pembina Utama, Gol/Ruang IV/e.

3. Eselon II a pangkat terendah adalah Pembina Utama Muda, Gol/Ruang IV/c dan pangkat tertinggi

Pembina Utama Madya, Gol/Ruang IV/d.

4. Eselon II b pangkat terendah adalah Pembina Tingkat I, Gol/Ruang IV/b dan pangkat tertinggi Pembina

Utama Muda, Gol/Ruang IV/c.

5. Eselon III a pangkat terendah adalah Pembina, Gol/Ruang IV/a dan pangkat tertinggi Pembina Tingkat

I, Gol/Ruang IV/b.

6. Eselon III b pangkat terendah adalah Penata Tingkat I, Gol/Ruang III/d dan pangkat tertinggi adalah

(13)

7. Eselon IV a pangkat terendah adalah Penata, Gol/Ruang III/c dan pangkat tertinggi adalah Penata

Tingkat I, Gol/Ruang III/d.

8. Eselon IV b pangkat terendah adalah Penata Muda Tingkat I, Gol/Ruang III/b dan pangkat tertinggi

adalah Penata, Gol/ Ruang III/c.

Pendidikan dan pelatihan jabatan yang selanjutnya disebut Diklat adalah proses penyelenggaraan

belajar dan mengajar dalam rangka meningkatkan kemampuan Pegawai Negeri Sipil dalam melaksanakan

jabatannya. Dalam rangka menjamin kualitas, selektivitas dan obyektivitas penunjukkan atau

pemilihan/pengusulan untuk mengikuti Pendidikan dan Pelatihan Pimpinan (Diklatpim), ditetapkan adanya

Tim Seleksi Peserta Pendidikan dan Pelatihan Instansi (TSPDI).

Untuk membantu pejabat pembina kepegawaian dalam menangani kualitas dan obyektivitas

pengangkatan, pemindahan dan pemberhentian Pegawai Negeri Sipil dalam jabatan struktural Eselon II ke

bawah dibentuk Badan Pertimbangan Jabatan dan Kepangkatan (BAPERJAKAT).

B. POLA DASAR KARIER

Inti dari Pola Umum Pembinaan Karier adalah Pola Dasar Karier, sedangkan pola dasar karier adalah

pola karier PNS yang disusun secara normatif berdasarkan aspek periode penugasan, masa kerja, usia,

pangkat golongan/ruang, pendidikan dan pelatihan serta jabatan struktural/fungsional.

Pola dasar karier ini dibagi menjadi 4 (empat) jenis berdasarkan tingkat pendidikan formal, yaitu:

1. Pola Dasar Karier Pegawai Negeri Sipil Lulusan SLTA dan Sederajat a. Periode Pengenalan Tugas

1) Rentang waktu mulai 0 - 8 tahun masa kerja.

a) Pada periode ini setiap PNS mulai mengenal tugas dan tanggung jawabnya, tugas dari

unit kerjanya, lingkungannya, pengintegrasian diri serta mempraktekkan kemampuan

teknis sesuai dengan latar belakang pendidikannya.

b) Masa kerja 0 - 1 atau 2 tahun merupakan masa percobaan dengan status calon PNS.

Pada masa ini tugas yang diberikan masih bersifat pengenalan.

c) Masa kerja 3 - 8 tahun merupakan masa pemahaman tugas pokok dan fungsi bagian dari

unit kerjanya, dalam rentang waktu ini diharapkan sudah dapat melaksanakan tugas

dengan penuh tanggung jawab.

2) Usia pada periode pengenalan tugas diperkirakan 18 - 26 tahun.

3) Jenjang Pangkat Golongan/Ruang pada periode pengenalan tugas ini adalah Pengatur Muda

(II/a) sampai dengan Pengatur (II/c).

4) Pendidikan dan Pelatihan.

a) Mengikuti dan lulus Diklat Prajabatan.

(14)

akan diberikan.

c) Diberikan kesempatan untuk mengikuti pendidikan formal setingkat lebih tinggi.

