Pembelajaran Aktif,
Kreatif, Efektif, dan
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan pada pasal 19, ayat 1 mengamanatkan bahwa: Proses
pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif,
inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Kemudian dalam pasal
28, ayat 1 mengamanatkan bahwa: Yang dimaksud dengan pendidik
sebagai agen pembelajaran (learning agent) pada ketentuan ini adalah
peran pendidik sebagai fasilitator, motivator, pemacu, dan pemberi
Muslim (2001) mengemukakan pengertian PAKEM dari dua
dimensi yaitu dimensi guru dan dimensi siswa.
1. Dari dimensi guru:
dalam proses belajar mengajar guru aktif dalam memantau
kegiatan belajar siswa, memberi umpan balik, mengajukan
pertanyaan yang menantang, mempertanyakan gagasan siswa,
guru harus kreatif dalam mengembangkan kegiatan yang
beragam, membuat alat bantu atau media pembelajaran,
pembelajaran efektif jika guru dapat mencapai tujuan
pembelajaran,
2
. Dari dimensi siswa:
siswa harus aktif dalam bertanya, mengemukakan
gagasan, mempertanyakan gagasan orang lain dan
gagasannya,
siswa kreatif dalam menulis /merangkum, merancang atau
membuat sesuatu dan menemuakan seseatu yang baru bagi
diri siswa,
keefektifan siswa bisa dilihat dari penguasaan ketrampilan
yang dibutuhkan oleh siswa,
Oleh karena itu hal-hal yang harus diperhatikan dalam
Pelaksanaan Pembelajaran PAKEM menurut Dasim
Budimansyah, dkk (2009:74-76) yaitu :
1. Memahami sifat yang dimiliki anak.
2. Mengenal anak secara perorangan.
3. Memanfaatkan perilaku anak dalam pengorganisasian
belajar.
4. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis,
kreatif
, dan
kemampuan memecahkan masalah.
5. Mengembangkan ruang kelas sebagai lingkungan belajar
yang menarik.
6. Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar.
7. Memberikan umpan balik yang baik untuk meningkatkan
kegiatan belajar.
Pembelajaran PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan) adalah sebuah model pembelajaran yang memungkinkan peserta didik mengerjakan kegiatan yang beragam untuk mengembangkan keterampilan, sikap, dan pemahaman berbagai sumber dan alat bantu belajar termasuk pemanfaatan lingkungan supaya pembelajaran lebih menarik, menyenangkan, dan efektif. Menurut Suparlan (2008: 70-71),
karakterisitk PAKEM, meliputi:
Aktif: pembelajaran ini memungkinkan peserta didik berinteraksi secara aktif dengan lingkungan, memanipulasi obyek-obyek yang ada di dalamnya, dalam hal ini guru terlibat secara aktif, baik dalam merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi proses pembelajaran.
Kreatif: Pembelajaran membangun kreativitas peserta didik dalam berinteraksi dengan lingkungan, bahan ajar dan sesama peserta didik, utamanya dalam menghadapi
tantangan atau tugas-tugas yang harus diselesaikan dalam pembelajaran. Guru dituntut untuk kreatif, yaitu merancang dan melaksanakan PAKEM.
Efektif: Efektifitas pembelajaran akan mendongkrak kualitas hasil bekajar peseta didik. Menyenangkan: Pembelajaran diharapkan dapat menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan, dengan didukung lingkungan aman, bahan ajar relevan, menjamin bahwa belajar secara emosional adalah positif, yang pada umunya hal itu terjadi ketika dilakukan bersama dengan orang lain sebagai dorongan dan selingan humor serta
Seperti yang dikemukakan oleh Budimansyah, dkk (2009:73) Selain ciri
fisik yang ada dalam PAKEM, ada lima karakteristik utama yang
dikemukakan oleh Utami (2010:37) dalam PAKEM, yaitu :
Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan
pemahaman dan kemampuan mereka dengan penekanan belajar melalui
berbuat.
Guru menggunakan berbagai alat bantu dan cara membangkitkan
semangat, termasuk menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar
untuk menjadikan pembelajaran menarik, menyenangkan, dan cocok
bagi siswa.
Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan belajar
yang lebih menarik dan menyediakan pojok baca.
Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif,
termasuk cara belajar kelompok.
Guru mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri dalam
Sementara itu ciri-ciri yang paling menonjol dalam PAKEM menurut
Suparlan dalam Utami (2010 : 38 ) adalah sebagai berikut :
Adanya sumber belajar yang beraneka ragam.
Sumber belajar yang beragam tersebut kemudian didisain skenario
pembelajarannya dengan berbagai kegiatan.
Hasil kegiatan pembelajaran berupa karyakarya individu atau
kelompok siswa dipajang di kelas.
Aktivitas pembelajaran bervariasi secara aktif.
Dalam mengerjakan berbagai tugas, para siswa baik secara
individual maupun kelompok, mencoba mengembangkan
kreativitas mereka semaksimal mungkin.
Prinsip-prinsip PAKEM
Ciri-ciri atau karakteristik PAKEM adalah pembelajarannya
mengaktifkan peserta didik, mendorong kreativitas peserta didik
dan guru, pembelajarannya efektif, pembelajarannya
menyenangkan utamanya bagi peserta didik.
Dan prinsip PAKEM antara lain:
mengalami: peserta didik terlibat secara aktif baik fisik, mental
maupun emosional
komunikasi: kegiatan pembelajaran memungkinkan terjadinya
komunikasi antara guru dan peserta diidik
interaksi: kegiatan pembelajarannyaa memungkinkan terjadinya
interaksi multi arah
Menurut (Hadi Mustofa, 1998) lima metode kunci untuk
merancang seting kelas yang konstruktif , yaitu:
•
melindungi pemelajar dari kerusakan praktik instruksional
dengan mengembangkan otonomi dan kontrol pemelajar,
mendorong pengaturan diri dan membuat instruksi secara
pribadi yang relevan dengan pemelajar.
•
menciptakan konteks belajar yang mendorong
pengembangan otonomi pribadi.
•
mengkondisikan pemelajar dengan alasan-alasan belajar
dalam aktivitas belajar.
•
mendorong pengaturan diri dengan pengembangan
keterampilan dan tingkah laku yang memungkinkan
Indikator PAKEM
Dalam penerapan PAKEM oleh pendidik
atau guru bias dilihat dan dicermati
berbagai indikasi yang muncul pada
saat proses belajar mengajar
dilaksanakan. Di samping itu,
pendidik juga perlu memperhatikan
berbagai prinsip ketika
menerapkannya. Kriteria ada atau
tidaknya pembelajaran yang aktif,
kreatif, efektif dan menyenangkan di
antaranya dapat dilihat pada
INDIKATOR PROSES PENJELASAN
1. Pekerjaan Peserta Didik (Diungkapkan dengan bahasa/ kata-kata peserta didik sendiri). PAKEM sangat mengutamakan agar peserta didik mampu berfikir, berkata-kata, dan mengungkap sendiri.
2. Kegiatan Peserta Didik (peserta didik banyak diberi kesempatan untuk mengalami atau melakukan sendiri).
Bila peserta didik mengalami atau mengerjakan sendiri, mereka belajar meneliti tentang apa saja.
3. Ruang Kelas (Penuh pajangan hasil karya peserta didik dan alat peraga sederhana buatan guru dan peserta didik).
Banyak yang dapat dipajang di kelas dan dari pajangan hasil itu peserta didik saling belajar. Alat peraga yang sering digunakan diletakkan strategis.
4. Penataan Meja Kursi (Meja kursi tempat belajar peserta didik dapat diatur secara fleksibel). Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan berbagai cara/metode/tehnik, misalnya melalui verja kelompok,
diskusi, atau aktivitas peserta didik secara individual.
5. Suasana Bebas (Peserta didik memiliki dukungan suasana bebas untukmenyampaikan atau mengungkapkan pendapat).
Peserta didik dilatih untuk mengungkapkan pendapat secara bebas, baik dalam diskusi, tulisan, maupun kegiatan lain.
6. Umpan Balik Guru (Guru memberi tugas yang bervariasi dan secara langsung memberi umpan balik agar peserta didik secara memperbaiki kesalahan). Guru memberikan tugas yang
mendorong peserta didik bereksplorasi; dan guru memberikan bimbingan individual atau pun kelompok dalam hal penyelesaian masalah.
