UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI SUMBER ENERGI MELALUI MEDIA REALITA
SISWA KELAS II MI MIFTAHUL ULUM WATES TANJUNG WRINGINANOM GRESIK
SKRIPSI
oleh :
SITI AISAH NIM : D57211153
UIN SUNAN AMPEL S U R A B A Y A
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI SUMBER ENERGI MELALUI MEDIA REALITA SISWA KELAS II MI
MIFTAHUL ULUM WATES TANJUNG WRINGINANOM GRESIK
SKRIPSI
Diajukan kepada
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Dalam Menyelesaikan Program Sarjana Ilmu Tarbiyah
Oleh :
Siti Aisah NIM. D57211153
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
ABSTRAK
Siti Aisah, NIM :D57211153 Tahun 2015, “Upaya Peningkatan Kemampuan Mengidentifikasi Sumber Energi Melalui Media Realia Siswa Kelas II MI
Miftahul Ulum Watestanjung Wringinanom Gresik” skripsi, Jurusan Pendidikan
Guru Madrasah Ibtidaiyah UIN Sunan Ampel Surabaya, Dr. Hj. Evi Fatimatur Rusdiyah, M.Ag.
Kata kunci : Kemampuan Mengidentifikasi Sumber Energy Melalui Media Realia Kemampuan siswa pada pelajaran IPA di MI Miftahul Ulum masih belum mencapai hasil belajar yang maksimal. Salah satu faktor diantaranya guru yang menggunakan metode ceramah dalam menyampaikan materi pembelajaran. Selain itu, siswa kelas II MI Miftahul Ulum Wates Tanjung kurang aktif dan kreatif dalam memunculkan ide/gagasan dan bertanya sesuatu yang belum mereka mengerti.
Permasalahan yang dikaji peneliti adalah (1) Bagaimana penerapan hasil belajar sumber energy melalui benda-benda dilingkungan sekitar yang dilakukan pada siswa kelas II MI Miftahul Ulum Watestanjung Wringinanom Gresik? (2) Apakah penggunaan media benda-benda dilingkungan sekitar dapat meningkatkan hasil belajar siswa tentang berbagai sumber energy yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari dn kegunaannya di kelas II MI Miftahul Ulum Watestanjung Wringinanom Gresik? Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Mengetahui media benda-benda dilingkungan sekitar yang dilakukan pada siswa kelas II MI Miftahul Ulum Watestanjung Wringinanom Gresik (2) Mengetahui kemampuan siswa dengan menggunakan media benda-benda di lingkungan sekitar pada mata pelajaran IPA kelas II MI Miftahul Ulum Watestanjung Wringinanom Gresik.
Penelitian ini dilakukan sebanyak dua siklus, tiap siklus terdiri dari atas perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refleksi. Adapun pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah wawancara, observasi, tes dan dokumentasi. Analisis data yang dgunakan adalah analisis data kualitatif dan kuantitatif.
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI ... ii
PENGESAHAN TIM PENGUJI ... iv
PERSEMBAHAN ... v
ABSTRAK ... vi
KATA PENGANTAR ... viii
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR GAMBAR DAN BAGAN ... xiv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 3
C. Tujuan Penelitian ... 4
D. Manfaat Penelitian ... 4
E. Definisi Operasional ... 5
F. Sistematika Pembahasan ... 6
BAB II KAJIAN TEORI A. Hakikat IPA ... 7
B. Proses Pembelajaran IPA ... 8
C. Kemampuan Mengidentifikasi Sumber Energi ... 10
D. Pengertian Sumber Energi ... 13
E. Media Pembelajaran ... 15
BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS
A. Metode Penelitian ... 24
B. Setting Penelitian dan Karakteristik Subyek Penelitian ... 25
1. Setting penelitian ... 25
2. Karakterisik Subjek Penelitian ... 26
C. Variabel yang Diselidiki ... 26
D. Rencana Tindakan ... 27
1. Rencana Perbaikan Pembelajaran Siklus I ... 27
2. Rencana pembelajaran siklus II ... 28
E. Data dan Cara Pengumpulannya ... 33
a. Metode Pengumpulan Data ... 33
b. Metode Analisis Data ... 34
c. Cara Pengambilan Keputusan ... 35
d. Indikator Kinerja ... 36
e. Tim Peneliti dan Tugasnya ... 37
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 38
1. Hasil Penelitian Siklus I ... 38
a. Perencanaan... 38
b. Pelaksanaan Tindakan ... 38
c. Observasi atau Pengamatan ... 39
d. Hasil Belajar... 40
e. Refleksi ... 42
2. Hasil Penelitian Siklus II ... 45
a. Perencanaan... 46
c. Observasi atau Pengamatan ... 47
d. Hasil Belajar... 51
B. Diskripsi Temuan dan Refleksi ... 53
1. Diskripsi Temuan... 53
2. Refleksi ... 54
C. Pembahasan ... 57
BAB V PENUTUP A. Simpulan ... 58
B. Saran ... 59
DAFTAR PUSTAKA ... 60
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Mata pelajaran IPA merupakan salah satu mata pelajaran eksak, dalam pelajaran IPA tidak hanya melalui informasi, tetapi siswa diajak berperan aktif mencoba mengamati dan mendiskusikan pelajaran-pelajaran IPA.
Pelajaran IPA bukanlah pelajaran yang sulit dan membosankan tetapi pelajaran IPA akan mengajak siswi lebih dekat dan bersahabat dengan lingkungan alam semesta. Tetapi kenyataan yang terjadi pada siswa bahwa pembelajaran IPA sering kali tidak membuahkan hasil seperti yang diharapkan, terutama rendahnya penguasaan siswa terhadap materi dengan tema budi pekerti, sub pokok bahasan mengenal berbagai sumber energi yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari dan kegunaannya. Mengajarkan IPA sebaiknya tidak mekanistik dan empiris dalam bentuk hapalan, ingatan dan statis, tetapi sebaiknya dalam bentuk konseptual, bermakna, realistik dan manipulatif benda konkret yang ada disekitar kita. Berdasar pengalaman peneliti selama melaksanakan proses belajar mengajar di MI Miftahul Ulum Wates Tanjung Wringinanom Gresik bidang Studi IPA tentang sumber energi banyak siswi yang kesulitan dalam menyebutkan dan membeda energi.
2
beberapa siswa yang aktif. Kemudian guru memilih secara acak 3 siswa untuk mengerjakan, setelah itu guru memberi kesempatan bertanya apa ada pertanyaan tidak ada yang bertanya, walaupun tidak memahami apa yang disampaikan oleh guru.
Dari hasil pengamatan tersebut peneliti melihat siswa kurang bergairah dalam mengikuti pembelajaran IPA sehingga berakibat pada hasil tes formatif yang tidak memuaskan. Karena dari 30 siswa kelas II Mi Miftahul Ulum Wates Tanjung ada 12 siswa yang mendapat nilai diatas SKBM ( SKBM yang ditentukan 6,5)
Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran di kelas II bermasalah karena hanya 40% siswa yang dapat menguasai materi pembelajaran. Padahal pembelajaran dikatakan berhasil apabila siswa yang menguasai materi pelajaran lebih dari 70%. Sehingga mendorong peneliti untuk mengetahui penyebabnya. Apakah murni penguasaan siswa yang kurang atau cara penyampaian materi oleh guru kurang tepat, sehingga menyebabkan kurangnya pemahaman siswa. Untuk meningkatkan penguasaan siswa terhadap materi pelajaran maka perlu dilakukan perbaikan pembelajaran melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Melihat hal tersebut diatas, perlu diupayakan perbaikan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Dengan kondisi seperti ini perlu ditindak lanjuti dengan
menerapkan langkah-langkah penelitian tindakan kelas yaitu: 1) Mengidentifikasi masalah, 2) Menganalisa dan merumuskan masalah,
3
Merujuk teori yang disampaikan oleh Latueru (1950), bahwa media pembelajaran dalam proses pembelajaran mempunyai keunggulan dan dapat meningkatkan minat belajar siswa. Keunggulan tersebut diantaranya : 1) Dapat memberikan pengalaman belajar yang sulit diperoleh dengan cara lain, 2) Dapat mengatasi batas-batas ruang dan waktu
Dari perolehan diskusi dengan teman sejawat yaitu proses pembelajaran perlu menggunakan media yang relevan untuk memperbaiki tentang pembelajaran khusus pokok bahasan materi tema budi pekerti, sub pokok bahasan mengenal berbagai sumber energi yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian tersebut diatas, rumusan masalah yang dapat disimpulkan bahwa :
1. Bagaimana penggunaan media realia pada pembelajaran IPA pada siswa kelas II MI Miftahul Ulum Wates Tanjung Wringinanom Gresik?
