• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kepemimpinan Strategis dan Kompetensi 05

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kepemimpinan Strategis dan Kompetensi 05"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

Kepemimpinan Strategis

dan Kompetensi

Pertemuan 5:

Kepemimpinan Menurut Perspektif Sosiologi dan Politik

Referensi:

- Nohria, Nitin and Khurana, Rakesh. (2010). Handbook of Leadership

(2)

Cakupan Materi

Review

Kepemimpinan Menurut Perspektif

Sosiologi

Empat Pendekatan (Aliran) Sosiologi

terhadap Kepemimpinan

Kepemimpinan Menurut Perspektif

Politik

Kekuasaan (

Power

) dan Kepemimpinan

(3)

Review

Jelaskan kepemimpinan menurut

perspektif ekonomi.

Jelaskan enam aspek kunci

(4)

Kepemimpinan Menurut Perspektif

Sosiologi

Sampai tahun 1969, para sosiolog lebih banyak

mempublikasikan artikel mengenai

kepemimpinan khususnya kepemimpinan politik

dibandingkan para psikolog dan ilmuwan

manajemen.

Mulai tahun 1990-an, jumlah literatur psikologi

dan manajemen yang membahas kepemimpinan

meningkat pesat.

Riset sosiologi tentang kepemimpinan yang

paling banyak dikutip adalah artikel Lieberson &

O’Connor (1972) yang menunjukkan bahwa

perubahan kepemimpinan pada berbagai

perusahaan besar AS hanya memiliki proporsi

kecil dalam menjelaskan perbedaan kinerja

perusahaan. Hal yang menarik, artikel ini lebih

banyak mendapat perhatian dari para ahli

manajemen dibandingkan para sosiolog.

(5)

Kepemimpinan Menurut Perspektif

Sosiologi

Faktanya, para sosiolog cenderung skeptis terhadap

pentingnya kepemimpinan dan lebih menekankan

pada kondisi struktural dan hambatan-hambatan

terhadap kepemimpinan (misalnya, Grusky, 1963;

Perrow, 1984, 1986)

Secara historis, sebagian besar sosiolog lebih

menekankan pada hubungan antara pemimpin dan

pengikut; perbedaan jalur menuju posisi

kepemimpinan; dan sirkulasi para elite kepemimpinan.

Tidak ada sub-bidang sosiologi yang membahas

kepemimpinan secara terpisah, tetapi banyak sekali

istilah asli sosiologi yang dikenal dalam

kepemimpinan (contoh: kepemimpinan kharismatik,

elite kekuasaan, modal sosial [social capital], dsb.)

(6)

Empat Pendekatan (Aliran) Sosiologi terhadap

Kepemimpinan

Weberian Institutional Neo-Marxist

Relational

Meto-dologi Comparative-historical; kualitatif; sebagian analisis

multivariate dengan

sampel besar

Comparative-historical; kualitatif; sebagian analisis

multivariate dengan

sampel besar

Comparati

ve-historical; kualitatif

Analisis jejaring sosial (social network)

Tipe bukti utama

Studi kasus pada level

organisasi dan nasional

Studi kasus pada level

organisasi dan nasional

Studi kasus pada level organisasi dan

nasional

Data jejaring sosial individu

yang sistematik di dalam organisasi dan antar

organisasi Tokoh

pendu kung

Weber, 1922; Pareto, 1935; Michels, 1911; Bendix, 1956.

Barnard, 1938; Parsons, 1951; Selznick, 1957; Kerr et al.,

1960.

Mosca,

1939; Mills, 1956.

Simmel, 1917; Coleman, 1988; Burt, 1992.

Riset-riset terakh ir

Beckman & Burton, 2007; Guillen, 1994.

Khurana,

2002; Ocasio & Thornton, 1999.

Mizruchi,

1992. Podolny & Baron, 1997; Baker, 1994; Ibarra,

1992.

(7)

Empat Pendekatan (Aliran) Sosiologi terhadap

Kepemimpinan

Weberian Institutional Neo-Marxist Relational

Asum si teorit is

Kewenanga n pemimpin memerluka n legitimasi di mata

pengikut

Pemimpin dan pengikut

memiliki hubungan

ketergantungan yang saling

menguntungkan

Pemimpin dan pengikut berada pada kelas sosial yang berbeda dan antagonistik

Pemimpin dan orang yang tidak menjadi pemimpin berbeda dalam hal sumberday a relasional Dalil

utam a

Struktur organisasi dan sosial membentuk ideologi

(gaya)

kepemimpi nan

Kepemimpinan memiliki fungsi dasar

mengintegrasik an sistem sosial yang berbeda dan dibentuk oleh institusi simbolik,

normatif dan kognitif

Kepemimpinan adalah suatu epiphenomenon dari hal yang mendasari

perjuangan kelas sosial, suatu hal yang

merefleksikan penundukan sosial yang

bersandar pada pondasi ekonomi

Sifat

jejaring dan posisi

jaringan menentuka n kemajuan kepemimpi nan, gaya dan kinerja kepemimpi nan

(8)

Kepemimpinan Menurut Perspektif

Sosiologi – Kesimpulan

1.

Kepemimpinan dalam sosiologi dibingkai

dalam kerangka hubungan (

relationship

),

bukan sebagai karakteristik seorang individu

2.

Keempat aliran tersebut menggunakan

pendekatan multidimensional (studi kasus

dan riset dengan sampel besar) dalam

menjelaskan pola kepemimpinan

3.

Hal yang masih diperdebatkan adalah

peng-konkrit-an kepemimpnan sebagai fenomea

yang membuktikan dirinya sendiri dalam

suatu

hierarchical way,

dimana ada

pemimpin dan pengikut.

