• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH ALIRAN KEAGAMAAN ORANG TUA TERHADAP PILIHAN PENDAMPING HIDUP PEREMPUAN DI DESA SUMURGAYAM KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH ALIRAN KEAGAMAAN ORANG TUA TERHADAP PILIHAN PENDAMPING HIDUP PEREMPUAN DI DESA SUMURGAYAM KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN."

Copied!
93
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH ALIRAN KEAGAMAAN ORANG TUA TERHADAP PILIHAN PENDAMPING HIDUP PEREMPUAN

DI DESA SUMURGAYAM KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN

SKRIPSI

Diajukan Kepada

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar

Sarjana Ilmu Sosial(S.Sos) dalam Bidang Sosiologi

Oleh:

SA’ADATUR ROHMAH

NIM : B95212077

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

JURUSAN ILMU SOSIAL PROGRAM STUDI SOSIOLOGI

(2)
(3)
(4)
(5)

ABSTRAK

Sa’adatur Rohmah, 2016, Pengaruh Aliran Keagamaan Orang Tua

Terhadap Pilihan Pendamping Hidup Perempuan di Desa Sumurgayam

Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan. Skripsi Program Studi

Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIN Sunan Ampel

Surabaya.

Kata Kunci:Aliran Keagamaan, Orang tua, Pendamping hidup anak.

Aliran Keberagamaan sendiri juga bisa dikatakan dengan organisasi keagamanaan yaitu suatu kumpulan sosial yang dibentuk oleh masyarakat hingga menjadi satu kesatuan yang mempunyai visi dan misi, dan juga tujuan yang sama. Terkait dengan hal ini peneliti mengaitkan

antara organisasi Muhammadiyah dengan organisasi Nahdlatul Ulama’

(NU). Rumusan masalah dari penelitian ini yaitu, 1. Bagaimana aliran keberagamaan orang tua di Desa Sumurgayam Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan?, 2. Apakah aliran keberagamaan orang tua berpengaruh terhadap pilihan pendamping hidup perempuan di Desa Sumurgayam Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan?.

(6)

ABSTRACT

Sa'adatur Rohmah, 2016, Religious Flow Influence of Parents

Against Companion options Women Living in Rural Sumurgayam Paciran

subdistrict in Lamongan district. Thesis Sociology Program Faculty of

Social and Political Sciences UIN Sunan Ampel Surabaya.

Keywords: Religious Flow, parents, children living companion.

Religiosity flow itself can also be said to be the organization of social religious is a collection formed by the community to be a unit that has a vision and mission, and also the same purpose. Related to this research the link between the organization Muhammadiyah organization Nahdlatul Ulama '(NU). The problems of this study, namely, 1. How is the flow of the diversity of parents in the village Sumurgayam Lamongan District of Paciran ?, 2. Is the religious stream parental influence choice of life companion of women in the village Sumurgayam Lamongan District of Paciran ?.

To answer these questions, the researchers used quantitative methods and supporting data are interviews, investigators spread out questionnaires to the youth in the village Sumurgayam and interview persons who have experienced these events. Data analysis technique used by researcher is using the product moment formula and regression. From the results of research in data analysis found: 1. In the village Sumurgayam Paciran District of Lamongan has two religious streams that Muhammadiyah and Nahdlatul Ulama (NU). 2. In the selection of a child dating no prohibition of parents and handed over to his election the most important and happy just like each other. No influence of the religious stream of parents to chaperone selection of women's lives in the village sumurgayam Paciran District of Lamongan.

(7)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ...ii

PENGESAHAN TIM PENGUJI ...iii

MOTTO ...iv

PERSEMBAHAN ...v

PERNYATAAN PERTANGGUNG JAWABAN PENULISAN SKRIPSI...vi

ABSTRAK ...vii

KATA PENGANTAR ...viii

DAFTAR ISI...x

DAFTAR TABEL ...xii

DAFTAR GAMBAR ...xiii

BAB I : PENDAHULUAN ...1

A. Latar Belakang ...1

B. Rumusan Masalah ...7

C. Tujuan Penelitian ...8

D. Manfaat Penelitian ...8

E. Telaah Pustaka ...9

F. Metode Penelitian...11

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian ...12

2. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling ...13

3. Variabel dan Indikator Penelitian ...17

4. Definisi Operasional...19

5. Hipotesis Penelitian ...21

6. Teknik Pengumpulan Data ...22

7. Teknik Analisis Data...23

G. Sistematika Pembahasan ...24

BAB II : ALIRAN KEAGAMAAN ORANG TUA DAN PENDAMPING HIDUP PEREMPUAN ...27

(8)

1. Prinsip Nahdlatul Ulama (NU) ...30

2. Prinsip Muhammadiyah ...31

3. Tradisi-Tradisi dan Muhammadiyah ...32

4. Tradisi Orang NU Masalah Sosial ...34

5. Tradisi Muhammadiyah Masalah Sosial ...36

B. Pendamping Hidup ...39

C. Hipotesis ...46

BAB III : ALIRAN KEAGAMAAN ORANG TUA DAN PILIHAN PENDAMPING HIDUP PEREMPUAN DI DESA SUMURGAYAM KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN ...48

A. Deskripsi Umum Obyek Penelitian ...48

B. Deskripsi Hasil Penelitian ...57

BAB IV : ANALISIS DATA ...61

A. Hasil Wawancara Aliran Keagamaan dan Pilihan Pendamping Hidup ...61

B. Analisis Product Moment dan Regresi ...66

BAB V : PENUTUP ...78

A. Kesimpulan ...78

B. Saran ...80

DAFTAR PUSTAKA ...81

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1Perbedaan tradisi Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah ...32

Tabel 3.1 Batas Wilayah ...49

Tabel 3.2 Jenis tanah Desa/ Kelurahan...50

Tabel 3.3 Potensi Pertanian ...50

Tabel 3.4 Potensi Peternakan...50

Tabel 3.5 Sumber daya air ...51

Tabel 3.6 Mata pencaharian pokok ...51

Tabel 3.7 Potensi sumber daya manusia ...52

Tabel 3.8 Pendidikan masyarakat ...54

Tabel 3.9 Kewarganegaraan ...54

Tabel 3.10 Cacat Mental dan Fisik ...55

Tabel 3.11 Lembaga Kemasyarakatan ...55

Tabel 3.12 Lembaga Ekonomi ...56

Tabel 3.13 Agama...56

Tabel 3.14 Tabel Kerja Product Moment dan Regresi ...58

(10)

DAFTAR GAMBAR

(11)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada era modernisasi saat ini, banyak kalangan masyarakat yang

memiliki berbagai ragam agama dan aliran masing-masing. Yang

dimaksud dengan agama sendiri dalam bahasa Indonesia pada

umumnya “agama” dianggap sebagai kata yang berasal dari bahasa

sansekerta yang memiliki arti “tidak kacau”. Agama diambil dari dua

akar suku kata, yaitu a yang berarti “tidak” dan gama yang berarti

“kacau”. Hal itu mengandung pengertian bahwa agama adalah suatu

peraturan yang mengatur kehidupan manusia agar tidak kacau. Menurut

inti maknanya yang khusus, kata agama dapat disamakan dengan kata

religion dalam bahasa Inggris, religie dalam bahasa Belanda keduanya

berasal dari bahasa latin, religio, yang berarti mengikat. Dalam bahasa

Arab, agama dikenal dengan kata al-din dan al-milah.m Kata al-din

sendiri mengandung berbagai arti. Ia dapat diartikan al-mulk (kerajaan),

al-khidmat (pelayanan), al-izz (kejayaan), al-dzull (kehinaan), al-ikrah

(pemaksaan), al-ihsan (kebajikan), al-adat (kebiasaan), al-ibadat

(pengabdian), al-qahr wan al-sulthan (kekuasaan dan pemerintahan),

(12)

2

al-tauhid (penyerahan dan mengesakan Tuhan). Sedangkan pengertian

al-din yang berarti agama adalah nama yang bersifat umum. Artinya,

tidak ditujukan kepada salah satu agama; ia adalah nama untuk setiap

kepercayaan yang ada didunia ini.

Adapun agama dalam pengertian sosiologi adalah gejala sosial

yang umum dan dimiliki oleh seluruh masyarakat yang ada didunia ini,

tanpa kecuali. Ia merupakan salah satu aspek dalam kehidupan social

dan bagian dari system social suatu masyarakat. Agama juga bisa

dilihat sebagai unsur dari kebudayaan suatu masyarakat disamping

unsur-unsur yang lain, seperti kesenian, bahasa, system mata

pencaharian, system peralatan, dan system organisasi social.1

Agama Islam lahir pada abad ke-6 Masehi di Semenanjung

Arabia. Pada awal kehadirannya, Islam mengalami hambatan kultural

karena lahir ditengah masyarakat nomaden dan tidak berperadaban.