2. Bagaiamana penggunaan media benda-benda di lingkungan sekitar dapat meningkatkan hasil belajar siswa tentang berbagai sumber energi yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari dan kegunaannya di kelas II MI Miftahul Ulum Wates Tanjung Wringinanom Gresik.
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan uraian tersebut diatas, tujuan yang dapat disimpulkan adalah : 1. Bagaiamana penggunaan media realia pada pembelajaran IPA pada siswa
4
2. Mendeskripsikan penggunaan media realita dapat meningkatkan hasil belajar siswa tentang berbagai sumber energi yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari dan kegunaannya di kelas II MI Miftahul Ulum Wates Tanjung Wringinanom Gresik.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga) bagian yaitu :
1. Manfaat bagi siswa
Siswa mempunyai daya ingat lebih lama terhadap peristiwa yang dilakukan. Hal tersebut dikarenakan terjadi proses pembelajaran yang nyata, melalui pengamatan.
2. Manfaat bagi guru
Guru sebagai peneliti, untuk meningkatkan kinerjanya dalam mengembangkan pembelajaran IPA, khususnya dalam pengajaran berbagai sumber energi yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari dan kegunaannya.
3. Manfaat Institusi/Sekolah
5
E. DEFINISI OPERASIONAL
Judul penelitian tindakan kelas yang penulis angkat berjudul :
“ Upaya peningkatan kemampuan mengidentifikasi sumber energi melalui media realita siswa kelas II MI Miftahul Ulum Watestanjung Wringinanom Gresik”
Agar tidak terjadi salah arti dalam penulisan perlu penulis jelaskan beberapa istilah berikut :1
1. Upaya : menurut Drs. Kamisa Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, upaya adalah usaha.2
2. Peningkatan : Menurut Drs. Kamisa Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, istilah peningkatan berasal dari kata tingkat yang berarti jenjang.3
3. Mengidentifikasi, berasal dari kata identifikasi. Indentifikasi adalah upaya yang dilakukan oleh seorang individu untuk menjadi sama (identik) dengan individu lain yang ditirunya. Proses identifikasi tidak hanya terjadi melalui serangkain proses peniruan pola perilaku saja, tetapi juga melalui proses kejiwaaan yang sangat mendalam.4
4. Sumber energi adalah segala sesuatu di sekitar kita yang mampu menghasilkan energi. Di sekitar kita banyak sekali macam-macam sumber energy yang bisa menghasilkan berbagai macam energi.
5. Media realia adalah benda nyata. Benda tersebut tidak harus dihadirkan di ruang kelas, tetapi siswa dapat melihat langsung ke obyek.
1
Kamus lengkap Bahasa Indonesia, (Surabaya : KARTIKA, 1997) hal. 556 2
Ibid, 553 3
Ibid, 221 4
6
F. SISTEMATIKA PEMBAHASAN
Sistematika pembahasan dalam skripsi ini penulis susun dengan secara sistematis dari bab ke bab yang terdiri dari lima bab dan antara bab satu dengan yang bab yang lainnya merupakan integritas atau kesatuan yang tak terpisahkan serta memberikan atau menggambarkan secara lengkap dan jelas tentang penelitian dan hasil-hasilnya.
Adapun sistematika pembahasan selengkapnya adalah sebagai berikut :
BAB I : Pendahuluan, meliputi: (a) Latar Belakang masalah, (b) Rumusan masalah, (c) Tujuan penelitian, (d) Manfaat penelitian, (e) Definisi operasional, (f) Sistematika pembahasan.
BAB II : Kajian teori, meliputi : (a) Hakikat IPA, (b) Proses pembelajaran IPA, (c) Kemampuan mengidentifikasi sumber energy, (d) Pengertian sumber energy, (e) Media pembelajaran, (f) Media realia.
BAB III : Prosedur penelitian tindakan kelas, meliputi: (a) Metode penelitian, (b) Setting penelitian dan karakteristik subyek penelitian, (c) Variabel yang diselidiki, (d) Rencana tindakan, (e) Data dan cara pengumpulannya.
BAB IV : Hasil penelitian dan pembahasan, meliputi: (a) Hasil penelitian, 1. Hasil penelitian siklus I, 2. Hasil penleitian siklus II, (b) Dsikripsi temuan dan refleksi, (c) Pembahasan
7
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Hakikat IPA
IPA didefinisikan sebagai suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara alam. Perkembangan IPA tidak hanya ditandai dengan adanya fakta, tetapi juga oleh adanya metode ilmiah. Metode ilmiah dan pengamatan ilmiah menekankan pada hakikat IPA.
Secara rinci hakikat IPA menurut Bridgman adalah sebagai berikut5 : 1. Kualitas, pada dasarnya konsep-konsep IPA selalu dapat dinyatakan dalam
bentuk angka-angka.
2. Observasi dan eksperimen, merupakan salah satu cara untuk dapat memahami konsep-konsep IPA secara tepat dan dapat diuji kebenarannya. 3. Ramalan (prediksi); merupakan salah satu asumsi penting dalam IPA
bahwa misteri alam raya ini dapat dipahami dan memiliki keteraturan. Dengan asumsi tersebut lewat pengukuran yang teliti maka berbagai peristiwa alam yag akan terjadi dapat diprediksi secara tepat.
4. Progresif dan komutatif; artinya IPA itu selalu berkembang kea rah yang lebih sempurna dari penemuan sebelumnya. Proses; tahapan-tahapan yang dilalui dan dilakukan dengan menggunakan metode ilmiah dalam rangka menemukan suatu kebenaran.
5. Universalitas; kebenaran yang ditemukan senantiasa berlaku secara umum.
5
8
6. Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa hakikat IPA merupakan bagian dari IPA, dimana konsep-konsepnya diperoleh melalui suatu proses dengan menggunakan metode ilmiah dan diawali dengan sikap ilmiah kemudian diperoleh hasil (produk).
B. Proses pembelajaran IPA
Proses dalam pengertian disini merupakan interaksi semua komponen atau saling berhubungan (inter indepent) dalam ikatan untuk mencapai tujuan.6
Belajar diartikan sebagai proses perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dengan lingkungannya. Hal ini sesuai dengan yang diutarakan Burton bahwa seseorang setelah mengalami proses belajar akan mengalami perubahan tingkah laku, baik aspek pengetahuannya, ketrampilannya, maupun aspek sikapnya. Misalnya dari tidak bisa, dari tidak mengerti menjadi mengerti.7
Belajar diartikan sebagai proses perubahan tingkah laku karena adanya suatu pengalaman. Hal ini sesuai dengan yang diutarakan Goerge J. Mouly dalam bukunya Psychologi For Effective Teaching, belajar pada dasarnya adalah proses perubahan tingkah laku seseorang berkat adanya pengalaman. Pendapat senada disampaiakan oleh Kimble dan Garmezi yang menyatakan bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku yang relative permanen, terjadi sebagai hasil dari pengalaman.
Secara sederhana Anthony Robbins, mendefiniskan belajar sebagai proses menciptakan hubungan antara sesuatu (pengetahuan) yang sudah dipahami
6
Usman, 2009 ; 5
7
9
dan sesuatu (pengetahuan) yang baru. Dari definisi ini dimensi belajar memuat beberapa unsur, yaitu: (1) penciptaan tabunga, (2) sesuatu hal (pengetahuan) yang sudah dipahami, dan (3) sesuatu (pengetahuan) yang baru. Jadi dalam makna belajar disini bukan berangkat dari (nol), tetapi merupakan keterkaitan dari dua pengetahuan yang sudah ada dengan pengetahuan baru.
