i
LAPORAN PENELITIAN
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA JERMAN
FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
TAHUN ANGGARAN 2012
KONSTRUKSI INFINITIF BAHASA JERMAN DAN
PADANANNYA DALAM BAHASA INDONESIA
Prof. Dr. Pratomo Widodo, M.Pd. Dr. Sufriati Tanjung, M.Pd.
Drs. Sulis Triyono, M.Pd. Dra. Sri Megawati, MA. Dra. Wening Sahayu, M.Pd.
Dita Amelia Ira Lukiyanti
PERSONALIA PENELITI
Ketua: Prof. Dr. Pratomo Widodo, M.Pd.
Anggota
Dosen: 1. Dr. Sufriati Tanjung, M.Pd. 2. Drs. Sulis Triyono, M.Pd.
3. Dra. Sri Megawati, MA.
4. Dra. Wening Sahayu, M.Pd.
Mahasiswa:
1. Dita Amelia
KONSTRUKSI INFINITIF BAHASA JERMAN DAN PADANANNYA DALAM BAHASA INDONESIA
Oleh: Pratomo Widodo, dkk.1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kalimat bahasa Jerman (selanjutnya disingkat bJ) fungsi predikat selalu
dijalankan oleh verba, baik dalam tataran kata maupun frasa. Predikat yang berupa
kata, yang juga disebut sebagai verba sederhana (Einfaches Verb), memiliki dua
makna sekaligus, yaitu makna gramatikal dan makna leksikal. Makna gramatikal
verba, dalam hal ini terkait dengan makna verba yang meliputi persona, kala, modus,
dan numerus, ditandai secara morfologis oleh konjugasi verba sebagai verba finit.
Sementara itu, makna leksikal verba tercermin dari makna yang dikandung oleh
(kata) verba itu sebagai predikat klausa. Dalam pada itu, predikat yang berupa frasa
terdiri dari dua bagian yaitu verba finit (yang dikonjugasikan) dengan makna
gramatikal sebagai verba bantu; dan verba infinit yang berperan sebagai verba utama
dengan makna leksikal sebagai inti predikat. Dalam bJ frasa verbal disebut juga
sebagai verba kompleks (Verbalkomplex). Terdapat dua jenis verba infinit dalam
konstruksi verba kompleks bJ, yaitu verba bentuk partisipel dan verba bentuk
infinitif.
Bentuk infinitif adalah bentuk dasar yang tidak dikonjugasikan. Bentuk infinitif
dalam verba kompleks bJ penggunaanya dibedakan menjadi dua, yaitu infinitif dan
infinitif dengan zu (zu infinitif, seperti terlihat pada contoh kalimat (1) dan (2)
(l) Ilona will ihre Mutter besuchen.
Ilona akan ibunya mengunjungi
(la) 'Ilona akan mengunjungi ibunya.'
(2) Ilona glaubt, ihre Mutter zu besuchen.
Ilona berpikir ibunya untuk mengunjungi.
(2a) 'Ilona berpikir, untuk mengunjungi ibunya.'
Pada contoh (l) di atas tampak penggunaan bentuk infinitif yang berpasangan
dengan verba modal will (wollen) 'akan', sementara pada contoh (2) bentuk zu Infinitiv
digunakan bersama-sama dengan verba finit glaubt (glauben) 'berpikir'. Apabila
dibandingkan dengan tuturan yang sama dalam bahasa Indonesia (selanjutnya disingkat
bI), seperti pada kalimat (la) dan (2a), maka dapat dikemukakan hal-hal sebagai berikut.
Kalimat bJ (contoh 1) dan padanannya dalam bI (contoh la) merupakan kalimat
tunggal yang terdiri dari satu klausa, namun kalimat bJ (contoh 2) dan padanannanya
dalam bl (contoh 2a) sebenarnya merupakan kalimat majemuk yang terdiri dari dua
klausa. pada contoh (2) kalimat memiliki dua predikasi, ya Ilona glaubt ‘Ilona berpikir’,
dan ihre Mutter zu besuchen 'mengunjungi ibunya'. Hal ini sama dengan kalimat bI
(contoh 2a) yang juga memiliki dua predikasi yaitu berpikir dan (untuk) mengunjungi.
Namun demikian karena pada kalimat bJ (contoh 2) dan kalimat bI (contoh 2a)
masing-masing hanya memiliki satu fungsi subjek maka kedua kalimat tersebut dapat
digolongkan pada quasi kalimat majemuk. Perbedaan bentuk pada konstruksi infinitif bJ
temya juga diikuti perbedaan semantik. Fenomena yang sama juga terlihat pada padanan
perlu dipecahkan terkait dengan konstruksi infinitif dalam bJ dan padanannya dalam bI.
Selain itu, berdasarkan kajian yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa frekuensi
pemakaian bentuk infinitif dalam bJ tergolong tinggi (produktif dan di samping itu,
terdapat banyak ragam bentuk dan makna dalam konstruksi infinitif bJ (widodo,2006).
Oleh sebab itu, dipandang perlu untuk meneliti konstruksi infinitif bJ dan padanannya
dalam bI. Dengan diadakannya penelitian ini diharapkan dapat dijelaskan seluk-beluk
permasalahan konstruksi infinitif bJ dan padanannya dalam bI. Pada gilirannya hasil
penelitian tersebut dapat digunakan untuk membantu pengajaran bJ bagi penutur bl dan
pengajaran bl bagi penutur bJ, khususnya dalammenjelaskan konstruksi infinitif bJ dan
padanannya dalam bI'.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan Latar Belakang Masalah di atas dapat disampaikan Rumusan Masalah
sebagai berikut.
l. Bagaimanakah bentuk dan makna konstruksi infinitif bJ?
2. Bagaimanakan bentuk dan makna padanan konstruksi infinitif bJ dalam bI?
3. Bagaimanakah persamaan dan perbedaan bentuk dan makna antarakonstruksi
infinitif bJ serta padanannya dalarn bl?
C. Tujuan Penelitian
l. Mendeskripsikan bentuk dan makna konstruksi infinitif bJ.
2. Mendeskripsikan bentuk dan makna padanan konstruksi infinitif bJ dalam bI'
infinitif bJ serta padanannya dalam bI.
D. Manfaat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat' baik secara
teoretis maupun Praktis.
1. Manfaat Teoretis
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi khasanah ilmu
bahasa, terutama yang terkait dengan kajian linguistik kontrastif antara bJ dan bI.
b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan bagi penelitian lanjutan
yang sejenis.
2. Manfaat Praktis
a. Penutur bl yang belajar bJ dan penutur bJ yang belajar bl dapat menggunakan
temuan dari penelitian ini sebagai bahan masukan untuk lebih memahami
konstruksi infinitif bJ dan padanannya dalam bl'
b. Guru bJ untuk penutur bl maupun guru bI untuk penutur bJ dapat memanfaatkan
penelitian ini dalam merancang kegiatan belajar mengajarnya terutama untuk
menerangkan konstruksi infinitif bJ serta padanannya dalam bI.
c. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dalam penyusunan
buku ajar bJ bagi pembelajar Indonesia dan buku ajar bI bagi pembelajar Jerman.
d. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pada bidang
penerjemahan dari bJ ke dalam bl dan sebaliknya, agar hasil terjemahan sejauh