• Tidak ada hasil yang ditemukan

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2004

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2004"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA mengant arkan bangsa Indonesia menuj u cit a-cit a berkehidupan kebangsaan yang bebas, bersat u, berdaulat , adil, dan makmur;

b. bahwa pemerint ahan negara Indonesia dibent uk unt uk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh t umpah darah Indonesia, memaj ukan kesej aht eraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ket ert iban dunia;

c. bahwa t ugas pokok bangsa selanj ut nya adalah menyempurnakan dan menj aga kemerdekaan it u sert a mengisinya dengan pembangunan yang berkeadilan dan demokrat is yang dilaksanakan secara bert ahap dan berkesinambungan;

d. bahwa unt uk menj amin agar kegiat an pembangunan berj alan ef ekt if , ef isien, dan bersasaran maka diperlukan perencanaan pembangunan nasional;

e. bahwa agar dapat disusun perencanaan pembangunan nasional yang dapat menj amin t ercapainya t uj uan negara perlu adanya sist em perencanaan pembangunan nasional;

f . bahwa berdasarkan pert imbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b, huruf c, huruf d, dan huruf e, perlu membent uk Undang-undang t ent ang Sist em Perencanaan Pembangunan Nasional.

Mengingat : 1. Pasal 18, Pasal 18A, Pasal 18B, Pasal 20, Pasal 20A, Pasal 21, Pasal 23, Pasal 23C, Pasal 33, Pasal 34 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 t ent ang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Berit a Negara Republik Indonesia Nomor 4287).

Dengan Perset uj uan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

dan

(2)

MEMUTUSKAN :

Menet apkan : UNDANG-UNDANG TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL.

BAB I KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Undang-undang ini, yang dimaksud dengan :

1. Perencanaan adalah suat u proses unt uk menent ukan t indakan masa depan yang t epat , melalui urut an pilihan, dengan memperhit ungkan sumber daya yang t ersedia.

2. Pembangunan Nasional adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa dalam rangka mencapai t uj uan bernegara.

3. Sist em Perencanaan Pembangunan Nasional adalah sat u kesat uan t at a cara perencanaan

pembangunan unt uk menghasilkan rencana-rencana pembangunan dalam j angka panj ang, j angka menengah, dan t ahunan yang dilaksanakan oleh unsur penyelenggara negara dan masyarakat di t ingkat Pusat dan Daerah.

4. Rencana Pembangunan Jangka Panj ang, yang selanj ut nya disingkat RPJP, adalah dokumen perencanaan unt uk periode 20 (dua puluh) t ahun.

5. Rencana Pembangunan Jangka Menengah, yang selanj ut nya disingkat RPM, adalah dokumen perencanaan unt uk periode 5 (lima) t ahun.

6. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kement erian/ Lembaga, yang selanj ut nya disebut Rencana St rat egis Kement erian/ Lembaga (Renst ra-KL), adalah dokumen perencanaan Kement erian/ Lembaga unt uk periode 5 (lima) t ahun.

7. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Sat uan Kerj a Perangkat Daerah, yang selanj ut nya disebut Renst ra-SKPD, adalah dokumen perencanaan Sat uan Kerj a Perangkat Daerah unt uk periode 5 (lima) t ahun.

8. Rencana Pembangunan Tahunan Nasional, yang selanj ut nya disebut Rencana Kerj a Pemerint ah (RKP), adalah dokumen perencanaan Nasional unt uk periode 1 (sat u) t ahun.

9. Rencana Pembangunan Tahunan Daerah, yang selanj ut nya disebut Rencana Kerj a Pemerint ah Daerah (RKPD), adalah dokumen perencanaan Daerah unt uk periode 1 (sat u) t ahun.

10. Rencana Pembangunan Tahunan Kement erian/ Lembaga, yang selanj ut nya disebut Rencana Kerj a Kement erian/ Lembaga (Renj a-KL), adalah dokumen perencanaan Kement erian/ Lembaga unt uk periode 1 (sat u) t ahun.

(3)

12. Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan. 13. Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan unt uk mewuj udkan visi. 14. St rat egi adalah langkah-langkah berisikan program-program indikat if unt uk mewuj udkan visi dan misi. 15. Kebij akan adalah arah/ t indakan yang diambil oleh Pemerint ah Pusat / Daerah unt uk mencapai t uj uan. 16. Program adalah inst rumen kebij akan yang berisi sat u at au lebih kegiat an yang dilaksanakan oleh

inst ansi pemerint ah/ lembaga unt uk mencapai sasaran dan t uj uan sert a memperoleh alokasi anggaran, at au kegiat an masyarakat yang dikoordinasikan oleh inst ansi pemerint ah.

