Antioxidant Activity of Ant Plant (Myrmecodia tuberose) Determined from
Three Fractions of Phenolic Acid
Sri Hartini1, Hartati Soetjipto2
1) Jurusan Kimia FSM UKSW. PR Salatiga Permai VI/142 Salatiga 50715 dec1arantius@yahoo.com
2) Jurusan Kimia FSM UKSW. P Diponegoro 52 -60 Salatiga 50711
ABSTRACT
Ant plant (Myrmecodia tuberose) is a plant from Hydnophytinae (Rubiaceae) that associated with ant. The plant has active materials contain such as antioxidant, polyphenols, and glycosides respectively. Phenolic compounds were extracted from ant plant (Myrmecodia tuberose ) with 80% (v/v) methanol had showed antioxidant activity. The objective of this research was to determining the antioxidant activity of phenolic acids as free compounds that liberated from esters and glycosides bond. The antioxidant activity was measured by the FRAP (ferric reducing antioxidant power) method showed that the phenolic acid ester bond was most dominant. The antioxidant activities of free phenolic acid was 445,62 mg GAE/100g, meanwhile the ester bond phenolic was 63624,99 mg GAE/100g and glycoside was 98,74 mg/100g.
PENDAHULUAN
Sarang semut (Myrmecodia tuberosa)
merupakan tumbuhan dari Hydnophytinae
(Rubiaceae) yang berasosiasi dengan semut
(gambar 1). Tumbuhan ini bersifat epifit,
artinya menempel pada tumbuhan lain, tidak
hidup secara parasit pada inangnya tetapi
hanya memanfaatkannya untuk menempel.
Sebenarnya ada 5 genus sarang semut dari
famili Rubiaceae, namun hanya genus
Hydnophytum dan Myrmecodia yang paling
dekat berasosiasi dengan semut. Genus sarang
semut tersebut dibagi menjadi beberapa
spesies berdasarkan struktur umbinya.
Hydnophytum terdiri dari 45 spesies dan
Myrmecodia 26 spesies. Semua spesies dari
tumbuhan ini memiliki batang
menggelembung yang berongga-rongga
menyerupai buah yang umumnya dihuni oleh
semut (Subroto, 2009).
Klasifikasi
Gambar 1. Sarang semut
Sarang Semut (Gambar 1) mempunyai kandungan zat-zat aktif seperti
antioksidan, polifenol, dan glikosida yang
terkandung dalamnya ( Anonim, 2008 ).
Khasiat dari polifenol adalah anti mikroba
dan menurunkan kadar gula darah. Asam
fenolik merupakan kelas dari antioksidan atau
senyawa yang menghilangkan radikal bebas,
yang dapat menyumbat pembuluh darah dan
mengakibatkan perubahan pada DNA yang
dapat menimbulkan kanker dan penyakit lain
(Subroto, 2009) Asam fenolik ditemukan
dalam bentuk senyawa bebas maupun
senyawa yang berikatan dengan ester dan
glikosida (Amarowicz, 2001)
Salah satu upaya untuk
mengoptimalkan pemanfaatan sarang semut
sebagai tanaman obat, dilakukan penelitian
dengan tujuan untuk menguji aktivitas
antioksidan sarang semut ditinjau dari fraksi
asam fenolik bebas, larut dalam ester dan
larut dalam glikosida.
Bahan : Bahan baku untuk penelitian ini adalah Sarang Semut kering
(Myrmecodia Tuberosa) yang
diperoleh dari Papua, Heksana,
Metanol, Dietil eter, HCl, NaOH,
FeCl3, K3Fe(CN)6, Asam gallat,
TCA, Buffer phospat.
Alat: Corong pisah, Sokhlet, Orbital shaker, Vacuum Rotary Evaporator,
Spektrofotometer UV-Vis shimadzu,
Centrifuge.
Metode
Sarang Semut kering yang telah
dihaluskan diekstraksi dengan pelarut
heksan selama 12 jam dengan
menggunakan sohxlet, dan kemudian
dikeringkan pada suhu ruangan.
Persiapan Ekstrak Kasar Fenolik.
Fenolik yang dapat larut diekstraksi sebanyak
6 kali dengan pelarut metanol 80 % (pada
rasio 1:1, w/v) pada suhu ruangan selama 1
jam dengan menggunakan orbital shaker pada
250 rpm. Fenolik yang terlarut dalam metanol
diuapkan pada suhu 70 oC dengan
menggunakan Vacuum Rotary Evaporator.
Fraksinasi Asam Fenolik.
Ekstrak kasar fenolik dilarutkan dalam 50
akuades, kemudian datur keasamannya
sampai pH = 2 dengan menggunakan HCl 6
N, dan diekstraksi sebanyak 5 kali dengan
dietil eter (rasio 1:1, vol/vol) pada suhu
rangan. Asam fenolik yang terekstrak oleh
eter (asam fenolik bebas) diuapkan dengan
menggunakan Vacuum Rotary Evaporator
sampai kering pada suhu 40 oC.
