• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implementasi SPMI Telah Membangun Budaya Mutu DI USM Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Implementasi SPMI Telah Membangun Budaya Mutu DI USM Indonesia"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

PRAKTIK BAIK SISTEM PENJAMINAN

MUTU INTERNAL DI PERGURUAN TINGGI

Manfaat yang diperolah Setelah Penerapan Sistem Penjaminan Mutu Internal

di Perguruan Tinggi

Implementasi SPMI Telah Membangun Budaya Mutu DI

USM Indonesia

Janno Sinaga *

*UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA, KETUA LEMBAGA PENJAMINAN MUTU INTERNAL

Abstract

IMPLEMENTASI SPMI TELAH MEMBANGUN BUDAYA MUTUDI USM INDONESIA(JANNO SINAGA)

Pendahuluan Penjaminan mutu pendidikan telah diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 63 Tahun 2009 tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan Tinggi pada BAB III secara jelas menyatakan tentang Penjaminan Mutu. Selain undang-undang tersebut penjaminan mutu

pendidikan tinggi juga diatur melalui Peraturan Menteri Riset, Teknologi, Dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2015 Tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa Menteri Riset, Teknologi, Dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia. Kebiijakan pembangunan pendidikan nasional, termasuk pendidikan tinggi diarahkan pada upaya mewujudkan daya saing, pencitraan publik, dan akuntabilitas penyelenggaraan pendidikan. Tolok ukur efektifitas implementasi kebijakan tersebut dapat dilihat dari ketercapaian indikator & indikator mutu penyelenggaraan pendidikan yang telah ditetapkan. Sistem penjaminan mutu

pendidikan merupakan kegiatan yang sistemik dan terpadu pada penyelenggaraan pendidikan untuk meningkatkan pencapaian kompetensi dan daya saing lulusan. Sistem penjaminan mutu di

perguruan tinggi dilakukan secara internal dan eksternal, penjaminan mutu internal dilakukan oleh perduruan tinggi itu sendiri dengan membentuk suatu lembaga/badan/unit yang bertanggung jawab terhadap monitoring dan evaluasi penyelenggaraan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Sementara itu penjaminan mutu eksternal dilakukan oleh pemerintah melalui Badan Akreditasi Nasional Pendidikan Tinggi (BAN-PT), Lembaga Akreditasi Mandiri (LAM) yang telah diakui oleh pemerintah atau oleh lembag lembaga lain yang kredibel. Penjaminan Mutu merupakan suatu proses yang memastikan bahwa semua karakteristik dan kinerja sesuai dengan

standar/harapan/persyaratan melalui dukumen akademik , dokumen mutu dan audit/evaluasi. Secara umum, pengertian penjaminan mutu (quality assurance) pendidikan tinggi adalah: Proses

(2)

ditingkatkan secara berkelanjutan. Dengan kata lain, perguruan tinggi dikatakan bermutu apabila mampu menetapkan dan mewujudkan visinya melalui pelaksanaan misinya (aspek deduktif), serta mampu memenuhi kebutuhan/memuaskan stakeholders (aspek induktif) yaitu kebutuhan

masyarakat, dunia kerja dan profesional. Sehingga, perguruan tinggi harus mampu merencanakan, menjalankan dan mengendalikan suatu proses yang menjamin pencapaian mutu. Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) diartikan dengan kegiatan evaluasi diri perguruan tinggi oleh perguruan tinggi sendiri (internally driven), untuk memenuhi atau melampaui snp secara

berkelanjutan/continuous improvement. Pengertian lainnya merupakan adalah kegiatan sistemik penjaminan mutu pendidikan tinggi, untuk mengawasi penyelenggaraan pendidikan tinggi oleh pt secara berkelanjutan. Spmi bersifat: mandiri (internally driven) tanpa campur tangan atau instruksi dari pemerintah; berkelanjutan (continuously). Sistem penjaminan mutu internal dipandang sebagai salah satu cara untuk menjawab berbagai permasalahan pendidikan tinggi di indonesia. Selain itu, spmi dianggap mampu untuk menjawab tantangan pendidikan tinggi. Sistem penjaminan mutu internal bertujuan untuk menjamin mutu penyelenggaraan Tridharma Perguruan Tinggi oleh perguruan tinggi. Hasil dari penjaminan mutu internal selain terjadinya peningkatan kompetensi lulusan melalui peningkatan standar, tentu akan berdampak pada peningkatan peringkat akreditasi yang dilakukan oleh BAN-PT atau Lembaga Akreditasi Mandiri (LAM) melalui penjaminan mutu eksternal. Sebgaimana kita ketahui bahwa sistem penjaminan mutu eksternal merupakan suatu proses verifikasi oleh pemerintah yang dilakukan oleh BAN-PT atau LAM terhadap pelaksanaan sistem penjaminan mutu internal untuk memenuhi atau melampaui standar nasionl pendidikan dalam bentuk akreditasi. Berdasarkan Undang-Undang No. 12 Tahun 2012 bahwa selain memenuhi standar nasional pendidikan setiap program studi wajib memenuhi standar penelitian dan