17. Lembaga adalah organisasi non Kement erian Negara dan inst ansi lain pengguna anggaran yang dibent uk unt uk melaksanakan t ugas t ert ent u berdasarkan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 at au perat uran perUndang-undangan lainnya.

18. Program Kement erian/ Lembaga/ Sat uan Kerj a Perangkat Daerah adalah sekumpulan rencana kerj a suat u Kement erian/ Lembaga at au Sat uan Kerj a Perangkat Daerah.

19. Program Lint as Kement erian/ Lembaga Sat uan Kerj a Perangkat Daerah adalah sekumpulan rencana kerj a beberapa Kement erian/ Lembaga at au beberapa Sat uan Kerj a Perangkat Daerah.

20. Program Kewilayahan dan Lint as Wilayah adalah sekumpulan rencana kerj a t erpadu ant

ar-Kement erian/ Lembaga dan Sat uan Kerj a Perangkat Daerah mengenai suat u at au beberapa wilayah, Daerah, at au kawasan.

21. Musyawarah Perencanaan Pembangunan yang selanj ut nya disingkat Musrenbang adalah f orum ant ar pelaku dalam rangka menyusun rencana pembangunan Nasional dan rencana pembangunan Daerah.

22. Ment eri adalah pimpinan Kement erian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional.

23. Kepala Sat uan Kerj a Perangkat Daerah yang bert anggung j awab t erhadap pelaksanaan t ugas dan f ungsi perencanaan pembangunan di Daerah Provinsi, Kabupat en, at au Kot a adalah kepala badan

perencanaan pembangunan Daerah yang selanj ut nya disebut Kepala Bappeda.

BAB II ASAS DAN TUJUAN

Pasal 2

(1) Pembangunan Nasional diselenggarakan berdasarkan demokrasi dengan prinsip-prinsip kebersamaan, berkeadilan, berkelanj ut an, berwawasan li ngkungan, sert a kemandirian dengan menj aga

keseimbangan kemaj uan dan kesat uan Nasional.

(2) Perencanaan Pembangunan Nasional disusun secara sist emat is, t erarah, t erpadu, menyeluruh, dan t anggap t erhadap perubahan.

(4)

(4) Sist em Perencanaan Pembangunan Nasional bert uj uan unt uk :

a. mendukung koordinasi ant ar pelaku pembangunan;

b. menj amin t ercipt anya int egrasi, sinkronisasi, dan sinergi baik ant arDaerah, ant arruang, ant arwakt u, ant arf ungsi pemerint ah maupun ant ara Pusat dan Daerah;

c. menj amin ket erkait an dan konsist ensi ant ara perencanaan penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasan;

d. mengopt imalkan part sipasi masyarakat ; dan

e. menj amin t ercapainya penggunaan sumber daya secara ef isien, ef ekt if , berkeadilan, dan berkelanj ut an.

BAB III

RUANG LINGKUP

PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

Pasal 3

(1) Perencanaan Pembangunan Nasional mencakup penyelenggaraan perencanaan makro semua f ungsi pemerint ahan yang meliput i semua bidang kehidupan secara t erpadu dalam Wilayah Negara Republik Indonesia.

(2) Perencanaan Pembangunan Nasional t erdiri at as perencanaan pembangunan yang disusun secara t erpadu oleh Kement erian/ Lembaga dan perencanaan pembangunan oleh Pemerint ah Daerah sesuai dengan kewenangannya.

(3) Perencanaan Pembangunan Nasional sebagaimana dimaksud pada ayat (2) menghasilkan :

(5)

Pasal 4

(1) RPJP Nasional merupakan penj abaran dari t uj uan dibent uknya pemerint ahan Negara Indonesia yang t ercant um dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, dalam bent uk visi, misi, dan arah pembangunan Nasional.

(2) RPJM Nasional merupakan penj abaran dari visi, misi, dan program Presiden yang penyusunannya berpedoman pada RPJP Nasional, yang memuat st rat egi pembangunan Nasional, kebij akan umum, program Kement erian/ Lembaga dan lint as Kement erian/ Lembaga, kewilayahan dan lint as

kewilayahan, sert a kerangka ekonomi makro yang mencakup gambaran perekonomian secara menyeluruh t ermasuk arah kebij akan f iskal dalam rencana kerj a yang berupa kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersif at indikat if .

