• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kuikulum 2013 Shanty 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kuikulum 2013 Shanty 2016"

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)

PENGUATAN PEMAHAMAN

KURIKULUM 2013

SEKOLAH MENENGAH

KEJURUAN

(2)

TUJUAN PENDIDIKAN NASIONAL

(PASAL 3 UU NO 20 SISDIKNAS TAHUN 2003)

Berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang

beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa Sikap Spiritual Berakhlak mulia, sehat, mandiri, dan demokratis serta

bertanggung jawab Sikap Sosial

Berilmu Pengetahuan

(3)

MUTU PENDIDIKAN = F (G + K + SP)

Peningkatan Kualitas & Pemerataan Guru

Sertifikasi Guru Kualifikasi

Penerapan K 2013

Sarpras sesuai SNPRehabilitasi ruang

kelas

Sekolah terkoneksi Internet

(4)

Penyempurnaan Pola Pikir

1 Berpusat pada Guru Berpusat pada Siswa

2 Satu Arah Interaktif

3 Isolasi Lingkungan Jejaring

4 Pasif Aktif-Menyelidiki

5 Maya/Abstrak Konteks Dunia Nyata

6 Pribadi Pembelajaran Berbasis Tim

7 Luas (semua materi diajarkan) Perilaku Khas Memberdayakan Kaidah Keterikatan 8 Stimulasi Rasa Tunggal (beberapa panca indera) Stimulasi ke Segala Penjuru (semua Panca indera) 9 Alat Tunggal (papan tulis) Alat Multimedia (berbagai peralatan teknologi pendidikan)

10 Hubungan Satu Arah Kooperatif

Menuju

(5)

Elemen Perubahan Kurikulum 2013

Standar

Kompetensi

Lulusan

Standar Proses

Standar Isi

Penilaian

Standar

(6)

Standar Isi

Pendekatan Dalam Penyusunan SKL Pada KBK 2004 dan KTSP 2006

Mapel 1

Standar Kompetensi Lulusan (SKL) Satuan

Pendidikan

(7)

PERBANDINGAN

Kondisi Saat Ini Kurikulum 2013

Kompetensi : sikap, pengetahuan dan keterampilan belum secara jelas diurai , bahkan cenderung dipersepsi

menjadi kognitif, afektif, dan

psikomotorik saja. Tidak digunakan memandu materi

Kompetensi : sikap, pengethuan dan keterampilan diurai menjadi KI-1, KI-2, KI-3 dan KI-4, yang memandu

penetapan materi

Dominan pada pengetahuan Perpaduan sikap, pengetahuan, dan keterampilan

Aktivitas pembelajaran hanya

domain pengetahuan Aktivitas pembelajaran didesain pada 3 ranah sikap, pengetahuan dan keterampilan

Penilain dominan

menggunakan tes Penilain menggunakan tes, obervasi, portfolio dan peniaian sikap Rapor cendrung hanya melaporkan

(8)

PERBANDINGAN

KONDISI SAAT INI KURIKULUM 2013

Di SD diajarkan berbasis mata

pelajaran, padahal tidak didukung oleh terori pendidikan dan teori psikologi yang berlaku

SD : tematik terpadu, SMP tematika terpadu + Mapel, SMA/SMK : berbasis mapel (tematik boleh saja sampai PT) Di SMP diajarkan kelompok IPA dan

IPS secara parsial

IPA dan IPS masih menggunakan pola tematik terpadu

Tidak tampak integrasi antar jenjang pendidikan sehingga jenjang

sebelumnya seolah-olah bukan

prasyarat untuk jenjang berikutmya.