pengabdian kepada masyarakat. Dengan demikian, jika program studi berkeinginan memproleh Predikat Akreditasi B atau A maka prodi tersebut wajib melampaui standar di atas baik standar akademik maupun standar non akademik. Dari uraian singkat di atas dapatlah kita pahami bahwa penilaian akreditasi oleh BAN-PT/ LAM tergantung kepada sistem penjaminan mutu int ernal berbasis Pangkalan Data Pendidikan Tinggi (PDPT). Isi Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) yang telah dicanangkan dan disosialisasikan oleh Direktorat Penjaminan Mutu Kemenristekdikti secara menyeluruh ke perguruan-perguruan tinggi di seluruh Indonesia, termasuk ke Universitas Sari Mutiara Indonesia sejak tahun 2014. Sistem penjaminan mutu internal yang telah

disosialisasikan sangat membantu USM Indonesia dalam mengembangkan program penjaminan mutu internal, karena sangat terstruktur dan bertahap sehingga sangat memudahkan untuk

dipahami dan diimplementasikan. Setelah setelah sosialisasi tersebt, pimpinan (Rektor) Universitas Sari Mutiara Indonesia (USM-Indonesia), membuat keputusan penting, bahwa USM Indonesia akan menjalankan sistem penjaminan mutu internal. Sebagai tindaklanjut dari keputusan tersebut Rektor langsung menetapkan perubahan strutur organisasi tingkat universitas dan membentuk Lembaga Penjaminan Mutu Internal (LPMI) dan menetapkan ketua lembaga tersebut. Ketua lembaga diminta menyusun struktur organisasi LPMI dan personilnya sampai pada tingkat program studi. Kebijakan Rektor USM Indonesia tersebut langsung ditindaklanjuti dengan penyusunan dan penetapan kebijakan mutu USM Indonesia. Kebijakan mutu USM Indonesia adalah; (1) mewujudkan budaya mutu organisasi dan tata kelola yang profesional, transparans dan akuntabel sesuai dengan standar mutu disemua unit kerja; (2) menjamin kualitas penyelenggaraan Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian sesuai dengan standar mutu yang telah ditetapkan dan dikembangkan secara berkelanjutan; (3) meningkatkan kerjasama, baik internal maupun eksternal dalam mencapai visi, misi tujuan dan sasaran dengan berpedoman kepada standar mutu; (4) menjadi landasan dan arah dalam mengembangkan dan menetapkan semua manual dan standar mutu serta proses monitoring dan evaluasi yang dilakukan secara konsisten dan berkelanjutan; (5) menghasilkan sumber daya manusia yang memiliki kemampuan inovatif, edukatif, dan inisiatif dalam

(3)

mendukung keberhasilan proses pembelajaran sehingga menghasilkan lulusan yang berdaya saing regional dan nasional serta berwawasan internasional. Kebijakan mutu tersebut menjadi landasan USM Indonesia dalam hal ini LPMI dalam mengimplementasikan Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI). Tentu SPMI yang dijalankan USM Indonesia mengacu kepadaPermendikbud Nomor 49 Tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi dan revisi menjadi Peraturan Menteri Riset, Teknologi, Dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2015 Tentang Standar Nasional Pendidikan. Setelah kebijakan mutu di tetapkan dan disyahkan oleh surat keputusan