5) Jabatan.

a) Fungsional Umum.

b) Fungsional tertentu.

b. Periode Penguasaan Tugas

1) Rentang waktu mulai 9 – 16 tahun masa kerja.

a) Pada periode ini PNS diharapkan sudah menguasai tugas-tugasnya sesuai dengan

minat, bakat, keterampilannya.

b) Pada periode ini diharapkan pula setiap PNS meningkatkan keterampilannya dalam

melaksanakan tugasnya dan telah mengetahui, memahami perjalanan karier yang akan

ditempuh dan puncak karier yang dapat dicapai.

2) Usia pada periode ini adalah 28-35 tahun.

3) Jenjang kepangkatan pada periode ini adalah Pengatur (II/c) sampai dengan Penata Muda (III/

a).

4) Pendidikan dan Pelatihan.

a) Mengikuti Diklat Teknis/Teknis Fungsional sesuai dengan keterampilannya.

b) Dapat diikutkan dalam Diklatpim Tingkat IV.

c) Diberikan peluang untuk mengikuti pendidikan formal setingkat lebih tinggi sesuai dengan

bidang tugasnya.

5) Jabatan Fungsional tertentu.

c. Periode Pengembangan dan Pemantapan Kemampuan

1) Rentang waktu mulai 17 - 24 tahun masa kerja.

a) Pada periode ini diharapkan PNS telah dapat mengembangkan diri secara optimal,

terutama di bidang teknis, sehingga mampu bekerja secara mandiri, dan mulai dapat

terlihat kematangannya dalam melaksanakan beberapa tugas secara bersamaan.

b) Pada periode ini pula diharapkan PNS sudah dapat diberikan tanggung jawab yang

bersifat manajerial atau dipersiapkan untuk menduduki jabatan struktural.

2) Usia pada periode ini adalah 36 - 43 tahun.

3) Jenjang kepangkatan pada periode ini adalah Penata Muda (III/a) sampai dengan Penata (III/

c).

4) Pendidikan dan Pelatihan.

a) Mengikuti Diklatpim Tingkat IV.

b) Mengikuti Diklat Teknis/Teknis Fungsional sesuai dengan keterampilannya.

(15)

bidang tugasnya.

5) Jabatan.

a) Dapat diangkat sebagai pejabat struktural Eselon IV.

b) Fungsional tertentu.

d. Periode Puncak Karier

1) Rentang waktu mulai 25 - 37 tahun masa kerja.

a) Pada periode ini diharapkan segala potensi yang dimiliki PNS telah terwujud menjadi

kemampuan nyata yang dapat dimanfaatkan oleh organisasi.

b) Pada periode ini pula diharapkan PNS sudah dapat diberikan tanggung jawab yang

bersifat manajerial.

c) Bagi PNS yang sudah menduduki jabatan karier (Struktural dan Fungsional) dapat

meningkatkan kemampuannya atau paling tidak mampu mempertahankan

kemampuannya agar tidak mengalami penurunan prestasi.

2) Usia pada periode ini adalah 44 - 56 tahun.

3) Jenjang kepangkatan pada periode ini adalah Penata (III/c) sampai dengan Penata tingkat I

(III/d).

4) Pendidikan dan Pelatihan.

a) Bagi yang memiliki kemampuan tinggi dapat mengikuti Diklatpim Tingkat III.

b) Mengikuti Diklat Teknis/Teknis Fungsional sesuai dengan keterampilannya.

c) Diberikan peluang untuk mengikuti pendidkan formal setingkat lebih tinggi sesuai dengan

bidang tugasnya.

5) Jabatan.

a) Bagi yang memiliki kompetensi, dapat diusulkan untuk menduduki jabatan struktural

Eselon III.

b) Fungsional tertentu.

2. Pola Dasar Karier Pegawai Negeri Sipil Lulusan D3/Sarjana Muda a. Periode Pengenalan Tugas

1) Rentang waktu mulai 0 - 4 tahun masa dinas.

a) Pada periode ini setiap PNS mulai mengenal tugas dan tanggung jawabnya, tugas dari

unit kerjanya, lingkungannya, pengintegrasian diri serta mempraktekkan kemampuan

teknis sesuai dengan latar belakang pendidikannya.

b) Selama 0–1 dan atau 2 tahun masa masih dalam masa percobaan dengan status calon

PNS. Pada masa ini tugas yang diberikan masih bersifat pengenalan.