Tetapi dalam perkembangan selanjutnya, penyebarannya menakjubkan

para ahli sejarah. Dalam jangka yang relative pendek, Islam telah dianut

oleh penduduk yang mendiami setengah wilayah dunia. Pada akhir abad

ke-20, agama besar ini menjadi agama yang dipeluk oleh lebih dari satu

1

(13)

3

milyar manusia yang tersebar diseluruh dunia, terutama di Asia dan

Afrika.2

Agama Islam yang disebarkan oleh nabi Muhammad SAW. Dari

Makkah hingga ke Madinah adalah Islam yang sejati. Islam yang asli

ini memancarkan budaya Islam yang syar’i. Agama islam yang asli

adalah yang bersumber pada Al-Qur’an dan Hadits, serta pengalaman

yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Pemahaman agama yang utuh

meliputi tiga aspek; iman, islam, dan ihsan. Intisari iman menurut

perspektif Al-Qur’an adalah pengesaan Allah SWT. Yang jernih dan

murni, serta tak kenal kompromi terhadap setiap mitologi dan

kemusyrikan. Islam menganut paham yang rasional dan jernih, yang

menolak setiap bentuk kuasa ruhani selain Allah SWT.3

Dalam agama Islam saat ini terdapat berbagai organisasi yang

sekarang sudah menjadi aliran-aliran yang diyakini oleh berbagai

kalangan masyarakat, aliran tersebut diantaranya aliran Nahdlatul

Ulama (NU) dan Muhammadiyah, dan masih banyak lagi. Nahdlatul

Ulama (NU) adalah sebuah gejala unik, bukan hanya Indonesia tetapi

juga diseluruh Dunia Muslim. Ia adalah sebuah organisasi ulama

tradisional yang memiliki pengikut yang besar jumlahnya, organisasi

2

Dadang Kahmad, Sosiologi Agama, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009), 199.

3

(14)

4

non pemerintah paling besar yang masih bertahan dan mengakar

dikalangan bawah. Ia mewakili paling tidak dua puluh juta Muslim,

yang meski tidak selalu terdaftar sebagai anggota resmi merasa terikat

kepadanya melalui ikatan-ikatan kesetiaan primordial. Disebuah negeri

yang dilanda kecenderungan-kecenderungan kuat kearah pemusatan

(sentralisasi), NU merupakan organisasi paling signifikan yang sangat

terdesentralisasi. Para pengkritiknya mengkaitkan desentralisasi yang

luar biasa ini dengan ketidak efektifan pengurus pusatnya, sementara

warga NU sendiri lebih suka menghubungkannya dengan rasa

kemandirian yang sangat tinggi yang dimiliki para kiai local yang

menjadi penyangga moral organisasi ini.4

Sedangkan Muhammadiyah merupakan gerakan pembaharuan

dalam Islam yang terbesar di Indonesia. Organisasi ini didirikan oleh

K.H. Ahmad Dahlan pada tanggal 18 Nopember 1912/8 Dzulhijjah

1330. Gerakan ini diberi nama Muhammadiyah dengan harapan agar

pengikutnya benar-benar bisa mengikuti jejak Nabi Muhammad SAW.

Adapun maksud dan tujuan didirikannya adalah untuk menegakkan dan

menjunjung tinggi Agama Islam, sehingga terwujud masyarakat Islam

yang sebenar-benarnya. Dalam perspektif yang luas, awal berdirinya

Muhammadiyah sebenarnya didorong oleh ‘kegelisahan’ dan

4

(15)

5

‘keprihatinan’ yang mendalam terhadap model dakwah dan pola

pemikiran keagamaan islam konvensional-tradisional yang biasa

berlaku saat itu. Sebagai organisasi, muhammadiyah adalah sebuah

wadah social islam tertentu dan terbesar di Indonesia yang bergerak

dalam bidang social kemasyarakatan dan bercirikan Islam.5

Perbedaan antara Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah

ialah kedua organisasi ini memiliki berbagai pebedaaan pandangan.

Dalam masyarakat perbedaan paling nyata adalah dalam berbagai

masalah furu’ (cabang). Misalnya Muhammadiyah melarang (bahkan

membid’ahkan) bacaan qunut diwaktu shubuh, sedang NU

menganjurkan , bahkan masuk dalam ab’ad yang kalau tidak dilakukan

harus melakukan sujud sahwi, dan berbagai masalah lain. Bicara

masalah perbedaan antara dua organisasi islam yaitu NU dan

Muhammadiyah jelasnya sangat berbeda, baik itu cara berfikirnya

ataupun dalam pengambilan keputusan hukum. Bahkan kalau dalam

masyaratak pedesaan ia lebih cenderung mengikuti pada NU, kalau

diperkotaan masih stabil antara NU dan Muhammadiyah. Bentuk

perbedaan antara kedua tersebut diantara salah satunya adalah

5

(16)

6

meminimalisir suara agar untuk tidak nyaring dalam bacaan basmalah

pada surat fatihah ketika shalat dan dzikir ketika selesai shalat.6

Keyakinan dalam aliran-aliran tersebut menjadi pembeda antara

umat islam yang menganut aliran masing-masing, dilihat dari segi

tradisi dan kebudayaan yang berdeba-beda. Dari segi beribadah pun

kadang ada sedikit perbedaan meski sama-sama beragama islam. Dari

perbedaan aliran-aliran tersebut ada yang sangat patuh dengan aliran

yang diyakininya dan ada juga yang acuh tak acuh. Dewasa ini memang

aliran yang dianut tidak menganjurkan bahwa perkawinan beda aliran

tidak diperbolehkan, tetapi sebagian banyak orang tua dari anak yang

telah memilih sendiri calon pendamping hidupnya, tidak merestui

hubungan antara calon pendamping hidup yang telah dipilih oleh

anaknya, dikarenakan perbedaan aliran masing-masing, dan kebanyakan

yang tidak merestui hubungan tersebut yaitu pihak orang tua dari anak

perempuan, dimana orang tua tidak memperbolehkan anaknya menikah

dengan calon pendamping yang berbeda aliran. Sebagian orang tua

banyak juga yang memiliki menantu yang berbeda aliran dan tidak

mempermasalahkan bahwa anak-anaknya menikah dengan orang yang

berbeda aliran. Di desa Sumurgayam Kecamatan Paciran Kabupaten

Lamongan juga ada beberapa masyarakat yang mengalami kejadian

6

(17)

7

tersebut, dimana adanya pertentangan pemilihan pendamping hidup

anak yang berbeda aliran.

Sehingga penulis mencoba mengangkat permasalahan apakah

ada pengaruh aliran keagamaan orang tua terhadap pilihan pendamping

hidup perempuan di Desa Sumurgayam Kecamatan Paciran Kabupaten

Lamongan atau memang ada faktor lainnya.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan,

maka penulis dapat merumuskan masalah yang akan dikaji dalam

penelitian ini, yaitu:

1. Bagaimana aliran keagamaan orang tua di Desa Sumurgayam

Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan?

2. Apakah aliran keagamaan orang tua berpengaruh terhadap pilihan

pendamping hidup perempuan di Desa Sumurgayam Kecamatan

Paciran Kabupaten Lamongan?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan Rumusan masalah yang telah dipaparkan diatas

maka penulis dapat mengambil tujuan penelitian yang akan dikaji

(18)

8

1. Untuk mengetahui aliran keagamaan orang tua perempuan di Desa

Sumurgayam Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan.

2. Untuk mengetahui apakah aliran keagamaan orang tua berpengaruh

terhadap pilihan pendamping hidup perempuan di Desa

Sumurgayam Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan.

D. Manfaat Penelitian

Dalam penelitian yang dilakukan oleh peneliti, maka peneliti

berharap hasil penelitian yang dilakukan dapat bermanfaat, baik itu

secara teoritis maupun secara praktis bagi para pembacanya.

1. Secara Teoritis (Akademik)

a. Memberikan pengetahuan serta menambah wawasan bagi

peneliti lain khususnya tentang pengaruh aliran keagamaan

orang tua terhadap pilihan pendamping hidup perempuan.

b. Dapat memberikan manfaat untuk mengembangkan kemampuan

peneliti dalam mengerjakan hasil penelitian.

c. Sebagai sumber referensi bagi para Mahasiswa.

2. Secara Praktis (Masyarakat)

a. Penelitian ini dapat memberikan pengetahuan bagi masyarakat

mengenai pengaruh aliran keagamaan orang tua terhadap pilihan

pendamping hidup perempuan di Desa Sumurgayam Kecamatan

(19)

9

b. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi sebuah rujukan atau

sebagai bahan pertimbangan dalam melaksanakan tugas

penelitian yang sama.

