PENGUATAN PEMAHAMAN
KURIKULUM 2013
SEKOLAH MENENGAH
KEJURUAN
TUJUAN PENDIDIKAN NASIONAL
(PASAL 3 UU NO 20 SISDIKNAS TAHUN 2003)
Berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa Sikap Spiritual Berakhlak mulia, sehat, mandiri, dan demokratis serta
bertanggung jawab Sikap Sosial
Berilmu Pengetahuan
MUTU PENDIDIKAN = F (G + K + SP)
Peningkatan Kualitas & Pemerataan Guru
Sertifikasi Guru Kualifikasi
Penerapan K 2013
Sarpras sesuai SNP Rehabilitasi ruang
kelas
Sekolah terkoneksi Internet
Penyempurnaan Pola Pikir
1 Berpusat pada Guru Berpusat pada Siswa
2 Satu Arah Interaktif
3 Isolasi Lingkungan Jejaring
4 Pasif Aktif-Menyelidiki
5 Maya/Abstrak Konteks Dunia Nyata
6 Pribadi Pembelajaran Berbasis Tim
7 Luas (semua materi diajarkan) Perilaku Khas Memberdayakan Kaidah Keterikatan 8 Stimulasi Rasa Tunggal (beberapa panca indera) Stimulasi ke Segala Penjuru (semua Panca indera) 9 Alat Tunggal (papan tulis) Alat Multimedia (berbagai peralatan teknologi pendidikan)
10 Hubungan Satu Arah Kooperatif
Menuju
Elemen Perubahan Kurikulum 2013
Standar
Kompetensi
Lulusan
Standar Proses
Standar Isi
Penilaian
Standar
Standar Isi
Pendekatan Dalam Penyusunan SKL Pada KBK 2004 dan KTSP 2006
Mapel 1
Standar Kompetensi Lulusan (SKL) Satuan
Pendidikan
PERBANDINGAN
Kondisi Saat Ini Kurikulum 2013
Kompetensi : sikap, pengetahuan dan keterampilan belum secara jelas diurai , bahkan cenderung dipersepsi
menjadi kognitif, afektif, dan
psikomotorik saja. Tidak digunakan memandu materi
Kompetensi : sikap, pengethuan dan keterampilan diurai menjadi KI-1, KI-2, KI-3 dan KI-4, yang memandu
penetapan materi
Dominan pada pengetahuan Perpaduan sikap, pengetahuan, dan keterampilan
Aktivitas pembelajaran hanya
domain pengetahuan Aktivitas pembelajaran didesain pada 3 ranah sikap, pengetahuan dan keterampilan
Penilain dominan
menggunakan tes Penilain menggunakan tes, obervasi, portfolio dan peniaian sikap Rapor cendrung hanya melaporkan
PERBANDINGAN
KONDISI SAAT INI KURIKULUM 2013
Di SD diajarkan berbasis mata
pelajaran, padahal tidak didukung oleh terori pendidikan dan teori psikologi yang berlaku
SD : tematik terpadu, SMP tematika terpadu + Mapel, SMA/SMK : berbasis mapel (tematik boleh saja sampai PT) Di SMP diajarkan kelompok IPA dan
IPS secara parsial
IPA dan IPS masih menggunakan pola tematik terpadu
Tidak tampak integrasi antar jenjang pendidikan sehingga jenjang
sebelumnya seolah-olah bukan
prasyarat untuk jenjang berikutmya.
Kompetensi antar jenjang
diintegrasikan sehingga tampak berkesinambungan
Bahasa tidak mampu memandu mapel yang lain sebab kompetensi terpenting dalam bahasa tidak
dilatihkan secara memadai
Pembelajaran bahasa yang berbasis teks akan mendorong kemampuan berbahasa sejak dini
Meninggalkan kaidah metodologi
ilmiah dan tidak kokoh berpijak pada kaidah pendidikan sehingga pemilihan model tidak akurat
Mengutamakan pendekatan
KURIKULUM 2013: KOMPETENSI INTI (KI)
KI-1
SIKAP SPIRITUAL
Sikap thd Tuhan YME
KI-2
SIKAP SOSIAL
Sikap thd diri sendiri & orang lain
KI-3
PENGETAHUAN
KI-4
KETERAMPILAN
10/1 8/17
FUNGSI DAN TUJUAN (PP 32 Tahun 2013 ): 1/2
Kompetensi Inti merupakan tingkat
kemampuan untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan yang harus dimiliki seorang Peserta Didik pada setiap tingkat kelas atau program yang menjadi landasan Pengembangan Kompetensi dasar.