(16)

kerjanya, dalam rentang waktu ini diharapkan sudah dapat melaksanakan tugas dengan

penuh tanggung jawab.

2) Usia pada periode ini adalah 22 – 26 tahun.

3) Jenjang kepangkatan pada periode ini adalah Pengatur (II/c) sampai dengan Pengatur Tingkat

I (II/d).

4) Pendidikan dan Pelatihan.

a) Mengikuti dan lulus Diklat Prajabatan.

b) Diklat yang bersifat Teknis/Teknis Fungsional sesuai dengan jenis tugas yang sedang

atau akan diberikan.

c) Diberikan kesempatan untuk mengikuti pendidikan formal setingkat lebih tinggi.

5) Jabatan.

a) Fungsional Umum.

b) Fungsional tertentu.

b. Periode Penguasaan Tugas

1) Rentang waktu mulai 5 – 12 tahun masa dinas.

a) Pada periode ini diharapkan PNS telah menguasai tugas-tugasnya, sehingga mampu

bekerja secara mandiri, dan mulai dapat terlihat kematangannya dalam melaksanakan

tugas secara bersamaan.

b) Pada periode ini diharapkan PNS sudah dapat diberikan tanggung jawab yang bersifat

manajerial atau dipersiapkan untuk menduduki jabatan struktural.

2) Usia pada periode ini adalah 27 – 34 tahun.

3) Jenjang kepangkatan pada periode ini adalah Pengatur (II/c) sampai dengan Penata Muda

(III/a).

4) Pendidikan dan Pelatihan.

a) Mengikuti Diklat Teknis/Teknis Fungsional sesuai dengan keterampilannya.

b) Dapat diikut sertakan dalam Diklatpim Tingkat IV.

c) Diberikan peluang untuk mengikuti pendidkan formal setingkat lebih tinggi sesuai dengan

bidang tugasnya.

5) Jabatan Fungsional tertentu.

c. Periode Pengembangan dan Pemantapan Kemampuan

1) Rentang waktu mulai 13 – 24 tahun masa kerja.

a. Pada periode ini diharapkan segala potensi yang dimiliki Pegawai Negeri Sipil telah

terwujud menjadi kemampuannyata yang dapat dimanfaatkan oleh organisasi.

(17)

jawab yang bersifat manajerial.

c) Bagi PNS yang sudah menduduki jabatan karier (Struktural dan Fungsional) dapat

meningkatkan kemampuannya atau paling tidak mampu mempertahankan

kemampuannya agar tidak mengalami penurunan prestasi.

2) Usia pada periode ini adalah 35 – 46 tahun.

3) Jenjang kepangkatan pada periode ini adalah Penata Muda (III/a) sampai dengan Penata

Tingkat I (III/d).

4) Pendidikan dan Pelatihan.

a) Mengikuti Diklatpim Tingkat IV.

b) Dapat diikutsertakan Diklatpim Tingkat III.

c) Mengikuti Diklat Teknis/Teknis Fungsional sesuai dengan keterampilannya.

d) Diberikan peluang untuk mengikuti pendidikan formal setingkat lebih tinggi sesuai dengan

bidang tugasnya.

5) Jabatan.

a) Dapat di angkat sebagai pejabat struktural Eselon IV.

b) Dapat dipromosikan ke dalam struktural Eselon III.

c) Fungsional tertentu.

d. Periode Puncak Karier

1) Rentang waktu mulai 25 – 34 tahun masa kerja.

a) Pada periode ini diharapkan segala potensi yang dimiliki Pegawai Negeri Sipil telah

terwujud menjadi kemampuan nyata yang dapat dimanfaatkan oleh organisasi.

b) Pada Periode ini bagi PNS yang sudah menduduki jabatan karier (Struktural dan

Fungsional) dapat meningkatkan kemampuannya atau paling tidak mampu

mempertahankan kemampuannya agar tidak mengalami penurunan prestasi.

2) Usia pada periode ini adalah 47 – 56 tahun.