Kompetensi antar jenjang

diintegrasikan sehingga tampak berkesinambungan

Bahasa tidak mampu memandu mapel yang lain sebab kompetensi terpenting dalam bahasa tidak

dilatihkan secara memadai

Pembelajaran bahasa yang berbasis teks akan mendorong kemampuan berbahasa sejak dini

Meninggalkan kaidah metodologi

ilmiah dan tidak kokoh berpijak pada kaidah pendidikan sehingga pemilihan model tidak akurat

Mengutamakan pendekatan

(9)

KURIKULUM 2013: KOMPETENSI INTI (KI)

KI-1

SIKAP SPIRITUAL

Sikap thd Tuhan YME

KI-2

SIKAP SOSIAL

Sikap thd diri sendiri & orang lain

KI-3

PENGETAHUAN

KI-4

KETERAMPILAN

10/1 8/17

(10)

FUNGSI DAN TUJUAN (PP 32 Tahun 2013 ): 1/2

Kompetensi Inti merupakan tingkat

kemampuan untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan yang harus dimiliki seorang Peserta Didik pada setiap tingkat kelas atau program yang menjadi landasan Pengembangan Kompetensi dasar.

Kompetensi Inti dimaksud pada mencakup:

sikap spiritual, sikap sosial,

pengetahuan, dan keterampilan yang berfungsi sebagai pengintegrasi muatan

Pembelajaran, mata pelajaran atau program dalam mencapai Standar Kompetensi

(11)

FUNGSI DAN TUJUAN (PP 32 Tahun 2013 ): 1/2

Kompetensi Dasar

merupakan

tingkat kemampuan dalam konteks

muatan Pembelajaran, pengalaman

belajar, atau mata pelajaran yang

mengacu pada Kompetensi inti.

Kompetensi Dasar

dikembangkan

dalam konteks muatan

Pembelajaran, pengalaman belajar,

mata pelajaran atau mata kuliah

(12)

Skema Hubungan SKL, K-I, KD, Penilaian dan Hasil Belajar

(13)

13

Analisis KI dan KD

Penyusunan IPK

materi

Model

(14)

14

Indikator merupakan penanda perilaku pengetahuan (KD dari KI-3) dan perilaku

keterampilan (KD dari KI-4) yang dapat diukur dan atau diobservasi.

IPK perilaku sikap spiritual (KD dari KI-1) dan sikap sosial (KD dari KI-2) tidak

dirumuskan, tetapi perilaku sikap spiritual dan sikap sosial harus dikaitkan pada

perumusan tujuan pembelajaran.

Minimal 2 IPK dalam 1 KD

KKO pada IPK tidak melebihi level KKO KD

umusan IPK keterampilan sesuai dengan bentuk dan gradasi KD keterampilan.

Perumusan indikator dapat dimulai dari serendah-rendahnya C2

sampai setara

dengan KD hasil analisis dan rekomendasi

.

(15)

PENDEKATAN PEMBELAJARAN

(RASIONAL PENDEKATAN SCIENTIFIC)

Proses Pembelajaran yang Mendukung Kreativitas

• Dyers, J.H. et al [2011], Innovators DNA, Harvard Business Review: “2/3 dari kemampuan kreativitas seseorang diperoleh melalui pendidikan, 1/3 sisanya berasal dari genetik”

• Kebalikannya berlaku untuk kemampuan kecerdasan yaitu: 1/3 dari pendidikan, 2/3 sisanya dari genetik.

• Kemampuan kreativitas diperoleh melalui:

• Observing [mengamati]; Questioning [menanya]; Experimenting [mencoba]; Associating [menalar];

………….Personal

• Networking [Membentuk jejaring] ………Inter-personal

Pembelajaran perlu mengedepankan pengalaman personal melalui proses mengamati, menanya,

menalar, dan mencoba [observation based learning] untuk meningkatkan kreativitas peserta didik. Disamping itu, dibiasakan bagi peserta didik untuk bekerja dalam jejaringan melalui collaborative

(16)

KRITERIA PENDEKATAN SCIENTIFIC

1.Materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu; bukan sebatas kira-kira, khayalan, legenda, atau dongeng semata.