(3) RKP merupakan penj abaran dari RPJM Nasional, memuat priorit as pembangunan, rancangan kerangka ekonomi makro yang mencakup gambaran perekonomian secara menyeluruh t ermasuk arah kebij akan f iskal, sert a program Kement erian/ Lembaga, lint as Kement erian/ Lembaga, kewilayahan dalam bent uk kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersif at indikat if .

Pasal 5

(1) RPJP Daerah memuat visi, misi, dan arah pembangunan Daerah yang mengacu pada RPJP Nasional.

(2) RPJM Daerah merupakan penj abaran dari visi, misi , dan program Kepala Daerah yang penyusunannya berpedoman pada RPJP Daerah dan memperhat ikan RPJM Nasional, memuat arah kebij akan keuangan Daerah, st rat egi pembangunan Daer ah, kebij akan umum, dan program Sat uan Kerj a Perangkat Daerah, lint as Sat uan Kerj a Perangkat Daerah, dan program kewilayahan disert ai dengan rencana-rencana kerj a dalam kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersif at indikat if .

(3) RKPD merupakan penj abaran dari RPJM Daerah dan mengacu pada RKP, memuat rancangan kerangka ekonomi Daerah, priorit as pembangunan Daerah, rencana kerj a, dan pendanaannya, baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerint ah maupun yang dit empuh dengan mendorong part isipasi masyarakat .

(6)

(1) Renst ra-KL memuat visi, misi, t uj uan, st rat egi, kebij akan, program, dan kegiat an pembangunan sesuai dengan t ugas dan f ungsi Kement erian/ Lembaga yang disusun dengan berpedoman pada RPJM Nasional dan bersif at indikat if .

(2) Renj a-KL disusun dengan berpedoman pada Renst ra-KL dan mengacu pada priorit as pembangunan Nasional dan pagu indikat if , sert a memuat kebij akan, program, dan kegiat an pembangunan baik yang dilaksanakan langsung oleh Pemerint ah maupun yang dit empuh dengan mendorong part isipasi

masyarakat .

Pasal 7

(1) Renst ra-SKPD memuat visi, misi, t uj uan, st rat egi , kebij akan, program, dan kegiat an pembangunan yang disusun sesuai dengan t ugas dan f ungsi Sat uan Kerj a Perangkat Daerah sert a berpedoman kepada RPJM Daerah dan bersif at indikat if .

(2) Renj a-SKPD disusun dengan berpedoman kepada Renst ra SKPD dan mengacu kepada RKP, memuat kebij akan, program, dan kegiat an pembangunan baik yang dilaksanakan langsung oleh Pemerint ah Daerah maupun yang dit empuh dengan mendorong part isipasi masyarakat .

BAB IV

TAHAPAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

Pasal 8

Tahapan Perencanaan Pembangunan Nasional meliput i :

a. penyusunan rencana; b. penet apan rencana;

(7)

d. evaluasi pelaksanaan rencana.

Pasal 9

(1) Penyusunan RPJP dilakukan melalui urut an :

a. Penyiapan rancangan awal rencana pembangunan; b. Musyawarah perencanaan pembangunan; dan c. Penyusunan rancangan akhir rencana pembangunan.

(2) Penyusunan RPJM Nasional/ Daerah dan RKP/ RKPD dilakukan melalui urut an kegiat an :

a. Penyiapan rancangan awal rencana pembangunan; b. Penyiapan rancangan rencana kerj a;

c. Musyawarah perencanaan pembangunan; dan d. Penyusunan rancangan akhir rencana pembangunan.

BAB V

PENYUSUNAN DAN PENETAPAN RENCANA

Bagian Pert ama

Rencana Pembangunan Jangka Panj ang

Pasal 10

(8)

(2) Kepala Bappeda menyiapkan rancangan RPJP Daerah.

(3) Rancangan RPJP Nasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan rancangan RPJP Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) menj adi bahan ut ama bagi Musrenbang.

Pasal 11

(1) Musrenbang diselenggarakan dalam rangka menyusun RPJP dan diikut i oleh unsur-unsur penyelenggara Negara dengan mengikut sert akan masyarakat .