Kompetensi Inti dimaksud pada mencakup:
sikap spiritual, sikap sosial,
pengetahuan, dan keterampilan yang berfungsi sebagai pengintegrasi muatan
Pembelajaran, mata pelajaran atau program dalam mencapai Standar Kompetensi
FUNGSI DAN TUJUAN (PP 32 Tahun 2013 ): 1/2
Kompetensi Dasar
merupakan
tingkat kemampuan dalam konteks
muatan Pembelajaran, pengalaman
belajar, atau mata pelajaran yang
mengacu pada Kompetensi inti.
Kompetensi Dasar
dikembangkan
dalam konteks muatan
Pembelajaran, pengalaman belajar,
mata pelajaran atau mata kuliah
Skema Hubungan SKL, K-I, KD, Penilaian dan Hasil Belajar
13
Analisis KI dan KD
Penyusunan IPK
materi
Model
14
•
Indikator merupakan penanda perilaku pengetahuan (KD dari KI-3) dan perilaku
keterampilan (KD dari KI-4) yang dapat diukur dan atau diobservasi.
•
IPK perilaku sikap spiritual (KD dari KI-1) dan sikap sosial (KD dari KI-2) tidak
dirumuskan, tetapi perilaku sikap spiritual dan sikap sosial harus dikaitkan pada
perumusan tujuan pembelajaran.
•
Minimal 2 IPK dalam 1 KD
•
KKO pada IPK tidak melebihi level KKO KD
•
umusan IPK keterampilan sesuai dengan bentuk dan gradasi KD keterampilan.
•
Perumusan indikator dapat dimulai dari serendah-rendahnya C2
sampai setara
dengan KD hasil analisis dan rekomendasi
.PENDEKATAN PEMBELAJARAN
(RASIONAL PENDEKATAN SCIENTIFIC)
Proses Pembelajaran yang Mendukung Kreativitas
• Dyers, J.H. et al [2011], Innovators DNA, Harvard Business Review: “2/3 dari kemampuan kreativitas seseorang diperoleh melalui pendidikan, 1/3 sisanya berasal dari genetik”
• Kebalikannya berlaku untuk kemampuan kecerdasan yaitu: 1/3 dari pendidikan, 2/3 sisanya dari genetik.
• Kemampuan kreativitas diperoleh melalui:
• Observing [mengamati]; Questioning [menanya]; Experimenting [mencoba]; Associating [menalar];
………….Personal
• Networking [Membentuk jejaring] ………Inter-personal
Pembelajaran perlu mengedepankan pengalaman personal melalui proses mengamati, menanya,
menalar, dan mencoba [observation based learning] untuk meningkatkan kreativitas peserta didik. Disamping itu, dibiasakan bagi peserta didik untuk bekerja dalam jejaringan melalui collaborative
KRITERIA PENDEKATAN SCIENTIFIC
1.Materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu; bukan sebatas kira-kira, khayalan, legenda, atau dongeng semata.
2.Penjelasan guru, respon siswa, dan interaksi edukatif guru-siswa
terbebas dari prasangka yang serta-merta, pemikiran subjektif, atau penalaran yang menyimpang dari alur berpikir logis.
KRITERIA PENDEKATAN SCIENTIFIC
4. Mendorong dan menginspirasi siswa mampu berpikir hipotetik dalam melihat perbedaan, kesamaan, dan tautan satu sama lain dari materi pembelajaran.
5. Mendorong dan menginspirasi siswa mampu memahami, menerapkan, dan mengembangkan pola berpikir yang rasional dan objektif dalam merespon materi pembelajaran.
6. Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat dipertanggungjawabkan.