2.Penjelasan guru, respon siswa, dan interaksi edukatif guru-siswa

terbebas dari prasangka yang serta-merta, pemikiran subjektif, atau penalaran yang menyimpang dari alur berpikir logis.

(17)

KRITERIA PENDEKATAN SCIENTIFIC

4. Mendorong dan menginspirasi siswa mampu berpikir hipotetik dalam melihat perbedaan, kesamaan, dan tautan satu sama lain dari materi pembelajaran.

5. Mendorong dan menginspirasi siswa mampu memahami, menerapkan, dan mengembangkan pola berpikir yang rasional dan objektif dalam merespon materi pembelajaran.

6. Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat dipertanggungjawabkan.

(18)

18

PELATIHAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013

(lanjutan)

Langkah-Langkah Pembelajaran

Pendekatan saintifik/pendekatan berbasis proses keilmuan merupakan

pengorganisasian pengalaman belajar dengan urutan logis meliputi

proses pembelajaran:

a. mengamati;

b. menanya;

c. mengumpulkan informasi/mencoba;

d. menalar/mengasosiasi; dan

(19)

19

PELATIHAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013

URUTAN LOGIS PROSES PEMBELAJARAN

Observing

(MENGAMATI)

Questioning

(MENANYA)

Eksperimenting

(MENGUMPULKAN INFORMASI/MENCOBA

Associating

(MENALAR/

MENGASOSIASI)

(20)

20

Sikap Pengetahuan Keterampilan

Krathwohl Bloom Abstak Dyers

Kongkret

Dave Sympson

Menerima Mengingat Mengamati Imitasi Persepsi,Kesiapan, Meniru

merespon Memahami Menanya Manipulasi Membiasakan

Menghargai Menerapkan Mencoba Presisi Mahir

Menghayati Menganalisis Menalar Artikulasi Alami

Mengamalkan Mengevaluasi Menyaji Manipulasi Orsinil

Mencipta Mencipta

RINCIAN GRADASI SIKAP, PENGETAHUAN, DAN KETERAMPILAN

(21)

@Kemdikbud 2013

(Lanj)

(22)

@Kemdikbud 2013

Definisi/Konsep

Pembelajaran berbasis masalah merupakan sebuah model

pembelajaran yang menyajikan masalah kontekstual sehingga

merangsang peserta didik untuk belajar.

Dalam kelas yang menerapkan pembelajaran berbasis masalah,

peserta didik bekerja dalam tim untuk memecahkan masalah

dunia nyata (

real world

)

(23)

@Kemdikbud 2013

Prinsip Proses Pembelajaran PBL

PBL

(24)

KELEBIHAN PBL

• Dengan PBL akan terjadi pembelajaran bermakna. Peserta didik yang belajar memecahkan suatu masalah, mereka akan menerapkan pengetahuan yang dimilikinya atau berusaha mengetahui pengetahuan yang diperlukan. Belajar

dapat semakin bermakna dan dapat diperluas ketika peserta berhadapan dengan situasi di mana konsep diterapkan

• Dalam situasi PBL, peserta didik mengintegrasikan pengetahuan dan ketrampilan secara simultan dan mengaplikasikannya dalam konteks yang relevan

• PBL dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis, menumbuhkan inisiatif peserta didik dalam bekerja, motivasi internal untuk belajar, dan dapat

(25)

CONTOH PENERAPAN PBL

(26)

SISTEM PENILAIAN

• Penilaian pembelajaran dengan PBL menggunakan authentic assesment. Penilaian dapat dilakukan dengan portfolio yang merupakan kumpulan yang sistematis pekerjaan-pekerjaan peserta didik (dianalisis untuk melihat kemajuan belajar dalam kurun waktu tertentu dalam kerangka pencapaian tujuan pembelajaran)

• Penilaian dalam pendekatan PBL dilakukan dengan cara evaluasi diri (self-assessment) dan peer-assessment.