E. Telaah Pustaka

Dalam penelitian ini ada perbedaan dan persamaan dalam isi

yang telah diteliti oleh penelitian sebelumnya. Dan dalam penelitian

yang akan saya lakukan ini berkaitan dengan judul penelitian

sebelumnya, antara lain :

1. Dari penelitian yang dilakukan oleh Joyo Hadi Wiyoto. Jurusan

perbandingan madzhab, fakultas syari’ah, IAIN Sunan Ampel. Yang

memiliki judul penelitian “Pandangan Ulama’ Muhammadiyah dan

Nahdlatul Ulama’ (NU) Tentang Perkawinan Antar Agama”, tahun

1996. Dimana penelitian ini membahas tentang larangan menikah

antara agama islam dengan orang yang menganut yahudi. Perbedaan

dari penelitian ini dengan penelitian saya adalah metode yang

digunakan yaitu menggunakan metode kualitatif. Penelitian ini lebih

mengarah kepada pertentangan pernikahan antar agama, sedangkan

(20)

10

orang tua dalam merestui anaknya yang memilih pendamping hidup

berbeda aliran.7

2. Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Ihdal Umam Al-Azka,

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel, Fakultas Syariah Dan

Hukum, Jurusan Hukum Perdata Islam, Program Studi Ahwal

al-Syakhsiyyah, 2015. Yang berjudul “Keharmonisan Rumah Tangga

dalam Perkawinan Beda Organisasi Masyarakat (Studi Kasus di

Desa Sumbersuko Kecamatan Tajinan Kabupaten Malang)”.

Perbedaan penelitian yang dilakukan peneliti ini dengan penelitian

saya yaitu penelitian ini membahas tentang rumah tangga yang

berbeda organisasi masyarakat, penelitian ini menggunakan metode

kualitatif dan penelitian saya menggunakan metode kuantitatif.8

3. Berikutnya perbedaan dari penelitian yang diteliti oleh Dwi Agustin

Miftahul Jannah. Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel

Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam Jurusan Hukum Islam Prodi

Ahwal Al Syaksiyah, 2015. Yang berjudul “Pandangan Ulama’

Desa Sukomalo Kec. Kedungpring Kab. Lamongan terhadap

Larangan Perkawinan Antar Dusun Ngulon Ngalor”. Penelitian ini

7

Joyo Hadi Wiyoto, Pandangan Ulama’ Muhammadiyah dan Nahdlatul

Ulama’ (NU) Tentang Perkawinan Antar Agama, Jurusan perbandingan madzhab, fakultas syari’ah, IAIN Sunan Ampel, 1996.

8

(21)

11

menggunakan metode kualitatif. Penelitian ini membahas tentang

larangan perkawinan antara dusun ngulon ngalor karena pengantin

akan mengalami celaka jika perkawinan itu terjadi hingga saat ini

menjadi tradisi. Perbedaan dengan penelitian saya yaitu

pertentangan akan perkawinan antar desa sedangkan penelitian yang

akan saya teliti yaitu pertentangan pernikahan beda aliran dalam

keberagamaan orang tua.9

F. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah cara atau strategi menyeluruh untuk

menemukan atau memperoleh data yang diperlukan. Metode penelitian

perlu dibedakan dari teknik pengumpulan data yang merupakan teknik

yang lebih spesifik untuk memperoleh data.10

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pendekatan dan Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti

yaitu metode Kuantitatif. Kuantitatif adalah metode tradisional, karena

metode ini sudah cukup lama digunakan sehingga sudah mentradisi

sebagai metode untuk penelitian. Metode ini disebut sebagai metode

9

Dwi Agustin Miftahul Jannah, Pandangan Ulama’ Desa Sukomalo Kec.

Kedungpring Kab. Lamongan terhadap Larangan Perkawinan Antar Dusun Ngulon Ngalor, Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam Jurusan Hukum Islam Prodi Ahwal Al Syaksiyah, 2015.

10

(22)

12

positivistik karena berlandaskan pada filsafat positivisme. Metode ini

sebagai metode ilmiah/ scientific karena telah memenuhi kaidah-kaidah

ilmiah, yaitu konkrit/ empiris, obyektif, terukur, rasional dan sistematis.

Metode ini juga disebut metode discovery, karena dengan metode ini

dapat ditemukan dan dikembangkan berbagai iptek baru. Metode ini

disebut metode kuantitatif karena data penelitian berupa angka-angka

dan analisis menggunakan statistik.11

Dalam penelitian ini, jenis yang akan digunakan yaitu

menggunakan jenis metode penelitian eksperimen dan survey. Dimana

metode penelitian eksperimen merupakan metode penelitian yang

digunakan untuk mencari pengaruh treatment (perlakuan) tertentu. Dan

metode penelitian survey digunakan untuk mendapatkan data dari

tempat tertentu yang alamiah (bukan buatan), tetapi peneliti melakukan

perlakuan dalam pengumpulan data.12

Oleh karena itu, penelitian ini lebih memfokuskan dalam

perhitungan hasil angka-angka dari data (angket) yang telah disebar

keseluruh masyarakat atau objek penelitian. Dengan menggunakan

hitungan manual maupun melalui aplikasi SPSS.

11

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung : Alfabeta, 2011), 7.

12

(23)

13

2. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling

a. Populasi

Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam

suatu ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan. Jadi, populasi

berhubungan dengan data, bukan manusianya. Kalau setiap manusia

memberikan suatu data, maka banyaknya atau ukuran populasi akan

sama dengan banyaknya manusia.

Populasi memiliki parameter yakni besaran terukur yang

menunjukkan ciri dari populasi itu. Di antara yang kita kenal

besar-besaran: rata-rata, bentengan, rata-rata simpangan, variasi, simpangan

baku sebagai parameter populasi. Parameter suatu populasi tertentu

adalah tetap nilainya, bila nilainya berubah, maka berubah pula

populasinya. Pengertian lain, menyebutkan bahwa populasi adalah

keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia, benda-benda,

hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala, nilai tes, atau

peristiwa-peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu

didalam suatu penelitian.13

Rumus mencari populasi:

13

(24)

14

= �

��² + 1

Keterangan:

n: Jumlah Sampel

N: Jumlah Populasi

d: Presisi yang ditetapkan

Dan populasi yang peneliti ambil yaitu seluruh anak perempuan

di Desa Sumurgayam Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan.

b. Sampel

Sampel merupakan bagian dari populasi yang mempunyai

ciri-ciri keadaan tertentu yang akan diteliti, atau sebagian anggota populasi

yang dipilih dengan menggunakan prosedur tertentu sehingga

diharapkan dapat mewakili populasi.14

Adapun cara pengambilan sampel penelitian ini dapat dilakukan

dengan sampel Random atau sampel acak, sampel campur. Teknik

sampling ini diberi nama demikian karena didalam pengambilan

sampelnya, peneliti “mencampur” subjek-subjek didalam populasi

sehingga semua subjek dianggap sama. Dengan demikian maka peneliti

14

Nanang Martono, Statistik Sosial Teori dan Aplikasi Program SPSS,

(25)

15

memberi hak yang sama kepada setiap subjek untuk memperoleh

kesempatan dipilih menjadi sampel. Oleh karena hak setiap subjek

sama, maka peneliti terlepas dari perasaan ingin mengistimewakan satu

atau beberapa subjek untuk dijadikan sampel.

Setiap subjek yang terdaftar sebagai populasi, diberi nomor urut

mulai dari 1 sampai dengan banyaknya subyek. Di dalam pengambilan

sampel biasanya peneliti sudah menentukan terlebih dahulu besarnya

jumlah sampel yang paling baik. Jawaban terhadap pertanyaan ini

tidaklah begitu sederhana. Untuk sekedar ancer-ancer, maka apabila

subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga

penelitiannya merupakan penelitian populasi. Tetapi, jika jumlah

subyeknya besar, dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih.

Kebanyakan peneliti beranggapan bahwa semakin banyak

sampel, atau semakin besar persentase sampel dari populasi, hasil

penelitian akan semakin baik. Anggapan ini benar, tetapi tidak selalu

demikian. Hal ini tergantung dari sifat-sifat atau ciri-ciri yang

dikandung oleh subjek penelitian dalam populasi. 15

Dalam penelitian ini jumlah populasi anak perempuan di Desa

Sumurgayam Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan memiliki

15

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,

(26)

16

jumlah yang banyak, sehingga peneliti mengambil 10-15% saja atau

sekitar 100 orang.

c. Teknik Sampling

Teknik Sampling merupakan sebuah teknik untuk pengambilan

sampel. Pengumpulan data dengan metode sampel dimaksudkan untuk

menghemat biaya, tenaga dan waktu, karena dengan metode ini

pengamatan hanya dilakukan terhadap sebagian dari populasi yang

ada.16 Dan jenis sampel yang digunakan oleh peneliti yaitu jenis sampel

Random yaitu digunakan oleh peneliti apabila populasi diasumsikan

homogeny (mengandung satu ciri) sehingga sampel dapat diambil

secara acak.17 Cara acak adalah suatu cara pemilihan sejumlah elemen

dari populasi untuk menjadi anggota sehingga setiap elemen mendapat

kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel. Cara ini

sangat objektif karena semua mempunyai kemungkinan untuk dipilih.

16

Meilia Nur Indah S, statistik Deskriptif dan Induktif, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010), 23.