(2) Ment eri menyelenggarakan Musrenbang Jangka Panj ang Nasional.

(3) Kepala Bappeda menyelenggarakan Musrenbang Jangka Panj ang Daerah.

(4) Musrenbang Jangka panj ang Nasional sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan Musrenbang Jangka Panj ang Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilaksanakan paling lambat 1 (sat u) t ahun sebelum berakhirnya periode RPJP yang sedang berj alan.

Pasal 12

(1) Ment eri menyusun rancangan akhir RPJP Nasional berdasarkan hasil Musrenbang Jangka Panj ang Nasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (4).

(2) Kepala Bappeda menyusun rancangan akhir RPJP Daerah berdasarkan hasil Musrenbang Jangka Panj ang Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (4).

Pasal 13

(9)

(2) RPJP Daerah dit et apkan dengan Perat uran Daerah.

Bagian Kedua

Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Pasal 14

(1) Ment eri menyiapkan rancangan awal RPJM Nasional sebagai penj abaran dari visi, misi, dan program Presiden ke dalam st rat egi pembangunan Nasional, kebij akan umum, program priorit as Presiden, sert a kerangka ekonomi makro yang mencakup gambaran perekonomian secara menyeluruh t ermasuk arah kebij akan f iskal.

(2) Kepala Bappeda menyiapkan rancangan awal RPJM Daerah sebagai penj abaran dari visi, misi, dan program Kepala Daerah ke dalam st rat egi pembangunan Daerah, kebij akan umum, program priorit as Kepala Daerah, dan arah kebij akan keuangan Daerah.

Pasal 15

(1) Pimpinan Kement erian/ Lembaga menyiapkan rancangan Renst ra-KL sesuai dengan t ugas pokok dan f ungsinya dengan berpedoman kepada rancangan awal RPJM Nasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (1).

(2) Ment eri menyusun rancangan RPJM Nasional dengan menggunakan rancangan Renst ra-KL sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan berpedoman pada RPJP Nasional.

(3) Kepala Sat uan Kerj a Perangkat Daerah menyiapkan rancangan Renst ra-SKPD sesuai dengan t ugas pokok dan f ungsinya dengan berpedoman pada rancangan awal RPJM Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (2).

(10)

Pasal 16

(1) Rancangan RPJM Nasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (2) dan rancangan RPJM Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (4) menj adi bahan bagi Musrenbang Jangka Menengah.

(2) Musrenbang Jangka Menengah diselenggarakan dalam rangka menyusun RPJM diikut i oleh unsur-unsur penyelenggara Negara dan mengikut sert akan masyarakat .

(3) Ment eri menyelenggarakan Musrenbang Jangka Menengah Nasional.

(4) Kepala Bappeda menyelenggarakan Musrenbang Jangka Menengah Daerah.

Pasal 17

(1) Musrenbang Jangka Menengah Nasional sebagaimana dimaksud dala Pasal 16 ayat (3), dilaksanakan paling lambat 2 (dua) bulan set elah Presiden dilant ik.

(2) Musrenbang Jangka Menengah Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (4), dilaksanakan paling lambat 2 (dua) bulan set elah Kepala Daerah dilant ik.

Pasal 18

(1) Ment eri menyusun rancangan akhir RPJM Nasional berdasarkan hasil Musrenbang Jangka Menengah Nasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (1).

(2) Kepala Bappeda menyusun rancangan akhir RPJ Daerah berdasarkan hasil Musrenbang Jangka Menengah Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (2).

(11)

(1) RPJM Nasional dit et apkan dengan Perat uran Presiden paling lambat 3 (t iga) bulan set elah Presiden dilant ik.

(2) Renst ra-KL dit et apkan dengan perat uran pimpinan Kement erian/ Lembaga set elah disesuaikan dengan RPJM Nasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

(3) RPJM Daerah dit et apkan dengan Perat uran Kepala Daerah paling lambat 3 (t iga) bulan set elah Kepala Daerah dilant ik.

Bagian Ket iga

Rencana Pembangunan Tahunan

Pasal 20

(1) Ment eri menyiapkan rancangan awal RKP sebagai penj abaran dari RPJM Nasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (1).

(2) Kepala Bappeda menyiapkan rancangan awal RKPD sebagai penj abaran dari RPJM Daerah sebagaimana dimaksud dala Pasal 19 ayat (3).