3) Jenjang kepangkatan pada periode ini adalah Penata Tingkat I (III/d) sampai dengan Pembina

Tingkat I (IV/b).

4) Pendidikan dan Pelatihan.

a) Mengikuti Diklatpim Tingkat III.

b) Mengikuti Diklat Teknis/Teknis Fungsional sesuai dengan keterampilannya.

c) Diberikan peluang untuk mengikuti pendidikan formal setingkat lebih tinggi sesuai dengan

bidang tugasnya.

5) Jabatan.

a) Dapat diangkat sebagai pejabat struktural Eselon III.

(18)

3. Pola Dasar Karier Pegawai Negeri Sipil Lulusan Strata - 1 (S1) a. Periode Pengenalan Tugas

1) Rentang waktu mulai 0 – 4 tahun masa dinas.

a) Pada periode ini setiap PNS mulai mengenal tugas dan tanggung jawabnya, tugas dari

unit kerjanya, lingkungannya, pengintegrasian diri, melatih kepemimpinan serta

mempraktekkan kemampuan teknis sesuai dengan latar belakang pendidikannya.

b) Masa kerja 0 – 1 atau 2 tahun merupakan masa percobaan dengan status Calon

Pegawai Negeri Sipil. Pada masa ini tugas yang diberikan masih bersifat pengenalan.

c) Masa kerja 3 – 4 tahun merupakan masa pemahaman tugas pokok dan fungsi bagian

dari unit kerjanya, dalam rentang waktu ini diharapkan sudah dapat melaksanakan tugas

dengan penuh tanggung jawab.

2) Usia pada periode ini adalah 24 – 28 tahun.

3) Jenjang kepangkatan pada periode ini adalah Penata Muda (III/a) sampai dengan Penata

Muda Tingkat I (III/b).

4) Pendidikan dan Pelatihan.

a) Mengikuti dan lulus Diklat PraJabatan.

b) Diklat yang bersifat Teknis/Teknis Fungsional sesuai dengan jenis tugas yang sedang

atau akan diberikan.

c) Dapat diikut sertakan dalam Diklatpim Tingkat IV.

d) Diberikan kesempatan untuk mengikuti pendidikan formal setingkat lebih tinggi sesuai

dengan bidang tugasnya.

5) Jabatan.

a) Fungsional Umum.

b) Fungsional Tingkat Keahlian tertentu.

b. Periode Penguasaan Tugas

1) Rentang waktu 5 - 12 tahun masa kerja.

a) Diharapkan pada periode ini PNS sudah menguasai tugas – tugasnya, yang sesuai

dengan minat, bakat dan keahliannya.

b) Pada periode ini pula diharapkan Pegawai Negeri Sipil sudah dapat diberikan tanggung

jawab yang bersifat manajerial atau dipersiapkan untuk menduduki jabatan struktural.

2) Usia pada periode ini adalah 29 – 36 tahun.

3) Jenjang kepangkatan pada periode ini adalah Penata Muda Tingkat I (III/b) sampai dengan

Penata Tingkat I (III/d).

(19)

a) Mengikuti Diklatpim Tingkat IV.

b) Dapat diikut sertakan dalam Diklatpim Tingkat III.

c) Diklat yang bersifat Teknis/Teknis Fungsional sesuai dengan jenis tugas yang sedang

atau akan diberikan.

d) Diberikan kesempatan untuk mengikuti pendidikan formal setingkat lebih tinggi sesuai

dengan bidang tugasnya.

5) Jabatan.

a) Dapat diangkat sebagai pejabat struktural Eselon IV.

b) Dapat dipromosikan kedalam struktural Eselon III.

c) Fungsional Tingkat Keahlian tertentu.

c. Periode Pengembangan Kemampuan

1) Rentang waktu mulai 13 – 20 tahun masa kerja.

a) Pada periode ini diharapkan terjadi pengembangan kemampuan, terutama yang bersifat

analisis dan manajerial.

b) Pada periode ini sudah dapat dilihat PNS yang mempunyai kemampuan analisis untuk

mengembangkan dan menyempurnakan kegiatan organisasi sehingga efektif dan efisien

serta dapat menjadi kader pemimpin menengah dan pemimpin puncak.