17

(27)

17

3. Variabel dan Indikator Penelitian

1. Variabel

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari

orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.18

Variabel yang digunakan oleh peneliti yaitu variabel Independen

atau variabel bebas (x) dan variabel Dependen atau variabel terikat.

Dimana variabel Independen yaitu yang mempengaruhi atau yang

menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel Dependen.

Dinamakan variabel bebas karena bebas dalam mempengaruhi variabel

lain. Dan variabel Dependen yaitu variabel yang dipengaruhi atau yang

menjadi akibat karena adanya variabel Independen disebut variabel

terikat karena variabel ini dipengaruhi oleh variabel Independen.

Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh peneliti yakni

mengenai Pengaruh Aliran Keagamaan Orang Tua Terhadap Pilihan

Pendamping Hidup Perempuan di Desa Sumurgayam Kecamatan

Paciran Kabupaten Lamongan. Maka variabel bebas (x) dalam

penelitian ini adalah “Aliran Keagamaan Orang Tua” sedangkan

variabel terikatnya (y) adalah “Pilihan Pendamping Hidup Perempuan”.

18

(28)

18

2. Indikator Penelitian

Indikator adalah variabel yang dapat digunakan untuk

mengevaluasi keadaan atau kemungkinan dilakukan pengukuran

terhadap perubahan-perubahan yang terjadi dari waktu ke waktu. Suatu

indikator tidak selalu menjelaskan keadaan secara keseluruhan tetapi

kerap kali hanya memberi petunjuk atau indikasi tentang keadaan

keseluruhan tersebut sebagai suatu pendugaan.

Peneliti menentukan indikator dari judul “Pengaruh Aliran

Keagamaan Orang Tua terhadap Pilihan Pendamping Hidup Perempuan

di Desa Sumurgayam Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan”

diantaranya yaitu:

a. Variabel X: Aliran keberagamaan orang tua

1. Nahdatul Ulama

2. Muhammadiyah

b. Variabel Y: Pilihan pendamping hidup perempuan

1. Berakhlak baik

2. Taat beribadah

(29)

19

4. Definisi Operasional

Untuk mengetahui gambaran yang jelas dan tidak terjadi kesalah

fahaman bagi pembaca dalam mengartikan judul ini, maka perlu

kiranya peneliti membatasi sejumlah definisi yang diajukan dalam judul

penelitian ini. Yaitu Pengaruh Aliran Keberagamaan Orang Tua

terhadap Pilihan Pendamping Hidup Perempuan di Desa Sumurgayam

Paciran Kabupaten Lamongan, sebagai berikut:

a. Aliran Keagamaan:

Aliran keagamaan, yang dimaksud aliran keagamaan tipe

pertama adalah pengakuan individu atau kelompok yang mendapatkan

wahyu secara asli dari tuhan. Wahyu tersebut diyakini berisi nilai dan

norma sakral yang berbeda sama sekali dengan isi kitab suci agama

yang telah ada dan membudaya pada masyarakat tertentu, baik yang

berkaitan dengan teks, konteks, aqidah/ ketuhanan (teologi), ibadah

(ritual), jejaring proses penerima dan penerimaan kitab suci (tarikh

genealogis), kemasyarakatan (muamalah sosiologis), akhlak, alam

semesta, maupun berkaitan dengan awal dan akhir kehidupan. Tipe

kedua adalah pengakuan individu atau kelompok yang mendapatkan

wahyu atau petunjuk dari Tuhan tentang pemahaman dan penafsiran

(30)

20

agama yang telah ada dan membudaya pada masyarakat tertentu

(modifikasi), baik menyangkut teks, konteks, aqidah/ ketuhanan

(teologi), ibadah (ritual), jejaring proses penerima dan penerimaan kitab

suci (tarikh genealogis), kemasyarakatan (muamalah sosiologis),

akhlak, alam semesta, maupun berkaitan dengan awal dan akhir

kehidupan.19

Keagamaan berasal dari kata agama yang diartikan sekumpulan

peraturan Tuhan yang mendorong jiwa seseorang yang mempunyai

akal untuk mengikuti peraturan tersebut sesuai kehendak dan

pilihannya sendiri untuk mencapai kebahagiaan didunia ataupun

akhirat. Dari perspektif psikologi keimanan agama dirumuskan

sebagaimana terdapat dalam kitab suci, perilaku agama personal diukur

dengan kegiatan, seperti sembahyang, membaca kitab suci dan perilaku

lainnya yang mendatangkan manfaat spiritual.

Yang dimaksud dengan aliran keagamaan menurut peneliti yaitu

aliran-aliran yang dianut atau diyakini oleh masyarakat di Desa

Sumurgayam Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan. Aliran tersebut

diantaranya Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah.

19 Ahmad Syafi’I Mufid, dkk

(31)

21

b. Pendamping hidup

Yang dimaksud dengan pendamping yaitu Nomina (kata benda)

(orang) yang mendampingi (dalam perundingan dan sebagainya), dan

yang dimaksud hidup yaitu masih terus ada, bergerak, dan bekerja serta

bagaimana mestinya.20

Jadi dari pengertian yang telah dijelaskan diatas dapat

disimpulkan bahwa pendamping hidup adalah orang yang mendampingi

orang lain dalam menjalani kehidupannya masing-masing, dimana

dalam kehidupan kita akan memiliki pasangan hidup untuk berumah

tangga dan menjalankan kehidupan bersama-sama sesuai syari’at islam.

5. Hipotesis

Hipotesis berfungsi sebagai jawaban sementara terhadap

permasalahan yang sedang diteliti, kegunaan bagi peneliti, hipotesis

menjadikan arah penelitian semakin jelas atau memberi arah bagi

peneliti untuk melaksanakan penelitiannya secara terbaik.21

Dari judul yang diangkat oleh peneliti yakni Pengaruh Aliran

Keagamaan Orang Tua Terhadap Pilihan Pendamping Hidup

20

Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1990), 306.

21

(32)

22

Perempuan di Desa Sumurgayam Kecamatan Paciran Kabupaten

Lamongan. Maka dapat diambil hipotesis sebagai berikut:

a. �= tidak ada Pengaruh Aliran Keagamaan Orang Tua Terhadap

Pilihan Pendamping Hidup Perempuan di Desa Sumurgayam

Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan.

b. �= ada Pengaruh Aliran Keagamaan Orang Tua Terhadap Pilihan

Pendamping Hidup Perempuan di Desa Sumurgayam Kecamatan

Paciran Kabupaten Lamongan.

6. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik

pengumpulan data, yaitu:

a. Data Primer

Data Primer ini diperoleh melalui penelitian langsung dengan

dua cara, yaitu: Observasi atau pengamatan yang berarti pengamatan

dengan menggunakan indera penglihatan yaitu dengan tidak

mengajukan pertanyaan-pertanyaan.22Dan Survei atau menyebar angket

secara langsung di Desa Sumurgayam Kecamatan Paciran Kabupaten

Lamongan.

22

(33)

23

b. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh lapangan dan

diperoleh hasil dari pengolahan data primer. Data sekunder berfungsi

sebagai data penunjang dan pelengkap dari data primer. Dan dalam

penelitian ini, yang menjadi data sekunder berupa wawancara yaitu

pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan secara langsung oleh

pewawancara kepada responden.

7. Teknik Analisis Data

Di dalam penelitian ini, peneliti melakukan analisa data dengan

menggunakan Analisis Statistika Inferensial. Dalam Analisis Statistik

Inferensial ini, peneliti mencoba menganalisa hasil angket dengan

memasukkan rumus secara manual.

Korelasi Product Moment, jika sepasang variabel kontinu, X

dan Y, mempunyai korelasi, maka derajat korelasi dapat dicari dengan

menggunakan koefisien korelasi.

Regresi, adalah hubungan secara linear antara satu variabel

independen (X) dengan variabel dependen (Y). Analisis ini untuk

mengetahui arah hubungan antara variabel independen dengan variabel

dependen apakah positif atau negative dan untuk memprediksi nilai dari

(34)

24

kenaikan atau penurunan.23Rumus ini digunakan untuk mencari berapa

persen sumbangan variabel Independen kepada variabel Dependen

dalam satu keterangan penelitian.

G. Sistematika Pembahasan

Peneliti membuat sistematika pembahasan yang akan disusun

sebagai berikut ini:

BAB I: PENDAHULUAN

Bab ini peneliti memberikan gambaran tentang latar belakang

masalah yang hendak diteliti. Setelah itu menentukan rumusan masalah

dalam penelitian tersebut, serta menyertakan tujuan dan manfaat

penelitian dan juga metode penelitian yang mana peneliti akan

memberikan gambaran berbagai hal yang harus dipatuhi dalam bab ini,

antara lain : pendekatan dan jenis penelitian, populasi, sampling, teknik

pengumpulan data dan teknik analisis data, serta teknik keabsahan data.

Selain itu, dalam bab ini definisi operasional juga digambarkan dengan

jelas.