Rektor USM Indonesia, maka secara bertahap disusun dokumen dokumen turunannya mulai dari manual mutu, standar mutu, standar kompetensi lulusan, formulir dan instrumen instrumen pendukung lainya. Penyusunan manual dan standar mutu di USM Indonesia dilakukan secara bertahap dengan melakukan konsultasi dengan pakar/konsultan SPMI yang direkomendasikan Direktorat Penjaminan Mutu Kemenristekdikti. Saat ini USM Indonesia telah memiliki 25 manual dan standar mutu, yaitu manual dan standar mutu pendidikan, manual dan standar mutu penelitian, manual dan standar mutu pengabdian kepadda masyarakat serta manual dan standar mutu

kerjasama. Untuk mendukung pelaksanaan manual dan standar mutu tersebut saat ini telah disusun 170 Standar Operasional Prosedur (SOP). Proses penyusunan seluruh dokumen dokumen SPMI USM Indonesia tersebut dilaksanakan dengan melibatkan unsur unsur pimpinan dan staf dari semua fakultas dan program studi, hal ini sangat memudahkan sosialisasi dan implementasinya sampai pada tingkat gugus mutu di program studi. Seluruh rangkaian kegiatan implementasi SPMI tersebut telah dilaksanakan secara konsiten dan berkelanjutan, dan secara bertahap USM Indonesia terus menerus berupaya mengembangkan. Saat ini seluruh civitas akademika mulai menyadari bahwa mutu adalah hal yang sangat penting dalam upaya penyelenggaraan pendidikan tinggi di sebuah universitas, termasuk di USM Indonesia. Manfaat dan peningkatan mutu penyelenggaraan

tridharma perguruan tinggi di USM Indonesia sudah dapat dilihat dan dirasakan oleh seluruh civitas akademika sejak implementasi SPMI. Manfaat dan peningkatan mutu tersebut antara lain; (1) saat ini semua unit kerja memiliki sasaran mutu yang jelas, dan telah menyusun program kerja untuk mencapai sasaran mutu yang telah ditetapkan. Pelaksanaan semua kegiatan dalam upaya

pencapaian sasaran mutu tersebut harus mengacu kepada SOP pelaksanaan kegiatan yang telah ditetapkan; (2) semua kegiatan yang dilakukan oleh unit unit kerja, baik program studi maupun fakultas sampai pada tingkat rektorat dilakukan monitoring evaluasi, terkait proses penyelnggaraan, hasil akhir dari penyelenggaraan dan manfaat dan pencapaian hasil kegiatan terhadap sasaran mutu; (3) saat ini semua program studi telah memiliki standar kompetensi lulusan masing masing program studi, dengan mengacu kepada standar mutu lulusan universitas, sesuai dengan keilmuan masing masing program studi; (4) penyusunan kurikulum telah dilakukan secara menyeluruh di semua program studi dengan dengan pengembangan kurikulum KKNI, dan proses pengembangan kurikulum KKNI tersebut telah terstandar sesuai dengan manual dan standar mutu pengembangan kurikulum dengan langkah langkah proses sesuai dengan SOP yang telah ditetapkan; (5) proses pembelajaran yang dilaksanakan telah terstandar sesuai dengan manual dan standar mutu, mulai dari persipan proses pembelajaran, penggunaan sarana prasarana pembelajaran, evaluasi dan penialaian hasil pembelajaran dan pengelolaanya; (6) seluruh pelaksanaan kegiatan tridharma perguruan tinggi saat ini telah mengikuti standar operasional prosedur, serta mengacu pada kebijakan dan sasaran mutu unit unit kerja yang sesuai dengan sasaran mutu universitas; dan (7) seluruh rangkaian proses dan hasil setiap kegiatan telah terdokumentasi dengan baik dan dilengkapi dengan hasil monitoring evaluasi, serta tindaklanjut dari setiap kegiatan tersebut. Pelaksanaan penjaminan mutu internal yang konsiten dan berkelanjutan di USM Indonesia juga telah berdampak positif terhadap pelaksanaan penjaminan mutu eksternal yang dilakukan oleh Lembaga Akreditasi Mandiri Perguruan Tinggi Kesehatan (LAM-PTKes). Pada tahun 2015 Program Studi D-III

(4)

dan menanyakan terkait implementasi sistem penjaminan mutu internal yang dilakukan oleh program studi, fakultas dan universitas. Asessor meminta kebijakan mutu tingkat universitas, manual dan standar mutu, standar kompetensi lulusan dan Standar Operasional Prosedur, serta formulir formulir pendukungnya. Setelah program studi menunjukkan semua dokumen dokumen tersebut, maka asesor meminta bukti dokumen pelaksanaan SPMI di tingkat program studi dan fakultas sesuai dengan manual dan standar mutu yang telah ditetapkan setiap kegiatan, dan sesuai rentang waktu evaluasi yang ditetapkan di manual mutu. Semua dokumen tersebut dapat