Self-assessment. Penilaian yang dilakukan oleh pebelajar itu sendiri terhadap usaha-usahanya dan hasil pekerjaannya dengan merujuk pada tujuan yang ingin dicapai (standard) oleh pebelajar itu sendiri dalam belajar.

Peer-assessment. Penilaian di mana pebelajar berdiskusi untuk memberikan penilaian terhadap upaya dan hasil penyelesaian tugas-tugas yang telah dilakukannya sendiri maupun oleh teman dalam kelompoknya

(27)

MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS

PROYEK (

PROJECT BASED LEARNING

)

Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning=PjBL) adalah

metoda pembelajaran yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai media. Peserta didik melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar.

Pembelajaran Berbasis Proyek merupakan metode belajar yang

(28)

MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS

PROYEK (

PROJECT BASED LEARNING

)

• Pembelajaran Berbasis Proyek dirancang untuk digunakan pada permasalahan komplek yang diperlukan peserta didik dalam melakukan insvestigasi dan

memahaminya. Melalui PjBL, proses inquiry dimulai dengan memunculkan pertanyaan penuntun (a guiding question) dan membimbing peserta didik dalam sebuah proyek kolaboratif yang mengintegrasikan berbagai subjek (materi) dalam kurikulum.

(29)

KEUNTUNGAN PEMBELAJARAN BERBASIS

PROYEK

• Meningkatkan motivasi belajar peserta didik untuk belajar, mendorong kemampuan mereka untuk melakukan pekerjaan penting, dan mereka perlu untuk dihargai.

• Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah.

• Membuat peserta didik menjadi lebih aktif dan berhasil memecahkan problem-problem yang kompleks.

• Meningkatkan kolaborasi.

Mendorong peserta didik untuk mengembangkan dan

mempraktikkan keterampilan komunikasi.

(30)

KEUNTUNGAN PEMBELAJARAN BERBASIS

PROYEK

• Memberikan pengalaman kepada peserta didik pembelajaran dan praktik dalam mengorganisasi proyek, dan membuat alokasi waktu dan sumber-sumber lain seperti perlengkapan untuk menyelesaikan tugas.

• Menyediakan pengalaman belajar yang melibatkan peserta didik secara kompleks dan dirancang untuk berkembang sesuai dunia nyata.

• Melibatkan para peserta didik untuk belajar mengambil informasi dan menunjukkan pengetahuan yang dimiliki, kemudian diimplementasikan dengan dunia nyata.

(31)

• Memerlukan banyak waktu untuk menyelesaikan masalah.

• Membutuhkan biaya yang cukup banyak

• Banyak instruktur yang merasa nyaman dengan kelas tradisional, di mana instruktur memegang peran utama di kelas.

• Banyaknya peralatan yang harus disediakan.

• Peserta didik yang memiliki kelemahan dalam percobaan dan pengumpulan informasi akan mengalami kesulitan.

• Ada kemungkinan peserta didik yang kurang aktif dalam kerja kelompok.

• Ketika topik yang diberikan kepada masing-masing kelompok berbeda,

dikhawatirkan peserta didik tidak bisa memahami topik secara keseluruhan

(32)
(33)

Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas

yang harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa suatu investigasi sejak dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan dan penyajian data.

Penilaian proyek dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman,

kemampuan mengaplikasikan, kemampuan penyelidikan dan

kemampuan menginformasikan peserta didik pada mata pelajaran tertentu secara jelas.

(34)

Pada penilaian proyek setidaknya ada 3 hal yang perlu dipertimbangkan yaitu: • Kemampuan pengelolaan

Kemampuan peserta didik dalam memilih topik, mencari informasi dan mengelola waktu pengumpulan data serta penulisan laporan.

• Relevansi

Kesesuaian dengan mata pelajaran, dengan mempertimbangkan tahap pengetahuan, pemahaman dan keterampilan dalam pembelajaran.

• Keaslian

Proyek yang dilakukan peserta didik harus merupakan hasil karyanya, dengan

mempertimbangkan kontribusi guru berupa petunjuk dan dukungan terhadap proyek peserta didik.