BAB II: KAJIAN TEORI

Dalam bab kajian teori, peneliti memberikan gambaran tentang

kajian teoritis objek kajian yang dikaji, hingga pada hipotesis yang

23

(35)

25

disajikan. Adapun rinciannya sebagai berikut: setelah masalah

penelitian dirumuskan dengan baik, langkah berikutnya dalam metode

ilmiah adalah mengajukan hipotesis yaitu dugaan atau jawaban

sementara terhadap permasalahan yang diajukan.

BAB III: PENYAJIAN DATA

Dalam bab penyajian data, peneliti memberikan gambaran

tentang data-data yang diperoleh, yaitu dari data primer. Penyajian data

dibuat secara tertulis dan dapat juga disertakan gambar, tabel, atau

bagan yang mendukung data. Selain itu juga dipaparkan mengenai

deskripsi hasil penelitian sampai pengujian hipotesis.

BAB IV: ANALISA DATA

Dalam bab analisis data, peneliti memberikan gambaran tentang

argumentasi teoritis terhadap hasil pengujian hipotesis. Misalnya,

hipotesis penelitian ditolak atau tidak terbukti, maka peneliti

memberikan alasan-alasan mengapa tidak terbukti. Disamping itu juga,

dilakukan penganalisisan data dengan menggunakan teori yang relevan.

BAB V: PENUTUP

Pada Bab ini menjelaskan tentang kesimpulan yang bersifat

(36)

26

penelitian dan temuan yang dihasilkan dari penelitian tersebut. Serta

menjelaskan saran-saran yang diajukan oleh peneliti berdasarkan pada

(37)

27

BAB II

ALIRAN KEAGAMAAN ORANG TUA DAN PENDAMPING HIDUP PEREMPUAN

A. Aliran Keagamaan

Aliran keagamaan juga bisa dikatakan dengan organisasi

keagamanaan yaitu suatu kumpulan sosial yang dibentuk oleh

masyarakat hingga menjadi satu kesatuan yang mempunyai visi dan

misi, dan juga tujuan yang sama. Terkait dengan hal ini peneliti

mengaitkan antara organisasi Muhammadiyah yang merupakan gerakan

islam (moderat), dakwah amar makruf nahi mungkar berakidah islam

yang bersumber pada al-Qur’an dan hadits, dengan organisasi Nahdlatul

Ulama’ (tradisional) yang merupakan gerakan islam, dikenal dengan

gemar mendendangkan syair pujian-pujian dan shalawat untuk Nabi

Muhammad SAW, yang bersumber pada Al-Qur’an, Ijmak dan Qiyas.

Salah satu ciri aliran Muhammadiyah yang merupakan gerakan

Islam, dakwah amar makruf nahi mungkar berakidah Islam bersumber

pada al-Qur’an dan Hadits, dengan aliran Nahdlatul Ulama’ (NU) yang

merupakan gerakan Islam dikenal dengan gemar mendendangkan Syair

puji-pujian dan Salawat untuk nabi Muhammad SAW, yang bersumber

(38)

28

NU menganut paham Ahlussunah Waljama’ah, sebuah pola

piker yang mengambil jalan tengah antara ekstrim aqli (rasionalis)

dengan kaum ekstrim naqli (skripturalis). Karena itu sumber pemikiran

bagi NU tidak hanya al-Qur’an, Sunnah tetapi juga menggunakan

kemampuan akal ditambah dengan realitas empiric. Cara berpikir

semacam itu dirujuk dari pemikir terdahulu seperti Abu Hasan

Al-Asy’ari dan Abu Mansur Al-Maturidi dalam bidang teologi. Kemudian

dalam bidang fikih mengikuti empat madzhab: Syafi’I, Hambali,

Maliki, Hanafi. Sementara dalam bidang tasawuf, mengembangkan

metode Al-Ghazali dan Junaid Al-Baghdadi yang mengintergrasikan

antara tasawuf dengan shariat.1

Gagasan kembali ke khittah pada tahun 1984, merupakan

momentum penting untuk menafsirkan kembali ajaran ahlussunnah wal

jamaah, serta merumuskan kembali metode berpikir, baik dalam bidang

fikih maupun social. Serta merumuskan kembali hubungan NU dengan

negara. Gerakan tersebut berhasil kembali membangkitkan gairah

pemikiran dan dinamika social dalam NU.2

1

Farid Wajdi, NU Tradisi, Relasi-relasi, Pencarian Wacana Baru,

(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1994), 183.

2

(39)

29

Dalam majelis tarjih Muhammadiyah, terhadap istilah manhaj

tarjih untuk menyebut metode istinbath hukum. Secara leksikal, manhaj

berarti jalan atau metode. Dalam ilmu ushul fikih, manhaj digunakan

sebagai cara mengeluarkan hukum syara’ dari al-Qur’an dan Sunnah,

secara istidlal dengan dalil ‘aql, seperti qiyas, istihsan, istishab dan

sebagainya. Majelis tarjih menggunakan kata manhaj sebagai acuan

penggalian hukum islam, baik dari dalil naqli maupun ‘aqli.

Muhammadiyah merumuskan pedoman dalam berijtihad dengan

memakai nama “Pokok-Pokok Manhaj Tarjih Muhammadiyah”.3

Manhaj ijtihad tersebut merupakan manufestasi bahwa

Muhammadiyah tidak bermadzhab. Dalam hal ini, dibuktikan dari

putusan-putusannya tidak merujuk kepada pendapat imam madzhab.

Sebab, masalah yang diputuskan majelis tarjih didasarkan atas nash

yang dianggap lebih kuat tanpa mengembalikan apakah pendapatannya

sesuai dengan pendapat imam madzhab atau tidak. Sesungguhnya

manhaj tarjih belum dapat dikatakan sebagai susunan ushul fiqih baru,

namun telah memuat unsur-unsur penting dalam teori berijtihad, yaitu

penggunaan sumber-sumber hukum, prinsip-prinsip ijtihad dan

kedudukan akal dalam penggalian hukum.

3

(40)

30

Ternyata, manhaj yang demikian telah membawa majelis tarjih

memutuskan berbagai masalah yang tampak mandiri dan tidak terkait

oleh salah satu pandangan madzhab. Mengenai penggunaan sumber

dalil, pada dasarnya ijtihad majelis tarjih secara mulak adalah al-Qur’an

dan Sunnah. Oleh karena itu, kedua dalil tersebut merupakan acuan

utama dalam penetapan hukum. Hal ini terbaca pada hamper setiap

keputusan tarjih yang senantiasa menyebutkan ayat-ayat al-Qur’an dan

Sunnah sebagai dalil sebagaimana yang terbaca didalam himpunan

putusan tarjih.

1. Prinsip Nahdlatul Ulama (NU)

Prinsip Ahlusunnah wal jama’ah yang diterapka dalam NU, baik

dalam bidang teologi, fikih dan tasawuf, NU merumuskan sikap

kemasyarakatan sebagai berikut:

a. Tawassut, yaitu sikap moderat yang berbijak pada prinsip

keadilan serta berusaha menghindari segala bentuk sikap

tatharuf (ekstrim), baik dalam bidang agama maupun politik,

karena sikap tersebut mengarah pada kekerasan dan disintegrasi

(kehancuran).

b. Tasamuh, yaitu sikap toleran yang berintikan penghargaan

terhadap perbedaan pandangan dan kemajemukan identitas

(41)

31

saling percaya dan solidaritas bisa ditegaskan dan ini merupakan

inti hidup berbangsa.

c. Tawazun, selalu berusaha menciptakan keseimbangan hubungan

antara sesama umat manusia dengan Allah SWT, antara akal dan

wahyu, antara individu dan kolektifitas dengan sikap tawazun

ini harmonis dalam kehidupan baik maupun tindakan bisa

terwujud.4

2. Prinsip Muhammadiyah

Untuk melaksanakan maksud, menegakkan dan menjunjung

tinggi agama islam, sehingga dapat membentuk kehidupan yang

bahagia. Maka Muhammadiyah merumuskan prinsip sebagai berikut:

a. Hidup manusia harus berdasarkan tauhid, ibadah dan ta’at kepada

Allah.

b. Mematuhi ajaran-ajaran agama islam dengan keyakinan bahwa

ajaran islam itu satu-satunya landasan kepribadian bersama untuk

kebahagiaan dunia akhirat.

c. Menegakkan dan menjunjung tinggi agama islam dalam masyarakat

adalah kewajiban sebagai ibadah kepada Allah dan ihsan kepada

kemanusiaan.

4

(42)

32

d. Ittiba’ kepada langkah perjuangan nabi Muhammad SAW.

e. Melancarkan amal usaha dan perjuangan dengan ketertiban

organisasi.

3. Tradisi-Tradisi NU dan Muhammadiyah

Dalam setiap kelompok maupun aliran yang ada, pasti

mempunyai tradisi masing-masing, yang mana tradisi tersebut dapat

membentuk ciri khas suatu kelompok tersebut. Akan tetapi tidak

menuntut kemungkinan sekelompok aliran tersebut juga mempunyai

persamaan tradisi atau adat kebiasaan, diantara tradisi-tradisi tersebut

[image:42.595.139.494.184.745.2]

adalah:

Tabel 2.1

Perbedaan tradisi Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah

No. Nahdlatul Ulama (NU) Muhammadiyah 1. Do’a Qunut :

Do’a yang dibaca pada akhir shalat subuh.