7. Sudut Baca (Sudut kelas sangat baik bila diciptakan sebagai sudut baca untuk peserta didik) Sudut baca diruang kelas akan mendorong peserta didik gemar membaca. (Peserta didik didekatkan dengan buku-buku, jurnal, koran, dll)
8. Lingkungan Sekitar (Lingkungan sekitar sekolah dijadikan media pembelajaran).
INDIKATOR PROSES PENJELASAN Pekerjaan Peserta Didik (Diungkapkan
dengan bahasa/ kata-kata peserta didik sendiri)
PAKEM sangat mengutamakan agar peserta didik mampu berfikir, berkata-kata, dan mengungkap sendiri.
Kegiatan Peserta Didik (peserta didik
banyak diberi kesempatan untuk mengalami atau melakukan sendiri).
Bila peserta didik mengalami atau mengerjakan sendiri, mereka belajar meneliti tentang apa saja.
Ruang Kelas (Penuh pajangan hasil karya peserta didik dan alat peraga sederhana buatan guru dan peserta didik).
Banyak yang dapat dipajang di kelas dan dari pajangan hasil itu peserta didik saling belajar. Alat peraga yang sering digunakan diletakkan strategis.
Penataan Meja Kursi (Meja kursi tempat belajar peserta didik dapat diatur secara fleksibel).
Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan berbagai cara/metode/tehnik,
misalnya melalui verja kelompok, diskusi, atau aktivitas peserta didik secara
individual. Suasana Bebas (Peserta didik memiliki
dukungan suasana bebas
untukmenyampaikan atau mengungkapkan pendapat).
INDIKATOR PROSES
PENJELASAN
Suasana Bebas (Peserta didik memiliki
dukungan suasana bebas untukmenyampaikan atau mengungkapkan pendapat).
Suasana Bebas (Peserta didik memiliki
dukungan suasana bebas untukmenyampaikan atau mengungkapkan pendapat).
Suasana Bebas (Peserta didik memiliki
dukungan suasana bebas untukmenyampaikan atau mengungkapkan pendapat).
Suasana Bebas (Peserta didik memiliki
dukungan suasana bebas untukmenyampaikan atau mengungkapkan pendapat).
Lingkungan Sekitar (Lingkungan sekitar sekolah dijadikan media pembelajaran).
Stern (1983: 21) berpendapat bahwa
“Language teaching is defined as activities
intended to bring about language learning, a
theoryof language, teaching always implies
concepts of language learning”.
Makna dari
kutipan tersebut adalah pembelajaran
bahasa turutmengikutsertakan konsep
pengajaran bahasa dan teori kebahasaan
untukdapat melakukan aktivitas-aktivitas
yang bertujuan untuk mempelajaribahasa
tersebut. Hal ini berarti bahwa belajar
Sembel (2003: 14) mengemukakan bahwa
pembelajaran bahasa dapat berjalan dengan baik
perlu dilakukan dengan urutan yang benar,urutan
tersebut adalah: Dimulai dengan mendengarkan
bagaimana bahasatersebut diucapkan. Setelah
peserta didik bisa memahami input lisan,peserta
didik perlu mencobanya sendiri untuk
mengucapkannya.Selanjutnya, peserta didik
boleh membaca atau melihat bagaimana input
tersebut dituliskan. Terakhir peserta didik bisa
mulai mempraktikkanbagaimana menuliskan
input tersebut, selain empat keterampilan
tersebut,terdapat aspek pendukung untuk
menguasai empat keterampilan tersebutyaitu
Erdmenger (2000: 17) berpendapat bahwa
dalam proses pembelajaran guru bahasa
harus memperhatikan beberapa hal yang dapat
mempengaruhi keberhasilan peserta didik
dalam mempelajari suatu bahasa, yaitu:
(1) bagaimana guru dapat membuat peserta
didik tetap tertarik mempelajari bahasa yang
dipelajari,
(2) bagaimana guru membuat materi kebahasaan
yang dipelajari lebih mudah diingat dan
(3) bagaimana guru menganjurkan peserta
didik untuk menggunakan bahasa yang
Istilah
Everyone Is a Teacher
Here
berasal dari
bahasa Inggrisyang berarti setiap orang adalah
guru (Fachrurrozi dan Mahyuddin, 2010:206).