2) Usia pada periode ini adalah 37 – 44 tahun.

3) Jenjang kepangkatan pada periode ini adalah Penata Tingkat I (III/d) sampai dengan Pembina

Tingkat I(IV/b).

4) Pendidikan dan Pelatihan.

a) Mengikuti Diklatpim Tingkat III.

b) Dapat diikutsertakan dalam Diklatpim Tingkat II.

c) Diklat yang bersifat Teknis/Teknis Fungsional sesuai dengan jenis tugas yang sedang

atau akan diberikan.

d) Diberikan kesempatan untuk mengikuti pendidikan formal setingkat lebih tinggi sesuai

dengan bidang tugasnya.

5) Jabatan.

a) Dapat diangkat sebagai pejabat struktural Eselon III.

b) Dapat dipromosikan kedalam struktural Eselon II.

c) Fungsional Tingkat Keahlian tertentu.

d. Periode Pemantapan

1) Rentang waktu mulai 21 – 28 tahun masa kerja.

(20)

sehingga terwujud menjadi kemampuan nyata yang dapat dimanfaatkan sepenuhnya

oleh organisasi, terutama yang bersifat manajerial.

b) Bagi PNS yang tidak dapat berkembang lagi, periode ini merupakan periode untuk

mempertahankan kemampuan yang dimiliki agar tidak mengalami penurunan

kemampuan yang telah dicapai.

2) Usia pada periode ini adalah 45 – 52 tahun.

3) Jenjang kepangkatan pada periode ini adalah Pembina Tingkat I (IV/b) sampai dengan

Pembina Utama Madya (IV/d).

4) Pendidikan dan Pelatihan.

a) Mengikuti Diklatpim Tingkat II.

b) Dapat diikutsertakan dalam Diklatpim Tingkat I.

c) Diklat Fungsional Tingkat Keahlian Tertentu.

d) Diberikan kesempatan untuk mengikuti pendidikan formal setingkat lebih tinggi sesuai

dengan bidang tugasnya.

5) Jabatan.

a) Dapat diangkat sebagai pejabat struktural Eselon II.

b) Dapat dipromosikan kedalam struktural Eselon I.

c) Fungsional Tingkat Keahlian tertentu.

e. Periode Puncak Karier

1) Rentang waktu mulai 29 – 41 tahun masa kerja.

a) Pada periode ini manajerial skill berkembang mencapai puncaknya dan bagi mereka

yang berkemampuan tinggi akan mencapai puncak karier.

b) Bagi PNS yang tidak dapat berkembang secara penuh, periode ini merupakan periode

untuk mempertahankan kemampuan yang telah dimiliki agar tidak mengalami penurunan

kemampuan yang telah dicapai.

2) Usia pada periode ini adalah 53 – 61 tahun.

3) Jenjang kepangkatan pada periode ini adalah Pembina Utama Madya (IV/d).

4) Pendidikan dan Pelatihan.

a) Mengikuti Diklatpim Tingkat II.

b) Dapat diikut sertakan dalam Diklatpim Tingkat I/dan atau LEMHANNAS.

c) Diklat Fungsional Tingkat Keahlian Tertentu.

d) Diberikan kesempatan untuk mengikuti pendidkan formal setingkat lebih tinggi sesuai

(21)

5) Jabatan.

a) Dapat diangkat sebagai pejabat struktural Eselon II.

b) Dapat dipromosikan kedalam struktural Eselon I.

c) Fungsional Tingkat Keahlian tertentu.

4. Pola Dasar Karier Pegawai Negeri Sipil Lulusan Strata 2 dan Strata 3 (S2 dan S3) a. Periode Pengenalan Tugas

1) Rentang waktu mulai 0 – 4 tahun masa kerja.

a) Pada periode ini setiap PNS mulai mengenal tugas dan tanggung jawabnya, tugas dari

unit kerjanya, lingkungannya, pengintegrasian diri melatih pemimpinan serta

mempraktekan kemampuan teknis sesuai dengan latar belakang pendidikannya.

b) Masa kerja 0 – 1 atau 2 tahun merupakan masa percobaan dengan status Calon

Pegawai Negeri Sipil. Pada masa ini tugas yang diberikan masih bersifat pengenalan.

c) Masa kerja 3 - 4 tahun merupakan masa pemahaman tugas pokok dan fungsi bagian dari

unit kerjanya, dalam rentang waktu ini diharapkan sudah dapat melaksanakan tugas

dengan penuh tanggung jawab.