18
PELATIHAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013
(lanjutan)
Langkah-Langkah Pembelajaran
Pendekatan saintifik/pendekatan berbasis proses keilmuan merupakan
pengorganisasian pengalaman belajar dengan urutan logis meliputi
proses pembelajaran:
a. mengamati;
b. menanya;
c. mengumpulkan informasi/mencoba;
d. menalar/mengasosiasi; dan
19
PELATIHAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013
URUTAN LOGIS PROSES PEMBELAJARAN
Observing
(MENGAMATI)
Questioning
(MENANYA)
Eksperimenting
(MENGUMPULKAN INFORMASI/MENCOBA
Associating
(MENALAR/
MENGASOSIASI)
20
Sikap Pengetahuan Keterampilan
Krathwohl Bloom Abstak Dyers
Kongkret
Dave Sympson
Menerima Mengingat Mengamati Imitasi Persepsi,Kesiapan, Meniru
merespon Memahami Menanya Manipulasi Membiasakan
Menghargai Menerapkan Mencoba Presisi Mahir
Menghayati Menganalisis Menalar Artikulasi Alami
Mengamalkan Mengevaluasi Menyaji Manipulasi Orsinil
Mencipta Mencipta
RINCIAN GRADASI SIKAP, PENGETAHUAN, DAN KETERAMPILAN
@Kemdikbud 2013
(Lanj)
@Kemdikbud 2013
Definisi/Konsep
Pembelajaran berbasis masalah merupakan sebuah model
pembelajaran yang menyajikan masalah kontekstual sehingga
merangsang peserta didik untuk belajar.
Dalam kelas yang menerapkan pembelajaran berbasis masalah,
peserta didik bekerja dalam tim untuk memecahkan masalah
dunia nyata (
real world
)
@Kemdikbud 2013
Prinsip Proses Pembelajaran PBL
PBL
KELEBIHAN PBL
• Dengan PBL akan terjadi pembelajaran bermakna. Peserta didik yang belajar memecahkan suatu masalah, mereka akan menerapkan pengetahuan yang dimilikinya atau berusaha mengetahui pengetahuan yang diperlukan. Belajar
dapat semakin bermakna dan dapat diperluas ketika peserta berhadapan dengan situasi di mana konsep diterapkan
• Dalam situasi PBL, peserta didik mengintegrasikan pengetahuan dan ketrampilan secara simultan dan mengaplikasikannya dalam konteks yang relevan
• PBL dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis, menumbuhkan inisiatif peserta didik dalam bekerja, motivasi internal untuk belajar, dan dapat
CONTOH PENERAPAN PBL
SISTEM PENILAIAN
• Penilaian pembelajaran dengan PBL menggunakan authentic assesment. Penilaian dapat dilakukan dengan portfolio yang merupakan kumpulan yang sistematis pekerjaan-pekerjaan peserta didik (dianalisis untuk melihat kemajuan belajar dalam kurun waktu tertentu dalam kerangka pencapaian tujuan pembelajaran)
• Penilaian dalam pendekatan PBL dilakukan dengan cara evaluasi diri (self-assessment) dan peer-assessment.
• Self-assessment. Penilaian yang dilakukan oleh pebelajar itu sendiri terhadap usaha-usahanya dan hasil pekerjaannya dengan merujuk pada tujuan yang ingin dicapai (standard) oleh pebelajar itu sendiri dalam belajar.
• Peer-assessment. Penilaian di mana pebelajar berdiskusi untuk memberikan penilaian terhadap upaya dan hasil penyelesaian tugas-tugas yang telah dilakukannya sendiri maupun oleh teman dalam kelompoknya
MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS
PROYEK (
PROJECT BASED LEARNING
)
• Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning=PjBL) adalah
metoda pembelajaran yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai media. Peserta didik melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar.
• Pembelajaran Berbasis Proyek merupakan metode belajar yang
MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS
PROYEK (
PROJECT BASED LEARNING
)
• Pembelajaran Berbasis Proyek dirancang untuk digunakan pada permasalahan komplek yang diperlukan peserta didik dalam melakukan insvestigasi dan
memahaminya. Melalui PjBL, proses inquiry dimulai dengan memunculkan pertanyaan penuntun (a guiding question) dan membimbing peserta didik dalam sebuah proyek kolaboratif yang mengintegrasikan berbagai subjek (materi) dalam kurikulum.
