• Tidak ada hasil yang ditemukan

Zona Kebidanan | Blogger Lampung Tengah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Zona Kebidanan | Blogger Lampung Tengah"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Remaja adalah mereka yang berada pada usia 12-18 tahun (Harlock, 1981

dalam Widyanti, 2007).Monks (2000) memberi batasan usia remaja, yaitu 12-21

tahun. Menurut Stanley Hall, usia remaja berada pada rentang 12-23 tahun. Data

demografi menunjukkan bahwa remaja merupakan populasi yang besar dari

penduduk dunia. WHO (1995) menyatakan sekitar seperlima dari penduduk dunia

adalah remaja berumur 10-19 tahun. Di Indonesia, Remaja usia 10-19 tahun

berjumlah sekitar 43 jiwa atau 19,61% dari jumlah penduduk (Departemen

Kesehatan RI, 2006). Pada tahun 2008, jumlah remaja di Indonesia mencapai 62

juta jiwa (Dhamayanti, 2009).

Masa remaja awal (10-14 tahun) ditandai dengan adanya pubertas. Di

Sumatera Utara, jumlah remaja yang sedang mengalami pubertas berjumlah

sekitar 1,5 juta atau 1,2% dari total penduduk pada tahun 2007. Pubertas

berlangsung kurang lebih selama 4 tahun Kejadian yang penting pada pubertas

ialah pertumbuhan badan yang cepat, timbulnya ciri kelamin sekunder, menarche,

dan perubahan psikis (Sarwono, 2007).

Munculnya ciri-ciri kelamin sekunder pada awal pubertas merupakan

kulminasi interaksi yang aktif dan mapan yang terjadi pada hipotalamus, kelenjar

pituitaria dan gonad pada masa pubertas. Mekanisme umpan balik positif diantara

ketiganya berkembang kearah meningkatnya kadar estrogen pada pertengahan

siklus yang menyebabkan kenaikan Leutinizing Hormon (LH) yang signifikan

(Garilbadfi, 2008).

Menarche adalah suatu permulaaan masa menstruasi (Dorland, 2002).

Studi epidemiologis mengungkapkan fenomena yang menunjukan fakta bahwa

usia menarche wanita di berbagai belahan dunia akhir-akhir ini semakin cepat.

Penurunan usia menarche mungkin mencerminkan gizi yang lebih baik dan

membaiknya kesehatan umum (Nelson, 2000). Sekitar tahun 1980, usia menarche

(2)

remaja putri di Eropa adalah sekitar 16-18 tahun, sementara pada tahun 2002

didapati usia menarche sekitar 12,5-13,5 tahun (Institut National D’etudes

Demographiques, 2003). Demikian pula di Indonesia, Departemen Kesehatan

Republik Indonesia melaporkan terjadi penurunan usia menarche di Indonesia.

Nelson tahun 2000 menyatakan hal ini disebabkan status gizi yang lebih baik dan

membaiknya kesehatan umum. Penurunan usia menarche akan menyebabkan

peningkatan resiko terjadinya kelainan kardiovaskular (Lakshman, 2009), kanker

ovarium dan kanker payudara (Susan, 2005) dan peningkatan gejala depresif

(Joinson, 2009).

Ada banyak hal yang mempengaruhi usia menarche, diantaranya : status

gizi, pola makan, status ekonomi keluarga, dan aktifitas olahraga. Status Gizi

dapat diinterpretasikan dari Indeks Massa Tubuh (IMT) seseorang. IMT

ditentukan oleh Berat Badan dan Tinggi Badan. Berat Badan sangat

mempengaruhi status gizi dalam kaitannya terhadap usia menarche. Di Sumatera

Utara, prevalensi remaja putri usia 6-14 tahun dengan berat badan kurang yaitu

9,7% dan Berat Badan lebih 11,8% (Profil Kesehatan Indonesia, 2008). Hal ini

disebabkan oleh adanya Adypocyte-derived hormone Leptin yang berasal dari

lemak tubuh yang diduga dapat mempengaruhi masa awal pubertas. Peningkatan

kronis kadar leptin dalam darah dapat menyebabkan peningkatan kadar LH.

Peningkatan LH berhubungan dengan peningkatan estradiol dan awal menarche

(Edward, 2007). Jadi, penurunan usia menarche berkaitan dengan meningkatnya

berat badan.