2) Usia pada periode ini adalah 25 – 29 tahun.

3) Jenjang kepangkatan pada periode ini adalah Penata Muda Tingkat I (III/b) sampai dengan

Penata (III/c).

4) Pendidikan dan Pelatihan.

a) Mengikuti dan lulus Diklat Prajabatan.

b) Diklat yang bersifat teknis/teknis fungsional sesuai dengan jenis tugas yang sedang atau

akan diberikan.

c) Dapat diikutsertakan dalam Diklatpim Tingkat IV.

d) Diberikan kesempatan untuk mengikuti pendidikan formal setingkat lebih tinggi sesuai

dengan bidang tugasnya.

5) Jabatan.

a) Fungsional Umum.

b) Fungsional Tingkat Keahlian tertentu.

b. Periode Penguasaan Tugas

1) Rentang waktu 5 – 8 tahun masa kerja.

a) Diharapkan pada periode ini PNS sudah menguasai tugas–tugasnya, yang sesuai

dengan minat, bakat dan keahliannya.

b) Pada periode ini pula diharapkan PNS sudah dapat diberikan tanggung jawab yang

(22)

2) Usia pada periode ini adalah 30 – 33 tahun.

3) Jenjang kepangkatan pada periode ini adalah Penata (III/c) sampai dengan Penata tingkat I

(III/d).

4) Pendidikan dan Pelatihan.

a) Mengikuti Diklatpim Tingkat IV.

b) Dapat diikut sertakan dalam Diklatpim Tingkat III.

c) Diklat yang bersifat Teknis/Teknis Fungsional sesuai dengan jenis tugas yang sedang

atau akan diberikan.

5) Jabatan.

a) Dapat diangkat sebagai pejabat struktural Eselon IV.

b) Dapat dipromosikan kedalam struktural Eselon III.

c) Fungsional Tingkat Keahlian tertentu.

c. Periode Pengembangan Kemampuan

1) Rentang waktu mulai 9 – 16 tahun masa kerja.

a) Pada periode ini diharapkan terjadi pengembangan kemampuan, terutama yang bersifat

analisis dan manajerial.

b) Pada periode ini sudah dapat dilihat PNS yang mempunyai kemampuan analisis untuk

mengembangkan dan menyempurnakan kegiatan organisasi sehingga efektif dan efisien

serta dapat menjadi kader pemimpin menengah dan pemimpin puncak.

2) Usia pada periode ini adalah 34 - 41 tahun.

3) Jenjang kepangkatan pada periode ini adalah Penata Tingkat I (III/d) sampai dengan Pembina

Tingkat I (IV/b).

4) Pendidikan dan Pelatihan.

a) Mengikuti Diklatpim Tingkat III.

b) Dapat diikut sertakan dalam Diklatpim Tingkat II.

c) Diklat yang bersifat Teknis/Teknis Fungsional sesuai dengan jenis tugas yang sedang

atau akan diberikan.

5) Jabatan.

a) Dapat diangkat sebagai pejabat struktural Eselon III.

b) Dapat dipromosikan ke dalam struktural Eselon II.

c) Fungsional Tingkat Keahlian tertentu.

d. Periode Pemantapan

1) Rentang waktu mulai 17 - 24 tahun masa kerja.

(23)

berkembang secara optimal, sehingga terwujud menjadi kemampuan nyata yang dapat

dimanfaatkan sepenuhnya oleh organisasi, terutama yang bersifat manajerial.

b) Bagi PNS yang tidak dapat berkembang lagi, periode ini merupakan periode untuk

mempertahankan kemampuan yang telah dicapai.

2) Usia pada periode ini adalah 42 - 49 tahun.