ditunjukkan program studi secara lengkap, karena setelah penerapan SPMI sesuai Surat keputusan Rektor USM Indonesia Tahun 2014 semua kegiatan terkait pencapaian sasaran mutu harus

terdokumentasi dengan baik. Hasil visitasi ke-lima program studi tersebut, sangat memuaskan karena sesuai dengan target universitas yaitu terakreditasi B dengan nilai yang sangat

memuaskan. Tentu hasil tersebut tidak lepas dari penerapan SPMI sejak tahun 2014, hal inilah yang semakin memotivasi seluruh civitas akademika di USM Indonesia semakin bersemangat dalam menerapkan SPMI dalam setiap kegiatan kegiatan akademik maupun non akademik. Pada tahun 2017 ini lima (5) program studi di lingkungan USM Indonesia akan melakukan akreditasi dan di visitasi, ke-lima program studi tersebut telah menetapkan target akreditasi minimal terakreditasi B, dan pada tahun 2017 ini juga akan dilakukan Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi (AIPT) dan seluruh tim juga menetapkan target hasil AIPT juga minimal B . Hal ini sangat kami yakini karena kami (segenap civitas akademika) telah berupaya keras dan terus belajar agar impelentasi SPMI dengan PPEPP dapat dilaksanakan secara konsisten dan berkelanjutan di semua unit kerja di lingkungan USM Indonesia. Hal hal yang saya paparkan diatas merupakan manfaat yang kami rasakan dari implementasi sistem penjaminan mutu internal di USM Indonesia. Rektor dan segenap civitas akademika telah bersepakat bahwa dalam jangka dua atau tiga tahun kedepan mutu akan menjadi budaya di USM Indonesia dengan penerapan SPMI secara konsisten dan

berkesinambungan. Untuk membantu mencapai harapan kami (USM Indonesia) tersebut kami sangat berharap dukungan dari Direktorat Penjaminan Mutu Kemenristekdikti untuk selalu

membantu kami dengan mengikutsertakan USM Indonesia sebagai peserta pada berbagai kegiatan kegiatan Direktorat Penjaminan Mutu terkait implementasi dan penguatan implementasi SPMI di perguruan tinggi, bahkan kami berharap staf LMPI USM Indonesia bisa menjadi mentor dan auditor SPMI ditingkat regional maupun nasional melalui pelatihan pelatihan yang diselenggarakan oleh Direktorat Penjaminan Mutu. Penutup Kami sangat menyakini bahwa implementasi Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) di perguruan tinggi merupakan keniscayaan, jika perguruan tinggi tersebut ingin menghasilkan lulusan yang bermutu dan berdaya saing. Implementasi SPMI dapat dilaksanakan secara bertahap, akan tetapi harus konsisten dan berkelanjutan dan secara perlahan maka budaya mutu akan terbagun secara otomatis. Jika budaya mutu telah terbangun melalui penerapan SPMI maka semua kegiatan kegiatan di unit kerja akan terlaksana secara

Referensi

Dokumen terkait

Pada Gambar 15 dan 16 merupakan tampilan menu arsip yang merupakan halaman dimana user dapat melihat data surat masuk yang telah diinputkan oleh user. Dimana didalamnya berisikan

Dengan demikian pendidikan teknologi yang diberikan secara proporsional mengembangkan keterampilan berpikir teknologi dan keterampilan vokasional sebagai akumalasi dari

3 Al Buthi, Dr Said Ramadhan, Mabahith alkitab wa assunnah, ms 76.. Difahami berdasarkan mantuq ayat ini bahawa larangan ‘makan’ harta anak yatim. Mafhum pula ialah setiap

Isolasi dilakukan dengan metode ekstraksi maserasi menggunakan pelarut etanol yang dilanjutkan dengan ekstraksi secara partisi dengan berbagai tingkat kepolaran pelarut

Penelitian yang berjudul tentang “Perancangan Aplikasi Pencarian Route Jalan Tercepat Dengan Metode LBS Berbasis Android” dari uraian penjelasan dan pembahasan

18 sampel teh dievaluasi mutu produknya dengan persyaratan SNI teh yang berlaku berdasarkan parameter kadar air, kadar total abu, abu larut dalam air, abu tidak

15 Pucakwangi BAGUS CAHYO KURNIAWAN UTOMO Drs... BAMBANG HERMANU HADI

Pendidikan adalah suatu keharusan untuk disampaikan oleh guru kepada siswa pada semua jenjang pendidikan. Juga keharusan untuk dipelajari siswa baik dari tingkat