Pandangan Anthony Robbins senada apa yang dikemukakan oleh Jerome Brunner, bahwa belajar adalah suatu proses aktif dimana siswa membangun (mengkonstruk) pengetahuan baru berdasarkan pengalaman/pengetahuan yang sudah dimilikinya.8 Dalam pandangan konstrukvisme „belajar‟ bukanlah semata-mata mentransfer pengetahuan yang ada diluar dirinya, tetapi belajar lebih pada bagaimana otak memproses dan menginterprestasikan pengalaman yang baru dengan pengetahuan yang sudah dimilikinya dalam format yang baru. Proses pembangunan ini bisa melalui proses asimilasi atau akomodasi.9
Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku yang dilakukan secara sadar, baik itu perubahan pengetahuan, kecakapan dan ketrampilan dan perubahan tersebut dilakukan secara berkesinambungan.
Sedangkan mengajar merupakan suatu perbuatan yang memerlukan tanggung jawab moral yang cukup berat. Mengajar pada prinsipnya membimbing siswi dalam kegiatan usaha mengorganisasi lingkungan dalam hubungannya dengan anak didik dan bahan pengajaran yang menimbulkan proses belajar.
8
Romberg & Kaput, 1999
9
10
Proses belajar mengajar merupakan suatu inti dari proses pendidikan secara keseluruhan dengan guru sebagai pemegang peran utama. Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswi atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswi itu merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses belajar mengajar.10
Sedangkan menurut Pedoman Guru Pendidikan Agama Islam, proses belajar mengajar dapat mengandung dua pengertian, yaitu rentetan kegiatan perencanaan oleh guru, pelaksanaan kegiatan sampai evaluasi program tindak lanjut.11
Dari kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa proses belajar mengajar IPA meliputi kegiatan yang dilakukan guru mulai dari perencanaan, pelaksanaan kegiatan sampai evaluasi dan program tindak lanjut yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu yaitu pengajaran IPA.
C. Kemampuan Mengidentifikasi Sumber Energi
A. Pengertian Kemampuan
Kemampuan berasal dari kata mampu yang menurut kamus bahasa Indonesia mampu adalah sanggup. Jadi kemampuan adalah sebagai keterampilan (skiil) yang dimiliki seseorang untuk dapat menyelesaikan sesuatu. Kemampuan menurut Danim, “Kemampuan adalah perilaku yang
10
Usman, 2009 ; 5
11
11
rasional untuk mencapai tujuan yang dipersyaratkan sesuai dengan kondisi
yang diharapkan”. Sedangkan menurut Wijaya kemampuan diterjemahkan
sebagai “gambaran hakekat kualitatif dari perilaku guru yang nampak sangat berarti”.12 Dengan demikian, suatu kemampuan dalam suatu profesi yang berbeda menuntut kemampuan yang berbeda-beda pula.
Dari beberapa pendapat tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan adalah kecakapan atau kesanggupan yang dimiliki oleh setiap individu untuk melakukan sesuatu, merupakan suatu potensi yang dimiliki sejak lahir dan perlu dikembangkan dengan latihan atau praktek dalam suatu proses pembelajaran. Berdasarkan kemampuan yang dikemukakan maka yang dimaksud dengan kemampuan dalam penelitian ini adalah kesanggupan atau potensi siswa di MI Miftahul Ulum Watestanjung dalam mengidentifikasi Sumber Energi.
B. Pengertian Identifikasi
Indentifikasi adalah upaya yang dilakukan oleh seorang individu untuk menjadi sama (identik) dengan individu lain yang ditirunya. Proses identifikasi tidak hanya terjadi melalui serangkain proses peniruan pola perilaku saja, tetapi juga melalui proses kejiwaaan yang sangat mendalam13.
Dalam Istilah lain identifikasi juga dikatakan pemberian tanda-tanda pada golongan barang-barang atau sesuatu. Hal ini perlu, oleh karena tugas identifikasi ialah membedakan komponen-komponen yang satu dengan yang lainnya, sehingga tidak menimbulkan kebingungan. Dengan identifikasi
12
Robbin dan Timonthy, Prilaku Organisasi, (Yogyakarta : Amus, 2009), hal. 57-61
13
12
dapatlah suatu komponen itu dikenal dan diketahui masuk dalam golongan mana14.
Dari uraian penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa identifikasi adalah upaya yang dilakukan seorang individu untuk menggolongkan atau memebedakan komponen-komponen yang satu dengan yang lainnya. Berdasarkan identifikasi yang dikemukakan maka yang di maksud dengan identifikasi dalam penelitian ini adalah kesanggupan siswa di MI Miftahul Ulum Watestanjung dalam mengidentifikasi Sumber Energi.
1. Kemampuan Mengidentifikasi
Kemampuan berasal dari kata mampu berarti kuasa (bisa, sanggup) melakukan sesuati, sedangkan kemampuan berarti kesanggupan, kecakapan dan kekuatan. Kemampuan keseluruhanseorang individu pada dasarnya terdiri atas dua kelompok :
a. Kemampuan Intelektual (Intelectual Ability) yaitu kemampuan yang dibutuhkan untuk melakukan berbagai aktifitas mental (berfikir,menalar,memecahkan masalah)
b. Kemampuan Fisik (Physical Ability) yaitu kemampuan melakukan tugas yang menunutut stamina, keterampilan, kekuatan dan karak teristik serupa15
Mengidentifikasi berasal dari kata identifikasi yang berarti tanda kenal diri, bukti dari penentu atau penetapan identitas seseorang, sehingga mengidentifikasi memiliki arti upaya menentukan atau menetapkan identitas sesuatu atau seseorang. Dari kedua pengertian diatas dapat disimpulkan
14
Kumpulan Istilah, Di akses Senin 4 Mei 2015 jam 09.00
(http://www.kumpulanistilah.com/2015/pengertian-identifikasi.html 15
13
bahwa kemampuan mengidentifikasi adalah kemampuan menentukan sesuatu kedalam suatu kelompok dengan ciri atau tanda-tanda tertentu.
D. Pengertian Sumber Energi
sumber energi adalah segala sesuatu di sekitar kita yang mampu menghasilkan energi. Di sekitar kita banyak sekali macam-macam sumber energy yang bisa menghasilkan berbagai macam energi.
Sumber energi secara garis besar dapat dibedakan menjadi dua kelompok yaitu :
1) Sumber energi yang terbarukan
Atau yang diperbaharui dan bisa dipakai tanpa khawatir habis. Contohnya: a. Energi surya atau matahari
Energy matahari sangat melimpah jumlahnya khususnya bagi wilayah yang beriklim tropis, pemanfaatan sinar matahari adalah dengan menggunakan sel surya yang berfungsi mengubah energi surya menjadi energi listrik. Ada juga yang memanfaatkan sinar matahari untuk memasak dengan menggunakan kompor bertenaga sinar matahari contohnya di negara India.
b. Panas bumi
Panas bumi merupakan energi yang bersumber dari dalam perut bumi. Panas bumi merupakan energi yang melimpah dan terbarukan sehingga tidak perlu khawatir akan kehabisan energi panas bumi.
14
satu negara di dunia yang kaya akan energi panas bumi, hal ini dikarenakan Indonesia mempunyai banyak gunung berapi aktif yang menjadi keuntungan tersendiri bagi negara kita. Contoh pemanfaatan panas bumi adalah dengan mengubahnya menjadi energi pembangkit listrik.
c. Angin
Pemanfaatan energi angin sedang gencar-gencaran dilakukan oleh banyak negara di seluruh dunia karena sumber energi ini tidak terbatas jumlahnya, pemanfaatan energi ini menggunakan kincir angin yang dibuhungkan dengan generator atau turbin untuk menghasilkan tenaga listrik.
d. Energy Biomassa
Biomassa terdiri dari tanaman hidup, pohon mati dan serpihan kayu. e. Energi Gas Alam
Merupakan energi yang terbarukan dan harganya lebih terjangkau dari pada bahan bakar minyak.
f. Pembangkit Listrik Tenaga Air
Energi yang bersumber dari tenaga air sudah lama dimanfaatkan oleh manusia karena ramah lingkungan dan juga berlimpah listrik. Pembangkit listrik tenaga air atau PLTA merupakan salah satu contoh pemanfaatan tenaga air untuk kehidupan yang lebih baik.
g. Energi Pasang Surut
15
pemanfaatan energi pasang surut masih sedikit hal ini dikarenakan biayanya yang mahal.