(9)

Kepemimpinan Menurut Perspektif

Sosiologi – Kesimpulan

Masa depan sosiologi kepemimpinan akan

banyak dipengaruhi oleh aliran terakhir

(

network/relational sociology

).

Dalam 20 tahun terakhir, aliran ini telah

banyak ‘merevolusi’ sub-bidang ilmu sosiologi

dari keluarga, kesehatan, migrasi, studi tempat

kerja terhadap budaya, stratifikasi, organisasi,

politik dan riset sistem dunia.

Aliran

network/relational sociology

yang

bersifat fleksibel,

multifacet,

lincah, dan cepat

berubah akan memberikan wawasan yang

lebih mendalam dan membantu aliran-aliran

lain dalam memberikan wawasan baru.

(10)

Kepemimpinan Menurut

Perspektif Politik

(11)

Kekuasaan (

Power

) dan

Kepemimpinan

Para ilmuwan politik belum ada kesepakatan

mengenai hubungan antara kepemimpinan dan

kekuasaan.

Kepemimpinan adalah suatu hubungan sosial

yang memiliki tiga komponen: pemimpin,

pengikut dan konteks situasi dimana mereka

berinteraksi.

Seseorang tidak dapat memimpin tanpa

power

Kepemimpinan yang efektif memerlukan

keterampilan

smart power

, yaitu kombinasi

antara:

soft power

:

daya tarik dan persuasi; dan

hard power

: kemampuan memaksa.

(12)

Kekuasaan (

Power

)

Power

adalah kemampuan untuk

mempengaruhi perilaku orang lain

untuk mendapatkan hasil yang

diinginkan

Seseorang dapat melakukannya

dengan dua cara:

hard power

:

-

dorongan (‘

carrot

’)

-

ancaman (‘

stick

’)

soft power

-

memikat atau meng-kooptasi

(13)

Kekuasaan (

Power

)

Pengikut

Tidak ada pemimpin tanpa pengikut

Pengikut terkadang memprakarsai

aktivitas kelompok

Pengikut memiliki

power

:

untuk membantu pemimpin dalam

memimpin kelompok

membuat batasan bagi pemimpin

Power

yang dimiliki pemimpin

bergantung pada tujuan pengikut

yang tertanam dalam budaya mereka

(14)

Kekuasaan (

Power

)

dan Jejaring

(

Network

)

Dalam era globalisasi dan teknologi

informasi-komunikasi, jejaring menjadi semakin penting

dan dapat mengubah konteks kepemimpinan

 informasi dapat menciptakan

power

Jejaring ada yang bersifat kuat dan lemah,

tergantung pada frekuensi dan hubungan

timbal baliknya

Seorang pemimpin perlu semakin memahami

hubungan antara jejaring dengan kekuasaan;

bagaimana menyesuaikan strategi dan

menciptakan tim yang menguntungkan dari

hubungan yang ada, baik yang kuat maupun

yang lemah.

Dalam lingkaran-lingkaran jejaring yang saling

bersinggungan atau beririsan, berbagai

identitas pemimpin menjadi saling tercampur

dan sulit dipisahkan

(15)

Kutipan

“Seorang pemimpin harus

memiliki kecerdasan berpolitik

(

political intelligence

) dan

kecerdasan sosial (

social

intelligence

)”

(16)

Keterampilan Berpolitik

Kepemimpinan memerlukan keterampilan

berpolitik

Keterampilan berpolitik memiliki beberapa

bentuk:

terkait dengan

hard power

: intimidasi, manipulasi,

dan negosiasi

terkait dengan

soft power

: memberikan inspirasi,

menjadi penghubung/perantara, dan

mengembangkan jejaring kepercayaan.

Keterampilan berpolitik juga meliputi

pembentukan modal politik (

political capital

)

untuk tawar menawar dengan lingkaran

(17)

Kesimpulan

Adalah penting bagi seorang pemimpin

untuk memahami bagaimana

mengkombinasikan berbagai sumber

kekuasaan (

power

) dan gaya

kepemimpinan dalam berbagai konteks.

Diperlukan banyak penelitian dalam hal

kecerdasan kontekstual (

contextual

intelligence

), yaitu kemampuan untuk

memahami konteks sehingga

hard power

dan

soft power

dapat dikombinasikan ke

(18)

Referensi

Dokumen terkait

Misalnya apabila volume kegiatan dan volume penjualan diperbesar dua kali lipat maka biaya terhadap bahan baku rotan yang dibutuhkan akan menjadi dua kali lipat

Meningkatnya akses penduduk terhadap sanitasi layak (air limbah domestik, sampah dan drainase lingkungan ) menjadi 100 persen pada tingkat kebutuhan dasar yaitu

Dari hasil penelitian yang didapatkan, Peneliti berasumsi bahwa terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi hubungan paritas ibu dengan keteraturan kunjungan balita

Adapun tujuan penelitian mengetahui peran Kepolisian dalam menganalisis tindak pidana pemalsuan surat, dan mengetahui factor-faktor yang menghambat penyidikan

Hasil analisis data penelitian menunjukkan bahwa pemberian glukosa secara intraperitoneal dengan dosis yang diprediksi dapat menyebabkan hiperglikemia pada hewan

Berbeda dengan panggung belakang (back stage), disini memungkinkan seorang pemimpin perempuan menggunakan kata-kata kasar ketika berkomentar, marah, mengumpat, bertindak

Soerianegara (1993) menyatakan hutan mangrove adalah yang tumbuh pada tanah aluvial di daerah pantai dan sekitar muara sungai yang dipengaruhi pasang surut air

Dengan metode Fellenius, yang didasarkan pada analisis tegangan efektif, diperoleh bahwa daya dukung ultimit tiang mencapai nilai 89.6 ton.. Jika dibandingkan antara kurva