Pasal 21

(1) Pimpinan Kement erian/ Lembaga menyiapkan rancangan Renj a-KL sesuai dengan t ugas pokok dan f ungsinya dengan mengacu kepada rancangan awal RKP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 ayat (1) dan berpedoman pada Renst ra-KL sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

(12)

(3) Kepala Sat uan Kerj a Perangkat Daerah menyiapkan Renj a-SKPD sesuai dengan t ugas pokok dan f ungsinya dengan mengacu kepada rancangan awal RKPD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 ayat (2) dan berpedoman pada Renst ra-SKPD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (4).

(4) Kepala Bappeda mengkoordinasikan penyusunan rancangan RKPD dengan menggunakan Renj a-SKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (3).

Pasal 22

(1) Rancangan RKP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (2) dan rancangan RKPD sebagaimana dimaksud dalam Pasla 21 ayat (4) menj adi bahan bagi Musrenbang.

(2) Musrenbang dalam rangka penyusunan RKP dan RKPD diikut i oleh unsur-unsur penyelenggara pemerint ahan.

(3) Ment eri menyelenggarakan Musrenbang penyusunan RKP.

(4) Kepala Bappeda menyelenggarakan Musrenbang penyusunan RKPD.

Pasal 23

(1) Musrenbang penyusunan RKP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 ayat (3) dilaksanakan paling lambat bulan April.

(2) Musrenbang penyusunan RKPD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 ayat (4) dilaksanakan paling lambat bulan Maret .

Pasal 24

(13)

(2) Kepala Bappeda menyusun rancangan akhir RKPD berdasarkan hasil Musrenbang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (2).

Pasal 25

(1) RKP menj adi pedoan penyusunan RAPBN.

(2) RKPD menj adi pedoman penyusunan RAPBD.

Pasal 26

(1) RKP dit et apkan dengan Perat uran Presiden.

(2) RKPD dit et apkan dengan Perat uran Kepala Daerah.

Pasal 27

(1) Ket ent uan lebih lanj ut mengenai t at a cara penyusunan RPJP Nasional, RPJM Nasional, Renst ra-KL, RKP, Renj a-KL, dan pelaksanaan Musrenbang diat ur dengan Perat uran Pemerint ah.

(2) Ket ent uan lebih lanj ut mengenai t at a cara penyusunan RPJP Daerah, RPJM Daerah, Renst ra, Renst ra-SKPD, RKPD, Renj a-SKPD dan pelaksanaan Musrenbang Daerah diat ur dengan Perat uran Daerah.

BAB VI

PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA

(14)

(1) Pengendalian pelaksanaan rencana pembangunan dilakukan oleh masing-masing pimpinan Kement erian/ Lembaga/ Sat uan Kerj a Perangkat Daerah.

(2) Ment eri/ Kepala Bappeda menghimpun dan menganalisis hasil pemant auan pelaksanaan rencana pembangunan dari masing-masing pimpinan Kement erian/ Lembaga/ Sat uan Kerj a Perangkat Daerah sesuai dengan t ugas dan kewenangannya.

Pasal 29

(1) Pimpinan Kement erian/ Lembaga melakukan evaluasi kinerj a pelaksanaan rencana pembangunan Kement erian/ Lembaga periode sebelumnya.

(2) Kepala Sat uan Kerj a Perangkat Daerah melakukan evaluasi kinerj a pelaksanaan rencana pembangunan Sat uan Kerj a Perangkat Daerah periode sebelumnya.

(3) Ment eri/ Kepala Bappeda menyusun evaluasi rencana pembangunan berdasarkan hasil evaluasi pimpinan Kement erian/ Lembaga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan evaluasi Sat uan Kerj a Perangkat Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (2).

(4) Hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) menj adi bahan bagi penyusunan rencana pembangunan Nasional/ Daerah unt uk periode berikut nya.

Pasal 30

Ket ent uan lebih lanj ut mengenai t at a cara pengendalian dan evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan diat ur dengan Perat uran Pemerint ah.

BAB VII

(15)

Pasal 31

Perencanaan pembangunan didasarkan pada dat a dan inf ormasi yang akurat dan dapat dipert anggungj awabkan.

BAB VIII

KELEMBAGAAN

Pasal 32

(1) Presiden menyelenggarakan dan bert anggung j awab at as Perencanaan Pembangunan Nasional.