Muhamadiyah melarang (bahkan membid’ahkan) bacaan Qunut di waktu Shubuh.

2. Mengangkat tangan pada waktu do’a. Muhammadiyah jika berdo’a tidak mengangkat kedua tangan.

3. Wiridan atau Dzikir Muhammadiyah hanya melakukan dzikir dan do’a setelah shalat.

4. Adzan Jum’at 2 kali : Adzan jum’at hanya satu kali.

5. Shalat tarawih 20 rakaat. Shalat tarawih hanya 8 rakaat saja.

6. Ziarah Kubur :

Sudah menjadi pemandangan umum dikalangan santri NU, mereka

membiasakan diri untuk berziarah kubur yang bertujuan untuk orang yang sudah meninggal dalam istilah jawa disebut

(43)

33

(kirim dungo) biasanya dilakukan pada hari jum’at atau pada hari raya idul fitri dan idul adha.

7. Melakukan pujian untuk sanjungan kepada Allah.

Muhammadiyah tidak ada pujian.

8. Mengumandangkan tarhim sebelum shalat shubuh.

Muhammadiyah tidak mengumandangkan tarhim. 9. Lailatul ijtima’

Bagi orang NU, menyelenggarakan pertemuan tiap bulan itu hal biasa. Pertemuan ini dinamakan dengan lailatul ijtima’ yang artinya malam pertemuan. Acara ini dimanfaatkan untuk

membahas, memecahkan dan mencarikan solusi atas problem organisasi, misalnya: menentukan awal ramadhon dan lain sebagainya.

Muhammadiyah

melaksanakan pertemuan organisasi menjelang bulan Ramadhan.

10. Peringatan 7 atau sampai 1000 hari: Sudah menjadi tradisi orang jawa, kalau ada keluarga yang meninggal, malam harinya ada tamu-tamu yang

silaturrahmi, baik tetangga maupun jauh, mereka ikut bela sungkawa atas segala yang menimpa, sambal mendo’akan orang yang meninggal maupun yang ditinggalkan. Pemanfaatan pertemuan itu akan terasa lebih berguna jika diisi dengan dzikir.5

Muhammadiyah juga masih ada sebagian pengikutnya memperingati 7 – 40 hari orang yang sudah meninggal.

11. Membaca surat yasin :

Yasin dan tahlil telah menyatu menjadi bacaan orang-orang NU.

Tidak ada

4. Tradisi Orang NU Masalah Social.

1. Pujian

Pujian adalah istilah khas orang NU. Pujian adalah sanjungan

untuk Allah, dalam praktiknya pujian bisa jadi kalimat yang

mengandung pujian namun yang sering kita dengar adalah

lantunan sholawat nabi dengan beragam nasyidnya.

2. Tarkhim

5

(44)

34

Tarkhim ialah suara yang dikumandangkan dari masjid atau

musholla dengan maksud membangunkan kaum muslimin dan

muslimat untuk persiapan shalat shubuh.

3. Lailatul ijtima’

bagi orang NU, menyelenggarakan pertemuan tiap bulan itu hal

yang biasa. Pertemuan ini dinamakan dengan lailatul ijtima’

yang artinya malam pertemuan. Acara ini dimanfaatkan untuk

membahas, memecahkan dan mencarikan solusi atas problem

organisasi, misalnya: menentukan awal Ramadhan dan lain

sebagainya.

4. Talqin

Talqin artinya mendikte. Yang maksudnya mendiktekan si mayit

yang baru saya dimakamkan untuk menirukan kata-kata tertentu

dari si penuntun.

5. Haul

Kata haul berasal dari bahasa Arab yang artinya setahun.

Peringatan haul berarti peringatan genap 1 tahun. Peringatan ini

berlaku bagi keluarga siapa saja, tidak terbatas hanya pada NU

saja.

(45)

35

Dimasyarakat NU jika ada setiap pertemuan yang didalamnya

dibaca kalimat itu secara bersama-sama disebut majelis tahlil.

Acara ini biasa diselenggarakan khusus tahlil, meski banyak

juga acara tahlil ditempelkan pada acara inti yang lainnya,

misalnya setelah dzibaan, yasinan kemudian tahlil dan

sebagainya.

7. Istighosah atau mujahadah

Istighosah artinya meminta pertolongan, mujahadah artinya

mencurahkan segala kemampuan untuk mencapai sesuatu yang

dilakukan secara serempak dan bersama-sama.

8. Pembacaan diba’iyah, burdah, manaqib

Kalau kita melihat lirik syair yang terdapat didala kitab

al-Barzanji, serratus persen isinya memuat biografi, sejarah hidup

dan kehidupan rasulullah. Demikian pula yang terdapat didalam

kitab diba’ dan burdah. Tiga kitab ini yang berlaku bagi orang

NU dalam melakukan ritual ini biasanya dilakukan satu minggu

sekali atau ketika maulidiyah menyambut kelahiran rasulullah.

9. Membaca surat yasin

Surah yasin dapat dibaca saat kita mengharap rizki dari tuhan,

meminta sembuh dari penyakit, menghadapi ujian, mencari

(46)

36

sehari hari masyarakat sudah mentradisikan membaca yasin

didalam majelis-majelis kecil dikampung. Bahkan, sudah lazim

sekali bacaan yasin digabung dengan tahlil. Yasin dan tahlil

telah menyatu menjadi bacaam orang-orang NU.

5. Tradisi Muhammadiyah

Dalam sebuah organisasi tentu mempunyai karakteristik

tersendiri, ketika kita melihat tradisi orang NU, begitu banyak

tradisi yang bersifat keagamaan maupun yang bersifat social,

diakuiatau tidak jika dibandingkan antara NU dan Muhammadiyah,

NU lah yang paling kaya akan tradisi, dengan tradisi yang

diamalkan oleh orang-orang NU baik itu tradisi keagamaan maupun

social. Muhammadiyah lebih condong kearah modernis (pencetus

ide-ide modern) yang dapat menggali intelektual yang lebih mantap.

Usaha yang pertama melalui pendidikan, yaitu mendirikan

sekolah Muhammadiyah. Selain itu juga menekankan pentingnya

tauhid dan ibadah, seperti: meniadakan sebagai berikut:

1. Menujuh bulani (jawa: Tingkeban)

Yaitu selametan bagi orang yang hamil pertama kali

memasuki bulan ketujuh. Kebiasaan ini merupakan

peninggalan dari adat-istiadat jawa kuno, biasanya diadakan

(47)

37

berdaging yang dikenal dengan nama cengkir dicampur

dengan berbagai bahan lain, seperti buah delima, buah jeruk

dan lain-lain. Masing-masing daerah berbeda-beda cara dan

macam upacara tujuh bulanan ini, tetapi pada dasarnya

berjiwa sama, yaitu dengan maksud mendo’akan bagi

keselamatan calon bayi yang masih berada dalam kandungan

itu.

2. Slametan untuk menghormati Syekh Abdul Qadir Jaelani,

Syekh Saman, dan lain-lain yang dikenal dengan menakiban.

Selain itu, terdapat pula kebiasaan membaca barzanji, yaitu

suatu karya puisi serta syair-syair yang mengandung banyak pujaan

kepada nabi Muhammad SAW yang disalah artikan. Dalam acara-acara

semacam ini, Muhammadiya menilai, ada kecenderungan yang kuat

untuk seorang wali atau nabi, sehingga hal itu dikhawatirkan dapat

merusak kemurnian tauhid. Selain itu, ada juga acara yang disebut

Haul, atau lebih popular disebut khal, yaitu memperingati hari dan

tanggal kematian seseorang setiap tahun sekali, dengan melakukan

ziarah dan penghormatan secara besar-besaran terhadap arwah

orang-orang alim dengan upacara yang berlebih-lebihan. Acara seperti ini oleh

(48)

38

Mendo’akan kepada orang yang masih hidup atau yang sudah

mati dalam islam sangat dianjurkan. Demikian juga berdzikir dan

membaca al-Qur’an juga sangat dianjurkan dalam islam. Akan tetapi,

jika didalam berdzikir dan membaca al-Qur’an itu diniatkan untk

mengirim pahala kepada orang yang sudah mati, hal itu tidak berdasar

pada ajaran agama, oleh karena itu harus ditinggalkan. Demikian juga

tahlilan dan sholawatan pada hari kematian ke-3, ke-7, ke-40, ke-100

dan ke-1000 hari, hal itu merupakan bid’ah yang mesti ditinggalkan

dari perbuatan Islam. Selain itu, masih banyak lagi hal-hal yang

diusahakan oleh Muhammadiyah dalam memurnikan tauhid.6

B. Pendamping Hidup

Pendamping hidup atau bisa disebut dengan sepasang suami

istri, bisa juga dikatakan keluarga yang merupakan kelompok primer

yang penting didalam masyarakat. Keluarga merupakan sebuah grup

yang terbentuk dari perhubungan laki-laki dan wanita, perhubungan itu

6

(49)

39

sedikit banyak berlangsung lama untuk menciptakan dan membesarkan

anak-anak. Jadi, keluarga dalam bentuk yang murni merupakan satu

kesatuan sosial yang terdiri dari suami-istri dan anak-anak yang belum

dewasa.