KEUNTUNGAN PEMBELAJARAN BERBASIS
PROYEK
• Meningkatkan motivasi belajar peserta didik untuk belajar, mendorong kemampuan mereka untuk melakukan pekerjaan penting, dan mereka perlu untuk dihargai.
• Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah.
• Membuat peserta didik menjadi lebih aktif dan berhasil memecahkan problem-problem yang kompleks.
• Meningkatkan kolaborasi.
• Mendorong peserta didik untuk mengembangkan dan
mempraktikkan keterampilan komunikasi.
KEUNTUNGAN PEMBELAJARAN BERBASIS
PROYEK
• Memberikan pengalaman kepada peserta didik pembelajaran dan praktik dalam mengorganisasi proyek, dan membuat alokasi waktu dan sumber-sumber lain seperti perlengkapan untuk menyelesaikan tugas.
• Menyediakan pengalaman belajar yang melibatkan peserta didik secara kompleks dan dirancang untuk berkembang sesuai dunia nyata.
• Melibatkan para peserta didik untuk belajar mengambil informasi dan menunjukkan pengetahuan yang dimiliki, kemudian diimplementasikan dengan dunia nyata.
• Memerlukan banyak waktu untuk menyelesaikan masalah.
• Membutuhkan biaya yang cukup banyak
• Banyak instruktur yang merasa nyaman dengan kelas tradisional, di mana instruktur memegang peran utama di kelas.
• Banyaknya peralatan yang harus disediakan.
• Peserta didik yang memiliki kelemahan dalam percobaan dan pengumpulan informasi akan mengalami kesulitan.
• Ada kemungkinan peserta didik yang kurang aktif dalam kerja kelompok.
• Ketika topik yang diberikan kepada masing-masing kelompok berbeda,
dikhawatirkan peserta didik tidak bisa memahami topik secara keseluruhan
• Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas
yang harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa suatu investigasi sejak dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan dan penyajian data.
• Penilaian proyek dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman,
kemampuan mengaplikasikan, kemampuan penyelidikan dan
kemampuan menginformasikan peserta didik pada mata pelajaran tertentu secara jelas.
Pada penilaian proyek setidaknya ada 3 hal yang perlu dipertimbangkan yaitu: • Kemampuan pengelolaan
Kemampuan peserta didik dalam memilih topik, mencari informasi dan mengelola waktu pengumpulan data serta penulisan laporan.
• Relevansi
Kesesuaian dengan mata pelajaran, dengan mempertimbangkan tahap pengetahuan, pemahaman dan keterampilan dalam pembelajaran.
• Keaslian
Proyek yang dilakukan peserta didik harus merupakan hasil karyanya, dengan
mempertimbangkan kontribusi guru berupa petunjuk dan dukungan terhadap proyek peserta didik.
Discovery Learning adalah teori belajar yang didefinisikan sebagai proses
pembelajaran yang terjadi bila pelajar tidak disajikan dengan pelajaran dalam bentuk finalnya, tetapi diharapkan siswa mengorganisasi sendiri.
Sebagai strategi belajar, Discovery Learning mempunyai prinsip yang sama dengan inkuiri (inquiry) dan Problem Solving. Tidak ada perbedaan yang prinsipil pada
ketiga istilah ini, pada Discovery Learning lebih menekankan pada ditemukannya konsep atau prinsip yang sebelumnya tidak diketahui.
37
Langkah-Langkah DL
Langkah-Langkah DL
Discovery Based Learning:
1. Stimulation (memberi stimulus); bacaan, atau gambar, atau situasi, sesuai dengan materi pembelajaran/topik/tema.
2. Problem Statement (mengidentifikasi masalah); menemukan permasalahan
menanya, mencari informasi, dan merumuskan masalah.
3. Data Collecting (mengumpulkan data); mencari dan mengumpulkan data/informasi, melatih ketelitian, akurasi, dan kejujuran, mencari atau merumuskan berbagai alternatif pemecahan masalah
Discovery Based Learning:
1. Stimulation (memberi stimulus); bacaan, atau gambar, atau situasi, sesuai dengan materi pembelajaran/topik/tema.
2. Problem Statement (mengidentifikasi masalah); menemukan permasalahan
menanya, mencari informasi, dan merumuskan masalah.