2) Sumber energi tak terbarukan
Sumber energi jenis ini jumlahnya terbatas dan tidak dapat diperbaharui walaupun ada yang bisa diperbaharui tetapi memerlukan waktu yang sangat lama. Sumber energi saat ini merupakan sumber energy utama yang banyak digunakan walaupun banyak pihak yang sudah beralih menggunakan sumber energi alternative. Contoh sumber energi tak terbarukan adalah :
a. Sumber energi yang berasal dari fosil
Sumber energi sebenarnya bisa diperbaharui tetapi memerlukan waktu hingga jutaan tahun, berasal dari makhluk hidup yang mati dan terpendam dalam tanah hingga jutaan tahun. Contohnya minyak bumi dan batu bara.
b. Sumber energi yang berasal dari mineral alam
Mineral alam bisa dimanfaatkan menjadi sumber energy setelah melalui beberapa proses. Contohnya uranium yang bisa menghasilkan energi nuklir.
E. Media Pembelajaran
1. Pengertian Media
Menurut Miarso (1980) menegaskan “Media pembelajaran adalah
16
kemauan anak didik, sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar
pada siswa”.
Makna dari rumusan tersebut jelas bahwa segala sesuatu alat yang digunakan untuk mempermudah dalam pembelajaran dan dapat mendorong minat belajar siswa disebut dengan media. Media pembelajaran dapat kita peroleh dengan berbagai cara, sesederhana apapun alat pembelajaran peta dan potongan-potongan Negara di kawasan Afrika serta globe yang dapat digunakan dalam proses belajar mengajar disebut juga dengan sarana / media.
Media adalah sarana komunikasi, baik dalam bentuk cetak maupun pandangan dengar, sebagai teknologi pembawa pesan yang dapat digunakan untuk kepentingan pembelajaran. (Wilbur Schram: 1997).
Sumantri dan Permana (1999) mengatakan bahwa variasi dalam pembelajaran bisa berupa; 1) Variasi dalam gaya mengajar 2). Variasi dalam penggunaan media 3). Variasi dalam penggunaan metode dan variasi interaksi antara guru dan peserta didik. Dalam praktek pembelajaran menggunakan variasi materi tersebut dapat dilakukan secara bersama-sama maupun secara terpisah atau secara bergantian.
Mc. Luchan (1980), mengatakan bahwa the medium is the message, yaitu bahwa media mewakili isi pesannya.
2. Nilai dan Manfaat Media Pengajaran
17
belajar yang dicapainya. Ada beberapa alasan mengapa media pengajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa. Alasan pertama berkenaan dengan manfaat media pengajaran dalam proses belajar siswa antara lain.16 1) Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat
menumbuhkan motivasi belajar;
2) Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh para siswa, dan memungkinkan siswa menguasai tujuan pengajaran lebih baik;
3) Metode pengajaran akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi bila guru mengajar untuk setiap jam pelajaran;
4) Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan dan lain-lain.
Dalam proses pembelajaran, media sangat berperan penting untuk meningkatkan prestasi belajar siswa, selain itu media juga berfungsi untuk memberikan kemudahan kepada siswa materi yang diajarkan. Hal ini dapat kita perhatikan beberapa pendapat pakar pendidikan tentang fungsi media pembelajaran di bawah ini:
a. Kosasi Djahiri (1999) mengatakan: “Adalah sesuatu yang bersifat materiil, inmateriil, ataupun behavioral atau personal yang dijadikan
16
18
wahana kemudahan, kelancaran, serta keberhasilan proses hasil
belajar”.
b. Sardiman (1990) mengatakan bahwa: “Media pembelajaran juga dapat menghemat waktu belajar, memudahkan pemahaman, meningkatkan
aktifitas dan daya ingat anak”.
c. Heinick, dkk (1985) mengatakan bahwa: “Media pembelajaran juga dapat meningkatkan keseimbangan antara pengalaman belajar yang
abstrak dan kongkret”. Ini berarti bahwa media pembelajaran akan
sangat membantu pemahaman yang benar bagi siswa terhadap materi yang disajikan.
3. Jenis Media Pengajaran
Wiryawan dan Nurhadi (dalam Sumantri dan Perdana, 1999) bahwa media pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi:
Media visual
Media audio
Media audio visual
Media asli (hewan, manusia, tumbuhan, alam, dan benda-benda di sekitar kita)
4. Kriteria Memilih Media Pembelajaran
19
media pengajaran, kriteria memilih dan menggunakan media pengajaran, menggunakan media sebagai alat bantu mengajar dan tindak lanjut penggunaan media dalam proses belajar siswa. Kedua, guru terampil membuat media pengajaran. Ketiga, pengetahuan dan keterampilan dalam menilai keefektifan penggunaan media.17
Dalam memilih media untuk kepentingan pengajaran sebaiknya memperhatikan kriteria-kriteria sebagai berikut: 18
a) Ketepatan dengan tujuan pengajaran; artinya media pengajaran dipilih atas dasar tujuan-tujuan instruksional yang telah ditetapkan.
b) Dukungan terhadap isi bahan pelajaran; artinya bahan pelajaran yang sifatnya fakta, prinsip, konsep, dan generalisasi sangat memerlukan bantuan media agar lebih mudah dipahami siswa.
c) Kemudahan memperoleh media; artinya media yang diperlukan mudah diperoleh.
d) Keterampilan guru dalam menggunakannya; artinya jenis media yang diperlukan syarat utama guru dapat menggunakannya dalam proses pengajaran.
e) Tersedia waktu untuk menggunakannya; sehingga media tersebut dapat bermanfaat bagi siswa selama pengajaran berlangsung.
f) Sesuai dengan taraf berpikir siswa; memilih media untuk pendidikan dan pengajaran harus sesuai dengan taraf berfikir siswa.
17
Ibid, 4
18
20
F. MEDIA REALIA
Media realia adalah benda nyata. Benda tersebut tidak harus dihadirkan di ruang kelas, tetapi siswa dapat melihat langsung ke obyek. Kelebihan dari media realia ini adalah dapat memberikan pengalaman nyata kepada siswa. Misalnya untuk mempelajari keanekaragaman makhluk hidup, klasifikasi makhluk hidup, ekosistem, dan organ tanaman
1. Kelebihan dan Kekurangan Media Realia
a. Kelebihan Media Realia
1) Dianggap medium yang paling mudah diakses dan lebih menarik perhatian,
2) Mampu Merangsang Imajinasi,
3) Memberikan pengalaman belajar langsung (dengan menyentuh dan mengamati bagian-bagiannya), dan pengalaman tentang keindahan.
b. Kekurangan Media Realia
1) Ukurannya bisa terlalu besar, maka untuk dibawa ke ruangan sangat sulit (lokomotif, buaya, gajah), atau
2) Terlalu kecil (kuman),
3) Kadang juga bisa membahayakan (ular, buaya), 4) Tidak bisa memberikan hasil belajar yang sama,
21
Realia
Realia (obyek) adalah benda sebenarnya dalam bentuk utuh. Benda nyata yang digunakan sebagai bahan belajar. Pemanfaatan media realia tidak harus selalu dihadirkan secara nyata dalam ruang kelas, tetapi juga dengan cara melihat langsung (observasi) benda nyata tersebut dilokasinya. Realia dapat digunakan dalam kegiatan belajar dalam bentuk sebagaimana adanya tidak perlu dimodifikasi, tidak ada pengubahan kecuali dipindahkan dari kondisi lingkungan hidup aslinya.19 Ciri media realia yang asli adalah benda yang masih berada dalam keadaan utuh, dapat diperasikan, hidup dalam ukuran sebenarnya dan dapat dikenali sebagaimana wujud aslinya. Media realia sangat bermanfaat terutama bagi siswa yang tidak memiliki pengalaman terhadap benda tertentu.20
Langkah-langkah dalam menggunakan media realia dalam pembelajaran IPA terdapat tiga cara, yaitu:
Cutaways / potongan. Benda sebenarnya yang akan digunakan sebagai media tidak digunakan secara utuh atau menyeluruh, tetapi hanya digunakan sebagian dengan cara dibagi atau dibelah menjadi dua. Modifikasi ini dimaksudkan untuk dapat melihat keadaan bagian dalam dari benda yang digunakan sebagai realia. Misalnya realia sebuah mesin, dengan cara membelah mesin tersebut, kita dapat mengamati proses mekanis yang berlangsung didalamnya.
