• Tidak ada hasil yang ditemukan

J.D.I.H. - Dewan Perwakilan Rakyat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "J.D.I.H. - Dewan Perwakilan Rakyat"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1984

TENTANG POS

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa penyelenggaraan pos pent ing unt uk kelancaran berkomunikasi bagi manusia sebagai insan sosial, kegiat an masyarakat , dan penyelenggar aan pemer int ahan;

b. bahwa penyelenggar aan pos dij alankan oleh Negara demi kepent ingan umum dan ber t uj uan menunj ang pembangunan nasional dalam mengisi Wawasan Nusant ara;

c. bahwa unt uk it u per lu meningkat kan dan memperluas j asa pos sehingga dapat lebih mendukung t ahap-t ahap pembangunan nasional di seluruh wilayah Indonesia;

d. bahwa Undang-undang Nomor 4 Tahun 1959 t ent ang Pos (Lembaran Negara Tahun 1959 Nomor 12, Tambahan Lembaran Negara Nomor 1747) t idak sesuai lagi dengan perkembangan keadaan, sehingga per lu digant i dengan Undang-undang Pos yang mengat ur pembinaan, penyelenggaraan, dan pengusahaan pos;

Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (1), Pasal 20 ayat (1), dan Pasal 33 ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945;

2. Undang-undang Nomor 4 Pnps. Tahun 1963 t ent ang Pengamanan Terhadap Barang-Barang Cet akan yang Isinya Dapat Mengganggu Ket ert iban Umum (Lembaran Negar a Tahun 1963 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2533);

(2)

4. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Pemerintahan di Daerah (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 38, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3037);

Dengan perset uj uan

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

MEMUTUSKAN :

dengan mencabut Undang-undang Nomor 4 Tahun 1959 t ent ang Pos (Lembaran Negara Tahun 1959 Nomor 12, Tambahan Lembaran Negara Nomor 1747);

Menet apkan : UNDANG-UNDANG TENTANG POS.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Undang-undang ini yang dimaksudkan dengan:

1. Pos adalah pelayanan lalu lint as surat pos, uang, barang, dan pelayanan j asa lainnya yang dit et apkan oleh Ment eri, yang diselenggarakan oleh badan yang dit ugasi menyelenggarakan pos dan gir o.

2. Surat adalah berit a at au pemberit ahuan secara t ert ulis at au t erekam yang dikirim dalam sampul t ert ut up.

3. War kat pos adalah surat yang memenuhi persyarat an t ert ent u.

4. Kart upos adalah surat yang dit ulis di at as kar t u dengan bent uk dan ukuran t ert ent u.

5. Surat pos adalah nama himpunan unt uk surat , warkat pos, kar t upos, barang-cet akan, surat -kabar, sekogram, dan bungkusan kecil.

6. Paket pos adalah kemasan yang berisi barang dengan bent uk dan ukuran t ert ent u.

7. Kiriman adalah sat uan surat pos at au paket pos dalam pr oses per t ukar an. 8. Kirimanpos adalah kant ong at au wadah lain yang ber isi himpunan surat

-pos dan/ at au paket -pos unt uk dipert ukar kan.

9. Weselpos adalah sarana pelayanan pengiriman uang melalui pos.

10. Giropos adalah sarana pelayanan lalu-lint as uang dengan pemindahbukuan melalui pos.

11. Cekpos adalah sarana pelayanan lalu-lint as uang unt uk pembayaran dengan cek melalui pos.

12. Kuit ansi-pos adalah sarana pelayanan penagihan uang melalui pos.

(3)

BAB II PEMBINAAN POS

Pasal 2

(1) Pos diselenggarakan guna mendukung pembangunan ser t a memperkuat persat uan, kesat uan dan keut uhan kehidupan bangsa dan negara dengan memberikan pelayanan yang sebaik mungkin ke seluruh wilayah Indonesia dan dalam hubungan ant ar bangsa.

(2) Pos diselenggarakan dengan member ikan perlakuan yang sama kepada masyar akat t anpa perbedaan.

Pasal 3 (1) Pos diselenggarakan oleh negara.

(2) Ment er i ber t indak sebagai penyelenggara Administ rasi Pos Indonesia yang pelaksanaannya dilakukan oleh pej abat at au badan yang dit unj uk unt uk it u.

(3) Ment er i melimpahkan t ugas dan wewenang pengusahaan pos kepada badan yang oleh negara dit ugasi mengelola pos dan giro yang dibent uk sesuai dengan perat uran perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 4

(1) Badan sebagaimana dimaksudkan dalam Pasal 3 ayat (3) adalah sat u-sat unya badan yang ber t ugas menerima, membawa dan/ at au menyampaikan surat , warkat pos, sert a kart upos dengan memungut biaya. (2) Set iap perusahaan angkut an dan media t elekomunikasi unt uk umum,

t ermasuk perwakilan at au pegawainya, yang mener ima, membawa dan/ at au menyampaikan surat , warkat pos, dan kart upos unt uk pihak ket iga, dianggap t elah melakukannya dengan memungut biaya.

(3) Ket ent uan ayat (2) t idak ber laku, apabila pengir iman surat t ersebut dilakukan unt uk keper luan perusahaan yang bersangkut an.

(4) Perusahaan yang melakukan usaha pengir iman surat pos j enis t er t ent u, paket , dan uang harus mendapat izin berdasarkan persyarat an yang diat ur oleh Ment er i.

(5) Pengecualian t erhadap ket ent uan sebagaimana dimaksudkan dalam ayat (1) diat ur dengan Perat uran Pemerint ah.

Pasal 5

(1) Rahasia surat yang dikir im melalui pos dij amin oleh negara.

(2) Pembukaan, pemer iksaan, dan penyit aan at as surat ser t a kir iman dilakukan ber dasarkan undang-undang.

Pasal 6

(4)

Pasal 7

Kiriman masih t et ap merupakan milik pengir im selama belum diser ahkan kepada pener ima.

Pasal 8

Ment er i dapat melakukan pembat asan penyelenggaraan pos j ika t erj adi bencana alam, keadaan darurat , at au hal-hal lain di luar kemampuan manusia, sebagaimana yang dit ent ukan oleh yang ber wenang.

Pasal 9

(1) Susunan t arif pos diat ur dengan Perat uran Pemer int ah. (2) Ment er i menet apkan :

a. t arif pos yang sej alan dengan peningkat an dan pengembangan pos; b. klasif ikasi surat pos dan paket pos unt uk menent ukan pr iorit as

pengiriman dan penyampaiannya.

Pasal 10

(1) Set iap perusahaan angkut an darat , laut , udara, dan media t elekomunikasi unt uk umum, waj ib mengangkut kir iman-pos yang diserahkan kepadanya oleh badan sebagaimana dimaksudkan dalam Pasal 3 ayat (3).

(2) Unt uk keper luan sebagaimana dimaksudkan dalam ayat (1) set iap perusahaan angkut an umum waj ib menyampaikan j adwal per j alanannya dan media t elekomunikasi unt uk umum waj ib menyampaikan j adwal hubungannya kepada Ment er i at au badan yang dit unj uknya.

(3) Kewaj iban mengangkut kiriman-pos sebagaimana dimaksudkan dalam ayat (1) dapat berlaku j uga bagi semua pihak yang menyelenggarakan angkut an darat , laut , udar a, dan t elekomunikasi bukan unt uk umum dengan menerima imbalan sesuai dengan ket ent uan yang berlaku.

(4) Pengangkut ber t anggung j awab at as keamanan dan keselamat an kiriman-pos yang diser ahkan kepadanya unt uk diangkut .

BAB III

PENYELENGGARAAN POS

Pasal 11

Dengan Perat ur an Pemerint ah dit et apkan ket ent uan-ket ent uan t ent ang: 1. perincian penyelenggaraan pos;

2. peker j aan lain yang diserahkan kepada badan sebagaimana dimaksudkan dalam Pasal 3 ayat (3);

3. pelaksanaan t ugas pelayanan dan penyampaian surat pos unt uk daerah kecamat an dan pedesaan;

(5)

6. j enis benda yang dilarang pengirimannya melalui badan sebagaimana dimaksudkan dalam Pasal 3 ayat (3);

7. t at a cara memint a kembali kiriman at au mengubah alamat nya oleh pengirim;

8. pengiriman dengan perhit ungan kemudian melalui badan sebagaimana dimaksudkan dalam Pasal 3 ayat (3);

9. pembebasan t arif pos;

10. cara menangani kiriman yang dit olak oleh pener ima yang dit uj u dan yang t idak dapat dikembalikan kepada pengir im, at au yang bunt u karena sesuat u sebab;

11. persyarat an dan biaya yang berhubungan dengan angkut an kiriman-pos sert a t anggung j awab pengangkut annya; dan

12. hal-hal lain yang per lu guna menj amin kelancaran penyelenggaraan pos.

Pasal 12

(1) Badan sebagaimana dimaksudkan dalam Pasal 3 ayat (3) bert anggung j awab kepada pengir im apabila t erj adi:

a. kehilangan at au kerusakan isi surat at au isi paket pos yang dikirim dengan harga t anggungan;

b. kehilangan surat pos t ercat at at au paket pos t anpa harga t anggungan; c. kerusakan isi paket pos t anpa harga t anggungan.

(2) Gant i rugi yang diberikan oleh badan sebagaimana dimaksudkan dalam Pasal 3 ayat (3):

a. unt uk perist iwa menurut ket ent uan ayat (1) huruf a adalah sebesar j umlah yang dipert anggungkan dengan ket ent uan bahwa j ika isi kiriman it u hanya sebagian yang hilang, maka gant i rugi diberikan unt uk bagian yang hilang it u;

b. unt uk perist iwa menurut ket ent uan ayat (1) huruf b dit et apkan oleh Ment er i;

c. unt uk perist iwa menurut ket ent uan ayat (1) huruf c adalah sebanding dengan ker usakan yang dider it a dengan memperhat ikan j umlah maksimum yang dit et apkan.

(3) Gant i rugi sebagaimana dimaksudkan dalam ayat (2) t idak diber ikan j ika: a. kerusakan t er j adi karena sifat at au keadaan barang yang dikir imkan; b. kerusakan t erj adi karena pengepakan yang kurang memadai at au

yang disebabkan oleh kesalahan at au kelalaian pengir im;

c. surat at au paket pos t ernyat a diper t anggungkan dengan harga t anggungan yang melebihi harga sebenarnya.

(4) Tunt ut an gant i rugi t idak berlaku j ika per ist iwa kehilangan at au kerusakan t erj adi karena bencana alam, keadaan darurat , at au hal lain di luar kemampuan manusia, sebagaimana yang dit ent ukan oleh yang berwenang. (5) Tenggang wakt u dan persyarat an yang harus dipenuhi unt uk memper oleh

(6)

t ent ang bar ang yang hilang dan yang dit emukan kembali, dit et apkan oleh Ment er i.

(6) Tunt ut an gant i rugi t er hadap kir iman hanya dapat diaj ukan berdasarkan ket ent uan Undang-undang ini.

(7) Gant i rugi t idak diber ikan unt uk kerugian yang t idak langsung at au unt uk keunt ungan yang t idak j adi diperoleh, yang disebabkan oleh kekeliruan dalam penyelenggaraan pos.

Pasal 13

Pengiriman benda yang dapat membahayakan kir iman, kir iman-pos, at au keselamat an or ang, dilarang.

Pasal 14

Badan sebagaimana dimaksudkan dalam Pasal 3 ayat (3) member ikan pelayanan lalu lint as uang unt uk:

1. menerima set or an dan melakukan pembayaran uang melalui wesel-pos; 2. menerima set oran dan simpanan ser t a melakukan pembayaran uang

t abungan; dan

3. melakukan penagihan dan pembayaran uang melalui kuit ansipos.

Pasal 15

Badan sebagaimana dimaksudkan dalam Pasal 3 ayat (3) member ikan pelayanan giropos unt uk:

1. menerima set oran, melakukan pembayaran dengan pemindahbukuan at au dengan cekpos; dan

2. menerima dan melakukan pembayaran dengan cara-cara lain.

Pasal 16

Pemanf aat an uang yang t idak segera diper lukan, selain uang Kant or Perbendaharaan Negara, diat ur oleh Ment eri bersama-sama dengan Ment eri Keuangan dengan mengindahkan perat ur an perundang-undangan yang ber laku.

Pasal 17

Penyelenggaraan pos unt uk Angkat an Bersenj at a Republik Indonesia diat ur oleh Ment er i bersama-sama dengan Ment eri Pert ahanan Keamanan.

Pasal 18

(7)

BAB IV

KETENTUAN PIDANA

Pasal 19

(1) Barangsiapa yang melanggar ket ent uan Pasal 4 ayat (2), dan ayat (4), dipidana dengan pidana penj ara selama-lamanya 2 (dua) t ahun at au denda set inggi-t ingginya Rp 20.000. 000,- (dua puluh j ut a rupiah).

(2) Barangsiapa yang melanggar ket ent uan Pasal 10 ayat (1) dan Pasal 13 dipidana dengan pidana kurungan selama-lamanya 1 (sat u) t ahun at au denda set inggi-t ingginya Rp 1.000.000, - (sat u j ut a rupiah).

(3) Jika t indak pidana yang disebut dalam ayat (1) dan ayat (2) dilakukan oleh, at au at as nama, suat u badan hukum, perseroan, perser ikat an orang lain, at au yayasan, maka t unt ut an pidana dilakukan dan pidana sert a t indakan t at a t ert ib dij at uhkan, baik t erhadap badan hukum, perser oan, perserikat an, at au yayasan t ersebut , maupun t erhadap orang yang memberi per int ah melakukan t indak pidana sebagai pimpinan at au penanggung j awab dalam perbuat an at au kelalaian yang bersangkut an, at aupun t erhadap kedua-duanya.

(4) Perbuat an sebagaimana dimaksudkan dalam ayat (1) adalah kej ahat an dan perbuat an sebagaimana dimaksudkan dalam ayat (2) adalah pelanggaran.

Pasal 20

Barangsiapa yang melanggar ket ent uan Pasal 13, selain dipidana dengan pidana sebagaimana dimaksudkan dalam Pasal 19 ayat (2), diwaj ibkan pula membayar gant i rugi kepada badan sebagaimana dimaksudkan dalam Pasal 3 ayat (3).

BAB V

KETENTUAN-KETENTUAN LAIN

Pasal 21

Perat ur an Pemer int ah sebagai pelaksanaan Undang-undang ini dapat menet apkan pidana yang t idak melebihi pidana yang dit et apkan dalam Undang-undang ini.

Pasal 22

(1) Selain pej abat penyidik umum yang bert ugas menyidik t indak pidana, penyidikan at as t indak pidana yang dimaksudkan dalam Undang-undang ini sert a per at uran pelaksanaannya dapat j uga dilakukan oleh pej abat pegawai neger i sipil t er t ent u, sesuai dengan perat uran perundang-undangan yang ber laku.

(8)

memer iksa dan menyit a kir iman yang bersangkut an, sesuai dengan perat ur an perundang-undangan yang ber iaku.

BAB VI

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 23

Dengan berlakunya Undang-undang ini segala perat uran pelaksanaan yang t elah dit et apkan at au berlaku berdasarkan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1959, sepanj ang t idak bert ent angan dengan Undang-undang ini, t et ap berlaku selama belum dicabut at au digant i berdasarkan Undang-undang ini.

BAB VII

KETENTUAN PENUTUP Pasal 24

Undang-undang ini mulai ber laku pada t anggal diundangkan.

Agar set iap orang menget ahuinya, memerint ahkan pengundangan Undang-undang ini dengan penempat annya dalam Lembaran Negar a Republik Indonesia.

Disahkan di Jakar t a pada t anggal 21 Juli 1984 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

SOEHARTO

Diundangkan di Jakart a pada t anggal 21 Juli 1984 MENTERI/ SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SUDHARMONO, S. H.

(9)

PENJELASAN ATAS

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1984

TENTANG POS

I. UMUM.

Dalam kehidupan bangsa dan negara kebut uhan berkomunikasi perlu dilayani dengan penyelenggaraan pos yang baik. Unt uk mencapai t uj uan t ersebut dan unt uk melindungi kepent ingan masyarakat , per lu dimant apkan landasan hukum yang menj amin perkembangan pos.

Dengan meningkat nya perkembangan nasional dan meluasnya mobilit as masyar akat , pos sebagai prasarana komunikasi dalam bidang polit ik, ekonomi, sosial, budaya, per t ahanan dan keamanan nasional pada hakikat nya harus mampu :

a. memperkokoh kesat uan dan persat uan bangsa dan negara sert a mempererat hubungan ant arbangsa;

b. melancarkan hubungan aparat pemerint ah dengan masyar akat dan di ant ara anggot a masyarakat ;

c. menghilangkan isolasi daerah t erpencil dan daerah yang baru dibuka.

Unt uk it u pos diselenggarakan oleh negara demi kepent ingan umum, dan guna mencapai t uj uan it u ber laku ket ent uan waj ib angkut pos bagi sarana angkut an umum darat , laut , dan udara sert a media t elekomunikasi.

Dalam mengisi Wawasan Nusant ara diperlukan penyelenggar aan pos yang mampu mempererat hubungan ant ara warga masyarakat dan inst ansi Pemerint ah unt uk mengelola t ugas-t ugas pemer int ahan dalam mengat ur , mengawasi, membina, dan mengarahkan ber macam-macam kegiat an oleh dan unt uk masyarakat . Demikian pula penyelenggaraan pos mendekat kan anggot a dan lapisan masyarakat dengan Pemer int ah secara t imbal balik guna menyampaikan dan menyelesaikan kepent ingan dan ur usan lainnya. Unt uk mempererat hubungan dan kerj a sama ant arbangsa dan ant ar negara, pos mempunyai peranan pent ing. Dalam usaha menj angkau seluruh wilayah t anah air, perluasan penyelenggaraan pos akan membant u meningkat kan t araf hidup masyar akat . Pembangunan Indonesia sebagai kesat uan ekonomi pada masa lampau penuh dengan t ant angan yang t elah diat asi dengan landasan-landasan seper t i t ercant um dalam Gar is-Garis Besar Haluan Negara.

(10)

penyampaian berit a, barang, dan uang bagi penyelesaian macam-macam t r ansaksi perset uj uan sert a kesepakat an yang lazim dalam bidang usaha.

Dengan mempergunakan prasarana pos, kalangan produsen mempersingkat wakt u dan j arak dalam hubungan t imbal balik dengan konsumen sert a memper luas pemasaran. Lalu lint as uang unt uk berbagai keperluan usaha dan kewaj iban sosial dipermudah dengan penyelenggar aan pos yang merat a ke seluruh daerah. Dalam usaha memaj ukan t ingkat hidup masyarakat , penyelenggaraan pos mempermudah perkembangan dan penyebaran pendidikan sert a ilmu penget ahuan. Hubungan di ant ara anggot a masyarakat dipermudah dengan penyelenggaraan pos, sehingga pembinaan dalam bidang sosial dan budaya dapat dit ingkat kan. Dengan dikait kannya penyelenggaraan pos pada pola pembangunan nasional unt uk mencapai t uj uan nasional, yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan selur uh t umpah darah Indonesia dan unt uk memaj ukan kesej aht eraan umum, mencer daskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ket er t iban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, diiht iarkan suat u landasan konsepsional t ent ang kedudukan, t ugas dan fungsi pos seper t i yang diat ur dalam Undang-undang ini.

II. PASAL DEMI PASAL

Pasal 1

Cukup j elas.

Pasal 2

Cukup j elas.

Pasal 3 Ayat (1)

Penyelenggaraan pos sebagai salah sat u dukungan esensial bagi kehidupan polit ik, ekonomi dan sosial budaya, merupakan suat u j embat an yang berharga dalam hubungan ant ar kelompok masyar akat . Dalam kait an ini, pos t ur ut menunj ang Wawasan Nusant ara sert a memant apkan ket ahanan nasional dengan t uj uan meningkat kan t araf hidup dan kesej aht eraan seluruh rakyat .

Ayat (2)

Ist ilah "Administ rasi Pos Indonesia" dipergunakan dalam lingkungan negara-negar a anggot a UPU (Univer sal Post al Union = Perhimpunan Pos Sedunia) unt uk menyebut kan nama negara dalam hubungan penyelenggaraan pos.

Ayat (3)

(11)

Pasal 4 Ayat (1)

Negara-negara pada umumnya menganut pr insip bahwa penyelenggaraan pos, khususnya pelayanan lalu lint as surat , dilakukan oleh negara dengan t uj uan ant ara lain menj amin rahasia surat dan pelayanan sampai ke pelosok-pelosok dan daerah t er pencil dengan biaya seragam dan yang t er j angkau oleh masyarakat . Penyelenggaraan pos t erdiri dari kegiat an menerima, membawa, dan/ at au menyampaikan surat . Ket iga kegiat an t ersebut merupakan suat u kesat uan yang t idak dapat dipisah-pisahkan.

Ayat (2)

Ket ent uan ini dimaksudkan unt uk mencegah penyalahgunaan dalam kegiat an usaha dalam bidang ini yang dilakukan oleh pihak lain selain badan yang dimaksudkan dalam pasal 3 ayat (3).

Ayat (3)

Cukup j elas. Ayat (4)

Yang dimaksudkan dengan surat pos j enis t ert ent u, adalah barang cet akan, surat kabar , sekogram, dan bungkusan kecil. Pengir iman uang dalam ayat ini t idak meliput i yang diselenggarakan oleh lembaga perbankan.

Perusahaan sebagaimana dimaksudkan dalam ayat ini diwaj ibkan unt uk mendapat izin berdasar kan syarat yang dit et apkan oleh Ment er i, agar dicapai keserasian ant ara j asa yang diusahakan oleh badan sebagaimana dimaksudkan dalam Pasal 3 ayat (3), dan j asa pelayanan, yang diusahakan oleh swast a, dengan memperhat ikan ket ent uan dalam perat uran perundang-undangan mengenai barang yang dilar ang peredarannya di Indonesia dan barang yang dikenakan pemer iksaan pabean, dapat dit aat i semest inya.

Ayat (5)

Cukup j elas.

Pasal 5 Ayat (1)

Yang dimaksudkan dengan rahasia surat adalah bebasnya isi surat sebagaimana dimaksudkan dalam Pasal 1 angka 2 dar i pemer iksaan oleh pihak yang t idak ber wenang. Yang melanggar hal ini dapat dit unt ut sesuai dengan ket ent uan hukum yang ber laku.

Ayat (2)

Undang-undang yang dapat dij adikan dasar hukum unt uk melanggar rahasia surat adalah ant ara lain

(12)

b. Undang-undang Nomor 3 Tahun 1971 t ent ang Pemberant asan Tindak Pidana Korupsi; dan

c. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 t ent ang Hukum Acar a Pidana.

Pasal 6

Yang dimaksudkan dalam pasal ini ialah pemeriksaan oleh inst ansi lain, misalnya pemeriksaan kar ant ina dan pelalubeaan perlu dilakukan secepat nya unt uk menj amin agar kiriman dapat sampai secepat mungkin kepada penerima yang ant ara lain sesuai dengan ket ent uan- ket ent uan dalam "Akt a Perhimpunan Pos Sedunia".

Pasal 7

Yang dimaksudkan dengan penerima adalah pihak yang dimaksud- kan oleh pengirim menerima kirimannya sesuai dengan alamat nya.

Pasal 8

a. Yang dimaksudkan dengan bencana alam adalah ant ara lain banj ir , gunung melet us;

b. Yang dimaksudkan dengan keadaan darurat adalah ant ara lain perang;

Pasal 9 Ayat (1)

Susunan t ar if meliput i t arif dasar dan bea t ambahan. Ayat (2)

Hur uf a

Ment eri menet apkan t ar if pos dalam bat as-bat as yang waj ar dengan mengingat daya beli masyarakat dan dengan memperhat ikan ket ent uan-ket ent uan dalam "Akt a Perhimpunan Pos Sedunia".

Hur uf b

Cukup j elas.

Pasal 10

Ayat (1) dan (2)

(13)

konsekuensi dari waj ib angkut pos, maka perusahaan angkut an umum waj ib melaporkan keberangkat an dan kedat angan alat angkut annya. Ayat (3)

Cukup j elas. Ayat (4)

Cukup j elas.

Pasal 11

Pasal ini menet apkan ket ent uan mengenai t ugas ut ama badan sebagaimana dimaksudkan dalam Pasal 3 ayat (3) dan ket ent uan lain yang dipergunakan sebagai pedoman unt uk kelancaran penyelenggaraan pos, yang diat ur lebih lanj ut dengan Per at uran Pemer int ah.

Angka 1

Cukup j elas. Angka 2

Cukup j elas. Angka 3

Badan sebagaimana dimaksudkan dalam Pasal 3 ayat (3) melaksanakan penyelenggaraan pos di seluruh Indonesia. Unt uk menj angkau masyarakat di pelbagai kecamat an dan pedesaan yang belum dilayani kant or pos at au sarana pos lainnya, maka pelayanan dan penyampaian surat pos kepada masyarakat dilakukan oleh pet ugas kecamat an dan/ at au kepala desa at au lurah.

Angka 4

Cukup j elas. Angka 5

Cukup j elas. Angka 6

Benda yang dilarang pengir imannya meliput i ant ara lain:

1. barang yang karena sifat nya menimbulkan bahaya bagi umum, misalnya bahan peledak.

2. barang yang memer lukan persyarat an khusus, misalnya benda r adio akt if, bibit t anaman, dan obat -obat an.

Angka 7

Cukup j elas. Angka 8

Ket ent uan ini memberikan kemungkinan kepada inst ansi pemer int ah, perusahaan, badan, dan perorangan, mengirimkan kiriman melalui badan sebagaimana dimaksudkan dalam Pasal 3 ayat (3), dengan pembayaran kemudian.

Angka 9

(14)

Angka 10

Cukup j elas. Angka 11

Cukup j elas. Angka 12

Cukup j elas.

Pasal 12

Semua hak dan kewaj iban yang ber laku bagi badan yang dit ugasi negara unt uk menyelenggarakan pos yang t er dapat dalam pasal ini ber laku j uga bagi per usahaan yang diberi izin sebagaimana dimaksudkan dalam Pasal 4 ayat (4).

Ayat (1)

Cukup j elas. Ayat (2)

Cukup j elas. Ayat (3)

Hur uf a

Termasuk kerusakan barang yang dimaksudkan ialah yang disebabkan oleh sif at at au keadaan barang it u sendir i, misalnya karena proses kimia at au karena barang it u t idak dapat at au t idak boleh diperiksa karena bersifat rahasia at au kar ena berupa zat r adio akt if dalam t abung.

Hur uf b

Ment eri menet apkan persyarat an dan t at a car a pengepakan kir iman unt uk pengir iman di dalam neger i maupun ke luar negeri.

Hur uf c

Cukup j elas. Ayat (4)

Cukup j elas. Ayat (5)

Cukup j elas. Ayat (6)

Tat a cara penunt ut an gant i rugi sebagaimana dimaksudkan dalam ayat ini diat ur dalam Perat uran Pemer int ah.

Ayat (7)

Cukup j elas.

Pasal 13

(15)

Pasal 14

Cukup j elas.

Pasal 15 Angka 1

Cukup j elas. Angka 2

Menerima dan melakukan pembayaran dengan cara-cara lain diant aranya :

a. melaksanakan pekerj aan rekening koran Pemerint ah Daer ah; b. melaksanakan pembayaran pensiun dan gaj i pegawai;

c. mener ima set or an rekening list erik-,

d. mener ima pembayaran paj ak, iuran radio, t elevisi.

Pasal 16

Cukup j elas.

Pasal 17

Cukup j elas.

Pasal 18

Indonesia sebagai anggot a Perhimpunan Pos Sedunia t erikat pada ket ent uan-ket ent uan "Akt a t ent ang Pos Int ernasional" yang mengat ur penyelenggaraan hubungan pos int er nasional.

Pasal 19

Ket ent uan pidana dalam pasal ini merupakan pelengkap dari ket ent uan pidana yang diat ur dalam Kit ab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) dan perat uran perundang-undangan lainnya.

Ayat (1)

Cukup j elas. Ayat (2)

Jika pelanggar an t erhadap ket ent uan Pasal 13 Undang-undang ini, dalam penyelidikan t erbukt i merupakan pelanggar an pula t erhadap Undang-undang lain, maka t idak t er t ut up kemungkinan unt uk menunt ut pengir im ber dasar kan Undang-undang yang bersangkut an. Ayat (3)

Cukup j elas. Ayat (4)

Cukup j elas. Pasal 20

(16)

Pasal 21

Tindak pidana yang diat ur di dalam Perat uran Pemerint ah adalah perbuat an yang oleh Undang-undang ini digolongkan ke dalam j enis pelanggaran yang dikenakan pidana.

Pasal 22 Ayat (1)

Penyidikan pelanggar an t er hadap Undang-Undang Pos memerlukan keahlian dalam bidang pos sehingga perlu adanya pet ugas khusus unt uk melakukan penyidikan di samping pegawai yang biasanya bert ugas menyidik t indak pidana. Pet ugas yang dimaksudkan adalah ant ara lain pegawai Direkt orat Jenderal Pos dan Telekomunikasi. Ayat (2)

Cukup j elas.

Pasal 23

Cukup j elas.

Pasal 24

Cukup j elas.

Referensi

Dokumen terkait

[r]

[r]

[r]

Pada hari ini Rabu tanggal sepuluh bulan Mei Dua ribu tujuh belas, kami selaku Pokja ULP Pengadaan Birosarpras berdasarkan surat perintah Kepala Layanan Pengadaan Nomor :

Finally, as the number of firms increases, the number of equilibria is reduced, and for a sufficiently large number of firms, only the allocation chosen by the consumers remains as

Metode Pelaksanaan Pekerjaan Tidak Ada, Jadwal Waktu Pelaksanaan Tidak Ada, Jadwal Penugasan Personil Inti dan tenaga Kerja Tidak Ada, Jadwal Penggunaan Bahan/Material Tidak Ada,

[r]

It is obvious that SYM and IIA are independent: A choice function that chooses the minimal distance point for every symmetric choice problem yet arbitrary otherwise satisfies SYM