(35)
(36)

Discovery Learning adalah teori belajar yang didefinisikan sebagai proses

pembelajaran yang terjadi bila pelajar tidak disajikan dengan pelajaran dalam bentuk finalnya, tetapi diharapkan siswa mengorganisasi sendiri.

Sebagai strategi belajar, Discovery Learning mempunyai prinsip yang sama dengan inkuiri (inquiry) dan Problem Solving. Tidak ada perbedaan yang prinsipil pada

ketiga istilah ini, pada Discovery Learning lebih menekankan pada ditemukannya konsep atau prinsip yang sebelumnya tidak diketahui.

(37)

37

Langkah-Langkah DL

Langkah-Langkah DL

Discovery Based Learning:

1. Stimulation (memberi stimulus); bacaan, atau gambar, atau situasi, sesuai dengan materi pembelajaran/topik/tema.

2. Problem Statement (mengidentifikasi masalah); menemukan permasalahan

menanya, mencari informasi, dan merumuskan masalah.

3. Data Collecting (mengumpulkan data); mencari dan mengumpulkan data/informasi, melatih ketelitian, akurasi, dan kejujuran, mencari atau merumuskan berbagai alternatif pemecahan masalah

Discovery Based Learning:

1. Stimulation (memberi stimulus); bacaan, atau gambar, atau situasi, sesuai dengan materi pembelajaran/topik/tema.

2. Problem Statement (mengidentifikasi masalah); menemukan permasalahan

menanya, mencari informasi, dan merumuskan masalah.

(38)

38

MODEL PEMBELAJARAN

MODEL PEMBELAJARAN

Discovery Based Learning:

4. Data Processing (mengolah data); mencoba dan mengeksplorasi pengetahuan konseptualnya, melatih keterampilan berfikir logis dan aplikatif.

5. Verification (memferifikasi); mengecek kebenaran atau keabsahan hasil pengolahan data, mencari sumber yang relevan baik dari buku atau media,

mengasosiasikannya menjadi suatu kesimpulan.

6. Generalization (menyimpulkan); melatih pengetahuan metakognisi peserta didik.

Discovery Based Learning:

4. Data Processing (mengolah data); mencoba dan mengeksplorasi pengetahuan konseptualnya, melatih keterampilan berfikir logis dan aplikatif.

5. Verification (memferifikasi); mengecek kebenaran atau keabsahan hasil pengolahan data, mencari sumber yang relevan baik dari buku atau media,

mengasosiasikannya menjadi suatu kesimpulan.

(39)

Dalam Model Pembelajaran Discovery Learning, penilaian dapat dilakukan dengan menggunakan tes maupun non tes.

Penilaian yang digunakan dapat berupa penilaian kognitif, proses, sikap, atau penilaian hasil kerja siswa. Jika bentuk penialainnya berupa penilaian kognitif, maka dalam model pembelajaran discovery learning dapat menggunakan tes tertulis. Jika bentuk penilaiannya menggunakan penilaian proses, sikap, atau penilaian hasil kerja siswa maka pelaksanaan penilaian dapat dilakukan dengan pengamatan.

(40)

Membantu siswa untuk memperbaiki dan meningkatkan keterampilan-keterampilan dan proses-proses kognitif. Usaha penemuan merupakan kunci dalam proses ini, seseorang tergantung bagaimana cara belajarnya.

Pengetahuan yang diperoleh melalui metode ini sangat pribadi dan ampuh karena menguatkan pengertian, ingatan dan transfer.

Menimbulkan rasa senang pada siswa, karena tumbuhnya rasa menyelidiki dan berhasil.Metode ini memungkinkan siswa berkembang dengan cepat dan sesuai dengan

kecepatannya sendiri.

Menyebabkan siswa mengarahkan kegiatan belajarnya sendiri dengan melibatkan akalnya dan motivasi sendiri.