19
Menurut Brown (dalam Tim LPG, 2009)
20
22
Specimen/contoh. Jenis realia ini digunakan dalam bentuk asli tanpa dikurangi sedikitpun.
Specimen mewakili karakter dari sebuah benda dalam jenis atau kelompoknya, misalnya kupu-kupu yang berasal dari species tertentu atau species serangga lain. Umumnya untuk memudahkan penggunaannya di dalam kegiatan pembelajaran, specimen tersebut dikemas atau diletakkan dalm botol, kotak atau tempat lain. Hal ini akan mempermudah pengamatan terhadap specimen
tersebut.
23
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS
A. Metode Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
tindakan kelas (PTK/ classroom action reseach). Mills (2000) mendefinisikan
penelitian tindakan sebagai "systematic inquiry" yang dilakukan oleh guru,
kepala sekolah, atau konselor sekolah untuk mengumpulkan informasi tentang
berbagai praktik yang dilakukannya. Informasi ini digunakan untuk
meningkatkan persepsi serta mengembangkan "reflective practice" yang
berdampak positif dalam berbagai praktik persekolahan, termasuk
memperbaiki hasil belajar siswa. Dengan berbekalkan pengertian ini, kita
dapat mengkaji pengertian penelitian tindakan kelas (PTK).21 Penelitian
tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya
sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya
sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat.22 Penelitian
tindakan kelas ini menggunakan model penelitian tindakan dan Kemmis dan
Taggart (dalam Sugiarti, 1997:6). Yaitu berbentuk spiral dan dari siklus yang
satu ke siklus berikutnya.
21
lgak Wardhani dan Kuswaya Wihardit, Penelitian Tindakan Kelas (Jakarta: Penerbit Universitas Terbuka, 2011),1.4
22
24
Setiap siklus meliputi planning (rencana), action (tindakan), observation
(pengamatan), dan reflection (refleksi). Langkah pada siklus berikutnya adalah
perencanaan yang sudah direvisi, tindakan pengamatan, dan refleksi. Sebelum
masuk pada siklus I dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi
pennasalahan.23 Siklus spiral dan tahap-tahap penelitian tindakan dapat dilihat
pada gambar berikut :
23
Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Agama Islam, (Laboratorium PAI Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel, Madrasah Development Center (MDC) Wilayah Jawa Timur, Asosiasi Guru Pendidikan Agama Islam (AGPAI) Jawa Timur,2010),207
25
Penjelasan alur di atas sebagai berikut:
1. Rancangan/rencana awal. Sebelum mengadakan penelitian peneliti
menyusun rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan,
termasuk di dalamnya instrumen penelitian dan perangkat pembelajaran.
2. Kegiatan dan pengamatan. Peneliti berupaya membangun pemahaman
konsep siswa serta mengamati hasil atau dampak dari diterapkannya
metode pembelajaran model kooperatif.
3. Refleksi. Peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau
dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan
yang diisi oleh pengamat.
4. Rancangan/rencana yang direvisi. Berdasarkan hasil refleksi dari
pengamatan, peneliti membuat rancangan yang direvisi untuk
dilaksanakan pada siklus berikutnya.
B. Setting Penelitian dan Karakteristik Subyek Penelitian
1. Setting Penelitian
a. Tempat Penelitian
Penelitian tindakan kelas (PTK) ini dilaksanakan di MI Miftahul
Ulum Watestanjung Kecatnatan Wringinanom Kabupaten Gresik
untuk mata pelajaran IPA Kelas II. Pemilihan ini dilakukan untuk
meningkatkan hasil belajar siswa kelas II khususnya pada mata
26
untuk meningkatkan proses pembelajaran yang ada pada MI Miftahul
Ulum Watestanjung Wringinanom Gresik.
b. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran
2014/2015, yaitu bulan Maret sampai bulan Mei 2015. Penentuan
waktu penelitian disesuaikan dengan jadwal pelajaran kelas II dan
kalender pendidikan, karena PTK dilakukan beberapa siklus yang
membutuhkan proses belajar mengajar efektif di kelas.
c. Siklus Penelitian
PTK ini dilaksanakan melalui dua siklus untuk melihat
peningkatan hasil belajar siswa dan aktivitas siswa dalam mengikuti
mata pelajaran IPA melalui media realita.
2. Karakteristik Subjek Penelitian
Dalam PTK ini yang menjadi subyek penelitian adalah siswa-siswi
kelas II MI Miftahul Ulum Wates Tanjung Kecamatan Wringinanom
Kabupaten Gresik, yang berjumlah 31 siswa dengan komposisi 10 anak
perempuan dan 21 anak laki-laki, dengan latar belakang sosial-ekonomi
menengah ke bawah.
C. Variabel yang Diselidiki
Sebagai variabel tindakan dalam penelitian ini adalah pembelajaran
27
dibimbing serta diberi tugas untuk mempelajari sumber energi dengan kerja
kelompok. Sehingga dengan demikian siswa akan mengetahui secara langsung
sumber energi dan penilaian ditekankan pada keaktifan serta penguasaan
materi pelajaran.
D. Rencana Tindakan
1. Rencana Perbaikan Pembelajaran Siklus I
Penulis menyusun rencana perbaikan siklus 1 dengan tujuan
pembelajaran umum: siswi mengenal berbagai macam energi .
indikatornya .
1. Siswi dapat menyebutkan berbagai bentuk energi
2. Siswi dapat menyebutkan benda yang menghasilkan energi yag telah
diketahui
3. Siswi dapat memberi contoh benda — benda yang yang menghasilkan
energi
4. Siswi dapat menyebutkan kegunaan energi Kegiatan pembelajaran
menggunakan ceramah, tanya jawab, demontrasi, dan penugasan
dengan langkah pembelajaran (1) kegiatan awal selama 5 menit
digunakan untuk membahas hasil evaluasi dan mengulang materi
pelajaran. Kegiatan khusus yang dilakukan adalah menyuruh salah
satu siswi siswi menyebutkan beragai bentuk energi yang ada di kelas
28
dihasilkan. Evaluasi dilaksanakan dalam kegiatan inti, dengan
menggunakan tes dalam proses dan tes tertulis( lembar LKS dan tes
tulis terlampir)
2. Rencana pembelajaran siklus II
Rencana Perbaikan Pembelajaran Siklus Il pada garis besarya
merupakan ulangan pada kegiatan perbaikan pembelajaran siklus I yang
belum mencapai target. Dengan demikian rencana perbaikan
pembelajarannya masih dengan pokok bahasan yang sama. Begitu pula
tujuan pembelajaran pada siklus II juga masih sama dengan rencana
perbaikan pada siklus 1, pembedanya dari rencana perbaikan
pembelajaran siklus I yang paling mendasar adalah penggunaan media
pembelajarannya. Jika pada rencana perbaikan pembelajaran siklus I
media yang digunakan berbagai macam energi yang ada di kelas , tetapi
pada rencana perbaikan pembelajaran siklus II penulis mengajak siswi
membawa contoh berbagai macam energi baik yang ada di kelas, di
sekolah, di rumah maupun yang ada di lingkungan sekitar, dengan
beberapa percobaan sehingga siswi dapat menyimpulkan sendiri berbagai
macam bentuk energi.
Pada perbaikan siklus II ini anak dapat dimotivasi untuk dapat
menyimpulkan berbagi bentuk energi yang diamati. Sehingga tujuan
perbaikan pembelajaran pada siklus II ada tambahan 1 tujuan perbaikan
29
macam energi , siswi terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Materi
pembelajaran masih tentang mengenal berbagai macam bentuk energi.
Metode pembelajaran menggunakan metode ceramah, tanya jawab,
demontrasi dan penugasan. Langkah pembelajaran pada siklus II meliputi
: (1) kegiatan awal selama 10 menit (2) kegiatan inti selama 30 menit (3)
kegiatan akhir selama 20 menit. Selain hal — hal yang dikemukakan
diatas, pembeda antara rencana perbaikan pembelajaran siklus I dan II
terletak pada komposisi kegiatan inti.
1) Komposisi kegiatan inti pada siklus perbaikan pembelajaran siklus II
< 25 % untuk menyebutkan benda yang dapat diubah bentuknya yang
ada di lingkungan sekitar, sedangkan > 75 % lebih menitik beratkan
pada penguasaan Implementasi Tindakan.