3) Jenjang kepangkatan pada periode ini adalah Pembina Tingkat I (IV/b) sampai dengan

Pembina Utama Madya (IV/d).

4) Pendidikan dan Pelatihan.

a) Mengikuti Diklatpim Tingkat II.

b) Dapat diikutsertakan dalam Diklatpim Tingkat I.

c) Diklat Fungsional Tingkat Keahlian Tertentu.

5) Jabatan.

a) Dapat diangkat sebagai pejabat struktural Eselon II.

b) Dapat dipromosikan kedalam struktural Eselon I.

c) Fungsional Tingkat Keahlian tertentu.

e. Periode Puncak Karier

1) Rentang waktu mulai 25 – 36 tahun masa kerja.

a) Pada periode ini manajerial skill berkembang mencapai puncaknya dan bagi mereka

yang berkemampuan tinggi akan mencapai puncak karier.

b) Bagi PNS yang tidak dapat berkembang secara penuh, periode ini merupakan periode

untuk mempertahankan kemampuan yang telah dimiliki agar tidak mengalami penurunan

kemampuan yang telah dicapai.

2) Usia pada periode ini adalah 50 – 65 tahun.

3) Jenjang kepangkatan pada periode ini adalah Pembina Utama Madya (IV/d) sampai dengan

Pembina Utama (IV/e).

4) Pendidikan dan Pelatihan.

a) Diklatpim Tingkat I dan atau LEMHANNAS.

b) Diklat Fungsional Tingkat Keahlian Tertentu.

5) Jabatan.

a) Dapat diangkat sebagai pejabat struktural Eselon I.

(24)

B A B IV

POLA PERPINDAHAN JABATAN STRUKTURAL PEGAWAI NEGERI SIPIL

A. UMUM

(25)

dinas dilaksanakan dengan cara dipindahkan dari instansi dimana pegawai dipekerjakan atau diperbantukan

atau dapat juga melalui perpindahan wilayah kerja atau antar unit kerja. Perpindahan jabatan dan atau

perpindahan wilayah kerja dilaksanakan secara teratur antara 2 (dua) tahun sampai dengan 5 (lima) tahun

sejak seseorang menduduki satu jabatan struktural tertentu. Perpindahan jabatan secara struktural ada 3

(tiga) pola, yaitu :

1. Perpindahan jabatan secara horizontal adalah perpindahan jabatan dari eselon yang sama (rotasi);

2. Perpindahan jabatan secara vertikal adalah perpindahan jabatan yang rendah ke eselon yang lebih

tinggi (promosi); dan

3.

Perpindahan jabatan secara diagonal adalah perpindahan jabatan struktural umum ke jabatan

struktural khusus dan sebaliknya, atau perpindahan dari jabatan struktural ke jabatan fungsional

dan sebaliknya.

Perpindahan jabatan struktural diperbolehkan kecuali perpindahan tersebut dari jabatan sturktural yang

eselonnya lebih tinggi ke jabatan struktural yang eselonnya lebih rendah.

B. POLA PERPINDAHAN JABATAN STRUKTURAL 1. Perpindahan Jabatan Secara Horizontal

a. Jabatan Struktural Eselon IV

1. Dalam rangka penguasaan, pengembangan dan pemantapan tugas, diperlukan perpindahan

jabatan dalam eselon yang sama pada unit kerja Eselon II.

2. Dimungkinkan perpindahan jabatan dalam eselon yang sama antar unit kerja Eselon II

sesuai dengan bidang tugasnya.

3. Perpindahan jabatan secara horizontal sekurang-kurangnya 2 (dua) kali.

b. Jabatan Struktural Eselon III

1. Dalam rangka penguasaan dan pengembangan kemampuan yang bersifat teknis dan

analisis manajerial, diperlukan perpindahan jabatan dalam eselon yang sama pada unit kerja

Eselon II.

2. Dimungkinkan perpindahan jabatan dalam eselon yang sama antar unit kerja Eselon II, pada

Eselon I yang sama.