(2) Dalam menyelenggarakan Perencanaan Pembangunan Nasional, Presiden dibant u oleh Ment eri.

(3) Pimpinan Kement erian/ Lembaga menyelenggarakan perencanaan pembangunan sesuai dengan t ugas dan kewenangannya.

(4) Gubernur selaku wakil Pemerint ah Pusat mengkoordinasikan pelaksanaan perencanaan t ugas-t ugas Dekosent rasi dan Tugas Pembant uan.

Pasal 33

(1) Kepala Daerah menyelenggarakan dan bert anggung j awab at as perencanaan pembangunan Daerah di daerahnya.

(2) Dalam menyelenggarakan perencanaan pembangunan Daerah, Kepala Daerah dibant u oleh Kepala Bappeda.

(16)

(4) Gubernur menyelenggarakan koordinasi, int egrasi, sinkronisasi, dan sinergi perencanaan pembangunan ant ar kabupat en/ kot a.

BAB IX

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 34

(1) Sebelum RPJP Nasional menurut ket ent uan dalam Undang-undang ini dit et apkan, penyusunan RPJM Nasional t et ap mengikut i ket ent uan Pasal 4 ayat (2) dengan mengesampingkan RPJP Nasional sebagai pedoman, kecuali dit ent ukan lain dalam perat uran perUndang-undangan.

(2) Sebelum RPJP Nasional menurut ket ent uan dalam Undang-undang ini dit et apkan, penyusunan RPJP Daerah t et ap mengikut i ket ent uan Pasal 5 ayat (1) dengan mengesampingkan RPJP Nasional sebagai pedoman, kecuali dit ent ukan lain dalam perat uran perundang-undangan.

(3) Sebelum RPJP Daerah menurut ket ent uan dalam Undang-undang ini dit et apkan, penyusunan RPJM Daerah t et ap mengikut i ket ent uan Pasal 5 ayat (2) dengan mengesampingkan RPJP Daerah sebagai pedoman, kecuali dit ent ukan lain dalam perat uran perundang-undangan.

BAB X

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 35

Rencana Pembangunan Jangka Panj ang Nasional dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional menurut undang ini dit et apkan paling lambat 6 (enam) bulan set elah diundangkannya Undang-undang ini.

(17)

Perat uran perundang-undangan sebagai pelaksanaan Undang-undang ini dit et apkan paling lambat 1 (sat u) t ahun sej ak Undang-undang ini diundangkan.

Pasal 37

Undang-undang ini mulai berlaku pada t anggal diundangkan.

Agar set iap orang menget ahuinya, memerint ahkan pengundangan Undang-undang ini dengan penempat annya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.

Disahkan di Jakart a

pada t anggal 5 Okt ober 2004

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Tt d.

MEGAWATI SOEKARNOPUTRI

Diundangkan di Jakart a

pada t anggal 5 Okt ober 2004

SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA,

t t d.

BAMBANG KESOWO

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2004 NOMOR 104

Referensi

Dokumen terkait

melalui pelatihan terutama bagi karyawan baru untuk bisa memberikan pelayanan yang lebih baik dalam menghadapi pelanggan yang lebih selektif didalam memilih produk

(1) Penyelenggaraan, pengelolaan dan pemberdayaan pasar yang dimiliki, dikuasai dan/atau dikelola oleh Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal

Metode ini sebagai metode ilmiah karena telah memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu konkrit (empiris), obyektif, terukur, rasional dan sistematis. Digunakan untuk

dibandingkan pertumbuhan tahunan yang terjadi pada triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar ). Permintaan dari masyarakat yang semakin tinggi terhadap produk subsektor ini serta

Penambahan alpha-tocopherol sebagai antioksidan yang menangkal kerusakan peroksidasi lipid bereaksi dengan lemak tak jenuh dalam semen entog sehingga mengalami

Dilihat dari data yang ada diatas, maka dapat disimpulkan betapa berbedanya Desa Napal dibandingkan Desa Lain, desa yang memiliki Luas 880 ha ini merupakan desa yang

Untuk program siaran anak vacuum , dikarenakan belum menemukan penyiar yang sesuai dengan karakter program siaran yang dibuat Radio Yaumi, kesalahan teknis membuat

 Teori juga dapat membantu perencana mengidentifikasi khalayak sasaran yang paling cocok, metode untuk mendorong perubahan, dan hasil untuk evaluasi... • Explanatory T: