147 BAB IV
PENUTUP
4.1.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan analisis yang telah dilakukan oleh penulis dapat
memberikan kesimpulan sebagai berikut:
1. Prosedur dan persyaratan administrasi yang harus dipenuhi pemohon dalam
rangka perubahan tanah pertanian menjadi non pertanian di Kota Salatiga baik
sebelum maupun setelah diundangkan Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor
4 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Salatiga Tahun
2010-2030 pada prinsipnya tidak ada perbedaan. Permohonan ijin perubahan
tanah pertanian ke non pertanian sebelum dan sesudah Perda, diajukan ke
Kantor Pertanahan Kota Salatiga disertai kelengkapan meliputi salinan Kartu
Tanda Penduduk, Sertipikat HM, gambar rencana penggunaan tanah, surat
permohonan, surat pernyataan pemohon. Demikian halnya dengan prosedur
alih fungsi yaitu, pemohon mengajukan permohonan ijin perubahan tanah
pertanian ke non pertanian kepada Walikota Salatiga lewat Kepala Kantor
Pertanahan Kota Salatiga. Setelah menerima permohonan, Panitia melakukan
sidang dan pemeriksaan tanah ke lapang. Setelah dilakukan peninjauan
148
Salatiga. Berdasarkan Berita Acara Sidang Pemeriksaaan Panitia
Pertimbangan Perubahan Penggunaan Tanah Pertanian ke Non Pertanian,
Kepala Kantor Pertanahan Kota Salatiga mengeluarkan Surat Keputusan
tentang diterima atau tidaknya permohonan tersebut.
2. Demikian juga tidak ada perbedaan susunan Panitia Pertimbangan Perubahan
Tanah Pertanian ke Non Pertanian yang dibentuk oleh Walikota Salatiga.
Hanya dalam pelaksanaanya tidak melibatkan Dinas Pekerjaan Umum dan
Bagian Perekonomian Kota Salatiga, dikarenakan kedua instansi tersebut
merupakan anggota tidak tetap sebagaimana disebutkan dalam Keputusan
Walikota Salatiga Nomor 591-05/23/2002 Tanggal 1 Februari 2002 tentang
Panitia Pertimbangan Perubahan Penggunaan Tanah Pertanian ke Non
Pertanian. Sehingga dalam pelaksanaannya dapat diikutsertakan maupun tidak
diikutsertakan dalam rapat sidang dan peninjauan tanah ke lapang.
3. Landasan yuridis yang digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam proses
perubahan tanah pertanian menjadi non pertanian pada umumnya sama, hanya
ada perbedaan landasan yuridis berkaitan dengan rencana tata ruang Kota
Salatiga. Sebelum Perda landasan yurudisnya adalah Peraturan Daerah
Kotamadya Daerah Tingkat II Salatiga Nomor 5 Tahun 1996 tentang Rencana
Umum Tata Ruang Kota Salatiga Tahun 1996-2006 dan Peraturan Daerah
Kotamadya Daerah Tingkat II Salatiga Nomor 8 Tahun 1997 tentang Rencana
Detail Tata Ruang Kotamadya Salatiga Tahun 1997 sampai dengan Tahun
149
Kota Salatiga Nomor 4 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Kota Salatiga Tahun 2010-2030.
4. Ada keterlambatan dalam proses permohonan ijin perubahan dari tanah
pertanian menjadi non pertanian. Tidak sesuai dengan yang sebagaimana
diatur dalam Instruksi Gubernur Jawa Tengah Nomor 590/107/1985 tanggal
25 Maret 185 tentang Pencegahan Perubahan Tanah Pertanian ke Non
Pertanian yang Tidak Terkendalikan. Keterlambatan tersebut terdapat pada,
jangka waktu pelaksanaan sidang dan pemeriksaan tanah yang dimohon ke
lapang setelah diterimanya permohonan, jangka waktu pengajuan berita acara
hasil pemeriksaan lapang kepada Walikota, dan jangka waktu diterbitkannya
surat keputusan.
4.2 Saran
Dalam rangka pelaksanaan alih fungsi tanah pertanian menjadi non pertanian
Kota Salatiga, maka penulis mencoba memberikan saran sebagai berikut:
a. Dalam melaksanaan setiap tahap tata cara pemberian ijin perubahan
penggunaan tanah pertanian ke non pertanian, hendaknya Panitia
Pertimbangan Perubahan Penggunaan Tanah Pertanian ke Non Pertanian tidak
melebihi batas waktu yang telah ditentukan dan harus profesional serta
150
b. Walikota Salatiga hendaknya memberi teguran baik lisan atau tertulis kepada
Panitia Pertimbangan Perubahan Penggunaan Tanah Pertanian ke Non
Pertanian dalam proses perubahan tanah pertanian menjadi non pertanian agar
sesuai dengan jangka waktu yang diatur dalam Instruksi Gubernur Jawa
Tengah Nomor 590/107/1985 tanggal 25 Maret 1985 tentang Pencegahan
Perubahan Tanah Pertanian ke Non Pertanian yang Tidak Terkendalikan.
c. Melaksanakan koordinasi antar instansi pemerintah yang bersangkutan dengan
baik dan kerja sama antar instansi pemerintah ditingkatkan. Kepala Bagian
Perekonomian Setda dan Kepala Dinas Pekerjaan Umum selaku Anggota
tidak tetap dalam Panitia Pertimbangan Perubahan Penggunaan Tanah
Pertanian ke Non Pertanian, hendaknya diikutsertakan dalam sidang dan
peninjauan tanah ke lapang sehingga pelaksanaan alih fungsi tanah pertanian
berjalan sesuai prosedur yang ditetapkan dan sesuai dengan peraturan