Para ahli antropologi melihat keluarga sebagai suatu kesatuan

sosial terkecil yang dipunyai oleh manusia sebagai makhluk hidup.

Pendapat ini didasarkan atas kenyataan bahwa sebuah keluarga adalah

suatu kesatuan tempat tinggal yang ditandai oleh adanya kerjasama

ekonomi, dan mempunyai fungsi mendidik anak, menolong serta

melindungi yang lemah khususnya merawat orang-orang tua mereka

yang telah jompo. Dalam bentuk yang paling dasar, sebuah keluarga

terdiri atas seorang laki-laki dan seorang perempuan, dan ditambah

dengan anak-anak mereka yang biasanya tinggal dalam satu rumah

yang sama. Satuan satu kelompok seperti itu dalam antropologi

dinamakan sebagai keluarga inti. Suatu keluarga ini pada hakekatnya

terbentuk oleh adanya suatu hubungan perkawinan yang sah, tetapi

tidak selamanya keluarga inti terwujud hanya karena telah disahkan

oleh suatu peraturan perkawinan.7

7

(50)

40

Pemilihan pendamping hidup, dapat dijelakan

indikator-indikator dari variabel tersebut, antara lain:

b. Berakhlak baik

Akhlak berarti tingkah laku seseorang yang didorong

oleh suatu keinginan secara sadar untuk melakukan suatu

perbuatan yang baik.

Budi pekerti dan pemahaman akan hakikat kebaikan dan

keburukan. Orang yang berakhlak mempunyai sensitivitas yang

baik akan sebuah hal. Tidak hanya berkaitan dengan hal baik

dan buruk, akhlak juga berkaitan erat dengan pantas dan

tidaknya sebuah hal, dan baik atau buruknya sebuah hal.

Ada empat hal yang harus ada apabila seseorang ingin

dikatakan berakhlak.

1. Perbuatan yang baik atau buruk.

2. Kemampuan melakukan perbuatan.

3. Kesadaran akan perbuatan itu

4. Kondisi jiwa yang membuat cenderung melakukan perbuatan

baik atau buruk.

(51)

41

Ibadah adalah merendahkan diri dan tunduk serta taat

kepada Allah dengan melaksanakan perintah-Nya melalui lisan

para Rasul-Nya. Orang yang taat beribadah yaitu selalu

berpegang teguh, shaleh serta tunduk kepada tuhan yang telah

menciptakannya.

Ibadah terbagi menjadi ibadah hati, lisan, dan anggota

badan. Rasa khauf (takut), raja’ (mengharap), mahabbah (cinta),

tawakkal (ketergantungan), raghbah (senang), dan rahbah (takut)

adalah ibadah qalbiyah (yang berkaitan dengan hati). Sedangkan

tasbih, tahlil, takbir, tahmid dan syukur dengan lisan dan hati

adalah ibadah lisaniyah qalbiyah (lisan dan hati). Sedangkan

shalat, zakat, haji, dan jihad adalah ibadah badaniyah qalbiyah

(fisik dan hati). Serta masih banyak lagi macam-macam ibadah

yang berkaitan dengan amalan hati, lisan dan badan. Ibadah

inilah yang menjadi tujuan penciptaan manusia.

d. Nafkah

Secara bahasa nafkah artinya sesuatu yang dibelanjakan

(52)

42

artinya; mencukupi kebutuhan siapapun yang ditanggungnya,

baik berupa makanan, minuman pakaian, atau tempat tinggal.

Seorang laki- laki jika menikahi seorang wanita, maka

wajib baginya memberinya nafkah. Ukuran yang wajib

diberikan sebagai nafkah adalah yang makruf/ yang patut atau

wajar. Kadar nafkah untuk kecukupan keluarga dalam

kehidupan sehari- hari dengan cara yang wajar.

dalam ajaran Agama Islam memberi nafkah kepada istri

dan anak dimasukkan dalam kategori ibadah. Dari Sa’ad bin Abi

Waqqash, Rasulullah SAW telah bersabda kepadanya, “Engkau

tiada memberi belanja demi mencari ridha Allah, melainkan

pasti diberi pahala, sekalipun yang engkau suapkan ke dalam

mulut istrimu.” (HR. Bukhari Muslim)

Menurut Kartini Kartono, pernikahan atau perkawinan adalah

suatu peristiwa yang secara formal mempertemukan sepasang mempelai

atau sepasang calon suami-isteri dihadapan penghulu atau kepala agama

(53)

43

secara resmi sebagai suami-isteri dengan upacara-upacara atau

ritus-ritus tertentu8.

Di pandang dari sudut kebudayaan pernikahan adalah pengatur

kelakuan manusia yang bersangkut paut dalam kehidupan seksnya,

ialah kelakuan – kelakuan seks terutama persetubuhan.9

Perkawinan bisa dikatakan sebagai elemen pembentuk keluarga

karena perkawinan dapat diasumsikan sebagai keterkaitan seorang pria

dan wanita untuk menjalin hubungan dan hidup bersama untuk

mencapai tujuan bersama. Dari segi hukum adalah ikatan lahir dan batin

antara seorang pria dan wanita sebagai suami istri dengan membentuk

keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan

Ketuhanan Yang Maha Esa (UU Perkawinan 1974). Ahli sosiologi

memandang perkawinan sebagai persatuan antar satu orang pria atau

lebih dengan seorang wanita atau lebih yang diberi kekuatan sanksi

social, dalam suatu hubungan suami istri. Perkawinan sebagai upaya

dasar untuk pembentukan keluarga dimulai sejak pemilihan jodoh, agar

pihak pria dan wanita sebaga calon suami istri dipilih orang-orang yang

dapat memegang peran masing-masing dan menempati fungsinya,

8

Kartini Kartono , Psikologi Wanita (1) Gadis Remaja dan Wanita-wanita

(Bandung: Mizan, 1997), 17.

9

(54)

44

kewajiban dan tanggung jawab menurut bentukkeluarga yang

dicita-citakan. Oleh karena itu, pemilihan jodoh difokuskan pada pemilihan

orang yang dapat bekerja dan hidup bersama untuk mencapai tujuan

bersama atas dasar saling pengertian. Karena mereka berangkat dari

latar belakang individu, pendidikan, social budaya, keluarga dan jenis

kelamin yang berbeda.10

Dalam membentuk keluarga ada berbagai tahap yang biasa

dilakukan oleh calon suami istri sebelum menjadi keluarga yang sah.

Yang pertama mereka saling tahu satu sama lain sehingga mereka

berproses menjadi saling menyukai, setelah itu memperkenalkan kepada

masing-masing keluarga agar tahu satu sama lain dan tahu latar

belakang masing-masing calon pendampingnya tersebut. Jika pihak

keluarga menyetujui maka proses selanjutnya yaitu dengan melamar

calon pendamping hidup anaknya lalu menikahkannya. Sesuai dengan

indikator-indikator yang telah dipaparkan oleh peneliti.

Berbakti kepada kedua orang tua (birrul waalidain) termasuk

salah satu ajaran asasi Islam. Allah SWT dan Rasul-Nya amat

menekankan birrul waalidain ini dalam banyak ayat al-Qur’an maupun

hadis shahih. semua anak wajib ekstra hati-hati dalam menghadapi dan

10

(55)

45

menyikapi orangtua mereka. Segala sikap dan ucapan anak harus

mengacu pada pertimbangan perasaan dan kepatutan menghadapi

orangtua. Sekali pun andaikan orangtua jelas salah atau tidak patuh

pada ajaran agama, maka masih tersisa kewajiban anak untuk

menghormatinya.

Dalam kaitan nikah, pilihan anak yang berbeda dengan orang

tua atau keengganan orangtua merestui pilihan anaknya tidak

berpengaruh apa-apa terhadap sahnya pernikahan, karena restu orangtua

itu tidak terkait syarat-rukun nikah. Dengan demikian nikah tersebut

tetap sah dan karenanya hubungan suami isteri antara keduanya juga

halal, ayah lebih dominan dibanding ibu, karena ayahlah yang berhak

menjadi wali bagi anak perempuannya.