Jadi metode Everyone Is a Teacher Here adalah
suatu metode yangmemberi kesempatan
kepada setiap peserta didik untuk bertindak
sebagai“pengajar” terhadap peserta didik yang
lain. Dalam proses belajar mengajar informasi
atau pengetahuan tidak harus berasal dari
Menurut Silberman (2009: 171) metode ini
merupakan cara tepat untuk mendapatkan
partisipasi kelas yang besar dan tanggung jawab
individu. Metode ini memberikan kesempatan
kepada setiap peserta didik untuk bertindak
sebagai seorang “pengajar” terhadap peserta didik
yang lain.
Metode Everyone Is a Teacher Here
merupakan implementasi dari strategi
pembelajaran kontrukstivistikyang menempatkan
peserta didik sebagai subyek dalam pembelajaran.
Metode ini dapat dilakukan bersamaan dengan
metode ceramah. Metode ceramah sebagai dasar
agar peserta didik mendapatkan pengetahuan
Dengan demikian peserta didik akan menjadi aktif dalam proses
belajar mengajar dan mampumerekonstruksi pengetahuan
yang dimilikinya, sedangkan guru hanya bertindak sebagai
fasilitator (Zaini, 2008: 60). Hal ini sesuai dengan pendapat
Silberman (2006: 2) yang menyatakan bahwa:
When I only
hear, I forgetWhen I hear and see, I remember a little When I
hear, see, and ask question and discuss with someone else, I
begin to understand.When I hear, see, question, discuss, and
do, I aquire knowledge and skill When I teach someone, I
Pelaksanaan Metode Everyone Is a Teacher Here Menurut Ismail (2008: 74) langkah-langkah metode Everyone Is a Teacher Here adalah sebagai berikut.
1) Bagikan kertas kepada setiap peserta didik dan mintalah mereka untuk menuliskan sebuah pertanyaan tentang materi pokok yang telah atau sedang dipelajari, atau topik khusus yang ingin mereka diskusikan dalam kelas.
2) Kumpulkan kertas-kertas tersebut, dikocok, dan dibagikan
kembalisecara acak kepada masing-masing peserta didik dan diusahakanpertanyaan tidak kembali kepada yang bersangkutan. 3) Mintalah mereka membaca dan memahami pertanyaan di kertas
masing-masing, sambil memikirkan jawabannya.
4) Undang sukarelawan (volunter) untuk membacakan pertanyaan yang ada di tangannya (untuk menciptakan budaya bertanya,
upayakan memotivasi peserta didik untuk angkat tangan bagi yang siap membaca, tanpa langsung menunjuknya)
5) Mintalah dia memberikan respons (jawaban/penjelasan) atas pertanyaan atau permasalahan tersebut, kemudian mintalah kepada teman sekelasnya untuk memberi pendapat atau melengkapi jawabannya.
6) Berikan apresiasi (pujian/tidak menyepelekan) terhadap setiap
jawaban/tanggapan peserta didik agar termotivasi dan tidak takut salah.
7) Kembangkan diskusi secara lebih lanjut dengan cara peserta didik bergantian membacakan pertanyaan di tangan masing-masing sesuai waktu yang tersedia.
Kelebihan dan Kekurangan Metode
Everyone Is a Teacher Here
Djamarah dan Zaini (1997: 107) menyatakan bahwa metode Everyone Is a Teacher Here memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan.
Kelebihan:
1) Pertanyaan dapat menarik dan memusatkan perhatian peserta didik,sekalipun ketika itu peserta didik sedang ribut, yang mengantuk kembali segar dan hilang kantuknya.
2) Merangsang peserta didik untuk melatih dan mengembangkan dayapikir, termasuk daya ingatan. 3) Mengembangkan keberanian dan keterampilan peserta didik dalam menjawab dan mengemukakan
pendapat.
Kekurangan:
1) Memerlukan banyak waktu.
2) Peserta didik merasa takut apabila guru kurang dapat mendorong peserta didik untuk berani, dengan menciptakan suasana yang tidak tegang.