Agar tidak mengurangi alokasi waktu jam pelajaran normal, kegiatan
perbaikan pembelajaran dilaksanakan diluar jam pelajaran. Dalam
melaksanakan perbaikan pembelajaran penulis dibantu oleh Ibu
Niswatun Hasanah, S.Pd. selaku teman sejawat. Beliau bertugas untuk
mengamati, mengumpulkan data selama kegiatan perbaikan
pembelajaran dilaksanakan, yang nantinya akan penulis jadikan
sebagai bahan refleksi untuk perbaikan pada siklus berikutnya.
Secara umum langkah - langkah pembelajaran yang ditempuh dalam
kegiatan perbaikan pembelajaran meliputi :
30
menjelaskan materi
memberi dan meminta siswi untuk mengerjakan LKS dan
menyimpulkan materi pelajaran.
2) Observasi dan Interpretasi
Tujuan dari perbaikan pembelajaran ini adalah untuk mengawasi
kesulitan belajar siswi, dimana pada pembelajaran ini siswi kurang
terlibat aktif dalam pembelajaran . kegiatan khusus yang perlu
diperhatikan dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus I dan
II , yaitu menyuruh salah satu siswa untuk maju ke depan kemudian
menyebutkan benda - benda yang ada di dalam kelas berasal dari
sumber energi apa. Hal ini bertujuan untuk mengaktifkan siswi dalam
berfikir kreatif.
Pada siklus II dalam perbaikan pembelajaran ini guru tidak lagi
menggunakan benda yang ada di sekitar sebagai media pembelajaran,
namun menggunakan metode kuis untuk mengamati dan menyebutkan
sumber - sumber energi yang diketahui. Diharapkan dengan media
pembelajaran tersebut semua anak terlibat aktif dan tertarik untuk
menguasai materi pelajaran. Di samping itu juga bertujuan untuk
31
3) Analisis dan Refleksi
Untuk mengetahui keefektifan suatu dalam kegiatan
pembelajaran perlu diadakan analis data.
Untuk menganalisis tingkat keberhasilan atau prosentase
keberhasilan siswa setelah proses belajar mengajar setiap putaran,
dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis
(pre-test dan pro test) pada setiap akhir putaran.
Analisis ini dihitung dengan menggunakan statistik sederhana
yaitu:
1. Untuk ketuntasan belajar. Ada dua kategori ketuntasan belajar
yaitu secara perorangan dan secara klasikal. Berdasarkan petunjuk
pelaksanaan belajar mengajar kurikulum, yaitu seorang siswa telah
lulus belajar bila telah mencapai skor 65 % atau nilai 65, dan kelas
disebut tuntas belajar bila dikelas terdapat 85 % yang telah
mencapai daya serap lebih dari sama serap lebih dari sama dengan
65 %. Untuk menghitung prosentase ketuntasan belajar digunakan
rumus sebagai berikut:
P =
2. Untuk penerapan diskusi dan keterampilan berargumentasi. Semua
32
penelitian akan dibahas oleh penulis dengan menggunakan metode
deskriptif analisis, yaitu menjelaskan data-data yeng diperoleh
dengan menggunakan perhitungan prosentase atau biasa disebut
frekuensi relative. (Sudjono,1994) untuk memperoleh frekuensi
relative rumus:
P =
Keterangan:
F : Frekuensi yang sedang dicari
N : Number of casses (jumlah frekuensi atau banyaknya individu)
P : Angket prosentase
Adapun untuk memberikan nilai pada angket, penulis memberikan
ketentuan sebagai berikut:
a. Untuk skor jawaban selalu (A) dinilai 4
b. Untuk skor jawaban kadang-kadang (B) dinilai 3
c. Untuk skor jawaban jarang (C) dinilai 2
33
Dan untuk menafsirkan hasil perhitungan dengan prosentase
penelitian sebagai berikut:
b. 65%-100% : tergolong baik
c. 35%-65% : tergolong cukup
d. 20%-35% : tergolong kurang
e. Kurang dan 20 % : tergolong tidak baik
E. Data dan Cara Pengumpulannya
a. Metode Pengumpulan Data
Untuk memperoleh hasil penelitian yang baik dan dapat
dipertanggung jawabkan, sebelumnya penulis perlu mengumpulkan
data-data yang diperlukan. Metode yang digunakan penulis untuk
mengumpulkan data dalam penelitian dengan cara observasi dan metode
tes.
1. Metode Observasi
Observasi merupakan salah satu metode untuk mendapatkan
data yang diperlukan dalam penelitian. Arti dari obsevasi adalah:
"Merupakan suatu penyelidikan yang di jalankan secara sistimatis
dengan sengaja dengan menggunakan alat indera (terutama mata)
terhadap kejadian yang terjadi" Oleh karena observasi menggunakan
alat indera, maka salah satu yang dituntut adalah menggunakan alat
34
upaya data melalui observasi dalam penelitian tindakan kelas ini,
penulis mengamati dari aspek (1) kerja sama, (2) Tindakan Patris
Sainsi, (3) Tanggung Jawab, (4) Hasil yang dicapai.
2. Metode Tes
Untuk mengetahui hasil penelitian terhadap hasil belajar siswa
penulis menggunakan suatu alat yang disebut dengan" Tes". Menurut :
Drs.Amie Daien Indrakusuma, yang dimaksud dengan tes adalah;
suatu alat atau prosedur yang sistimatis dan obyektif untuk
memperoleh data atau keterangan-keterangan tentang seorang
dengan cara cepat dan tepat”.
Disamping pengertian tersebut, tes juga dapat diartikan suatu
alat atau metode untuk mengadakan penyelidikan yang berupa
soal-soal, pertanyaan, atau tugas-tugas lain, dimana
pertanyaan-pertanyaan tersebut telah dipilih dan disesuaikan dengan materi dan
tujuan pembelajaran. Terkait dengan penelitian tindakan kelas ini, tes
yang dilakukan adalah tes pengamatan yang dikerjakan dengan cara
kelompok dan tes tulis yang dikerjakan setiap siswa.
b. Metode Analisa Data
Agar memperoleh data yang betul-betul obyektif dan valid, dalam
35
1. Mengumpulkan data respon dan partisipasi siswa dalam kelompok
kerja serta motivasi siswa dalam mengikuti pelajaran dalam 2 siklus
pembelajaran.
2. Mengumpulkan nilai siswa yang diperoleh melalui tes hasil belajar,
setelah siswa mengikuti pembelajaran.
c. Cara Pengambilan Keputusan
Dalam setiap kegiatan penelitian harus ada suatu keputusan.
Keputusan diambil untuk menyatakan keberhasilan atau kegagalan dalam
sebuah penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Sebab pengambilan
keputusan dari suatu penelitian sangat penting untuk digunakan sebagai
evaluasi diri terhadap kegiatan tersebut dan sekaligus sebagai bahan
tindak lanjut.
Untuk mempermudah keputusan tentang keberhasilan KBM pada
mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam tentang pokok bahasan materi
dengan tema Alam Semesta, sub pokok bahasan mengenal berbagai
sumber energy yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Dengan
menggunakan media benda yang dapat menghasilkan energy yang ada
diperlukan teknik pengambilan keputusan yang didasarkan atas
pengolahan data - data, baik yang diperoleh melalui observasi maupun tes
tertulis pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus I dan siklus II,
sehingga memperoleh keputusan yang didasarkan dari data berikut ;
1. Keputusan yang didasarkan dari data yang diperoleh selama observasi
36
dan II berlangsung mulai awal hingga akhir pelajaran. Dari hasil
observasi secara jelas telah dipaparkan bahwa adanya peningkatan
motivasi dan hasil prestasi belajar siswi terutama dalam mengajukan
pertanyaan dan mengerjakan LKS dengan anggota kelompoknya.
2. Keputusan yang didasarkan data yang didapat dari siswi melalui tes
tertulis yang telah disiapkan guru sesuai dengan program sebelumnya
menunjukkan adanya peningkatan prestasi belajar siswi dengan
demikian diputuskan bahwa pembelajaran sains untuk mengenalkan
berbagai sumber energi yang diketahui dalam kehidupan sehari-hari
dan kegunaannya, penggunaan media dengan pengamatan adalah
langkah yang paling tepat.