Tetapi secara fiqih moral (akhlaq) dan fiqih sosial

(kemasyarakatan), pernikahan yang tidak direstui orangtua akan

bermasalah dan menjadi handikap bagi hubungan anak-orang tua,

sesuatu yang harus dihindari. Begitu juga kengototan orang tua pada

penolakannya terhadap pilihan anaknya merupakan hal yang mesti

ditiadakan. Kunci semua itu adalah komunikasi antara orang tua-anak

harus terjalin baik sejak mula. Restu ibu lebih dominan dibanding ayah,

(56)

46

Jika ada orangtua yang menolak pilihan anaknya hanya karena

pertimbangan etnis atau tradisi, maka orangtua demikian harus berfikir

seribu kali untuk mempertanggung jawabkannya di hadapan Allah SWT

nanti.

Hendaknya semua orang tua bersikap arif dan bertindak bijak

ketika menghadapi anak yang sudah menjalin hubungan sudah dekat

dengan seseorang dan merasa sudah amat cocok sehingga tidak

mungkin lagi dipisahkan, maka lebih baik segera dinikahkan agar

terhindar dari perbuatan yang tidak diinginkan. Jangan ada orang tua

yang bertindak otoriter dengan sikap tanpa kompromi melarang dan

menghalang-halangi pernikahan mereka, yang kemudian memiliki

dampak yang buruk.

C. Hipotesis

Dari judul yang diangkat oleh peneliti yakni Pengaruh Aliran

Keagamaan Orang Tua Terhadap Pilihan Pendamping Hidup

Perempuan di Desa Sumurgayam Kecamatan Paciran Kabupaten

Lamongan. Maka dapat diambil hipotesis sebagai berikut:

a. �= tidak ada Pengaruh Aliran Keagamaan Orang Tua Terhadap

Pilihan Pendamping Hidup Perempuan di Desa Sumurgayam

(57)

47

b. �= ada Pengaruh Aliran Keagamaan Orang Tua Terhadap Pilihan

Pendamping Hidup Perempuan di Desa Sumurgayam Kecamatan

(58)

48

BAB III

ALIRAN KEAGAMAAN ORANG TUA DAN PILIHAN PENDAMPING HIDUP PEREMPUAN DI DESA SUMURGAYAM KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN

LAMONGAN

A. Deskripsi Umum Obyek Penelitian

Sumurgayam, merupakan suatu desa yang terletak di Kecamatan

Paciran Kabupaten Lamongan Jawa Timur yang terdiri dari 3 Dusun,

diantaranya Dusun Sumurgayam, Dusun Sumuran, dan Dusun Padeg.

Secara geografis Desa Sumurgayam dari sebelah utara berbatasan

dengan Desa Sugihan Kecamatan Solokuro, batasan sebelah selatan

yaitu Desa Paciran, dari sebelah timur berbatasan dengan Desa

Sendangagung, dan batasan dari sebelah Barat ialah Desa

Kandangsemangkon. Desa Sumurgayam merupakan desa yang sedang

mengalami perkembangan dan masyarakat desa tersebut bisa dikatakan

masyarakat aktif. Namun bukan hanya itu saja, Desa Sumurgayam

memiliki potensi sumber daya alam yang bisa dikembangkan dengan

baik. Banyak lahan persawahan yang luas, yang mayoritas ditanam

tanaman padi, cabe, jagung dan sebagainya.

Berikut adalah peta Desa Sumurgayam Kecamatan Paciran

(59)

49

Gambar 3.1

Peta Desa Sumurgayam

[image:59.612.154.479.213.605.2]

(Sumber: Sekretaris Desa Sumurgayam, 27 November 2015)

Tabel 3.1

Batas Wilayah

Desa/Kelurahan Sebelah Selatan Sugihan Desa/Kelurahan Sebelah Timur Sendangagung Desa/Kelurahan Sebelah Barat Kandangsemangkon Desa/Kelurahan Sebelah Utara Paciran

Kecamatan sebelah Selatan Solokuro Kecamatan sebelah Timur Paciran Kecamatan sebelah Barat Paciran Kecamatan sebelah Utara Paciran

(60)

50

Tabel 3.2

[image:60.612.157.489.214.663.2]

Jenis tanah Desa/ Kelurahan

Tabel 3.3

Potensi Pertanian

[image:60.612.160.489.575.633.2]

(Sumber: Sekretaris Desa Sumurgayam, 27 November 2015)

Tabel 3.4

Potensi Peternakan

Jenis Ternak Jumlah

Pemilik (Org) Populasi (Ekor)

Sapi 175 357

Jenis ayam broiler 17 50.000

Kambing 86 350

(Sumber: Sekretaris Desa Sumurgayam, 27 November 2015)

TANAH SAWAH TANAH KERING

Sawah Irigasi Teknis 0 Ha Tegal / lading 11.970 Ha Sawah Irigasi ½ Teknis 25.000 Ha Pemukiman 14.000 Ha Sawah Tadah Hujan 155.460 Ha Pekarangan 0 Ha Luas Tanah Sawah 180.460 Ha Luas Tanah

Kering

25.970 Ha

Nama

Komoditas Luas (ha) Hasil (ton/ ha)

Jagung 269.454 4040,5

Kacang tanah 241.292 14.478

Padi sawah 120,99 3024,75

(61)

51

Warga masyarakat di Desa Sumurgayam kebanyakan bercocok

tanam dengan menanam jagung, luasnya sebanyak 269.454 ha hasil

yang diperoleh sebesar 4040,5, kacang tanah luas sebesar 241.292 dan

memeproleh hasil 14.478, untuk tanaman padi sawah luas 120,99 ha

dan hasilnya sebesar 3024,75. Dan untuk tanaman padi ladang luas

sebanyak 62,7 ha, hasil yang diperoleh 350 ton. Untuk peternakan

warga masyarakat lebih banyak beternak sapi berjumlah 357 ekor dan

pemiliknya berjumlah 172 orang, kemudian ayam broiler 50.000 ekor,

pemilik hanya 17 orang, dan kambing sebanyak 350, pemilik berjumlah

[image:61.612.154.487.235.530.2]

86 orang.

Tabel 3.5

Sumber daya air

Jenis Sumber Air Jumlah Debit / Volume

Kecil Sedang Besar

Sungai (bh) 1 - 9

-Embung-embung (ha) 0,7 - 9

-(Sumber: Sekretaris Desa Sumurgayam, 27 November 2015)

Tabel 3.6

Mata pencaharian pokok

Sektor Pertanian

Petani 2.286 Orang

Buruh tani 523 Orang

Pemilik usaha pertanian 171 Orang

[image:61.612.162.489.633.691.2]
(62)

52

Sektor Peternakan

Buruh usaha peternakan 17 Orang

Pemilik usaha peternakan 21 Orang

Jumlah 228 Orang

Sektor Perikanan

Nelayan 10 Orang

Jumlah 10 Orang

Sektor Industri Kecil & Kerajinan Rumah Tangga

Tukang Batu 25 Orang

Tukang Kayu 15 Orang

Tukang Sumur 2 Orang

Tukang Jahit 2 Orang

Tukang Rias 1 Orang

Jumlah 44 Orang

(Sumber: Sekretaris Desa Sumurgayam, 27 November 2015)

Jadi, bisa di simpulkan mayoritas pekerjaan masyarakat desa

sumurgayam yaitu bertani dengan memanfaatkan tanah sawah baik itu

milik sendiri maupun milik orang lain, ada juga yang bekerja menjadi

[image:62.612.157.487.136.540.2]

buruh tani di ladang orang lain.

Tabel 3.7

Potensi sumber daya manusia

Jumlah laki-laki 1.749 Orang

Jumlah perempuan 1.671 Orang

Jumlah total 3.420 Orang

Jumlah kepala keluarga 1.548 KK

Luas Desa 1.335.428 ha

Kepadatan Penduduk (Jmlh Total/

Gambar

Gambar 3.1 Peta Desa Sumurgayam .........................................................49
  Tabel 2.1
 Tabel 3.1
 Tabel 3.3
+7

Referensi

Dokumen terkait

second meeting delivered her utterances in using a speech divergence.. wished to have an encounter with

Sedangkan pada Badan Pendapatan Daerah dalam pelayanan pembuatan NPWPD dan pembayaran pajak yang terbagi dalam dua jenis pelayanan yakni offline dan online sudah

Pada bagian akhir dari penelitian yang dilakukan oleh Taisuke, disimpulkan bahwa di Amerika Serikat keterlibatan pengasuhan ayah memiliki efek positif, hal yang sama

Ditinjau dari fungsinya, Taman Rekreasi Dunia Fantasi (Dufan) membutuhkan tatanan sirkulasi ruang luar, pengolahan sirkulasi ruang luar, keberadaan fasilitas khusus,

RANCANGAN BUJUR SANGKAR LATIN (RBSL)

Thamrin Kav 117 Lippo Cikarang Bekasi Cafe & Restoran 227 Old Town White Coffee Mall Taman Anggrek Jakarta barat Cafe & Restoran 228 Old Town White Coffee Kota Kasablanka

Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalah sebagai berikut: (1) Apakah melalui pemanfaatan alat peraga KIT listrik dapat meningkatkan aktivitas belajar

Secara teoritis implikasi dari hasil penelitian ini mendukung pendapat Slameto (2010) yang menyatakan bahwa faktor- faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yaitu