38
MODEL PEMBELAJARAN
MODEL PEMBELAJARAN
Discovery Based Learning:
4. Data Processing (mengolah data); mencoba dan mengeksplorasi pengetahuan konseptualnya, melatih keterampilan berfikir logis dan aplikatif.
5. Verification (memferifikasi); mengecek kebenaran atau keabsahan hasil pengolahan data, mencari sumber yang relevan baik dari buku atau media,
mengasosiasikannya menjadi suatu kesimpulan.
6. Generalization (menyimpulkan); melatih pengetahuan metakognisi peserta didik.
Discovery Based Learning:
4. Data Processing (mengolah data); mencoba dan mengeksplorasi pengetahuan konseptualnya, melatih keterampilan berfikir logis dan aplikatif.
5. Verification (memferifikasi); mengecek kebenaran atau keabsahan hasil pengolahan data, mencari sumber yang relevan baik dari buku atau media,
mengasosiasikannya menjadi suatu kesimpulan.
Dalam Model Pembelajaran Discovery Learning, penilaian dapat dilakukan dengan menggunakan tes maupun non tes.
Penilaian yang digunakan dapat berupa penilaian kognitif, proses, sikap, atau penilaian hasil kerja siswa. Jika bentuk penialainnya berupa penilaian kognitif, maka dalam model pembelajaran discovery learning dapat menggunakan tes tertulis. Jika bentuk penilaiannya menggunakan penilaian proses, sikap, atau penilaian hasil kerja siswa maka pelaksanaan penilaian dapat dilakukan dengan pengamatan.
Membantu siswa untuk memperbaiki dan meningkatkan keterampilan-keterampilan dan proses-proses kognitif. Usaha penemuan merupakan kunci dalam proses ini, seseorang tergantung bagaimana cara belajarnya.
Pengetahuan yang diperoleh melalui metode ini sangat pribadi dan ampuh karena menguatkan pengertian, ingatan dan transfer.
Menimbulkan rasa senang pada siswa, karena tumbuhnya rasa menyelidiki dan berhasil. Metode ini memungkinkan siswa berkembang dengan cepat dan sesuai dengan
kecepatannya sendiri.
Menyebabkan siswa mengarahkan kegiatan belajarnya sendiri dengan melibatkan akalnya dan motivasi sendiri.
Metode ini dapat membantu siswa memperkuat konsep dirinya, karena memperoleh kepercayaan bekerja sama dengan yang lainnya.
Berpusat pada siswa dan guru berperan sama-sama aktif mengeluarkan gagasan-gagasan. Bahkan gurupun dapat bertindak sebagai siswa, dan sebagai peneliti di dalam situasi
diskusi.
Membantu siswa menghilangkan skeptisme (keragu-raguan) karena mengarah pada kebenaran yang final dan tertentu atau pasti.
Siswa akan mengerti konsep dasar dan ide-ide lebih baik;
Membantu dan mengembangkan ingatan dan transfer kepada situasi proses belajar yang baru;
Mendorong siswa berfikir dan bekerja atas inisiatif sendiri;
Mendorong siswa berfikir intuisi dan merumuskan hipotesis sendiri;
Memberikan keputusan yang bersifat intrinsik; Situasi proses belajar menjadi lebih terangsang;
Proses belajar meliputi sesama aspeknya siswa menuju pada pembentukan manusia seutuhnya;
Meningkatkan tingkat penghargaan pada siswa;
Kemungkinan siswa belajar dengan memanfaatkan berbagai jenis sumber belajar; Dapat mengembangkan bakat dan kecakapan individu.
Metode ini menimbulkan asumsi bahwa ada kesiapan pikiran untuk belajar. Bagi siswa yang kurang pandai, akan mengalami kesulitan abstrak atau berfikir atau mengungkapkan
hubungan antara konsep-konsep, yang tertulis atau lisan, sehingga pada gilirannya akan menimbulkan frustasi.
