• Tidak ada hasil yang ditemukan

Organisasi Industri 13

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Organisasi Industri 13"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

Industri Organisasi dan M akro M oneter

(Pertemuan Ketigabelas)

Kebijakan M oneter di Indonesia”

Disampaikan oleh:

Bambang Hermanto, Ph.D

(2)

Cakupan Materi

Tujuan kebijakan moneter.

Instrumen kebijakan moneter: Operasi Pasar Terbuka (OPT),

Tingkat Diskonto, GWM, dan supervisi pinjaman.

(3)

Tujuan Kebijakan Moneter

Tujuan dari kebijakan moneter yang dilakukan oleh BI

adalah mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah.

Mengapa harus kestabilan nilai rupiah?

Bank sentral memiliki kemampuan untuk mencapainya.

Tidak mampu secara sustainable untuk mencapai tujuan lain selain

kestabilan nilai rupiah (misal: target pertumbuhan ekonomi, dll).

(4)

Pentingnya Kestabilan Harga

Inflasi menurunkan daya beli, terutama oleh masyarakat

miskin yang tidak memiliki tabungan untuk menghadapi inflasi.

Distribusi pendapatan melebar.

Inflasi yang tinggi menghambat investasi produktif karena

tingginya ketidakpastian (mendorong investasi jangka pendek).

Inflasi yang tinggi menyebabkan pertumbuhan ekonomi

(5)

Berbagai Kerangka Kebijakan Moneter

M onetary targeting: mendasarkan pada pengendalian uang

beredar (sbg intermediate target) dan uang primer (sbg sasaran operasional) untuk mencapai sasaran akhir, dengan berdasar kestabilan permintaan uang.

Exchange rate targeting: mendasarkan pada pengendalian nilai

tukar (sbg intermediate target) untuk mencapai sasaran akhir (inflasi dan pertumbuhan ekonomi).

Inflation targeting: memfokuskan sasaran akhir pada target

inflasi yang diumumkan.

Implicit Nominal A nchor (No A nchor): tidak menetapkan

sasaran akhir dan intermediate tertentu

(6)
(7)

Instrumen Kebijakan Moneter

Langsung

Interest rate controls

Liquid assets ratio

Credit ceilings

Directed credit

Reserve requirement

Moral suasion

Rediscount quotas

Tidak Langsung

Open market operations

Forex operations

Rediscount window

Public sector deposits

Overdraft window

Credit auction

(8)

Inflation Targeting Framework

(ITF)

Sebuah kerangka kebijakan moneter yang ditandai dengan

pengumuman kepada publik mengenai target inflasi yang hendak dicapai dalam beberapa periode ke depan.

Secara eksplisit dinyatakan bahwa inflasi yang rendah dan

stabil merupakan tujuan utama dari kebijakan moneter.

Mengapa harus ITF?

(9)

Perubahan Struktural Pasca Krisis

Setelah krisis, terjadi perubahan struktural yang

menyebabkan hubungan variabel makro-moneter:

Penerapan floating exchange rate menyebabkan volatilitas

lebih tinggi.

Perubahan struktural perbankan.

Perubahan perilaku perbankan (risk averse,prudential).Berkembangnya pasar obligasi dan produk lain.

Pasca krisis, hubungan antara M2

dengan inflasi dan output

melemah. Uang beredar tidak dapat mendorong pertumbuhan, justru menimbulkan inflasi.

Suku bunga lebih berperan dalam

mempengaruhi kurs dan

inflasi semakin pentingnya

peran suku bunga dibandingkan dengan uang beredar dalam

(10)

Permasalahan dalam Base Money Targeting

Hubungan M0 P dan Y sangat tidak stabil:

Dalam masa krisis M & P sangat erat.Pasca krisis: tidak jelas.

V elocity of money tidak stabil.

Seolah-olah ada dua nominal anchor (inflasi dan base money).

Respon kebijakan cenderung backward looking dan sulit

dilakukan : kebijakan tidak hanya merespon inflasi, tapi juga nilai tukar dan base money.

Bank sentral cukup sulit mengendalikan base money

61% uang kartal

(11)

Keuntungan ITF

Kebijakan moneter lebih secara jelas terfokus

Komunikasi, transparansi, dan akuntabilitas secara bersama

diperkuat

Membantu dalam menuruntkan dan mengarahkan

ekspektasi inflasi dan lebih baik dalam mengatasi kejuta inflasi

Membantu dalam menurunkan volatilitas output dalam

jangka menengah

Teruji terhadap kejutan ekonomi yang kurang

menguntungkan

Kebijakan moneter relatif lebih fleksibel dalam

mengakomodasi kejutan inflasi jangka menengah

Independensi bank sentral dalam melaksanakan kebijakan

(12)
(13)

Prinsip Kebijakan Moneter dengan sasaran akhir

kestabilan harga

1. Memiliki satu sasaran utama, yaitu sasaran inflasi, yang dijadikan sebagai prioritas pencapaian (overriding objective) dan acuan (nominal anchor) kebijakan moneter.