(41)

Metode ini dapat membantu siswa memperkuat konsep dirinya, karena memperoleh kepercayaan bekerja sama dengan yang lainnya.

Berpusat pada siswa dan guru berperan sama-sama aktif mengeluarkan gagasan-gagasan. Bahkan gurupun dapat bertindak sebagai siswa, dan sebagai peneliti di dalam situasi

diskusi.

Membantu siswa menghilangkan skeptisme (keragu-raguan) karena mengarah pada kebenaran yang final dan tertentu atau pasti.

Siswa akan mengerti konsep dasar dan ide-ide lebih baik;

Membantu dan mengembangkan ingatan dan transfer kepada situasi proses belajar yang baru;

(42)

Mendorong siswa berfikir dan bekerja atas inisiatif sendiri;

Mendorong siswa berfikir intuisi dan merumuskan hipotesis sendiri;

Memberikan keputusan yang bersifat intrinsik; Situasi proses belajar menjadi lebih terangsang;

Proses belajar meliputi sesama aspeknya siswa menuju pada pembentukan manusia seutuhnya;

Meningkatkan tingkat penghargaan pada siswa;

Kemungkinan siswa belajar dengan memanfaatkan berbagai jenis sumber belajar;Dapat mengembangkan bakat dan kecakapan individu.

(43)

Metode ini menimbulkan asumsi bahwa ada kesiapan pikiran untuk belajar. Bagi siswa yang kurang pandai, akan mengalami kesulitan abstrak atau berfikir atau mengungkapkan

hubungan antara konsep-konsep, yang tertulis atau lisan, sehingga pada gilirannya akan menimbulkan frustasi.

Metode ini tidak efisien untuk mengajar jumlah siswa yang banyak, karena membutuhkan waktu yang lama untuk membantu mereka menemukan teori atau pemecahan masalah lainnya.

Harapan-harapan yang terkandung dalam metode ini dapat buyar berhadapan dengan siswa dan guru yang telah terbiasa dengan cara-cara belajar yang lama.

(44)

Pengajaran

discovery

lebih cocok untuk mengembangkan pemahaman,

sedangkan mengembangkan aspek konsep, keterampilan dan emosi

secara keseluruhan kurang mendapat perhatian.

Pada beberapa disiplin ilmu, misalnya IPA kurang fasilitas untuk

mengukur gagasan yang dikemukakan oleh para siswa

Tidak menyediakan kesempatan-kesempatan untuk berfikir yang akan

ditemukan oleh siswa karena telah dipilih terlebih dahulu oleh guru.

(45)

Bagaimana Penentuan

PENILAIAN

PEMBELAJARAN

(46)

Pengetahuan

Pengetahuan

Keterampilan

KeterampilanSikapSikap

Tes Praktek

Projek Portofolio Observasi

Penilaian diri

Penil antarpeserta didik

Jurnal

Tes Tulis Tes Lisan Penugasan

(47)

47

Teknik Penilaian Bentuk Instrumen Keterangan

Observasi Daftar cek

Skala penilaian sikap Dilakukan selama proses pembelajaran.

Penilaian diri Daftar cek

Skala penilaian sikap Dilakukan pada akhir semester

Penilaian

antarpeserta didik Daftar cek Skala penilaian sikap Dilakukan pada akhir semester, setiap pesesrta didik dinalai oleh 3 siswa.

Jurnal Catatan pendidik berisi

informasi tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik

Berupa catatan guru tentang

kelemahan dan kekuatan peserta didik yang tidak berkaitan dengan mata pelajaran.

(48)

48

Teknik Penilaian Bentuk Instrumen

Tes tulis

 Memilih jawaban (pilihan ganda, dua pilihan benar-salah, ya-tidak), menjodohkan, sebab-akibat.

 Mensuplai jawaban (isian atau melengkapi, jawaban singkat atau pendek, uraian).