Sebenarnya, hubungan antara komposisi tubuh dan perkembangan

pubertas masih menjadi perdebatan (Kaplowitz, 2008). Oleh karena itu, perlu

dilakukan penelitian lebih lanjut dengan studi crossectional atau kohort tentang

hubungan antara perubahan komposisi tubuh dan tahap perkembangan pubertas

(Louis, 2008).

Hal inilah yang menjadikan alasan penulis melakukan penelitian mengenai

hubungan status nutrisi dengan usia menarche pada remaja putri. Status gizi yang

akan dinilai adalah indeks masa tubuh remaja putri. Remaja putri yang menjadi

(3)

subjek penelitian adalah remaja putri yang berada di Kecamatan Secanggang

Kabupaten Langkat.

Kabupaten Langkat secara administratif terdiri dari 20 kecamatan dengan

215 desa dan 15 kelurahan. Luas wilayah Kabupaten Daerah Langkat adalah

6.263,29 Km2 atau 626.329 Ha, dengan jumlah penduduk 926.069 jiwa.

Kabupaten Langkat memiliki 23 kecamatan dan 277 desa (Biro Pusat Statistik

Kabupaten Langkat, 2009).

Kecamatan Secanggang dengan luas wilayah sebesar 243,78 km2 memiliki

17 desa. Mayoritas penduduk bekerja sebagai nelayan dan petani. Dari hasil

survey, remaja kecamatan ini memiliki indeks masa tubuh yang bervariasi dan

belum pernah dilakukan penelitian sejenis di kecamatan ini. Kecamatan dengan

ibukota Hinai Kiri ini memiliki 40 Sekolah Dasar (SD) dan 4 Sekolah Menengah

Pertama (SMP). Siswi SD dan SMP di Kecamatan Secanggang inilah yang akan

menjadi subjek dalam penelitian ini.

1.2. Rumusan Masalah

Dengan memperhatikan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di

atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

Apakah ada hubungan Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan usia menarche pada

remaja put ri di Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat?

1.3. Tujuan penelitian

1.3.1. Tujuan umum

Untuk mengetahui hubungan antara Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan

usia menarche pada remaja putri di kecamatan Secanggang, Kabupaten

Langkat.

1.3.2. Tujuan khusus

Tujuan khusus penelitian ini :

1. Untuk mengetahui rata-rata Indeks Massa Tubuh (IMT) remaja

putri di Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat.

(4)

2. Untuk mengetahui rata-rata usia menarche pada remaja putri di

Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat.

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Di bidang akademik/ilmiah

Memperkaya khasanah ilmu pengetahuan di bidang endokrinologi,

khususnya tentang hubungan Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan usia

menarche pada remaja putri.

1.4.2. Di masyarakat umum

Memberikan informasi kepada masyarakat luas, khususnya pada remaja

putri dalam mengontrol status nutrisi demi mencapai perkembangan

seksual yang normal.

1.4.3. Di bidang pelayanan masyarakat

Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan khususnya peran penilaian

IMT dan usia menarche dalam menentukan derajat kesehatan remaja di

Indonesia.

1.4.4. Di bidang pengembangan penelitian

Memberikan data bagi peneliti lain di bidang endokrinologi anak tentang

hubungan antara IMT dengan usia menarche pada remaja wanita.

Referensi

Dokumen terkait

Setiap konsekuen pada aturan yang berbentu IF-THEN harus direpresentasikan dengan suatu himpunan fuzzy dengan fungsi keanggotaan yang monoton. Sebagai hasilnya, output hasil

On the other hand, being able to write on any project at all can polish valuable skills, and teach one the rules of the publishing

Golongan Persediaan Kode Rekening Diminta Untuk.

Kontrak Pekerjaan Yang Sedang Dilaksanakan (jika ada) Demikian disampaikan atas perhatiannya diucapkan terima

One systematic and creative humor algorithm involves starting with a word or a subject, and then fitting it into various joke and riddle "types." For an example, I’ll start

Kontrak Pekerjaan Yang Sedang Dilaksanakan (jika ada) Demikian disampaikan atas perhatiannya diucapkan terima

Temuan dari penelitian ini adalah (1) model pendidikan akhlak tasawuf di Pondok Pesantren Darussalam ialah model pendidikan pentahapan imam al- Ghazali yang telah diajarkan

Burung Kepodang cukup dikenal dalam budaya Jawa, khususnya Jawa Tengah, selain hanya karena Burung Kepodang merupakan fauna identitas provinsi Jawa Tengah, Burung Kepodang juga