2. Bersifat antisipatif (preemptive atau forward looking) mengingat adanya efek tunda (lag) kebijakan moneter.

3. Mengikatkan diri kepada suatu aturan, tetapi cukup fleksibel dalam operasionalisasinya.

4. Transparan dan berakuntabilitas (good governance).

(14)

Sasaran Akhir

Sasaran utama: inflasi yang ditetapkan pemerintah

Sasaran inflasi yang diketahui oleh publik akan mendisplinkan kebijakan moneter.

Sasaran inflasi yang kredibel akan digunakan oleh publik sebagai patokan ekspektasi inflasi.

Penetapan sasaran inflasi selalu memperhatikan dampaknya bagi pertumbuhan ekonomi (sektor riil).

(15)

Skema Anatomi Inflasi

(16)

Transmisi Moneter

(17)

Respon Kebijakan Moneter: BI Rate

Tujuan dan Bentuk Respon Kebijakan Moneter

Respon kebijakan moneter ditetapkan untuk mengarahkan

agar pergerakan inflasi dan ekonomi ke depan tetap berada pada jalur pencapaian sasaran inflasi yang telah ditetapkan (konsistensi).

Dengan kerangka kerja yang baru, mulai Juli 2005 suku

bunga BI Rate dipergunakan sebagai sinyal respon kebijakan moneter Bank Indonesia.

Bentuk respon kebijakan moneter dinyatakan dalam

kenaikan, penurunan, atau tidak berubahnya BI rate.

Perubahan BI rate dilakukan terutama jika deviasi proyeksi

(18)

Respon Kebijakan Moneter: BI rate

Perubahan (kenaikan atau penurunan) BI rate dilakukan

secara konsisten dan bertahap dengan kelipatan 25 bps. Fungsi BI rate sebagai sinyal kebijakan

BI rate adalah suku bunga dengan tenor satu bulan yang

diumumkan oleh BI secara periodik untuk jangka waktu tertentu yang berfungsi sebagai sinyal kebijakan moneter.

BI rate digunakan sebagai acuan dalam operasi moneter

untuk mengarahkan agar RRT suku bunga SBI 1 bulan hasil lelang OPT berada di sekitar BI rate.

Dasar pertimbangan pemilihan SBI 1 bulan:

SBI satu bulan telah dipergunakan sebagai benchmark oleh

(19)

Respon Kebijakan Moneter: BI rate

Suku bunga SBI rate diharapkan mempengaruhi suku bunga

PUAB, suku bunga deposito dan kredit, serta suku bunga jangka lebih panjang.

(20)

Respon Kebijakan Moneter: BI rate

Penetapan respon kebijakan moneter dilakukan dalam RDG

triwulanan (Januari, April, Juli, dan Oktober) untuk berlaku selama triwulan berjalan. Apabila diperlukan, perubahan BI rate dapat dilakukan dalam RDG bulanan.

BI rate diumumkan ke publik segera setelah ditetapkan

(21)

Respon Kebijakan Moneter: BI rate

(22)

Referensi

Dokumen terkait

Svarbu ir tai, kad teismo nustatomą terminuoto laisvės atėmimo bausmės laikotarpį, taip pat ir patį sprendi- mą laisvės atėmimą iki gyvos galvos bausmę pakeisti

Selain itu, kesan tekanan kerja dan konflik keluarga juga turut mempengaruhi kepuasan kerja seseorang seperti kajian yang dijalankan oleh Sharon & Sherry

Pengujian ini dilakukan menggunakan nilai jarak radius (R) sebesar 1 dan ukuran citra sebesar 60x60. Hasil perhitungan performansi sistem pada pengujian skenario 1

Penyelenggaraan subsistem regulasi bertujuan terselenggaranya sistem regulasi kesehatan yang meliputi perijinan dan pengawasan serta registrasi, sertifikasi dan

Pengertian upacara adat itu sendiri adalah suatu bentuk kegiatan yang berhubungan dengan kebudayaan atau adat-istiadat yang sering dilakukan oleh suatu anggota masyarakat

Puji syukur kepada ALLAH S.W.T yang telah memberikan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini sebagai syarat untuk menyelesaikan studi

Kinerja merupakan hasil pekerjaan yang mempunyai hubungan yang kuat dengan tujuan strategis organisasi, kepuasan konsumen, dan memberikan kontribusi pada ekonomi

Berdasarkan laporan kasus penyakit tidak menular tahun 2014 Puskesmas Tlogosari Wetan, jumlah kasus hipertensi pada wanita lebih tinggi (58,5%) dibandingkan pada