Metode ini tidak efisien untuk mengajar jumlah siswa yang banyak, karena membutuhkan waktu yang lama untuk membantu mereka menemukan teori atau pemecahan masalah lainnya.
Harapan-harapan yang terkandung dalam metode ini dapat buyar berhadapan dengan siswa dan guru yang telah terbiasa dengan cara-cara belajar yang lama.
Pengajaran
discovery
lebih cocok untuk mengembangkan pemahaman,
sedangkan mengembangkan aspek konsep, keterampilan dan emosi
secara keseluruhan kurang mendapat perhatian.
Pada beberapa disiplin ilmu, misalnya IPA kurang fasilitas untuk
mengukur gagasan yang dikemukakan oleh para siswa
Tidak menyediakan kesempatan-kesempatan untuk berfikir yang akan
ditemukan oleh siswa karena telah dipilih terlebih dahulu oleh guru.
Bagaimana Penentuan
PENILAIAN
PEMBELAJARAN
Pengetahuan
Pengetahuan
Keterampilan
KeterampilanSikapSikap
• Tes Praktek
• Projek • Portofolio Observasi
Penilaian diri
Penil antarpeserta didik
Jurnal
Tes Tulis Tes Lisan Penugasan
47
Teknik Penilaian Bentuk Instrumen Keterangan
Observasi Daftar cek
Skala penilaian sikap Dilakukan selama proses pembelajaran.
Penilaian diri Daftar cek
Skala penilaian sikap Dilakukan pada akhir semester
Penilaian
antarpeserta didik Daftar cek Skala penilaian sikap Dilakukan pada akhir semester, setiap pesesrta didik dinalai oleh 3 siswa.
Jurnal Catatan pendidik berisi
informasi tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik
Berupa catatan guru tentang
kelemahan dan kekuatan peserta didik yang tidak berkaitan dengan mata pelajaran.
48
Teknik Penilaian Bentuk Instrumen
Tes tulis
Memilih jawaban (pilihan ganda, dua pilihan benar-salah, ya-tidak), menjodohkan, sebab-akibat.
Mensuplai jawaban (isian atau melengkapi, jawaban singkat atau pendek, uraian).
Observasi Daftar cek observasi guru terhadap diskusi, tanya jawab dan percakapan.
Penugasan Instrumen penugasan berupa pekerjaan rumah dan/atau projek yang dikerjakan secara individu atau kelompok sesuai dengan karakteristik tugas.
49
Teknik
Penilaian Bentuk Instrumen
Unjuk kerja/ kinerja/ praktik
Daftar cek, dengan menggunakan daftar cek, peserta didik mendapat nilai bila kriteria penguasaan kompetensi tertentu dapat diamati oleh penilai.
Skala Penilaian (Rating Scale). Penilaian kinerja yang
menggunakan skala penilaian memungkinkan penilai memberi nilai tengah terhadap penguasaan kompetensi tertentu, karena pemberian nilai secara kontinum dimana pilihan kategori nilai lebih dari dua.
Projek
Penilaian projek dilakukan mulai dari perencanaan, pelaksanaan, sampai pelaporan.
Untuk menilai setiap tahap perlu disiapkan kriteria penilaian atau rubrik.
Produk Daftar cek atau skala penilaian (rubrik)
Portofolio Daftar cek atau skala penilaian (rubrik)
Tulis Tes tulis, daftar cek atau skala penilaian (rubrik)
CONTOH PEMILIHAN JENIS PENILAIAN
50
HASIL ANALISIS IPK Jenis Penilaian
Menganalisis :
kognitif level 4
Neraca saldo :
pengetahuan
konseptual,
procedural dan
metakognitif
•
Menjelaskan pengertian neraca saldo
perusahaan jasa
•
Menjelaskan dokumen yang diperlukan
untuk penyusunan neraca saldo
perusahaan jasa
•
Menguraikan fungsi neraca saldo
perusahaan jasa
•
Menentukan cara menyusun neraca
saldo perusahaan jasa
•
Menganalisis hubungan antara jenis
neraca saldo dan jenis perusahaan
CONTOH PEMILIHAN JENIS PENILAIAN
51