Observasi  Daftar cek observasi guru terhadap diskusi, tanya jawab dan percakapan.

Penugasan  Instrumen penugasan berupa pekerjaan rumah dan/atau projek yang dikerjakan secara individu atau kelompok sesuai dengan karakteristik tugas.

(49)

49

Teknik

Penilaian Bentuk Instrumen

Unjuk kerja/ kinerja/ praktik

 Daftar cek, dengan menggunakan daftar cek, peserta didik mendapat nilai bila kriteria penguasaan kompetensi tertentu dapat diamati oleh penilai.

 Skala Penilaian (Rating Scale). Penilaian kinerja yang

menggunakan skala penilaian memungkinkan penilai memberi nilai tengah terhadap penguasaan kompetensi tertentu, karena pemberian nilai secara kontinum dimana pilihan kategori nilai lebih dari dua.

Projek

 Penilaian projek dilakukan mulai dari perencanaan, pelaksanaan, sampai pelaporan.

 Untuk menilai setiap tahap perlu disiapkan kriteria penilaian atau rubrik.

Produk  Daftar cek atau skala penilaian (rubrik)

Portofolio  Daftar cek atau skala penilaian (rubrik)

Tulis  Tes tulis, daftar cek atau skala penilaian (rubrik)

(50)

CONTOH PEMILIHAN JENIS PENILAIAN

50

HASIL ANALISIS IPK Jenis Penilaian

Menganalisis :

kognitif level 4

Neraca saldo :

pengetahuan

konseptual,

procedural dan

metakognitif

Menjelaskan pengertian neraca saldo

perusahaan jasa

Menjelaskan dokumen yang diperlukan

untuk penyusunan neraca saldo

perusahaan jasa

Menguraikan fungsi neraca saldo

perusahaan jasa

Menentukan cara menyusun neraca

saldo perusahaan jasa

Menganalisis hubungan antara jenis

neraca saldo dan jenis perusahaan

(51)

CONTOH PEMILIHAN JENIS PENILAIAN

51

HASIL ANALISIS

IPK

JENIS

PENILAIAN

 

Membuat neraca

saldo :

merupakan

keterampilan

abstrak

 

menyiapkan dokumen dan

alat untuk menyusun

neraca saldo

Menyusun neraca saldo

sesuai dengan prosedur

(52)

Referensi

Dokumen terkait

Sehubungan dengan Pel el angan Umum Pekerj aan Peningkat an Jal an Dusun Pemat ang Sani Desa Pemat ang Rahim Kabupat en Tanj ung Jabung Timur Tahun Anggaran 2013, unt uk Paket

Penulis juga berterima kasih kepada seluruh asisten Laboratorium Kimia Organik: B’William,S.Si, K’Siti,S.Si, K’Sani,S.Si, B’Heri, Firdaus, Raskita, Marisi, Dewi, Ocha,

Efektifitas instrumen moneter berbasis syariah pasca dikeluarkannya PBI Nomor 10/11/PBI/2008 tentang Sertifikat Bank Indonesia Syariah yang dimaksud penulis adalah

bahwa untuk melaksanakan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 1999 tentang Pendidikan Tinggi dan Keputusan Menteri Agama Nomor 309 Tahun 1997 tentang Organisasi dan

plastifikasi sebesar itu tidak terjadi ketika model dieksitasi gempa Tohoku-oki. Plastifikasi pada model RSA cenderung memiliki taraf kerusakan dan jumlah yang lebih

NSDL juga menyediakan fasilitas untuk melakukan pemblokiran rekening oleh investor apa- bila investor tidak akan bertransaksi dalam waktu lama, update alamat atau detail bank

Pada triwulan IV 2014, kredit konsumsi di Kalimantan Tengah meningkat dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya yaitu dari Rp6,31 triliun menjadi Rp7,46 triliun.

Salah satu teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah menggunakan soal tes yaitu untuk mengumpulkan data mengenai hasil belajar kelas eksperimen (VII/6)