Sedangkan fase air dinetralkan sampai pH = 7
dengan NaOH 2 M dan kemudian diuapkan
dengan Vacuum Rotary Evaporator pada
suhu 40 oC. Residu ditambahkan 20 ml
NaOH 4 N yang telah dinitrogen selama 4
jam pada temperatur ruangan. Campuran
diasamkan dengan HCl 6 N sampai pH = 2
dan diekstraksi menggunakan dietil eter
seperti yang dijelaskan diatas. Asam fenolik
yang terekstrak oleh eter adalah asam fenolik
yang dibebaskan dari ikatan ester. Dari fraksi
tersebut, fase air kembali dinetralkan sampai
pH = 7 dengan NaOH 2 M dan kemudian
diuapkan dengan Vacuum Rotary Evaporator
pada suhu 40 oC. Residu dipanaskan
dengan 50 ml HCl 2M hingga 30 menit pada
temperatur 95 oC. Didinginkan hingga
temperatur ruangan dan diekstraksi
menggunakan dietil eter seperti yang
dijelaskan diatas. Asam fenolik yang
terekstrak oleh eter adalah asam fenolik yang
dibebaskan dari ikatan glikosida.
Uji Aktivitas Antioksidan. Ekstrak
dari tiga fraksi asam fenolik masing-masing
diambil 1 ml, ditambahkan 2,5 buffer fosfat
0,2 M (hingga pH = 6,6) dan ditambahkan 2,5
ml potasium ferisianida (1%). Larutan
campuran di inkubasi selama 20 menit pada
TCA (10%) dan disentrifugasi pada 1700 rpm
selama 10 menit dengan mengunakan
sentrifuse. Diambil 2,5 ml supernatan dan
ditambahakan 2,5 ml akuades dan 0,5 ml
FeCl3 (1%). Didiamkan selama 30 menit lalu
diukur absorbansinya pada panjang
gelombang 700 nm dengan menggunkan
spektrofotometer UV-VIS Shimadzu.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari hasil percobaan yang dilakukan
diperoleh data yang disajikan dalam Tabel 1
sebagai berikut:
Tabel 1. Kandungan fraksi asam fenolik,
absorbansi fraksi asam fenolik, dan
aktivitas antioksidan asam fenolik
Fraksi asam
dapat diketahui bahwa kandungan asam
fenolik, nilai absorbansi, dan aktivitas
antioksidan tertinggi terletak pada fraksi asam
fenolik ikatan ester yaitu secara
berturut-turut sebesar 4,4 mg/100 g ; 0,195 ; 64624,99
mg GEA/100 g.
Indikasi selama ini masyarakat
memperoleh manfaat antioksidan dari sarang
semut hanya pada fraksi asam fenolik bebas
saja. Fraksi ini dapat dibebaskan melalui
pemanasan (penyeduhan) seperti yang
dilakukan masyarakat pada umumnya.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan
diperoleh bahwa aktivitas antioksidan
tertinggi terletak pada fraksi asam fenolik
ikatan ester.
Asam fenolik yang terikat oleh ikatan
ester ini dapat dibebaskan dengan cara
memecah ikatan ester. Salah satu metode
alami yang dapat digunakan adalah dengan
cara fermentasi menggunakan
mikroorganisme. Hal ini disebabkan
mikroorganisme bersifat katabolik atau
memecah komponen-komponen yang lebih
kompleks menjadi lebih sederhana sehingga
mudah dicerna.
KESIMPULAN
Kandungan asam fenolik, nilai
absorbansi, dan aktifitas antioksidan
tertinggi pada sarang semut terletak
pada fraksi asam fenolik ikatan ester
mg/100 g ; 0,195 ; 64624,99 mg
GEA/100 g.
SARAN
Sebaiknya sarang semut dimanfaatkan
dalam bentuk fermentasinya, sehingga
diperoleh manfaat antioksidan secara optimal.
DAFTAR PUSTAKA
AMAROWICZ R.,WEIDNER S. (2001). Content of phenolic acidin rye caryopses determined using
DAD-HPLC method. Czech J. Food Sci., 19:201-205
Anonym. 2008. Informasi spesies
http://www.plantamor.com/index. php?plant=884
Elsiver.2009. Mosby's Medical Dictionary, 8th edition http://medical dictionary.thefreedictionary.com/Est er+bond
Kozlowska,H., D.A Rotkiewicz, R. Zandernowski, and F.W> Sosulski, Phenolic Acid in Rapeseed and Mustard, J. Am. Oil Chem. Soc. 60:1110-1123 (2001)
Subroto, M. Ahkam. 2009. Obat Al Ternatif: Sarang Semut Penakluk Penyakit Maut