3. Berdasarkan hasil rata-rata dari setiap aspek penilaian disetiap
pertemuan terlihat adanya kenaikan nilai rata-rata kelas sehingga
dengan demikian bahwa proses pembelajaran dengan membawa dan
mengamati berbagai sumber energi yang sering dijumpai dalam
kehidupan realita dan kegunaannya terbukti dapat meningkatkan
prestasi belajar sisa.
d. Indikator kinerja
Indikator Kinerja adalah kriteria yang digunakan untuk melihat
tingkat keberhasilan dari kegiatan PTK dalam meningkatkan atau
memperbaiki mutu proses belajar mengajar di kelas. Indikator kinerja
37
1. Rata-rata hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA Pokok bahasan
sumber energi adalah sekurang-kurangnya 70 dan terdapat 75% dari
24 siswa yang mendapatkan nilai lebih dari sama dengan 70.
2. Meningkatkan aktivitas belajar siswa secara aktif dalam pembelajaran
ipa mencapai 75%.
3. Meningkatkan presentase aktivitas guru dalam melaksanakan kegiatan
belajar mengajar ipa dengan menggunakan pembelajaran melalui
media benda-benda di lingkungan sekitar lebih dari 75%.
e. Tim Peneliti dan tugasnya
1. Peneliti
a. NAMA : Siti Aisah
b. NIM : D57211153
c. Jurusan/Fak : PGMI/Tarbiyah
d. Tugas :1. Bertanggung jawab atas kelancaran pelaksanaan
kegiatan
2. Menyusun RPP dan instrumen penelitian yang lain
3. Terlibat dalam semua jenis kegiatan
2. Guru Kolaborasi
38
b. Jabatan : Teman sejawat
c. Tugas : 1. Bertanggung jawab atas kelancaran pelaksanaan
kegiatan
39
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini diuraikan dalam tahap yang berupa siklus-siklus
penelitian yang dilakukan dalam proses belajar mengajar di kelas. Dalam
penelitian ini pembelajaran dilakukan dalam 2 siklus yaitu:
1. Hasil penelitian siklus I
Pelaksanaan siklus I dilaksanakan dikelas II Miftahul Ulum
Watestanjung Wringinanom Gresik dengan waktu 2 x 35 menit atau 2 jam
pelajaran. Siswa terdiri dari 10 perempuan 21 laki-laki pada hari senin
tanggal 1 April 2015. Siklus pertama terdiri empat tahap, yakni
perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi, seperti berikut :
a. Perencanaan
1) Menuyusun Rencana Pelaksanaan (RPP)
2) Menyiapkan instrumen (lembar pengamatan siswa, lembar
pengamatan guru)
3) Menyiapkan perangkat tindakan
b. Pelaksanaan tindakan
Pelaksanaan proses pembelajaran pada siklus I dilakukan sesuai
40
Sebagaimana hasil pengamatan sebagai berikut:
1) Guru memajang gambar benda —benda sumber energi di papan
tulis
2) Guru menjelaskan macam —macam sumber energi ( panas,cahaya,
listrik, bunyi, dan gerak dengan bantuan gambar)
3) Guru menunjukkan model benda —benda sumber energi
dilingkungan sekitar
4) Siswa dan guru tanya jawab tentang sumber energi yang ada
disekitar
5) Guru menjelaskan LKS yang akan dikerjakan
6) Siswa mengerjakan LKS secara kelompok
7) Beberapa siswa mempresentasikan hasil kerjanya siswa yang lain
menanggapi
8) Guru memberi penguatan dan kesimpulan hasil kerja siswa.
Kegiatan diatas merupakan kegiatan inti dai Rencana pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) .Dalam kegiatan inti tersebut menerapkan
media benda-benda dilingkungan sekitar.
c. Observasi atau pengamatan
Proses pembelajaran yang dilaksanakan pada tanggal 1 April
2015 dengan menggunakan media pembelajaran benda yang
menghasilkan energi cahaya, panas, bunyi dan gerak, dengan jumlah
siswa 31 anak dimana guru selain sebagai pengajar juga sebagai
peneliti, melakukan tes formatif sebagai alat ukur tindakan
keberhasilan siswi dari tes formatif, dapat diperoleh data nilai sebagai
41
d. Hasil Belajar
Tabel 1
ANALISA EVALUASI BELAJAR
No Nama Nilai
Jml
Benar Nilai
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1
1
3 APK 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 4 40
4 BRA 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 6 60
5 DSA 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 6 60
6 DFA 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100
7 DNF 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 5 50
8 HSR 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 5 50
9 HMH 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 5 50
10 MBB 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 6 60
11 MFD 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 4 40
12 MMA 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 4 40
13 MHA 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 5 50
14 MZF 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 6 60
15 MA 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 7 70
42
17 MRA 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 8 80
18 MSR 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9 90
19 NM 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 3 30
20 NM 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 5 50
21 NAK 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 6 60
22 RFR 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 6 60
23 RHS 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 5 50
24 RH 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 5 50
25 RAIL 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 4 40
26 RA 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 5 50
27 RA 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 6 60
28 SBA 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 4 40
29 TM 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 5 50
30 WAF 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 6 60
31 YF 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 6 60
Jumlah Salah 14 16 11 11 14 11 11 16 15 18
Nilai Rata-rata
43
Tabel 2
PERSEBARAN NILAI EVALUASI BELAJAR
NO Rentang Nilai Banyak Siswa Keterangan
1 00-30 1 4.76% (Belum tuntas)
2 31-40 4 19.05% (Belum Tuntas)
3 41-50 6 23.81% (Belum Tuntas)
4 51-60 15 28.57% ( Belum Tuntas)
5 61-70 2 9.52% (Tuntas)
6 71-80 1 4.76% (Tuntas)
7 81-90 1 4.76% ( Tuntas)
8 91-100 1 4.76 (Tuntas)
Nilai rata-rata 31
e. Refleksi
Melihat nilai pada pembelajaran ilmu Pengetahuan Alam seperti
terlihat pada tabel 2, penulis berusaha untuk memperbaiki hasil belajar
siswa dengan mengadakan penelitian tindakan kelas. Proses perbaikan
pembelajaran siklus 1 yang dilaksanakan pada tanggal 1 April 2015
dengan menggunakan media benda yang menghasilkan energi yang
ada di lingkungan sekitar, dengan jumlah siswa 31 anak, dimana guru
44
tes formatif sebagai alat ukur tingkat keberhasilan siswa. Dari hasil tes
formatif, dapat kita bandingkan hasil tes pada waktu diadakan
perbaikan pembelajaran siklus 1 seperti tabel 3 dibawah ini :
Tabel 3
ANALISA EVALUASI BELAJAR
No Nama Nilai Jml
Benar Nilai
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 ACS 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 8 80
2 ARM 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 6 60
3 APK 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 6 60
4 BRA 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100
5 DSA 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 90
6 DFA 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100
7 DNF 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 8 80
8 HSR 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 8 80
9 HMH 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 8 80
10 MBB 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9 90
11 MFD 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 6 60
12 MMA 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 7 70
13 MHA 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 8 80
45
15 MA 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100
16 MAM 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100
17 MRA 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100
18 MSR 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100
19 NM 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9 90
20 NM 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 5 50
21 NAK 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 8 80
22 RFR 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100
23 RHS 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9 90
24 RH 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 8 80
25 RAIL 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 7 70
26 RA 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 8 80
27 RA 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 8 80
28 SBA 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 8 80
29 TM 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 9 90
30 WAF 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 90
31 YF 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 7 70
Jumlah Salah 3 3 2 6 10 8 5 7 5 4
Nilai Rata-rata
46
Tabel 4
PERSEBARAN TES FORMATIF SIKLUS I
NO Rentang Nilai Banyak Siswa Keterangan
1 00 - 30 0
2 31 - 40 0
3 41 - 50 1 4.76% ( Belum Tuntas)
4 51 - 60 8 14.29% ( Belum Tuntas)
5 61 - 70 1 4.76% (Tuntas)
6 71 - 80 8 23.81% (Tuntas)
7 81 - 90 3 14.29% ( Tuntas)
8 91 - 100 10 38.10% (Tuntas)
Nilai rata-rata 31 87.00 - 80.95%
Dari data di atas bahwa ketuntasan belajar pada perbaikan
pembelajaran siklus I baru mencapai 80,95% (21 siswa) dengan nilai
rata-rata kelas 87,00.