3. Dimungkinkan perpindahan jabatan antar unit kerja Eselon II, pada Eselon I yang berbeda.

4. Perpindahan jabatan secara horizontal sekurang-kurangnya 2 (dua) kali.

c. Jabatan Struktural Eselon II

1. Dalam rangka penguasaan, pengembangan kemampuan, dan pemantapan yang bersifat

manajerial, diperlukan perpindahan antar unit kerja pada Eselon I yang sama.

(26)

3. Apabila diperlukan dimungkinkan perpindahan jabatan antar Kementerian/Instansi.

4. Perpindahan jabatan secara horizontal sekurang-kurangnya 2 (dua) kali.

2. Perpindahan Jabatan Secara Vertikal

Pejabat struktural yang telah mengalami perpindahan jabatan secara horizontal dapat dilakukan

perpindahan jabatan secara vertikal yaitu :

a. Pejabat struktural Eselon IV dapat dipindahkan melalui perpindahan jabatan secara vertikal ke

dalam jabatan struktural Eselon III.

b. Pejabat struktural Eselon III dapat dipindahkan melalui perpindahan jabatan secara vertikal ke

dalam jabatan struktural Eselon II.

c. Pejabat struktural Eselon II dapat dipindahkan melalui perpindahan jabatan secara vertikal ke

dalam jabatan struktural Eselon I.

3. Perpindahan Jabatan Secara Diagonal

Pejabat struktural dan fungsional dapat dipindahkan melalui perpindahan jabatan secara diagonal

yaitu :

a. Perpindahan jabatan secara diagonal dari jabatan struktural ke jabatan fungsional dilakukan

dalam upaya pengembangan profesionalisme bagi Pegawai Negeri Sipil yang telah mencapai

kondisi puncak dan kariernya tidak dapat berkembang lagi sesuai ketentuan yang berlaku.

b. Perpindahan jabatan secara diagonal dari jabatan fungsional ke jabatan struktural dilakukan

dalam upaya memenuhi kebutuhan organisasi berdasarkan kompetensi jabatan.

c. Oleh karena itu dalam pola perpindahan jabatan struktural, tidak diperbolehkan adanya

perpindahan dari jabatan struktural eselon yang lebih tinggi ke jabatan struktural eselon yang

(27)

B A B V P E N U T U P

Pola Umum Pembinaan Karier Pegawai Negeri Sipil Kementerian Riset dan Teknologi Republik

Indonesia bagi lulusan SMA atau sederajat, D3 atau Sarjana Muda dan yang setingkat, Sarjana Strata 1,

serta Sarjana Strata 2 yang telah diuraikan sebelumnya, wajib ditaati dan dilaksanakan dengan

sebaik-baiknya agar dapat mewujudkan kepastian, keadilan dan perasaan aman bagi seluruh Pegawai Negeri Sipil

Kementerian Riset dan Teknologi.

Hal-hal yang lebih khusus dan atau rinci dari Pola Umum Pembinaan Karier Pegawai Negeri Sipil

Referensi

Dokumen terkait

Then the corre- sponding companion matrix F a is similar to the diagonal matrix D.. The main result of this section is

Kesimpulan dari penelitian ini adalah masih terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan humas Pertamina dalam mengatasi Krisis tersebut antara lain mengenai

Go Public maka kenaikan dan penurunan Return On Asset tersebut sangatlah sulit untuk diprediksi, seperti halnya yang terjadi pada perusahaan perbankan yang

dalamnya memuat perlengkapan ilmu tajwid, makhraj, sifat serta kaidah qira‟at. Kitab ini sebenarnya karya Kyai H. Anwar, tidak diketahui persis kapan ia menyusunnya, lalu

Bab IV : Dalam Bab ini, penulis akan menguraikan pokok dari permasalahan yakni perlindungan konsumen perumahan terhadap developer menurut Undang-Undang Perlindungan

Sinar-X yang dideteksi pada EDS adalah hasil interaksi nonelastik dari berkas elektron dengan atom pada permukaan sampel.. Terdapat dua jenis sinar- X, yaitu

Sehubungan dengan pengadaan Jasa Konsultansi paket Feasibility Study Pelabuhan Pomalaa pada Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Provinsi Sulawesi Tenggara, dengan ini

 Sertifikat vs Pengakuan Masyarakat  Pendidikan Formal