2. Hasil Penelitian siklus II
Pelaksanaan siklus II dilaksanakan pada hari senin tanggal 8 April
47
a. Perencanaan
Perencanaan pada siklus II masih mengacu pada siklus I, hanya saja
ada sedikit perubahan yakni pada materi dan jenis soal yang
digunakan pada siklus II berikut ini adalah perencanaan pada siklus II:
1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Perencanaan (RPP)
2) Menyiapkan instrumen (Lembar pengamatan siswa, Lembar
pengamatan guru)
3) Menyiapkan lembar kerja siswa (LKS)
4) Menyiapkan Perangkat pembelajaran
b. Pelaksanaan Tindakan
1) Guru memajang gambar benda —benda sumber energi dipapan
tulis
2) Guru menjelaskan macam-macam sumber energi (panas, cahaya,
listrik, bunyi dan gerak dengan bantuan gambar .
3) Guru menunjukkan model benda-benda sumber energi
dilingkungan sekitar
4) Siswa dan guru tanya jawab tentang sumber energi yang ada
disekitar
5) Guru menjelaskan LKS yang akan dikerjakan (Kelompok).
48
7) Beberapa siswa mempresentasikan hasil kerjanya siswa yang lain
menanggapi
8) Guru memberikan penguatan dan kesimpulan hasil kerja siswa.
Pada siklus II ini guru lebih aktif dalam membimbing siswa dan
memberikan motivasi kepada siswa agar aktif bertanya. Hal ini
dilakukan sebagai perbaikan dan siklus sebelumnya sehingga siswa
diharapkan lebih antusias dalam kegiatan pembelajaran
c. Observasi atau pengamatan
Proses perbaikan pembelajaran siklus II yang dilaksanakan pada
tanggal 8 April 2015, dimana guru selain sebagai pengajar juga masih
bertindak sebagai peneliti, proses pengajar yang mengacu pada
rencana perbaikan pembelajaran siklus II, selain menggunakan proses,
juga masih menggunakan tes formatif sebagai alat ukur tingkat
keberhasilan siswi. Namun ada beberapa tambahan, khususnya media
pembelajaran lebih menuju pada hal yang kongkret dan spesifik yang
sesuai dengan materi pembelajaran.
Tambahan media pembelajaran dimaksud adalah benda-benda
disekitar yang menghasilkan energi dapat diamati siswa secara
49
Dari hasil tes formatif II diperoleh data sebagai berikut :
Tabel 5
ANALISA EVALUASI BELAJAR SIKLUS II
50
18 MSR 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100
19 NM 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100
20 NM 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 6 60
21 NAK 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100
22 RFR 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100
23 RHS 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100
24 RH 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 9 90
25 RAIL 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9 90
26 RA 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 8 80
27 RA 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100
28 SBA 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100
29 TM 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100
30 WAF 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100
31 YF 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100
Jumlah Salah 0 0 0 0 2 4 3 2 0 3
Nilai Rata-rata
51
Tabel 6
PERSEBARAN TES FORMATIF SIKLUS I
NO Rentang Nilai Banyak Siswa Keterangan
1 00 - 30 0
2 31 - 40 0
3 41 - 50 0
4 51 - 60 1 4.76% ( Belum Tuntas)
5 61 - 70 1 4.76% (Tuntas)
6 71 - 80 1 4.76% (Tuntas)
7 81 - 90 1 4.76% ( Tuntas)
8 91 - 100 27 95.24% (Tuntas)
Nilai rata-rata 31 95.24-95.24%
Dari data di atas bahwa ketuntasan bahwa ketuntasan belajar
siswa pada perbaikan pembelajaran siklus II sudah mencapai 95.24%
sebanyak 27 siswa, dengan nilai rata-rata 95,24 sedangkan yang belum
tuntas 4,76%, 1 siswa
Dengan demikian bahwa pada perbaikan pembelajaran siklus II
ada kenaikan nilai rata-rata kelas yang cukup. Hal ini dapat kita lihat
52
pembelajaran siklus I, dan perbaikan pembelajaran siklus II, seperti
terlihat pada tabel dibawah ini.
d. Hasil Belajar
Tabel 7
REKAPITULASI NILAI EVALUASI HASIL BELAJAR
SEBELUM DAN SESUDAH PTK
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Tema : Alam Semesta
Standart Kompetensi : Mengenal berbagai sumber energi yang ada
disekitar lingkungan kita dan kegunaanya.
Kelas/Semester : II/II
Tgl Pelaksanaan : 8 April 2015
No Nama Nilai Keterangan
54
29 TM 50 90 100
30 WAF 60 90 100
31 YF 60 70 100
Nilai Rata-rata Kelas 57,62 87,00 95,24
Keterangan :
TF-1 : Tes Formatif 1 ( sebelum diadakan PTK)
TF-2 : Tes Formatif 2 (Perbaikan pembelajaran siklus 1)
TF-3 : Tes Formatif 3 (Perbaikan pembelajaran siklus 2)
B. Diskripsi Temuan Dan Refleksi
1. Deskripsi Temuan
Pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus I dengan menyuruh
anak secara maju bergiliran, ternyata mampu melibatkan siswa secara
aktif dalam proses pembelajaran, Namun hal ini kurang efektif.
Dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus II, penulis
mengubah cara pembelajaran dengan mengamati benda - benda disekitar
yang dapat menghasilkan energy, ternyata lebih dapat meningkatkan
keterlibatan siswa dalam pembelajaran.
Keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran menunjukkan bahwa
55
belajar siswi nilai rata-rata kelas meningkat menjadi 90,88 sedangkan
anak yang belum mencapai nilai standar kualitas minimal tinggal 1 (satu)
siswa, dengan prosentase keberhasilan ketuntasan belajar mencapai
95,24% (24 siswa).
Semula penugasan materi pembelajaran hanya mencapai 80,95
namun pada perbaikan pembelaran siklus II mencapai 95,24% Dengan
peningkatan penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran yang cukup
signifikan, akan menjadi acuan bagi penulis untuk tidak perlu menyusun
rencana dan pelaksansan perbaikan pembelajaran pada siklus berikutnya.
2. Refleksi
Pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus I salah satu metode
yang digunakan penulis adalah pemberian tugas. Dengan memberi tugas
kepada siswa untuk maju ke depan secara bergiliran dan menyebutkan
benda disekitar yang menghasilkan energy ternyata kurang efektif.
Walaupun sebenarnya siswa sudah terlibat aktif dalam pembelajaran,
namun masih ada beberapa siswa yang kurang memahami materi
pembelajaran. Ini terbukti masih banyak siswa ketika disuruh maju
kedepan merasa kesulitan atau bahkan tidak dapat menyebutkan benda
yang menghasilkan energy yang ada di lingkungan sekitar.
Melalui diskusi dengan teman sejawat dan kepala sekolah selaku
56
pembelajaran berlangsung diperoleh masukan bahwa penulis masih
banyak kesalahan dalam proses pembelajaran antara lain;
a. Media yang digunakan guru kurang menarik minat siswa untuk
menguasai dan memahami materi pembelajaran.
b. Dengan cara guru menyuruh siswi maju kedepan secara bergiliran
untuk menyebutkan benda yang menghasilkan energy di sekitar
lingkungan, menimbulkan perasaan takut dan siswa merasa
terbebani untuk dapat menyebutkan benda yang menghasilkan
energy disekitar lingkungan.
c. Anak yang memiliki pengetahuan kurang, dengan metode
pembelajaran seperti itu akan menjadi patah semangat dan tidak
semangat dan bergairah untuk mengikuti pelajaran.
d. Guru kurang memperhatikan perasaan siswa, sehingga anak yang
bodoh merasa tertekan dengan kegiatan pembelajaran yang sedang
berlangsung.
Dengan memperhatikan temuan-temuan diatas penulis yang dibantu
oleh teman sejawat dan kepala sekolah sepakat untuk memperbaiki model
pembelajaran dengan menggunakan media yang dapat merangsang
motivasi siswa dalam memahami dan menguasai materi pelajaran.
Sehingga tujuan perbaikan pembelajaran adalah meningkatkan
keterlibatan siswa dalam mencapai keberhasilan.
Beberapa alternative yang digunakan dalam perbaikan pembelajaran